The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nitarohyani5, 2021-11-08 19:57:34

coba

A. Jenis-Jenis Pekerjaan Konstruksi Gedung, Jalan, dan Jembatan























1. Jenis-Jenis Pekerjaan Konstruksi Gedung

Berdasarkan klasifikasinya, konstruksi gedung dibagi menjadi dua bagian, yaitu

struktur bawah yang meliputi pondasi dan struktur atas yang meliputi sloof/alur,

balok, tangga, pelat lantai, kolom, serta struktur yang ada di atas tanah yang lain.

a. Fondasi

Elemen struktur yang sangat penting tugasnya dalam menopang/menahan

bangunan di atasnya adalah pondasi. Kekuatan/kekokohan suatu struktur

bangunan sangatlah bergantung pada struktur dasarnya. Berdasarkan dari

perbandingan kedalaman terhadap lebarnya, pondasi bangunan dapat

dibedakan menjadi dua yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.

Ketentuannya dijelaskan sebagai berikut.

1) Disebut pondasi dangkal/pondasi langsung apabila memiliki kedalaman

dasar pondasi yang diukur dari muka air tanah kurang atau sama dengan

lebar pondasi (D≤B).

2) Disebut pondasi dalam apabila memiliki kedalaman dasar pondasi yang

diukur dari muka air tanah sebesar >5x dari lebar pondasi (D>5B).

b. Dinding


Elemen dalam suatu struktur yang tidak kalah penting selain pondasi
adalah dinding. Dinding berada di tengah struktur yang berguna dalam


memberikan bentuk serta melindungi isi bangunan dan penampilan (artistik)

dari bangunan.


c. Kerangka beton bertulang

Elemen pada struktur ini terdiri dari sloof, balok, dan kolom. Struktur

bangunan harus direncanakan dengan memastikan semua aspek

kekokohan/kekuatan, penampilan/estetika, biaya, serta daya tahan dapat

terpenuhi.

1) Sloof

Struktur dari bangunan yang terletak di atas pondasi adalah sloof,

yang mana posisinya membentang secara memanjang mengikuti panjang

pondasi (khususnya pondasi yang berjenis lajur). Beban yang diterima

pondasi akan diratakan dan didistribusikan oleh sloof. Selain itu, dalam

proses perataan dan pendistribusian beban tersebut, pergerakan tanah

akan menyenyebabkan dinding mengalami suatu pergeseran sehingga

untuk menghindari risiko dinding mengalami keruntuhan, maka sloof

akan mengunci dinding tersebut.

2) Kolom

Suatu bangunan agar tidak terjadi keruntuhan maka diperlukan

adanya struktur penyangga sebagai penopang/penumpunya, yang biasa

disebut dengan kolom. Selain sebagai elemen penumpu, kolom

juga berperan sebagai penerus beban yang berada di atasnya, yang

kemudian beban tersebut akan disalurkan ke pondasi dan akhirnya

diteruskan ke permukaan yang berada di bawahnya.

3) Balok/ring balk

Balok/ring balk adalah suatu struktur yang berada di atas pasangan

batu bata /dinding yang berfungsi sebagai tumpuan konstruksi bagian

atas/atap dan sebagai pengikat/perekat pasangan batu bata/dinding.

d. Rangka atap dan penutup atap


Atap merupakan bagian paling atas dari sebuah bangunan yang berfungsi
sebagai penutup ruangan dari pengaruh panas, hujan, debu, dan untuk


keperluan perlindungan lainnya.

1) Kuda-kuda

Kuda-kuda merupakan penyangga utama suatu konstruksi atap

bangunan.Material yang digunakan untuk membuat kuda-kuda, di

antaranya kayu, baja profil, baja ringan, dan beton bertulang.

2) Rangka atap

Kelengkapan dalam rangka atap selain kuda-kuda juga tersusun oleh

beberapa konstruksi pendukung lainnya sebagai berikut.

a) Balok tembok, merupakan batang (balok) yang dipasang di sepanjang

tembok atau di atas tumpuan beberapa tiang yang berfungsi guna

menahan usuk bagian bawah.

b) Gording, merupakan batang (balok) yang memanjang sejajar dengan

balok tembok. Gording ini berada di atas kaki kuda-kuda guna

menumpu usuk dan sambungannya.

c) Balok bumbungan (nok), merupakan balok yang diletakkan secara

memanjang di atas puncak kaki kuda-kuda dan sejajar dengan gording

(untuk atap pelana) dan untuk menahan pertemuan usuk bagian atas.

d) Papan bumbungan, merupakan papan yang diletakkan berdiri di

atas balok bumbungan guna menahan genteng bumbungan dan

adukannya.

e) Balok angin, merupakan balok yang dipasang menyilang di antara

tiang-tiang gantung yang umumnya diperkuat dengan baut mur atau

paku. Balok ini digunakan untuk menjaga kestabilan kuda-kuda.

f) Balok topang, merupakan balok yang dipasang miring dengan salah

satu ujung menompang balok bumbungan dan satunya memancang

pada tiang gantung. Balok ini digunakan untuk menahan pelenturan

balok bumbungan.

g) Usuk (kasau), merupakan kayu yang dipasang secara sejajar


menompang di atas balok bumbungan, gording, dan balok tembok.
h) Reng, merupakan kayu yang dipasang di atas usuk dengan jarak


pasang disesuaikan dengan ukuran/jenis penutup atap yang akan

digunakan.

3) Penutup atap

Penutup atap diperlukan sebagai pelindung dari pengaruh luar, seperti

hujan, panas, angin, debu, dan pengaruh (gangguan) lainnya.



e. Utilitas

Utilitas bangunan merupakan kelengkapan fasilitas yang digunakan guna

menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan,

kemudahan komunikasi, dan mobilitas bangunan. Perancangan sistem utilitas

bangunan yang umum digunakan, antara lain instalasi air bersih, air kotor

(plumbing dan sanitasi), pencahayaan, pengudaraan/penghawaan, telepon,

CCTV dan sistem sekuriti, penangkal petir, pemadam kebakaran, dan lain-lain.

2. Jenis-Jenis Pekerjaan Konstruksi Jalan

Pada prinsipnya pekerjaan konstruksi jalan tidak dapat lepas dari jenis

perkerasannya. Terdapat tiga jenis perkerasan jalan yang masing-masing


mempunyai kelebihan dan kekurangan. Konstruksi jalan berdasarkan
perkerasan jalan, secara umum dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu (1) jalan


dengan perkerasan kaku (rigid pavement), (2) jalan dengan perkerasan lentur
(flexible pavement), dan (3) jalan dengan perkerasan komposit (composite


pavement). Selain dalam kondisi lapangan, sering juga ditemukan perkerasan

jalan dengan sistem perkerasan interblock (paving block). Berikut gambar

potongan melintang perkerasan secara utuh untuk kedua jenis perkerasan lentur

dan kaku.





















Potongan melintang perkerasan lentur dan kaku

Sumber: Pinardi Koestalam & Sutoyo, 2010



a. Konstruksi jalan perkerasan lentur (aspal)

Jenis perkerasan ini terdiri dari susunan perkerasan mulai dari

tanah dasar (subgrade), lapis subfondasi agregat (sub-base), lapis

fondasi agregat dengan atau tanpa bahan pengikat/perkuatan (base),

dan lapis permukaan (surface course) pada umumnya merupakan

campuran agregat dan aspal.

Susunan lapisan perkerasan lentur

Sumber: Pinardi Koestalam & Sutoyo, 2010























Jalan perkerasan lentur (aspal)

Sumber: Luh De Suryani, 2017



b. Konstruksi jalan perkerasan kaku (beton)

Jenis perkerasan ini terdiri dari susunan perkerasan, mulai dari

tanah dasar (sub-grade), lapis subfondasi agregat (sub-base), dan lapis

permukaan (surface course) yang pada umumnya adalah campuran

beton (baik beton tanpa tulangan ataupun dengan tulangan).



















Susunan lapisan perkerasan kaku

Sumber: Pinardi Koestalam & Sutoyo, 2016

Jalan Perkerasan kaku (beton)

Sumber: Arafuru, 2017



c. Konstruksi jalan dengan perkerasan komposit (composite pavement)

Jenis perkerasan ini merupakan kombinasi antara perkerasan

kaku dengan perkerasan lentur, baik bentuk susunannya berupa

perkerasan lentur di atas perkerasan kaku ataupun perkerasan kaku

di atas perkerasan lentur.




















Jalan perkerasan komposit

Sumber: Anonim, 2013

d. Konstruksi jalan perkerasan interblock (paving block)

Interblock merupakan unit perkerasan segmental (segmental

paving unit).

Komponen terdiri dari unit utuh dengan bahan dasar batuan,

campuran agregat, dan semen atau bahan lainnya yang cukup keras.

Luas permukaan berkisar 0,10 m dengan bidang atas dan bawah
2
datar atau hampir datar. Unit ini disusun sedemikian rupa, sesuai

bentuknya menjadi satu kesatuan bidang permukaan.

Prinsip utama hubungan antara unit adalah terjadinya kondisi
interlocking (saling mengunci) dari unit-unit tersebut. Hubungan

interlocking inilah yang menjadi elemen kekuatan struktur interblock.


Beberapa parameter dalam menentukan kekuatan perkerasan
interblock (paving block), antara lain mutu paving block, bentuk, tebal,


dan pola pemasangan paving block.

















Jalan perkerasan paving block
Sumber: Anonim, 2018




3. Jenis-Jenis Pekerjaan Konstruksi Jembatan
Elemen struktur utama jembatan dapat dibagi menjadi dua bagian,


yaitu struktur atas (upper/super structure) dan struktur bawah (sub-
structure). Bangunan atas merupakan konstruksi yang berhubungan


langsung dengan beban-beban lalu lintas yang bekerja, sedangkan

bangunan bawah merupakan konstruksi yang menerima beban-beban

dari bangunan atas dan meneruskannya ke lapisan pendukung (tanah

keras) di bawahnya. Berikut ini merupakan elemen struktur utama

jembatan







a. Bangunan atas jembatan (upper/super structure)
Bangunan atas terletak pada bagian atas konstruksi yang


menopang bebanbeban akibat lalu lintas kendaraan, orang, barang,

ataupun berat sendiri dan konstruksi. Berikut adalah bagian dari

penopang bangunan atas.

1) Tiang sandaran

Tiang sandaran berfungsi membatasi lebar dari suatu
jembatan supaya membuat rasa aman bagi lalu lintas kendaraan

maupun orang yang melewatinya. Tiang sandaran dengan


trotoar terbuat dari beton bertulang dan untuk sandarannya dari
pipa galvanis.


2) Trotoar

Trotoar merupakan tempat pejalan kaki yang terbuat dari

beton, bentuknya lebih tinggi dari lantai jalan atau permukaan

aspal. Lebar trotoar minimal cukup untuk dua orang berpapasan

dan biasanya berkisar antara 1,0–1,5 meter yang dipasang pada

bagian kanan serta kiri jembatan. Pada ujung tepi trotoar (kerb)

dipasang lis dari baja siku untuk penguat trotoar dari pengaruh

gesekan dengan roda kendaraan.

3) Lantai trotoar

Lantai trotoar adalah lantai tepi dari pelat jembatan yang

berfungsi menahan beban-beban yang terjadi akibat tiang

sandaran, pipa sandaran, beban trotoar, dan pejalan kaki.

4) Lantai kendaraan

Lantai kendaraan berfungsi untuk memikul beban lalu lintas

yang melewati jembatan serta melimpahkan beban dan gaya-

gaya tersebut ke gelagar memanjang melalui gelagar-gelagar

melintang. Pelat lantai dari beton ini mempunyai ketebalan total

20 cm.

5) Balok diafragma

Balok diafragma merupakan pengaku dari gelagar-gelagar

memanjang yang tidak memikul beban pelat lantai dan

diperhitungkan seperti balok biasa.

6) Gelagar

Gelagar merupakan balok utama yang memikul beban dari

lantai kendaraan maupun kendaraan yang melewati jembatan

tersebut sedangkan besarnya balok memanjang tergantung dari

panjang bentang dan kelas jembatan.

b. Bangunan bawah jembatan

Bangunan bawah pada umumnya terletak di sebelah bawah
bangunan atas yang berfungsi menerima/memikul beban-beban yang

diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkannya ke fondasi.


Hal yang termasuk dalam bangunan bawah jembatan sebagai berikut.
1) Kepala jembatan (abutment)


Bagian bangunan pada ujung-ujung jembatan, selain sebagai

pendukung bagi bangunan atas juga berfungsi sebagai penahan

tanah. Bentuk umum abutment yang sering dijumpai baik pada

jembatan lama maupun jembatan baru pada prinsipnya semua

sama, yaitu sebagai pendukung bangunan atas, tetapi yang paling

dominan ditinjau dari kondisi lapangan, seperti daya dukung

tanah dasar dan penurunan (seatlement) yang terjadi. Adapun jenis

abutment ini dapat dibuat dari bahan seperti batu atau beton

bertulang dengan konstruksi seperti dinding atau tembok.

2) Pelat injak

Pelat injak adalah bagian dan bangunan jembatan bawah yang

berfungsi untuk menyalurkan beban yang diterima di atasnya

secara merata ke tanah di bawahnya dan juga untuk mencegah

terjadinya defleksi yang terjadi pada permukaan jalan.

3) Fondasi

Fondasi adalah bagian dan jembatan yang tertanam di dalam

tanah. Fungsi dari fondasi adalah untuk menahan beban bangunan

yang berada di atasnya dan meneruskannya ke tanah dasar, baik

ke arah vertikal maupun ke arah horizontal. Dalam perencanaan

suatu konstruksi atau bangunan yang kuat, stabil, dan ekonomis

perlu diperhitungkan hal-hal sebagai berikut.

a) Daya dukung tanah serta sifat-sifat tanah.

b) Jenis serta besar kecilnya bangunan yang dibuat.

c) Keadaan lingkungan lokasi pelaksanaan.

d) Peralatan yang tersedia.

e) Waktu pelaksanaan yang tersedia.

4) Dinding sayap (wing wall)
Dinding sayap adalah bagian dan bangunan bawah jembatan

yang berfungsi untuk menahan tegangan tanah dan memberikan


kestabilan pada posisi tanah terhadap jembatan.
5) Landasan/perletakan


Landasan jembatan adalah bagian ujung bawah dari suatu

bangunan atas yang berfungsi menyalurkan gaya-gaya reaksi dari

bangunan atas kepada bangunan bawah. Menurut fungsinya

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu landasan sendi (fixed bearing)

dan landasan gerak (movable bearing).





















Struktur jembatan
Sumber: Anzhar Wiguna, 2019



B. Unsur-Unsur dan Fungsi Pengelola Pekerjaan Konstruksi Gedung, Jalan,


dan Jembatan
Pengelolaan (penyelenggaraan) sebuah pekerjaan konstruksi baik


gedung, jalan, ataupun jembatan tidak akan lepas dari istilah proyek.
Dengan kata lain, penyelenggaraan sebuah bangunan, meliputi kegiatan


pembangunan berupa proses perencanaan teknis dan pelaksanaan
konstruksi, kegiatan berupa pemanfaatan, serta pelestarian dan


pembongkaran. Dalam pekerjaan konstruksi (proyek) inilah diperlukan

unsur-unsur (pengelola) yang kompeten dan kredibel sehingga pelaksanaan

sebuah konstruksi dapat berjalan rencana (schedule) yang telah ditetapkan.

1. Pekerjaan Konstruksi (Proyek)

Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan.

Dalam hal ini, ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Pada

umumnya, proyek bersifat lintas fungsi organisasi sehingga memerlukan
bermacam kompetensi (skills) dari berbagai profesi keahlian. Oleh karena

itu, keberhasilan pekerjaan konstruksi (proyek) ditentukan oleh


manajemen yang baik dan didukung oleh administrasi yang baik pula.
Dengan demikian, segala kegiatan di lapangan dapat tercatat dan


terpantau dengan baik sehingga dapat dijadikan rujukan dalam

menentukan setiap kebijakan yang akan diambil.


















Pekerjaan Konstruksi (Proyek)
Sumber: Admin, 2017




2. Manajemen Pekerjaan Konstruksi (Proyek)

Manajemen proyek merupakan suatu sistem pengelolaan pekerjaan

pada proses pembangunan fisik yang ditangani secara multidisiplin

profesional, dalam hal ini tahapan-tahapan persiapan, perencanaan,

pelelangan, dan pengoperasian

diberlakukan sebagai suatu sistem yang terpadu dengan tujuan

mencapai hasil

yang optimal dalam aspek, seperti quality, quantity, cost, dan time.

Manajemen proyek mempunyai maksud dan tujuan, yaitu mencapai

pengendalian yang tepat dari suatu poyek untuk menjamin supaya

penyelesaian dari suatu proyek sesuai dengan jadwal dan tingkat

kualitas yang ditetapkan. Berikut ini adalah tiga prinsip dalam sebuah

manajemen.

a. Planning merupakan pengambilan keputusan dalam arti menetapkan

beberapa alternatif kemudian memilih alternaif terbaik.

b. Implementation merupakan mengorganisasi dan mengoordinasi

pelaksanaan pekerjaan supaya sesuai dengan rencana.

c. Controlling merupakan membandingkan antara realisasi dengan
rencana dan

mengarahkan supaya tidak terjadi penyimpangan. Jika terjadi


penyimpangan perlu dicari penyebabnya, kemudian diambil koreksi.



Berikut ini adalah tiga elemen utama dalam manajemen proyek.

a. Manajer proyek (project manager)

Manajer proyek merupakan orang yang bertugas untuk

mengorganisasi tim proyek dalam melakukan perencanaan proyek

dan bertanggung jawab atas terlaksananya semua perencanaan

proyek tersebut. Dalam sebuah proyek, manajer proyek

membawahi site engineering manager (SEM), site operation manager

(SOM), dan site administration manager (SAM). Fungsi manajer

proyek adalah sebagai berikut.

1) Penanggung jawab tertinggi tercapainya sebuah tujuan proyek

(quality,

cost, delivery, safety, dan morale).

2) Pengelola serta bertangung jawab terhadap seluruh sumber

daya yang

ada sehingga efektif dan efisien guna tercapainya sasaran di

unitnya.

3) Penanggung jawab terlaksananya sistem manajemen mutu.

Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab dari manajer proyek.

1) Menetapkan sasaran dan menjelaskan cara mencapai sasaran

tersebut. menentukan orang-orang yang tepat dan sesuai

dengan kewenangannya, serta pelatihan (training) yang

dibutuhkan.

2) Mendemonstrasikan sebuah kepemimpinan (leadership) dan

memberikan motivasi kepada seluruh staf jajarannya.

3) Melakukan tindakan evaluasi terhadap setiap kemajuan

pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi

deviasi terhadap sasaran yang telah ditetapkan.

4) Bertanggung jawab mengintegrasikan setiap usaha dari
sekelompok orang yang berasal dari berbagai fungsi untuk

mencapai sasaran proyek yang spesifik.



b. Tim proyek (project team)


Tim proyek merupakan sekelompok orang yang berasal dari

berbagai fungsi organisasi, disiplin ilmu, dan keahlian yang

dipimpin oleh manajer proyek. Tim proyek akan memilih dan

menunjuk sumber daya yang ada yang akan berada dalam perintah

(instruksinya), meliputi subkontraktor, mandor, dan penyuplai

untuk menyediakan material, alat, jasa, dan berperan aktif dalam

menjalankan proyek supaya dapat memenuhi target mutu, waktu,

serta biaya yang telah ditetapkan.



c. Sistem manajemen proyek (project management system)

Sistem manajemen proyek terdiri dari struktur organisasi dan

sistem informasi. Organisasi ditetapkan oleh manajemen puncak

(top management) dan ditetapkan pula hubungan antara anggota tim

proyek dan manajer proyek. Sistem manajemen proyek juga

menyediakan sistem untuk mengintegrasikan perencanaan dengan

pengendalian proyek (control) dan akumulasi informasi berupa

pelaporan yang berkaitan dengan hasil atau kinerja (performance),

biaya, sumber daya yang digunakan, jadwal, proyeksi waktu, dan

biaya untuk menyelesaikan proyek.



3. Organisasi Pokok Konstruksi (Proyek)

Pelaksanaan suatu pekerjaan proyek diusahakan supaya seluruh

sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal maka perlu

dibuat suatu organisasi proyek sehingga konsep manajemen dapat

diterapkan dengan baik. Adapun contoh hubungan kerja pengelola

pada sebuah proyek sebagai berikut.














Hubungan kerja pengelola proyek


Proyek-proyek besar mempunyai unsur-unsur struktur organisasi

yang terdiri dari badan-badan atau personal-personal yang mempunyai

tugas tersendiri. Badan-badan tersebut dapat berdiri sendiri seperti

halnya pada kebanyakan proyek milik pemerintah ataupun dalam suatu


wadah swakelola pada proyek-proyek swasta.
a. Unsur-unsur pokok organisasi proyek


Adapun unsur-unsur pokok yang terlibat dalam pengelolaan
proyek secara garis besar, di antaranya


1) pemilik proyek (owner);

2) konsultan perencana;

3) kontraktor;

4) subkontraktor; dan

5) konsultan pengawas.

Hubungan antara unsur-unsur ini dalam pelaksanaannya harus

sesuai

dengan ketentuan dan peraturan yang telah disepakati. Tiap-tiap

unsur pokok yang terlibat dalam proyek tersebut mempunyai unsur-

unsur bawahan lain sebagai suatu struktur organisasi tersendiri.

Semakin ke bawah susunan struktur organisasi maka tugas

pengendali semakin kecil dan semakin ke atas susunan struktur

organisasi maka tugas pengendali semakin besar.

1) Pemilik proyek (owner)

Pemilik proyek atau sering disebut juga pemberi tugas adalah

orang

atau badan, baik swasta ataupun pemerintah yang mempunyai

gagasan
untuk mendirikan bangunan dan memberi tugas untuk

melaksanakan


pekerjaan bangunan kepada orang atau badan yang dianggap
mampu


melaksanakan serta mempunyai kesanggupan untuk

menyediakan dana

yang dibutuhkan untuk merealisasikan proyeknya tersebut.

Berikut ini adalah tugas dan kewajiban pemilik proyek.

a) Menunjuk dan memberikan tugas kepada konsultan

perencana untuk melaksanakan proyek tersebut.

b) Menyediakan segala sesuatu yang berhubungan dengan

pembangunan proyek supaya pelaksana dapat

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktunya, seperti

menyediakan surat-surat izin untuk melaksanakan

pekerjaan dan keterangan yang lain yang diperlukan.

c) Mempunyai wewenang penuh terhadap keseluruhan

proyek.

d) Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk

melaksanakan proyek tersebut.

e) Mengadakan kontrak dengan perencana, pengawas, dan

kontraktor yang memuat tugas, kewajiban, dan tanggung

jawab setiap unsur secara jelas dan sesuai prosedur hukum.

f) Menentukan pilihan dan mengambil keputusan atas rencana

yang dikemukakan oleh pengawas/pelaksana.

g) Menyediakan sejumlah dana yang diperlukan untuk

terwujudnya

proyek.

h) Menunjuk konsultan pengawas untuk mengawasi secara

langsung

pelaksanaan proyek di lapangan.

i) Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan

pekerjaan

dengan pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh
konsultan.

j) Mengesahkan keputusan menyangkut mutu, waktu


pelaksanaan,
biaya, sanksi, dan denda terhadap pelanggar kontrak.


k) Menerima pekerjaan apabila telah selesai (finish) dan

menyetujuinya.


Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh pemilik proyek atau

owner

sebagai berikut.

a) Biaya pelaksanaan murah dan hemat.

b) Mendapat keuntungan yang tinggi.

c) Waktu pelaksanaan pekerjaan yang singkat.

d) Tidak ada kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Adapun pemilik proyek yang mempunyai wewenang untuk

menyetujui dan menandatangani atau menolak setiap

pengeluaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk

masing-masing tolok ukur dan dalam batas-batas jenis

pengeluaran serta jumlah biaya yang tercantum dalam biaya

konstruksi, biaya supervisi, dan biaya administrasi proyek.


2) Konsultan perencana

Konsultan perencana adalah suatu badan atau perorangan

yang dipercaya dan ditunjuk oleh pemilik proyek (owner), dalam

hal ini badan tersebut mempunyai keahlian tertentu dan ahli

dalam membuat perencanaan pekerjaan suatu proyek, gambar-

gambar kerja beserta penaksirannya, serta dapat memberikan

nasehat atau jasa lainnya yang berhubungan dengan

perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan objek-objek di bidang

teknik bangunan. Adapun tugas dan kewajiban konsultan

perencana sebagai berikut.

a) Mengadakan penyelidikan awal yang meliputi pengumpulan
data

lapangan dan data penyelidikan tanah.


b) Memberikan usulan dan saran-saran kepada pemilik proyek
sehubungan dengan pelaksanaan proyek.


c) Membuat perencanaan lengkap dari proyek yang akan

dibangun

sesuai dengan permintaan pemilik proyek termasuk estimasi

biaya

yang akan dipakai sebagai dasar pelelangan.

d) Memberikan penjelasan kepada pelaksana dan pengawas

lapangan

apabila ada hal yang kurang jelas dalam gambar.

e) Membuat perencanaan ulang atau revisi jika diperlukan.

f) Menyusun peraturan dan persyaratan yang berkenaan

dengan

pembangunan proyek.

g) Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang

telah dibuatnya apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang

tidak diinginkan.


3) Kontraktor

Kontraktor adalah pihak berbadan hukum yang diserahi

tugas untuk melaksanakan pembangunan proyek oleh pemilik

proyek melalui prosedur lelang. Segala pekerjaan yang

dilaksanakannya harus sesuai dengan kontrak (rencana kerja,

syarat-syarat, dan gambar) dengan biaya sesuai dengan kontrak

yang telah disepakati bersama. Kontraktor dalam melaksanakan

pekerjaan dibantu oleh subkontraktor. Berikut ini merupakan hak

dan kewajiban sebagai kontraktor.

a) Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemilik

proyek sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam dokumen

kontrak perjanjian pemborongan.

b) Membuat dokumen mengenai pekerjaan yang telah
dilakukan dan diserahkan kepada pemilik proyek.

c) Membuat atau mengerjakan pekerjaan sesuai dengan


peraturan dan
syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak


perjanjian pemborongan (gambar rencana, bestek, dan risalah

pekerjaan).

d) Mengasuransikan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan

diserahkan kepada pemilik proyek, sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

e) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan

pekerjaan.

f) Melakukan perbaikan atas kerusakan-kerusakan atau hal

yang kurang sempurna dalam melakukan suatu pekerjaan

akibat kelalaian kerja selama pelaksanaan dengan

menanggung semua biayanya.

g) Menyerahkan hasil pekerjaan apabila pekerjaan yang

dilakukan telah usai.



4) Subkontraktor

Subkontraktor adalah pihak pelaksana atau kontraktor yang

ditunjuk oleh kontraktor utama untuk mengerjakan sebagian dari

pekerjaan kontraktor utama dengan ketentuan harus mendapat

persetujuan dari pemilik proyek. Dalam penyelesaian pekerjaan,

subkontraktor bertanggung jawab kepada kontraktor utama.

Berikut adalah hak dan kewajiban yang dimiliki kontraktor:

a) Melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan bersama

kontraktor

utama; dan

b) Mendapat sejumlah biaya berdasarkan perjanjian yang telah

disepakati bersama.



5) Konsultan pengawas

Konsultan pengawas atau direksi lapangan adalah orang atau
badan yang mengawasi secara langsung pelaksanaan bangunan

supaya sesuai dengan perencanaan. Berikut tugas dan wewenang


sebagai konsultan pengawas:
a) mengawasi pelaksanaan pembangunan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan dan sebagai penasehat pemilik proyek;

b) menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan perencanaan

dan berhak memerintahkan untuk mengadakan pemeriksaan

khusus terhadap bagian pekerjaan tertentu yang meragukan;

c) mengevaluasi, mengoordinasi, dan mengendalikan program

kegiatan konstruksi yang tersusun, di antaranya program

pencapaian sasaran konstruksi serta program pencapaian dan

penggunaan tenaga kerja, peralatan, material, dan dana;

d) mengadakan surat-menyurat atas nama pemilik proyek di

lapangan;

e) mengawasi pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas,

dan laju volumenya;

f) mengawasi ketepatan waktu dan biaya konstruksinya;

g) memberikan laporan kemajuan pekerjaan proyek kepada

pemilik

proyek;

h) mengadakan pemeriksaan, penilaian, dan pengesahan

dokumen

kontrol;

i) membuat berita acara prestasi penyelesaian pekerjaan dan

pekerjaan

tambah kurang; dan

j) mengendalikan program yang terdiri atas elevasi program

terhadap

konstruksi, lingkungan, teknis, dan manajemen yang timbul

serta

menyusun koreksi tugas.

Secara skematis, fungsi utama, dan hubungan antarfungsi
personil

proyek untuk struktur pelaksana (kontraktor utama) dapat


digambarkan dalam bentuk struktur organisasi sebagai berikut.











Hubungan kerja antarunsur pokok pelaksana proyek


Tim proyek dipimpin oleh project manager dibantu oleh site

engineering manager (SEM) atau manajer teknik, site operation

manager (SOM) atau manajer operasi, dan site administration

manager (SAM) atau manajer administrasi. Masing-masing

mempunyai staf yang jumlahnya tergantung pada faktor yang

memengaruhi bentuk organisasi tersebut.

1) Site Engineering Manager (SEM) atau manajer Teknik

Site Engineering Manager (SEM) atau manajer teknik

mempunyai

peranan atau fungsi sebagai penanggung jawab bidang

perencanaan

teknis dan pengendalian operasional. Berikut merupakan

tugas-tugas dari manajer teknik.

a) Membuat perencanaan operasional, meliputi

(1) quality plan;

(2) site installation;

(3) metode pelaksanaan;

(4) shop drawing;

(5) perhitungan konstruksi yang diperlukan;

(6) rapk, cash flow;

(7) safety plan; dan

(8) scheduling.

b) Mempelajari dan mengidentifikasi kelemahan dan
kekuatan

dalam kontrak kerja.


c) Membuat laporan-laporan proyek (mingguan, bulanan,
dan


sebagainya).

d) Melakukan seleksi dan negosiasi dengan subkontraktor

dan

penyuplai sesuai dengan prosedur yang berlaku.

e) Mengadakan komunikasi dengan klien atau

perencana/pengawas dalam bidang-bidang teknis

operasional.

f) Mengadakan value engineering terhadap perencanaan

proyek.

g) Membuat laporan penutup proyek.

(1) Melaksanakan pengawasan terhadap mutu produk

melalui

jadwal inspeksi biaya (membuat ebpp), cash in dan cash

out

(termasuk wip), pelaksanaan safety patrol dan safety

meeting,

progress physic, pendatangan material, jadwal

pendatangan,

dan maintenance peralatan.

(2) Pendayagunaan kesempatan untuk melakukan klaim.

(3) Menyiapkan job list sesuai dengan tahap pekerjaan

untuk

keperluan project manajer.

(4) Mengadministrasikan pekerjaan tambah atau kurang,

kemudian menyusunnya ke dalam addendum kontrak.

(5) Membina staf di lingkungan unitnya guna

peningkatan

kinerja dalam mendukung visi perusahaan.

2) Site Operation Manager (SOM) atau manajer operasi


Site Operation Manager (SOM) atau manajer operasi
mempunyai peranan atau fungsi sebagai penanggung jawab


dalam pengelolaan

operasi fisik pelaksanaan proyek. Adapun manajer

operasional mempunyai tugas sebagai berikut.

a) Administrasi proyek, mengompilasikan, dan

membandingkan

dengan rencana semula.

b) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang

direncanakan.

c) Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai

dengan

standar mutu yang ditetapkan.

d) Mengoordinasi general superintendent, melakukan

pengecekan

terhadap pengukuran prestasi mandor, tenaga kerja

harian, dan

lain-lain.

e) Mengoordinasi general superintendent untuk membuat SPK

mandor.

f) Mengoordinasi general superintendent membuat SPP, BPB,

dan

bon penerimaan dari mandor.

g) Meneliti dan mengesahkan tagihan dari mandor dan

subkontraktor yang berhubungan dengan volume fisik

dan harga satuan.

h) Melaksanakan kompilasi dan klasifikasi terhadap realisasi

pelaksanaan pekerjaan dan transaksi-transaksi tersebut

tidak

melebihi atau bertentangan dengan rencana semula baik
volume maupun biayanya.

i) Membina dan melatih keterampilan para tukang dan


mandor
dan menilai kemampuannya sesuai standar atau tidak.


j) Melaksanakan pengujian laboratoris yang dibutuhkan

guna

meyakinkan pekerjaan dan mutu yang dikehendaki.

k) Membina GSP untuk peningkatan kinerja yang

mendukung visi

perusahaan.





3) Site Administration Manager (SAM) atau manajer administrasi

Site Administration Manager (SAM) atau manajer

administrasi

mempunyai peranan atau fungsi sebagai penanggung jawab

dalam

masalah-masalah keuangan, akuntansi atau pembukuan, dan

unsurunsur umum SDM proyek. Adapun manajer

administrasi mempunyai tugas sebagai berikut.

a) Melakukan pencatatan berkas-berkas transaksi ke dalam

media

pembukuan (jurnal dan lain-lain) secara benar dan tepat

waktu.

b) Melakukan penelitian kembali untuk meyakinkan

kebenaran

atau ketepatan yang telah ditentukan.

c) Secara periodik membuat laporan-laporan yang telah

ditetapkan, dimintakan pengesahannya pada pejabat

yang berwenang dan mengirimkannya pada pihak-pihak

yang memerlukan sesuai prosedur yang berlaku.

d) Sebagai anggota tim yang melaksanakan opname kas dan
sediaan secara periodik.

e) Mencocokkan buku bank dan rekening koran yang dari


bank.
f) Melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi


pembayaran.

g) Mengurus masalah-masalah perpajakan dan asuransi.

h) Melaksanakan penutupan proyek secara adminstratif.

i) Mengendalikan kas bon/uang muka/kas kecil.

j) Menyiapkan, mengevaluasi, mengikuti realisasi, dan

memperbarui rencana penerimaan dan pengeluaran

proyek.

k) Menerima berkas-berkas tagihan dari pihak luar serta

memeriksa kelengkapan dokumen tagihan dan tanda

terima.

l) Merencanakan dan kemudian melaksanakan

pembayaran.

m) Melaksanakan penagihan kepada pihak luar atau pemberi

tugas

atas prestasi proyek yang telah dicapai.

n) Melaksanakan pengadministrasian keuangan dan

melaksanakan pencatatan mutasi keuangan secara

khusus.

o) Melaksanakan pencatatan uang muka, pengurusan

jaminan bank dan utang piutang lain, serta mengurus

bank garansi sesuai kewenangannya.

p) Mengelola cek, uang tunai, dan surat-surat berharga yang

dimiliki proyek.

q) Mengurus masalah kepegawaian, seperti kebutuhan

tenaga

kerja proyek, asuransi lain yang dipersyaratkan dalam

proyek,

dan lain-lain.

r) Mengurus kebutuhan alat-alat kantor, akomodasi, dan
perjalanan dinas bagi personal proyek.

s) Membuat laporan-laporan secara periodik, antara lain


laporan
personalia proyek, laporan inventaris dan peralatan


proyek, serta laporan kegiatan keamanan proyek.



b. Unsur-unsur lain di luar unsur-unsur pokok organisasi proyek

Unsur-unsur lain yang dimaksud adalah yang terlibat dalam

proyek, namun tidak tercantum dalam struktur organisasi, akan

tetapi masih terorganisasi dalam satu kesatuan di lingkungan proyek.

Unsur-unsur lain tersebut sebagai berikut.

1) Logistik (gudang)

Bagian ini penting karena tanpa adanya bagian ini proses

kegiatan pelaksanaan tidak akan berjalan dengan lancar. Bagian

logistik mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

a) Menyediakan bahan dan peralatan sesuai dengan persyaratan

yang

telah ditentukan.

b) Mengoordinasi pemasukan dan pengeluaran.

c) Memantau perkembangan harga bahan, upah, dan barang.

d) Memantau setiap pemakaian semua peralatan dan bahan.

Sedangkan, yang sangat erat hubungannya dengan bagian

logistic adalah bagian gudang yang diketuai oleh seorang

kepala gudang.

2) Safety atau keselamatan kerja.

3) Security atau keamanan.

4) Kepala pelaksana

Kepala pelaksana adalah tulang punggung pelaksanaan

di lapangan. Bagian yang ada di bawahnya adalah pelaksana

yang mengepalai bagian tertentu. Tugas dan kewajiban

kepala pelaksana adalah mengoordinasi semua kegiatan

yang ada di lapangan, baik yang berhubungan dengan
masalah konstruksi maupun administrasi.

5) Pelaksana


Pelaksana adalah pembantu kepala pelaksana yang
langsung menangani suatu jenis pekerjaan yang sesuai


bidang dan keahliannya.

6) Administrasi keuangan.

7) Mandor.

8) Tukang.

9) Pekerja.


Click to View FlipBook Version