The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by dedysaputra05, 2022-12-22 11:54:39

1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4

1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4

KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 1.4

BUDAYA POSITIF

DEDY MEYGA SAPUTRA

KELAS 138

CALON GURU PENGGERAK
ANGKATAN 7

KABUPATEN TUBAN


KESIMPULAN

Guru penggerak mempunyai visi menciptakan budaya positif di sekolah
maupun di kelas agar terwujud profil pelajar pancasila. Budaya positif
dapat diperoleh dengan upaya mengimplementasikan nilai dan peran guru
penggerak, nilai tersebut adalah menjadi pemimpin pembelajaran,
berkolaborasi dengan rekan guru, menjadi coach kepada rekan guru dan
menjadi penggerak komunitas praktisi.
Budaya positif dapat tercipta dengan menerapkan disiplin positif terlebih
dahulu. disiplin positif memiliki kontrol bahwa manusia hanya dapat
memotivasi dirinya sendiri, hal tersebut dapat dikatakan sebagai motivasi
intrinsik. Setelah mempelajari modul ini, bahwa disiplin positif tidak hanya
diwajibkan kepada anak-anak, melainkan orang dewasa juga diwajibkan
disiplin positif.
Menurut Ki Hajar Dewantara, murid harus merdeka dalam belajar, murid
diberi kebebasan untuk berekspresi tetapi masih dalam kontrol. Hal
tersebut sejalan dengan pembentuk disiplin positif melalui keyakinan
kelas. keyakinan kelas memberikan kebebasan murid mengatur hal apa saja
yang mereka sepakati sebagai motivasi intrinsik yang mereka yakini.
mereka tidak akan takut lagi mendapatkan hukuman apa bila melakukan
kesalahan, akan tetapi mereka akan menyadari dari hal yang di yakini.
dalam keyakinan kelas yang dibuat oleh murid terdapat nilai-nilai universal
yang abstrak dan luas.
Membentuk disiplin positif posisi kita sebagai guru adalah posisi kontrol
manajer. Posisi kontrol tersebut merupakan posisi di mana guru berbuat
sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid
mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat
menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. hal tersebut sejalan
dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa guru sebagai penutun murid.
Mengembalikan mereka kembali kekelompoknya saat mereka dapat
memperbaiki kesalahan mereka.
Upaya yang dapat mendukung posisi kontrol manajer adalah melakukan
segitiga restitusi. Dengan melakukan restitusi terhadap murid apabila ada
masalah guru melatih murid untuk bertanggungjawab, berani dan mandiri.
Dengan Upaya tersebut murid merasa dihargai oleh guru, sehingga
terwujud merdeka belajar.


KONEKSI
ANTAR MATERI

NILAI DAN PERAN FILOSOFI KI HAJAR
GURU PENGGERAK DEWANTARA

BUDAYA POSITIF

VISI GURU
PENGGERAK


Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda
pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi,

hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia,
keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk

Anda dan di luar dugaan?



Saya paham konsep-konsep inti dalam modul ini karena
saya telah mengimplementasikan di kelas maupun di
sekolah saya, ada hal menarik dan di luar dugaan
menurut saya adalah:

Peraturan bukan cara yang efektif sebagai upaya
pembetukan Disiplin akan tetapi kontrol dirilah
sebagai motivasi intrinsik yang dapat mengarahkan
seseorang untuk menjadi baik.
Pemberian hukuman merupakan cara yang paling
tidak efektif dalam membentuk sikap disiplin pada
seseorang, karena dengan mendapat hukuman saat
mereka melakukan kesalahan justru mereka akan
memiliki rasa dendam terhadap penghukumnya.
Pada dasarnya dalam mememenuhi kebutuhan
dasarnya manusia akan melakukan sesuatu meskipun
hal tersebut salah.
Dalam melaksanakan disiplin terhadap murid posisi
kontrol teman merupakan posisi yang kurang baik,
karena murid cenderung ada rasa tergantungan
terhadap kita. Mereka melakukan hal baik karena
dorongan dari luar, begitu pula sebaliknya.


Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam
menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda

setelah mempelajari modul ini?

Sebelum saya mempelajari modul ini, saya setiap
kali menghadapi permasalahan kedisiplinan
murid saya memposisikan diri dalam posisi
kontrol menjadi teman. karena saya beranggapan
murid saya akan berubah jika nyaman dengan
apa yang saya sampaikan. Ternyata hal tersebut
menjadi ketergantungan, jika tidak ada saya atau
ada guru yang lain yang masuk kelas maka murid
tersebut kembali kurang disiplin. setelah saya
mempelajari modul ini, posisi ideal untuk
membentuk disiplin positif murid adalah posisi
manajer. posisi manajer dapat melatih murid
bersikap berani, bertanggungjawab dan
membantu mereka dapat merefleksi dirinya


Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait
penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif

baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?

pertama pengalaman yang saya lakukan terkait penerapan
konsep budaya positif dikelas adalah dengan membuat
kesepakatan kelas kemudian dilanjutkan membuat keyakinan
kelas bersama murid saya. mereka sangat antusias sekali dengan
menempel kertas stiker note didepan kelas. kerta tersebut
berisikan keinginan mereka untuk disiplin di dalam kelas dalam
jangka waktu satu tahun kedepan.
Para murid saling mengingatkan temannya saat mereka ada yang
melakukan pelanggaran. mereka saling mengingatkan tentang
keyakinan kelas yang sudah di sepakati.
saya melakukan restitusi saat ada murid yang melakukan
pelanggaran disiplin. saat itu ada anak yang bermain lempar-
lemparan kertas saat waktu istirahat, akibat dari hal tersebut
ada murid yang matanya kena lempar kertas. Dari kasus tersebut
saya posisikan sebagai manajer untuk melakukan restitusi

Bagaimanakah perasaan Anda ketika
mengalami hal-hal tersebut?

Perasaan saya sangat senang sekali, karena
saya dapat memeberikan murid saya merdeka
belajar. Mereka sangat dihargai saat
mendapatkan masalah. Jika mereka
mendapatkan masalah, pasti ada kebutuhan
mereka yang belum terpenuhi. tugas saya
sebagai guru harus melayani murid saya
sehingga mereka dapat belajar dengan aman
dan nyaman.


Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-
konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah
yang perlu diperbaiki?

Konsep yang sudah baik yang saya lakukan
adalah menerapkan segitiga restitusi dalam
setiap menghadapi masalah yang dilakukan
oleh murid saya. sehingga mereka merasa
tidak tertekan apabila melakukan kesalahan.
Konsep yang masih perlu diperbaiki adalah
komunikasi dengan rekan guru lain dalam
melaksanakan restitusi. sehingga belum
sepenuhnya budaya postif ada di sekolah dan
masih tingkat kelas, serta masih harus
meningkatkan kolaborasi dengan selurug
warga sekolah.


Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid,
berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda
pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul
ini, posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang?

Apa perbedaannya?



Sebelum saya mempelajari modul ini, saya
sering memposisikan diri sebagai teman.
Menurut saya saat itu bahwa dengan teman
saat murid melanggar kesepakatan adalah
cara yang paling efektif dalam menyelesaikan
sebuah kasus pada anak. karena mereka akan
sadar dengan sendirinya dan nyaman,
harapan saya mereka tidak mengulanginya
kembali. Tapi ternyata jika tidak ada saya
hadir di mereka makan pelanggaran terulang
lagi dan lagi. Setelah mempelajari modul 1.4
ke depannya saya ingin menjadikan peran
saya sebagai seorang manajer dalam
menyelesaikan masalah murid. Sekarang saya
merasa lebih bisa mengontrol emosi dan
bahagia karena bisa membimbing siswa agar
dapat menemukan solusi sendiri atas
permasalahan mereka sendiri.


Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan
segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda?

Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana
Anda mempraktekkannya?

Sebelum mempelajari modul 1.4 ini, saat saya
secara tidak langsung pernah melaksanakan
penerapan segitiga restitusi. Pernah ada 2
murid kelas IV yang sedang bertengkar, saya
memanggil mereka dan menanyakan alasan
mereka bertengkar. Tahap yang saya
praktekkan yaitu memvalidasi tindakan yang
salah.

Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini,
adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari

dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan
kelas maupun sekolah?

Hal-hal lain yang penting untuk dipelajari dalam
proses menciptakan budaya positif baik di
lingkungan kelas maupun sekolah adalah
bagaimana menciptakan kolaborasi yang baik
antara murid, guru, rekan sejawat, pemangku
kepentingan dan orang tua sehingga budaya positif
ini dapat berlangsung secara berkelanjutan.
Masih perlu kemampuan komunikasi yang baik
kepada semuanya agar mampu mengajak semua
pemangku kepentingan turut andil dalam
menciptakan budaya positif di sekolah


Click to View FlipBook Version