The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by husnaaa51, 2023-01-01 11:56:33

modul.pdf

modul.pdf

BRYOPHYTA

PUJIAWATI

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya kepaa saya. Sehingga saya dapat menyelesaikan E-book dengan judul Bryophyta, telah
selesai dengan baik. Dalam penyusunan E-book ini, banyak proses yang dilalui sehingga E-
book ini dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang relative singkat. E-book ini disusun
dengan tujuan untuk mengembangkan wawasan pembaca khususnya mahasiswa dan pada
umumnya siswa/i terkait dengan Bryophyta sebagai salah satu jenis plasma nutfah di
Indonesia yang sangat berlimpah. Khususnya untuk lumut tersebut maka akan dibahas tiga
kelas yaitu lumut hati (Hepaticeae), lumut tanduk (anthocerotales), dan lumut daun
(music), mulai dari deskripsi dan cara perkembangbiakannya. Spesifikasi dan keunikan dari
lumut merupakan hal unik yang dapat dipelajari dan menjadi tema penelitian di bidang
Biologi. Banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari mempelajari E-book tentang lumut
ini, terutama bagaimana jenis tumbuhan ini. Lumut merupakan salah satu tumbuhan
dengan manfaat praktis bagi keseimbangan lingkungan sekaligus bagi manusia untuk
banyak bidang.

Penulis,

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................................. ii
Pengertian Bryophyta ......................................................................................................... 1
Lumut Hati .......................................................................................................................... 2
Lumut Tanduk...................................................................................................................... 5
Lumut Daun ....................................................................................................................... 6
Penutup .............................................................................................................................. 9
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 10

ii

BRYOPHYTA

Indonesia dikenal dengan Negara yang memiliki Keanekaragaman hayati berlimpah, dan
salah satu diantaranya yang sangat melimpah adalah jenis tumbuhan rendah, yaitu lumut
(Bryophyta). Kelompok khas tanaman darat hijau ini adlah salah satu tanaman berhabitat di
tempat lembab, hidup secara berkelompok, dan sangat mudah dijumpai disekitar
lingkungan.

Keanekaragaman lumut sebagai salah satu keragaman hayati perlu diketahui untuk

dipelajari cirri khusunya di daerah tropis. Beraneka ragam jenis lumut, menjadkan

tumbuhan tersebut dikelompokkan agar mudah untuk dikenal.




Lumut (Bryophyta) merupakan salah tumbuhan tingkat rendah serta memiliki peran

penting dalam ekosistem. Lumut dapat berperan sebagai penyerap air, mempertahankan

kelembaban dan sebagai penyerap polutan (Bawaihaty 2014). Damayanti (2006)

menyatakan bahwa lumut memiliki keunikan dan keindahan yang dapat memberikan

nilai lebih. Lumut merupakan kelompok tumbuhan rendah yang tumbuh menempel pada

sebagian substrat, antara lain berupa pohon, kayu mati, kayu lapuk, sersah, tanah dan

batuan. Tumbuhan lumut dilaporkan merupakan kelompok terbesar kedua setelah

tumbuhan tinggi (Glime 2006). Secara umum Lumut (Bryophyta) memiliki bentuk tubuh

tumbuhan yang berstruktur rendah, dengan tinggi hanya beberapa millimeter dan tegak

di permukaan tanah, bentuk tubuh lumut merupakan peralihan dari thalus kebentuk

kormus (Eni Nuraeni (2013).

Lumut (Bryophyta) dikelompokkan menjadi tiga kelas yakni lumut hati (Hepaticeae),
lumut tanduk (anthocerotales), dan lumut daun (music). Habitat Bryophyta sangat
beragam mereka dapat hidup di permukaan tanah, berbatuan maupun menempel di
pohon-pohon karena kemampuan hidup yang istemewa tersebut, maka seringkali lumut
disebut tumbuhan prioneer. Bryophyta mengawali kehidupan pada permukaan yang
tandus, kemudian diikuti oleh beragaman jenis tumbuhann lain yang hidup di kawasan
tersebut. Tumbuhan yang termasuk salah satu penyongkong keanekaragaman flora.
Tumbuhan Bryophyta merupakan tumbuhan yang relative kecil, tubuhnya hanya
beberapa millimeter saja. Hamper semua jenis tumbuhan lumut merupakan tumbuhan
darat walaupun kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat yang basah.
Tumbuhan ini berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastid yang
menghasilkan klorofil a dan b. lumut bersifat autrotof artinya lumut dapat membuat
makanan sendiri melalui prosese fotositensis (Najmi, 2009).

Bryophyta secara morfologis memiliki struktur mirip akar yaitu (rizoid) sebagai
penyerapan air sekaligus berfungsi untuk meletatkan diri pada substrat tanah berbatuan,
atau pepohonan (Damayanti 2006). Secara ekologis keterdapatan lumut dipengaruhi oleh
lingkungan berupa faktor biotic dan abiotik. Salah satu bentuk adaptasi lumut terhadap
faktor abiotik berupa ketersediaan air adalah semua bagian tubuhnya mampu mengisap
dan menyiampan air dari udara. Tumbuhan ini memiliki stategi kehidupan berupa lekas
hilang, hidup berkoloni, tumbuh setahun, spesies hidup pendek, spesies menahun, dan
tinggal mehaun untukmempertahankan ekesietensinya (During, 1979).

LUMUT HATI (Hepaticeae)

Lumut hati banyak ditemui menempel di bebatuan, tanah atau dinding tua yang lembab.
Bentuk tubuhnya seperti lembaran bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
mempunyai struktur yang mirip seperti akar, batang dan daun. Hal ini ada yang
menganggap kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.
Menurut Repik Febriansah, dkk (2018) bahwa lumut hati berfungsi sebagai bioakumulator
logam berat dan inhibitor pertumbuhan protozoa. Lumut hati beranggota kurang lebih dari
6000 spesies. Ciri-ciri lumut hati yaitu sebagai berikut:

Tubuhnya berupa seperti talus dan berakar rhizoid.

Dapat ditemukan di tempat-tempat yang lembab.

Gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yaitu seperti paying.

Berkembang baik dengan generative (oogami) dan dengan vegetative (fragmentasi,

tunas,kuncup eram).

Tidak mempunyai jaringan meristematik, sampai sporofit pertumbuhannya terbatas.

Gambar 1. Lumut hatiH( epaticeae)

Sumber: pengertian ILMU

Lumut hati (Hepaticeae) dengan perbedaan bangsa yaitu lumut hati bertalus
(Marchantiales) dan lumut hati berdaun (jungermaniales) didominasi dengan bentuk
tumbuhan dominan talus yang menempel pada permukaan tanah. Daun yang ada padda
Lumut hati (Hepaticeae) bukanlah tipe tingkat tinggi. Struktu daun tersenut tiidak memiliki
pelepah dan biasanya hanya terdiri dari susunan sel berjajar yang sederhana dan
menebal.

Siklus Hidup Lumut Hati

Lumut hati (Hepaticeae) memiliki alat penghasil spora (sporangium) dengan kaki
pendukung yang disebut seta dan dilindungi oleh struktur yang disebut elater (Marheny
Lukitasari, 2018). Sporangium matangakan keluar ketiga spora pecah dan elater juga
membuka karena dipicu oleh udara yang kering. Lumut hati (Hepaticeae) juga memiliki
gametofit, tetapi sebagian besar berdaun dengan daun dalam dua atau tiga baris. Organ
seksual bersifat diskrit dan umumnya berada di permukaan, serta dilindungi oleh struktur
yang menyelimuti dengan rhizoid uniseluler. Daun sering berlubang dan tidak memiliki
pelepah, dan seluruh daun terdiri dari satu sel yang menebal. Dalam kebanyakan kasus,
sporangium matang ketika dilindungi oleh struktur yang menyelimuti; setelah matang,
seta yang tidak berwarna akan mendorongnya di atas selubung pelindung. Seta
berstruktur tegak karena tekanan air di dalam sel-selnya. Seta biasanya memiliki kutikula
dan, oleh Karena itu, tidak dapat menyerap air secarra langsung. Spora ditumpahkan
ketika sporangium pecah yang berfungsi untuk mendorong spora dan mencampur dengan
sel-sel pelindung (elaters) untuk mengeringkan udara. Elaters membuka dengan cepat
saat kering dan lemparkan spora ke udara, dan kemudian serta akan gugur/luruh.

LUMUT TANDUK ( Anth) ocerotales
Gambar 2. Lumut tandukA(nthocerotale)s

Sumber: Bungdus.com

Bryophyte memiliki klasifikasi yang jelas berdasarkan bentuk tubuhnya. Lumut tanduk
(arthocerotales) selalu memiliki struktur yang dicirikan dengan adanya sporofit yang
berbentuk tanduk dengan organ seksual yang tertanam dalam bentuk tubuh yang disebut
talus. Dalam perkembangbiakannya Lumut tanduk (arthocerotales) mengeluarkan spora
terus menerus dari sporangiumya untuk kemudian berkembang menjadi umut tanduk
yang baru. Pada Lumut tanduk (arthocerotales) struktur talus, terutama anatomi internal
dan isi sel merupakan hal penting yang dapat diamati untuk klasifikasi. Begitu juga
sporofit (yang mengandung didinding sporangial, spora dan ornamentasinya, dan sel steril
bercampur dengan spora) dan struktur silinder steril (jika ada) di sporangium, kemudian
bagian-bagian tersebut merupakan bentuk spesifik yang ada pada lumu tanduk
(Anthocerotales). Sehingga memudahkan untuk klasifikasi (Repik Febriansah, dkk. 2018)

LUMUT DAUN ( Musci)
Lumut ini fitur gametofik dari struktur daun (terutama rincian sel dan bentuk daun), detail
dari margin daun, ornament sel, penampang melintang dari pelepah, dan posisi organ
seksual yang terhubung dengan puncak batang sangat membantu klasifikasi(Repik
Febriansah, dkk. 2018). Fitur sporofit juga penting untuk identifikasi terutama terkait
dengan sporangium, khusunya orientasi, bentuk, struktur pelindung sporangial
(khususnya stomata dan bentuk sel dari sel terluar).

Gambar 3. Lumut daun (Musci)

Sumber: Greeners.co

Lumu daun (Musci) termasuk kelas terbesar dalam divisi tumbuhan lumut atau Bruphyta
lebih dikenal dengan lumut sejati, hal ini dikarenakan bentuk tubuhnya yang kecil,
memiliki bagian menyerupai akar (rizhoid), batang (semu) dan daun. Menurut Repik
Febriansah, dkk (2019) lumut yang dapat tumbuh tega ini merupakan kelompok lumut
terbanyak disbanding dengan lumut lainnya, yaitu sekitar kuran lebih 12.000 jenis
(spesies) dan tersebar hamper disetiap penjuru dunia.

Music (lumut daun) dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang secara bertahap mengalami
kegersangan, pada tanah bertekstur pasir yang bergerak sekalipun dapat tumbuh , dapat dijumpai
juga diantara rerumputan diatas batu-batuan cadas, pada batang-batang dan cabang-cabang
pohon dirawa-rawa, tetapi jarang didalam laut (Gembong, 2011). Lumut daun yang menghampar
luas dapat menyerap dan menahan air lebih lama dalam jumlah cukup.
Hal ini terjadi karena dalam hamparan lumut daun terdiri dari satu tumbuhan lumut daun yang
tumbuh berkelompok secara erat dan padat untuk saling menguatkan , menyokong. Lumut ini tidak
melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat tubuhnya.

Siklus Hidup Lumut Daun

Cirri-ciri kelas musci secara morfologi sebagai berikut menurut (Repik Febriansah, dkk.
2019):

1.Memiliki bagian menyerupai akar (rizoid), batang,dan daun sehingga diseut lumut
sejati.

2.Daun tersusun spiral dengan melingkari batang.
3.Tubuh umumnya tegak, berupa thallus, berdaun serupa sisik yang rapat, padat, dan

memipih atau menumpuk.
4.Hidup ditempat yang lembab atau basah menempel pada tembok, batu, dan yang

terlindungi dari matahari.
5.Pada tempat-tempat yang kering lumut membentuk talus yang berupa bantal atau

gebalan dan diatas tanah hutan seringkali merupakan suat lapisan menyerupai beludru.
6.Berwarna hijau mempunyai daun yang sederhana, mengandung kloroplas.
7.Batang dari lumtu daun adalah semu yang tegak dengan lembaran daun yang tersusun

spiral, reproduksi vegatatif dengan membentuk kuncup apdda cabang batang.
8.Gametofit tumbuh tegak.
9.Perkembangan berasal dari protonema yang terdiri dari benang0benang berwarna

hijau, bersifat fototrop, bercabang banyak, pada tiap-tiap protonenema hanya akan
membentuk gametofora yang terdiri dari batang-batang yang bercabang.
10.Sporofit tumbuh pada gametofitnya atau pada tumbuhan lumut itu sendiri, serta
bersifat sebagaiparasit terhadap gametofit.
11.Sporangium mempunyai kaki yang lebar, seta hanya berupa lekukan antara kak dari
kapsul bagian bawah kapsul memiliki stomata untuk proses pofosintetis.
12.Kapsul memiliki kolumela yang pecah oleh gigi-gigi peristom.
13.Tangkai (seta) secata perlahan bertambah panjang seiring perkembangan kapsul.
14.Alat perkembangbiakan terdiri dari ateridum (jantan) dan arkegonium (betina).

Music memiliki tiga bangsa yakni Andreaeales, Sphagnales, Bryales (Gembong, 2011).
Bangsa Andreaeales memiliki satu suku yakni Andreaeaceae dengan marga Andreaea.
Bangsa Sphagnales atau yang biasa dikenal dengan sebutan lumut gambut merupakan
bangsa yang memiliki satu suku yakni Sphagnaceae denga marga Sphagnum. Sedangkan
bangsa Bryales merupakan bangsa lumut yang sebagian besar lumut daun yang dijumpai
tergolong dalam
bangsanya.

PENUTUP

Lumut (Bryophyta) merupakan salah tumbuhan tingkat rendah serta memiliki peran
penting dalam ekosistem. Lumut merupakan kelompok tumbuhan rendah yang tumbuh
menempel pada sebagian substrat, antara lain berupa pohon, kayu mati, kayu lapuk,
sersah, tanah dan batuan. Lumut (Bryophyta) dikelompokkan menjadi tiga kelas yakni
lumut hati (Hepaticeae), lumut tanduk (anthocerotales), dan lumut daun (music).
Habitat Bryophyta sangat beragam mereka dapat hidup di permukaan tanah, berbatuan
maupun menempel di pohon-pohon karena kemampuan hidup yang istemewa tersebut,
maka seringkali lumut disebut tumbuhan prioneer. Bryophyta secara morfologis memiliki
struktur mirip akar yaitu (rizoid) sebagai penyerap air sekaligus berfungsi untuk
meletatkan diri pada substrat tanah berbatuan, atau pepohonan. Secara ekologis
keterdapatan lumut dipengaruhi oleh lingkungan berupa faktor biotic dan abiotik.




Click to View FlipBook Version