The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by waroengdakwah, 2022-02-13 05:51:31

Fikih Akhlak by Musthafa al-Adawy

Fikih Akhlak by Musthafa al-Adawy

Namun, perlu diingat bahwa Allah berfirman, *Hendaknya orang

yang kaya mendermakan dari kehayaanya. Dan orang yang rezkinya
telah ditentukan, maka berdermalah dengan apa yang telah Allah
berikan hepadanya. Allah tidah memaksahan seseorang, kecuali sesuai
dengan apa yang telah Ia berikan hepadanya. Altah akan menjad,ikan
kemudahan setelah hesulitan., (eS. Ath-Thal6q: 7) Oleh karena itu,
orang yang miksin tidak perlu memaksakan diri dalam memuliakan

tamu. Lakukanlah apa yang bisa ia lakukan, karena Allah tidak memak-
sakan manusia untuk melakukan sesuatu di luar kemampuannya.

Jadi, muliakanlah tamu dengan apayangmudah. Suguhkanlah
tamu dengan apa yang ada. Memuliakan tanpa berrebihan dan mem-
beri tanpa kemubaziran. Dan iringilah setiap kebaikan dengan keinda-
han akhlak dan keceriaan di wajah Anda. Terakhir, ucapkanlah kata-
kata perpisahan yang baik kepada tamu Anda. Ucapkanlah kata-kata
yang berpengaruh secara positif bagi mereka dan menyenangkan hati
mereka.

Hukum Menyuguh Tamu

Pertama, para ulama sepakat bahwa memuliakan tamu merupa-
kan bagian dari kemuliaan akhlak. Kemudian mereka berbeda penda-
pat dalam hukum menyuguhkan tamu: wajib atau tidak?

Mayoritas ulama berpendapat bahwa menyrguhkan tamu sangat
di anj urkan (mu st a babb a h), tid,ak waj ib. Dalil ketidakwaj iban menJru-
guhkan tamu adalah ucapan Rasulullah s.a.w., "Barangsiapa beriman

hepada Allah dan hari akhir, rnaka muliakanlah tamunya d,engan
jA'izah (jamuannya)." Ditanvakan, "Apa yang dimaksud dengan
jd.' izah-Nya, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab,,, (Jamuan) satu hari

satu malam."

Mereka (para ulama yang berpendapat bahwa menyuguhkan
tamu tidak wajib) berkata bahwa yang dimaksud dengan jd,izah adalah
jamuan. Dan ini tidak wajib. sebagaim anajd,'izah(pemberian) itu tidak
wajib, maka menerima tamu (dhiy0.fah)juga tidak wajib.

Mereka juga berdalil bahwa dalam sebuah hadis memuliakan
tamu digandengkan dengan memuliakan tetangga. Hukum memulikan

IFikih Akhtak On',

tetangga tidak wajib, maka begitu juga dengan hukum memuliakan
tamu. Ini menurut mayoritas ulama. Mereka beralasan dengan hadis
Nabi s.a.w.,

c, ii,e3 i;u airfust

^r),,
4f ri f,J/ ro..r d9otl
i,tvi4z

4cJ.,a

"Bertan'u.t batasnya adalah selama tiga hari dan suguhdnnya
selama satu hari satu malam. Adapun yang lebih dari itu, maka
sedehah." Hukum dasar dari pemberian dan suguhan adalah
sunah. (Al-Qurthubi)
Adapun ulama-ulama yang berpendapat bahwa hukum
memuliakan tamu adalah wajib, mereka berdalil dengan hadis-hadis
yang telah kami sebutkan di atas, seperti hadis,

t>i# l-rtirlrjuu 'u"i Jg ,i'

"Barangsiapa beriman hepada Allah dan hari ahhir, maha
hendaknya ia rnemuliakan tamunyo." (Iladis Sahih)

Dan ucapan Nabi s.a.w.,

AtJza;':))b !i:J.;:l:

"Sesungguhnya tamumu memiliki hak atas engkaz." (Hadis
Sahih)

Dan hadis dari Uqbah ibn Amir, dia berkata, "Kami berkata
kepada Nabi s.a.w.,'Engkau mengutus kami kepada kaum yang tidak

menyuguhkan kami. Bagaimana pendapat engkau?' Kemudian beliau
berkata kepada kami,'Jika kalian singgah dalam satu kaum, kemudian
mereka melakukan apa yang layak bagi tamu, maka terimalah. Jika
mereka tidak melakukan itu, maka ambillah hak tamu dari mereka."

(IIR. Bukhari) Dan hadis-hadis lainnya.

498 II Fikih Akhtak

Kepada orang yang bertamu, hendaknya Anda tidak mempersulit
saudara Anda yang Anda kunjungi. Anda punya hak pada saudara
Anda. Hari ini Anda menjadi tamu, dan bisa jadi besok Anda menjadi

penerima tamu. Jangan Anda meresahkan hati saudaramu, bahkan
senangkanlah hatinya. Makanlah apa yang dekat denganmu.

Jangan Anda mengeluarkan kata-kata yang membuatnya menja_
di sedih. Hiburlah tuan rumah dengan kata-katamu yang santun. Jadi-
kanlah kehadiranmu sebagai kebaikan bagi tuan rumah. Lebih baik

lagi jika Anda datang dengan membawa hadiah untuk tuan rumah.

Rasulullah pernah bersabda,

$.r;rslV

"Saling memberi hadiahlah kalian, rnaka kalian akan saling
mencintai." (HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad.)
Jika tuan rumah menyediakan makanan, maka makanlah. Jika
Anda tidak memakannya, bisa jadi akan membuat perasaan tuan
rumah menjadi tidak nyaman. Makan di daram rumah saudaramu
adalah tanda adanya cinta di antara kalian.

Jangan Anda menjadi seorang thufailt. Apakah Anda tahu apa
yang dimaksud dengan thufailt? Thufaiti adarah bukan tamu. Dia
dalah orang yang datang tanpa diundang yang masuk ke dalam suatu
kaum tanpa izin. Dia adalah orang yang sengaja mencari waktu makan
untuk bertamu ke rumah orang, hingga tuan rumah menjadi tidak
nyaman dengan kehadirannya. Allah berfirman, "wahai orang-orang
yang beriman, jangan kalian masuk ke rumah-rumah Nabi, kecuali

jiha kalian diizinkan untuk makan tanpa menunggu-nunggu wahtu
masaknya. Tapi jika halian diundang, maha masuklah. Dan selesai

mahan, keluarlah dan jangan kalian asyik ngobrol.,, (eS. Al-Ahz6b:

5i|)

Bolehkah bertanya kepada tuan rumah berkenaan dengan

makanan yang dihidangkan? Hadis-hadis yang bercerita tentang hal

ini kebanyakan lemah. contohnya adalah hadis yang diriwayatkan

Fikih Akhtak I O,

oleh Ahmad melalui jalur Muslim ibn Khalid az-Zanji, dari Suma, dari

Abi Shaleh, dari Abu Hurairah, di berkata, "Rasulullah s.a.w. berkata,

'ik\ 6A" t:.Ju;:tt +-J' ^+i ,*'€Li'11,', tiy/a

n 6t; ;t;,!,tF ,o o,u ;tob. it1lt(;o_, $,1,'J a.t7b U

)cz tl(o , V,i,1 $r/,,, yo" oqH,". *

{9 4Jt*.l_

aa a

'Jiha salah seorang dari halian masuk ke dalam rumah sauda-
ranya, kemudian disuguh ntahanan, maka makanlah dan
jangan bertanya tentang mahanan itu; jika disuguh minuman,
maka minumlah dan jangan bertanya tentang ntinu.ntdnnya'."
Muslim ibn Khalid adalah perawi yang lemah.

Banyak kisah (atsar) yang berbicara tentang masalah ini. Ada
yang sahih ada juga yang tidak sahih. Baihaki, dalam asy-Sya'bu,

meriwayatkan beberapa atsar tentang masalah ini. Di antaranya
adalah atsar yang diriwayatkan dengan sahih dari Ali ibn al-Azadi,

"Aku berkata kepada Ibnu Umar,'Kami pergi berjalan dan melewati
dua orang pengembala, seorang bocah dan seorang wanita. Kemudian
mereka memberi kami daging (makanan) yang kami tidak tahu
jenisnya. (Bagaimana pendapatmu tentang makanan itu)?'Ibnu lJmar
menjawab, "Jika engkau dihidangkan makanan oleh orang muslim,
maka makanlah'." Dan banyak lagi atsar lainnya berkenaan dengan
hal ini.

Karena dalam hal ini tidak ada kabar yang sahih dari Rasulullah

s.a.w., maka kita perlu melihat masalah ini secara rasional: Jika

seseorang berada di sebuah wilayah yang penduduknya baik, wara',
religius dan makanan mereka umumnya halal, maka tidak boleh

bertanya tentang makanan atau minuman mereka: halal atau haram?
Dalam kondisi seperti ini, pertanyaan tentang makanan bisa jadi akan
meresahkan tuan rumah, bahkan dia akan merasa tertuduh.

Namun, jika kondisi satu wilayah berbeda dengan kondisi di atas;
penduduknya tidak perhatian dengan makanannya, apakah halal atau

5m II Fikih Akhtak

haram, maka Anda boleh bertanya tentang makanan yang dihi-
dangkan kepada Anda. Tentunya, Anda bertanya dengan santun dan
cerdas. Wallahu'alam.

Bolehkah seorang tamu mengusulkan makanan yang ia sukai
kepada tuan rumah? Ada seseorang yang diundang oleh orang lain
untuk makan. Orang yang diundang tidak suka makan ikan, umpa-
manya, dan tuan rumah tidak tahu akan hal itu. Kemudian tuan
rumah menyediakan hidangan ikan. Orang yang diundang tahu akan
itu. Apakah ia boleh mengabarkan kepada tuan rumah tentang
makanan yang ia suka, agar tidak dihidangkan makanan yang tidak
mungkin ia makan?

Sebagaimana kita ketahui, seorang tuan rumah, jika menghi-
dangkan makanan kepada tamunya dan tamunya tidak menyantap
hidangan itu, maka ia pasti akan kecewa. Oleh karena itu, jika tidak
akan menyebabkan kekecewaan tuan rumah, seorang tamu boleh

memberitahukan tentang makanan yang ia sukai. Ini sama sekali tidak
dilarang selama seorang tamu tidak memberatkan tuan rumah dengan
permintaannya. Rasulullah s.a.w. pernah berkata kepada seorang
Anshar yang akan menyembelih hewan ternak untuk Rasulullah dan
sahabat lainnya, "Jangan menyembelih hewan perahan." (HR.
Muslim)

Rasulullah berpesan seperti itu agar susu hewan perahan tetap
bisa dimanfaatkan. Dalam hal ini Rasulullah tidak memberatkan orang
yang akan menyediakan hidangan untuk mereka. Jadi, jika seseorang
menginginkan makanan tertentu dari tuan rumah, maka katakanlah
sesuatu yang tidak merepotkan tuan rumah. Wallahu a'lam.

Fikih Akhrak I tO,

MENJAGA DARAH, HARTA DAN
KEHORMATAN ORANG MUSLIM

Darah, harta dan kehormatan orang muslim tidak boleh dilang-
gar, sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w.,

'i:,iiirrlciG Ft Je f;^ItJ?

"Orang muslim tidak boleh melanggar orang muslirn: darahnya,

hartanya dan kehormatannya..." (HR. Muslim)
Tetang kehormatan, kami telah membicarakannya dalam bab
ghtbah. Jangan kalian memenuhi rongga dan perut kalian dengan
daging mayit. Yaitu daging orang-orang beriman. Allah berfirman,
"Jangan sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah
seseorang dari kalian senang memakan daging rnayit saudaranya?
Tentu kalian tidah suka.'(eS. N-Hujur6tz I'Z)

Jangan Anda merusak kehormatan orang lain dengan menyebut-
kan sesuatu yang tidak baik tentang dirinya di hadapan orang lain.
Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-ordng yang senang menyebar-

kan isu negatif di tengah-tengah orang-orang berirnan, bagi mereka
azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Allah Maha Mengetahui
dan kalian tidah mengetahui." (QS. An-Nffr: 1g)

Tentang harta, jangan mencarinya dengan cara yang tidak benar

secara syariat. Allah berfirman, "Jangan kalian mengambil harta
dengan carcl yang batil; kalian mengajukan hasus harta kepad.a para
hakim agar kalian'rnendapatkan sebagian harta orang lain dengan

542 II Fikih Akhtak

cara berdosa, dan kalian dengan sadar melakukan i/2.,, (eS. Al-
Baqarah: 188)

Allah berfirman, "Pencuri lahi-lahi dan pencuri perempuan, maka
potonglah tangan mereha sebagai balasannya. Itutah siksa dari Ailah.

Allah Mahaperkasa dan Mahabijahsana." (QS. Al-M6'idah: B8)

Mangambil harta dari seseorang harus dengan kerelaan hati

orang tersebut.

Selain itu, memakan harta dengan cara yang tidak benar akan

menjadi penghalang bagi diterimanya doa Anda. Bagaimana mungkin
Anda mengangkat tangan Anda yang kotor, meminta kepada Tuhan-
mu yang Mahasuci?! Allah berfirman, "Allah hanya menerima d,ari

orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Md'idah: 27)

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah s.a.w. berkata,

'itt o{t,5 4,p 6 & ilr oy urit ,A*)
+/ti,}fo e,qnt
trts
U
,prt 1i.,5 G. Jt,,

*T6n_tJ,Gt;Ai t€J*Ltt,;i,:*tr;"::Xe6,*ijy',,4t*3it,lvtj;'ttirr;"r,JLub-:l.tf,yut'e;,r*)
'.
i,tt 4l ltftt .1,,, stzt taDto.-t"z-zt1 i,z- &tt.?J .. lqs t.., I?l

ltf 7lt>

it'e::s -il" Ju fta\ Gij
a/2

"Wahai rnanusia, sesungguhnya Allah itu Mahabaik dan hanya

menerima yang baik. Allah memerintahkan kepada orang-orang
yang beriman akan apa yang Dia perintahhan hepada para
ut u s an (mur s ali n). D ia b erfirrnan,'W ahai para rasul, makanlah
dari yang baik-baik dan berbuatlah kebajikan. Sesungguhnya
Aku Maha Mengetahui akan apa yang kalian kerjakan.,(eS.

Al-Mu'minffn: 51) Dia juga berfirman,,Wahai orang-orang

Fikih Akhtak LO,

l

yang beriman, makanlah dari rezki yang baik-baik yang telah
Kami berikan kepada kalian.' (QS. Al-Baqarah: l7Z) Kemudian

beliau bercerita tentang seorang laki-laki yang melakukan
perjalanan jauh. Tubuhnya lusuh berdebu dan dia mengangkat

hedua tangannya ke arahlangit, berdoa,Wahai Tuhaku, wahai
Tuhanku!' Sedangkan makanannya haram, rninumannya
haram dan pakaiannya haram. Jiha demikian, bagaimana
mungkin doanya akan dihabulkan?!" (HR. Muslim)
Dari Abi Said al-Khudri r.a., Rasululllah s.a.w. bersabda,

t-ioar i;:fr t# )gt ,y ,:*/t'*)t r;l
i$fur W'uts ltb, or:"ri$ )6L

"Setelah orang-oro,ng beriman selamat dari nereha, mereka akan
ditahan di sebuah tempat antara surga dan nereka. Di tempat
itu mereka menyelesaihan kasus-hasus kezaliman yang terjadi

di antara mereka di dunia." (HR. Bukhari)
Hati-hati, jangan sampai Anda menipu orang lain. Rasulullah

s.a.w. bersabda,

,'*)'6;

"Barangsiapa menipu karni, maka bukan termasuk golongan
hami." (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan,

€,-*u,-f Udr/-, z o1, O . , o .

*Barangsiapa menipu, rnaka bukan golonganku." (HR. Muslim)
Tentang darah, maka jangan sekali-kali Anda menyentuhnya,
kecuali dengan alasan yang benar. Allah mengancam keras orang yang
berani melukai orang lain, apalagi sampai membunuh.

5u It. ritit Akhtak

LARANGAN MENTEROR ORANG.ORANG
BERIMAN

Rasulullah s.a.w. melarang orang menteror orang-orang yang
beriman. (HR. Abu Daud)

Rasulullah s.a.w. juga melarang orang mengambil barang orang

lain, baik serius atau main-main. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Abdu
Abi Daud dalam al-Muntokhab)

Jangan Anda menakuti orang lain dengan pedang. Jangan Anda
mengejutkan orang lain. Jangan menampar pipi orang lain jika Anda
berkelahi dengannya. Rasulullah s.a.w. bersabda,

olr':*k- 6i iai:€Li gst;y

"Jika seseorang berkelahi dengan saudaranya, maka jangan
rnemukul wajahnya!" (Hadis Sahih)

Rasulullah s.a.w. bersabda,

l$t,e)6t Jt.6ri Wrro"riri.r-uj;J,r ..s*.Jr tiL

{!t'lu Jt; t3 t:- U-
JHt +V 6-;"lrt uir
ta
, ok

,lLt "f"

"Jiha dua orang muslim bertempur dengan pedangnya, maka
yang nt,embunuh dan yang terbunuh sanxcl-sanla masuh

Fikih Akhtak I tot

neraha." Ditanyakan kepada beliau,'Yang membunuh masuk

neraha, itu wajar. Tapi yang terbunuh juga masuh neraka,

bagaimana itu?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya ia juga

sangat ingin membunuh saudaranyo." (HR. Bukhari dan
Muslim)

Rasulullah s.a.w. bersabda,

fr. c' s/tl-l frkI o. z q,J-, l-f*} l)

I L) -a.)

"Jangan kembali kafir sepeninggalku nanti dan hemudian
berbahu bunuh!" (HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain)

Siksa dan Balasan bagi Pembunuh

Allah berfirman, "Barangsiapa rnembunuh seorang mukmin

dengan sengaja, maha balasannya adalah jahandn'u Ia kehal di dalam-
nya. Dia mendapatkan murha dan laknat Allah. Dan Allah menyedia-
kan siksa yang besar baginya." (QS. An-Nis6': 93)

Rasulullah s.a.w. bersabda,

,? fgiu;i*r:ir ?a

"Mencaci orang muslim adalah hefasikan dan membunuhnya

adalah hehufuran." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Umar r.a.: Rasulullah s.a.w. juga menegaskan dengan

senada,

tltYl(' q.,o t

lg+-^9
q$t'Jti4r)..or J
/a a aa

(,(;

"Seorang rnukmin akan tetap berada di wilayah agatnanya
selama dia tidak membunuh." (HR. Bukhari)

Dari Baridah r.a.: Rasulullah s.a.w. bersabda,

506 | ,'n,n Akhtak

qytt;'^st Str; +&f a4t,F

"Membunuh orang mukmin itu tebih berat d,i sisi Attah

daripada hilangnya dunia.,, (HR. Nasai, dengan sanad
Sahih)

Dari Ibnu Mas'ud r.a.: Rasulullah s.a.w. bersabda,

,6!;)t q.f6t';,#_(, J')f

"Perkara yang pertama diselesaikan d.i antara manusia ad.alah

urusan darah." (HR. Bukhari dan Muslim)

oleh karena itu, hidarilah segala permusuhan. Jauhkan diri Anda

dari hal-hal yang akan menyeret Anda kepada pertengkaran dan
pembunuhan. Hindarilah segala bentuk peperangan. perhatikanlah

kata-kata indah yang terdapat dalam syair berikut ini, yang dikutip
oleh Bukhari dari Ibnu Uyaynah, dari Khalaf ibn Khusyab:

"Perang pada awalnya dai dhaardaahpsaenoroarnagngg-oadraisngcapnatikndyiar.ng- berrenggok
dengan perhiasannya

Ketika ia sudah menyalakan apinya, dia akan menjadi lemah tanpa
suami. Dia menjadi lusuh, kusam, bau dan tidak menarik untuk dicium.,,

selanjutnya renungkanrah, apakah dalam perang melawan

saudara-sauadara Anda terdapat kebaikan? Apakah dalam perang

melawan saudara-sauadara Anda terdapat manfaat? Apakah perang

seperti itu akan meniggikan derajat di akhirat? Renungkan perta-

nyaan-pertanyaan ini dengan baik! Bertakwalah kepada Allah dalam
diri Anda. Bertakwalah kepada Allah dalam darah, kehormatan dan
harta orang lain!

Fikih Akhtak I *


Click to View FlipBook Version