pecandu yang putus obat ini, yaitu Gambar 28. Sabu-sabu
cepat marah, tidak tenang, cepat (http://daerah.sindonews.com)
lelah, dan tidak bersemangat.
c. LSD (Lycergic Alis
Diethylamide)
LSD merupakan zat psikotropika yang dapat menimbulkan halusinasi
(persepsi semu mengenai sesuatu benda yang sebenarnya tidak ada). Zat ini
Zat Aditif dan Adiktif
28
dipakai untuk membantu Ilmu Pengetahuan Alam
pengobatan bagi orang-orang Gambar 29. LSD
( http://imgur.com)
yang mengalami gangguan jiwa
atau sakit ingatan. Zat ini bekerja
dengan cara membuat otot-otot
yang semula tegang menjadi
rileks. Penyalahgunaan zat ini
biasanya dilakukan oleh
orang-orang yang menderita
frustasi dan
k
e
t
e
g
a
n
g
a
n
j
i
w
a
.
Dalam pemberian obat-obatan tersebut, ada batasan yang dikenal dengan ADI
(Acquared Dailiy Intake), yaitu batas pemberian obat dalam sehari dengan satuan mg.
Ketiga jenis bahan di atas mempunyai pengaruh atau efek berbeda sehingga digolongkan
sebagai berikut.
1. Obat psikoaktif
Obat psikoaktif adalah obat yang digunakan dibidang ilmu kedokteran jiwa untuk
mengobati penyakit mental dan syaraf.
2. Stimulan
Stimulan adalah golongan obat yang dapat membuat orang lebih aktif, lebih kuat
bekerja, menghilangkan kantuk, menggugah semangat, dan memberikan perasaan
tersedianya tenaga tanpa batas. Contoh: amphetamine (shabu, ekstasi), kokain, kafein.
3. Depresan
Depresan adalah jenis obat penenang, yaitu obat yang dapat menurunkan ketegangan
saraf manusia. Biasanya digunakan pada pengobatan penyakit kejiwaan. Obat ini
bahkan membuat pemakainya tertidur dan tak sadarkan diri. Contohnya: opioda
(morfin, heroin, codein), sedative (penenang), hipnotik (obat tidur).
4. Halusinogen
Halusinogen adalah jenis obat yang menimbulkan halusinasi pada pemakainya. Orang
yang terkena halusinasi akan merasa ringan seolah-olah melayang dan diikuti oleh
perasaan yang penuh kenikmatan. Halusinogen bersifat merubah perasaan, pikiran dan
seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat
terganggu. Contoh: Kanabis ( ganja ).
5. Euforia
Euforia adalah obat yang memberi rasa gembira pada pemakainya.
Zat Aditif dan Adiktif
29
Ilmu Pengetahuan Alam
D. Dampak Negatif Zat Adiktif
Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan masalah yang berhubungan dengan
kesehatan (jasmani dan rohani), perilaku, keluarga, pekerjaan, uang, dan hukum. Pecandu
narkoba lebih sering sakit daripada orang lain, karena umumnya kurang gizi. Penyakit yang
umum dialami adalah radang terutama pada kulit, alat pernapasan, atau saluran kemih.
Penyalahgunaan narkoba juga sering kali menyebabkan masalah kejiwaan, misalnya daya
ingat lemah, kepribadian terganggu, sukar bergaul, mudah marah, gelisah, dan menjauh
dari lingkungan sosial. Permasalahan kesehatan dan kejiwaan tersebut juga akan
mempengaruhi keluarga, misalnya sering bertengkar, ekonomi terganggu, semangat kerja
menurun, dan sebagainya. Masalah-masalah lain juga dialami masyarakat luas termasuk
negara, misalnya adanya berbagai tindak kriminal yang meresahkan masyarakat.
Dampak negatif pemakaian NAPZA antara lain:
1. Narkotika golongan opium, pada pemakaian yang terlalu banyak menyebabkan
pingsan, atau bahkan mati. Jika pecandu menghentikan pemakaian opium akan
menderita penyakit penghentian, dengan tanda-tanda seperti kejang, muntah, diare,
berkeringat, dan sukar tidur.
2. Obat penenang (termasuk alkohol), menyebabkan kerusakan hati dan lambung, otot
dan saraf, daya ingat hilang, gemetar dan terkadang kejang.
3. Obat perangsang, mengakibatkan
gangguan jiwa seperti perasaan
tertekan, ketakutan yang
berlebihan, dan rasa curiga.
4. Kanabis dan obat halusinogen,
menunjukkan gangguan jiwa
seperti acuh tak acuh,
kebingungan, dan tertekan.
5. Tembakau (mengandung nikotin),
menyebabkan gangguan
kerongkongan dan paru-paru
(kanker), jantung (tekanan darah
tinggi), gangguan pada janin, dan
kemandulan Gambar 30. Dampak Negatif Zat
Zat Aditif dan Adiktif Adiktif
(http://yofanalfarasi.blogspot.co
m)
30
Ilmu Pengetahuan Alam
E. Ciri-Ciri Pecandu NAPZA
NAPZA tergolong zat psikoaktif yaitu zat yang terutama berpengaruh pada otak
sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, dan kesadaran.
Kelompok zat ini juga dapat menimbulkan ketagihan atau kecanduan (adiksi) dan
ketergantungan bagi pemakainya. Yang dimaksud ketagihan (adiksi) adalah gejala untuk
meminta terus-menerus untuk memakai atau menggunakan karena merasa sangat
membutuhkan. Seseorang yang ketagihan ditunjukkan adanya gejala fisik dan mental, di
mana tubuh akan mengadakan reaksi yang menyakitkan di antaranya sembelit, muntah-
muntah, kejang-kejang, dan badan menggigil pada saat tidak memakai atau menghentikan
penggunaan zat psikoaktif. Pada keadaan yang parah ada yang menjerit-jerit histeris,
menggigit jari, dan berperilaku seperti orang gila. Keadaan ini dikenal dengan istilah
“sakaw”.
Pengguna NAPZA akan merasa kesulitan mengendalikan perilaku serta ingin
mengkonsumsi dosis yang lebih besar, sampai dosis keracunan, dan bahkan sampai over
dosis (melebihi takaran dosis) yang dapat menyebabkan kematian. Bagi masyarakat
awam, tidak mudah mengenali pecandu obat-obat terlarang, karena umumnya mereka
menyembunyikannya.
Ciri-ciri umum pecandu adalah sebagai berikut.
1. Kesehatan dan Emosi
a. Sering menguap padahal tidak mengantuk.
b. Batuk dan pilek berkepanjangan.
c. Sering pusing, otot kaku, suhu tubuh tidak normal
(demam).
d. Mata sering berair dan merah.
e. Sesak napas.
f. Takut air. 2. Perubahan Sikap Pribadi
g. Mulut berbau. a. Sering menyendiri, menghindar
h. Mudah tersinggung dan emosi
tidak stabil. dari pergaulan. b. Menunjukkan
i. Agresif, yang ditandai dengan
sikap acuh.
sering berkelahi, mabuk.
Zat Aditif dan Adiktif Gambar 31. Pecandu NAPZA (http://kliniknarkoba.blogspot.com)
31
Ilmu Pengetahuan Alam
c. Suka ingkar janji.
d. Malas mengurus diri.
e. Banyak menghabiskan waktu di kamar mandi.
f. Jika ditanya sikapnya defensif dan penuh kebencian.
g. Mudah bertindak dan bersikap kasar kepada orang lain.
h. Sering berbohong.
i. Terlibat tindak kejahatan (mencuri, mencopet, dan lain-lain).
F. Cara Pencegahan Gambar. Gerakan Anti Narkoba
dan Penyembuhan (http://anakbangsaku.blogspot.com)
Pencegahan yang paling utama
adalah upaya pencegahan agar orang
sehat tidak terlibat penyalahgunaan zat
adiktif dan psikotropika. Pencegahan ini
biasanya dilakukan dalam bentuk
pendidikan, penyebaran informasi
mengenai bahaya narkoba, dan
pendekatan melalui keluarga. Instansi
pemerintah, seperti halnya BKKBN,
lebih banyak berperan pada tahap
intervensi ini. Kegiatan dilakukan seputar
pemberian informasi melalui berbagai
bentuk materi yang ditujukan
kepada remaja
langsung dan
keluarga.
Masalah penyalahgunaan narkoba merupakan permasalahan yang kompleks, yang
tidak mudah penanganannya. Banyak korban penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh
keluarga yang kurang harmonis, oleh karena itu pengobatan dan rehabilitasi korban
narkoba harus ditekankan pada pembinaan keluarganya. Banyak dijumpai kasus apabila
terdapat anggota keluarga menjadi korban narkoba, justru dikucilkan dari keluarga. Hal ini
tidak akan dapat menyembuhkan, tetapi sebaliknya. Dalam hal semacam ini hendaknya
keluarga menarik simpatinya dan memberikan pengertian bahwa penggunaan narkoba
akan berakibat buruk pada pemakainya. Bila akan dilakukan penyembuhan ke rumah
sakit atau pusat rehabilitasi, anggota keluarganya harus memberikan pengertian kepada
korban, sehingga korban secara sadar memerlukan pengobatan dan rehabilitasi. Hal ini
penting agar setelah sembuh korban tidak terjerumus lagi pada penyalahgunaan narkoba.
Apabila korban adalah siswa sekolah, maka pihak sekolah (kepala sekolah dan
guru) harus bertindak bijaksana. Pihak sekolah hendaknya tidak serta merta
mengeluarkan siswanya yang terlibat narkoba. Hendaknya diteliti dahulu penyebabnya,
Zat Aditif dan Adiktif
32
Ilmu Pengetahuan Alam
kenapa siswa terlibat narkoba dan segera memberikan informasi serta berkonsultasi
dengan pihak keluarga, sehingga ditemukan jalan pemecahan yang bijaksana. Korban
narkoba harus diperlakukan sebagai orang sakit yang harus mendapatkan pertolongan
dan bukan penjahat yang harus mendapat hukuman berat. Dalam inpres No. 6 tahun
1971 pemerintah telah membentuk badan koordinasi pelaksana (Bakolak) dalam rangka
menanggulangi masalah penyalahgunaan narkotika, yang mempunyai tiga pokok
pengumpulan dan pengolahan data, penerangan dan penyuluhan, operasional,
resosialisasi korban narkoba, dan pembinaan khusus korban narkoba. Unsur-unsur
pemerintah yang tergabung dalam badan ini adalah Polri, Departemen Kesehatan,
Departemen Sosial, Depdikbud, Departemen Kehakiman, Kejaksaan Agung, dan
Departemen Keuangan.
Tindakan preventif yang lain dapat dilakukan di antaranya:
1. Banyak memberikan penyuluhan kepada generasi muda khususnya akan bahaya zat-zat
psikotropika tersebut.
2. Banyak melibatkan generasi muda dalam kegiatan karang taruna, pramuka, dan
kegiatan lain yang bermanfaat.
3. Pengawasan orang tua di rumah dan pengawasan guru di sekolah perlu ditingkatkan.
4. Meningkatkan hubungan keharmonisan rumah tangga.
5. Memperbanyak kegiatan yang bermanfaat dan positif.
6. Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
G. Penggunaan Zat Adiktif dalam Bidang Kesehatan
Penggunaan obat-obatan yang tergolong NAPZA dalam bidang kesehatan
antaralain sebagai berikut.
1. Morfin, terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang tidak
dapat diobati dengan analgetik non narkotik. Apabila rasa nyeri makin hebat maka
dosis yang digunakan juga makin tinggi. Semua analgetik narkotika dapat menimbulkan
adiksi (ketagihan), juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang
akan dioperasi
2. Heroin, merupakan turunan morfin yang berfungsi sebagai depresant, misalnya
meredakan batuk.
3. Barbiturat, (pentobarbital dan secobarbital) sering digunakan untuk menghilangkan
rasa cemas sebelum dioperasi.
Zat Aditif dan Adiktif
33
Ilmu Pengetahuan Alam
4. Amfetamin (dan turunannya), digunakan untuk mengurangi depresi, menambah
kewaspadaan, menghilangkan rasa kantuk dan lelah, menambah keyakinan diri dan
konsentrasi serta euforia.
5. Meperidin (sering juga disebut, demerol atau dolantin) digunakan sebagai analgesia.
Obat ini tidak efektif, efeknya lebih pendek daripada morfin.
6. Metadon, digunakan sebagai analgesia bagi penderita rasa nyeri dan digunakan pula
untuk terapi pecandu narkotika
Penggunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif tanpa pengawasan dan
petunjuk dokter dapat mengakibatkan dampak yang buruk bagi sistem saraf manusia.
Obat yang digunakan manusia atas petunjuk dokter mempunyai indikasi, kerja ikutan, dan
kontra indikasi.
1. Indikasi, artinya petunjuk yang menyatakan khasiat obat tersebut, misalnya indikasi
untuk menyembuhkan batuk, asma, pilek, dan menambah nafsu makan.
2. Kerja ikutan menjelaskan pengaruh yang ditimbulkan obat disamping khasiat obat.
Misalnya, membuat mulut menjadi kering atau mengantuk.
Kontra indikasi menjelaskan waktu dan kondisi, bagaimana suatu obat tidak boleh
digunakan. Misalnya, dilarang digunakan untuk perempuan yang sedang hamil atau tidak
dianjurkan untuk mereka yang lemah jantung.
Carilah di internet tentang jenis-jenis narkotika terlarang serta
hukuman bagi pengguna dan pengedar narkoba tentang
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009
Zat Aditif dan Adiktif
34
Ilmu Pengetahuan Alam
RANGKUMAN
1. Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada makanan dan minuman untuk meningkatkan kualitas,
keawetan, kelezatan, dan kemenarikan makanan dan minuman.
2. Bahan aditif ada yang bersifat alami dan buatan. Bahan aditif dapat berupa bahan pewarna, pemanis,
pengawet, dan penyedap.
3. Penggunaan bahan aditif buatan harus menggunakan bahan yang diijinkan oleh pemerintah dan tidak
melebihi jumlah maksimal yang diijinkan. Penggunaan bahan aditif alami lebih aman dibandingkan bahan
aditif buatan.
4. Zat adiktif merupakan bahan makanan atau minuman yang dapat menimbulkan kecanduan pada
penggunanya. Zat adiktif dibedakan menjadi zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika, zat adiktif
narkotika, dan zat adiktif psikotropika.
5. Contoh zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika adalah kafein dalam teh dan kopi, dan nikotin pada
rokok. Contoh zat adiktif narkotika adalah heroin, kokain, dan morfin. Contoh zat adiktif psikotropika
adalah ekstasi, sabu-sabu, diazepan, dan LSD.
6. Bahan makanan dan minuman yang mengandung bahan adiktif, misalnya teh dan kopi memiliki
manfaat bagi kesehatan apabila digunakan dalam jumlah yang tidak berlebihan.
7. Bahan-bahan adiktif yang termasuk kelompok narkotika tidak boleh digunakan karena memiliki efek yang
sangat membahayakan bagi penggunanya. Menyimpan atau menggunakan bahan yang tergolong
narkotika merupakan suatu bentuk pelanggaran hukum yang dapat mengakibatkan pelakunya mendapat
sanksi pidana.
8. Beberapa macam bahan adiktif yang tergolong psikotropika masih
boleh dipergunakan sebagai obat, namun penggunaannya dalam
Zat Aditif dan Adiktif
35
Ilmu Pengetahuan Alam
DAFTAR PUSTAKA
Agung, dkk. 2009. Cerdas Belajar IPA Untuk SMP/MTS Kelas VIII . Jakarta: Grasindo Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Anonim. 2009. Bahaya Zat Pewarna Pada Makanan.
https://informasisehat.wordpress.com/2009/05/21/bahaya-zat-pewarna-pada-
makanan.html. Diakses tanggal 22 April 2015.
Anonim. 2011. Jenis-Jenis manisan. https://tokomanisan.wordpress.com/2011/05/19/jenis-
jenis-manisan-lawina.html. Diakses tanggal 27 April 2015.
Anonim. 2013. Penyedap Makanan. http://tentangpenyedap.blogspot.com/2013/04/pengertian-
jenis-akibat-penyedap_457.html. Diakses tanggal 24 April 2015.
Anonim. 2013. Pewarna Alami dan Pewarna Sintetik.
https://fhienhasidwi.wordpress.com/tugas-kuliah/mpit/pewarna-alami-dan-pewarna-
sintetik.html. Diakses tanggal 23 April 2015.
Anonim. 2014. Macam-Macam Zat Aditif Pada Makanan dan Kegunaannya.
http://artikelsiana.com/2014/10/macam-macam-zat-adiktif-makan-kegunaan-
contoh.html. Diakses tanggal 22 April 2015.
Anonim. 2014. Psikotropika. http://id.wikipedia.org/wiki/Psikotropika. Diakses pada tanggal
23 April 2015.
Anonim. 2014. Zat Adiktif. http://id.wikipedia.org/wiki/Zat_adiktif. Diakses pada tanggal 23
April 2015
Anonim. 2015. Narkotika. http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba. Diakses pada tanggal 23
April 2015
Anonim. 2015. Perbedaan Bahan Pemanis Buatan dan Alami.
http://budisma.web.id/perbedaan-bahan-pemanis-buatan-dan-alami.html. Diakses
tanggal 23 April 2015.
Kompas. 2013. Efek Buruk Zat Pewarna Makanan Bagi Kesehatan.
http://forum.kompas.com/kesehatan/278502-efek-buruk-zat-pewarna-makanan-bagi-
kesehatan.html. Diakses tanggal 22 April 2015
Purnamasari, D. 2015. Zat Perasa Makanan. https://dhyanita.wordpress.com/zat-perasa-
makanan/html. Diakses tanggal 24 April 2015.
Sutomo, Budi. 2015. Mengawetkan Makanan Secara Alami dan Sehat.
https://www.sahabatnestle.co.id/content/view/mengawetkan-makanan-secara-alami-
dan-sehat.html. Diakses tanggal 24 April 2015.
Siti, dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII Buku Peserta Didik .
Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim Abdi Guru. 2007. IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII . Jakarta:
Erlangga.Tim Abdi Guru. 2014. IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII .
Jakarta: Erlangga.
Tirto, King. 2012. Kluwak. http://dapurprima.com/2012/06/kluwak-pangium-edule.html.
Diakses tanggal 24 April 2015.
Tri,dkk. 2009. IPA Terpadu untuk IPA SMP/MTS kelas VIII. Jakarta: Mefi Caraka.
Zat Aditif dan Adiktif
36