The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

3.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by wahyuningsih551, 2022-06-06 04:56:57

3.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

3.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

3.2.a.9. Koneksi Antar Materi -
Pemimpin dalam Pengelolaan

Sumber Daya

Oleh : Wahyuningsih CGP Angkatan 4 Kab. Magelang

I Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan
‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan
bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas,
sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah!

Menjadi seorang pemimpin harus mampu mengidentifikasi dan mengelola sumber daya untuk menjalankan program
sekolah,dan juga harus dapat menggunakan sumber daya sekolah tersebut secara efektif agar dapat meningkatkan
kualitas belajar serta menunjang keberhasilan tujuan pendidikan
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya adalah peran seorang calon guru penggerak/pemimpin
dalam mengelola sumberdaya yang ada di sekolah. Tugas seorang pemimpin pembelajaran adalah merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, dan melakukan pengawasan agar tujuan organisasi sekolah dapat tercapai.

Pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah dapat diimplementasikan dengan menggunakan pendekatan
Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD). Diantaranya, fokus pada aset
dan kekuatan, membayangkan masa depan, berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk
mencapai kesuksesan tersebut, mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan), merancang
sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan, melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan.
Kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan
kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri disebut Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis
Aset.Pendekatan ini berfokus pada Potensi Aset/sumber daya yang dimiliki oleh komunitasnya sendiri.
Pendekatan Komunitas Berbasis Aset ini sangat cocok di terapkan di sekolah,karena pendekatan ini lebih
sederhana.Sebagai suatu komunitas, sekolah hendaknya menerapkan pendekatan ini ,untuk fokus pada potensi atau
sumber daya yang dimiliki bukan fokus pada kekurangan atau kelemahan yang dimiliki,sehingga tujuan dan cita-cita
bersama bisa terwujud.

II Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungannya
pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses
pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas!

Sekolah merupakan sebuah ekosistem pendidikan yang memiliki interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan
abiotik (unsur yang tidak hidup). Dalam hal ini ada beberapa faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah diantaranya
ialah Pertama, faktor biotik meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan unsur hidup seperti manusia. Contohnya
adalah Murid, Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Kependidikan (seperti penjaga sekolah). Contoh lainnya adalah Pengawas
Sekolah, orang tua dan masyarakat di sekitar sekolah. Sedangkan yang kedua adalah Faktor Abiotik meliputi segala
sesuatu yang non hidup seperti anggaran, Sarana dan prasarana, kurikulum, peraturan dan penegakkan disiplin.

Dari beberapa sumber daya yang ada di sekolah tersebut
tentu memiliki kontribusi dan hubungan dalam membantu
proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas
apabila sumber daya dikelola secara tepat. Misalnya:

Modal Manusia Modal Fisik Modal Alam/lingkungan

Contoh: Guru yang mandiri, Contoh: Sarana dan prasarana Contoh: Lingkungan yang asri
reflektif, kolaboratif, inovatif dan yang memadai akan menunjang dapat membuat murid merasa
berpihak pada murid akan pembelajaran murid menjadi lebih nyaman belajar di luar kelas dan
mendorong tumbuhkembang efektif. juga sekolah yang memiliki alam
murid untuk menggali potensi yang indah bisa menjadi media
dirinya. belajar siswa.

Modal Politik Modal Finansial

Contoh: Keterlibatan guru dalam organisasi profesi seperti Contoh: Dana BOS dapat membantu operasional sekolah,
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dapat membantu iuran sukarela dari wali murid, komite sekolah maupun
meningkatkan kompetensi guru yang berimbas pada ikatan alumni.
perubahan kualitas belajar murid.
Modal Agama dan Budaya
Modal Sosial
Contoh: Pembiasaan positif seperti mengaji dan mengkaji
Contoh: Relasi baik dengan lembaga kursus dan lembaga Al-Qur’an di sekolah dapat membantu murid yang
lain, juga sponsor-sponsor serta UMKM yang ada di sekitar beragama Islam untuk memahami dan mendalami ajaran
sekolah dapat menjadi sumber belajar murid. agama Islam atau modal budaya, dapat membantu murid
untuk mengenal identitas budaya bangsa dan daerahnya
seperti menyanyikan lagu indonesia raya setiap pagi
sebagai wujud cinta tanah air.

Untuk dapat mengimplementasikan bagaimana pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya baik
dikelas,sekolah dan masyarakat sekitar adalah dengan bersinergi untuk bersama-sama mengidentifikasi kemudian
mengoptimalkan segala aset yang ada sebagai kekuatan yang dimiliki oleh sekolah untuk dikelola dan dimanfaatkan
dalam rangka meningkatkan kualitas belajar serta menunjang keberhasilan tujuan pendidikan.

Cara mengelolanya yaitu dengan : fokus pada aset dan kekuatan, membayangkan masa depan, berpikir tentang
kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut, mengorganisasikan kompetensi dan
sumber daya (aset dan kekuatan), merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan dan melaksanakan
rencana aksi yang sudah diprogramkan.

III Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga
berhubungan dengan materi lain yang Anda dapatkan
sebelumnya selama mengikuti proses Pelatihan Guru Penggerak!

Hubungan dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara:

Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan adalah upaya yang konkret untuk memerdekakan
manusia secara utuh dan penuh. Baik kemerdekaan lahiriah maupun batiniah manusia, baik sebagai makhluk
individu maupun sebagai anggota masyarakat dan warga dunia. Oleh karena itu agar lebih maksimal calon guru
penggerak harus memiliki nilai dan peran serta daya dukung dari semua pihak agar tujuan pendidikan yang
diharapkan tersebut dapat terwujud menuju profil pelajar pancasila.
Ki Hajar Dewantara memandang pendidikan sebagai suatu proses menuntun segala kodrat pada anak,hidup
tumbuhnya anak itu diluar dari kecakapan atau kehendak kita sebagai pendidik,setiap anak adalah mahluk
,manusia dan benda hidup yang hidup dan bertumbuh menurut kodratnya sendiri. karenanya,sebagai seorang
pendidik,kita hanyalah sebagai pamong dalam pembelajaran yang bisa menjadi teladan, pendorong, dan
penyemangat bagi anak didiknya.
Seorang pemimpin harus mampu mengelola salah satu aset yang dimiliki sekolah yaitu modal manusia baik guru
maupun murid. Seorang Pemimpin harus bisa mendorong para guru melaksanakan pembelajaran yang berpihak
kepada murid sehingga murid dapat berkembang sesuai kodratnya.

Hubungan dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak:

Peran Guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran harus bisa menerapkan nilai-nilai
guru penggerak dalam kesehariannya seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan
berpihak pada murid. Dengan diterapkan nilai-nilai ini maka sekolah akan dapat
mewujudkan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila.

Hubungan dengan Visi Guru Penggerak:

Berdasarkan konsep Inquiry Apresiatif (IA) dan Profil Pelajar Pancasila, sebagai seorang calon guru
penggerak tentu harus dapat mengidentifikasi potensi dan kekuatan yang dimiliki setiap murid agar segera
dapat diberdayakan dan dimaksimalkan yakni diawali dengan merancang visi yang berpihak pada murid.
Berdasarkan visi tersebut, maka calon guru penggerak dan sekolah perlu membuat suatu program yang
berdampak pada murid. Oleh karena itu, budaya positif di kelas dan sekolah perlu diciptakan agar dapat
mendukung pembentukan karakter murid yang diharapkan. Semua komponen diharapkan dapat terlibat
khususnya guru sebagai manajer kontrol dan role model.
Seorang pemimpin haruslah bisa menyusun Visi dan misi yang berpihak pada murid sebagai Aset manusia
yang ada disekolah. seorang pemimpin akan dapat melakukan perubahan menjadikan sekolah berbasis
sumber daya yang mampu menggerakkan seluruh warga sekolah untuk melakukan perubahan yang akan
berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Budaya positif sekolah yang berdampak baik pada pengembangan karakter murid perlu dipupuk melalui
keteladanan dari guru dan warga sekolah sehingga saat berhadapan dengan dilema etika dan bujukan
moral, calon guru penggerak khususnya dapat mengambil suatu keputusan yang efektif yang akan
mengantarkannya menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang lebih baik, berkualitas dan mandiri.
Keputusan efektif dari seorang pemimpin pembelajaran tentu akan berimbas pada pengelolaan
sumberdaya yang ada di sekolah dan sekitarnya secara efektif pula. Dengan memanfaatkan pendekatan
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset, CGP mampu mengidentifikasi berbagai sumber daya daerah dan
strategi pemanfaatannya secara efektif sehingga program-program yang berdampak pada murid akan
dapat terealisasi sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan Indonesia.

Hubungan Dengan Pembelajaran Berdiferensiasi, Sosial

Emosional, dan Coaching:

Pembelajaran berdiferensiasi mengelola sumber daya sesuai minat dan bakat dari murid
sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas dan berdampak pada murid.
Pembelajaran social emosional, melihat Potensi-potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh
siswa dapat kita kembangkan lebih jauh lagi dengan memperhatikan sisi sosial emosional
siswa.
Hubungan dengan coaching,
diperlukan dalam menggali potensi yang dimiliki oleh siswa untuk dapat dikembangkan
agar supaya siswa akan dapat berkembang dengan maksimal.

Hubungan dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin

pembelajaran:

Sebagai Pemimpin Pembelajaran mampu mengambil keputusan yang memerdekakan
murid seutuhnya dan mengambil keputusan Berdasarkan nilai kebajikan
universal,memperhatikan Paradigma,Prinsip ,langkah-langkah pengambilan dan pengujian
keputusan serta Bertanggung jawab sebagai pemimpin yang bijaksana.

IV Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah
Anda mengikuti pelatihan terkait modul ini, serta pemikiran apa
yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses
pembelajaran dalam modul ini!

Sebelum saya mengikuti pelatihan modul 3.2 tentang Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini, saya tidak pernah

memikirkan sumber daya/aset/modal yang dimiliki sekolah karena mindset saat itu saya hanya seorang guru namun

setelah mempelajari modul ini saya merasa senang banyak ilmu dan pengalaman yang bisa saya dapatkan baik secara

mandiri maupun diskusi sesama rekan sejawat dan tentunya bisa diterapkan untuk membuat suatu program yang

membawa dampak pada murid. Seorang pemimpin pembelajaran harus berpikir kritis dan kreatif dalam mengelola sumber

daya yang ada di sekolah dengan begitu diharapkan membawa dampak yang signifikan terhadap transformasi pendidikan

baik dari aspek modal manusia, modal fisik, modal finansial, politik, modal alam/lingkungan, dan modal agama serta

budaya.

RANCANGAN TINDAKAN
UNTUK AKSI NYATA

menyusun prosedur BAGJA




Click to View FlipBook Version