Berjalan bersama demokrasi Indonesia 49 Frater Novis - @bernardusbimo_ Bernardus Bimo
Warta Xaverian 50 Teologi Internasional S elama masa pekan suci, komunitas Teologi Internasional Meksiko selalu melaksanakan pelayanan di tempat-tempat yang jauh dari sentuhan tangan para gembala Gereja. Pada pekan suci tahun 2023, komunitas kami harus “pergi keluar” menuju ke tempat yang jauh dari kota namanya adalah Oaxaca. Jaringan sosial menjadi salah satu kesulitan bagi masyarakat yang mendiami wilayah ini. Saya mendapat tugas bersama seorang awam untuk melaksanakan pelayanan ibadat sabda di salah satu komunitas (Trinidad: Trinitas) yang merupakan bagian dari wilayah Oaxaca. Pada saat tiba di tempat ini, Allah dengan tanganNya yang perkasa menyambut kehadiran saya dan rekan saya dengan keindahan senja yang menghiasi kampung kecil nanjauh dari mata para tangantangan perkasa yang enggan menyentuh tanah dari mana mereka berasal. Sepoi angin yang menyambut girang kehadiran kami, menyapa lembut sukma dan kalbu serta sanubari saya untuk merenungkan sabda Yesus kepada para murid-Nya yang berbicara tentang “menjadi seperti anak kecil agar dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Pengalaman ini memberi saya wawasan mendalam tentang pentingnya kesederhanaan, kerendahan hati, dan kepercayaan dalam pelayanan misi. Dalam Injil Matius 18:3, Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak-anak kecil, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Ketika saya merenungkan kata-kata ini, saya mendapati bahwa Yesus menekankan pentingnya sifat seperti anak kecil dalam hubungan saya dengan Allah. Anak-anak kecil cenderung memiliki kerendahan hati, kepercayaan yang tulus, dan sifat yang sederhana. Saya merenungkan ayat ini karena pada hari pertama saya tiba di tempat pelayanan misi untuk pekan suci di salah satu komunitas katolik yang jauh dari pelayanan para pastor, banyak anak-anak datang dan ingin berkomunikasi dengan saya. Hal yang paling menyenangkan adalah sikap rendah hati untuk mau membangun relasi Antara Permenungan Awal dalam Balutan Senja dan Anak Kecil dalam Pemahaman Yesus. Fr. Fransiskus Jawa Ama Mbiru, SX Teologan Mexico
Berjalan bersama demokrasi Indonesia 51 dengan orang baru tanpa berprasangka buruk. Oleh sebab itu, saya memulai masa pekan suci dengan memposisikan diri seperti anak kecil di hadapan Tuhan agar Allah turut bekerja dan memberkati pelayanan saya. Dalam menjalankan misi di desa terpencil selama Pekan Suci, saya berhadapan dengan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan dan kesulitan. Oleh karena kami membawa pesan Injil yang memuat harapan dan sukacita, maka kami harus bersikap rendah hati dan mengikuti contoh Yesus dalam kesederhanaan dan kerendahan hati. Sederhana dalam arti bahwa kami mengajar ajaran Injil dengan sederhana, menggunakan bahasa yang bisa dimengerti oleh umat setempat. Saya tidak membawa kemewahan atau peralatan canggih, tetapi fokus pada esensi Injil. Datang dan tinggal bersama mereka agar memberikan sukacita dan harapan melalui bercerita dan bekerjasama sekaligus melakukan aktivitas untuk merenungkan peristiwa sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus. Kerendahan hati juga menjadi aspek penting yang harus dimiliki oleh seorang misionaris xaverian. Saya secara personal mendekati masyarakat setempat dengan sikap siap mendengarkan, menemani, dan melayani mereka dalam beberapa sesi berkaitan dengan pendalaman iman dengan anak-anak serta melakukan devosi jalan salib berdasarkan tradisi budaya mereka. Saya mendengarkan cerita-cerita mereka dan belajar tentang perjuangan mereka. Saya bukanlah guru yang mengajar, tetapi saudara yang berbagi dalam penderitaan dan kegembiraan mereka. Maka dari itu munculah aspek kepercayaan di mana anak-anak mau mendengarkan saya dan bermain bersama saya. Juga sebaliknya, saya percaya bahwa mereka dapat bekerja sama dengan temanteman mereka dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas gambar atau kegiatan lainnya. Dengan demikian, sama seperti anak-anak kecil yang memiliki kepercayaan yang tulus, saya juga harus memiliki
Warta Xaverian 52 kepercayaan kepada Allah dan kepercayaan kepada masyarakat yang saya layani. saya membangun hubungan yang baik dengan penduduk desa, dan mereka mulai melihat saya bukan hanya sebagai “extranjero” (baca: orang asing) tetapi sebagai saudara dan teman. Transformasi yang dalam, bukan hanya dalam kehidupan mereka, tetapi juga dalam hidup saya merupakan buah dari pengalaman kesatuan yang mesra dengan Pribadi Kristus yang tersalib. Sabda Yesus menjadi seperti anak kecil mengingatkan saya untuk terus menjaga hati dan pikiran serta semangat yang sederhana, rendah hati, dan penuh kepercayaan dalam pelayanan misi. Dalam prosesnya, saya menyadari bahwa seiring saya memasuki Kerajaan Allah, saya harus terus menjadi seperti anak kecil dalam iman dan kasih. Oleh karena itu, saya merasa penting untuk menghidupi sabda Yesus ini dalam proses panggilan hidup saya sebagai seorang misionaris Xaverian di komunitas di mana saya berada sekarang dan di manapun saya diutus. Kerendahan hati juga adalah aspek penting dalam kehidupan komunitas. Saya memahami bahwa sebagai individu yang terpanggil menjadi murid Kristus dalam keluarga Serikat Xaverian, saya tidak mampu mencapai tujuan-tujuan saya sendirian. Saya belajar untuk menerima kelebihan dan kekurangan saya, serta kelebihan dan kekurangan saudara-saudara saya. Hal ini menciptakan komunitas yang saling mendukung dan memperkuat serta memperkaya pengalaman berkomunitas. Juga, saya memahami bahwa Meksiko adalah tempat yang penuh dengan budaya yang beragam, saya harus bersikap seperti anak kecil untuk rendah hati mau belajar agar dapat memahami budaya setempat. Hal ini membantu saya memperkaya hidup komunitas dan memperdalam pengalaman saya. Dengan menerima sesama konfrater dari berbagai negara, kami dapat saling belajar dan menghormati budaya dan tradisi masing-masing. Dengan demikian, terbentuklah satu keluarga yang kaya akan cinta kasih Allah demi mewartakan Kristus ke seluruh penjuru dunia. Sebagaimana pesan Yesus kepada para muridmuridNya: “pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Markus 16:15).
Berjalan bersama demokrasi Indonesia 53
54 KRONIK Skolastikat Xaverian Maret 2023 - November 2023 5 Maret: Diskusi Tingkat III Para Frater tingkat III memaparkan materi dengan judul “Hermeneutika Kecurigaan di Balik Wacana Tiga Periode.” 6 April: Perjamuan Malam Terakhir Para Frater saling membasuh kaki sebagai ungkapan kerendahan hati seperti teladan yang diberikan oleh Sang Guru.
55 6 Mei: Puncak Dies Natalis STF Driyarkara Para Freter turut memeriahkan HUT STF Driyarkara ke-54 dengan tema “Menggali Indonesia Mengerti Kita.” Gengs, Frater Tobing dapet sepeda baru ihoo… 28 April: Dialog antariman dengan Agama Konghucu Hari ini para Frater menghidupi semangat iman Bapa Pendiri, yakni membangun dialog dengan saudarasaudari dari Konghucu. Tema yang dibahas adalah “Konsep Tuhan dan Manusia dalam Konghucu.” 1 Mei: Pemberkatan Gua Maria Ratu Para Rasul Skolastikat Xaverian Akhirnya komunitas Skolakastikat Xaverian memiliki Gua Maria baru. Terima kasih untuk pihak-pihak yang telah menaruh cintanya bagi komunitas sederhana ini. Bunda Maria Ratu Para Rasul, doakanlah kami anak-anakmu.
56 12 Mei: Misa Inkulturasi Skolastikat Xaverian Berkah Dalem, kali ini para Frater merayakan Misa Inkulturasi dengan tema budaya Jawa ihoo… Gusti Manunggali… 26 Juni-5 Juli : Ret-Ret dan Rekreasi Akhir Tahun “Mencintai Panggilan Xaverian Hingga Akhir Hayat.” Itulah tema ret-ret akhir tahun para Frater Skolastikat Xaverian yang dipimpin oleh P. Anton Wahyudianto, SX. Para Frater juga menyempatkan diri untuk camping bersama ihoo... Keren banget! 25 Juni: Kaul Perdana Para Novis “Tanpa Aku Kamu Tidak Dapat Berbuat Apa-Apa”. Itulah moto khas yang dipilih oleh para neo profesan sebagai ungkapan syukur atas rahmat kaul perdana yang mereka peroleh.
57 5-21Juli: Neo Profesan Mengunjungi Pulau Sumatera Para neo profesan mendapat kesempatan berharga untuk mengunjungi daerah-daerah misi Xaverian di Pulau Sumatera. 9-11 Agustus: Penyusunan PHB Dengan semangat kekeluargaan yang tinggi, komunitas Skolastikat kini sepakat untuk membuat Program Hidup Bersama. Jangan lupa, tahun ini merupakan tahun rohani untuk komunitas kita yah… 23 September: Diskusi Tingkat II Suasana komunitas lagi ngeri-ngeri sedap nih. Pasalnya, kita lagi belajar tentang tanggapan Gereja terhadap Kremasi bersama tingkat II. Semoga diskusi hari ini bisa bermanfaat buat kita semua yah...
58 10 September: Misa Perutusan Para Frater mendapatkan perutusan resmi untuk menjalankan misinya di tengah masyarakat. Para Rajawali muda kini siap beraksi dalam kasih. 28 September dan 14 Oktober: Kunjungan Ahmadyah & Kunjungan VIHARA Jakarta Dhammacakka Jaya Momen yang paling dinantikan akhirnya tiba juga. Dalam waktu yang berdekatan, komunitas Skolastikat kembali menjalin dialog bersama sahabat-sahabat dari Ahmadyah dan agama Budha.
59 28 Oktober: Conforti Cup Setelah fakum selama masa pandemi, kini kita kembali mengadakan Conforti Cup bersama. Peserta kegiatan ini berasal dari OMK Paroki St. Matius Penginjil, Bintaro, OMK Toasebio, dan para saudara OFM. Mari berolahraga dalam kasih persaudaraan. 3 November: Pembaharuan Kaul Momen yang penuh rahmat. Para Frater kembali memperbarui semangatnya sebagai seorang Xaverian. 10 November: Dialog Antariman dengan Agama Bahai Komunitas Skolastikat hari ini ramai dikunjungi oleh banyak orang. Semua orang yang berkunjung memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengenal agama Bahai secara lebih dekat.
Komunitas Skolastikat Xaverian mengucapkan Mari Dukung Karya Serikat Xaverian No. Rek. 527-150-1502 (BCA) P. Rejino Santoso, SX- 081310834089 Selamat Natal
Inilahsalahsatutokohyangtakasinglagibagikita. DediPurwanto,itulahnamakerennya.Beliauadalah salahsatukaryawanyangsudahlamabekerjabersama keluargaXaverianselamakuranglebih9tahun.Pribadi yangmurahsenyuminilahirdiJakarta,tanggal09 September1980.Baginya,menjadisalahsatukaryawan dikeluargaXaverianmerupakansebuah kebahagiaantersendiribagidirinyadan keluargakecilnya.Beliaumemilikikesan bahwaselamabekerjadalamkeluarga Xaverian,talipersaudaraanyang dibangunbegituhangatwalaupun berbedalatarbelakang.Kendatipun posturtubuhnyakecil,beliau memilikidayakreatifyangluar biasadalamhalkerajinan tangan.Takperludiragukan lagi,apapunbarangyang rusakpastiberesbilaberada ditangannya.PakDedi selalubertekaduntuk memberikanyangterbaik dalampekerjaan hariannyabagikeluarga Xaverian. DEDIPURWANTO POKOKNYATOKOH