The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

2. Hukum Ohm dan Rangkaian Listrik (bahan Ajar)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rila mayasari, 2020-11-10 10:33:09

2. Hukum Ohm dan Rangkaian Listrik (bahan Ajar)

2. Hukum Ohm dan Rangkaian Listrik (bahan Ajar)

Listrik Dinamis dalam Kehidupan Sehari-hari

Modul 2
Hukum Ohm dan Rangkaian Listrik

Disusun Oleh :
Rila Mayasari

KOMPETENSI INTI (KI), KOMPETENSI DASAR (KD)
serta

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
dan

TUJUAN PEMBELAJARAN

POKOK BAHASAN: Hukum Ohm & Rangkaian Listrik

A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI-4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.5 Menerapkan konsep rangkaian 3.5.4 Mendeskripsikan hubungan antara

listrik, energi dan daya listrik, kuat arus, hambatan dan tegangan
sumber energi listrik dalam listrik berdasarkan Hukum Ohm
kehidupan sehari-hari termasuk 3.5.5 Membedakan karakteristik
sumber energi listrik alternatif. rangkaian listrik seri dan paralel

4.5 Menyajikan hasil rancangan 4.5.1 Membuat rangkaian seri dan paralel
berbagai rangkaian listrik lampu senter dengan sumber
tegangan baterai.

C. Tujuan Pembelajaran
Menuntun peserta didik melalui pengamatan tayangan slide dan kegiatan LKPD, untuk
dapat mendeskripsikan hubungan antara kuat arus, hambatan dan tegangan listrik
berdasarkan Hukum Ohm, membedakan karakteristik rangkaian listrik seri dan paralel
serta dapat membuat rangkaian seri dan paralel lampu senter dengan sumber tegangan
baterai melalui aplikasi Phet dengan penuh rasa ingin tahu, displin, percaya diri, selama
proses pembelajaran.

A. Pokok bahasan : Hukum Ohm dan Rangkaian Listrik
B. Peta konsep

C. PAPARAN ISI MATERI
1. Beda potensial listrik
• Beda potensial listrik antara dua titik adalah selisih potensial titik yang satu dengan
titik lainnya.
• Arah arus listrik mengalir dari potensial tinggi (+) menuju ke potensial rendah (–).
Arah arus elektron dari potensial rendah (-) menuju ke potensial tinggi (+).
• Besar kuat arus di dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial. Hal ini
dikenal sebagai hukum ohm.
I= V
R
dengan:
I = kuat arus listrik (ampere)
V = beda potensial listrik (volt)
R = hambatan listrik (ohm)
• Alat ukur beda potensial listrik adalah voltmeter.

2. Voltmeter
Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik atau beda potensial pada suatu
rangkaian atau komponen listrik. Voltmeter harus dipasang paralel dengan bagian
rangkaian atau kompoenen listrik yang akan diukur tegangannya.

Voltmeter yang dipasang secara paralel pada sebuah rangkaian.

Agar batas ukur voltmeter dapat diperbesar, maka pada voltmeter harus dipasang
hambatan muka yang disusun seri dengan voltmeter.

Pemasangan hambatan muka secara seri dengan voltmeter

= ( − 1)

dengan:

Rm = hambatan depan (Ω)

Rv = hambatan dalam voltmeter (Ω)

n = kelipatan batas ukur voltmeter yang dikehendaki

3. Amperemeter

Alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik pada suatu rangkaian atau
komponen listrik. Amperemeter harus dipasang secara seri dengan bagian rangkaian atau
komponen listrik yang akan diukur kuat arusnya.

Amperemeter yang dipasang secara seri pada sebuah rangkaian sederhana

Untuk memperbesar batas ukurnya, pada amperemeter harus ditambahkan suatu hambatan
yang dipasang paralel dengan amperemeter. Hambatan tersebut dinamakan hambatan
shunt (Rsh).

Pemasangan hambatan shunt secara paralel dengan amperemeter

Hambatan shunt (Rsh) dipasang paralel dengan hambatan dalam amperemeter (RA), maka

berlaku:

ℎ =
− 1

dengan:

Rsh = hambatan shunt (Ω)
RA = hambatan dalam amperemeter (Ω)

n = kelipatan batas ukur amperemeter yang dikehendaki

Memasang amperemeter dan voltmeter sekaligus di dalam sebuah rangkaian, harus tetap
diingat bahwa amperemeter harus terpasang seri dan voltmeter harus terpasang paralel.
Perhatikan gambar berikut:

Pemasangan amperemeter dan voltmeter dalam sebuah rangkaian secara bersamaan

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar

• Hambatan suatu penghantar pada suhu tertentu ditentukan oleh panjang kawat (L),
hambatan jenis penghantar (ρ) dan luas penampang kawat penghantar (A),
dirumuskan:

=
dengan:
R = hambatan penghantar (Ω)
ρ = hambatan jenis penghantar (Ωm)
L = panjang kawat penghantar (m)
A = luas penampang kawat (m2)

• Hambatan listrik suatu kawat penghantar sebanding dengan panjang kawat dan
berbanding terbalik dengan luas penampang kawat penghantar.

5. Hukum Ohm
Arus listrik dapat mengalir pada suatu rangkaian listrik apabila rangkaian tersebut

merupakan rangkaian tertutup dan terdapat beda potensial pada rangkaian itu. Kuat arus
yang melalui rangkaian tersebut sebanding dengan beda potensial pada kedua ujung
rangkaian. Perbandingan antara beda potensial dan kuat arusnya merupakan nilai yang
tetap dan disebut resistansi (hambatan). Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Ohm.

Hukum Ohm dirumuskan :

=



Keterangan :

V = tegangan listrik satuan volt (V)

I = kuat arus listrik satuan ampere (A)
R = hambatan listrik satuan ohm ( Ω )

Hukum Ohm dalam rangkaian tertutup

Perhatikan gambar 15.3. Gambar tersebut merupakan

suatu rangkaian tertutup yang dipasangi hambatan luar (R)

dan diberi gaya gerak listrik (GGL) atau beda potensial E

dimana GGL mempunyai hambatan dalam (r). Arus dalam

rangkaian akan melewati hambatan luar (R) dan hambatan

dalam (r). Oleh karena itu hambatan totalnya merupakan

gabungan hambatan luar (R) dan hambatan dalam (r), yaitu R

+ r. Gambar 15.3
Contoh Rangkaian Tertutup
Kuat arus dalam rangkaian :

Keterangan:

I= E E = gaya gerak listrik baterai (volt)

R+r I = arus listrik (A)
R = hambatan (Ω)
r = hambatan dalam (Ω)

6. Rangkaian Hambatan
Selama ini telah dikenal dua macam susunan dasar dari rangkaian listrik, yaitu

susunan atau rangkaian seri dan rangkaian paralel. Jika ada n buah hambatan (resistor)
dalam sebuah rangkaian listrik tertutup, maka cara penyusunan n buah resistor ini akan
mempengaruhi nilai hambatan totalnya.

1. Rangkaian seri

Rangkaian hambatan seri adalah hambatan-hambatan yang disusun secara
berurutan sehingga membentuk satu jalur arus listrik.

Gambar Rangkaian hambatan yang disusun seri

Pada rangkaian hambatan seri berlaku persamaan :
• Rs = R1 + R2 + R3 + ….+ Rn
• Vs = V1 + V2 + V3 + ….+ Vn
• Fungsi rangkaian hambatan seri adalah sebagai pembagi tegangan.

2. Rangkaian Paralel

Rangkaian hambatan paralel adalah hambatan-hambatan yang disusun secara
berdampingan satu sama lainnya, sehingga membentuk lebih dari satu jalur arus listrik.

Gbr. Rangkaian hambatan yang disusun paralel

Pada rangkaian hambatan paralel berlaku rumus:

• 1 = 1 + 1 + 1 …
1 2 3

• Vp = V1 = V2 = V3 ...

Fungsi rangkaian hambatan paralel adalah sebagai pembagi arus listrik.

Mari Kita Lakukan

Aktivitas 3.8 Rangkaian Lampu secara Seri dan Paralel

Apa yang Anda perlukan?
1. 6 kabel dengan penjepit buaya,
2. 1 baterai, dan
3. 2 lampu senter kecil
4. Aplikasi Phet

Apa yang harus Anda lakukan?
1. Buatlah rangkaian listrik dengan susunan satu baterai sehingga dua lampu menyala

terang. Gambarkan rangkaian yang Anda peroleh! Jika salah satu lampu dilepas,
bagaimana dengan keadaan lampu yang lain? Disebut apakah rangkaian yang Anda
peroleh tersebut?
2. Buatlah rangkaian listrik dengan susunan satu baterai sehingga dua lampu menyala
redup. Gambarkan rangkaian yang Anda peroleh! Jika salah satu lampu dilepas,
bagaimana dengan keadaan lampu yang lain? Disebut apakah rangkaian yang Anda
peroleh tersebut?
3. Jika rangkaian lampu secara seri dan paralel digabung menjadi satu rangkaian, apa yang
terjadi? Jelaskan!

Apa yang dapat Anda simpulkan?
Apa yang dapat Anda simpulkan dari percobaan ini?

Mari Kita Lakukan

Aktivitas 3.9 Rangkaian Baterai secara Seri dan Paralel

Apa yang Anda perlukan?
1. 2 lampu senter kecil,
2. 6 kabel dengan penjepit buaya, dan
3. 3 baterai dan dudukkannya.
4. Aplikasi Phet

Apa yang harus Anda lakukan?
1. Buatlah rangkaian listrik dengan susunan satu baterai sehingga lampu menyala!

Gambarkan rangkaian yang Anda peroleh!
2. Buatlah rangkaian listrik dengan susunan dua baterai sehingga lampu menyala!

Lakukan susunan baterai dengan berbagai cara dan perhatikan nyala lampu.
Gambarkan rangkaian yang Anda peroleh!
3. Buatlah rangkaian listrik dengan susunan tiga baterai sehingga lampu menyala.
Lakukan susunan baterai dengan berbagai cara dan perhatikan nyala lampu.
Gambarkan rangkaian yang Anda peroleh!

Apa yang harus Anda diskusikan?
1. Bandingkan hasil pengamatan pada langkah 1, 2, dan 3! Bagaimanakah susunan

baterai yang digunakan dan nyala lampu yang terjadi!
2. Jika dibandingkan dengan Aktivitas 8 pada rangkaian lampu, disebut apakah

rangkaian baterai yang Anda temukan?

Apa yang dapat Anda simpulkan?
Buatlah kesimpulan tentang susunan baterai yang Anda temukan!

Sekarang, perhatikan lampu-lampu yang dipasang di rumah Anda. Dapatkah Anda
menentukan rangkaian apakah yang digunakan? Sekarang Anda sudah dapat menjelaskan
mengapa jika kita menekan satu sakelar di salah satu kamar, maka lampu-lampu yang ada di
kamar lainnya tidak ikut terpengaruh.

Contoh 01:

Kawat penghantar kedua ujungnya memiliki beda potensial 6 volt, menyebabkan arus listrik

mengalir pada kawat itu 2 A. Berapakah hambatan kawat itu?

Penyelesaian:

Diketahui: V = 6 volt

I=2A

Ditanya: R = ... ?

Jawab: R = = 6 = 3Ω
2

Jadi, hambatan kawat itu sebesar 3 Ω

Contoh 02:

Sebuah aki dengan ggl 12 V dan hambatan dalam 0,5 ohm dihubungkan dengan lampu berhambatan

2 ohm.

a. Berapa kuat arus pada rangkaian itu?

b. Berapa tegangan jepitnya?

Penyelesaian :

Diketahui : ggl (E) = 12 V hambatan dalam (r) = 0,5 W

hambatan luar (R) = 2 W

Ditanya : kuat arus (I)?

Jawab

a) Kuat arus (I)

= = 12 = 12 = 4.8 A
+ 2 + 0,5 2,5

Jadi, besar kuat arus pada rangkaian adalah 4,8 A

b) Tegangan jepit (V)

V = I x R = 4,8 x 2 = 9,6 volt

Jadi, besar tegangan jepitnya adalah 9,6 A.

Untuk lebih jelas mengenai materi ini silahkan Ananda tonton
video di bawah ini:

https://youtu.be/kBl5CGwKv1I

Selamat Ananda ibu telah selesai mempelajari materi Hukum Ohm dan Rangkaian Listrik
dengan baik. Dengan selesainya Ananda ibu mempelajari modul ini, Ananda dapat menjelaskan
arus listrik serta dapat menghitung kuat arus pada suatu rangkaian listrik. Dan Ananda dapat
melakukan percobaan. Semoga Ananda berhasil dalam mengikuti tes akhir modul.

Kemudian Ananda dapat melanjutkan belajar pada modul berikutnya, tapi sebelum itu bacalah
rangkuman berikut ini!

1. Beda potensial yang ada di dalam buah mendorong electron untuk bergerak sehingga
memicu aliran listrik.

2. Hambatan jenis merupakan besar hambatan setiap jenis kawat yang panjangnya satu
satuan panjang per satu satuan luas penampang. Semakin kecil hambatan jenis suatu
bahan, semakin baik kemampuan bahan tersebut untuk menghantarkan listrik.

3. Besar hambatan listrik suatu kawat dipengaruhi oleh hambat jenis kawat, panjang kawat,
dan luas penampang kawat.

4. Rangkaian listrik terdiri atas dua jenis, yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel.
5. Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang tidak memiliki percabangan kabel.
6. Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang memiliki percabangan kabel

LATIHAN

Mari Mencoba

1. Gunakan hukum Ohm untuk menganalisis rangkaian. Jelaskan hubungan antara tegangan dan
kuat arus, antara kuat arus dan resistansi dalam suatu rangkaian!

2. Gambarkan suatu rangkaian untuk mengukur beda potensial dan arus listrik pada suatu lampu!
3. Hitunglah arus yang mengalir melalui sebuah kawat 4 Ω yang ujung-ujungnya?
4. Dihubungkan pada baterai 12 V. Berapakah besarnya arus bila kawat itu dihubungkan ke

baterai 8 V?
5. Suatu rangkaian tertutup dengan satu lampu dihubungkan dengan sumber tegangan.

Hitunglah besarnya tegangan tersebut bila ampermeter yang dipasang secara seri dengan
lampu menunjuk harga 3 A sedangkan lampu memiliki resistensi 4 Ω?

DAFTAR PUSTAKA

Zubaidah, S., dkk. 2018. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IX Semester 1. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.(hal:212-218)

Zubaidah, S., dkk. 2018. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IX. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.(hal:218-233)

http://www.academia.edu/35405693/Bahan_Ajar_Listrik_Dinamis (diakses pada tanggal 03
September 2020)

http://duniatekniklistrik.blogspot.com/2017/01/kwh-meter.html (03 September 2020)
https://www.kompasiana.com/dennysimply/54f9659da3331176038b4de0/perjalanan-listrik-

hingga-bisa-kita-nikmati (diakses pada tanggal 03 September 2020)

GLOSARIUM

A
Amperemeter : alat untuk mengukur besar kuat arus listrik yang mengalir di dalam rangkain
tertutup.
Arus Listrik : aliran elektron-elektron di dalam konduktor.

H
Hukum Ohm : hukum yang menghubungkan tegangan hambatan dan kuat arus

I
Isolator : bahan yang tidak memungkinkan elektron-elektron mengalir dengan mudah di
dalamnya.

K
Konduktor : bahan yang dapat mengalirkan elektron

M
Muatan negatif : benda menerima elektron sehingga jumlah elektron lebih banyak
Muatan positif : benda kehilangan sebagaian elektronya sehingga jumlah proton lebih banyak

R
Rangkaian tertutup: ujung-ujung sumber tegangan dan beban terhubung sehingga
memungkinkan elektron-elektron mengalir


Click to View FlipBook Version