The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by raemints, 2022-02-23 19:19:11

Petunjuk Pemakaian

Petunjuk Pemakaian

PETUNJUK PEMAKAIAN KAMUS

I. Pengantar atau sebagaimana dicetuskan dalam Kongres Bahasa Indo-
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima ini me- nesia II 1954 di Medan, yaitu

rupakan hasil revisi dari edisi sebelumnya. Dalam batang “bahwa asal bahasa Indonesia ialah Bahasa Melaju.
tubuhnya ditambahkan lema baru yang berasal dari be- Dasar Bahasa Indonesia ialah Bahasa Melaju jang
berapa bentuk kebahasaan yang dipakai dalam komunikasi disesuaikan dengan pertumb­uhannja dalam masjar­akat
bahasa Indonesia. Kata-kata tersebut meliputi: Indonesia”.

1. kosakata umum, seperti aba-aba, baca, dan dadu; Kenyataan tersebut dengan sendirinya tecermin dalam
2. kosakata klasik (yang pernah dipakai dalam naskah- haki­kat bahasa Indonesia. Secara historis, bahasa Indonesia
merupa­kan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu,
naskah lama) dan kosakata arkais (yang tidak pernah yang strukt­ur­nya ataupun khazanahn­ya sebagian besar
dipakai lagi), seperti anju (kata arkais) dan anak masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal
gahara (kata klasik); terdahulu, seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa
3. kosakata khusus (istilah), seperti ampere (istilah ilmu Melayu Kuno. Secara sosiol­ogis, dapat dikatakan bahwa
fisika), barion (istilah ilmu kimia), Genesis (istilah bahasa Indonesia baru dianggap “lahir” atau diterima
agama Kristen), dan makrifat (istilah tasawuf); eksistensinya pada tanggal 28 Oktober 1928. Secara
4. kosakata budaya (dari bahasa daerah), seperti bangor yuridis, bahasa itu secara resmi diakui kebera­ daannya pada
(kata dari bahasa Sunda), boru (kata dari bahasa Ba- tanggal 18 Agustus 1945. Pembicaraan me­ngenai bahasa
tak), dan tinutuan (kata dari bahasa Melayu Manado); Indonesia perspektif historis, sosio­logis, dan yuridis itu
5. ungkapan bahasa daerah, seperti amit-amit jabang patut memperhatikan hal-hal tersebut.
bayi (ungkapan bahasa Jawa) dan sampurasun (ung-
kapan bahasa Sunda); Saat ini dalam bahasa Indon­ esia terdapat varian-varian,
6. ungkapan bahasa asing, seperti ad hoc, (ungkapan ba- yaitu varian menurut pemakai yang disebut dialek dan
hasa Latin), à la carte (ungkapan bahasa Prancis), dan varian menurut pemak­ aian yang disebut ragam bahasa.
an sich (ungkapan bahasa Jerman);
7. singkatan dan akronim, seperti MPR (singkatan) dan Berdasarkan pemakai bahasa, dibedakan varian berikut.
pantura (akronim); 1. Dialek regional, yaitu varian bahasa yang dipakai di
8. peribahasa dan idiom, seperti bagai duri dalam da-
ging (peribahasa) dan kehilangan muka (idiom). daerah tertentu. Varian regional membedakan bahasa
Yang dimaksud dengan kata adalah kata dasar, kata ber- yang dipakai di satu tempat dengan yang dipakai di
i­mbuhan, kata ulang, kata majem­ uk, frasa, atau sing- tempat lain walaupun varian-variannya berasal dari
katan yang menurut ilmu leksik­ ografi disebut lema. satu bahasa. Dengan demik­ ian, dikenal bahasa Melayu
Sebelum sampai ke penjelasan tentang apa yang termuat dialek Ambon, dialek Jakarta, atau dialek Medan.
dalam kamus ini, sebaiknya diketen­ gahkan apa yang di- 2. Dialek sosial, yaitu dialek yang dipakai oleh kelom­pok
maksud dengan bahasa Indonesia sebagai ruang lingkup sosial tertentu atau yang menandai strata sosial tertentu,
kamus ini agar terdapat kesamaan pandangan. misalnya dialek remaja.
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa 3. Dialek temporal, yaitu dialek yang dipakai pada kurun
Indonesia, sebagaimana tersirat dalam Sumpah Pemuda waktu tertentu, misalnya dialek Melayu zaman Sriwijaya
28 Oktober 1928; bahasa negara, sebagaimana dinyatakan dan dialek Melayu zaman Abdullah.
dalam UUD RI 1945 Pasal 36; dan bahasa resmi ke- 4. Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang.
negaraan sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 24 Ta- Sekalipun berbahasa Indonesia, kita masing-masing
hun 2009. Dari sudut struktur bahasanya, bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri khas pribadi dalam lafal, tata
merupakan ragam bahasa Melayu atau sebagaimana yang bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.
diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Varian bahasa berdasarkan pemakaian bahasa disebut
Bahasa Indonesia I 1938 di Solo, yaitu ragam bahasa. Jumlahnya dalam bahasa Indonesia tidak
terbatas. Oleh karena itu, ragam bahasa dibagi atas dasar
“jang dinamakan ‘Bahasa Indonesia’ jaitoe bahasa pokok pembicaraan, media pembicaraan, dan hubungan
Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari antar­pembicara.
‘Melajoe Riaoe’ akan tetapi jang soedah ditambah,
dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan dibedakan,
dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah antara lain, atas:
dipakai oleh rakjat diseloeroeh Indonesia; pembaharoean a. ragam bahasa undang-undang,
bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe b. ragam bahasa jurnalistik,
haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, c. ragam bahasa ilmiah, dan
ialah alam kebangsaan Indonesia” d. ragam bahasa sastra.

xxxviii Petunjuk Pemakaian

Ragam bahasa menurut media pembicaraan dibedak­ an 3. Tiap-tiap lema ditulis dengan pemenggalan ber­dasarkan
atas ped­oman terperinci yang termuat dalam Pedoman
a. ragam lisan yang, antara lain, meliputi: Umum Ejaan Bahasa Indonesia bagian pemenggalan
1) ragam bahasa cakapan, kata.
2) ragam bahasa pidato, Contoh:
3) ragam bahasa kuliah, dan an.dal
4) ragam bahasa panggung; meng.an.dal.kan
b. ragam tulis yang, antara lain, meliputi: an.dal.an
1) ragam bahasa teknis, ter.an.dal
2) ragam bahasa undang-undang, ke.an.dal.an
3) ragam bahasa catatan, dan
4) ragam bahasa surat. Pada edisi kelima ini (seperti juga pada edisi keempat)
digunakan beberapa ketentuan khusus men­ genai pemeng-
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara di- galan, antara lain, yang tertera di bawah ini.
bedakan berdasarkan akrab tidaknya pembicara. Jadi, ada
ragam bahasa resmi, ragam bahasa akrab, ragam bahasa a. Suku kata yg berupa satu huruf vokal yang terdapat
agak resmi, ragam bahasa santai, dan sebagainya. Dalam pada awal atau akhir lema pokok, seperti amil, ela-
bahasa Indonesia hubungan di antara pembicara terungkap, borasi, uban, via, dan vibrio tidak dip­enggal dan
antara lain, dalam sistem tutur sapa dengan unsur-unsur penulisannya adalah sebagai berikut.
persona kedua, seperti engkau, Anda, Bapak, Ibu, dan
pembaca. Contoh:
amil bukan a.mil
Dalam kenyataannya, ragam-ragam bahasa itu berpadu ela.bo.ra.si bukan e.la.bo.ra.si
dalam pelbagai jenis pengungkapan bahasa. Misalnya, da- uban bukan u.ban
lam pojok surat kabar ragam bahasa tidak resmi berpadu via bukan vi.a
dalam ragam bahasa tulis jurnalistik dan dalam pidato ra- vib.rio bukan vib.ri.o
gam bahasa resmi berpadu dengan ragam bahasa lisan.
b. Akhiran -i, seperti pada mencabuti, mendarati,
Mengingat banyaknya varian bahasa tersebut, dalam per­ meng­obati, mem­ ukuli, dan memusuhi tidak dipeng-
kembangannya, bahasa menumbuhkan varian tertentu un- gal dan penul­isannya adalah sebagai berikut.
tuk keperluan tertentu. Salah satu varian yang digunakan
oleh bahasaw­an untuk menga­tasi “kebingungan” atau Contoh:
ketidakpastian karena banyakn­ ya varian itu ialah bahasa men.ca.buti bukan men.ca.but.i
baku. Dalam kenyat­aannya, bahasa baku tidak dapat di- men.da.rati bukan men.da.rat.i
pakai untuk segala keperl­uan, tetapi hanya untuk: meng.o.bati bukan meng.o.bat.i
a. komunikasi resmi, me.mu.kuli bukan me.mu.kul.i
b. wacana teknis, me.mu.suhi bukan me.mu.suh.i
c. pembicaraan di depan umum, dan
d. pembicaraan dengan orang yang dihormati. Hal itu dilakukan agar tidak terdapat satu huruf
di awal atau di akhir baris. Akan tetapi, itu tidak
Di luar keempat penggunaan itu, dipakai ragam tak- berlaku pada sub­lema yang berawalan atau ber-
baku. Karena kata-kata yang merupakan bagian dari ra- akhiran yang terdiri atas lebih dari satu huruf,
gam takbaku itu juga merupakan bagian dari kekayaan seperti pada mengarahkan, peredaran, pengionan,
bahasa Indonesia, kata-kata itu tidak ditingg­alkan, dan beroperasi, dan berurusan. Pemenggalan kata ter-
dalam kamus ini diberi label cak (cakapan). Kebetulan sebut adalah sebagai berikut.
kebanyakan kata takbaku itu digunakan dalam ragam lisan
yang cenderung lebih bersifat akrab atau informal, atau Contoh:
kalau muncul dalam ragam tulis, kita dapati dalam komu- meng.a.rah.kan
nikasi akrab seperti surat-menyurat pribadi. per.e.dar.an
peng.i.on.an
II. Informasi dalam Kamus ber.o.pe.ra.si
Keanekaragaman bahasa sebagai kekayaan bangsa Indo- ber.u.rus.an
nesia itu tecermin dalam kamus ini dan disajikan dalam
bentuk lema. Setiap lema memp­ unyai kerangka informasi c. Kata-kata yang mengandung satu bunyi vokal di
sebagai berikut. tengah, seperti autobiografi, piezoelektrik, plagiator,
1. Lema, yang berupa kata dasar, kata berimbuhan, kata puisi, dan xiloidina, pem­ enggalannya adalah sebagai
berikut.
ulang, kata majemuk, frasa (gabungan kata), ungkapan,
atau akronim (yang dianggap kata) menjadi judul tiap Contoh:
entri, dan itulah yang dijelaskan dalam batang tubuh au.to.bi.o.gra.fi
kamus. pi.e.zo.e.lek.trik
2. Semua lema disusun secara alfabetis. pla.gi.a.tor
pu.i.si
xi.lo.i.di.na

Petunjuk Pemakaian xxxix

d. Akhiran yang berasal dari asing, khususnya -isme 1) Dialek Melayu
yang unsurnya berupa kata mandiri, diperlakukan Dialek Melayu jumlahnya cukup ba­nyak, lema
sebagai akhiran, dan pemengg­ alannya adalah seba- yang khas dialek-dialek itu diberi label sesuai de-
gai berikut. ngan daerah asal dialek Melayu tersebut, seperti
Jk Melayu Jakarta
Contoh: Jb Melayu Jambi
ko.lo.ni.al.is.me Klm Melayu Kalimantan
se.ku.lar.is.me Mal Melayu Malaysia
ver.bal.is.me Md Melayu Medan
Mnd Melayu Manado
Akan tetapi, -isme tidak diperlakukan sebagai akhir- Ri Melayu Riau
an apab­ila unsurnya tidak berupa kata mandiri.
Pemengg­ alannya dilakukan sebagai berikut. 2) Bahasa daerah
Contoh:
Abr Abrab Mk Minangkabau
anar.kis.me
fa.sis.me Ach Aceh Mks Makassar
nu.dis.me
e. Pemenggalan kata-kata tertentu yang berasal dari Aj Aji Mmk Mimika
bahasa Arab yang mengandung ain atau hamzah
yang di­dahului oleh konsonan, seperti Alquran, Als Alas Mn Minahasa
bidah, Jumat, dan mutah dipenggal seperti lafal asli-
nya. Amk Amungkal Mp Massenrempulu
Contoh:
Al.qur.an Asm Asmat Mr Mandar
bid.ah
Jum.at Awy Awyu Mrd Bian Marind Deg
mut.ah
Bg Bugis Mu Muna
4. Sesuai dengan konteks dan keperluannya, setiap lema
diberi label berikut. BgM Bugis-Makassar My Muyu

a. Label ragam bahasa: Bjr Banjar Ni Nias
ark arkais, untuk menandai kata yang berlabel itu
tidak lazim; Bk Biak Or Ormu
cak ragam cakapan, untuk menandai kata yang
berlabel itu digunakan dalam ragam takbaku; Bl Bali Ni Nias
hor ragam hormat, untuk menandai kata yang
berlabel itu dig­ unakan dalam ragam resmi; Blm Baliem Plb Palembang
kas kasar, untuk menandai kata yg berlabel itu
adalah kata kasar atau tidak sopan; Bm Bima PnT Pegunungan Tengah
kl klasik, untuk menandai kata yang berlabel
itu digunakan dalam kesusastraan Melayu Bn Benuaq Pp Papua
Klasik.
Brk Berik Pt Petapa
b. Label kelas kata:
a adjektiva, yaitu kata yang menjelaskan nomi- Bsm Basemah Ptk Putuk
na atau pronomina;
adv adverbia, yaitu kata yang menj­elaskan verba, Bt Batak Ram Rampi
adjektiva, adverbia lain, atau kalimat;
n nomina, yaitu kata benda; Bz Bauzi Rws Rawas
num numeralia, yaitu kata bilangan;
p partikel, kelas kata yang meliputi kata depan, Dml Damal Sb Sumbawa
kata samb­ ung, kata seru, kata sandang, ucap-
an salam; Dn Dani Sd Sunda
pron pronomina, kelas kata yang meliputi kata
ganti, kata tunjuk, dan kata tanya; Dy Dayak Sk Sasak
v verba, yaitu kata kerja.
Ekg Ekagi Sky Sekayu
c. Label penggunaan bahasa yang menunjukkan
dalam bahasa apa atau dialek Melayu mana kata Ff Fakfak Sng Sangir
yang ber­sang­kutan digunakan.
Gy Gayo Sr Sorong

Gor Gorontalo Stn Sentani

Jw Jawa Tbl Tombulu

Jyp Jayapura Tl Toulour

Jyw Jayawijaya Tld Talaud

Kal Kaili Tlk Tolaki

Kh Kapuas Hulu Tns Minahasa Tonsea

Km Kimaam Trj Toraja

Kmr Kamoro Us Using

Kr Kaureh Wdm Wandamen

Kul Kulawi Wl Wolio

Lkp Lengkayap Wmn Wamena

Lp Lampung Wrp Waropen

Mdr Madura Wtb Wakatobi

xl Petunjuk Pemakaian

3) Bahasa asing Kes kesehatan
Singkatan label bahasa asing selain digunakan di
dalam entri pada batang tubuh, juga digunakan Keu keuangan
dalam lampiran ungkapan asing.
Kim kimia

Kom ilmu komunikasi

Ar Arab Nr Norwegia Komp komputer dan teknologi informasi

Bld Belanda Par Parsi Kris agama kristen
Cn Cina Pr Prancis
Lay pelayaran

Dm Denmark Prt Portugis Ling linguistik

Ib Ibrani Rs Rusia Man manajemen

Ing Inggris Skot Skotlandia Mat matematika

Mek mekanika

It Italia Skt Sanskerta Met meteorologi

Jm Jerman Sp Spanyol Metal metalurgi

Jp Jepang Swe Swedia Mik mikologi

Kw Kawi Yn Yunani Mil kemiliteran

Lt Latin Min mineralogi

Mus musik

Nanotek nanoteknologi

d. Label bidang kehidupan dan bidang ilmu menunjuk- Olr olahraga

kan dalam bidang apa kata yang bers­ angkutan digu- Osn oseanologi

nakan. Pet petrologi dan migas

Adm administrasi dan kepegawaian Pol politik dan pemerintahan

Anat anatomi Psi psikologi

Antr antropologi Sas sastra

Ark arkeologi Sen kesenian

Ars arsitektur Sos sosiologi

Astrol astrologi Stat statistik

Astron astronomi Tan pertanian

Bakt bakteriologi Tas tasawuf

Bio biologi Tbg tata boga

Bot botani Tbs tata busana

Bud agama buddha Tek teknik

Dag perdagangan Telekom telekomunikasi

Dem demografi Terb penerbangan

Dik pendidikan Tern peternakan

Dirg kedirgantaraan Zool zoologi

Dok kedokteran dan fisiologi e. Label pemendekan terdiri atas sing (singkatan), akr
(akronim), dan kp (kependekan).
Ek ekonomi dan keuangan Contoh:
NPWP n sing nomor pokok wajib pajak
Ekol ekologi UMR n sing upah minimum regional

El elektronika

Ent entomologi

Far farmasi dan farmakologi

Fil filsafat da.ring n akr dalam jaringan
lu.ring n akr luar jaringan
Filol filologi

Fis fisika

Geo geografi dan geologi in.fo n kp informasi
lab n kp laboratorium
Gz ilmu gizi

Graf grafika

Hid hidrologi 5. Penunjuk pelafalan /è/ /é/, dan /ê/ digunakan untuk
melambangkan huruf e seperti dalam contoh berikut.
Hidm hidrometeorologi

Hin agama hindu de.ka.de /dékadê/
mer.de.ka /mêrdéka/
Hub perhubungan be.bek /bèbèk/
elok /èlok/
Huk hukum

Hut kehutanan

Idt perindustrian dan kerajinan

Ikn perikanan

Isl agama islam Jika ada kata yang dapat dilafalkan dengan dua varian,
yaitu /è/ dan /é/, yang akan digunakan adalah /é/.
Kap perkapalan

Kat agama katolik

Petunjuk Pemakaian xli

6. Penjelasan makna dinyatakan melalui batasan makna, kulan, pukulan, terpukul, berpukulan, berpukul-pukul-
uraian penggunaan, atau padanan kata. Apabila sebuah an, memper­pukuli, memperpukulkan adalah bentuk de-
lema mempunyai lebih dari satu makna, perbedaan rivasinya. Dengan dem­ ikian, cara menyusun­nya adalah
makna itu ditandai dengan nomor polis­em dengan sebagai be­rikut.
menggunakan angka Arab.
1pu.kul 1 v ketuk (dng sesuatu yg keras atau berat,
Contoh: dipakai juga dl arti kiasan): ...; 2 n ki kena rugi
1lan.tai n 1 bagian bawah ...; 2 tingkatan pd gedung (marah, tipu, dsb): salah--, salah memukul (me­
bertingkat ...; 3 geladak perahu ngetuk); ...
la.ri 1 v melangkah dng kecepatan tinggi; 2 v hilang;
lenyap: ...; 3 v pergi ... dst pu.kul-me.mu.kul v saling pukul; baku pukul:
1yang 1 p kata untuk menyatakan bahwa kata atau kedua anak itu bertengkar sambil ~;
kalimat yg berikut diutamakan atau dib­ edakan dr
yg lain: orang -- baik hati; 2 p kata yg menyatakan me.mu.kul v 1 mengenakan suatu benda yang
bahwa bagian kalimat yg berikutnya menjelaskan keras atau berat dng kekuatan (untuk mengetuk,
kata yg di depan: dijumpainya seorang pengemis memalu, meninju, menokok, menempa, dsb): tiba-
-- sedang ber­teduh di bawah pohon asam itu; tiba ia ~lenganku; 2 ...;
3 pron kata yg dipakai sbg pembeda: -- kaya sama
-- kaya, -- miskin sama -- miskin; 4 kl p adap­ un; me.mu.kuli v memukul berkali-kali; mengh­ ajar;
akan: -- hamba ini diperanakkan di Malaka juga; me.mu.kul.kan v 1 memukul dng: ia ~ kayu itu
5 p cak bahwa: saya pun percaya -- Adinda kasih
juga akan Kakanda sampai hancur; 2 memukul untuk orang lain;
3 memperbanyakkan; mengalikan: ~ 25 dng 4;
7. Contoh penggunaan yang disertakan sesudah penjelas- pe.mu.kul n 1 orang yg memukul; 2 alat untuk
an makna dimaksudkan untuk memperjelas makna memu­kul: ~ besi, pukul besi; martil;
lema. pe.mu.kul.an n proses, cara, perbuatan memukul-
(kan): ~ itu dapat dihindarkannya
Contoh: pu.kul.an n 1 perbuatan (cara dsb) memukul: ~
da.tang 1 v tiba di tempat yg dituju: ia -- pukul 08.00 yg bertubi-tubi itu selalu ditangkisnya; 2 hasil
pagi; 2 v berasal: mereka -- dr desa; dr mana --nya me­mukul; ketukan (serangan, hantaman, dsb):
cinta, dr mata turun ke hati; 3 v hadir; muncul: ia mereka disambut dng tendangan dan ~ walaup­ un
tidak -- krn sakit; tiba-tiba ia -- di tengah-tengah ~nya melesat; 3 cak alat untuk memukul: ~ kasur;
kita; 4 n kelak kem­ udian; nanti: pd masa -- ter.pu.kul v 1 kena pukul; 2 tidak berdaya; kalah:
tampaknya ia benar-benar merasa ~;
Ada kalanya peribahasa digunakan sebagai contoh ber.pu.kul.an n saling memukul;
peng­gunaan sebuah lema. Makna peribahasa selalu di­ ber.pu.kul-pu.kul.an v pukul-memukul;
sertakan. mem.per.pu.kuli v memukuli;
Contoh: mem.per.pu.kul.kan v memperkalikan (dua bi-
langan);
le.bah ...
spt --, mulut membawa madu, pantat mem­bawa 2. Peribahasa
Peribahasa diperlakukan sebagai sublema, dicetak
sengat, pb orang yg manis tutur kata­nya, tetapi miring, dan ditempatkan setelah penjelasan pada
berbahaya (jahat) lema atau sublema yang terkandung dalam peribahasa
tersebut dan diberi label pb. Jika terdapat lebih dari
8. Derivasi dan gabungan kata. satu peribahasa (dari sebuah kata lema), peribahasa itu
Contoh: disusun menurut abjad dengan berp­egang teguh pada
huruf awal pada kata pertama peribahasa itu.
jad.wal ... Contoh:
-- acara ... be.li.ung n perkakas tukang kayu, rupanya spt ka-
men.jad.wal.kan ... pak dng mata melintang (tidak searah dng tang-
pen.jad.wal.an ... kainya);
ter.jad.wal ... bagai -- dng asahan, pb sangat karib (tidak
ber.jad.wal ... pernah bercerai); bersua -- dng sangkal, pb
sesuai benar (krn sepaham atau setujuan); ber-
III. Penyajian Lema temu -- dng ruyung, pb sama-sama kuat (tt permu-
Secara lebih terperinci informasi di atas disajikan di bawah suhan)
ini. be.ruk n kera besar yg berekor pendek dan kecil,
1. Kata Dasar dapat diajar memetik buah kelapa; Macacus
nemestrinus;
Kata dasar yang menjadi dasar segala bentukan kata bagai -- kena ipuh, pb menggeliat-geliat krn
diperlakukan sebagai lema, sedangkan bentuk-bentuk kesakitan dsb; berhakim kpd --, pb minta ke-
derivasinya diperl­akukan sebagai sublema. Misalnya, a­dilan (pertimbangan) kpd orang yg rakus; di-
kata 1pukul adalah kata dasar dan kata memukul, pu-
kul-memukul, memukuli, memukulkan, pemu­kul, pemu-

xlii Petunjuk Pemakaian ang.kat.an n …;
~ baru turunan baru (penganut aliran zaman
lengah (dimabuk) -- berayun, pb merasa se-
nang (asyik) akan sesuatu yg tidak ada gunanya baru); ~ bersenjata tentara; militer; ~ darat
angkatan bersenjata dng alat perlengkapannya
3. Gabungan Kata yg bertugas di bidang pertahanan dan keaman-
a. Gabungan kata atau kelompok kata yang merupakan an, terutama di darat; ~ Empat Puluh Lima
frasa—idiomatis atau tidak, berafiks atau tidak— (45) 1 para pejuang kemerdekaan yg meme-
yang tidak berderivasi tidak diperlakukan sbg lema, lopori revolusi pd saat-saat menjelang Prok-
tetapi diperlakukan sbg sublema. Letaknya lang­sung lamasi Kemerdekaan pd tahun 1945; 2 Sas
di bawah lema atau sublema yg berkaitan, yaitu kata kelompok pengarang dan seniman yg muncul
pertama unsur pembentukan gabungan kata itu, dan sekitar tahun 1945; ~ Enam Puluh Enam
disusun berderet ke samping secara berurutan menu- (66) Pol kelompok pemuda Indonesia yg be-
rut abjad apabila ternyata gabungan kata atau kerja sama dng ABRI menumbangkan Orde
frasa yang dibentuk dari lema itu lebih dari satu. Lama dan menegakkan Orde Baru; ~ kelima
Untuk mem­ udahkan pemakai kamus, patokan yg ark angkatan bersenjata yg terdiri dr rakyat,
dipakai adalah bentuk kata pertama dengan tidak di samping empat angkatan yg sudah ada,
memperhatikan makna intinya. Unsur pertama yaitu angkatan darat, laut, udara, dan kepolisi-
gabungan kata itu dicet­ak dengan tanda hubung an (dl paham komunisme): ~ kelima itu meli-
ganda (--) apabila berupa kata dasar dan dicetak batkan pemuda, tani, dan wanita; ~ kerja
dengan tilde (~) apabila berupa kata bera­ fiks. Kedua- penduduk yg berada dl usia kerja, baik me-
duanya dicetak tebal. reka yg sedang bekerja maupun yg sedang
Contoh: mencari pekerjaan; ~ laut angkatan bersenjata
ang.kat 1 v …; dng alat perlengkapannya yg bertugas di bi-
-- berat olahraga yg mempertandingkan adu dang pertahanan dan keamanan, terutama di
tenaga atau kekuatan dl mengangkat beban laut; ~ muda ark kelompok orang muda; turun-
(besi); -- besi olahraga dng mengangkat halter an yg termuda; ~ negara ark 1 jabatan pega-
(besi); -- bicara ki mulai bicara (berpidato wai negara; 2 orang yg diangkat oleh nega-
dsb); -- kaki ki 1 pergi (meninggalkan tem- ra; ~ penerus kelompok orang yg akan meng-
pat); 2 melarikan diri; kabur; -- tangan 1 meng- gantikan kelompok sebelumnya; ~ perang ke-
angkat kedua belah tangan ke atas spt ketika lompok besar orang yg diperlengkapi dng
orang mulai salat; 2 cak mengacungkan tangan senjata yg bertugas di bidang pertahanan
ke atas tanda menunjukkan diri: coba siapa dan keamanan, meliputi angkatan darat, ang-
yg dapat mengerjakan, -- tangan; 3 cak ki katan laut, dan angkatan udara; angkatan ber-
menyerah (tidak akan melawan lagi); takluk; senjata; ~ udara angkatan bersenjata dng alat
4 cak ki tidak sanggup menghadapi; putus asa: perlengkapannya yg bertugas di bidang per-
ia sudah -- tangan kalau disuruh menghadapi tahanan dan keamanan, terutama di udara;
orang itu; -- topi ki menaruh hormat; kagum; ter.ang.kat 1 v …;
meng.ang.kat v…; ~ kening ki lebih kurang pukul 07.30—08.00;
~ alis mengangkat kening; ~ bahu menyatakan se.ang.kat.an n …;
tidak tahu; ~ diri sombong; tinggi hati; ~ per.ang.kat.an n …;
hidangan mengangkat makanan; ~ kening ~ udara Tek cara untuk menaikkan atau meng-
mengernyitkan kening krn keheranan dsb; ~ angkat serpihan hasil pengeboran dr dl lubang
makanan 1 menghidangkan makanan; 2 meng- bor ke permukaan dng menggunakan sembur-
ambil piring (sisa makanan dsb) sesudah an udara;
selesai makan; ~ mata menentang; ~ pundak se.per.ang.kat n …;
mengangkat bahu; ~ sembah menyembah; se.per.ang.kat.an n …;
~ senjata (mulai) berperang; ~ suara mulai ke.ang.kat.an ark n …
berkata; ~ sumpah bersumpah; ~ tangan me-
naikkan kedua belah tangan sampai ke atas b. Gabungan kata yang berderivasi—baik idiom­ atis mau-
bahu tanda tidak akan melawan atau tanda p­ un tidak—seperti campur aduk, kembang biak, tang-
menyerah; gung jawab, dan warga negara diperl­ a­kukan seba­gai
meng.ang.kat-ang.kat v …; lema dan diikuti bentuk-bentuk derivasinya sebagai
meng.ang.kati v …; sublema.
meng.ang.kat.kan …;
peng.ang.kat n …; Contoh:
~ rantai Kap besi gelondong yg dapat berputar cam.pur a.duk v ...;
pd lir jangkar, yg berfungsi sbg penarik rantai men.cam.pur.a.duk.kan v ...;
jangkar; pen.cam.pur.a.duk.an n...;
peng.ang.kat.an n…; ber.cam.pur a.duk v ...;
ke.cam.pur.a.duk.an n ...

Petunjuk Pemakaian xliii

kem.bang bi.ak, 6. Bentuk Terikat
me.ngem.bang.biak.kan v ...; a. Bentuk terikat berupa afiks, seperti -an, ber- (be-,
pe.ngem.bang.bi.ak.an v ...; bel-), -el- yang selalu diikuti oleh bentuk lain diper­
ber.kem.bang bi.ak v ...; lakukan sebagai lema dan cara penulisannya sebagai
per.kem.bang.bi.ak.an n ... berikut.
1) -an sufiks pembentuk nomina ...
tang.gung ja.wab v ...; 2) ber- (be-, bel-) prefiks pembentuk verba ...
me.nang.gung.ja.wabi v ...; 3) 1-el- infiks pembentuk nomina
pe.nang.gung ja.wab n ...; 4) 2-el- infiks pembentuk verba
ber.tang.gung ja.wab v ...;
mem.per.tang.gung.ja.wab.kan v ...; b. Bentuk terikat spt dwi-, panca-, swa-, dan tuna- yang
per.tang.gung.ja.wab.an n ... selalu diikuti oleh bentuk lain diperlakukan sebagai
lema dan penulisannya sebagai berikut.
war.ga ne.ga.ra n ...;
me.war.ga.ne.ga.ra.kan v ...; Contoh:
pe.war.ga.ne.ga.ra.an n ...; dwibahasa
ke.war.ga.ne.ga.ra.an n ... Pancasila
swasembada
4. Kata Ulang dan Bentuk Ulang tunawicara
Perlakuan terhadap kata ulang dan bentuk ulang adalah
sebagai berikut. 7. Bentuk ungkapan asing yang memiliki contoh peng-
a. Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang gunaan dimuat dalam batang tubuh.
me­nyangkut benda), seperti meja-meja, orang-orang,
rumah-rumah, kamus-kamus, dan ilmu-ilmu, tidak Contoh:
dim­ uat sebagai lema. à la carte ukp Pr menurut menu (tentang harga
b. Kata ulang berubah bunyi, seperti bolak-balik, com­ makanan dan lauknya dihitung terpisah, biasanya
pang-camping, dan pontang-panting diper­lakukan untuk restoran mahal): dia menjamu tamunya di
sebag­ ai lema dan berdefinisi. sebuah restoran --
c. Kata ulang yang menunjukkan jamak dalam hal
proses, seperti melihat-lihat, berlari-lari, kejar- 8. Bentuk kependekan atau singkatan, baik dari bahasa
mengejar, tem­bak-menembak, dan tolong-menolong, Indonesia maupun bahasa asing, dimuat dalam batang
diperlakukan seb­ agai sublema dan diletakk­ an lang- tubuh.
sung sesudah bentuk kata yang bera­walan meng-
atau ber-. Contoh:
Contoh: KPK n sing Komisi Pemberantasan Korupsi (lem-
melihat-lihat diletakkan sesudah melihat baga negara independen yang berfungsi melaku-
berlari-lari diletakkan sesudah berlari kan pemberantasan korupsi)
kejar-mengejar diletakkan sesudah mengejar
tembak-menembak diletakkan sesudah menem- HIV n Ing sing virus yang melemahkan sistem ke-
bak kebalan tubuh; human immunodeficiency virus
tolong-menolong diletakkan sesudah menolong
d. Bentuk ulang yang seolah-olah merupakan kata 9. Rumus Kimia
ulang, seperti kupu-kupu, laba-laba, dan kunang- Rumus kimia ditempatkan di belakang uraian sesudah
kunang, sia-sia diperl­akukan sebagai lema.
e. Bentuk ulang dwipurwa, seperti dedaunan, rerum- tanda titik koma.
putan, dan sesepuh, diperlakukan sebagai lema dan Contoh:
pen­ ulisann­ ya sebagai berikut.
Contoh: en.drin /éndrin/ n Kim 1 cairan yang biasa di­
de.da.un.an lihat daun pakai sbg racun pembunuh tikus; 2 hablur
re.rum.put.an lihat rumput putih berbentuk serbuk tidak melarut di dl air;
se.se.puh lihat sepuh C12H8OCL6

5. Lema atau sublema yang merupakan gabungan kata hes.pe.ri.din /héspéridin/ n Kim glikosida yang
yang desk­ ripsi maknanya terdapat pada lema lain di- diper­oleh dr jeruk manis (Citrus aurantium) yang
gunakan kata lihat. tidak matang, melarut dl air dan etanol; C28H34O15

Contoh: kar.bol n benda cair berwarna putih dan berbusa spt
kain kasa lihat 1kasa air sabun serta berbau harum yg dapat dipakai
kayu pok lihat pok untuk mematik­ an kuman penyakit; C6H5OH
kayu kayan lihat kayan
10. Istilah Latin
Istilah Latin yang dipakai di dalam deskripsi dicetak

miring dengan diawali tanda koma (,) jika ber­
kedudukan sebagai keter­angan penjelas dan diawali

xliv Petunjuk Pemakaian ter-…-i
ter-…-kan
tanda titik koma (;) jika berk­ edudukan sebagai sinonim. keter-…-an
Contoh: 11. Sublema dengan afiks
bersi-
1ba.kik n tanaman merambat, Piper chaba ber-...-i
cen.da.na n 1 pohon yg kayunya keras dan berbau ber- ... - an
ber- … kan
harum; Santalum album; 2 kayu cendana; berke-...-an
-- jenggi cendana yg kayunya berwarna merah; berseke-...-an
member-…-kan
Pterocarpus santalina; -- kering 1 cendana yg pember-…-an
sudah tidak berbau harum lagi; 2 ki orang yg seber-...
sudah tidak berguna lagi; -- kuning cendana keber-…-an
yg kayunya berwarna kuning; -- semut pohon, 12. Sublema dengan afiks
tinggi mencapai 15 m, kayunya digunakan untuk per-...
tangkai dan selubung keris; Exocarpus latifolia per-…-kan
memper-...
je.ra.pah n binatang pemamah biak, berasal dr memper-…-i
Afrika, berkaki panjang, kaki depan lebih pan- memper-…-kan
jang dr kaki belakang sehingga punggungnya berper-...-an
menurun ke belakang, leher sangat panjang, ke- pemer-...
palanya dapat mencapai ketinggian 5—6 m dr pemer-...-an
tanah; zarafah; Giraffa camelopardalis berper-...-an
teper-…
IV. Urutan Susunan Lema dan Sublema teper-…-kan
Lema disusun menurut abjad, baik secara horiz­ontal 13. Sublema dengan afiks
maupun secara vertikal. Secara horizontal, misalnya, lema se-...
yg mempunyai deretan huruf baling diletakkan sesudah menye-...
lema yang memiliki deretan huruf balik; sedangkan secara
vertikal, huruf b diletakk­an di bawah huruf a, huruf c menye-… -i
diletakkan di bawah huruf b, dan seterusnya. menye-… -kan
Urutan lema disusun sebagai berikut. penye-...
penye-… -an
1. Lema berse-...
2. Gabungan kata dari bentuk dasar berse-…-an
Lema yang berderivasi diurutkan berdasarkan para- perse-…-an
digma pembentukan kata sebagai berikut. memperse-...-i
3. Sublema berupa kata ulang memperse-...-kan
a. dasar kese-… -an
b. dwipurwa berkese-...-an
c. salin suara sepeng-...
d. berimbuhan seper-...
4. Sublema dengan infiks sepel-...
a. ...-el-... sepe-...
b. ...-er-... seper-…-an
c. ...-em-... se-…-nya
14. Sublema dengan afiks
d. ...-en-... ke-...
5. Sublema dengan afiks berke-...
meng- berke-...-an
meng- …- i seke-...
meng- …-kan seke-...-an
6. Sublema dengan afiks penge-...-kan
pe-; peng- sepenge-...-kan
mempeng-...-kan ke-…-an
berpeng-... 15. Sublema dengan klitik -nya
berpeng-...-an
kepeng-...-an Urutan di atas merupakan urutan sublema bentuk
pe-...-an; peng-...-an derivatif berdasarkan paradigma pembentukan kata.
perpe-...-an
7. Sublema dengan sufiks -an
8. Sublema dengan sufiks -kan
9. Sublema dengan prefiks di-
10. Sublema dengan afiks

Petunjuk Pemakaian xlv

V. Ejaan bahasa (seperti ragam c­ akapan, ragam kasar, dan ragam
Secara umum, dalam kamus ini digunakan ejaan bahasa hormat), label penggunaan bahasa, perib­ ahasa dan ki-
Indonesia yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan asan, nama ilmiah, serta contoh pemak­ aian.
Bahasa Indonesia. Untuk keperluan kamus ini, digunakan Contoh penggunaannya:
beberapa ketentuan khusus, antara lain, yang tertera di
bawah ini. a. Label kelas kata
1. Garis Hubung Satu (-) a (adjektiva), adv (adverbia), n (nomina); num
Garis hubung satu dipakai untuk menghubungkan kata
(numeralia), p (partikel), pron (prono­mina), v
dalam bentuk perulangan kata. (verba)
Contoh: b. Label pemendekan
akr (akronim)
anai-anai n ...; kp (kependekan)
bo.lak-ba.lik n ...; sing (singkatan)
pan.dang-me.man.dang v ...; c. Label bidang ilmu
Bio (biologi)
2. Tanda Hubung Ganda (--) d. Label ragam bahasa
Tanda hubung ganda dipakai untuk meng­gantikan cak (ragam cakapan), hor (ragam hormat), kas
(ragam kasar)
lema, baik dalam peribahasa, kiasan, gabungan kata, e. Label penggunaan bahasa
maupun dalam contoh pemakaian. 1) Dialek Melayu
Contoh: Jk (Melayu Jakarta), Mal (Melayu Malaysia)
2) Bahasa Daerah
1bau 1 n apa yg dapat ditangkap oleh indra pencium Bl (Bali), Bt (Batak), Jw (Jawa)
(spt anyir, harum, busuk): -- napas yg keluar dr 3) Bahasa Asing
mulutnya busuk; 2 v ada baunya; mengeluarkan Ar (Arab), Bld (Belanda), Cn (Cina)
bau; f. Label kiasan dan peribahasa
ki (kiasan), pb (peribahasa)
-- busuk tidak berbangkai, pb celaan (fitnah dsb) g. Penanda bentuk terikat, seperti
yg tidak benar; ber-...-an konfiks pembentuk verba
-an sufiks pembentuk nomina
-- apak bau kurang sedap yg berasal dr benda yg re- bentuk terikat
sudah tidak segar lagi (usang dsb); tu.na- bentuk terikat
h. Nama ilmiah seperti
ban.teng /banténg/ n 1 lembu hutan (lembu yg ma eru n pohon cemara; Casuarina equisetifolia
sih liar); Bos sondaicus; 2 lembu; sapi; ge.li-ge.li n tumbuhan rawa, Lesia spinosa
i. Kalimat contoh pemakaian kata lema dan kata
sbg -- ketaton, Jw ki sbg banteng yg luka ter- sublema, seperti
kena senjata (tt orang yg melawan atau mem- cer.mat a 1 penuh minat (perhatian); saksama;
pertahank­ an diri dng gigih)
teliti: ia mengerjakan soal-soal hitungan dng
3. Tilde (~) --; 2 berhati-hati dl memakai uang dsb; he-
Tilde dipakai untuk menggantikan sublema yang ter­ mat: ia seorang wanita yg -- sehingga tidak
ada uangnya yg terhambur begitu saja;
dapat di dalam peribahasa, kiasan, gabungan kata, dan men.cer.mati v memperhatikan dng cermat
contoh pe­makaian. (saksama, teliti, penuh minat); mengamati dan
Contoh: memperhatikan dng sungguh-sungguh: dia
tampak antusias ~ foto-foto yg terpampang;
is.ti.ra.hat v berhenti (mengaso) sebentar dr su- men.cer.mat.kan v 1 melakukan sesuatu dng
atu kegiatan (untuk melepaskan lelah); rehat; cermat (teliti, hati-hati); 2 menghematkan
-- singkat istirahat dua hari yg dapat diberikan (pengeluaran uang dsb): ia memberi tahu saya
kpd seorang pegawai negeri krn sakit ataupun bagaimana cara ~ uang belanja;
krn keperluan lain; ke.cer.mat.an n 1 ketelitian; kesaksamaan;
2 kehematan; perihal hati-hati
meng.is.ti.ra.hat.kan v 1 membiarkan istirahat;
2 ki memberhentikan (dr pekerjaannya); 5. Huruf Tebal
Cetak tebal menunjukkan (a) lema, (b) subl­ema, ter-
~ diri melepas lelah;
ber.is.ti.ra.hat v 1 berhenti sebentar untuk me- masuk gabungan kata (berafiks atau tidak), (c) kata ru-
jukan, serta (d) angka dan huruf untuk polisem.
lepaskan lelah: mereka ~ selama sepuluh menit Contoh:
sebelum melanjutkan pertandingan; 2 berlibur
untuk mengaso: sesudah kenaikan, anak-anak ~
selama sebulan;
per.is.ti.ra.hat.an n tempat (rumah dsb) untuk
beristirahat;
~ terakhir makam; kubur

4. Huruf Miring
Huruf miring dipakai untuk menul­iskan label kelas

kata, label pemendekan, label bidang ilmu, label ragam

xlvi Petunjuk Pemakaian

a. adik n 1 saudara kandung yg Lema cara -- terhadap perencanaan penyusunan per-
lebih muda (laki-laki atau per- aturan
empuan): -- kandung; 2 ke- Angka apa tumon ukp Jw ungkapan untuk menyatakan rasa
rabat yg lebih muda (dr Polisem heran, makna harfiahnya ′apakah Anda pernah
pertalian kekeluargaan); menyaksikan?′ atau ′apakah tidak mengherankan?′:
Gabungan rumor yang berkembang di antara para penyidik
-- bungsu adik yg termuda; Kata adalah bahwa saya dianggap meneror keluarga
-- ipar adik dr suami atau adik itu. --?
Sublema
dr istri seseorang yg lebih 7. Tanda Titik (.)
muda; -- seayah adik berlain- Tanda titik dipakai untuk memenggal lema dan sub-
an ibu;
beradik v 1 memanggil orang lema, tetapi tidak untuk lema yang berupa ungkapan
dng sebutan adik; 2 mempunyai asing atau daerah.
adik Contoh:

b. 1bala n pasukan; prajurit; Lema ma.kan v ...;
-- bantuan regu atau pasukan ma.kan.an n ...
Gabungan sa.pu n ...;
yg didatangkan untuk memban- Kata me.nya.pu v ...
tu korban peperangan, bencana
alam, atau ketika berjangkit ad hoc ukp Lt ...
epidemi; -- keselamatan orga- an sich ukp Jm ...
nisasi penderma Protestan, di- à la carte ukp Pr ...
dirikan oleh William Booth
tahun 1865 dng tujuan me- 8. Tanda Koma (,)
ningkatkan harkat orang-orang a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan huruf ka-
yg sengsara, secara keagamaan
dan sosial pital dan huruf kecil pada kata lema pertama setiap
abjad.
c. ba.wa v angkat ke tempat lain; Lema Contoh:
mem.ba.wa v 1 memegang
Sublema B, b /bé/ n 1 huruf ke-2 abjad Indonesia; 2 pe-
atau mengangkat sesuatu sam- nanda ke-2 dl urutan (mutu, nilai, dsb)
bil berjalan atau bergerak dr Angka
satu tempat ke tempat lain: Polisem H, h /ha/ n huruf ke-8 abjad Indonesia
ia ~ oleh-oleh untuk adiknya;
hari ini ia tidak ~ uang sepeser Gabungan b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan lema be-
pun; 2 mengangkut; memuat Kata serta label kelas kata yang tidak diberi deskripsi dan
memindahkan; mengirimkan: sublema.
kami menyewa kendaraan un-
tuk ~ belanjaan untuk kami ke Contoh:
rumah; 3 mengajak pergi; per- ce.ngut, men.ce.ngut v tertegun (keheranan,
gi bersama-sama; memimpin; kecewa, dsb); termangu-mangu; melengung;
~ adat haid; ~ agama me- ter.ce.ngut v mencengut
meluk agama; ~ alamat mem-
beri alamat; menandakan c. Tanda koma dipakai untuk menandai bagian-bagian
peme­rian sebagai pilihan bent­uk kata.
d. ara.bi.ka lihat kopi
se.su.ai lihat suai1 Contoh:
1ci.cit n generasi keempat atau keturunan ketiga;
e. kutbah → khotbah anak dr cucu (secara berurutan: anak,
lobang → lubang cucu, cicit atau buyut, piut atau canggah,
anggas); buyut
6. Huruf Miring dan Tebal
Huruf miring dan tebal dipakai untuk menuliskan d. Tanda koma dipakai untuk memisahkan peribahasa
dari penjelasannya.
ungkapan asing dan ungkapan daerah yang lazim
ditemukan dalam teks bahasa Indonesia. Ungkapan Contoh:
asing dan daerah yang ditulis dengan huruf miring dan air n 1 ...; 2 ...;
tebal itu bukan anggota kosakata bahasa Indonesia. -- beriak tanda tak dalam, pb orang yg banyak
Contoh: cakap (sombong dsb), biasanya kurang
ilmunya; ...
mutatis mutandis ukp Lt dng penyesuaian seperlu- ru.mah n ...;
nya: Pasal 24 sampai dengan Pasal 29 berlaku se- -- gedang ketirisan, pb istri yg tidak mam-
pu mendatangkan kebahagiaan kpd suami; ...

Petunjuk Pemakaian xlvii

e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan deskripsi ja.bat v pegang;
yang hanya berupa superordinatnya sehingga me­ men.ja.bat v 1 memegang: ~ dayung; 2 me-
merl­ukan istilah Latin seb­ agai keterangan penj­elas.
lakukan pekerjaan (pangkat dsb) ; memegang
Contoh: jabatan (pekerjaan): sepuluh tahun lamanya
ba.ngan n 1 ikan laut, Caesio erythro­gaster; beliau ~ pekerjaan itu
2 (ikan) ekor kuning
je.ru.mus v dorong masuk ke lubang;
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan contoh dari men.je.ru.mus.kan v 1 mendorong hingga ja-
maknanya.
tuh tersungkur, atau jatuh masuk lubang dsb:
Contoh: sampai hati ia ~ anak itu ke selokan; 2 ki me-
1rang.kap v merangkap; nyesatkan; mencelakakan: ajakanmu ha-
me.rang.kap v ...; nya hendak ~ kami
pe.rang.kap n ...: ~ telah mengena, pe­rang-
kap telah dimasuki binatang; masuk ~, ki ke- d. Titik koma dipakai untuk memisahkan deskripsi
na tipu; tertipu yang memerlukan bahasa Latin sebagai sinonim.

1ta.ra n ...: tiada --nya; sukar dicari ~ ban- Contoh:
ding(an)nya, tidak ada bandingannya ang.sa.na n 1 pohon, tinggi hingga 40 m, kayunya
berwarna indah, awet dan kuat, sangat disukai
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan makna con- dl pembuatan mebel dan sbg kayu bangunan,
toh yang lebih dari satu. kulit kayunya dimanfaatkan untuk obat, bu-
nganya berwarna kuning dan berbau harum;
Contoh: Pterocarpus indica; 2 kayu angsana
ba.ni n anak; anak cucu; keturunan: -- Adam,
i seluruh umat manusia, ii keturunan Adam ca.bai n 1 tanaman perdu yg buahnya berb­ entuk
bulat panjang dng ujungnya merunc­ing, apa-
1jang.kar n 1 pemberat pd kapal atau perahu, bila sudah tua berwarna merah kecokelat-
terbuat dr besi, diturunkan ke dalam air pd cokelatan atau hijau tua, berisi banyak biji yg
waktu berhenti agar kapal (perahu) tidak pedas rasanya; lombok; Capsicum annuum;
oleng; sauh: mengangkat --, i bertolak, 2 buah cabai (biasa dibuat sambal atau cam-
ii berangkat (tt kapal, perahu); membuang --, puran sayur)
i berhenti, ii berlabuh (tt kapal, perahu); 2 Fis
...; 10. Titik Dua (:)
Titik dua dipakai sebagai pengganti kata misalnya
9. Titik Koma (;) di dalam deskripsi dan dipakai untuk memisahkan
a. Titik koma dipakai untuk memisahkan bentuk- kalimat contoh dari deskripsi.
bentuk kata yang bermakna sama atau hampir sama Contoh:
(sinonim) yang terdapat pada deskripsi makna. ha.fal v 1 telah masuk dl ingatan (tt pelajaran):
Contoh: saya sudah mempelajari dan juga -- isinya;
ha.bu.an kl n 1 banyaknya makanan untuk tiap 2 dapat mengucapkan di luar kepala (tanpa
orang; porsi; 2 bagian; abuan melihat buku atau catatan lain): banyak orang
yg -- nomor telepon barisan pemadam keba-
b Titik koma dipakai sebagai penanda akhir deskripsi karan;
makna sebuah sublema yang masih belum meng.ha.fal v berusaha meresapkan ke dl pi-
merupakan bentuk derivasi terakhir (deskripsi kiran agar selalu ingat: anak itu rajin ~ nama
makna sublema yang merupakan bentuk derivasi tokoh pahlawan nasional;
terakhir sebuah lema tidak diakhiri dengan tanda apa meng.ha.fal.kan v ...;
pun). peng.ha.fal n ...;
peng.ha.fal.an n ...;
Contoh: ha.fal.an n ...
1je.lu.jur /jêlujur/ v jahit dng jarak jarang;
men.je.lu.jur v menjahit dng jarak lebar-lebar 11. Tanda Kurung ((...))
atau ja-rang-jarang (dng tangan dsb); a. Tanda kurung dipakai sebagai penanda altern­atif
men.je.lu.juri v menjelujur; bentuk kata yg masih memiliki pers­amaan makna
je.lu.jur.an n hasil menjelujur dan masing-masing bentuk itu dapat mend­uduki
2je.lu.jur /jêlujur/ n kayu (bambu) yg dipasang fungsi kelas kata dan makna yg sama di dalam
mendatar sbg penutup pintu kandang (pagar sebuah kalimat contoh yang sama. Tanda kurung ini
dsb) dapat diartikan sama dengan kata atau.
Contoh:
c. Titik koma (;) dipakai sebagai penanda akhir des­ cer.ca n celaan (ejekan) yg keras, maki; umpat;
kripsi makna polisem. caci: ia hidup di tengah -- dan nistaan

Contoh:

xlviii Petunjuk Pemakaian

ik.ti.bar n contoh; penga­ jaran: mengambil --, 14. Tika Bawah atau Subskrip (...2, ...3, ...4)
mengambil con­toh (peng­ajaran): itu menjadi Tika bawah dipakai untuk menuliskan rumus kimia
-- kita
(diletakkan di belakang huruf lambang kimia, se­
b. Tanda kurung dipakai untuk menunjukk­an bahwa tengah spasi ke bawah)
kata atau bagian kalimat yang terdapat dalam Contoh:
deskripsi yang diapit tanda kurung itu merupakan
keterangan penj­e­las bagi kata-kata atau pernyataan ok.si.da n Kim senyawa oksigen yg bersifat biner,
yang terdapat di depannya. umumn­ya dng logam (spt Na20) atau bukan
logam (spt NO2)
Contoh:
ikut v 1 menyertai orang bepergian (berj­alan, ka.fe.i.na /kaféina/ n Kim alkaloid yg terdapat da-
bekerja, dsb); turut; serta; 2 melakukan se- lam biji kopi dan daun teh dng rumus C8H10N402
suatu sebagaimana dikerj­akan orang lain
imam n 1 pemimpin salat (pd salat jemaah spt yo.him.bi.na n Kim alkaloid beracun yg dipero­ leh
pd salat Jumat); 2 pemimp­ in; kepala (negeri dr kulit pohon Corynanthe yohimbe yg tumbuh
dsb); 3 (dipakai juga sbg gelar) pemimpin; di Afrika sebelah barat, digunakan sbg afrodisiak
pengh­ ulu: -- Bonjol; untuk mengobati imp­ otensi; C21H26N2O3

12. Garis Miring (/.../) 15. Angka Arab Cetak Tebal (1, 2, 3, ...)
Garis miring dipakai untuk lafal kata yang mengan- Angka Arab cetak tebal dipakai untuk menandai makna
dung unsur bunyi /è/, /é/, dan /ê/ agar tidak terjadi
kesalahan di dalam melafalkannya. polis­ em (yaitu arti kesatu, arti kedua, dan seterusnya).
Contoh: Contoh:
mer.de.ka /mêrdéka/ a ...
1tab.let /tablèt/ n ... 1arang n 1 bahan bakar yg hi-
ma.cet /macêt/ a ... tam warnanya dibuat atau ter- Makna
jadi dr bara kayu dsb yg di- Polisem
13. Tika Atas atau Superskrip (1..., 2...,3) pengap; 2 serbuk hitam bekas
a. Tika atas dipakai untuk menandai bentuk homonim kayu dsb yg terbakar
yg homograf dan homofon (diletakkan di depan le-
ma yang memiliki bentuk homonim, setengah spasi 16. Angka Romawi Kecil (i, ii, iii, ...)
ke atas). Angka Romawi kecil cetak tebal dipakai untuk me-

Contoh: nandai nomor sinonim pada makna kalimat contoh.
1in.tro- bentuk terikat di dalam; ke dalam: Contoh:
introspeksi
2intro n kp introduksi dur.ja n kl muka: bermuram --, i bermuka masam
(krn sedih, kecewa, dsb), ii tidak berseri (tt
1bi.sa v mampu (kuasa melakukan se­suatu); muka)
dapat: ia -- membaca, tetapi tidak -- menulis
1du.li n kl 1 debu (tanah) yg melekat pd kaki;
2bi.sa n 1 zat racun yg dapat menyebabkan 2 kaki: bercemar --, i berjalan kaki, ii pergi;
luka, busuk, atau mati bagi sesuatu yg hidup
(biasanya terdapat pd binatang); 2 ki sesuatu 17. Anak Panah (→)
yg buruk, yg dapat meru­sakkan akhlak manu- Tanda anak panah dipakai sebagai penanda untuk ru-
sia atau masyar­akat: ajaran­mu itu akan men-
jadi -- bagi kami juk silang bagi kata lema yang tidak disarankan pe-
makaiannya, yang merupakan bentuk varian kata lema
b. Tika atas dipakai untuk menandai bahwa makna yang ejaannya dianggap baku.
yang dimaksud dapat dilihat pada entri atau lema Contoh:
yang bertanda tika di atas. aktip → aktif
apem → apam
Contoh: na.se.hat /naséhat/ → nasihat
ke.ron n 1mahkota
Tanda tika atas pada mahkota menandakan 18. Tanda Elipsis (...)
bahwa makna keron dapat dilihat pada entri Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa da-
1mahkota.
lam suatu deskripsi atau contoh ada bagian yang di-
ba.bah → 1baba hilangk­ an.
Tanda tika atas pada 1baba menandakan bahwa Contoh:
ba.bah merujuk ke lema 1baba.
ta.kut a 1 merasa gentar (ngeri) mengh­ adapi sesu-
atu yg dianggap akan mend­ atangkan bencana:
anjing ini jinak, engkau tidak perlu --; 2 takwa;
segan dan hormat: hendaklah kita -- kpd Allah;
3 tidak berani (berbuat, menempuh, menderita,
dsb): hari sudah malam, aku -- pulang sendiri;
4 gelisah; khawatir (kalau ...): digenggam --
mati, dilepaskan -- terbang

VI. Singkatan-Singkatan Lain Petunjuk Pemakaian xlix

akr akronim msl misalnya Catatan:
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
dll dan lain-lain pb peribahasa (PUEBI), singkatan umum yg terdiri atas tiga huruf
atau lebih diikuti satu tanda titik. Namun, mengingat
dng dengan pd pada keterbatasan ruang, singkatan akr, dll, dng, dsb, dst,
kpd, krn, msl, sbg, spt, thd, tsb yang digunakan di
dp daripada sbg sebagai dalam definisi, tidak diikuti titik. Demikian pula label
yang disingkat dengan tiga huruf atau lebih, tidak di-
dr dari sing singkatan ikuti titik, seperti ark, cak, hor, kas, Olr, Tern, Zool.

dsb dan sebagainya spt seperti

dst dan seterusnya thd terhadap

ki kiasan tsb tersebut

kp kependekan tt tentang

kpd kepada yg yang

krn karena


Click to View FlipBook Version