The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by adeliasalsa273, 2022-03-25 23:39:46

KELOMPOK 11_MONOGRAF SISTEM HORMON

KELOMPOK 11_MONOGRAF SISTEM HORMON

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,berkat rahmat-
Nya Bahan ajar dengan judul Sistem Hormon ini dapat tersusun. Monograf ini disusun
sebagai bentuk tugas DR. Hj. Mia Nurkanti, M.Kes. dan Saiman Rosamsi,M.PD selaku
dosen dan asisten dosen, pada matakuliah Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia.Selain itu
monograf ini bertujuan untuk acuan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Penulisan monograf ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya untuk menyempurnakan sangat diharapkan. Tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu menyusun
monograf ini. Penulis berharap bahan ajar ini bisa menambah wawasan bagi pembaca.

Bandung, 25 Maret 2022

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
PETA KONSEP.............................................................................................. iii
PEMBAHASAN ............................................................................................ 1

HORMON ........................................................................................... 1
1. Pengertian Sistem Hormon ............................................................ 1
2. Ciri-Ciri Sistem Hormon................................................................ 1
3. Fungsi Sistem Hormon .................................................................. 1
A. Keterkaitan Hormon Dengan Saraf dan Indera .................................... 2
B. Macam-Macam Kelenjar Endokrin ...................................................... 4
• Hipotalamus .................................................................................. 4
• Hipofisis ........................................................................................ 6
• Tiroid............................................................................................. 7
• Paratiroid ...................................................................................... 8
• Kelenjar Timus.............................................................................. 9
• Kelenjar Adrenal ........................................................................... 10
• Kelenjar Gonad ............................................................................. 14
• Kelenjar Pancreas.......................................................................... 15
C. Gangguan Sistem Hormon ................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19

ii

PETA KONSEP

SISTEM SARAF

Pengertian Sistem Ciri-Ciri Sistem Fungsi Sistem Macam-Macam Gangguan Sistem
Hormon Hormon Hormon Kelenjar Endokrin Hormon

diproduksi dan Mengatur Koordinasi Hipotalamus Hipertiroid
disekresikan oleh Hipotiroid
kelenjar endokrin Gejala PCOS
Akromegali
Diangkut oleh darah Proses pertumbuhan Hipofisis Sindrom cushing
menuju sel dan

perkembangbiakan

Mengadakan Merangsang fungsi Tiroid
interaksi dengan organ khusus
reseptor khusus

Pengaruh Memacu Paratiroid
mengaktifkan enzim pertumbuhan dan

khusus metabolisme

Mempengaruhi Memacu reproduksi Kelenjar Timus
beberapa sel target

yang berlainan

Mengatur Kelenjar Adrenal Gigantisme
keseimbangan

Mengatur tingkah Kelenjar Gonad Kretinisme
laku

Kelenjar Pancreas Morbus basedow

Mixoedem

Tetanus

iii

SISTEM HORMON

1. Pengertian Sistem Hormon

Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau
merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit),
tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan
seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta
proses metabolisme tubuh. Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang
mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan
adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
2. Ciri-ciri Sistem Hormon

a. Diproduksi dan disekresikan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah dalam jumlah
sangat sedikit

b. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
c. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target
d. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
e. Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat

mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan
3. Fungsi Sistem Hormon

a. Hormon memainkan peran penting dalam koordinasi kimia
b. Hormon berfungsi mengawal atur semua proses fisiologi dalam manusia dan tumbuhan

seperti proses pertumbuhan dan pembiakan
c. Hormon diperlukan dalam kuantiti yang sedikit untuk merangsang fungsi organ khusus

pada manusia dan tumbuhan
d. Hormon berfungsi memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh
e. Hormon berfungsi memacu reproduksi
f. Hormon berfungsi mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis
g. Hormon berfungsi mengatur tingkah laku

1

A. KETERKAITAN HORMON DENGAN SARAF DAN INDRA
Sistem saraf, sistem hormon, dan sistem indera merupakan satu kesatuan sistem yang

disebut sistem koordinasi. Sistem koordinasi merupakan sistem yang memerintahkan organ-
organ tubuh untuk bekerja sama dalam mendukung fungsi tubuh agar dapat bekerja dengan
baik. Dengan adanya sistem koordinasi inilah yang membuat makhluk terutama manusia peka
terhadap rangsangan. Sebagai contoh ketika seseorang menonton drama tragedi yang ceritanya
sedih, sehingga menyebabkan orang tersebut menangis. Ketika orang tersebut menonton, maka
indra penglihatan (sistem indra) ini akan menyampaikan rangsangannya ke otak, selanjutnya
otak akan mengartikannya dalam bentuk aktivitas atau rasa (sistem saraf), misalnya perasaan
emosional. Ketika ada stimulus di mana tubuh memberi respon emosional, maka sistem
endokrin akan bertugas untuk memproduksi dan melepaskan hormon ke sistem indra
penglihatan, sehingga air mata keluar. Sehingga sistem hormon, saraf dan sistem indera saling
keterkaitan dalam mengatur perilaku manusia.

Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga komponen agar fungsi koordinasi dapat
berlangsung, yaitu :
1. Reseptor

Reseptor merupakan bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan atau
impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2. Konduktor (Penghantar impuls)
Konduktor merupakan bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan.
Bagian tersebut yaitu sel-sel saraf (neuron) yang membentuk sistem saraf. Sel-sel saraf ini
ada yang berfungsi membawa rangsangan ke pusat saraf dan membawa pesan dari pusat
saraf.
3. Efektor
Efektor merupakan bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

Sistem endokrin dan sistem saraf penting untuk komunikasi dan penyampaian pesan
ke seluruh tubuh. Bentuk penyampaian akan dirangsang dan dilakukan oleh sistem indera.
Dalam kebanyakan kasus mereka bekerja dengan cara yang berbeda dan memiliki arti yang
berbeda untuk transmisi sinyal dari satu tempat ke tempat lain, tetapi tiga sistem juga
tumpang tindih dan bekerja sama dalam hal yang penting terutama ketika masuk ke

2

homeostasis. Sebagai aturan umum sistem endokrin bertanggung jawab untuk mengatur
hormon dan menggunakan sinyal yang berbasis hormon untuk mengubah tanggapan tubuh,
sedangkan sistem saraf lebih peduli dengan impuls dan sinyal saraf yang memicu tindakan
yang akan dilakukan oleh respon sistem indera. Ketiga sistem bergantung pada komunikasi
antara sel-sel untuk menyampaikan pesan, dan bagian dari otak yang dikenal sebagai
hipotalamus mempengaruhi perilaku masing-masing sistem.

Manusia memiliki kelenjar dalam tubuh yang dapat mempengaruhi kestabilan badan.
Kelenjar yang terdapat pada tubuh disebut dengan kelenjar endokrin. Kelenjar ini terdiri
daripada struktur microcellular yang sangat normal, kelenjar ini terdiri daripada tisu
penghubung yang halus dan mengandung kapilari. Di mana berlaku untuk endoktrinasi,
untuk kelenjar adrenal tertentu dari kelenjar hipofisis, tiroid, timus, paratiroid dan adrenal.

Komunikasi yang berbasis sel memiliki peran besar dalam banyak fungsi tubuh, dari
tingkat dasar hingga yang sangat kompleks. Endokrin dan sistem saraf terutama
bertanggung jawab untuk mengatur dan mengendalikan sinyal sehingga terjadi sesuatu
seperti seharusnya. Perbedaan terbesar biasanya bermuara pada bagaimana dan mengapa
komunikasi akan terjadi.

Sinyal saraf yang merupakan paling banyak dan umumnya yang paling kompleks,
tergantung pada neuron yang bergerak cepat meskipun sistem saraf pusat yang umumnya
dipahami sebagai otak dan tulang belakang, dan sistem saraf perifer yang merupakan
jaringan saraf yang memperpanjang keluar dari tulang belakang dan sebagian dari tubuh.
Sinyal menyentuh segala sesuatu dari organ internal ke ujung jari tangan dan kaki, dan
melakukan perjalanan sepanjang rute yang berbeda. Ini semacam komunikasi biasanya
paling berkaitan dengan sensasi, seperti rasa sakit dan sensitivitas temperatur. Sistem saraf
juga mengirim pesan ke seluruh tubuh yang membantu memastikan bahwa fungsi tubuh
secara optimal.

3

B. MACAM-MACAM KELENJAR ENDOKRIN
1. Hipotalamus

Hipotalamus merupakan organ saraf dan endokrin penting yang bertanggung jawab
untuk mempertahankan homeostasis (kestabilan lingkungan insternal). Hipotalamus
mengintegrasikan dan mengarahkan informasi mengenai suhu, rasa lapar, aktivitas sistem
saraf otonom, dan status emosi. Hipotalamus juga mengatur kadar beberapa hormon,
termasuk hormon hipofisis. Menurut Sherwood (2011), Hipotalamus adalah kumpulan
nukleus-nukleus spesifik dan serat serat terkait yang terletak dibawah thalamus.
Fisiologi Hipotalamus

Hipotalamus terletak pada lantai otak, mengelilingi bagian bawah ventrikel ketiga.
Batas anterior adalah kiasma optika; batas posterior adalah korpus mamilaris; batas lateral
adalah sulcus lateral; dan batas ventrodorsal adalah tuber cinereum (dasar hipotalamus
yang membulat dan memanjang kearah kaudal hingga tangkai hipofisis). Bentuk
hipotalamus memang tidak beraturan, namun dapat dibedakan menjadi beberapa bagian,
yaitu:
a. area hipotalamus dorsal;
b. area hipotalamik anterior; dan
c. area preoptikus.

4

Hipotalamus, mempunyai jaras komunikasi dua arah yang berhubungan dengan
semua tingkat sistem limbik. Sebaliknya, hipotalamus dan struktur-struktur yang berkaitan
dengannya mengirimkan sinyal-sinyal keluaran dalam tiga arah:
a. kebelakang dan kebawah menuju batang otak terutama ke area reticular

mesenchepalon, pons, dan medulla, dan dari area tersebut ke perifer sistem saraf
otonom;
b. ke atas menuju sebagian besar area yang lebih tinggi di diensefalon dan serebrum,
khususnya bagian anterior talamus dan bagian limbik korteks serebri; dan
c. ke infundibulum hipotalamus untuk mengatur atau mengatur secara sebagian dari
fungsi sekretorik pada bagian posterior dan anterior kelenjar hipofisis (Guyton and
Hall, 1997).

Menurut Greenspan and Baxter (1998), hormon hipotalamus yang disekresikan
kedalam pembuluh darah hipofiseal portal dalam bentuk hormone hipofisiotropik yang
merangsang sekresi hormon-hormon hipofisis anterior, yakni:

a. Growth Hormone Releasing Hormone (GRH): merangsang sekresi hormone
pertumbuhan (GH) oleh somatotrof.

b. Somatostatin: menghambat sekresi GH dan TSH.
c. Dopamine: merupakan hormone penghambat prolaktin primer (PIH), ditemukan pada

sirkulasi portal dan terikat pada reseptor dopamine dalam laktotrof.
d. Prolaktin Releasing Factor: merangsang sekresi prolaktin.
e. Thyrotropin Releasing Hormone (TRH): faktor hipotalamus mayor dalam sekresi TSH.
f. Corticotropin Releasing Hormone (CRH): merangsang sekresi Adrenokortikotropik

Hormone (ACTH).
g. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH): mengontrol sekresi.
h. Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH).

Sedangkan Hormon yang disekresikan lewat neurohipofisis (hipofisis posterior)
menurut Greenspan and Baxter (1998), yakni:
a. Antidiuretik Hormone (ADH, juga dikenal sebagai vasopresin): pengatur

keseimbangan penting, juga vasokonstriktor kuat dan berperan penting pada regulasi
sistem kardiovaskuler.

5

b. Oksitosin: menyebabkan kontraksi otot polos uterus untuk membantu mengeluarkan
janin selama persalinan, dan merangsang ejeksi susu dari kelenjar mamaria selama
menyusui.

Mekanisme Kerja Hipotalamus
Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang
menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap
input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah, neuron dalam
hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting. Hipotalamus sebagai
bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon hipofise.
Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian posterior dikontrol melalui
kerja saraf. Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari masing-
masing hormon. Setiap hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari
tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior
kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi uterus.

2. Hipofisis
Kelenjar hipofisis atau pituitari adalah kelenjar yang berada di bawah hipotalamus

dan langsung berhubungan dengannya. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon-hormon
yang mengatur kerja kelenjar dan hormon lain (master of glands).

1) Kelenjar Hipofisis, menghasilkan hormon-hormon, yaitu:
a. Pada lobi anterior (Lobi depan):
b. Hormon somatotrof (STH atau growth hormone), menstimulasi pertumbuhan
tubuh.

6

c. Luteotropic Hormone (LTH) atau prolaktin atau hormon laktogen, merangsang
kelenjar susu untuk mensekresikan susu.

d. Thyroid Stimulating Hormone (TSH) atau hormon treotrop, merangsang, sekresi
kelenjar tiroid.

e. Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) atau hormon adrenotropin, merangsang dan
mengendalikan sekresi kelenjar korteks adrenal.

2) Gonadotropic atau hormon kelenjar kelamin
a. Folikel Stimulating Hormone (FSH), terdapat pada wanita dan pria. berfungsi:
pada wanita merangsang pertumbuhan folikel dalam indung telur atau ovarium,
dan pada pria untuk memengaruhi proses spermatogenesis.
b. Luteinizing Hormone (LH) atau Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH),
Berfungsi: pada wanita untuk merangsang ovulasi atau pemasakan sel telur, pada
pria untuk merangsang sel interstitial leydig di dalam testis agar menghasilkan
testosteron.
c. Lobi intermedia (lobi tengah)
Pada lobi intermedia menghasilkan hormon Melanosit Stimulating Hormone
(MSH) atau intermedin. Hormon ini berperan dalam mengatur perubahan warna
kulit, yaitu dengan mengatur penyebaran pigmen melanin pada sel sel melanofora
kulit.
d. Pada lobi posterior (lobi belakang)
- Vasopresin untuk mempengaruhi tekanan darah
- Petresin
- Oksitosin untuk membantu proses kelahiran.

3. Tiroid

7

Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh
manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring. Kelenjar
ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein, dan
mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan
menjadi lebih besar oleh epoprostenol. Tiroid mengeluarkan dua hormon penting, yaitu:
- Triiodotironin (T3)
- Tiroksin (T4)

Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir
bersama darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa. Jika Tiroid
mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin (Hipotiridisme), maka tubuh akan
merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. Sebaliknya jika
terlalu banyak (Hipertiroidisme), tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa diam
dan berat badan akan berkurang.
4. Paratiroid

Kelenjar parathyroid adalah sebuah kelenjar endokrin di leher yang memproduksi
hormon paratiroid. Manusia biasanya mempunyai empat kelenjar paratiroid, yang biasanya
terdapat di bagian belakang daripada kelenjar tiroid atau kelenjar yang dekat dengan
kelenjar tiroid sehingga disebebut dengan "paratiroid", atau, di kasus yang langka, di dalam
kelenjar tiroid itu sendiri atau di dada.

Hormon paratiroid mengontrol jumlah kalsium di darah dan di dalam tulang.
Hormon Paratiroid bisa menurun sangat rendah pada pasien post operasi pengangkatan
kelenjar tiroid karena ikut terangkatnya kelenjar paratiroid yang akibatnya adalah
penurunan kadar kalsium dalam darah hipokalsemia. Hormon Paratiroid mengakibatkan :

8

peningkatan resorpsi kalsium daritulang, peningkatan reabsorbsi kalsium di ginjal,
peningkatan absorbsi kalsium di Saluran cerna oleh Vitamin D. Namun, Peningkatan kadar
hormon paratiroid juga mengakibatkan penurunan kadar fosfat dalam darah, karena
hormon ini meningkatkan sekresi fosfat dalam darah.
Efek defisiensi dan kelebihan hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid dan paratiroid:

5. Kelenjar Timus

Kelenjar timus merupakan organ lembut yang letaknya berada di atas jantung tepat
setelah leher pada rongga dada bagian atas. Ukuran kelenjar ini akan mengalami
pembesaran seiring dengan pertambahan usia. Struktur dari kelenjar timus dibagi menjadi
dua lobus yang dikelilingin oleh kapsul fibrosa, yaitu :

9

1) Korteks
Kortek kelenjar timus merupakan bagian luar yang disusun oleh limfosit dan sel epitel
retikular yang akan berhubungan dengan bagian medulla. Korteks merupakan tempat
awal terbentuknya sel T.

2) Medulla
Pada bagian medulla sel epitel retikularnya lebih kasar, sedangkan sel limfositnya lebih
sedikit. Pada bagian medulla juga ditemukan Hassall’s corpus yaitu struktur seperti
sarang yang merupakan tempat berkumpulnya sel epitel retikular, medulla merupakan
tempat pembentukan sel T lanjutan.

Untuk fungsi dari kelenjar timus itu sendiri adalah berperan dalam
memproduksi hormon yang berfungsi dalam pematangan sistem imun, mengaktifkan
pertumbuhan badan dan mengurangi aktivitas kelenjar kelamin. Hormon timosin dan
timopietin dihasilkan oleh sel-sel epitel pada kelenjar timus. Hormon tersebut
menstimulasi sel-sel limfosit di seluruh tubuh untuk membelah dan mengembangkan
kemampuan mengenali dan menyerang benda asing.

Sel limfosit ini kemudian akan diberpindah menuju jaringan limfosit yang ada
di seluruh tubuh. Pada tahap tersebut timus terus berlanjut untuk memberikan sumber
minor limfosit. Ketika setelah masa kanak-kanak, sistem limfoid menetap dan
pengangkatan timus hanya memberikan dampak kerusakan kecil pada imunitas.

6. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal manusia merupakan benda pipih yang terletak di dalam jaringan

retropenial sepanjang ujung kranial ginjal, yang juga disebut sebagai kelenjar suprarenalis.
Masing-masing mempunyai berat kirakira 4 gram, tinggi 15 cm, lebar 2,5 cm pada bagian
dasarnya dan tebal 1 cm. Sisi kiri lebih pipih dari pada sisi kanan dan lebih berbentuk bulan
sabit.

10

Kelenjar adrenal sendiri dibagi manjadi dua bagian yaitu korteks dan medula.
Bagian yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol disebut korteks. Sedangkan
bagian bagian dalamnya atau bagian medulla menghasilkan epineprin dan non adrenalin
atau non epineprin. Secara garis besar masing-masing bagian kelenjar adrenal
menghasilkan spesifik hormon yang berbeda, diantaranya :

1) Korteks Adrenal
Korteks adrenal memiliki 3 lapisan yaitu:
a. Zona Glomerulosa
Zona glomurulosa merupakan lapisan permukaan yang paling luar dan paling tipis,
yang mampu mensekresi aldosteron. Aldosteron dan senyawa yang serupa lainnya
memiliki peran yang sangat penting dalam mengubah permeabilitas membran sel
terhadap elektrolit terutama ion-ion natrium dan ion-ion kalium. Peningkatan
sekresi aldosteron akan meningkatkan reabsorbsi natrium kembali ke dalam darah
dari urin dan kemudian menyimpan natriumi di dalam tubuh.
Dimana hal ini akan meningkatkan ekskresi kalium dari aliran darah ke dalam urin
dan dengan demikian keseimbangan elektrolit dapat dipertahankan. Selain itu, efek
aldosteron juga berperan dalam sekresi keringat dan saluran cerna. Kekurangan
aldosteron akan menyebabkan kehilangan natrium dan air dan berakibat pada
penurunan volume darah, kolaps sirkulasi dengan tekanan darah rendah, yang pada
akhirnya akan menyebabkan kematian.

11

b. Zona fasikulata
Zona fasikulata merupakan lapisan tengah yang mensekresi kortisol dan
glukokortikoid. hormon glukokoritikoid ini berfungsi untuk mengubah lemak dan
protein ke metabolit-metabolit intermebdiet yang pada akhirnya akan diubah
menjadi glukosa. Selain itu glukokortoid juga mampu meningkatkan pembentukan
sel-sel darah merah oleh tubuh dan menurunkan pembentukan eosinofil. Berikut ini
merupakan beberapa efek dari glukokortikoid :
- Menstabilkan lisozim di dalam sel
- Mempunyai kerja mineralokortikoid yang lemah, yakni menahan natrium
- Mempertahankan tekanan darah, dengan bekerja pada pembuluh darah dan
jantung
- Mempertahankan aktivitas normal otot-otot volunter yang menjadi lemah saat
tidak terdapat glukokortikoid.

Dalam jumlah besar, glukokortikoid memiliki efek anti inflamasi dan anti alergi,
mengurangi perluasan edema, dilatasi pembuluh darah, invasi sel-sel darah putih
dan efek-efek lain yang terjadi dalam reaksi inflamasi terhadap cedera. Hormon-
hormon yang termasuk dalam kategori glukokortikoid adalah kortisol ,
kortikosteron , Kortison ,prednison ,metilprednisolon dan deksametason.

c. Zona retikularis

Zona retikularis merupakan lapisan dalam dari korteks yang mensekresi androgen

adrenal. Androgen adalah hormon seks yang biasanya diproduksi hanya oleh testis

pria, namun dalam jumlah kecil, androgen juga diproduksi oleh rahim wanita dan

kelenjar adrenal yang terdapat pada pria dan wanita. Hormon androgen ini

bertanggung jawab terhadap perkembangan ciri seksual sekunder pria, misalnya

pertumbuhan rambut wajah, pertumbuhan otot, suara menjadi lebih besar, dan lain-

lain. Akan tetapi kerja hormon tidak sekuat pengaruhnya dari pada testosteron.

Ada beberapa jenis hormon androgen, yaitu:

a. Dehidroepiandrosteron berserta metabolit-metabolitnya yaitu

hidroepiandrosteron sulfat dan androstenediol, umumnya merupakan dianggap

12

sebagai androgen yang lemah. Jenis androgen ini terutama berasal dari kelenjar
adrenal, meskipun ovarium ikut membantu membentuk androstenediol.
b. Androstenedion, merupakan produk androgen yang lebih kuat dari pada
dehidroepiandrosteron, tetapi lebih lemah dari testosteron, yang merupakan
preskursornya. Androgen jenis ini juga dihasilkan oleh korteks adrenal dan
ovarium.
c. Tertosteron, merupakan senyawa androgen yang paling poten dibandingkan
androgen lainnya. Androgen ini dapat dibentuk pada kelenjar adrenal, ovarium,
testis dan jaringan perifer.
2) Medulla Adrenal
Medula adrenal adalah suatu ganglion simpatis, yaitu neuron-neuron pasca ganglion
yang telah kehilangan aksonnya dan menjadi sel-sel sekretorik. Medula adrenal
menghasilkan dua hormon, yaitu hormon adrenalin dan noradrenalin. Hormon
adrenalin berperan dalam meningkatkan frekuensi, kekuatan dan curah jantung, dilatasi
arteri koronaria, dilatasi pembuluh darah pada otot volunter, konstriksi pembuluh darah
kulit dan viscera, meningkatkan tekanan darah,lalu menurunkan akibat dilatasi
pembuluh darah otot, menurunkan tonus dan peristaltik usus, kontraksi spinkter,
dilatasi bronkus, meningkatkan konsumsi oksigen, konversi glikogen menjadi glukosa
dan pada akhirnya meningkatkan kadar gula darah.
Sedangkan hormon non-adrenalin berperan dalam meningkatkan frekuensi denyut
jantung, tetapi hanya sedikit meningkatkan kekuatan dan curah jantung, konstriksi
arteri koronaria, konstriksi pembuluh darah pada otot volunter, konstriksi pembuluh
darah kulit dan viscera, meningkatkan tekanan darah, menurunkan tonus dan peristaltik
usus, kontraksi spinkter, dan hanya sedikit meningkatkan metabolisme glukosa.

13

7. Kelenjar Gonad

Kelenjar kelamin atau kelenjar gonad adalah kelenjar endokrin yang memproduksi
dan mengeluarkan steroid yangmengatur pembangunan tubuh dan mengendalikan
karakteristik seksual sekunder. Pada manusia kelenjar gonad ini dibagi menjadi dua yaitu
laki-laki dan perempuan.
1) Kelenjar Gonad pada Perempuan

Kelenjar gonad wanita dihasilkan dari ovarium. Ovarium berbentuk memanjang,
terletak dibawah atau disamping gelembung gas yang terkadang berjumlah sepasang.
Hormon yang dihasilkan oleh ovarium diantaranya adalah estrogen yang dihasilkan
oleh folikel graaf. Fungsi dari hromon ini yaitu untuk merangsang pertumbuhan cirri-
ciri kelamin sekunder pada wanita. Selain itu terdapat pula homon berupa progesterone
yang dihasilkan oleh korpus luteum yang berfungsi untuk perkembangan, dan
pertumbuhan kelenjar air susu.
2) Kelenjar Gonad pada Laki-Laki
Kelenjar kelamin laki-laki, menghasilkan hormon testosterone yang dihasilkan dari
testis (gonad jantan) yang berfungsi merangsang pertumbuhan cirri-ciri kelamin
sekunder pada pria dan perilaku seksual. Selain hromon testosteron, juga dihasilkan
estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan
spermatogenesis, sedangkan FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan
spermatogenesis. Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi testosteron

14

melalui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar testosteron dan estradiol
menjadi umpan balik negatif terhadap LH.
Pada masa pubertas hormon-hormon tersebut akan merangsang perkembangan tanda-
tanda seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan
perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan
pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik, akan
merangsang pertumbuhandan penutupan epifise tulang.
8. Kelenjar Pankreas

Kelenjar pankreas merupakan kelenjar lonjong berwarna keputihan terletak dalam
simpul yang terbentuk dari duodenom dan permukaan bawah lambung. Panjangnya kira-
kira 15 sentimeter mulai dari duodenom sampai limpa, dan terdiri atas tiga bagian yaitu
kepala, badan dan ekor pankreas. Untuk hormon yang dihasilkan pankreas ada dua yaitu
glukagon dan insulin.
1) Glukagon

Glukagon merupakan suatu hormon protein yang dikeluarkan oleh sel-sel alfa dari
pulau langerhans sebagai respon terhadap kadar glukosa darah yang rendah dan
peningkatan asam amino plasma. Fungsi hormon adalah katabolik (penguraian) dan
secara umum berlawanan dengan fungsi insulin.
Glukagon merangsang glukoneogenesis hati dan penguraian simpanan glikogen untuk
digunakan sebagai sumber energi selain glukosa. Glukagon merangsang penguraian
lemak dan pelepasan asam-asam lemak bebas kedalam darah untuk digunakan sebagai

15

sumber energi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kadar glukosa darah sewaktu
kadar glukosa dearah mengalami penurunan.
2) Insulin
Insulin dilepaskan oleh sel-sel beta pulau langerhans. Rangsangan utama yang
menyebabkan pelepasan insulin ini adalah peningkatan glukosa darah. Insulin bekerja
dengan cara berikatan dengan reseptor insulin yang terdapat pada sebagian besar sel
tubuh. Setelah berikatan dengan reseptor, insulin bekerja melalui perantara kedua untuk
meningkatkan transportasi glukosa ke dalam sel. Setelah berada di dalam sel, glukosa
dapat segera digunakan sebagai penghasil energi atau disimpan di dalm sel sebagai
glikogen. Sewaktu glukosa dibawa masuk ke dalam sel, kadar glukosa darah menjadi
menurun
C. GANGGUAN SISTEM HORMON
1. Hipertiroid

Kondisi ini berhubungan erat dengan produksi hormon tiroid yang berlebihan sehingga bisa
menimbulkan gejala palpitasi jantung, berat badan menurun tapi nafsu makan tinggi,
gangguan pencernaan, dan siklus menstruasi yang berantakan.
2. Hipotiroid

Hipotiroid merupakan kebalikan dari hipertiroid, hormon tiroid yang diproduksi terlalu
rendah sehingga membuat seseorang merasakan gejala kelelahan, nyeri otot, rambut yang
menipis, denyut jantung lebih lambat, dan pembesaran kelenjar tiroid.

16

3. Gejala PCOS

Masalah sistem endokrin ini hanya menyerang pada wanita dan bisa menimbulkan tanda-
tanda seperti siklus mentruasi yang berantakan, pertumbuhan rambut yang berlebihan,
rentan berjerawat, dan sulit untuk hamil.
4. Akromegali

Akromegali merupakan pertumbuhan pada ujung-ujung tulang pipa akibat kelebihan
hormon somatotrof. Kondisi ini cukup langka dan bisa menyebabkan seseorang mengalami
pembesaran pada kaki dan tangan. Biasanya juga disertai dengan perubahan pada wajah,
kelelahan, dan mati rasa pada anggota tubuh.
5. Sindrom Cushing

Kondisi ini cenderung memiliki berat badan berlebihan; ada lemak berlebih pangkal leher
dan pundak tapi tangan dan kaki kurus. Gejala lain yang umumnya menyerang adalah
mudah memar, disfungsi seksual, siklus menstruasi berantakan, dan otot lemah.

17

6. Gigantisme

Gigantisme merupakan pertumbuhan raksas akibat kelebihan hormon somatotrof.
Gejalanya anak memilliki tinggi badan dan berat badan di atas rata-rata, ukuran tangan dan
kaki yang sangat besar dan tebal, tidak seperti anak kecil pada umumnya, memiliki ukuran
dahi dan dagu yang lebih lebar dari ukuran normal, dan bentuk wajah yang kasar.
7. Kretinisme

Kretinisme merupakan kekerdilan yang diakibatkan kekurangan hormon somatotrof.
Gejalanya berat badan kurang, pertumbuhan anak terhambat, kelelahan dan tidak semangat,
nafsu makan turun, pertumbuhan tulang tidak normal, keterbelakangan mental, sembelit,
kulit dan bagian putih mata menguning.
8. Morbus basedow

Morbus basedow merupakan meningkatnya denyut jantung, gugup, emosional, peulupuk
mata terbuka lebar, dan bola mata melotot (eksoftalmus) diakibatkan karena kelebihan
hormon tiroksin.

18

9. Mixoedem
Mixoedem merupakan kegemukan yang luar biasa serta kecerdasan menurun diakibatkan
kelebihan hormon tiroksin.

10. Tetanus

Tetanus merupakan gangguan kekurangan hormon parathohormon. Gejalanya otot rahang
kaku, pengidap tetanus dapat mengalami otot rahang yang menjadi kaku, otot pada wajah
dan leher kaku, kesulitan menelan, perut yang terasa keras saat disentuh, dan demam.
11. Diabetes mellitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kekurangan hormon insulin. Orang dengan masalah
kesehatan ini umumnya mengalami gejala sering haus dan sering buang air kecil, terutama
di malam hari. Gejala diabetes lainnya yang menyertai adalah rasa lapar ekstrim, berat
badan menurun tanpa penyebab yang jelas, mudah lelah, penglihatan kabur, dan luka yang
lambat sembuh. Beberapa penderita juga rentan mengalami infeksi jamur.

19

DAFTAR PUSTAKA
Asiyah, Siti Nur Asiyah. 2014 . Kuliah Psikologi Faal. Sidoarjo : Zifatama Publisher.
Broom, Bryan . 1998 . Ester, Monica, ed. Anatomi Fisiologi: Kelenjar Endokrin dan Sistem

Persarafan. Edisi 2. Diterjemahkan oleh Asih, Yasmin. Jakarta: EGC. hlm. 30. ISBN 978-
979-448-414-2.
GibsoN, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.
I Made Mertajaya, Dkk. 2019. Modul Ilmu Biomedik Dasar. Universitas Kristen Jakarta. Jakarta.
Heri.2022. Sistem Koordinasi dan Indera pada Manusia Serta Hubungannya dengan Kesehatan.
Online :
https://www.academia.edu/34504024/Sistem_Koordinasi_dan_Indera_pada_Manusia_Se
rta_Hubungannya_dengan_Kesehatan Diakses tanggal 20 Maret 2022
Kristy,Y.2022. Hubungan Sistem endokrin dan sistem saraf. Online :
https://www.sridianti.com/biologi/hubungan-sistem-endokrin-dan-sistem-saraf.html
Diakses tanggal 20 maret 2022
Kusuma, Nur Risnawati. 2020. Modul Biologi Kelas XI KD 3.1. Direktorat SMA, Direktorat
Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN. Makassar.
Puji,A.2021. Gangguan Sistem Endokrin. Online : https://hellosehat.com/sehat/gejala-
umum/gangguan-sistem-endokrin/ Diakses tanggal 20 Maret 2022
Purnomo, dkk. (2009). Biologi Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Safrida. 2020. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
hlm. 84. ISBN 978-602-5679-07-0.
Tri,F.2021. Macam-Macam Gangguan pada Sistem Hormon Manusia. Online :
https://www.bola.com/ragam/read/4720503/macam-macam-gangguan-pada-sistem-
hormon-manusia Diakses tanggal 20 Maret 2022

20


Click to View FlipBook Version