www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB 1 Sabtu, 19 Agustus 2023 EDISI 2 PKKMABA EDITORIAL SAJIKAN WACANA KRITIS Ikuti terus perkembangan berita PKKMU UB dan PKKMABA FISIP di www.lpmperspektif.com FISIP Tangguh Satu Perjuangan kembali menggelegar di sudut kampus Universitas Brawijaya. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik kembali menggelar Perkenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Hari kedua telah selesai dilaksanakan dengan berbagai persiapan diiringi sorak sorai suara mahasiswa juga kian terdengar. Ramai terdengar beragam isu yang ada tak jadi halangan mahasiswa baru FISIP UB untuk menginjakkan kaki di kampus jingga. Tetapi sejatinya mahasiswa bukan hanya melanjutkan dari siswa tetapi menjadi agen perubahan ke depan kelak. Oleh karena itu, isu isu yang ada harus tetap dikawal agar tak hanya jadi bualan semata. Hitungan hari mahasiswa baru FISIP UB akan melakukan pembelajaran di kampus jingga. Untuk melanjutkan langkah tersebut, selamat berproses dan berkembang Ksatria Jingga! Aral PKKMB FISIP 2023 Kendala Panitia PKKMB FISIP UB: Mulai Calon Tunggal Hingga MMD Bersambung ke Hal. 4 Buru-buru - Para panitia PKKMB FISIP UB 2023 (PERSPEKTIF/ Romi) Malang,PERSPEKTIF— Persiapan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) Malang tahun ini, panitia pelaksana menghadapi berbagai tantangan, seperti terjadinya calon tunggal pada posisi Ketua Pelaksana PKKMB dan kebijakan extend open recruitment kepanitiaan sebanyak tiga kali karena kegiatan lain seperti Mahasiswa Membangun Desa (MMD). Ketua Umum Dewan Per-
2 www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB Malang, PERSPEKTIF – Hilangnya pasal mengenai pengawasan dan evaluasi dalam Peraturan Rektor (Pertor) mengenai masa Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), menjadi polemik dalam pelaksanaan Rangkaian Jelajah Almamater Universitas Brawijaya (RAJA Brawijaya) 2023. Mengenai perubahan tersebut, lembaga mahasiswa, yaitu Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Eksekutif Mahasiswa (EM) tidak dilibatkan dalam proses pengkajian pertor PKKMB 2023. Rifco Foseptin, Ketua DPM Universitas Brawijaya (UB) turut memberikan tanggapannya mengenai hal tersebut. Menurut penuturannya, lembaga mahasiswa seharusnya dilibatkan ketika ada perubahan fundamental dalam pertor. “Sebelum melakukan perubahan yang fundamental diPertor, ada ruang untuk melakukan pengkajian kebijakan dengan melibatkan lembaga mahasiswa seperti DPM terutama sebagai pembentuk regulasi di tingkat mahasiswa. Kemudian juga EM yang sebetulnya sebagai panitia seleksi, harusnya itu dilibatkan dari awal untuk pengkajian kebijakan sehingga tidak ada miss,” jelas Rifco (11/8). Rifco juga menambahkan, DPM tidak mengetahui terkait perubahan dalam pertor PKKMB. Berdasarkan keterangannya, DPM baru mengetahui perubahan dalam Pertor itu setelah dilakukannya sosialisasi. “Tidak mengetahui, tiba-tiba di sosialisasi, dan sosialisasi tersebut kan merupakan kebijakan yang sudah ditetapkan dan lebih ke arah sosialisasi teknis,” tuturnya. Selain itu hilangnya pasal pengawasan dan evaluasi juga berbuntut pada absennya peran DPM sebagai panitia pengawas dalam proses penyeleksian panitia pelaksana RAJA Brawijaya 2023. “Untuk pengawasan tahun ini tetap ada tetapi hanya saat pelaksanaan, cuman ketika penyeleksian kemarin itu tidak ada pengawasan. Bagaimana mungkin kita (DPM, red), mengawasi panitia dosen kan. Karena kemarin langsung panitia dosen yang melakukan seleksi, mulai dari kapel hingga jajaran bawahnya. Dan di situ keterlibatan DPM sebagai lembaga pengawas hilang,” tutup Rifco. Pugoh Ananta, Ketua Pelaksana RAJA Brawijaya 2023 turut memberikan tanggapannya. Ia menjelaskan jika proses pengawasan selama kegiatan RAJA Brawijaya sepenuhnya diserahkan kepada DPM. “Untuk proses pengawasan selama kegiatan RAJA Brawijaya itu dilapangan itu yang melakukan DPM, ada SK(surat keterangan, red) nya juga mengenai hal tersebut dari WR (Wakil Rektor, red) III,” jelas Pugoh (14/8). (yn/uaep) Tidak Adanya Keterlibatan Lembaga Mahasiswa dalam Perubahan Pertor PKKMB Eval - Para peserta PKKMB FISIP UB 2023 (PERSPEKTIF/Romi)
www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB 3 1.244 Mahasiswa Ikuti PKKMB FISIP 2023 Malang, PERSPEKTIF - Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya 2023 (PKKMB FISIP UB 2023) resmi dibuka dan dimulai pada Jumat (18/8). Sebanyak 1.244 mahasiswa baru turut serta hadir dalam pelaksanaan upacara pembukaan dan rangkaian acara PKKMB di Gedung C FISIP UB secara luring. Pembukaan diawali tarian yang dilakukan LSO Gendhis FISIP UB dan dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh LSO Sociomusica Choir. Kemudian kata sambutan disampaikan Wakil Dekan III (WD III) FISIP UB, Bambang Dwi Prasetyo yang mengatakan jumlah mahasiswa baru yang terdaftar di FISIP dan masing-masing prodi. “Jadi, 1.244 mahasiswa baru ini berasal dari berbagai wilayah yang ada di Indonesia. Ada sekitar 230 mahasiswa baru untuk program studi Hubungan Internasional. Kemudian, untuk departemen Ilmu Komunikasi 265 mahasiswa baru. Untuk Ilmu Pemerintahan 157 mahasiswa baru dan Ilmu Politik 161 mahasiswa baru. Terakhir, untuk Sosiologi terdapat 149 mahasiswa baru dan untuk Psikologi ada 280 mahasiswa baru,” papar Bambang. Lebih lanjut, Bambang menyampaikan kedepannya rangkaian acara PKKMB akan berguna dan krusial untuk mahasiswa baru dalam berkembang dan beradaptasi. “Pada saat ini juga, saudara akan diberikan satu informasi, satu materi yang sangat luar biasa, mulai dari hal yang terkait dengan akademik, keuangan, kemudian dengan nasionalisme. Setelah itu, dilanjutkan dengan isu-isu kekerasan seksual, kemudian juga berbagai hal yang terkait dengan kebangsaan. Semuanya itu termasuk etika, semuanya itu nanti akan disampaikan oleh pemateri-pemateri luar biasa,” jelas Bambang. Terakhir, Satria Naufal, selaku Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP UB 2023 juga mengucapkan besar harapannya agar rangkaian acara PKKMB dapat berguna kepada proses mahasiswa selama berjalannya kuliah. “Mahasiswa baru kita persiapkan untuk tiga, empat, bahkan lima tahun ke depan, untuk Kesatria Jingga angkatan 2023. Ada sebuah kalimat yang terus saya ucapkan yakni didiklah rakyat dengan organisasi, didiklah penguasa dengan perlawanan, dan lebih baik mati meninggalkan nilai. Saya ucapkan selamat datang kepada teman-teman,” pesan Satria. (mag/uaep) Mula - Simbolisasi pembukaan PKKMB FISIP UB 2023 (PERSPEKTIF/Gratio)
4 www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB Lanjutan dari Hal. 1 wakilan Mahasiswa (DPM) FISIP UB, Ika Prasetyaningtyas Puteri Utami, menjelaskan bahwa terjadinya calon tunggal disebabkan oleh minimnya pendaftar. Oleh karena itu DPM memberlakukan perpanjangan waktu pendaftaran serta memperluas penyebaran informasi. Menurut Ika, salah satu penyebab minimnya pendaftar yang terjadi adalah adanya kegiatan MMD yang bertabrakan dengan waktu open tender ketua pelaksana. Ika juga menambahkan bahwa meskipun Ketua Pelaksana PKKMB saat ini adalah hasil dari calon tunggal, namun tetap memenuhi kualifikasi yang ditetapkan dalam undang-undang. “Meskipun hanya ada satu calon, DPM tetap melaksanakan fit and proper test untuk menilai pemahaman dan komitmen calon ketua pelaksana terhadap PKKMB,” jelas Ika (13/8). Disisi lain Ketua Pelaksana PKKMB, Faisal Hidayat mengakui bahwa proses rekrutmen menghadapi kendala dalam hal peminatan. Beberapa kali perpanjangan waktu rekrutmen karena minimnya minat dari mahasiswa. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh pelaksanaan MMD dan menurunnya minat mahasiswa terhadap program-program di kampus. Faisal juga mengungkapkan dalam upayanya untuk menarik minat menjelaskan bahwa pihaknya tidak dapat menjanjikan banyak hal. Namun, mencoba memberikan narasi dalam mendapat pengalaman melalui propaganda dan penayangan teaser-teaser dari PKKMB tahun sebelumnya. Selanjutnya terkait adanya “jalur khusus” di dalam kepanitiaan, Faisal menanggapinya dengan bahwa hal itu tidak bisa dihindari dan dengan demikian, upaya panitia tidak terlepas dari kendala politik. “Namanya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang mana kita tidak bisa menjauhkan kata politik. Saya selaku ketupel pun akhirnya tetap mencoba bijak dalam memilih siapa yang akan mengisi untuk divisi masing-masing dalam kepanitiaan tersebut,” terang Faisal (14/8). Walaupun begitu, Faisal tetap menjamin bahwa setiap individu di dalam kepanitiaan tetap melewati tahapan seleksi sesuai dengan undang-undang PKKMB. “Iya tetap ada, itu semua sudah tercatat dalam undang-undang pkkmb yang mana semua harus melalui fase screening sesuai dengan tenggat waktu yang ada,” jelas Faisal. (rnz/as/los) Baca Majalah Terbaru Kami Mengenai kasus HIV/AIDS Kota Malang Hanya di lpmperspektif.com
www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB 5 OPINI Ospek, Tradisi Militer yang Tak Ada Relevansinya Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) adalah tradisi yang sudah sangat mendalam terhadap budaya perkuliahan. Acara yang diadakan setiap tahun ini diselenggarakan untuk menyambut para mahasiswa kepada lingkungan kuliah dan memperkenalkan mereka terhadap gaya hidup perkuliahan. Secara ide dasar, Ospek memiliki tujuan yang bagus, menuntun mahasiswa kepada dunia yang baru dan sangat berbeda jika dibandingkan dengan sesuatu yang mereka alami di sekolah. Namun realitanya, Ospek banyak memiliki kegiatan-kegiatan yang tidak relevan terhadap pembelajaran atau bahkan kehidupan di kuliah. Banyak mereka memiliki rangkaian rangkaian yang tidak menguntungkan siapa pun, memaksa para mahasiswa baru untuk menyiapkan banyak hal,. dan menggunakan berbagai macam atribut yang tidak ada relevansinya dengan kegiatan perkuliahan. Hal-hal ini biasanya didasari atas nama tradisi semata, padahal pengurus acara sendiri sering tidak menginginkannya. Contohnya seperti Ospek FISIP UB pada tahun 2022 silam, acara yang selesai setelah dua hari pertama, lalu mengambil nama baru dan tetap lanjut selama satu semester. Walaupun materi-materi yang ada atau seminar yang ditampilkan selama rangkaian Ospek FISIP saya anggap informatif, sisi positif tersebut susah dilihat dengan banyaknya sisi negatif. Sisi negatif ini bisa saya kelompokan ke tiga bagian, negatif terhadap kesehatan, terhadap keuangan, dan secara umum. Ospek dimulai jam 5:15 pagi, saat matahari terbit, mereka akan disuruh baris berbaris sampai jam 7 sebelum acara dimulai. Karena waktu yang ditentukan, mahasiswa baru (maba) setidaknya harus bangun pada jam 4:45 untuk mempersiapkan diri mereka, lebih lagi jika mahasiswa memiliki kediaman yang jauh dari universitas, saya dengar bahwa ada yang harus bangun jam 3 pagi agar bisa datang tepat waktu karena rumah mereka yang jauh. Melihat waktunya saja, sudah jelas bahwa banyak mahasiswa tidak memiliki waktu untuk sarapan dan dipaksa untuk bangun pagi yang berarti banyak dari mereka tidak cukup tidur. Saya sendiri sudah terbiasa untuk bangun pada jamjam tersebut, tetapi saya tidur lebih awal. Saya tahu bahwa banyak mahasiswa tidak bisa tidur sampai lebih malam lagi. Walaupun mahasiswa disuruh untuk membawa sarapan, yaitu roti dan susu, sarapan tersebut tidak bisa dianggap cukup untuk banyak mahasiswa, atau bahkan dianggap kurang sehat untuk mahasiswa yang menderita maag. Bayangkan, belum makan dan kurang tidur, lalu dipaksa untuk mendengarkan materi dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang, dimana para maba dipaksa untuk duduk selama jam tersebut. Saya tidak bisa duduk lama, apalagi menggunakan sepatu yang sesuai atribut yang ditentukan karena sepatu hitam saya memiliki sol yang keras, belum lagi punggung saya dan tubuh secara umum yang akan kaku jika duduk terlalu lama. Lalu setelah selesai, dikumpulkan lagi para mahasiswa untuk evaluasi, dimana mereka akan dengan sengaja melambatkan rangkaian agar semua pulang jam 5. Banyak mahasiswa yang jatuh pingsan selama rangkaian ini, atau dalam perjalanan karena banyak dari mereka yang kurang kuat atau memiliki kondisi yang membatasi mereka. Walaupun dari pihak pengurus sudah menyuruh untuk yang merasa kurang sehat keluar dari barisan, situasi yang mereka hadapi tidak membuat mereka nyaman untuk tunjuk tangan dan keluar. Bisa mereka merasa takut, tidak nyaman, merasa akan dihukum, untuk berpikir bahwa semua mahasiswa yang kurang sehat keluar dari barisan adalah sesuatu yang absurd karena adanya situasi yang mengkondisikan perasaan mereka. Sebaik-baiknya usaha mereka untuk memperhatikan kesehatan para mahasiswa baru, tidak akan cukup sampai model Ospek yang digunakan ini berubah, bahkan ada banyak mahasiswa yang dipengaruhi hidupnya diluar rangkaian karena penugasan yang diberiOleh Mahasiswa FISIP UB
6 www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB kan. Dilaporkan seorang mahasiswa yang tidak bisa makan tiga hari karena uangnya yang habis untuk membeli pohon, yang menjadi bagian penugasan. Pohon-pohon tersebut paling murah adalah 25 ribu rupiah dan paling mahal sekitar 175 ribu rupiah. Dari yang paling murah saja, uang sebanyak itu bisa menafkahi mahasiswa untuk sehari, dan yang paling mahal bisa menjadi setengah jatah uang jajan beberapa mahasiswa dalam seminggu. Universitas Brawijaya memiliki banyak mahasiswa yang datang dari luar malang, memaksa mereka untuk hidup sendiri dengan keuangan yang terbatas. Saya datang kesini dengan satu pasang sepatu pantofel hitam yang tidak memiliki tali, dan saya dipaksa untuk membeli sepatu hitam lagi karena ketentuan atribut menuntut saya untuk menggunakan sepatu bertali dan saya tidak membawa sepatu yang memenuhi kriteria, sepatu tersebut memiliki harga sekitar 100 ribu rupiah. Bahkan jika tidak memikirkan mereka yang hidup sendiri, secara umum banyak mahasiswa yang memiliki latar belakang yang ekonominya kurang mendukung. Ada juga penugasan untuk konsumsi mereka sendiri, dimana mereka disuruh untuk membawa roti, susu, dan oreo yang dimana, sesuai pengalaman saya, memiliki harga total sekitar 30 ribu - 40 ribu rupiah, uang sejumlah tersebut bisa menjadi uang jajan 1 hari sampai 2 hari untuk beberapa mahasiswa untuk sekedar makanan yang dianggap cemilan untuk banyak mahasiswa. Pada dua hari pertama, Ospek menyediakan makanan siang untuk para mahasiswa baru, tetapi untuk rangkaian Student Day mahasiswa disuruh untuk membawa makanan sendiri yang sudah ditentukan. Saya rasa hal tersebut aneh sekali, jika mahasiswa disuruh untuk menyiapkan makanan sendiri, mengapa diatur apa yang mereka makan? Seperti Ospek jurusan pada Student Day pertama, mahasiswa disuruh untuk membawa nasi goreng, karena waktu yang ditentukan, tidak mungkin untuk mahasiswa sempat memasak sendiri di pagi hari, yang berarti mereka harus masak sebelum mereka tidur atau beli, yang memiliki kemungkinan untuk busuk saat dimakan di siang hari esoknya. Tidak hanya makan siang, konsumsi cemilan juga diatur oleh rangkaian, seperti membawa wafer, kacang, atau biskuit yang bisa memiliki harga paling tinggi 20 ribu rupiah, padahal saya sendiri tidak ingin memakan cemilan tersebut, sekedar membeli karena disuruh. Banyak dari penugasan dan atribut bawaan yang tidak masuk akal, yang tidak menguntungkan siapapun dan bahkan merugikan mahasiswa baru. Yang paling aneh bagi saya adalah rangkaian ini secara umum. Untuk Ospek FISIP, mengapa orientasi harus mengambil bentuk seperti ini? Membariskan mahasiswa dan diteriaki di sore hari karena kesalahan yang sangat sepele. dari terbit sampai terbenamnya matahari, dilepaskannya mahasiswa saat jam 5 berarti mahasiswa muslim banyak yang tidak dapat sholat ashar. Dipaksanya mahasiswa untuk menggunakan atribut yang seragam dan menyuruh mereka untuk memotong rambut dengan model tertentu, membuat atribut-atribut baru seperti name tag untuk setiap Ospek yaitu Ospek universitas, Ospek fakultas, dan Ospek jurusan. Menyuruh mahasiswa untuk duduk seharian, menelan materi di suasana yang sangat datar dan tidak mendukung, serta menganggap bahwa mahasiswa akan paham terhadap apa yang dijelaskan. Saya ingat dengan jelas saat penutupan Ospek dan pembukaan Student Day, ada pengisi acara yang bercerita tentang pengalaman Ospeknya, bagaimana pada masanya dia lebih keras dan lebih tidak masuk akal, bahkan mengakui bahwa tidak ada relevansinya dengan kehidupan perkuliahan, dan hal tersebut saya membuat bertanya-tanya,“Lalu mengapa di adakan? Berkata bahwa Ospek ini membangun karakter, dan saya ingin bertanya, kepada fakultas yang mempelajari ilmu sosial yang bahkan memiliki jurusan psikologi, karakter apa yang dibangun? Rangkaian ini sangat jelas memiliki motif-motif tradisi militer, yang dimana tujuan orientasi adalah untuk merobek individualitas dari mahasiswa baru, yang dianggap sebagai orang dewasa, agar mereka mudah dibedakan dan dipisahkan dari mahasiswa lama. Saya penasaran sekali mengapa UB yang mengaku bahwa mereka melawan penindasan dan perundungan masih menerapkan tradisi yang bisa dianggap menjadi jiwa perundungan. Sebuah ritual yang men-
www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB 7 dehumanisasikan orang-orang baru dengan memaksa mereka bertampil seragam dan sama, memaksa mereka untuk menggunakan name tag bahkan di luar rangkaian agar mudah dipisahkan dari mahasiswa lama, dan menarik hak mereka untuk mengekspresikan diri sendiri dengan hal seperti memiliki rambut yang panjang. Mungkin banyak dari orang-orang yang lebih tua berpendapat bahwa generasi sekarang sudah sangat lemah, tidak dapat bertahan saat Ospek. Tapi bagi saya, justru generasi sekarang lebih berani. Seperti yang saya bilang, pengisi acara tersebut tidak paham relevansi Ospek yang lebih keras yang dihadapi dengan perkuliahan, lalu mengapa tidak bertanya? Mengapa tidak berkomentar? Mengapa tidak ingin perubahan? Mengapa mau saja untuk dijadikan bahan tawaan para mahasiswa lama? Kita bukannya tidak kuat menghadapi Ospek, tapi banyak dari kami yang tidak ingin, dan kami berani untuk memiliki suara. SASTRA Kasihan Sekali Oleh Safira El Sarrah Ilustrator: Labib F. Inginnya tidak hilang Tapi cita entah kabur kemana Inginnya tidak hampa Tapi suka lenyap begitu saja Melihat tangan-tangan berhasil menggapai Membuatku makin berandai-andai Andai aku sempurna Tanpa celah Tanpa kurangnya Karenanya aku jadi sadar Tampaknya aku masih belum menjadi apa-apa Apa-apa yang berarti kesuksesan dan kebahagiaan Tertinggal, iya itu lah aku Sampai-sampai cita nya hilang dan suka pun menjadi hampa Tidak waras Kasihan sekali, aku Profil Penulis Penulis merupakan mahasiswa Psikologi 2021 FISIP UB. Kini aktif sebagai anggota Divisi Markom LPM Perspektif
8 www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB INFOGRAFIS SUSUNAN REDAKSI Penanggung Jawab: Gratio I. ● Pimpinan Redaksi: Ulina A. ● Redaktur Pelaksana: Yasmin N., Magnis T. ● Editor: Gratio I., Ulina A., Darul A., Clarence S., Yasmin N. ● Reporter: Magnis T. Yasmin N. Suci, Raynanda ● Litbang: Romi A. ● Fotografer: Gratio I., Romi A., Yasmin N. ● Layouter: N. Khansa. ● Ilustrator: Labib F. ● Marketing Komunikasi: Aurelia L., Suci