The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by LPM Perspektif FISIP UB, 2022-06-13 07:37:41

BULETIN PRASASTI EDISI 33

BULETIN PRASASTI EDISI 33

Keywords: Sastra,lingkunan,buletin,persma,persmahasiswa,lpmperspektif,fisipub,brawijaya,prasasti,puisi,cerpen,artikel

Serambi

Permasalahan yang kompleks mengenai lingkungan. Pencemaran laut dan udara,
penggudulan hutan, dan berkurangnya spesies-spesies tertentu akibat rusaknya
ekosistem mendasari tema buletin prasasti ke-33 ini. Pemasalahan lingkungan yang ber-
jalan segaris dengan perkembangan zaman kian mengkhawatirkan. Konsep lengkungan
seperti Kembali ke alam (back to nature) juga hilang, kalah berisik dengan bisingnya
suara pembangunan kota.
Pembatasan aktivtias manusia pada saat pandemi berdampak positf pada bumi. Hal
ini mengurangi beban bumi dalam menganggung beban tanga-tangan jahil manusia ter-
hadap lingkungan. Dalam hal ini sastra harus mempunyai peran sebagai media pembawa
pesan positif terhadap lingkungan karena seringkali karya sastra menjadi refleksi ter-
hadap kondisi lingkungan sekitar. Ekologi sastra hadir unutk memberikan saran atau
kritik melalui penciptaan karya satra.
Di dalam buletin natural ini anda dapat melihat bagaimana hubungan sastra dengan
lingkungan. Tulisan-tulisan mengenai alam dan manusia ditengah kerusakan alam dan
pandemi yang membuat banyak orang terpaksa hidup dibatasi tembok-tembok kota.
Mungkin alam bisa menjadi salah satu pelarian?

Salam Pers Mahasiswa, Salam Sastra.

SUSUNAN REDAKSI

Redaksi berkenan menerima karya PELINDUNG
berupa tulisan sastra dalam bentuk Tuhan YME
cerpen, puisi, esai, maupun artikel di PENANGGUNG JAWAB
bidang sastra. Juga ilustrasi karikatur Dekan FISIP UB
dan foto karya. Naskah dapat dikirim- DEWAN PENASIHAT
kan ke redaksi sastra perspektif, atau ● Wakil Dekan III ● Dewan Alumni
melalui alamat email: sastraperspektif PIMPINAN UMUM
@gmail.com Kiriman harap disertai Dhesia Rohmatul Ni’mah
identitas lengkap. Redaksi berhak me- PIMPINAN DIVISI SASTRA
nyunting tulisan tanpa mengurangi M Rayyan Farhansyah
maksud dan tujuan tulisan. REDAKTUR PELAKSANA
Jonathan Sanjaya
REDAKSI REDAKSI
Alamat: Sekretariat LSO Organisasi ● Hanisya A ● Fizza A ● Safira E ● Diandra P
Kemahasiswaan FISIP, Universitas ● Yodha A ● Kezia.
Brawijaya. Jalan Veteran, Malang. KONTRIBUTOR
Email: [email protected] ● Syifa Khairunnisa ● Dwi Ramadhani.
Website: lpmperspektif.com FOTOGRAFER
Line: @lpmperspektif Putri Gemilang Hutajulu
Instagram: @lpmperspektif ILUSTRATOR
Facebook: LPM Perspektif FISIP UB ● Fadya C ● Safira E ● Labib F ● Fina F
TATA LETAK
2 M. Fajar Ramadhan.

Buletin PRASASTI

DAFTAR ISI

SERAMBI 2 17KARIKATUR

DAFTAR ISI

3 KOLASE

• Kisah-Kisah Suri Teladan
yang (Tidak) Perlu Di-

LENTERA teladani 18

• Sastra dan Lingkungan: Men-
gungkap Pesan Tersembunyi
dari Puisi Sapardi Djoko
Damono 4 KILAS
21
BIAS

• Tanam dan Tuai

7
LORONG

• Bonsai Titipan Nenek dan
Kakek

8
RONA
Sumber gambar dari https://www.flickr.
• Cahaya Pengabul Mimpi com/photos/8463160@N08/1790592784

11 3
Buletin PRASASTI

Lentera
Sastra dan Lingkungan: Mengungkap
Pesan Tersembunyi dari Puisi
Sapardi Djoko Darmono
Oleh: Gratio Ignatius Sani

Waktu berjalan ke barat di waktu pagi hari
matahari mengikutiku di belakang

Aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri
yang memanjang di depan

Aku dan matahari tidak bertengkar
tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang

Aku dan bayang-bayang tidak bertengkar
tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan.

Sajak di atas berjudul “Ber- Namun, antara ‘aku’ dan mata- PERSPEKTIF
jalan Ke Barat Waktu Pagi hari tidak pernah bertengkar dan
Hari” karya Sapardi Djoko Damono mempersoalkan siapa diantara
yang menjadi bagian dari buku mereka berdua yang menciptakan
Mata Pisau terbitan Balai Pusataka bayang-bayang. ‘Aku’ dan bayang-
tahun 1982. Puisi ini menceritakan bayang juga tidak pernah mem-
tentang si ‘aku,’ seorang manusia persoalkan siapa yang harus ber-
yang sedang berjalan ke barat jalan di depan. Tentunya Sapardi
saat pagi hari sehingga matahari menggunakan majas personifikasi
yang terbit dari timur seolah-olah untuk menciptakan tokoh ‘mata-
mengikuti ‘aku’ yang akhirnya hari’ dan ‘bayang-bayang’ yang
menciptakan sebuah bayangan di seolah bisa bertengkar dengan si
depannya. ‘aku’ namun mereka sama-sama

4 Buletin PRASASTI

Lentera

enggan melakukan hal digma antroposentrisme
tersebut. yang selalu menganggap
manusia adalah entitas
Jika kita membaca utama dan pusat alam
secara mendalam, puisi semesta. Sedangkan
“Berjalan Ke Barat Waktu entitas lain hanya men-
Pagi Hari” menunjukan jadi penunjang dari ke-
keselarasan alam semesta hidupan manusia se-
dan keberpihakan Sapardi “hingga dianggap tidak
terhadap kelestarian mempunyai nilai-nilai
lingkungan. Hal ini bisa intrinsik yang membuat-
ditunjukan lewat si ‘aku’ nya berarti.
yang merupakan seorang Dalam buku Etika Puisi “Berjalan
manusia tidak pernah ke Barat Waktu
bertengkar dengan mata- Lingkungan Hidup yang
hari tentang siapa yang ditulis oleh Sonny Keraf, Pagi Hari“
menciptakan bayangan kesalahan paradigma menunjukkan
karena dia tahu bahwa antroposentris tersebut keselarasan alam
bayangan tercipta bukan yang menjadi sumber
karena dirinya saja, tapi perilaku eksploitatif untuk semesta dan
harus ada keterlibatan merusak alam dan ling- keberpihakan
matahari. Begitu juga kungan hanya untuk men- Sapardi terhadap
dengan ‘aku’ yang tidak jadi komoditas ekonomi kelestarian
bertengkar dengan bayang-
bayang tentang siapa ”semata demi memuaskan lingkungan
yang harus berjalan di
depan karena ia sadar kebutuhan dan kepenting-
bahwa mereka berdua an manusia. Kita dapat
adalah satu kesatuan melihat sekarang bagai-
yang akan selalu ber- mana sistem kapitalisme
jalan selaras dan tidak global memeras habis
akan bisa saling men- segala hal yang ada di
dahului. bumi agar dapat meng-
PERSPEKTIF hasilkan capital income
Ke-enggan-an si ‘aku’ yang besar atas nama
untuk bertengkar dengan individu yang merdeka
matahari dan bayang- (manusia yang ber-
bayang sebenarnya ingin kuasa).
menunjukan perlawanan Di Indonesia sendiri,
Sapardi terhadap para- praktik perusakan pada
Buletin PRASASTI lingkungan ini seringkali

5

Lentera

difasiltasi oleh pemerintah secara antroposentris menjadi bio-
gamblang dengan dalih pem- sentrisme atau ekosentrisme yang
bangunan. Bisa kita tilik kembali menganggap alam dan lingkungan
pernyataan Menteri Kehutanan adalah suatu entitas yang sama
dan Lingkungan Hidup (KLHK), pantingnya dengan manusia dan
Siti Nurbaya Bakar yang menyata- mempunyai nilai instrinsik yang
kan bahwa deforestasi boleh dilaku- membuatnya hidup. Maka bukan
kan dengan alasan pembangunan. hanya kehidupan manusia saja
Dari sini bisa dilihat bahwa ke- yang harus dijaga, tetapi ke-
salahan paradigma antroposentris hidupan setiap makhluk lainnya
yang dijelaskan oleh Sonny juga patut untuk dihormati dan
Keraf di atas, termanifestasikan dilestarikan. Sama halnya dengan
secara sempurna lewat pernyataan puisi “Berjalan Ke Barat Waktu
Menteri Siti yang memaklumi Pagi Hari” karya Saprdi yang tidak
kerusakan lingkungan dan alam menonjolkan si ‘aku’ sebagai
demi kepentingan manusia semata. manusia yang berkuasa, tetapi
Hutan dan semua makhluk hidup menempatkan dirinya seimbang
di dalamnya tak lagi berarti di- dan selaras dengan alam. Dengan
bandingkan dengan pembangunan ini maka cara kita memandang
jalan tol, perluasan lahan sawit, alam patut mencontoh ‘aku’ dalam
pemberian izin tambang, dan puisi tersebut agar sadar bahwa
semua bentuk eksploitasi alam manusia dan lingkungan adalah
lainnya. satu kesatuan yang menyeluruh
dan saling terikat demi menunjang
Oleh karena itu, harus ada per- satu sama lain.
ubahan radikal dari paradigma

PROFIL PENULIS PERSPEKTIF

Penulis bernama Gratio Ignatius Sani Baribe, Mahasiswa Ilmu
Pemerintahan angkatan 2020, Universitas Brawijaya. Sekarang
sedang aktif berproses sebagai ketua divisi Redaksi LPM Perspektif.

6 Buletin PRASASTI

Tanam dan Tuai Bias

Oleh : Muhammad Rayyan Farhansyah

PERSPEKTIF Diantara biji-biji yg terkubur tanah
Diantara ranting yang menjalar
Melewati sela-sela rasa dan darah 7
Di lepangnya daun yang basah diguyur hujan

Baik dan buruk
Yang disengaja atau tidak
Yang terlewat atau dikhalayalkan
Di ujung jalan
Menuju ruang hampa

Apa yang ditanam
Sama dengan apa yang dituai
Yang sekiranya baik
Harus dijaga
segenap rasa

PROFIL PENULIS

M. Rayyan Farhansyah, mahasiswa Ilmu
Komunikasi angkatan 2019, Universitas
Brawijaya. Sekarang sedang aktif berproses
sebagai ketua di divisi Sastra LPM Perspektif.

Buletin PRASASTI

Lorong

Bonsai Titipan Nenek dan Kakek
Oleh : Syifa Khairunnisa Yuhirman

Aku ingin berkelana di masa sayur dari taman, Nenek, Kakek, PERSPEKTIF
lalu--sehari saja, mengunjungi Bibi, dan Paman menyulap
tempat yang pernah Mama cerita- semuanya menjadi aneka ragam
kan sebagai rumah besar dan luas menu. Sup sayur, salad buah,
tempat Nenek dan Kakek tinggal di gulai sayur, ayam kecap, bakwan
tengah desa. isi irisan wortel tipis-tipis, hingga
Aku ingin mengekori Nenek di dessert seperti es buah, bubur
belakang, ikut memetik strawberry jagung, dan roti panggang favorit
dan apel di taman belakang. Juga Nenek .... Kurasa kesukaanku pada
sesekali berpose untuknya setelah suasana pesta berawal dari ke-
dikenakan topi cantik pelindung bersamaan pada momen “keluarga
terik matahari oleh Kakek. makan”.
Aku ingin sekali lagi mengamati
proses ketika buah cokelat ke- Lalu karena tak kuat lagi me-
sayangan mereka dipetik, dibersih- nahan rindu, suatu hari pernah
kan, dan dijemur hingga kering. kuberanikan diriku bertanya
Aku rindu dengan momen seperti ini pada Mama. “Ma, boleh
“keluarga makan” di rumah Nenek kita adakan “keluarga makan” lagi
dan Kakek. Momen ketika seluruh di rumah Nenek dan Kakek?”
keluarga besar duduk mengitari
satu meja untuk makan malam. Tapi jawaban Mama justru jauh
Berbekal hasil petikan buah dan lebih panjang dari dugaanku.
“Kita semua masih waspada,” ka-
8 tanya. “Dengan pandemi, dengan

Buletin PRASASTI

PERSPEKTIF COVID-19 — semuanya. Kita Lorong
cemas. Mereka manula dengan
kondisi tak sekuat orang seusia ngerti. Desa dengan pepohonan
Mama dan Papa. Bibimu, paman- rindang dan sungai-sungai kecil di
mu, sepupu-sepupumu ... kita sekitarnya tidak akan selamanya
tidak tahu interaksi seperti apa menjadi desa.
yang telah mereka lalui dengan
orang-orang di tengah situasi “Perbaikan jalan yang membuat
pandemi ini. Kita sayang Nenek Nenek dan Kakek harus rela
dan Kakek. Karena itu kami kehilangan taman rumah. Juga
putuskan untuk tidak menemui situasi pandemi tanpa kunjungan
mereka sesering dulu untuk me- dari anak dan cucu-cucunya—
minimalisir resiko,” jelasnya. kombinasi yang tidak manis,”
lanjut Mama sambil menepuk
Kami. Aku yakin “kami” yang pundakku dari belakang.
dimaksud itu orang-orang dewasa
seperti Mama, Papa, Bibi, dan Diam sejenak. Kepalaku kini
Paman. sudah tertunduk sangat dalam,
berusaha untuk tidak membayang-
“Taman di rumah Nenek dan kan hal-hal menyedihkan tentang
Kakek juga. Tamannya sudah mereka berdua. Seolah paham
tidak ada lagi, Mama sudah dengan gestur kecil yang kutunjuk
pernah cerita ke kamu, belum? Di kan padanya, Mama melanjutkan,
sekitar rumah Nenek dan Kakek “Apa menurutmu hal seperti itu
akan segera dibangun jalan raya. akan membuat Nenek dan Kakek
Jalan kecil tempat mobil yang benar-benar menghapus kontak-
biasa kita lalui ke sana juga akan nya dengan alam?”
diluaskan.”
Kedua tanganku kemudian Mama
Bola mataku membulat. Aku tak raih dengan lembut. Aku bingung.
pernah dengar ini sebelumnya. Kuberi ia tatapan lama, isyarat
“Nenek dan Kakek setuju?” meminta penjelasan lanjut dari
aksinya barusan. Sekarang sudah
Dan benar dugaanku, Nenek ada beberapa benih bonsai maple
dan Kakek tidak setuju dan tidak di genggamanku.
akan pernah setuju dengan
rencana itu. Namun mereka tak “Nenek dan Kakek bilang tolong
dapat berbuat banyak. Tanpa titip anak-anak manis ini padamu.
harus mengutarakannya secara Bonsai tidak sulit ditanam di da-
langsung pun kami semua me- lam rumah, kok, begitu pesan Ne-
nek. Mereka berdua sudah tidak
Buletin PRASASTI sabar dengar ceritamu merawatnya

9

Lorong makan”. Bahkan di tengah pusat
nanti saat situasi sudah membaik. kota pun bonsai dapat bertahan
Luangkan waktumu mengobrol hidup sekuat dan selama apapun
dengan bonsainya, ya.” yang diinginkannya. Aku yakin
baik itu Nenek, Kakek, dan aku—
Sontak senyumku melebar. Bisa kita semua—juga bisa melalui
kurasakan pipiku juga ikut me- hari-hari sulit dengan berani.
ngembang seperti adonan roti
yang baru Nenek keluarkan dari
oven untuk santapan “keluarga

PROFIL PENULIS PERSPEKTIF

Penulis bernama Syifa Khairunnisa Yuhirman, Mahasiswa Ilmu
Komunikasi angkatan 2020, Universitas Brawijaya.

10 Buletin PRASASTI

Rona

Cahaya Pengabul Mimpi
Oleh: Diandra Pramitha

P etang di bulan Juli, per- penggunaan robot seperti itu
tengahan tahun 2102. sehingga bukan hal yang aneh lagi.

Tahun yang sudah terbilang Hmm.. mungkin kalian mengira

sangat maju bagi peradaban umat akan mudah terjadi perang jika

manusia. Sebut saja kendaraan tidak melibatkan manusia, padahal

apapun itu, semuanya sudah dapat kalian salah besar. Negara-negara

dikendalikan tanpa awak. Media akan sulit menghalau dampak yang

komunikasi antar manusia pun ditimbulkan jika terjadi perang.

bukan hanya saling melihat wajah, Alasannya adalah karena robot

tetapi bisa seperti sedang ber- bukan manusia yang memiliki hati.

samanya. Mungkin beberapa dari Selama sudah ditetapkan menjadi

kalian sudah menebak, hologram. target, daerah manapun itu pasti

Teknologi itu sudah masif diguna- tidak akan dilepaskan. Makanya,

kan sejak zaman kakekku, mungkin negara-negara pasti akan cenderung

sekitar 40 tahun yang lalu. Ah menghindari perang.

PERSPEKTIF benar, selain itu mungkin kalian Ketika di sekolah, aku paling suka

pernah mendengar mengenai robot pelajaran sejarah dan geografi.

humanoid? Penggunaannya sudah Bahkan, aku bisa menjelaskan

sangat masif saat ini. Dan paling dengan baik cerita mengenai

banyak digunakan untuk menjadi peradaban kuno, Perang Dunia

tentara perbatasan atau tentara I dan II, Perang Dingin, krisis

garis depan. Terdengar menyeram- moneter yang pernah terjadi,

kan ya? Haha, tidak sebegitunya, hingga wabah yang pernah terjadi

kok. Di masa ini, sudah biasa di dunia. Aku juga bisa menjelas-

Buletin PRASASTI 11

Rona

kan bagaimana peristiwa alam ter- orang tua ku sangat berbeda. Aku

jadi dan kenampakan alam di be- sangat menyukai berselancar den-

berapa negara di dunia. gan masa lalu. Sedangkan, orang

Berbicara mengenai sejarah, jika tuaku lebih menyukai berinovasi

aku tidak salah, di tahun kalian untuk masa depan. Yaa, orang tua-

saat ini, kalian baru saja memulih- ku adalah seorang ilmuwan, di

kan diri dari pandemi, bukan? Aku bidang agrikultur. Tapi sekarang

ingin memberi bocoran sedikit. Di aku tidak punya mood untuk

masa ini, penyakit yang menyebab- menceritakan mereka. Membosan-

kan pandemi di tahun kalian kan. Inovasi yang tidak

itu sudah seperti tidak bukan ada habis-habisnya,
ada harga dirinya, haha. hanya manusia sampai aku sendiri
Maksudku, dengan ke- saja, aku bisa lelah melihatnya.
Sebenarnya tidak
majuan di bidang ke-
dokteran, penyakit itu melihat bagaimana hanya orang tuaku
sudah tak lebih ber- alam berubah saja, setiap ilmuwan
bahaya dari flu biasa- hingga pemerintah

nya.  sangat gencar untuk
Ah ya, seperti yang sudah
menemukan teknologi

kukatakan, aku paling senang baru. Mulai dari replikasi gene-

pelajaran sejarah dan geografi. Aku tika hingga terus memperbarui

bisa banyak mengetahui perjalanan robot humanoid. 

manusia dari waktu ke waktu. Dan Ah ya, di masa kalian saat itu,

bukan hanya manusia saja, aku bisa kalian pasti tahu film “Stand by Me

melihat bagaimana alam berubah, Doraemon”, bukan? Wah, bodoh-

bagaimana manusia menciptakan nya aku sampai hampir lupa mem-

banyak hal baru, dan bagaimana bahas hal ini. Cerita di dalamnya PERSPEKTIF

alam merespons perubahan ter- memang tidak sepenuhnya salah

sebut. Meskipun di masa ini masih sih. Tapi, jujur saja itu terlalu

belum diciptakan mesin waktu, tapi imajinatif untuk diwujudkan.

dengan membaca buku dan melihat Bahkan di masaku, sangat sulit

internet saja aku sudah merasa untuk melakukan teleportasi antar

seperti penjelajah waktu. (Kuharap tempat. Pemerintahku saat ini saja

kalian paham maksudku) masih berupaya untuk me-

Namun, kesukaanku dengan ngembangkan teknologi mes-

12 Buletin PRASASTI

Rona

in waktu. Tetapi, percobaannya mereka saat ini adalah me-

masih terbatas pada benda saja. ngembangkan tanaman secara

Coba pikir, bagaimana mungkin sintetis. Sayur yang kami makan

mengubah manusia menjadi di masa ini juga salah satu temuan

molekul sangat kecil kemudian orang tuaku, bersama timnya.
mengembalikannya ke bentuk Huh, terkadang aku merasa ingin

semula di tempat yang berbeda? berada di zaman kakek buyutku

Ah, membayangkannya saja sudah hanya untuk mencoba sayuran

membuatku pusing. sebenarnya. 

Ya tapi setidaknya, Penyakit di masaku ini juga

film itu terlihat lebih lebih pasti kalian tidak pernah
baik. Mereka masih sulit menanam membayangkannya
bisa lebih bebas, tak sebuah pohon mengapa bisa terjadi.
perlu memakai pe- dibanding- Banyak orang di masaku

lindung kepala (kalau kini memiliki sel

kalian mau menyebut- kan membuat darah merah yang
nya helm pun tak oksigen rusak. Karena oksigen
apa). Saat ini hampir yang kami hirup me-

tidak mungkin untuk me- rupakan oksigen buatan,

lepaskan ini. Alasannya, semua ini memiliki efek samping pada

oksigen yang tersisa merupakan tubuh. Sehingga kami memiliki alat

oksigen buatan. Jangan terkejut cuci darah portable di masing-

mendengarnya. Dengan kemaju- masing rumah. Bersyukur karena

an teknologi saat ini, bukan hal keluargaku berasal dari keluarga

sulit untuk membuat oksigen. Ya mampu. Jika tidak, tanpa aku

sebenarnya, lebih sulit menanam beritahu pun sepertinya kalian

PERSPEKTIF sebuah pohon dibandingkan mem- bisa menerkanya sendiri. Ini

buat oksigen. Tanah sebagai media juga yang menjadi alasan tingkat

tanam yang sesuai sudah hampir mortalitas di masaku tergolong

mustahil ditemukan saat ini. Laut- tinggi.

laut pun sudah banyak yang di- Sepertinya aku sudah banyak

reklamasi.  mengoceh ya? Haha, maaf ya.

Tadi aku sudah bilang kalau Karena jika pesanku ini sampai ke

orang tuaku ilmuwan di bidang tangan kalian, kuharap aku juga

agrikultur, bukan? Pekerjaan bisa berada di masa yang sama

Buletin PRASASTI 13

Rona seperti sedang menangis. Hmm.. PERSPEKTIF
atau mungkin yang dicari ketika
dengan surat ini, meskipun hampir menangis di tengah hujan itu ke-
mustahil sih.  tenangannya? Sekeras apapun
kamu menangis, suaranya akan
Aku belajar sangat banyak tentang tetap kalah dengan derasnya
masa kalian. Di laptopku ada hujan. Jadi, kamu dapat dengan
banyak sekali film dari masa itu. bebas menangis semaumu.
Dan tentunya, ada banyak lanskap
indah di masa kalian yang ter- Aku jadi ingin bertanya deh, apa
simpan rapi di folderku. Setiap rasanya semenangkan itu hanya
hari, aku mengubah visual tembok duduk diam di tengah hutan pinus
kamarku dengan pemandangan alam. atau apakah semenyenangkan
Dengan menggunakan proyektor, itu dengan hanya sekadar me-
aku mengganti wallpaper kamar- nunggu matahari terbit di puncak
ku sesuai waktu, pagi, siang, Papandayan?
sore, malam, dan juga tergantung
musim.  Menyebalkan. Aku hanya bisa
merasakan perasaan itu dari pancar-
Kalian tau, rasanya menyenang- an cahaya proyektor saja. Men-
kan. Ah, tapi sepertinya kalian tak coba membayangkan ketenangan
paham karena kalian bisa me- yang dirasakan kalian. Untungnya,
rasakannya langsung. ternyata  itu cukup membantu.
Seperti perasaan magis yang entah
Oh ya, tiba-tiba aku jadi pe- dari mana datangnya, suara kicau-
nasaran, bagaimana hujan di masa an burung saja terdengar me-
kalian? Karena saat ini tak jarang nenangkan ketika aku sudah muak
yang terjadi adalah hujan asam. dengan tugas di sekolah. Ditambah,
Jadi, aku bahkan tak tahu bagaimana dengan siluet pegunungan di
rasanya bermain hujan-hujanan. kamar seakan berkata “semua
Ya memang sih sudah banyak peng- akan kembali baik-baik saja”. 
gunaan energi terbarukan. Tapi
tetap saja, penggunaan listrik Apakah rasanya se-menenang-
dengan jumlah besar, terutama kan itu?
untuk riset-riset ilmiah telah me-
micu terjadinya fenomena ini. Aku Tak heranlah jika kata healing di
menonton di film-film, katanya masa kalian diidentikkan dengan
menangis di tengah hujan tak akan alam. Mungkin di masa itu kalian
terlihat, ya? Apa benar seperti itu? pun sudah muak dengan banyak
Karena ketika aku coba mengguna- teknologi yang semakin berkembang.
kan shower tetap saja tuh terlihat

14 Buletin PRASASTI

PERSPEKTIF Yaa meskipun tak dapat dipungkiri Rona
juga itu sangat membantu aktivitas
manusia. Tapi, kalian paham kali ini berhasil, apa yang
maksudku, kan? Semakin maju- akan terjadi nantinya? Apakah
nya teknologi, beban yang di- teknologi kalian bisa membalas
ampu manusia juga semakin pesan kami? Atau jika kalian
berat. Pada akhirnya, kita butuh membuat perubahan besar-besar-
pelarian, ketenangan.  an, apa kami disini mampu me-
lihat pohon kembali. Entahlah,
Alam yang kupelajari di masa aku hanya berharap.
kalian menawarkan kedamaian.
Mengajarkan bahwa sepi bukan Erryl.
berarti membosankan. Meski-
pun hanya dari sorot cahaya Juli, 2102
proyektor, aku seakan bisa me-
mahami bahwa laut pun ternyata …….
bisa bercerita. Suara kicauan Kebisingan ibukota tampak
burung di lereng gunung bisa seperti biasanya. Pertengahan
seperti nyanyian seriosa di tengah tahun 2030. Pemerintah baru
panggung opera Italia. Tak meng- saja menyelesaikan program
herankan bukan jika aku ber- SDGs. Hampir dikatakan ber-
harap bisa berada di masa kalian. hasil. Sayangnya, karena pandemi
Setidaknya pantulan cahaya dan beberapa konflik antar
proyektor di rumah ku mampu negara yang tak kunjung usai, ini
mewujudkan mimpiku. berdampak pada tingkat kesukses-
an SDGs.
Hampir tengah malam di bulan Dalam beberapa hari kedepan,
Juni, pertengahan tahun 2102. pemerintah seharusnya akan me-
nerima kesepakatan pembangun-
Esok pagi tulisan ini aku an berkelanjutan baru untuk 15
sampaikan ke balai kota. Tak tahun mendatang. Tapi sayang-
hanya aku saja, berbondong nya, bisa jadi hal itu tertunda.
orang lainnya juga menyampai- Pemerintah saat ini masih ter-
kan hal yang mereka ingin sampai- fokus untuk mengembangkan
kan. Biasalah, proyek baru pe- teknologi di bidang alutsista.
merintah. Uji coba mesin waktu Sebenarnya, bukan pemerintah
untuk yang kesekian kalinya. negara ini saja, hampir di banyak
Aku sejenak mengira-ngira. Jika negara pemerintahnya masih
terfokus untuk mengembangkan
militernya.

Buletin PRASASTI 15

Rona ilmuwan di bidang tanaman me-
ngirimkan surel ke pemerintah. Isi
Alasannya? Tentu saja eskalasi surel tersebut mengatakan bahwa
politik antar negara yang semakin teknologi yang disebutkan di dalam
tidak stabil. Bahkan, pemerintah data anonim itu belum ditemukan
negara-negara di dunia mulai di masa ini dan teknologi tersebut
saling mencari informasi satu dijelaskan sangat rinci. Banyak
sama lain, spionase.  pendapat mengatakan “Demi umat
manusia. kita harus menggubris
Namun, pagi itu ada sedikit apa yang disampaikan dalam data
perbedaan. Radar menangkap tersebut”.
sinyal anonim yang tidak ter-
enkripsi data negara manapun. Tentu saja, ini menimbulkan
Ah bukan, lebih tepatnya, data banyak rumor di pemerintahan.
itu merupakan data negaranya Namun, satu hal yang pasti, apa
sendiri. Bagaimana bisa?  yang akan mereka lakukan. Me-
ngubah regulasi saat ini untuk
Isi di dalam data tersebut tertu- masa depan atau tetap membiar-
lis “Dari kami, 2102”. Data yang kannya berjalan seakan tak ada
berisi berbagai macam jenis yang terjadi. 
tulisan itu tentu saja mem-
bingungkan pemerintah. Di tengah Namun, sebagaimana politik
gejolak politik dan pembangunan biasanya berjalan, “Lakukan semua
besar-besaran, rasanya seperti ada seperti yang sudah direncanakan.
yang sedang bercanda mengguna- Jangan terdistraksi hal lain.”
kan alasan masa depan. 

Awalnya, tulisan ini akan dibiar-
kan begitu saja hingga salah satu

PROFIL PENULIS PERSPEKTIF

Diandra Paramitha, mahasiswa Hubungan Internasional angkatan
2021, Universitas Brawijaya. Sekarang sedang aktif berproses
sebagai anggota di divisi Sasstra LPM Perspektif

16 Buletin PRASASTI

Karikatur

PERSPEKTIF

Buletin PRASASTI 17

Kolase
Sisi Lain Dunia dalam “Di Tanah Lada“
Oleh: Dwi Ramadhani

https://www.goodreads.com/en/book/show/27213435-di-tanah-lada

Judul : Di Tanah Lada
Penulis : Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Tebal : 254 halaman
Tahun Terbit : Mei 2019
Penerbit : Grasindo
Cetakan : Pertama

Seperti biasa, Ziggy selalu Indonesia Nominee for Buku dan PERSPEKTIF
muncul dengan karya-karya emas- Penulis Fiksi Terfavorit – Shortlist
nya. Novel Di Tanah Lada ini telah (2016). Sama seperti karangan
mendapat beberapa penghargaan, Ziggy yang lainnya, Di Tanah
seperti Kusala Sastra Khatulistiwa Lada ini Ziggy juga menggunakan
Nominee for Prosa – Longlist gaya bahasanya yang khas, yang
(2016), Sayembara Menulis Novel membedakan novelnya dengan
Dewan Kesenian Jakarta for Juara novel-novel lain. Di Tanah Lada
II (2014), Anugerah Pembaca sendiri ditulis dari sudut pandang

18 Buletin PRASASTI

Kolase

PERSPEKTIF tokoh utama, seorang anak cerdas Sayangnya, tidak. Papa lebih me-
berumur enam tahun. Nama anak milih mendalami kesukaannya,
cerdas itu Ava. berjudi.

Ava lahir dan dibesarkan oleh Hari pertama di Rusun Nero,
seorang Mama yang juga pintar Ava bertemu seorang anak berusia
dan baik hati, tapi juga sering sepuluh tahun bernama P. Ava me-
menangis. Lalu ada Papa. Papa manggilnya Pepper. Pepper juga
yang memanggil Ava dengan tinggal di Rusun Nero bersama
sebutan Saliva, Papa yang suka Papanya yang juga suka memukul.
memukul Mama dan Ava, Papa Ava dan Pepper bernasib tidak
yang mirip seperti monster. jauh beda. Hanya saja, Pepper
Sebelumnya, ada Kakek Kia. Kakek tidak mengetahui siapa ibu-
Kia yang baik, Kakek Kia yang nya. Pepper terbiasa mengisi
memberikan hadiah kamus kepada hari-harinya sendiri dengan
Ava saat ulang tahun ketiga. gitarnya yang ia bawa ke sekeliling
Kamus itu sangat berharga Rusun Nero. Jika kamu mengira
untuk Ava sehingga Ava mem- Rusun Nero hanya berisi orang-
bawa kamus tersebut kemana- orang seperti papanya Ava, maka
pun ia pergi. Namun, Kakek Kia kamu salah. Di Rusun Nero, orang-
meninggal. Kakek Kia meninggal- orang tidak segan menggebor
kan banyak hal, termasuk uang. pintu rumah apabila ada ke-
Uang yang membuat Papa pelan- risuhan. Warga Rusun Nero juga
pelan menggila dan membuat tidak segan membantu tetangga-
hidup Ava berubah. Papa me- nya yang kesusahan. Banyak keja-
maksa Ava dan Mamanya untuk dian yang terjadi di Rusun Nero.
pindah ke Rusun Nero. Mungkin Ava dan Pepper menjadi terbiasa
pembaca akan berpikir bahwa bersama.
setelah meninggalnya Kakek Kia
yang meninggalkan banyak harta Lalu di buku ini kamu juga
warisan untuk Papa, maka hidup akan mengetahui bagaimana
Ava berubah ke arah yang baik. sosok orang tua dari sudut
pandang anak kecil berumur enam

Buletin PRASASTI 19

Kolase

tahun dan sepuluh tahun. Bahwa yang diceritakan oleh Ava, akan
tidak semua orang tua langsung membuat para pembaca tidak bisa
berhasil dan siap menjadi orang berhenti untuk membacanya. Lalu
tua. Bahwa tidak semua orang tanpa sadar, kamu akan sampai
tua mau belajar menjadi orang pada halaman akhir buku ini
tua. Bahwa tidak semua orang tua dengan tercengang. Tak habis
menjalankan perannya sebagai pikir. Mungkin juga kamu akan
orang tua. sampai pada halaman akhir buku
ini dengan mata yang basah, atau
Kisah Ava dan Pepper berkutat dengan dada yang sesak. Tetapi
pada kejamnya kehidupan yang satu hal yang pasti, kamu akan
tidak seharusnya sudah dirasakan sampai pada halaman terakhir
oleh anak di umur mereka. Jika bersama dengan beberapa pesan
kamu berpikir buku ini merupakan mendalam dari Ava, atau mungkin
buku yang berisi kisah dua anak dari Pepper, atau dari orang-orang
lucu, maka kamu salah besar. Di di sekeliling mereka. Tak apa. Ava
buku ini, kamu akan mengetahui dan Pepper akan bahagia sesudah
sudut pandang lain dari anak kecil itu. Seperti apa yang mereka mau.
yang bahkan tidak akan terpikir Sehidup semati.
oleh orang dewasa. Alur menarik

PROFIL PENULIS PERSPEKTIF

Dwi Ramadhani, mahasiswa jurusan Psikologi angkatan 2021,
Universitas Brawijaya. Sekarang aktif berproses di Himpunan
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya

20 Buletin PRASASTI

KILAS

Gemercik air sebagai bahasa alam adalah cara Tuhan
melepas dahaga hambaNya yang berderai air mata
(Putri Gemilang/Perspektif)

Aku ingin berbahasa merpati. Ingin larut pada
lautan birahi mereka yang digaungkan pepatah

sebagai cinta suci.
(Putri Gemilang/Perspektif)

PERSPEKTIF Peraturan utama: tidak diperbolehkan pulang
bagi daun telinganya yang telah dijilat basah oleh
bahasa cinta si anggun sarayu.
(Putri Gemilang/Perspektif)

Buletin PRASASTI 21


Click to View FlipBook Version