The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

RAJA Brawijaya Tak Hanya Simbol Semata

Agustus kembali hadir sebagai bulan diadakannya Rangkaian Jelajah Almamater Universitas Brawijaya
(RAJA Brawijaya), belasan
ribu mahasiswa baru kembali memenuhi sudut-sudut
kampus dengan membawa semangat dan harapan yang
luhur. Yel-yel kembali menggema di setiap penjuru kampus biru, menjadi penanda, langkah awal bagi mahasiswa baru untuk menapaki jenjang
perkuliahan akan segera dimulai.

Namun, dengan pelaksanaan RAJA Brawijaya bukan
hanya kegiatan simbolik perayaan penerimaan mahasiswa baru semata, kegiatan ini tentunya merupakan suatu langkah awal untuk mengenali kehidupan yang ada di kampus biru. Lebih jauh dari pada itu, diharapkan mampu untuk memberikan pengetahuan, karakter, serta mengenalkan lingkungan dan ragam kultur yang ada di kampus itu sendiri. Sehingga dapat menjadi bekal yang cukup dan mumpuni bagi mahasiswa baru dalam menjalani kehidupan
perkuliahan nantinya

Selamat datang mahasiswa baru 2023 di kampus
biru, Universitas Brawijaya. Selamat bertumbuh dan berproses!

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by LPM Perspektif FISIP UB, 2023-08-15 21:49:52

BULETIN OSPEK EDISI 1 (RAJA BRAWIJAYA) 2023

RAJA Brawijaya Tak Hanya Simbol Semata

Agustus kembali hadir sebagai bulan diadakannya Rangkaian Jelajah Almamater Universitas Brawijaya
(RAJA Brawijaya), belasan
ribu mahasiswa baru kembali memenuhi sudut-sudut
kampus dengan membawa semangat dan harapan yang
luhur. Yel-yel kembali menggema di setiap penjuru kampus biru, menjadi penanda, langkah awal bagi mahasiswa baru untuk menapaki jenjang
perkuliahan akan segera dimulai.

Namun, dengan pelaksanaan RAJA Brawijaya bukan
hanya kegiatan simbolik perayaan penerimaan mahasiswa baru semata, kegiatan ini tentunya merupakan suatu langkah awal untuk mengenali kehidupan yang ada di kampus biru. Lebih jauh dari pada itu, diharapkan mampu untuk memberikan pengetahuan, karakter, serta mengenalkan lingkungan dan ragam kultur yang ada di kampus itu sendiri. Sehingga dapat menjadi bekal yang cukup dan mumpuni bagi mahasiswa baru dalam menjalani kehidupan
perkuliahan nantinya

Selamat datang mahasiswa baru 2023 di kampus
biru, Universitas Brawijaya. Selamat bertumbuh dan berproses!

www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB 1 Rabu, 16 Agustus 2023 EDISI 1 PKKMU EDITORIAL SAJIKAN WACANA KRITIS Ikuti terus perkembangan berita PKKMU UB dan PKKMABA FISIP di www.lpmperspektif.com Agustus kembali hadir sebagai bulan diadakannya Rangkaian Jelajah Almamater Universitas Brawijaya (RAJA Brawijaya), belasan ribu mahasiswa baru kembali memenuhi sudut-sudut kampus dengan membawa semangat dan harapan yang luhur. Yel-yel kembali menggema di setiap penjuru kampus biru, menjadi penanda, langkah awal bagi mahasiswa baru untuk menapaki jenjang perkuliahan akan segera dimulai. Namun, dengan pelaksanaan RAJA Brawijaya bukan hanya kegiatan simbolik perayaan penerimaan mahasiswa baru semata, kegiatan ini tentunya merupakan suatu langkah awal untuk mengenali kehidupan yang ada di kampus biru. Lebih jauh dari pada itu, diharapkan mampu untuk memberikan pengetahuan, karakter, serta mengenalkan lingkungan dan ragam kultur yang ada di kampus itu sendiri. Sehingga dapat menjadi bekal yang cukup dan mumpuni bagi mahasiswa baru dalam menjalani kehidupan perkuliahan nantinya. Selamat datang mahasiswa baru 2023 di kampus biru, Universitas Brawijaya. Selamat bertumbuh dan berproses! RAJA Brawijaya Tak Hanya Simbol Semata Ketua Pelaksana Rabraw 2023 Ditetapkan oleh Panitia Dosen, Tidak Ada Transparansi Penilaian Bersambung ke Hal. 4 Wawancara - Jajaran Rektorat UB dan Panitian RAJA Brawijaya 2023 saat konferensi pers (PERSPEKTIF/Yasmin) Malang, PERSPEKTIF – Berdasarkan Peraturan Rektor (Pertor) mengenai Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2023, Ketua Pelaksana Raja Brawijaya (Rabraw) ditetapkan oleh panitia dosen. Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya (UB) selaku panitia seleksi hanya diberikan wewenang untuk memberikan penilaian awal kepada calon Ketua Pelaksana Rabraw, kemudian memberikan hasil penilaian tersebut kepada panitia dosen. Rafly Rayhan Al-Khajri,


2 www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB Malang, PERSPEKTIF - Upaya Pencegahan Penanganan Kekerasan Seksual dan Perundungan (PPKSP) dalam pelaksanaan Rangkaian Jelajah Almamater Universitas Brawijaya (RAJA Brawijaya) kembali menjadi sorotan di tahun 2023 ini. Hal tersebut tak lepas dari terjadinya kasus kekerasan seksual serta perundungan dalam pelaksanaan masa orientasi dan rentannya mahasiswa baru untuk menjadi korban. Hal ini turut menjadi perhatian bagi Panitia Dosen selaku pelaksana dalam pelaksanaan RAJA Brawijaya dan Satuan Tugas (Satgas PPKS) sebagai pihak yang terlibat untuk menangani kasus PPKS di tingkat universitas. Romy Hermawan, Wakil Ketua Pelaksana I Panitia Dosen mengatakan, telah melakukan sosialisasi kepada seluruh panitia, mahasiswa baru, maupun Unit Layanan Kekerasan Seksual dan Perundungan (ULTKSP) di setiap fakultas. “Dilakukan sosialisasi kepada seluruh civitas akademika (termasuk panitia, red) bahkan sebelum adanya program PKKMB,” ungkap Romy. Romy juga turut menambahkan, dalam pelaksanaan nantinya turut menggandeng Satgas PPKS dalam hal pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual dan perundungan di RAJA Brawijaya 2023. Rentan Kekerasan Seksual dan Perundungan, RAJA Brawijaya Gandeng Satgas PPKS UB Bergesernya Penentuan Panitia SC Akibat Perubahan Pertor Malang, PERSPEKTIF – Seleksi anggota Steering Committee (SC) dalam pelaksanaan Rangkaian Jelajah Almamater Universitas Brawijaya (RAJA Brawijaya) mengalami perubahan yang signifikan, salah satunya ialah mengenai absennya peran Eksekutif Mahasiswa (EM) dan juga Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dalam pengambilan keputusan saat pemilihan calon anggota SC. Hal tersebut merupakan buntut dari berubahnya Peraturan Rektor (Pertor) mengenai Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2023 yang dikeluarkan oleh Wakil Rektor (WR) III Bidang Kemahasiswaan. Rifco Foseptin selaku Ketua DPM Universitas Brawijaya (UB) mengakui hal tersebut, menurut penuturannya unsur mahasiswa tidak dilibatkan dalam screening pemilihan anggota SC. “Proses seleksi sepenuhnya ada di panitia dosen, dan kita (DPM, red) untuk proses seleksi tidak dilibatkan sama sekali,” tutur Rifco (11/7). Selain itu Rifco juga menuturkan terkait adanya perubahan Pertor PKKMB turut merubah Undang-undang (UU) Lembaga Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) yang dikeluarkan oleh DPM. Menurut pernyataan Rifco hal tersebut karena adanya ketidaksinkronan antara UU LKM dan Pertor yang ada. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan dari Rafly Rayhan selaku Presiden EM Universitas Brawijaya (UB) bahwa adanya mekanisme ganda untuk penentuan anggota SC dalam kegiatan pelaksanaan RAJA Brawijaya. “Kita ajukan lagi nama-namanya ke panitia dosen, mereka di seleksi lagi, kemudian ditetapkan,” tutur Rafly (9/8). Untuk itu, legitimasi penilaian yang dilakukan oleh EM juga mengalami perubahan. Proses tersebut berhenti pada pengajuan nama-nama calon sehingga keberlangsungan penetapan anggota SC bukan lagi kewenangan yang dimiliki oleh EM. Perubahan dalam UU LKM salah satunya mengenai tidak Bersambung ke Hal. 4


www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB 3 15.000 Mahasiswa Baru Mengikuti Upacara Pembukaan RAJA Brawijaya 2023 Malang, PERSPEKTIF – Rangkaian Jelajah Almamater Universitas Brawijaya (RAJA Brawijaya) 2023 dilaksanakan pada Senin (14/8). Setelah tahun lalu dilangsungkan dengan mekanisme hybrid, pelaksanaan RAJA Brawijaya kembali dilakukan secara luring. Sebanyak 15.488 mahasiswa baru turut serta dalam pelaksanaan upacara pembukaan secara langsung di Lapangan Rektorat Universitas Brawijaya (UB). Pembukaan diawali oleh persembahan Tari Nusantara oleh Unit Kegiatan Karawitan dan Tari (Unitantri), dan dilanjutkan oleh sambutan yang dilanjutkan Wakil Rektor (WR) III, Setiawan Noerdajasakti. Ia menyampaikan setelah dilakukan pelaksanaan RAJA Brawijaya akan dilanjutkan dengan rangkaian open house sebagai ajang pengenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) untuk memfasilitasi mahasiswa baru dalam mengembangkan minat dan prestasinya. “Pada 26-27 Agustus, mahasiswa baru akan mengikuti kegiatan open house yang akan diisi oleh 52 UKM yang ada di Universitas Brawijaya, tujuannya agar mahasiswa dapat mengikuti UKM tersebut dan dapat membina prestasi sehingga dapat mengikuti berbagai kompetisi yang ada,” jelasnya. Senada dengan pernyataan WR III, Widodo, selaku Rektor UB, menyampaikan jika proses pembelajaran mahasiswa tidak hanya terpatok pada perkuliahan di ruang kelas semata, menurutnya mahasiswa harus senantiasa mengikuti kegiatan kemahasiswaan lainnya guna menunjang kompetensi yang dimiliki mahasiswa baru. “Ada beberapa hal yang perlu saudara-saudara ingat. Yang pertama adalah saudara-saudara tidak hanya kuliah di ruang kelas tapi manfaatkan waktu saudara-saudara untuk meningkatkan kompetensi disebutkannya perwakilan EM dalam keanggotaan SC. Namun, menurut penuturan Rafly keanggotan SC di tahun ini memang tidak hanya diisi oleh EM mengingat koordinasi panitia pelaksana RAJA Brawijaya tahun lalu yang juga tidak semata diisi oleh EM. “Jadi beberapa SC itu ada di luar EM karena koordinator divisi tahun lalu gak semua di EM, tetapi sebagai koordinator SC itu langsung ex-officio Koordinator Pengembangan. Menteri PSDM itu otomatis jadi SC. Kemudian, Dirjen Kominfo itu otomatis jadi SC karena tahun lalu panitia, sekaligus pengembangan divisi PIT di Rabraw-nya, dia memiliki kompetensi,” tutup Rafly. (an/yn/los) Bersambung ke Hal. 5 Mula - Upacara pembukaan RAJA Brawijaya 2023 (PERSPEKTIF/Yasmin)


4 www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB Lanjutan dari Hal. 1 Presiden EM UB menjelaskan bahwa panitia diseleksi berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Brawijaya (UB). Calon panitia dari EM UB yang tidak memenuhi kriteria kemudian akan diisi dari pihak eksternal. “Kami berupaya mengambil komponen profesional untuk menilai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh DPM dan tidak semua kriteria EM punya sumber daya manusianya. Misalnya panitia acara dan SPV (supervisor, red), EM mengambil dari CO (koordinator, red) tahun lalu,” ungkap Rafly (9/8). Lebih lanjut, Rifco Foseptin selaku ketua DPM UB mengungkapkan bahwa tidak ada transparansi penilaian dalam pemilihan Ketua Pelaksana Rabraw karena penetapan ketua pelaksana yang diambil alih oleh panitia dosen. “Itulah yang menjadi salah satu permasalahan karena di tahun ini kita tidak bisa melihat transparansinya karena memang yang membuat itu panitia dosen melalui keputusan WR (Wakil Rektor, red) III,” ungkapnya (11/8). Rifco berharap jika memang teradapat beberapa kebijakan yang diubah, perlu adanya komunikasi dengan lembaga-lembaga mahasiswa agar tidak terjadi resistensi atau penolakan. “Saya harap, walaupun ini memang program dari kemahasiswaan, kedepannya bisalah sebelum mengubah kebijakan-kebijakan yang mana kebijakan itu berubah 180 derajat, bisa dibuka komunikasi dengan lembaga-lembaga mahasiswa biar tidak ada shock dan juga tidak ada resistensi dari lembaga mahasiswa,” ujarnya. (awa/ cea/los) “Kerja sama yang kita lakukan bersifat menyeluruh, sehingga ketika terjadi tindak perundungan maupun kekerasan seksual. Kita akan langsung serahkan kepada Satgas untuk segera ditangani sesuai standar operasional prosedur,” ucapnya (11/8). Selanjutnya, Romy juga mengatakan akan memberikan sanksi tegas kepada siapapun yang terbukti melakukan tindak kekerasan seksual dan perundungan pada pelaksanaan RAJA Brawijaya. “Tentunya akan ada sanksi tegas yang diberikan apabila kepada pelaku, dan sudah ditetapkan dalam undang-undang,” ucapnya. Ulifa Rahma, Ketua Satgas PPKS menyampaikan, Satgas PPKS tidak hanya akan melakukan pencegahan dan penanganan saja terkait tindak kekerasan seksual dan perundungan. Namun, mereka juga akan memberikan berbagai bentuk perlindungan kepada korban kekerasan seksual dan perundungan. “Perlindungan yang akan diberikan yaitu perlindungan dari ancaman, tekanan, serta perlindungan atas identitas dan informasi pribadinya. Korban juga dapat memilih layanan apa yang perlu diutamakan sesuai kebutuhannya, seperti layanan dukungan psikologis maupun layanan perlindungan hukum,” ucapnya. (sj/yn/gra) Lanjutan dari Hal. 2


www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB 5 dengan mengikuti kegiatan kemahasiswaan yang ada,” ujarnya. Selain itu, WIdodo juga menyampaikan selama pelaksanaan RAJA Brawijaya mahasiswa baru akan diberikan materi mengenai karakter Brawijaya sebagai identitas menjadi mahasiswa UB. “Kalian harus memiliki karakter Brawijaya, nanti akan ada materi khusus mengenai hal itu. Diantaranya, di kampus ini saudara-saudara sekalian harus memiliki karakter kesetiakawanan, karakter keberagaman, karakter religius, dan karakter berwawasan global,” tutup Widodo. Acara ditutup dengan penampilan Jingle RAJA Brawijaya oleh panitia pelaksana dengan koreografer pompom yang dilakukan oleh mahasiswa baru. (yn/uaep) Lanjutan dari Hal. 3


6 www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB OPINI Ospek “Keras” Bukan Solusi Membentuk Mental Mahasiswa Oleh Yasmin Nawawi Saat mendengar kata Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau yang biasa disebut Ospek, tak jarang benak saya langsung tertuju kepada serangkaian berita-berita yang kerap saya temui di media massa mengenai bagaimana beringas dan kejamnya pelaksanaan Ospek itu berlangsung. Tak hanya dimarahi kakak senior, beberapa di antaranya bahkan sampai ada yang harus meregang nyawa pada saat pelaksanaan masa orientasi tersebut. “Kalian masih mending, Dek! Zaman Kakak dulu…” setidaknya begitulah hal yang sering diucapkan oleh senior pada saat pelaksanaan orientasi berlangsung. Banyaknya kasus yang melingkupi pelaksanaan Ospek sering membuat saya berpikir, apakah memang sudah menjadi budaya masa pengenalan kehidupan kampus harus senantiasa diisi dengan teriakan-teriakan dan juga bentakan yang katanya dilakukan untuk mendisiplinkan itu? Bahkan katanya dilakukan untuk membentuk mental para mahasiswa baru (maba), apakah memang seperti itu? Menilik kembali akar sejarahnya, pelaksanaan ospek sudah dilakukan bahkan sebelum Indonesia menjadi negara merdeka. Sekurangnya pada tahun 1900-an pelaksanaan ospek sudah dilaksanakan di institusi pendidikan yang ada pada saat itu, salah satunya adalah di School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA) atau Sekolah Kedokteran Jawa. Dikenal dengan istilah ontgroening yang memiliki arti hijau, merujuk pada kegiatan tersebut dilakukan kepada mahasiswa baru yang masih “hijau”. Pada masa itu, kegiatan Ospek kerap dijadikan sebagai ajang perpeloncoan bagi mahasiswa senior kepada adik-adiknya, melakukan berbagai hal yang mengintimidasi untuk menunjukan ke-senioritas-an mereka. Namun sayangnya, sampai saat ini Ospek dengan ciri tersebut masih terus melekat pada kegiatan pengenalan kehidupan kampus di berbagai perguruan tinggi. Teriakan, bentakan-bentakan, perpeloncoan, seolah menjadi agenda wajib yang harus ada pada setiap pelaksanaan Ospek. Hal-hal tersebut terasa seperti suatu hal yang wajar ketika diiringi dengan narasi jika setiap teriakan ataupun bentakan yang diberikan kepada maba merupakan bagian dari latihan yang dapat membentuk mental mahasiswa menjadi lebih kuat sehingga nantinya mampu bertahan di bawah tekanan yang ada. Namun, alihalih menjadikan mental mahasiswa baru semakin lebih kuat dan tahan banting, pelaksanaan Ospek “keras” malah menjadi budaya yang terus mengakar. Perilaku senior pada saat pelakOspek - Sesi pembukaan acara RAJA Brawijaya 2023 (PERSPEKTIF/Yasmin)


www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB 7 OPINI sanaan Ospek yang membentak-bentak tak jarang menjadi dendam bagi mahasiswa baru, sehingga nantinya pelaksanaan Ospek yang penuh dengan teriakan dan bentakan kembali diturunkan dan menjadi lingkaran setan yang tak berujung. Selanjutnya, apakah memang benar adanya jika pelaksanaan Ospek yang cenderung keras dapat membentuk karakter mahasiswa baru yang bermental kuat dan dapat lebih bertahan di bawah tekanan? Jawabannya adalah belum tentu, malah bisa jadi sebaliknya. Narasi pembentukan karakter dan penguatan mental, yang terjadi di lapangan bisa jadi berbanding terbalik dengan yang apa yang digaungkan, sehingga apa yang dikatakan ingin membentuk mental mahasiswa terasa menjadi seolah salah sasaran. Jika mengutip Wulan dan Fadhila (2020) pelaksanaan Ospek yang cenderung keras dan kaku tak jarang menjadikan maba merasa tertekan, merasa takut dan menjadikan Ospek hanya sebatas kewajiban semata, bukan karena keinginan dari mahasiswa baru itu sendiri. Selain itu, belum dapat dipastikan secara langsung apakah memang benar adanya jika Ospek yang “keras” dapat menjadikan mental mahasiswa baru menjadi lebih kuat, perilaku yang keras dan kasar hanya akan menjadikan perilaku yang sama keras dan kasarnya. Selain itu menurut saya, pelaksanaan Ospek tanpa bentakan-bentakan senior tentunya akan jauh lebih membawa dampak positif nantinya. Lantas kabar baiknya, saat ini sudah banyak perguruan tinggi yang mulai bertransformasi menjadikan Ospek sebagai ajang yang menyenangkan bagi mahasiswa baru. Hal ini mulai tercermin dari usangnya istilah Ospek, saat ini masa orientasi mahasiswa baru lazim dikenal dengan istilah Pengenalan Kehidupan Kampus (PKK). Perubahan penggunaan istilah Ospek menjadi PKK mewujud kepada pelaksanaan kegiatan itu sendiri, kini mahasiswa baru dapat belajar mengenai pendidikan karakter, lingkungan kampus, serta ragam kultur yang ada, tanpa harus diiringi dengan teriakan dan juga bentakan kakak senior. Yang mana, saya rasa hal tersebut jauh lebih efektif dalam membentuk karakter mahasiswa. Meskipun memang dari tahun ke tahun masih ditemui kasus kasus perpeloncoan yang terjadi saat masa kegiatan pengenalan kehidupan kampus berlangsung. Namun, semoga saja hal tersebut tidak terjadi lagi, masa orientasi mahasiswa yang penuh dengan teriakan dan juga bentakan sudah menjadi hal yang usang. Lagi pula, menjadikan ospek sebegitu “keras” bukanlah satu-satunya cara yang dapat membentuk mental mahasiswa baru menjadi kuat seperti narasi yang selalu digaungkan. Profil Penulis Penulis merupakan mahasiswa Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya tahun 2021. Sekarang Aktif di Divisi Redaksi LPM Perspektif Baca Majalah Terbaru Kami Mengenai kasus HIV/AIDS Kota Malang Hanya di lpmperspektif.com


8 www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB INFOGRAFIS


www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB 9 SASTRA Angin mendesah di pegunungan. Bukit yang gelap penuh hijau. Malam semakin gelap memekat. Burung kenari dan alap-alap terbang kembali ke rumah. Angin berlarian mengejar rindu dan gelisah. Kegelisahan malam mulai menyelimuti anak manusia. Dia yang sedang duduk di atas batu hitam dan kelam. Menunggu kesadaran datang memeluknya. “Suto Birawa, sudahi pertapaanmu. Kini kau memperoleh apa yang kau maksud. Lihatlah ke depanmu!” Sebuah suara menelan suara gelap malam. Tebing semakin kejam dan ngeri. Ombak menggerakkan tangannya yang sedang mendorong tebing semakin menakutkan. Sebuah cambuk perak berhias aksara jawa kuno berada di depan mata lelaki itu. Diambilnya pusaka yang datangnya entah darimana. Diiringi derap langkah kaki kuda. Menghentak perut bumi. Dipecutkannya pada batu cadas di sebelahnya. Leburlah sudah menjadi abu tanpa siswa batu semula. “Hiahaaaahhaaaa, sekarang, kau akan mendatangi ajalmu Suro Ening.” Suara itu menggema di langit. Angkasa jadi pudar dan pucat. Dipenuhi dendam dan ambisi seorang lelaki muda. Gairahnya memuncak dengan pedas dan membuatnya semakin dibakar api amarah. Ombak memecah tebing-tebing. Karang disapunya juga dengan pecut perak itu. “Suto Birawa, jangan tumpahkan darah. Ingatlah, kau tak boleh terbawa dendam!” Suara itu semakin larut pelan-pelang hilang tinggal keheningan. Hanya beberapa ekor wallet hitam memekik dicuramnya tebing yang menjulang. Lelaki itu meninggalkan tempatnya. Dadanya yang lebam dan bahunya yang miring itu berjalan terpincang. Sementara itu, di antara beberapa ekor kuda yang sedang duduk. Lima lelaki sedang terbahak-bahak menertawai hidup. Hidup adalah dunia yang mereka taklukkan. Salah satu manusia itu, matanya putih seputih kristal. Dipinggangya tersimpan keris Amokgeni. Menurut beberapa orang, keris itu adalah jelmaan dari siluman yang hebat tiada tanding. Hanya beberapa orang saja yang mampu untuk membawanya. Siluman buto ijo yang hebat dan tak SUTO BIRAWA DAN CAMBUK PERAK Oleh Muhammad Lutfi Ilustrator: Aqilla


10 www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB terkalahkan itu selalu menjaga pemiliknya dari benda-benda yang membahayakan pemegangnya. “Suro Ening, kini tiba ajalmu. Mari kita tentukan, ajalmu atau ajalku yang sudah datang.” “Jangan keburu-buru, kalau sudah mati tak bisa menikmati dunia ini.” “Mulutmu terlalu tinggi.” Suto cambukkan cemetinya. Tanah mengeluarkan api dari dalam. Beberapa kendi pecah. Kuda-kuda bergerak dan memekik. Meloncat-loncat dan menjadi-jadi. Suto kembali menyambuk. Kali ini kembang hancur. Jadi patah rantingnya. “Duhai Suto, kamu termakan dendam dan benci kepadaku.” “Hanya manusia laknat sepertimu yang menindas orang.” Angin turun seperti rambutku Bau malam menghilangkan kegelisahanku Dari berkelana kutemukan sisa dendam Benci mengoyakku jadi hancur Dara dan bidadari hanya mimpi penidur senja Bagiku hanya kekuatan yang dapat mengguncang dunia Suto menyanyikan syairnya. Orang ini sangat keburu nafsu. Omongannya ngelantur dan mulai tak karuan. Dipecutkannya cemeti miliknya itu ke tanah. Seperti Suto, Ening mencabut kerisnya. Dua pusaka itu bertarung di langit. Penunggunya saling menerbangkan tajamnya pusaka, saling menunjukkan ampuh dua pusaka. Malam semakin memikat kita Biarlah kini kita digelayuti dengannya Mati atau hidup ada pada pusaka Yang berkuasa adalah yang ampuh dan kuat Menjalani derita, mengunyah kesengsaraan “Suto, syairmu selalu mengganggu telingaku. Hentikan, Suto!” “Inilah Syair Berdarah. Mendidih di dalam dadaku ini menuntut balas keluargaku. Biadab tetap biadab. Anjing tidak bisa membersihkan air yang diminumnya. Terimalah ajalmu.” Suto menggoyangkan cemeti pusaka. Dikoyak-moyak angkasa dengan memutar cambuk perak. Udara semakin panas. Hembus daun bambu berisik sekali. Duar, mengenai mata Suro Ening yang satu yang masih dapat melihat. Mau dikeluarkannya lagi ajian badar wesi biru. “Suto, jangan terbawa dendam. Bersihkan hatimu Suto!” Suto teringat suara itu. Suara yang selalu membayanginya tiap berhadapan dengan Suro Ening. Suro Ening dan pasukannya berkuda meninggalkan Suto Birawa. Di hadapan lautan yang pasang, Suto mengangkat tangan. Dilepaskannya pusaka itu. Hilang terbawa ombak yang gelap. Pati, Mei 2023 Profil Penulis Muhammad Lutfi, bergiat di Rumput Sastra. Tinggal di Jawa Tengah. Buku: Aku dari East City, Pelaut, Berlayar, Taka, Gugat, Mata Sengsara, Senja, Asuh, Bunga Dalam Air, Bisma Pahlawan Hidup Kembali.


www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB 11 Barisan - Para mahasiswa baru duduk dalam barisan panjang saat pembukaan RAJA Brawijaya(PERSPEKTIF/Yasmin) Semarak - Salah satu momen pembukaan RAJA Brawijaya 2023 (PERSPEKTIF/Yasmin)


12 www.lpmperspektif.com @lpmperspektif LPM Perspektif FISIP UB PERSPEKTIF, SELASA, 13 AGUSTUS 2019 BULETIN MABA EDISI 1 SUSUNAN REDAKSI Penanggung Jawab: Gratio I. ● Pimpinan Redaksi: Ulina A. ● Redaktur Pelaksana: Yasmin N., Magnis T. ● Editor: Gratio I., Ulina A., Darul A., Clarence S., Yasmin N. ● Reporter: Yasmin N., Magnis T., Intan K., Satria J., Attira, Anggi E., Khesya, Julian, Glen ● Litbang: Romi A. ● Fotografer: Romi A., Yasmin N. ● Layouter: Gratio I. ● Ilustrator: Aqilla F. ● Marketing Komunikasi: Aurelia L., Suci Berpose - Para mahasiswa baru UB 2023 saat menunggu giliran mobilisasi ke dalam gedung (PERSPEKTIF/Yasmin) Jalan yang Tak Jauh - Mobilisasi mahasiswa baru RAJA Brawijaya 2023 (PERSPEKTIF/Yasmin)


Click to View FlipBook Version