The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku digital ini membahas tentang perjalanan biksu Tong yang ingin ke barat untuk mencari kitab suci.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by alianglee925, 2022-01-12 09:49:57

Perjalanan ke Barat

Buku digital ini membahas tentang perjalanan biksu Tong yang ingin ke barat untuk mencari kitab suci.

Keywords: KeraSakti

Perjalanan KeBarat



Siapa pun pasti mengenal sosok bhikshu yang dikenal sebagai Tang San
Chang (hakka.Tong Sam Cong). Bhikshu dengan nama asli Xuan Chang
(Hsuan Tsang) ini terkenal sebagai guru dari siluman kera batu Sun Wu
Kong (Sun Go Kong) dalam kisah Perjalanan ke Barat karya Wu Cheng En
(di Indonesia telah ditayangkan filmnya dengan judul Kera Sakti).

Namun sesungguhnya kisah asli perjalanan ke India yang dilakukan oleh
Xuan Chang untuk mencari kitab suci dalam sejarah lebih dari sekedar
khayalan penulis novel.

Xuan Zang benar-benar pernah hidup di Cina dan mengadakan perjalanan
ke barat, namun tanpa disertai para muridnya yang merupakan siluman
atau titisan dewa, melainkan seorang diri bahkan tanpa seizin kaisar
Tang.

Di Tiongkok ada sebuah novel kuno yang diketahui secara luas yakni “His-
yu-chi” (Catatan Perjalanan ke Barat), selama beberapa abad, kisah hidup
yang telah tersiar lama ini tetap abadi. Adalah Wu Ch’eng-en (th. 1500 –
1582), seorang penulis novel dan puisi terkenal pada Dinasti Ming (1368-
1644) kelahiran Shan-yang, Huai-an (sekarang Provinsi Kiangsu,
Tiongkok) yang menuliskan suatu kisah berdasarkan cerita perjalanan
Hsuan-tsang dari bukunya Ta-T’ang Hsi-yu-chi. Kisah cerita ini kemudian
menjadi terkenal dengan legenda Kera Sakti Sun Wu-khung (Sun Go Kong
atau Sun Hou-zi). Novel ini diterbitkan pertama kali pada 1592, 10 tahun
setelah kematian Wu Ch’eng-en.

Sejarah Sun gokong/Kera Sakti

Cerita legenda “Catatan Perjalanan ke Barat” tersebut terdiri dari 100 bab
yang dapat dibagi atas tiga bagian utama. Bagian pertama dari tujuh bab
menceritakan kelahiran Sun Go Kong dari sebutir telur batu dan memiliki
kekuatan mahasakti yang tiada tandingannya sehingga mengacaukan
kayangan yang kemudian diturunkan dari kayangan dan dikurung oleh
Buddha Sakyamuni di dalam Wu-hsing-shan (Gunung Lima Unsur Alam)
sambil menunggu pembebasannya oleh seorang biksu yang akan melakukan
perjalanan ke Barat mengambil kitab suci. Bagian kedua berisi lima bab yang
berkaitan dengan sejarah Hsuan-tsang dan tugas utamanya dalam
melakukan perjalanan ke Barat. Sedangkan bagian ketiga yang berisi 88 bab
sisanya menceritakan keseluruhan perjalanan Hsuan-tsang dengan ketiga
muridnya yaitu Sun Go Kong, Chu Pa-chieh, dan Sha Ho-shang.

Di dalam cerita perjalanan menuju ke Barat untuk mencari kitab Buddha di
bawah lindungan oleh para dewa di langit ini, tidak sulit ditemukan bahwa
masalah langit dan bumi mempunyai urutannya. Dewa pada tingkat yang
tinggi mengurus Dewa tingkatan rendah dan Dewa tingkatan rendah
mengurus dunia manusia. Siapa yang telah merusak urutan ini, akan
menerima hukumannya. Sun Go Kong menganggap dirinya paling hebat,
dan mengangkat dirinya sendiri sebagai dewa tertinggi, kemudian membuat
keributan di istana langit. Prajurit dari langit juga tidak bisa berbuat apa-apa
terhadapnya. Namun di hadapan Buddha, kecilnya bagaikan sebutir
kelereng yang tinggal disentil dan meskipun mengeluarkan seluruh
kemampuannya juga tidak akan bisa melepaskan diri dari telapak tangan
Buddha. Setelah dibebaskan oleh biksu Tong, ia mengikuti perjalanan ke
Barat mencari kitab suci sekaligus menebus karmanya.

Sun Go kong Memiliki Kekuatan Luar biasa, Bisa mengakut sebuah benda
seberat 6750 Kg (13.500 jīn). Memiliki kecepatan tinggi jika terbang, dapat
menjelajah 108,000 li (54,000 kilometers)dalam satu lompatan. dan
mengetahui 72 transformasi binatang benda dan sebagainya. Rambutnya
memiliki kekuatan magis yang luar biasa, Ia juga dapat memerintah angin.

Sun Go Kong adalah salah satu tokoh utama dalam salah satu novel klasik
Tiongkok “Shi You Ji” “Perjalanan ke Barat” karya Wu Cheng-en pada masa
Dinasti Ming yang kemudian populer selama berabad2 lamanya baik di dalam
maupun di luar Tiongkok. Dalam novelnya itu, Wu terlihat lebih menekankan
tokoh Sun Go Kong daripada tokoh sejarah asli Pendeta Xuan Zang (Tang San-
zhang/Tong Sam-Cong) dapat dilihat dari penokohan Pendeta Tong sebagai
seorang yang baik hati namun lemah. Padahal dalam sejarahnya, Pendeta Tong
mengadakan ekspedisi sendirian yang dapat membuktikan ketegarannya.
Walaupun di tengah jalan ia bertemu dengan seorang teman bernama Shih Pan
Tuo, namun ia kemudian melarikan diri ketika mereka menemui kesulitan.
Kesulitan yang dimaksud adalah perampokan oleh bandit2 di tengah jalan.
Saya di suatu kesempatan menyimak tayangan tentang Pendeta Tong di
channel Discovery. Oleh Discovery, Pendeta Tong difilmkan sedang dikejar2
oleh para bandit berparas Turkistan (Asia Tengah) sebelum akhirnya sampai ke
India dalam satu penggal cerita.

Riwayat Sun Go Kong secara sekilas adalah tinggi badan 1.33 meter, pada umur
320 tahun ia menuju Gunung Hua Guo, menjadi dewa dengan gelar “Qi Tian
Da Sheng” pada umur 357 tahun. 180 tahun kemudian, karena suka
membangkang, ia dihukum ditimpa di bawah Gunung Wu Sing selama 500
tahun.

Setelah itu, ia berguru kepada Pendeta Tong dan menjalankan perintah untuk
mengawal Pendeta Tong mengambil kitab suci ke India. Ia dikisahkan adalah
perwujudan dari sebuah kera batu.

Dalam perkembangannya, karena Sun Go Kong terkenal akan kesaktiannya,
muncul opini bahwa Wu mengambil tokoh Sun Go Kong muncul dari
inspirasinya atas cerita Ramayana dari India yang mana juga ada mengisahkan
tokoh kera sakti Hanoman. Di dalam kalangan sastrawan Tiongkok sendiri juga
terdapat pendapat yang mendukung opini ini, namun mayoritas menolak teori
ini. Juga ada yang berpendapat bahwa Wu mendapat inspirasi dari Hanoman,
namun Sun Go Kong kemudian digambarkan tanpa ada kaitan sama sekali
denan Hanoman India.

Lu Xun (1881~1936) adalah Bapak Sastra Modern Tiongkok yang terkenal. Ia
berpendapat bahwa Sun Go Kong adalah karya Wu yang mengambil inspirasi
dari cerita karya Lee Gong-zuo yang hidup di zaman Dinasti Tang. Dalam
novelnya berjudul “Gu Yue Du Jing”, ia menceritakan tentang siluman sakti
bergelar Huai Wo Shuei Shen yang akhirnya juga berhasil ditaklukkan oleh
kekuatan Buddha. Setelahnya ia berganti nama menjadi Wu Zi Qi. Lu Xun
berpendapat bahwa Wu Cheng-en mengambil tokoh Sun Go Kong atas
modifikasi Wu Zi Qi. Lalu, sastrawan lain juga berpendapat bahwa tokoh Sun
Go Kong adalah asli Tiongkok karena ada seorang pendeta yang juga terkenal
di masa Dinasti Tang bergelar Wu Kong (Go Kong = Hokkian), nama asli Che
Chao-feng.

Namun Hu Shi, sastrawan lain berpendapat bahwa Wu mengambil inspirasi
dari Hanoman yang dikisahkan dalam cerita Ramayana. Karena ia berspekulasi
bahwa tidak mungkin cerita Ramayana yang terkenal itu tidak sampai di
Tiongkok.

Jadi pasti ada pengaruh Hanoman pada karya Wu Cheng-en tadi. Ada pula
sastrawan lain Ji Xian-lin yang berpendapat bahwa Sun Go Kong adalah
Hanoman yang dimodifikasi menjadi Sun Go Kong tanpa ada kaitan sama sekali
dengan Hanoman-nya sendiri kecuali sama2 merupakan kera sakti. Namun
kera sakti Sun Go Kong jelas adalah perpaduan antara kepercayaan, cerita
rakyat dan kreasi daripada penulisnya sendiri, Wu Cheng-en.Segi sejarah dan
legenda

Sun Go Kong, adalah tokoh mitologi. Jadi tidak ada seorang tokoh Sun Go Kong
benar2 hidup di dunia.

Pendeta Tong pergi mengambil kitab suci ke India sendirian. Ia pernah
didampingi seorang lainnya, namun karena dihadang oleh sekelompok
perampok, orang itu kemudian tidak berani menemaninya sampai ke India.
Mengenai perampok ini, Discovery pernah mengilustrasikan dalam klip video
seorang Pendeta Tong berlari2 dikejar sekelompok penjahat di perjalanan.

Sun Go Kong muncul cuma dalam novel Perjalanan Ke Barat yang ditulis oleh
Wu Cheng-en di zaman Ming. Darimana pula Wu Cheng-en mendapat ilham
tentang Sun Go Kong? Ada 2 versi tentang ini, ada sastrawan yang yakin bahwa
Sun Go Kong diadopsi dari karakter Hanoman. Ada pula yang meyakini Sun Go
Kong adalah diilhami oleh karakter Wu Zi Qi yang juga tokoh mitologi di zaman
Da Yu, Dinasti Xia. Da Yu terkenal akan jasanya menjinakkan banjir di Tiongkok
pada tahun 2200 SM. Wu Zi Qi ini berwujud seperti kera. Inilah yang dianggap
orang2 menjadi ilham Wu Cheng-en untuk menciptakan karakter Sun Go Kong
yang berwujud kera itu.

Sun Go Kong adalah tokoh fiksi. Dan dewa semacam ini digolongkan dalam
dewa-dewi yang berasal dari tokoh mitologi.

Sejarah Tong San Cong / Xuan Chang
Tong Sam Cong pernah hidup di zaman Dinasti Tang (diperkirakan pada tahun
602 AD – 664 AD pada jaman dinasti Tang.
Tong Sam Cong dikenal sebagai Táng-sānzàng (唐三藏), yang memiliki arti
Tang menunjukan identitas dirinya berasal dari negeri Tang, sānzàng (三藏)
artinya 3 Ajaran Tripitaka.

Lahir di provinsi Henan Nama Aslinya adalah Chen Hui sebelum menjadi biksu,
Anak ke 4 dari 4 bersaudara. Pada Tahun 611 AD ia bergabung dalam
lingkungan Sangha, ia mempelajari aliran Theravada Mahayana. Pada Tahun
618 AD Pada saat Dinasti Sui runtuh Ia bergabung kedalam lingkungan
Pemerintahan Dinasti Tang.

Xuanzang akhirnya melakukan perjalanan ke barat dengan seorang diri pada
tahun 622 AD , pada waktu itu masa pemerintahan Kaisar Tang Tai zong (599
– 649 AD).

Ia memang pernah ke India, namun ia sendirian ke sana lewat jalan darat, jalan
sutra yang waktu itu telah mulai sepi karena digantikan oleh jalan sutra laut
lewat Selat Malaka. Pernah ditemani oleh seorang biksu lainnya, namun waktu
bertemu kawanan penjahat sekali waktu (Tong Sam Cong sering bertemu
kawanan penjahat), ia lari meninggalkan Tong Sam Cong sendirian
melanjutkan perjalanan ke India.

Tong Sam Cong bukan hanya seorang biksu, ia juga seorang pengelana yang
tidak kalah mashyurnya dari Marcopolo atau Cheng Ho. Juga seorang
sejarahwan yang tidak kalah pamor daripada Sima Qian. Begitulah kira2
pandangan orang Barat terhadap Tong Sam Cong/Xuan Chang.

Xuan Zang merencanakan perjalanan ke India, ia mengatakan: “Untuk
memahami makna sesungguhnya dari kitab-kitab suci, kamu harus pergi ke
Universitas Nalanda dan belajar di bawah bhikshu Silabhadra.”

Demikianlah, Xuang Zang menetapkan tujuan perjalanannya ke Universitas
Nalanda yang tak lain adalah vihara Halilintar di surga Barat dalam kisah rekaan
Perjalanan ke Barat. Pada tahun 629 Xuan Zang memulai perjalanan
bersejarahnya.

Catatan sejarah Pada Tahun 626 AD. Xuan Zhang menyelesaikan
bukunya yang berjudul “Catatan Perjalanan ke Barat Zaman Tang Raya”
(Ta Tang Xi Yu Ji 大唐西域記), dalam buku ini mengambarkan
keindahan jalur sutra, buku ini kemudian di terjemahkan dalam bahasa
barat tahun 1857.
Xuan zhang sendiri berhasil menerjemahkan dan membawa 657 Sanskrit
text agama Buddha dari India. Dan menerjemahkan sekitar 1330 darma
ke dalam bahasa mandarin.

Ini ditulis oleh biksu terpelajar (tidak banyak biksu yang mengecap
pendidikan di zaman itu) berdasarkan penjabaran lisan dari Tong Sam
Cong sendiri. Catatan ini kemudian dipersembahkan sebagai hadiah
kepada Kaisar Tang Taizong (Li Shimin).

Catatan sejarah ini berisikan 139 negara kecil-kecil yang disinggahi oleh
Tong Sam Cong dalam perjalanannya ke India, merupakan catatan
lengkap menuliskan tentang keadaan politik, geografi, masyarakat
masing2 negara. Catatan ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa
Perancis pada tahun 1857, bahasa Inggris pada tahun 1884 dan berbagai
bahasa lainnya.

Terima kasih


Click to View FlipBook Version