School tot
Opleiding
van
Indische
Artsen
(STOVIA)
KATALOG KEARSIPAN
KELOMPOK 8
November 2020
"There are people in every time
and every land who want to
stop history in its tracks. They
fear the future, mistrust the
present, and invoke the
security of a comfortable past
which, in fact, never existed.”
-ROBERT KENNEDY
Sejarah Berdirinya
STOVIA
School tot Opleiding van Inlandse
Artsen (STOVIA) in Salemba te
Batavia
(KITLV 181908)
Keadaan kesehatan yang memburuk di Pada awal abad ke-20 perhatian
Batavia karena adanya berbagai wabah pemerintah sudah mulai meningkat
penyakit membuat Dr. W Bosh terutama dalam mengontrol berbagai
mengusulkan untuk mendidik pemuda penyakit endemik seperti malaria, kolera
Jawa menjadi tenaga kesehatan. dan pes. Kondisi Batavia yang pada saat
Berdasarkan Keputusan Pemerintah itu banyak terdapat tambak dikawasan
tanggal No. 22, 2 Januari 1849 didirikan pantai membuat perkembangan nyamuk
sekolah “Ahli Kesehatan” yang biasa penyebab malaria semakin meningkat.
disebut dengan “Sekolah Dokter Djawa" Semakin hari wabah ini banyak menelan
yang terletak di Weltevreden, pada tahun korban jiwa sehingga dilakukan
1851 untuk membantu rumah sakit militer penelitian tentang penanggulangan
di Batavia lulusannya nanti disebut penyakit malaria yang menyerang
sebagai “mantri cacar” atau dokter penduduk di Batavia.
pembantu (helpgenesheer).
School tot Opleiding van Inlandse Artsen (STOVIA)
in aan bouw te Batavia
(KITLV 151716)
Sekolah Dokter Jawa pada tahun 1902 Tujuan didirikannya STOVIA ini
kemudian berkembang dan berganti nama adalah untuk menciptakan
menjadi STOVIA (School Tot Opleiding Voor banyak tenaga-tenaga medis pada
Inlandsche Arsten) Sekolah Pendidikan berbagai daerah dan juga
Dokter Bumiputera. Perubahan tersebut melaksanakannya di Rumah Sakit
tentunya juga mempengaruhi kualitas lulusan Tentara Batavia.
yang lebih baik dari sebelumnya. Lulusan
STOVIA nantinya diberi gelar "Dokter
Bumiputera” (Inlandsch Arts).
Pada tahun 1913 nama sekolah diubah menjadi
School Tot Opleiding Voor Indische Arsten
(STOVIA) dan lulusannya berubah menjadi
menjadi Indisch Arts atau Dokter Hindia
Belanda.
Pemasangan Batu
Peringatan
Sekolah Kedokteran STOVIA diresmikan pada tahun 1902. Peletakan batu
dilakukan oleh Gubernur Jendral Van Limburg Stirum bersama istrinya van
Sminia selama pembangunan baru STOVIA di Weltevreden - Batavia. Siswa
yang terdaftar di STOVIA tersebut berasal dari Sekolah Dokter Jawa.
Pemasangan batu peringatan oleh Countess C.M.R. van Limburg
Stirum-van Sminia selama pembangunan baru STOVIA di
Weltevreden - Batavia
(KITLV 33514)
Pemasangan batu peringatan oleh Countess
C.M.R. Van Limburg Stirum-van Sminia
selama pembangunan baru STOVIA di
Weltevreden - Batavia
(KITLV 33519)
Kaca dinaikkan pada kesempatan pemasangan
batu peringatan oleh Countess C.M.R. Van
Limburg Stirum-van Sminia selama
pembangunan baru STOVIA di Weltevreden -
Batavia
(KITLV 33520)
Para tamu tak lama setelah pemasangan batu
peringatan oleh Countess C.M.R. van Limburg
Stirum-van Sminia selama pembangunan baru
STOVIA di Weltevreden - Batavia
(KITLV 33516)
Kepergian Gubernur Jenderal J.P. van Limburg
Stirum dan istrinya setelah pemasangan batu
peringatan oleh Countess C.M.R. Van Limburg
Stirum-van Sminia selama pembangunan baru
STOVIA di Weltevreden - Batavia
(KITLV 33524)
Perkembangan STOVIA
di Batavia
Pada awal dibuka STOVIA ini hanya Tahun ajaran 1901-1902 dimulai pada
Januari 1901 dengan 152 siswa untuk
menerima siswa dari kalangan priyayi tahun ajaran baru berasal dari sekolah
Eropa, sekolah bumiputra, dan dari
Jawa.Namun, seiring dengan Sekolah Dokter Jawa. Pada tahun 1902
sampai tahun 1926 jumlah siswa yang
berkembangnya waktu pihak dari diterima di STOVIA paling banyak berasal
dari Jawa. Kemudian disusul dari
STOVIA juga membuka pendaftaran Sumatra, Manado dan Ambon. Siswa yang
mendaftar dari Timor Timur jumlah
untuk siswa baru yang berasal dari sangat lah sedikit bahkan kadang tidak
ada sama sekali. Pada tahun 1913 STOVIA
sekolah Eropa, Cina, dan sekolah menerima desakan dari golongan orang
Indo-Eropa agar mereka dapat diterima
bumiputra. Beberapa siswa yang di sekolah tersebut.
diterima di STOVIA berasal dari berbagai
daerah yang ada di Hindia Belanda
seperti Jawa, Melayu, Manado, Ambon,
Depok, dan Timor.
PhD oleh seorang siswa ophthalmology dari Javanse Kunstavond di Batavia
School of Homely Doctors (STOVIA) di Batavia (KITLV A1254)
(KITLV A1254)
Pertemuan staf Sekolah Pelatihan Dokter
Homegrown (STOVIA) di Batavia
(KITLV A1254)
Siswa berasal dari keturunan Eropa dan Pada tahun 1917 ada kebiasaan untuk
Cina yang mendaftar di STOVIA pada menerima tidak lebih dari 25 orang siswa
tahun 1915 dan 1916 jumlahnya juga baru pertahun untuk bagian persiapan.
sangat sedikit. Siswa di jurusan Pada tahun 1917 sebanyak 187 orang
persiapan terbagi menjadi tiga kelas dengan masa pendidikan mencapai 10
yaitu kelas tertinggi, kelas menengah, tahun. Jumlah tersebut terus bertambah
kelas terendah. Pada jurusan persiapan disetiap tahunnya hingga pada tahun 1925
para siswa diberi pendidikan dasar jumlah siswa meningkat hingga 331
sebelum melanjutkan ke jurusan orang. Kurangnya perhatian terhadap
kedokteran. Kelas tertinggi diberikan siswa membuat STOVIA hanya
pelajaran keahlian. Mata pelajaran yang meluluskan 12 sampai dengan 15 orang
diajarkan pada jurusan ini yang paling dokter Hindia Belanda setiap tahunnya.
penting adalah Bahasa Belanda. Pada Pelajar STOVIA diharuskan tinggal dalam
jurusan kedokteran masih terdiri dari asrama yang menerapkan disiplin sangat
lima kelas, yaitu empat kelas menurut ketat, semua kegiatan sudah terjadwal
reorganisasi sementara pada tahun sejak pagi sampai malam hari dibawah
terakhir masih menerima pendidikan pengawasan pengurus asrama yang
lama tetapi dengan ilmu kebidanan yang disebut suppoost.
pelajaran ini pada tahun sebelumnya
diberikan pada siswa tersebut.
Pengaruh STOVIA bagi
Kehidupan Masyarakat
Adanya perkembangan Ilmu Kedokteran Pada konteks sosial dan budaya, sebagai
diharapkan dapat meningkatkan kualitas orang yang berasal dari masyarakat asli
pelayanan kesehatan yang didukung oleh pribumi, posisi Dokter Jawa ditempatkan
berbagai macam kemudahan yang sebagai jembatan antara penduduk
meningkatkan keamanan serta pribumi dengan dunia kedokteran barat.
kenyamanan kehidupan masyarakat Pada beberapa kasus, kemampuan Dokter
Hindia Belanda. Berdirinya Stovia Jawa lebih baik dibandingkan dengan
berusaha memberikan semua yang Dokter Eropa dalam menangani penyakit
terbaik untuk siswanya. yang sedang mewabah di kalangan
masyarakat. Hal tersebut dikarenakan
siswa lulusan STOVIA menguasai bahasa
dan budaya lokal, sedangkan Dokter
Eropa tidak menguasainya sehingga
mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dengan masyarakat
awam. Disinilah yang mengakibatkan
posisi dan peran penting Dokter Jawa
yang sering mengobati penduduk
pribumi tidak bisa digantikan oleh
Dokter Eropa.
P.A. Boorsma dengan murid di amfiteater
untuk pendidikan fisika dan kimia Sekolah
Pelatihan Dokter Homegrown (STOVIA) di
Hospitalweg di Batavia
(KITLV 35815)
Semangat siswa STOVIA untuk
memperoleh status sosial yang tinggi
tetap membara walaupun keberadaan
mereka ditentang dan direndahkan oleh
kaum birokrasi. karena setelah mereka
lulus dari sekolah tersebut mempunyai
penghasilan yang tinggi. Siswa STOVIA
kebanyakan berasal dari kalangan
bumiputera, namun juga beratribut
Eropa salah satunya pemikirannya yang
sudah terbiasa dengan sistem pendidikan Murid Sekolah Pelatihan Praktisi Medis
Pedalaman (Dokter-Djawa) (S.T.O.V.I.A.), terletak
model barat. Di lingkungan modern di rumah sakit militer di Weltevreden di Batavia
inilah para siswa berinteraksi dengan (Arsip KITLV 5185)
para intelektual dan bertukar pikiran Puncak pengaruh pemikiran pada siswa
STOVIA ini ketika Dokter Wahidin
dengan dunia luar sehingga berpengaruh Soedirihoesodo pada 20 Mei 1908 dibawah
pimpinan Soetomo, para pelajar STOVIA
pada pola pemikiran mereka. Salah satu mendeklarasikan berdirinya organisasi
Boedi Oetomo. Organisasi tersebut
intelektual yang mempengaruhi menjadi wadah perjuangan dalam
membebaskan masyarakat Hindia
pemikiran para siswa STOVIA yaitu Belanda dari kesengsaraan. Munculnya
gerakan yang dipelopori oleh golongan
Tjipto Mangoenkoesoemo, Goenawan terpelajar STOVIA ini menandai
perubahan bentuk perjuangan dalam
Mangoenkoesoemo, Tjokrodirdjo, melawan penjajahan Belanda. Adanya
golongan priyayi baru dari lulusan
Douwes Dekker, dan Dokter Wahidin STOVIA ini secara tidak langsung turut
menyumbangkan pemikiran-pemikiran
Soedirihoesodo. baru yang lebih modern.
Dewan, staf, dan murid Sekolah Pelatihan Praktisi
Medis Pedalaman (Dokter-Djawa) (S.T.O.V.I.A.) di
Hospitalweg di Weltevreden di Batavia
(Arsip KITLV 3619)
Arsip Foto Lingkungan
di STOVIA
Fasad depan Sekolah Pelatihan Dokter Pribumi (STOVIA)
di Hospitaalweg di Batavia.
(KITLV A302)
Halaman depan Sekolah Pelatihan Dokter Pribumi (STOVIA)
di Hospitaalweg di Batavia
(KITLV A302)
Arsip Foto Lingkungan
di STOVIA
Halaman belakang Sekolah Pelatihan
Dokter Pribumi (STOVIA) di
Hospitaalweg di Batavia
(KITLV A302)
Pintu Masuk dengan Prasasti
Dokter-Djawa Sekolah Sekolah
Pelatihan Dokter Asli (STOVIA)
di Hospitaalweg di Batavia
(KITLV A302)
Arsip Foto Ruangan
di STOVIA
Kantor direktur Sekolah Pelatihan Dokter
Pribumi (STOVIA) di Hospitaalweg di
Batavia
(KITLV A302)
Ruang Guru Sekolah Pelatihan Dokter
Asli (STOVIA) di Hospitaalweg di Batavia
(KITLV A302)
Gudang Senam Sekolah Pelatihan Dokter
Asli (STOVIA) di Hospitaalweg di Batavia
(KITLV A302)
Salah satu dari empat asrama Sekolah
Pelatihan Dokter Pribumi (STOVIA) di
Hospitaalweg di Batavia
(KITLV A302)
Arsip Foto Ruang
Praktek STOVIA
Ruang Praktek Sekolah Pelatihan Dokter Asli (STOVIA) Salemba di Batavia
(KITLV A1254)
Ruang Praktek Sekolah Pelatihan Dokter Asli (STOVIA) Salemba di Batavia
(KITLV A1254)
School tot Opleiding van
Indische Artsen (STOVIA)
Kurator Ilustrasi Sampul
Pandangan udara Sekolah Untuk
Adella Okta Purinda (190210302008) Pelatihan Dokter Homegrown
(STOVIA) dan Fasilitas Kesehatan Sipil
Asfi Hani (190210302012) Pusat di Salemba di Batavia.
(KITLV 159279)
Tri Melinda Dinar M. (190210302033)
Penyedia Arsip
Siti Solechatul Jannah (190210302041) Koninklijk Instituut voor Taal Lan-en
Volkenkunde (KITLV)
Mentor
Drs. Marjono, M.Hum
Akhmad Ryan Pratama, S.Hum. ,M.A.
Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2020
ISATNEMUKOD NAD NAPISRAEK • 0202 REBMEVON