The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rahmahsiftiani, 2022-05-24 05:37:26

PEMBELAJARAN ABAD 21.pdf

PEMBELAJARAN ABAD 21.pdf

PEMBELAJARAN ABAD 21

A. Pembelajaran Berbasis Literasi Sains
1. Hakikat Sains
Kata Sains berasal dari bahasa latin ‘scientia’, yang berarti pengetahuan.
Dalam bahasa Inggris, sains dikenal sebagai science. Dari situlah muncul kata sains
yang dikenal dalam kamus bahasa Indonesia.
Sains menurut Einstein adalah sebuah bentuk upaya atau kegiatan yang memungkinkan dari berbagai variasi
atau pengalaman inderawi mampu
membentuk sebuah sistem pemikiran atau pola pikir yang secara rasional seragam.
Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berupa fakta, konsep, atau
prinsip tentang gejala alam, yang diperoleh melalui proses dan sikap ilmiah.
Sains merupakan ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh manusia yang
diperoleh dari kegiatan pengamatan dan penelitian untuk mengetahui teori yang disepakati. Sains menjadi
alat bagi manusia untuk bisa bertahan hidup di bumi, dengan mempelajari kondisi alam dan sekitarnya
menjadi sebuah pengetahuan
yang berharga. Sains sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk)
yang dikenal sebagai proses ilmiah. Perwujudan proses
ilmiah adalah kegiatan ilmiah yang kemudian disebut sebagai keterampilan proses
sains.
Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam penggunaannya, keterampilan proses
sains dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu:
1) Keterampilan Proses Dasar (Basic Skills), yaitu mengamati, menggolongkan/ mengklasifikasi, mengukur,
mengomunikasikan, menginterpretasi data,
memprediksi, menggunakan alat, melakukan percobaan.
2) Keterampilan Proses Terintegrasi (Integrated Process Skills) yaitu proses
ilmiah yang mengintegrasikan keterampilan proses sederhana dalam meneliti
gejala alam.
Keterampilan proses terintegrasi merupakan serangkaian kegiatan:
a. Merumuskan masalah
b. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan variabel
c. Mendefinisikan variabel secara operasional
d. Mendeskripsikan hubungan antarvariabel
e. Merancang penelitian
f. Mengendalikan dan nengontrol variabel
g. Memperoleh dan menyajikan data
h. Menganalisis data
i. Merumuskan hipotesis
j. Melakukan penyelidikan/percobaan
k. Melaporkan temuan
2. Literasi Sains
Secara harfiah, literasi sains terdiri dari kata yaitu literatus yang berarti melek
huruf dan scientia yang diartikan memiliki pengetahuan.

Literasi sains merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan sains,
mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti,
dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam
dan
perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia.
Notional Science Teacher Assosiation (1971) mengemukakan bahwa
seseorang yang memiliki literasi sains adalah peserta didik yang menggunakan
konsep sains, mempunyai keterampilan proses sains untuk dapat menilai dalam
membuat keputusan sehari-hari, berhubungan dengan orang lain, lingkungannya,
serta memahami interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat, termasuk
perkembangan.
Noris dan Philips (Abdin, Y. dkk, 2018) mengemukakan istilah literasi sains
digunakan untuk beberapa aspek meliputi hal berikut:
1. Mampu membedakan konten substantif sains dan nonsains;
2. Memahami konten sains dan penerapannya;
3. Kebebasan dalam belajar sains;
4. Kemampuan berpikir ilmiah;
5. Kemampuan menggunakan pengetahuan sains dalam memecahkan masalah ;
6. Pengetahuan diperlukan untuk berpartisipasi cerdas dalam isu-isu berbasis
sains;
7. Pengetahuan mengenai dampak dan manfaat sains; dan
8. Kemampuan untuk berpikir kritis mengenai sains dan kaitannya dengan
keterampilan sains.

Literasi sains dibagun dari tiga aspek yaitu:

1) aspek pertama, apa yang peserta didik ketahui? Aspek ini mengisyaratkan
bahwa membangun literasi sains adalah membangun kompetensi subjek
pengetahuan bagi peserta didik, meliputi konten dan konsep;
2) aspek kedua, apa yang peserta didik nilai? Aspek ini mengisyaratkan bahwa
membangunliterasi sains berarti membangun kompetensi etik;
3) aspek ketiga, apa yang bisa dilakukan peserta didik? aspek ini mengisyaratkan
bahwa membangun literasi sains berarti membuat peserta didik untuk memiliki
kompetensi untuk belajar.

Berikut kriteria pembelajaran berbasis literasi sains yang dikembangkan oleh

Holborook (1998):

a. Desain Pembelajaran Tahap kontak (concat phase)

b. Tahap kuriositis Guru mengemukakan pertanyaan (curiosity phase)
c. Tahap pembentukan konsep (elaboration phase)
d. Tahap pengambilan keputusan (decision making phase)
e. Tahap pengembangan Dilakukan proses pengambilan intisari (konsep dasar)

Blended learning berasal dari kata blended (kombinasi/perpaduan) dan
learning (pembelajaran).
Blended learning adalah sebuah model pembelajaran yang menggabungkan
antara pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan e-learning. Blended learning
merupakan konsep baru dalam pembelajaran dimana penyampaian materi dapat
dilakukan di kelas dan online ( Bielawski dan Metcalf dalam Husamah 2014).
Blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan
pembelajaran konsensional (tatap muka) dan pembelajaran jarak jauh dengan sumber
belajar online dengan berbagai pilihan media (teks, gambar, diagram, suara, video)
yang dapat diakses oleh guru dan siswa dari internet. (Charman, 2009).
Penggabungan yang dilakukan secara baik antara pengajaran tatap muka
dimana pengajar dan pebelajar bertemu langsung dan melalui media online yang bisa
diakses kapanpun. Penggabungan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan e-
learning tersebut disebabkan karena terbatasnya waktu dan mudah membuat siswa
merasa cepat bosan dalam proses pembelajaran serta tuntutan perkembangan teknologi
yang semakin luas.
Adapun karakteristik dari pembelajaran berbasis blended Learning yaitu:
1. Pembelajaran yang menggabungkan berbagai pendekatan untuk menyampaikan
materi, berbasis teknologi yang beragam;
2. Sebagai sebuah kombinasi pendidikan langsung (face to face), belajar mandiri,
dan belajar mandiri via online;
3. Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara
mengajar dan gaya pembelajaran; dan
4. Pendidik dan orang tua peserta didik memiliki peran yang sama penting, pendidik
sebagai fasilitator, dan orang tua.

Tujuan pembelajaran berbasis blended Learning yaitu:

1) membantu guru untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai
dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar;
2) menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru untuk pembelajaran
secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang;
3) peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi pendidik, dengan menggabungkan
aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online;
4) kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa dalam
pengalaman interaktif;
5) porsi online memberikan para peserta didik dengan konten multimedia yang
kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama guru
memiliki akses internet.

Desain Pembelajaran

Tahap Analisis terdiri dari tiga tahap :

1. Analisis kebutuhan pemecahan masalah;

a) Menganalisis kondisi yang ada, yaitu mencari akar permasalahan dari
kebutuhan yang dipecahkan;
b) Mengidentifikasi apa yang perlu dikuasai (pengetahuan, sikap dan
keerampilan);
c) Me2n. gidentifikasi perbedaan antara tujuan dan kondisi yang diharapkan;
d) Menentukan dan mendokumentasikan kelebihan yang ada, yang
berhubungan dengan kinerja;
e) Menentukan hal apa yang menjadi prioritas dalam usaha mengatasi
permasalahan yang ada.
Identifikasi sumber belajar dan kendala-kendala dalam mengaplikasikan
pem3b.elajaran berbasis blended learning;
a) Identifikasi sumber belajar yang meliputi kemampuan tenaga pengajar
dalam mengembangkan pembelajaran online dan offline
b) Identifikasi sumber belajar, yang ada meliputi sumber belajar cetak, audio,
audio visual, komputer, internet dll;
Identifikasi karakteristik pembelajaran.

Tahap Tahap ini meliputi:

Rancangan 1. Mentapkan tujuan pembelajaran;
2. Memilih dan menetapkan strategi pembelajaran;
3. Mengembangkan sumber belajar.

Tahap Evaluasi Tahap ini meliputi:
1. Uji coba;
2. Revisi;
3. Prototip pembelajaran berbasis blended learning.

SUMBER

Halim, S. (2019). Strategi Belajar Mengajar Abad Ke-21. Surabaya: Pustaka Media Guru.
Husamah. (2014). Pembelajaran bauran (blended learning) Terampil Memadukan Keunggulan
Pembelajaran Face-To-Face, E-Learning Offline-Online,dan Mobile Learning. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Yulianti, Y. (2017). LITERASI SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA. Jurnal Cakrawala Pendas ,
3.
Zakky. (n.d.). Pengertian Sains. Retrieved may saturday, 2022, from seluncur.id:
www.seluncur.id


Click to View FlipBook Version