The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by zumarindaputrikarin, 2022-04-23 05:06:15

STUNTING PADA BALITA_Neat

STUNTING PADA BALITA


































Di Susun Oleh :


KARIN ZUMARINDA PUTRI


NIM : p17110213069




POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

PROGRAM STUDI D III GIZI

JURUSAN GIZI
April 2022

KATA PENGANTAR



Assalamua’alaikum Wr.Wb.....

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul “STUNTING” ini bisa diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan.


Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga.
Aamiin. Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam

menyelesaikannya. Namun berkat bantuan yang Maha Kuasa dan dari semua pihak serta dengan
usaha yang semaksimal mungkin, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.


Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari

isi maupun dari tata cara penulisan. Untuk itu kami masih mengharapakan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga bermanfaat
bagi kita semua.

DAFTAR ISI





JUDUL ........................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR… ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 5

PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6

2.1 Pengertian ................................................................................................. 6

2.2 Faktor Penyebab Stunting ......................................................................... 6

2.3 Dampak Stunting ....................................................................................... 7
PENUTUP ...................................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ............................................................................................... 8
B. Saran ..........................................................................................................8

DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................................ 9

BAB I
PENDAHULUAN



Latar Belakang

Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi, yang akan mempengaruhi
bayi sebelum lahir dan awal saat lahir, terkait dengan ukuran ibu, gizi selama ibu sedang

hamil, dan saat pertumbuhan janin. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1995/MENKES/SK/XII/ 2010 mengenai Standar Antropometri Penilaian Status Gizi

Anak, menyebutkan bahwa stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang

Badan menurut Umur ( PB/U ) atau Tinggi Badan menurut umur ( TB/U ) yang merupakan
padanan istilah stunted dan severely stunted.

Gizi buruk, terutama pertumbuhan yang terhambat, merupakan sebuah masalah Kesehatan
masyarakat yang utama di Indonesia. Untuk tantangan itu, UNICEF mendukung sejumlah

inisiatif untuk menciptakan lingkungan nasional yang kondusif untuk gizi. Mengenai stunting

pada balita perlu menjadi perhatian khusus karena dapat menghambat perkembangan fisik
dan mentalnya. Stunting berkaitan dengan peningkatan resiko sebuah penyakit degenerative

di masa yang akan dating. Stunting juga bisa meningkatkan resiko obesitas, karena dengan
tubuh yang pendek berat badan ideal seseorang juga akan rendah. Stunting pada balita di

negara berkembang dapat di ssebabkan karena faktor genetic dan factor lingkungan yang
kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal.

Salah satu factor lingkungannya yang bisa mempengaruhi terjadinya stunting pada balita

adalah pendapatan orang tua itu sendiri. Karena itu akan menunjang tumbuh kembang si
anak, mengenai kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder. Dan apabila pendapatan

orang tuanya rendah maka Sebagian akan menyebabkan keluarganya rawan pangan. Keluarga
yang memiliki pendapatan yang rendah dan rawan akan pangan bisa menghambat tumbuh

kembang si balita atau yang bisa disebut dengan stunting.


Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

• Apa saja faktor resiko mengenai stunting.


• Mengetahui pengertian stunting .

• Dampak stunting terhadap kesehatan anak.

Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari dibuatnya makalah ini

bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian dari stunting.


2. Faktor apa saja yang mempengaruhi stunting.

3. Dampak buruk stunting.

BAB II

PEMBAHASAN


Pengertian

Stunting merupakan permasalahan gizi di dunia, ada sekitar 165 juta balita dalam keadaan

pendek. 80% tersebar di 14 negara dan Indonesia menduduki peringkat ke lima dengan
jumlah stunting terbanyak, stunting adalah keadaan gagal tumbuh pada balita yang di

akibatkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga tumbuh kembang anak terlalu pendek dari
standart WHO 2005 ( Kemenkes RI, 2003 ). Masalah balita bertubuh pendek

menggambarkan adanya masalah gizi kronis yang di pengaruhi oleh ibu atau calon ibu, masa

janin, dan masa bayi ataupun masa balita, termasuk juga oleh penyakit yang diderita selama
masa balita serta masalah – masalah lainnya yang secara tidak disadari juga akan

mempengaruhi Kesehatan ( Kemenkes RI, 2016 ).
Stunting juga berkaitan dengan peningkatakan risiko morbiditas dan moralitas, penurunan

kapasitas fisik, gangguan perkembangan dan fungsi motoric maupun mental anak. Upaya ini

juga telah di lakukan oleh Pemerintah melalui Posyandu, namun hal tersebut kurang optimal
karena belum melibatkan seluruh aspek masyrakat. Karena menurut masyarakat dukun bayi

maupun kader sangat penting dan lebih strategis untuk dilibatkan dalam kegiatan itu,
dikarenakan mereka sangat dekat dengan ibu dan masyarakat ( Martha dkk., 2020 ).

Kesehatan dan gizi adalah salah satu kebutuhan essensial anak usia dini yang harus di penuhi,

dikarenakan hal tersebut diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.



Faktor yang Mempengaruhi Stunting



➢ Status Gizi


Status gizi merupakan penilaian keadaan gizi yang diukur oleh seseorang pada satu waktu
dengan cara mengumpulkan data ( Arisman, 2005 ). Status gizi menggambarkan keadaan

kebutuhan tubuh seseorang terpenuhi atau tidak. Salah satu faktor yang

mempengaruhi hal tersebut adalah sosial ekonomi, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
jumlah anak, dan pola asuh.



➢ Kebersihan Lingkungan



Sanitasi yang baik juga akan mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak. Menurut
Kemenkes RI, 2018 menyatakan bahwa sanitasi dan keamanan pangan dapat meningkatkan

risiko terjadinya penyakit infeksi. Penerapan hygiene yang tidak baik dapat menimbulkan

berbagai bakteri yang akan masuk ke dalam tubuh manusia dan akan menyebabkan timbulnya
beberapa penyakit seperti halnya diare, cacingan, demam, malaria dan beberapa penyakit

lainnya.
Peneliti dari Libya, faktor – faktor yang dapat meningkatkan risiko stunting akibat kondisi

linkungan tempat tinggal, pasokan air bersih yang kurang dan kebersihan lingkungan yang
tidak memadai. Kejadian infeksi bisa menjadi penyebab kritis terhambatnya pertumbuhan

dan perkembang seseorang.



➢ Pendidikan Orang Tua


Tingkat pendidikan orang tua yang rendah juga akan meningkatkan risiko terjadinya

malnutrisi pada anak. Tingkat pendidikan orang tua adalah salah satu penyebab stunting, hal
ini disebabkan pendidikan yang tinggi dianggap mampu untuk membuat keputusan dalam

meningkat gizi dan kesehatan anak – anak mereka. Pengetahuan yang tinggi juga bisa
mempengaruhi orang tua dalam menentukan kebutuahan pemenuhan gizi keluarga dan pola

pengasuhan pada anak, dimana pola asuh yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko

bertumbuhnya stunting ( Adrian, 2012 ).



➢ Pendapatan Orang Tua


Tingkat pendapatan keluarga memiliki hubungan dengan stunting. Hal ini disebabkan dengan

pendapatan yang rendah akan mempengaruhi dalam menyediakan pangan, daya beli dalam
keluarga tergantung pendapata keluarga maka dengan adanya pendapatan yang tinggi

kemungkinan besar akan terpenuhi ( Adriani, 2012 ).

Orang tua yang memiliki pendapatan yang memadai memiliki kemampuan untuk
menyediakan semua kebutuhan baik primer maupun sekunder, keluarga dengan status

ekonomi yang baik juga memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik pula.

Anak yang ada pada keluarga berekonomi rendah cenderung akan mengonsumsi makanan
dalam segi kualitas, kuantitas serta variasi yang bisa dikatakan kurang. Status ekonomi yang

tinggi dapat membuat seseorang memilih dan membeli makanan yang bergizi dan tentunya

bervariasi ( Fernald LC dan Neufeld LM, 2007 )



➢ Makanan Pendamping ASI


Masalah kebutuhan gizi yang semakin tinggi juga akan dialami bayi mulai dari umur enam
bulan ketika bayi mulai mengenal Makanan Pendamping ASI yang mana pemberian MP –

ASI ditujukan untuk menunjang pertambahan sumber zat gizi disamping pemberian ASI
hingga usia dua tahun. Makan pendamping haruslah diberikan dengan jumlah yang cukup,

baik dari jumlahnya, frekuensinya dan menu yang bervariasi bisa memenuhi kebutuhan anak

( Kemenkes RI, 2011 ).



➢ Pola Pemberian Makanan


Pola asuh yang baik dalam mencegah terjadinya stunting dapat dilihat dari praktik pemberian
makanan, pola pemberian makan yang baik ini dapat berdampak pada tumbuh kembang dan

kecerdasan anak sejak bayi. Pola asuh pemberian makanan yang sesuai dengan anjuran dari
KEMENKES RI 2016, yaitu pola pemberian makan yang baik untuk anak adalah dengan

memberikan makanan yang akan memenuhi kebutuhan zat gizi aqnaknya setiap hari.

Pola makan pada bayi juga perlu menjadi perhatian seorang ibu dimana pola makan bayi
harus sesuai dengan usia bayi itu sendiri dan memberikan menu makanan yang bervariasi

setiap harinya. Pemberian menu makanan yang tidak bervariasi dapat mengakibatkan seorang

anak tidak akan mendapatkan pemenuhan gizi yang sesuai dengan kebutuhannya.
KEMENKES juga menjelaskan bahwa pada bayi usia 0 – 6 bulan cukup diberikkan ASI saja,

pada usia 6 – 8 bulan bayi bisa diberikan makanan lumat tidak hany ASI saja, usia 9 –

11 bulan bayi masih tetap diberikan ASI dan disertai makanan lembek dan pada usia 12 – 23

bulan bayi boleh diperbolehkan makan makanan keluarga.



➢ Dampak Stunting


Stunting dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk, baik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang. Dalam jangan pendek stunting dapat menyebabkan gagalnya tubuh kembang,
hambatan perkembangan kognitif dan motorik sehingga akan berpengaruh pada

perkembangan otak dan kebersihan pendidikan dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta
gangguan metabolisme tubuh. Stunting merupakan wujud dari adanya gangguan

pertumbuhan pada tubuh, bila ini terjadi makan salah satu organ tubuh yang cepat mengalami
risiko adalah di otak. Dampak jangka panjang yang di timbulkan stunting adalah menurunnya

kapasitas intelektual, gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel – sel otak yang bersifat

permanen dan akan menyebabkan penurunan kemampuan daya serap belajar di usia sekolah
yang nantinya akan berpengaruh terhadap produktivitas saat ia dewasa nanti dan

meningkatkan penyakit seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner dan stroke.
Anak yang mengalami stunting memiliki potensi tumbuh kembang yang tidak sempurna,

kemampuan motorik dan produktivitasnnya akan rendah, serta juga akan memiliki resiko
tinggi untuk menderita penyakit tidak menular. Stunting pada balita akan berdampak pada

timbulnya potensi kerugian ekonomi karena penurunan produktivitas kerja dan biaya

perawatannya. Kesemuanya itu akan menurunkan kualitas sumber daya manusia,
produktivitas dan daya saing bangsa.

BAB III

PENUTUP


Kesimpulan
Hasil dari beberapa ulasan artikel yang saya baca, didapatkan bahwa Indonesia maupun luar

negeri memiliki berbagai macam masalah dalam perkembangan gizi seseorang seperti halnya

dengan stunting, pemberian ASI dan berbagai kendala lainnya juga akan mengancam
keselamatan dan kesehatan anak usia bayi maupun balita. Untuk mengatasi hal tersebut

diperlukannya mengadakan pencegahan dari pemerintah maupun kalangan masyarakat,
seperti halnya pemberian penyuluhan akan pentingnya gizi dan sosialisasi mengenai dampak

negatif kurang gizi bagi masyarakat.


Saran

Nutrisi menjadi salah satu cara untuk mengatasi permasalahan stunting, asupan gizi yang
memadai menjadi keharusan bagi para ibu hamil. Jika tidak, hal tersebut akan mengakibatkan

rendahnya kualitas kelahiran termasuk bayi dengan berat badan rendah. Pemerintah maupun

seluruh elemen masyarakat, perlu bekerja sama untuk mengatasi risiko stunting. Sosialisasi
asupan gizi yang cukup, termasuk pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama setelah

bayi tersebut lahir itu sangat penting di lakukan, selain itu konsumsi susu atau prduk susu
sebagai makanan pelengkap bagi anak berusia 1 tahun juga dapat menjadi salah satu

alternatif.

DAFTAR RUJUKAN


(Nugroho, Sasongko, and Kristiawan 2021)


“Bab 2-Dikonversi.Pdf.” n.d.

Nugroho, Muhammad Ridho, Rambat Nur Sasongko, and Muhammad
Kristiawan. 2021. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada

Anak Usia Dini di Indonesia.” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
5 (2). https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.1169.


http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2334/3/bab%202-dikonversi.pdf


Click to View FlipBook Version