The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

e-book ini membahas tentang materi besaran dan pengukuran fisika

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by cindycloviamalau, 2023-05-23 06:20:56

BESARAN DAN PENGUKURAN

e-book ini membahas tentang materi besaran dan pengukuran fisika

Keywords: Fisika

BESARAN DAN PENGUKURAN A. Tujuan Pembelajaran: 1. Memahami konsep dasar besaran dan pengukuran 2. Mengembangkan keterampilan pengukuran yang akurat 3. Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran dalam konteks kehidupan seharihari 4. Menganalisis dan menginterpretasikan data pengukuran 5. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah B. Uraian Materi Besaran dan pengukuran berhubungan erat dengan cara kita memahami, menganalisis, dan mengukur fenomena fisik di sekitar kita. Sebagai manusia, kita selalu berinteraksi dengan dunia fisik dan mengamati berbagai fenomena. Untuk dapat memahami dan menjelaskan fenomena tersebut secara kuantitatif, kita perlu menggambarkannya dalam bentuk besaran fisik. Besaran fisik adalah ukuran yang digunakan untuk menggambarkan sifat atau karakteristik suatu objek atau fenomena. Contoh besaran fisik meliputi panjang, massa, waktu, suhu, dan sebagainya. Besaran fisik umumnya dinyatakan dalam satuan yang tepat. Satuan adalah suatu standar yang digunakan untuk membandingkan dan mengukur besaran fisik. Satuan dapat berupa satuan dasar seperti meter, kilogram, detik, atau satuan turunan yang diperoleh dari kombinasi satuan dasar, seperti kecepatan (meter per detik) atau kekuatan (newton). Pengukuran merupakan proses untuk menentukan nilai numerik dari suatu besaran fisik menggunakan alat atau metode tertentu. Pengukuran melibatkan penggunaan instrumen dan teknik yang tepat untuk memperoleh hasil yang akurat dan dapat diandalkan. Pengukuran sering dilakukan dengan membandingkan besaran yang diukur dengan suatu standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran besaran fisik dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pengukuran langsung dilakukan dengan mengamati dan membaca nilai langsung dari instrumen pengukur, misalnya mengukur panjang menggunakan penggaris. Sementara itu, pengukuran tidak langsung melibatkan penggunaan rumus matematis atau hubungan fungsional untuk mendapatkan nilai besaran yang diinginkan, misalnya mengukur kecepatan dengan mengukur jarak tempuh dan waktu yang dibutuhkan. Pada akhirnya, tujuan dari besaran dan pengukuran adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena fisik di sekitar kita. Dengan mempelajari besaran fisik dan prinsip pengukuran, kita dapat mengembangkan pengetahuan yang lebih mendalam dalam ilmu fisika, teknik, dan


berbagai disiplin ilmu yang bergantung pada pengukuran yang akurat, seperti kimia, biologi, dan ilmu material. 1. Besaran, Dimensi, dan Sistem Satuan a. Besaran Pokok Besaran pokok merupakan besaran yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh para fisikawan zaman dulu. Besaran ini sifatnya bebas, jadi tidak bergantung pada besaran pokok yang lain. Besaran pokok juga menjadi dasar untuk menetapkan besaran lain. Tabel besaran pokok Macam-macam besaran pokok dan satuannya Panjang Besaran ini digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Sesuai dengan Sistem Satuan Internasional, satuan panjang adalah meter (m) dengan dimensi (L). Beberapa peralatan yang digunakan untuk mengukur panjang, diantaranya penggaris, pita pengukur, jangka sorong, dan lain sebagainya. Massa Massa merupakan jumlah materi yang terdapat dalam suatu benda. Satuan yang digunakan untuk mengukur massa adalah kilogram (kg) dan dimensinya (m). Alat yang digunakan untuk mengukur massa, meliputi neraca lengan, neraca kimia, neraca elektronik, dan masih banyak lagi. Waktu Waktu merupakan besaran yang digunakan untuk mengukur lamanya suatu peristiwa atau kejadian. Satuan Standar Internasional waktu adalah detik atau sekon


(s) dengan dimensi (T). Jenis alat yang bisa digunakan untuk mengukur waktu adalah stopwatch dan jam. Kuat arus listrik Besaran yang satu ini dipakai untuk mengukur arus listrik dari satu tempat ke tempat lain. Kuat arus listrik memiliki satuan internasional ampere (A) dan dimensi (I). Mengukur kuat arus listrik bisa dilakukan dengan menggunakan amperemeter. Suhu Suhu merupakan besaran untuk mengukur panas suatu benda. Satuan internasional suhu adalah Kelvin (K). Umumnya suhu diukur dengan menggunakan termometer. Intensitas cahaya Intensitas cahaya merupakan besaran yang dimanfaatkan untuk mengukur apakah cahaya mengenai permukaan suata benda atau tidak. Satuan internasional intensitas cahaya ialah candela (cd) dengan dimensinya J. Untuk mengukur intensitas cahaya, bisa dilakukan dengan menggunakan alat LuxMeter atau LightMeter. Jumlah zat Besaran pokok yang ke-7 adalah jumlah zat. Besaran yang satu ini digunakan untuk menghitung jumlah partikel yang ada dalam suatu benda. Besaran ini mempunyai satuan ukur mol dengan dimensi N. Besaran Turunan dan Dimensi Besaran turunan adalah besaran yang satuan dan dimensinya diturunkan dari satuan dan dimensi besaran pokok. Dimensi besaran turunan menyatakan bagaimana besaran turunan itu diturunkan atau disusun dari besaran pokok. Contoh: 1. Luas = panjang x panjang, maka satuan luas = m x m = m2 Dimensi luas = L x L = L2 2. Laju = / , maka satuan laju = m/s = ms-1 Dimensi laju = L /T = LT-1 3. Massa jenis = atau = , maka satuan ρ = = kg m-3. Dimesi ρ= ×× = ML-3. Kegunaan dimensi di antaranya adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui apakah sebuah rumus benar atau salah.


Contoh soal: Rumus perpindahan s= vo t + ½at2, dengan s adalah perpindahan, vo adalah kecepatan, a adalah percepatan dan t adalah waktu. Apakah rumus tersebut benar? Penyelesaian: Rumus tersebut mungkin benar jika dimensi ruas kanan sama dengan dimensi ruas kiri. Ruas kiri : S dimensinya = L Ruas kanan suku I : vo t dimensinya = [LT-1] [T] = L Ruas kanan suku II : ½ at2 dimensinya = [LT-2] [T2] = L (keterangan: ½ tidak berdimensi) Karena dimensi ruas kiri sama dengan dimensi ruas kanan, kesimpulannya rumus s= vo t + ½at2 benar secara dimensi. Catatan: Sebuah rumus yang dimensi ruas kanan sama dengan ruas kirinya, tidak menjamin bahwa persamaan tersebut benar. Akan tetapi, persamaan yang benar bisa dipastikan dimensi ruas kanannya sama dengan ruas kirinya. Contoh: rumus s= vo t + at2, ruas kiri dan kanannya memiliki dimensi yang sama, tetapi persamaan tersebut salah karena dalam kinematika (cabang fisika yang mempelajari tentang gerak), rumus hubungan s, vo, a, dan t yang benar adalah s= vo + 1/2 at2. 2. Satuan Sistem Internasional (SI) dan Notasi Ilmiah a. Satuan SI Sistem satuan yang digunakan dalam fisika adalah sistem MKS atau Sistem Internasional (SI). Satuan-satuan seperti : inchi, kaki, yard, pound, libus, mil, depa, hasta dan lain-lain tidak digunakan, walaupun dalam teknik atau kehidupan seharihari masih dijumpai. Berikut ini adalah tabel konversi satuan-satuan bukan SI. Dalam sistem satuan selain MKS dikenal pula sistem cgs (centimeter gram sekon).Misalnya : satuan gaya untuk MKS adalah kg ms-2 (atau biasa disingkat


newton) dan dalam cgs adalah gr cm s-2 (atau disingkat dyne). Berikut ini adalah konversi satuan-satuan yang sering dipakai dalam fisika. ➢ 1 dyne = 10-5 newton ➢ 1 erg = 10-7 joule ➢ 1 kalori = 0,24 joule ➢ 1 kWh = 3,6 x 106 joule ➢ 1 liter = 10-3 m3 = 1 dm3 ➢ 1 ml = 1 cm3 = 1 cc ➢ 1 atm = 1,013 x 105 pascal ➢ 1 gauss = 10-4 tesla Keunggulan sistem SI di antaranya adalah tersedianya awalan-awalan tertentu (seperti : senti, kilo, mili, mikro, mega dan lain-lain) untuk menyatakan hasil pengukuran yang sangat besar atau sangat kecil. Contoh : 10.000 meter atau 104 m cukup ditulis 10 km, 5 /1000000 farad atau 5.10–6 farad cukup ditulis 5 µf. Tabel menyatakan awalan-awalan dalam SI. Contoh soal: 1. Sebuah benda beratnya 200 g.cm.s-2, konversikan berat benda tersebut ke dalam satuan kg.m.s -2 Penyelesaian: 1 gram = 10-3 kg 1 cm = 10-2 m Dengan demikian 200 g.cm.s-2 = (200)(10-3) kg (10-2)m.s -2 = 2.10-3 kg.m.s-2


2. Massa jenis air 1 g/cm3, nyatakan dalam kg/m3! Penyelesaian: 1 gram = 10-3 kg 1 cm = 10-2 m ➔ 1 cm3 = (10-2) 3 m3 = 10-6 m3. Dengan demikian 1 g/cm3 = 1.10-3 kg/10-6 m3 = 1.10-3 – (-6) = 103 kg/m3 b. Notasi Ilmiah Notasi Ilmiah adalah suatu metode yang sering digunakan untuk mempersingkat penulisan hasil dari suatu pengukuran yang bernilai terlalu kecil atau terlalu besar. Notasi ilmiah menjadi solusi untuk menuliskan hasil pengukuran yang menggunakan desimal, misalnya 0,0000005 atau hasil pengukuran yang bernilai ratusan, ribuan, hingga jutaan. Tujuan notasi ilmiah yaitu untuk memudahkan penulisan hasil pengukuran dan mengecilkan kesalahan oenulisan angka hasil pengukuran. Penulisan nitasi ilmiah sebagai berikut: a x 10 pangkat n Keterangan: a = basis nilai 1-10 n = ordo atau pangkat dengan bilangan bulat Contohnya: 4,22 x 10³ (notasi ilmiah) 0,34 x 103 (bukan nitasi ilmiah karena 0,34 kurang dari 1) 3,21 x 10¹ (notasi ilmiah) 0,00000000000000019 gram = 1,9 x 10-16 (notasi ilmiah) 0,00523 s = 5,23 x 10 (notasi ilmiah) 2. Pengukuran Pengukuran adalah bagian dari keterampilan Proses Sains yang merupakan pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dengan melakukan pengukuran, dapat diperoleh besarnya atau nilai suatu besaran atau bukti kualitatif. Contoh: Bila seseorang mengukur panjang sebuah balok dengan menggunakan meteran, maka yang diperoleh adalah besarnya panjang balok itu. Bila dua buah balok didekatkan maka hasil yang diperoleh mungkin balok yang satu lebih panjang dari balok yang lain, atau mungkin balok yang satu sama panjangnya dengan balok yang lain. Kegiatan pertama menghasilkan informasi kuantitatif, sedangkan kegiatan kedua menghasilkan data kualitatif. Demikian pula halnya bila seseorang menimbang dengan menggunakan neraca dapat pula memperoleh informasi kuantitatif maupun informasi kualitatif.


Pada contoh yang telah dikemukakan di atas, panjang meteran disamakan dengan panjang balok. Artinya, panjang balok berapa kali panjang dari meteran yang digunakan. Demikian pula balok yang satu dibandingkan dengan balok yang lain. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa melakukan pengukuran adalah membandingkan antara suatu besaran dengan besaran lain yang sejenis yang dijadikan acuan. Jadi yang dibandingkan adalah besaran panjang balok dengan besaran panjang meteran; kedua besaran ini sejenis yaitu besaran panjang dengan besaran panjang 1. Pengukuran Langsung dan Tidak Langsung Ditinjau dari cara pengukurannya, besaran-besaran fisika ada yang diukur secara langsung dan ada (lebih banyak) yang diukur secara tidak langsung. Pengukuran langsung adalah pengukuran suatu besaran yang tidak bergantung pada pengukuran besaran-besaran lain. Contoh: - Mengukur panjang tongkat dengan mistar, - Mengukur waktu dengan stopwatch/ stopclock. Jadi pengukuran suatu besaran secara langsung adalah membandingkan besaran tersebut secara langsung dengan besaran acuan. Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran besaran fisika dengan cara tidak langsung membandingkannya dengan besaran acuan, akan tetapi dengan besaranbesaran lain. Contoh: - Mengukur suhu dengan cara mengukur perubahan volume air raksa, - Mengukur berat benda dengan cara mengukur pertambahan panjang pegas, - Mengukur kecepatan, kalor, dll. Semuanya merupakan pengukuran tidak langsung. 2. Pengukuran berulang dan pengukuran tunggal Pengukuran suatu besaran dapat dilakukan cukup hanya sekali jika diyakini sudah menghasilakan nilai yang terbaik. Ada kalanya pengukuran tidak bisa menghasilkan nilai terbaik jika hanya dilakukan hanya sekali. Misalkan kalian diminta untuk mengukur waktu yang dibutuhkan kelereng untuk jatauh ke lantai dari ketinggian 1,5 m. Kecepatan respon tangan menekan tombol stopwatch sangat berpengaruh pada hasil pengukuran. Oleh karena itu untuk mengahasilkan pengukuran yang terbaik perlu dilakukan pengulangan. Kriteria Kemampuan Alat Ukur 1. Ketelitian (accuracy) adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil ukur yang mendekati hasil sebenarnya


2. Ketepatan (precision) adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang sama dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama 3. Sensitivitas (sensitivity) adalah tingkat kepekaan alat ukur terhadap perubahan besaraan yang akan diukur 4. Kesalahan (error) adalah penyimpangan hasil ukur terhadap nilai yang sebenarnya Idealnya sebuah alat ukur memiliki akurasi, presisi dan sensitivitas yang baik sehingga tingkat kesalahannya relatif kecil dan data yang dihasilkan akan akurat. • Alat Ukur Panjang Pengukuran panjang benda dapat dilakukan dengan meteran, mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup. a. Mistar Mistar mempunyai nilai skala terkecil (NST) 1 mm atau 0,1 cm. Beberapa mistar dibuat salah satu bagian pinggirnya tipis untuk mengurangi kesalahan paralaks. b. Jangka sorong Jangka sorong dalam industri permesinan sangat penting karena alat ukur panjang ini mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi/akurat dan keistimewaan yang lain. Dalam penggunaannya jangka sorong dapat digunakan untuk mengkur panjang, diameter dalam dan luar serta kedalaman. Tingkat ketelitian jangka sorong selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun mulai dari 0,5 mm, 0,1 mm, 005 mm dan sekarang yang banyak digunakan daat mencapai 0,02 mm. tingkat ketelitian jangka sorong atau skala terkecil disebut skala Nonius.


1. Rahang Dalam Rahang dalam terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang dalam berfungsi untuk mengukur diameter luar atau ketebalan suatu benda. 2. Rahang Luar Rahang luar terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang luar berfungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda 3. Depth probe atau pengukur kedalaman Bagian ini berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda 4. Skala utama (dalam cm) Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil pengukuran utama dalam bentuk centimeter (cm). 5. Skala utama (dalam inchi) Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil pengukuran utama dalam bentuk inchi. 6. Skala nonius (dalam mm) Skala nonius dalam bentuk satuan mm memiliki fungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam bentuk milimeter (mm). 7. Skala nonius (dalam inchi) Skala nonius dalam bentuk satuan inchi memiliki fungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam bentuk inchi. 8. Pengunci Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat berlangsungnya proses pengukuran misal rahang.


Cara menentukan nilai skala terkecil (nst) alat ukur Beberapa alat ukur seperti jangka sorong dan mikrometer, memiliki dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Untuk menentukan NST alat ukur tersebut dapat ditentukan dengangan rumus = ℎ • Perhatikan gambar jangka sorong berikut! Selanjutnya, perhatikan skala nonius. Pada skala nonius terdapat 50 garis skala. Oleh karena itu NST jangka sorong tersebut adalah: = 0,1 50 = 0,002 = 0,02 • Perhatikan gambar mikrometer berikut! Skala utama (skala pada silinder tetap) memiliki nilai terkecil 0,5 mm. Jumlah garis pada skala nonius (skala putar) mikrometer adalah 50. Oleh karena itu, NST mikrometer adalah:


= 0,5 50 = 0,01 Cara membaca jangka sorong a) Skala Utama; Skala utama adalah skala yang tertera pada rahang tetap dibaca mulai dari angka nol pada rahang tetap sampai skala atau angka didepan skala nol pada skala nonius (rahang geser). b) Skala nonius; Skala nonius adalah skla yang terbaca pada rahang geser. Carilah skala Nonius yang berhimpit (segaris lurus) dengan skala utama, kemudian dikalikan dengan skala terkecil atau skala nonius jangka sorong. Contoh membaca jangka sorong i. Jangka sorong dengan nst 0, 1 mm ✓ Skala Utama = 2,3 mm ✓ Skala Nonius = (2 x 0,01 cm) = 0,02 cm Hasil Pengukuran = 2,3 cm + 0,02 cm= 2,32 cm ii. Jangka sorong dengan nst 0,05 mm ✓ Skala Utama = 0,5 cm ✓ Skala nonius = (10 x 0,005 cm) = 0,05 cm Hasil Pengukuran = 0,5 cm + 0,05 cm = 0,55 cm iii. Jangka sorong dengan nst 0,02 mm


✓ Skala Utama = 12,1 cm ✓ Skala Nonius = (34 x 0,002 cm) = 0,068 cm Hasil Pengukuran = 12,1 cm + 0,068 cm= 12,168 cm 3. Mikrometer Skrup Alat ukur panjang ini memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibanding jangka sorong. Tingkat ketelitian micrometer sekrup mencapai 0,01 mm sehingga tepat digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda yang tipis seperti kertas, diameter kawat dan lain – lain yang sejenis. Tetapi panjang maksimum skala utama pada jangka sorong terbatas sampai 2,5 cm, dan skala noniusnya terdiri dari 50 skala atau sebanding denngan 0,01 mm. Micrometer sekrup mempunyai dua komponen utama yaitu: 1. Poros tetap, yaitu poros yang tertulis skala utama (skala utama dalam satuan millimeter). 2. Poros putar yaitu yang terdapat skala nonius. Cara membaca mikrometer sekrup: 1. Bacalah skala utama terakhir yang terlihat didepan skala poros putar (ingat skala utama mempunyai skala terkecil 0,5 mm). 2. Bacalah skala nonius yang terletak segaris atau berimpit dengan sumbu poros tetap (skala nonius terdapat 50 skala) dikalikan 0,01mm Contoh membaca mikrometer skrup :


Angka Penting (Angka Berarti) Angka dapat diperoleh dari mengukur dan membilang. Untuk mengetahui luas tanah perkebunan misalnya, maka harus dilakukan pengukuran. Sedangkan untuk mengetahui jumlah pohon yang tertanam di kebun maka diperoleh dengan cara membilang. Angka yang diperoleh dari hasil megukur disebut angka penting (berarti). Sedangkan angka hasil membilang disebut angka eksak (pasti). Angka dapat diperoleh dari mengukur dan membilang. Untuk mengetahui luas tanah perkebunan misalnya, maka harus dilakukan pengukuran. Sedangkan untuk mengetahui jumlah pohon yang tertanam di kebun maka diperoleh dengan cara membilang. Angka yang diperoleh dari hasil megukur disebut angka penting (berarti). Sedangkan angka hasil membilang disebut angka eksak (pasti). Angka penting terdiri dari angka pasti dan angka yang diragukan (angka taksiran). Angka taksiran pada angka penting (angka hasil pengukuran) terletak digit terakhir. Misalkan hasil pengukuran tebal buku menggunakan jangka sorong adalah 1,25 cm. Angka 1 dan 2 adalah angka pasti, sedangkan angka 5 adalah taksiran. ATURAN ANGKA PENTING Semua angka bukan nol merupakan angka penting. 1. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol merupakan angka penting. Contoh :1208 memiliki empat angka penting. 2,0067 memiliki lima angka penting. 2. Semua angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal bukan merupakan angka penting. Contoh : 0,0024 memiliki dua angka penting, yakni 2 dan 4 3. Semua angka nol yang terletak pada deretan terakhir dari angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal merupakan angka penting. Contoh 1 : 0,003200 memiliki empat angka penting, yaitu 3, 2 dan dua angka nol setelah angka 32. Contoh 2 : 0,005070 memiliki empat angka penting yakni 5,0,7,0. Contoh 3 : 20,0 memiliki dua angka penting yakni 2 dan 0 4. Semua angka sebelum orde (Pada notasi ilmiah) termasuk angka penting. Contoh : 3,2 x 10 5 memiliki dua angka penting, yakni 3 dan 2. 4,50 x 103 memiliki tiga angka penting, yakni 4, 5 dan 0 Aturan perkalian dan pembagian angka penting Hasil perkalian atau pembagian harus memiliki bilangan sebanyak bilangan dengan jumlah angka penting paling sedikit yang digunakan dalam perkalian atau pembagian tersebut…


Contoh Perkalian angka penting Contoh 1 : 3,4 x 6,7 = … ? Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (3,4 dan 6,7 punya dua angka penting). Hasil perkaliannya adalah 22,78. Hasil ini harus dibulatkan menjadi 23 (dua angka penting). 3,4 x 6,7 = 23 Contoh 2 : 2,5 x 3,2 = … ? Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (2,5 dan 3,2 punya dua angka penting). Jika kita menghitung menggunakan kalkulator, hasilnya adalah 8. Harus ditambahkan nol. 2,5 x 3,2 = 8,0 (dua angka penting) Contoh 3 : 1,0 x 2,0 = 2,0 (dua angka penting), bukan 2 Contoh pembagian angka penting : Contoh 1 : 2,0 : 3,0 = …. ? Angka penting paling sedikit adalah dua. Jika anda menggunakan kalkulator maka hasilnya adalah 0,666666… harus dibulatkan hingga hanya ada dua angka penting : 2,0 : 3,0 = 0,67 (dua angka penting, yakni 6 dan 7). Contoh 2 : 2,1 : 3,0 = …. ? Angka penting paling sedikit adalah dua. Jika anda pakai kalkulator maka hasilnya adalah 0,7. Harus ditambahkan nol sehingga terdapat dua angka penting. 2,1 : 3,0 = 0,70 (dua angka penting, yakni 7 dan 0) Aturan Penjumlahan dan Pengurangan Angka Penting Dalam penjumlahan atau pengurangan, hasilnya tidak boleh lebih akurat dari angka yang paling tidak akurat. Contoh 1 : 3,7 – 0,57 = … ? 3,7 paling tidak akurat. Jika menggunakan kalkulator, hasilnya adalah 3,13. Hasil ini lebih akurat dari 3,7 karenanya harus dibulatkan menjadi 3,1. 3,7 – 0,57 = 3,1 Contoh 2 : 10,24 + 32,451 = …… ? 10,24 paling tidak akurat. Jika menggunakan kalkulator, hasilnya adalah 42,691. Hasil ini lebih akurat dari 10,24 karenanya harus dibulatkan menjadi : 42,69. 10,24 + 32,451 = 42,69 Contoh 3 : 10,24 + 32,457 + 2,6 = …. ? 2,6 paling tidak akurat. Jika dijumlahkan maka hasilnya adalah 45,297. Hasil ini lebih akurat dari 2,6 karenanya harus dibulatkan menjadi 45,3. 10,24 + 32,457 + 2,6 = 45,3


Banyak atau sedikitnya angka penting dalam hasil penjumlahan atau pengurangan tidak berpengaruh. C. Rangkuman Besaran adalah suatu sifat kuantitatif yang dapat diukur atau dihitung. Dalam ilmu fisika, terdapat beberapa jenis besaran dasar seperti panjang, massa, waktu, suhu, dan lain sebagainya. Besaran dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu besaran pokok (dasar) dan besaran turunan. Besaran Pokok: a. Panjang: Dinyatakan dalam satuan meter (m). Mengukur jarak atau lebar suatu objek. b. Massa: Dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Mengukur jumlah materi dalam suatu benda. c. Waktu: Dinyatakan dalam satuan detik (s). Mengukur urutan peristiwa dan interval antara peristiwa. d. Arus listrik: Dinyatakan dalam satuan ampere (A). Mengukur jumlah aliran muatan listrik. e. Temperatur: Dinyatakan dalam satuan derajat Celsius (°C) atau Kelvin (K). Mengukur keadaan panas atau dingin suatu objek. f. Intensitas cahaya: Dinyatakan dalam satuan candela (cd). Mengukur kecerahan cahaya. g. Jumlah zat: Dinyatakan dalam satuan mol (mol). Mengukur jumlah partikel dalam suatu zat. Besaran Turunan: a. Kecepatan: Dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/s). Mengukur perubahan posisi suatu objek dalam waktu tertentu. b. Percepatan: Dinyatakan dalam satuan meter per detik kuadrat (m/s^2). Mengukur perubahan kecepatan suatu objek dalam waktu tertentu. c. Gaya: Dinyatakan dalam satuan newton (N). Mengukur interaksi antara dua objek atau pengaruh yang menyebabkan perubahan gerak. d. Energi: Dinyatakan dalam satuan joule (J). Mengukur kemampuan suatu objek untuk melakukan kerja. e. Daya: Dinyatakan dalam satuan watt (W). Mengukur tingkat konsumsi atau produksi energi dalam satu detik. f. Tekanan: Dinyatakan dalam satuan pascal (Pa). Mengukur gaya per unit luas. Pengukuran adalah proses membandingkan suatu besaran dengan standar yang telah ditetapkan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat pengukur yang sesuai dan satuan yang tepat. Hasil pengukuran biasanya dinyatakan dalam angka dan satuan yang relevan. Penting untuk memahami prinsip-prinsip dan ketelitian pengukuran agar hasilnya akurat dan dapat dipercaya.


D. LATIHAN SOAL 1. Diantara kelompok besaran berikut, yang termasuk kelompok besaran pokok dalam system Internasional adalah …. A. Suhu, volume, massa jenis dan kuat arus B. Kuat arus, panjang, waktu, dan massa jenis C. Panjang, luas, waktu dan jumlah zat D. Kuat arus, intersitas cahaya, suhu, waktu E. Intensitas cahaya, kecepatan, percepatan, waktu 2. Dibawah ini yang merupakan satuan besaran pokok adalah … A. Newton ,Meter, Sekon B. Meter, Sekon, Watt C. Kilogram, Kelvin, Meter D. Newton, Kilogram, Kelvin E. Kelvin, Joule, Watt 3. Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan sebesar 72 km/jam jika dinyatakan dalam satuan Internasional (SI) maka kecepatan sepeda motor adalah … A. 36 ms-1 B. 30 ms-1 C. 24 ms-1 D. 20 ms-1 E. 15 ms-1 4. Sebuah pipa berbentuk silinder berongga dengan diameter dalam 1,6 mm dan diameter luar 2,1 mm. Alat yang tepat untuk mengukur diameter dalam pipa tersebut adalah… A. Mistar B. Altimeter C. Mikrometer D. Jangka Sorong E. Amperemeter 5. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu bidang persegi panjang masing-masing 12,73 cm dan 6,5 cm. Menurut aturan penulisan angka penting, luas bidang tersebut adalah …… A. 82,74 cm2 B. 82,745 cm2


C. 82,75 cm2 D. 82,,8 cm2 E. 83 cm2 6. Perhatikan gambar berikut! Gambar tersebut menunjukkan hasil pengukuran diameter tabung menggunakan jangka sorong. Berdasarkan gambar tersebut hasil yang benar adalah …. A. 5,70 cm B. 5,75 cm C. 5,76 cm D. 5,86 cm E. 6,30 cm 7. Gambar berikut menampilkan hasil pengukuran mikrometer terhadap sebuah diameter bola logam kecil , maka nilai yang ditunjukkan adalah : A. 8,12 mm B. 8,50 mm C. 8,52 mm D. 8,62 mm


E. 9,12 mm 8. Beberapa pasangan besaran berikut, memiliki dimensi yang sama, yaitu: 1) Massa dan berat 2) Momentum dan impus 3) Gaya dan berat 4) Usaha dan daya Pernyataan yang benar adalah.. A. 1,2 dan 3 B. 1 , 2 dan 4 C. 1 dan 3 D. 2 dan 3 E. 2 dan 4 9. Rumus dimensi momentum adalah …… A. MLT -³ B. ML-1T-2 C. MLT-1 D. ML–2T2 E. ML–2T–2 10. Rumus dimensi daya adalah … A. ML2T –2 B. ML³T –2 C. MLT–2 D. ML²T-3 E. MLT-3 Kunci Jawaban 1. D 6. B 2. C 7.D 3. D 8. D 4. D 9. C 5. E 10. D


Muhidin,M. 2017. Aturan angka penting. https://caridokumen.com/download/aturanangka-penting-_5a44a655b7d7bc7b7a77f58c_pdf Murdoko,E.,dkk.2017. Pengembangan Media Pembelajaran Alat Ukur Panjang Mikrometer Sekrup dan Jangka Sorong untuk Siswa SMA dengan Perangkat Lunak Construct 2. Unnes Physics Education Journal .6 (3): 1- 7 Riskawati,dkk. 2019. Alat ukur & Pengukuran . Makassar. LPP UNISMUH MAKASSAR Saroji. 2020. Fisika. Semarang: Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN


Click to View FlipBook Version