51 4.2.1.1. Membenahi Para Pelayan Kenyataan yang terjadi, bahwa para warga jemaat terlebih para pemuda dengan jumlah yang selalu bertambah, selalu mendatangi GKPI Padang Bulan. Untuk itu pelayanan GKPI Padang Bulan tidak boleh dalam skala kecil atau ruang kecil saja bahkan menutup ruang untuk orang lain. Pelayanan yang bergerak terus akan mewujudkan hakikat gereja yang sesungguhnya. Hasil pelayanan itu menghasilkan buah rohani. Semangat pelayanan terjadi dalam bimbingan dan pengajaran terus menerus kepada pelayan, hal ini menghindarkan penyakit rohani seperti ketiadaan sukacita, kehilangan antusiasme atau pun hasrat. Perbedaan antara sebuah gereja yang hidup dengan sebuahgereja yang mati terletak pada sejauh mana gereja tersebut mampu memanfaatkan semua sumberdaya yang telah disediakan Tuhan, aset untuk memberikan manfaat yang maksimal.139 Tujuan pengajaran ini adalah untuk membentuk spritualitas yang kokoh sebagaimana tertulis dalam Kolose 2:6 – 7: Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. Bimbingan dan pengajaran yang baik memberikan pengaruh yang baik pada keteguhan hati setiap orang. Keteguhan dalam iman sangat dipengaruhi oleh ajaran yang benar. Ajaran yang benar adalah hidup di dalam Dia, berakar di dalam Dia, dibangun di dalam Dia.140 4.2.1.2. Mempercayakan Pelayanan Firman GKPI Padang Bulan hanya dilayani oleh satu orang pendeta, sementara pelayanan sangat luas karena selain jumlah warga jemaatnya terbilang banyak, dan partisipan dalam peribadahan minggu juga sangat memadati tempat ibadah. Untuk membutuhi pelayanan dalam penyampaian firman Tuhan lewat khotbah, maka para pendeta yang melayani di sekitar kota Medan dan di luar kota Medan dari berbagai denominasi diundang untuk berkhotbah. Mengantisipasi agenda pelayanan dari para pengkhotbah, maka penyusunan jadwal para pelayan firman tersebut disusun per semester. Para pelayan dalam berkhotbah untuk peribadahan di GKPI Padang Bulan perlu selektif, sebelum ditetapkan atau dijadwalkan sebagai pengkhotbah. Pengkhotbah tersebut harus memiliki sifat gembala sehingga dapat juga menerapkan 139David Cannistraci, Visi Allah Untuk Gereja, (Malang: Gandum Mas, 2004), hal. 129 140Warren W. Wiersbe, Utuh di Dalam Kristus, (Bandung: Kalam Hidup, 2001), hal. 65-66.
52 Injil tersebut baik secara umum atau menyempatkan diri menyampaikan Injil itu kepada anggota jemaat secara pribadi. 141 Pengkhotbah juga perlu memiliki kesadaran akan akibat yang ditimbulkan oleh percakapannya atau khotbahnya atas kepribadian orang yang pada saat itu dihubunginya. Penekanan hal ini bukanlah pada hal yang diucapkan oleh pelayan pengkhotbah itu, tetapi bagaimana perkataannya itu diterima oleh setiap anggota jemaat dan bagaimana pelayanannya mempengaruhi kepribadian yaitu pikiran, perasaan dan pengakuan mereka.142 Para pengkhotbah adalah pemberita Injil yang meneladani tokoh Alkitab seperti Paulus, Filipus, Markus, Timotius dan Titus (Kis. 21:8; Ef. 4:11; 2Tim 4:5). Para tokoh ini sebagai pemberita Injil dengan penuh semangat.143 Para pengkhotbah dari berbagai aliran diundang untuk pelayanan firman, antara lain dari gereja Ortodoks, gereja Pentakosta, gereja Karismatik, gereja Baptis, gereja Methodis, gereja Calvinis, gereja tradisional dan Lutheran. Semua warga jemaat yang dating pada peribadahan minggu semakin merasakan bahwa GKPI Padang Bulan adalah gerejanya, sebab yang melayani mereka juga secara ekumenis. Dan mereka yang selalu beribadah di GKPI Padang Bulan akan memberitahukan kepada yang lain, bahwa pelayan firman itu dating dari denominasinya, dan bersuka cita atas hal itu. 4.2.1.3. Mempercayakan Pelayanan Pada Pemuda Dengan melihat kenyataan bahwa GKPI Padang Bulan sangat diminati oleh kaum muda, maka sangat penting untuk melibatkan mereka dalam pelayanan. Pelayanan yang dipercayakan bagi mereka antara lain: 1. Penyambutan warga jemaat yang hadir untuk beribadah.144 2. Pengumpulan persembahan.145 3. Menata dan menjaga parkir.146 141E.Thurneysen, Die Lehre von der Seelsorge, (Kaiser Verlag Munchen: Zuerich, 1946), hal. 12 142H. Faber, Pastoraal-psychologischeopstellen, (Gravenhage Boekencentrum, 1961), hal 12 143William W Menzies & Stanley M. Horton, Doktrin Alkitab, (Malang: Gandum Mas, 2003), hal. 180 144Mereka membagi kertas acara ibadah dan menghantar mereka ketempat duduk supaya seluruh warga jemaat yang memenuhi tempat ibadah dapat terisi dengan baik, dan memastikan tidak ada tempat duduk yang kosong. 145Pada saat pengumpulan persembahan, para pemuda akan melayani di luar gedung Ibadah, sedangkan di dalam gedung Ibadah akan dilakukan para penatua. Setelah persembahan telah terkumpul atau seluruh warga jemaat dipastikan sudah terlayani, maka para pemuda menyerahkannya kepada para penatua di pintu-pintu masuk gedung Ibadah untuk selanjutnya dihantar ke altar.
53 4. Memantau dan memerhatikan peribadahan.147 5. Pemandu lagu.148 6. Pemandu musik.149 7. Pelayanan Ibadah Sekolah Minggu.150 8. Pelayanan Ibadah Remaja.151 9. Paduan suara.152 10. Kepanitiaan.153 4.2.2. Pertumbuhan Jemaat Pertumbuhan GKPI Padang Bulan, baik pertumbuhan secara kualitas maupun pertumbuhan kuantitas berjalan seiring karena indikator pertumbuhan itu berasal dari Allah dan pelayanan yang sungguh. Dengan memaksimalkan potensi yang ada di 146Peserta ibadah yang membawa kendaraan roda dua akan diatur rapi untuk dapat menampung lebih banyak lagi kendaraan, dan posisi atau tempat parker roda dua berbeda dengan kendaraan roda empat. Demikian juga kendaraan roda empat akan diatur sedemikian rupa sehingga dapat menampung lebih banyak. Dan semua kendaraan yang parkir di areal kompleks gereja tidak dipungut biaya. Kawasan di luar kompleks gereja akan dijaga oleh warga sekitar dan menerima pemberian para pengendara tanpa ada ketentuan biaya parkir, bahkan tidak ada unsure paksa bagi yang tidak memberi. Parkir pelayan firman diposisikan dekat pintu gerbang utama. 147Terkadang dalam peribadahan ada yang mengalami gangguan kesehatan bahkan pingsan, maka para pemuda akan membawanya ke ruang perawatan sementara di dalam ruang konsistori. Kemudian tenaga medis akan melayani pertolongan pertama. Dan belum pernah ada warga jemaat yang mengalami kritis bahkan meninggal, semua dapat diatasi dengan baik. 148Biasanya pemandu lagu dua orang di setiap acara ibadah, bisa saja dua-duanya laki-laki, atau perempuan atau gabungan. Ada banyak mahasiswa dari jurusan etnomusikologi, mereka menerima penatalayan dan mereka juga harus dapat menyanyikan lagu itu dengan tepat melalui waktu latihan dalam persiapan ibadah. 149Pemain musik biasanya dilakukan dua hingga enam orang, alat musik tersebut adalah alat musik modern dan alat musik tradisional daerah Batak. 150Para pemuda yang bertalenta untuk mengajar anak sekolah minggu dan remaja, termasuk para mahasawa jurusan teologia, mereka akan bersma-sama mempersiapkan materi sesuai dengan almanak GKPI. 151Peserta ibadah remaja adalah anak-anak yang sudah enggan bergabung dengan anak-anak sekolah minggu dan semua para peserta didik katekisasi sidi. Pelayanan para pemuda dalam ibadah remaja ini untuk memimpin ibadah dalam hal lagu-lagu pujian atau memberi tugas atau PR kepada kaum remaja. Sementara untuk pelayanan firman adalah pendeta atau penatua. 152Nama persekutuan para pemuda untuk paduan suara disebut Koor PP GKPI Padang Bulan. Persekutuan ini akan berlatih setiap hari Kamis jam 19.00-21.00. atau hari tertentu untuk menambah jadwal Latihan. Persekutuan ini selalu terbuka untuk menerima peserta baru bahkan selalu merekrut anggota baru, tidak ada pembatasan jumlah. 153Untuk penyelenggaraan acara besar di GKPI Padang Bulan, misalnya merayakan hari ulang tahun GKPI Padang Bulan, pesta pembangunan, atau acara hari raya gerejawi, maka pemuda akan mengisi beberap seksi dalam kepanitiaan tersebut.
54 dalam jemaat GKPI Padang Bulan secara kualitas telah menjadikan GKPI Padang Bulan sebagai jemaat yang berkembang pesat. Pertumbuhan jemaat di GKPI Padang Bulan selama tahun 2016 – 2022 begitu pesat, pelayanan yang dilakukan berupa Baptisan Kudus,154 perjamuan kudus,155mendewasakan para remaja melalui katekisasi sidi,156 pemberkatan perkawinan.157 Anak-anak yang sudah dibaptisakan masuk ke jenjang pendidikan sekolah minggu, kemudian setelah remaja akan memperoleh pendidikan katekisasi sidi untuk mendewasakan imannya, kemudian mereka masuk dalam persekutuan pemuda-pemudi. Mereka yang sudah dalam kedewasaan iman dapat mempersiapkan dirinya untuk berumah tangga. Pertumbuhan jemaat GKPI Padang Bulan sangat ditopang oleh keterbukaan pelayanan untuk semua orang. GKPI Padang Bulan terbuka untuk melayani mereka yang rindu menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Maka pada awal tahun 2019, seorang pengungsi asal negara Somalia bernama Abdi Rizak Ahmad Ali, datang belajar Injil dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Setelah beberapa bulan belajar tentang Injil, dia dibaptis pada tanggal 17 Februari 2019. Dia selalu setia beribadah di GKPI Padang Bulan, sekalipun belum fasih berbahasa Indonesia. Begitu juga di awal tahun 2020, dua orang perempuan merindukan untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Mereka belajar tiga bulan dan menerima baptisan pada tanggal 22 Maret 2020. Mereka berdua adalah: Laila Safitri dari etnis Padang yang lahir di Jakarta, 26 Februari 1995. Orang tuanya bernama Nasrul dan ibunya bernama Murni yang beralamat di Jorong Kapalo Koto, Nagari Tj. Barulau Batipuh, Tanah Datar. Kemudian: Rida Hanfiah dari etnis Jawa yang lahir di 154 Baptisan bayi atau anak-anak pada tahun 2016 sebanyak 33 orang, tahun 2017 sebanyak 27 orang, tahun 2018 sebanyak 26 orang dan satu dewasa, tahun 2019 sebanyak 24 orang dan dua orang dewasa, tahun 2020 sebanyak 45 orang, tahun 2021sebanyak 34 orang, tahun 2022 sebanyak 25 orang, 155 Pelayanan perjamuan kudus dua kali, saat ibadah Jumat Agung dan Natal. Peserta yang mengikuti perjamuan kudus itu selalu menaik, Jumat Agung 2022 pesertanya berjumlah 1.436 orang. 156 Para remaja yang naik sidi di tahun 2016 sebanyak 36 anak, di tahun 2017 sebanyak 1 anak, di tahun 2018 sebanyak 33 anak, di tahun 2019 sebanyak 23 anak, di tahun 2020 sebanyak 56 anak. di tahun 2021 sebanyak 0 anak, di tahun 2022, sebanyak 44 anak. 157 Pada tahun 2016 ada 10 pasangan yang memperoleh pemberkatan perkawinan. Pada tahun 2017 ada 6 pasangan yang memperoleh pemberkatan perkawinan. Pada tahun 2018 ada 6 pasangan yang memperoleh pemberkatan perkawinan. Pada tahun 2019 ada 9 pasangan yang memperoleh pemberkatan perkawinan dan satu pasangan warga negara asing. Pada tahun 2020 ada 10 pasangan yang memperoleh pemberkatan perkawinan. Pada tahun 2021 ada 19 pasangan yang memperoleh pemberkatan perkawinan. Pada tahun 2022 ada 6 pasangan yang memperoleh pemberkatan perkawinan dan satu pasangan warga negara asing.
55 Jakarta, 23 Januari 1973. Orang tuanya bernama Hendarto dan ibunya bernama Hamidah yang beralamat di Cokrodirjan DN I/542 Yogyakarta. 4.2.2.1. Dominasi Pemuda Pertumbuhan jemaat di GKPI Padang Bulan sangat dinominasi oleh para pemuda. Mereka perlu dilayani oleh para pengkhotbah yang memiliki beban kepada para kaum muda. Setiap selesai ibadah Minggu, para pemuda sering meminta waktu para pengkhotbah untuk melakukan konseling baginya. Banyak beban atau persoalan para pemuda yang menjadi ringan bahkan terbebas dari bebannya ketika dilayani para pengkhotbah yang memiliki hati untuk para pemuda. GKPI Padang Bulan selalu menyusun program tahunan dalam membina para pemuda. Program-program itu adalah untuk membangun kepribadian para pemuda. Bentuk pembangunan kepribadian itu berupa seminar terkait dengan lingkungan dan pergaulan, kiat-kiat untuk belajar efektif, kiat-kiat untuk berkarya, kiat-kiat untuk menjadi professional, kiat-kiat untuk menguasai diri dan hawa nafsunya, kiat-kiat untuk membangun persekutuan persaudaraan, kiat-kiat untuk membangun usahausaha mikro dan kegiatan positif lainnya. Para pemuda juga selalu datang dan pergi ke GKPI Padang Bulan. Mereka yang datang ke kota Medan untuk masuk ke perguruan tinggi akan didoakan. Pelayanan doa bersama untuk para tamatan SLTA/sederajat itu diadakan sekitar bulan Mei. Kemudian ibadah akan diadakan kembali sebagai penyambutan Mahasiswa baru yang telah diterima di perguruan tinggi negeri dan swasta sekitar bulan September. GKPI Padang Bulan juga bekerjasama dengan pelayanan persekutuan UKM KMK USU158 dalam mengadakan kegiatan tersebut. Kehadiran para lulusan SLTA/sederajat dalam acara doa bersama sangat signifikan, begitu juga ketika ibadah penyambutan mahasiswa baru. Kehadiran mereka mencapai 1.200 hingga 2.500 orang. Kapasitas kursi pada kompleks gedung gereja terisi dengan penuh bahkan kursi harus ditambah lagi untuk menampung para pemuda yang hadir. Kesinambungan kehadiran para pemuda di GKPI Padang Bulan selalu grafik naik pada setiap pelayanan penyambutan mereka di setiap tahun ajaran baru.159 Mereka yang sudah tamat dari perguruan tinggi akan merantau lagi ke kota lain atau ke luar 158 UKM KMK USU adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara 159Skala jumlah kehadiran dapat dihitung melalui jumlah ketersediaan kursi dan jumlah persembahan. Pada hari Jumat, 09 September 2016, pukul 11.45 diadakan ibadah penyambutan mahasiswa baru, persembahan adalah Rp. 2.646.500. Ibadah doa bersama untuk memberangkatkan calon mahasiswa baru pada hari Senin, 15 Mei 2017, pukul 09.00, persembahan Rp. 4.726.300. Ibadah penyambutan mahasiswa baru diadakan pada hari Jumat, 07 September 2018, pukul 11.45, persembahan adalah Rp. 6.712.000. Ibadah doa bersama untuk memberangkatkan calon mahasiswa baru pada hari Senin, 07 Mei 2018, persembahan adalah Rp. 9.655.000.
56 negeri, mereka meninggalkan GKPI Padang Bulan, tetapi tidak pernah lupa kepada GKPI Padang Bulan. Pertumbuhan jemaat GKPI Padang Bulan dari kalangan pemuda juga terjadi karena GKPI Padang Bulan menghargai para mahasiswa yang berprestasi melalui pencapaian nilai Indeks Prestasi Komulsatif (IPK) mulai dari IPK 3.50 – 4.00. Banyak diantara mereka juga mencapai IPK 4.00. Bentuk penghargaan bagi mereka adalah berupa bantuan biaya pendidikan. Pada tahun 2016, IPK 3.50 – 3.65 masingmasing menerima Rp. 250.000, dan IPK 3.66 – 3.88 masing-masing menerima Rp. 300.000. Pada tahun 2017, IPK 3.50 – 3.74 masing-masing menerima Rp. 300.000, dan IPK 3.75 – 4.00 masing-masing menerima Rp. 500.000. Pada tahun 2018, IPK 3.50 – 3.74 masing-masing menerima Rp. 300.000, dan IPK 3.75 – 4.00 masingmasing menerima Rp. 450.000. Pada tahun 2019, IPK 3.50 – 3.74 masing-masing menerima Rp. 200.000, dan IPK 3.75 – 4.00 masing-masing menerima Rp. 200.000. Bantuan ini disampaikan ketika perayaan hari ulang tahun berdirinya GKPI Padang Bulan, yakni pada hari Minggu yang berdekatan dengan tanggal 28 September. Ada beberapa prestasi penting yang diraih oleh Pemuda GKPI Padang Bulan untuk mengharumkan nama GKPI Padang Bulan di bidang prestasi tarik suara secara Nasional dan Internasional antara lain: 1. Tahun 2016 mengikuti Pesparawi Nasional Mahasiswa di Medan dan meraih juara III. 2. Tahun 2016 mengikuti Lomba Paduan Suara Folklore USU di Medan dan meraih juara I. 3. Tahun 2016 mengikuti Medan Christmas Singing Festivaldi Medan dan meraih juara I. 4. Tahun 2017 mengikuti Blessing Talitacum Choir Competition di Medan dan meraih juara I, dan best conductor. 5. Tahun 2017 mengikuti Bali International Choir Festival di Bali dan memperoleh medali emas. 6. Tahun 2017 mengikuti Lomba Paduan Suara Folklore USU di Medan dan meraih juara II. 7. Tahun 2017 mengikuti The Great Choir Festival di Medan dan meraih juara III. 8. Tahun 2018 mengikuti Blessing Talitacum Choir Competition di Medan dan meraih juara I, dan best conductor. 9. Tahun 2018 mengikuti Lomba Paduan Suara Folklore USU di Medan dan meraih juara III. 10.Tahun 2019 mengikuti Bali International Choir Festival di Bali dan memperoleh medali emas.
57 11. Tahun 2021 mengikuti Pesparawi Provinsi di Pematangsiantar dan memperoleh juara I. 12.Tahun 2022 mengikuti Pesparawi Nasional XIII di Yogyakarta dan meraih medali emas. Karya besar dari pelayanan kreatifitas dari pemuda adalah pengadaan media online. Mereka yang lahir dalam era generasi milenial, sangat memahami perkembangan zaman teknologi dan menjalankan pelayanan di GKPI Padang Bulan secara online. Kehadiran para pemuda memaksa para pelayan untuk memanfaatkan IT dalam menjangkau jiwa muda dalam era digital. GKPI Padang Bulan telah memiliki chanel youtube, pemuda meningkatkan pelayanan dengan mengisi lagu-lagu pujian melalui cover lagu-lagu rohani. Demikian juga pelayanan melalui media online atau live streaming, konten dan cover lagu-lagu ini sangat menunjang pelayanan yang dapat terhubung secara meluas, karena bersifat terbuka untuk publik. 4.2.2.2. Loyalitas Berjemaat Pertumbuhan jemaat selalu terjadi karena jemaat itu loyal. GKPI Padang Bulan Medan didatangi orang-orang untuk beribadah dalam empat sesi peribadahan itu dapat mencapai jumlah 10.000 orang. Mereka senang menceritakan pengalaman peribadahan itu kepada sesamanya. Pelayanan yang sungguh di GKPI Padang Bulan menjadikan mereka sangat loyal. Ada banyak perguruan tinggi di sekitar daerah Padang Bulan, hal ini memungkinkan bahwa tempat tinggal atau tempat kos para mahasiswa begitu banyak di daerah Padang Bulan. Secara praktis, GKPI Padang Bulan tentu sangat masuk akal dihadiri oleh sejumlah besar pemuda atau masyarakat umum untuk beribadah. Tetapi perlu juga dipahami bahwa banyak juga berdiri gereja di sekitar daerah Padang Bulan dan tidak mengalami hal sedemikian, jumlah peserta ibadah di gereja itu hanya memenuhi gedung gereja yang disediakan untuk beribadah, bahkan tidak terisi penuh pada kursi yang tersedia.160 Penunjang ketertarikan untuk beribadah adalah didukung oleh berbagai faktor, termasuk musik dan nyanyian, begitu juga pelayan firman, terlebih penyambutan kehadiran warga jemaat oleh para pelayan yang ramah. Pengaruh pelayanan dan kehadiran tokoh nasional dan tokoh gereja.161 160Ada beberapa gedung gereja di sekitar Padang Bulan yang berdekatan dengan GKPI Padang Bulan, antara lain GBKP Pamen yang berjaraksekitar 100 meter. Gereja yang lain yang berjarak sekitar 500 meter hingga 1sampai 2 kilometer antara lain HKBP Padang Bulan, GKPS Padang Bulan, gereja Rom Katolik dan beberapa gereja yang lain. 161 Banyak tokoh gereja yang selalu melayani melalui khotbah, Bishop (em) GKPI Pdt. Dr. MSE. Simorangkir, M. Th , Ephorus (em) HKBP Pdt. Dr. JR Hutauruk, Pdt. Dr (hc) WTP Simarmata,
58 4.2.2.3. Kedewasaan Rohani Jemaat Pertumbuhan jemaat GKPI Padang Bulan terjadi karena gerakan kesungguhan dari para pelayan yang dilakukan secara menyeluruh. Jemaat perlu mengalami kedewasaan rohani. 162 GKPI Padang Bulan membangun kerohanian setiap warganya untuk lebih bertumbuh bahkan lebih dewasa. Kedewasaan Rohani itu memang terjadi dalam proses yang panjang.163 Dalam hal ini, GKPI Padang Bulan tidak akan putus-putusnya mengambil peran dalam membangun karakter warga jemaat. Ketika gereja sanggup mendewasakan umatNya, di mana hasil yang dirasakan adalah :dewasa dalam pengertian (Ibr. 5:14), dalam cara berpikir (1Kor. 14:20), dewasa dalam pemahaman (Ef. 4:12-13), dewasa dalam menghargai (Flp. 2:3-4), maka gereja siap berkontribusi dalam membangun umat, sebab gereja telah memiliki jemaat yang missioner artinya “pengutusan”. Pengutusan berasal dari Allah dalam rangka menyelamatkan dunia. Demikian Karya penyelamatan Allah ini disebut dengan “Missio Dei” yang dilakukan oleh GKPI Padang Bulan. 164 Kedewasaan rohani menjadikan perdamaian bagi sesamanya. Sebagaimana dalam masa Periode 2010-2015, PHJ GKPI Padang Bulan Medan tidak dapat bekerjasama untuk menata dan bertanggungjawab secara bersama. Guru Jemaat tidak bekerjasama dengan Sekretaris Jemaat dan Bendahara Jemaat. Laporan pertanggungjawaban di akhir periode tahun 2015 tidak ditandatangani oleh Guru Jemaat karena mereka mengalami miskomunikasi dan berbeda persepsi tentang laporan yang ditulis oleh Sekretaris dan Bendahara.165 Sampai akhirnya laporan pertanggungjawaban yang sudah dilaporkan kepada seluruh warga jemaat pada sidang umum jemaat, mereka tidak terlihat sebagai PHJ yang kolektif untuk menyatukan dalam pelaporan seluruh kegiatan penyelenggaraan kegiatan GKPI Padang Bulan Medan di periode tersebut, mereka bahkan tetap tidak memiliki MA, Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing, Pdt. Dr. Bonar Napitupulu, Pimpinan Ortodoks Medan Pater Dr. Parluhutan Manalu, MM, Menteri Hukum dan HAM: Dr. Yasonna Laoly dan para artis. 162GKPI berdiri dan memisahkan diri dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) memiliki keinginan untuk menjadi gereja pembaharu yang melakukan perbaikan dalam tubuh Kristus. Bahwa GKPI akan menjadi wadah bagi orang percaya untuk bertumbuh secara rohani, bukan hanya untuk suku Batak saja. Di dalam GKPI, warganya sebagai orang percaya dapat menikmati persekutuan bersama dengan sesama warga jemaat dari berbagai suku dan menikmati berkat-berkat rohani melalui pujian, kesaksian dan renungan Firman Tuhan. 163J.M. Fuster SJ, Teknik Mendewasakan Diri, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hal. 5 164 A.de Kuiper, Missiologi, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993, hl. 9-10 orang Inggris, Jerman dan Prancis mengatakannya “Mission” 165 Periode 2010-2015, Guru Jemaat adalah Pnt. Ir. Humisar Simanungkalit; Sekretaris Jemaat adalah Pnt. Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA; Bendahara Jemaat adalah Pnt. Mangasi Sitanggang, SE.
59 komunikasi yang baik dalam periode itu bahkan sampai pada paska periodisasi. Penulis yang selalu menerapkan persahabatan itu, selalu menerapkan untuk dapat saling menerima segala kekurangan masing-masing dan saling mengampuni. Maka sebelum Pnt. Ir. Humisar Simanungkalit meninggal dunia, dia meminta pelayanan perjamuan kudus untuk dilayankan kepadanya, dan penulis melayankan skramen itu. Pelayanan perjamuan kudus dilakukan oleh penulis pada hari Jumat sore tanggal 15 April 2023. Selesai pelayanan perjamuan kudus, Pnt. Ir. Humisar Simanungkalit meminta kepada penulis agar dipertemukan dengan rekannya PHJ periode 2010- 2015, yakni Pnt. Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA dan Pnt. Mangasi Sitanggang, SE. Penulis mengundang mereka berdua untuk bersama-sama ke rumah sakit untuk besuk. Pertemuan itu berlangsung pada malam hari, mereka bertiga saling memaafkan, menerima satu sama lain dan saling mengampuni. Besoknya hari Sabtu, 16 April 2023, Pnt. Ir. Humisar Simanungkalit meninggal dunia. Peristiwa itu menjadi momentum buat seluruh para pelayan dan warga jemaat GKPI Padang Bulan, sebagai tindakan nyata atas ekklesia yang terbangun dengan benar. Warga jemaat percaya bahwa para pelayan atau penatua dapat menghidupi firman Tuhan. 4.2.2.4. Semangat Berdiakoni Pertumbuhan jemaat GKPI Padang Bulan Medan juga terjadi karena melakukan diakoni untuk warga jemaat, dan warga jemaat juga diarahkan untuk berdiakoni ke luar warga jemaat. Seperti diakoni kepada korban bencana alam serta membantu pembangunan gedung gereja, jemaat berbagi kasih melalui pengumpulan kolekte saat peribadahan. Sejumlah uang yang terkumpul akan diserahkan kepada warga yang terkena musibah tersebut. Dengan memaknai dan melakukan komunitas yang berdiakoni, GKPI Padang Bulan Medan akan semakin didatangi bahkan dipadati oleh orang-orang penerima kasih Kristus dari GKPI Padang Bulan, begitu juga kehadiran dari orang-orang yang telah mendengar berita kebaikan atau perlakuan dan sikap yang baik dari komunitas GKPI Padang Bulan. 4.3. Rekonstruksi Eklesiologis Berbasis Pengalaman Di GKPI Padang Bulan Medan. Rekonstruksi lebih kepada pemahaman untuk membangun kembali prinsip ekklesia yang hakiki dan sesuai dengan misinya, terlebih kepada arti ekklesia yang sesungguhnya. Rekonstruksi eklesiologi ini menegaskan kembali ekklesia dalam pemahaman asasinya, dari pemahaman eklesiologi secara umum yang menjelaskan bahwa ekklesia menunjuk pada komunitas orang-orang yang dipanggil. Untuk itu ekklesia direkonstruksi supaya dalam membangun persekutuan dalam gereja itu mulai awal membentuk persekutuan, memelihara persekutuan itu dan untuk
60 menopang sehingga gereja dapat hidup dan berkesinambungan adalah dengan kerangka berikut. 4.3.1. Rekonstruksi Eklesiologis 4.3.1.1. Dasar Teologis Dalam Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2, di Matius 16: 18 bahwa kata jemaat sudah diganti dengan kata gereja. Matius 16: 18 Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. (Tulisan Yunani: καγω δε σοι λεγω οτι συ ει πετρος και επι ταυτη τη πετρα οικοδομησω μου την εκκλησιαν και πυλαι αδου ου κατισχυσουσιν αυτης). Yesuslah Batu Karang itu, Dialah dasar gereja-Nya, dan Allah adalah arsiteknya. Allah yang membangun jemaat itu. Allah adalah pekerja yang utama, sedangkan umatNya hanyalah pekerja-pekerja di bawah perintahNya. Allah menghendaki agar di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan (Ef 2:21). 4.3.1.2. Bangunan Allah Didirikan Setiap umat disejajarkan dengan batu hidup dan gereja disejajarkan dengan bangunan besar yang hidup, yang di dalamnya umat Allah dibangun (1 Petrus 2:5). Jelas, ini artinya bahwa gereja itu adalah suatu komunitas yang dapat menemukan tempatnya yang sejati hanya jika dibangun di dalam bangunan yang kokoh dan besar itu, yakni Yesus Kristus. Bangunan Allah berlangsung dengan setiap bagiannya dilekatkan kepada Kristus. Pilar-pilarnya dibuat menurut berbagai macam seni, pintu-pintu masuk dan jendela dihias dan berdekorasi. Dalam gedung yang satu itu terdapat kepelbagaian seni arsitektur; tetapi seluruh gedung itu merupakan satu kesatuan karena seluruhnya dipakai untuk berbakti kepada Allah dan untuk bertemu Kristus. Setiap gereja memiliki kesatuan yang tidak berasal dari organisasi maupun dari pelayanan ibadahnya, melainkan berasal dari Kristus Kepala Gereja. Ubi Christus, ibi ecclesia yang artinya di mana Kristus ada, di situ Gereja ada. Gereja hanya akan menghayati dan mewujudkan kesatuannya, jika Gereja itu sadar bahwa keberadaannya itu tidak untuk menyebar-luaskan pandangan seseorang, melainkan untuk menjadi tempat kediaman Kristus dan Roh Kudus, dan tempat di mana orang-orang yang mengasihi Kristus dapat saling bertemu di dalam Roh Kudus itu. 4.3.1.3. Pembangunan yang Berkesinambungan Untuk pembangunan Tubuh Kristus itu secara berkesinambungan, Roh Kudus memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi maupun gembala orangorang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan Tubuh Kristus, sampai
61 semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Semua para pelayan bagi pembangunan tubuh Kristus itu adalah para pelayan yang berdedikasi tinggi, mengabdi dan setia dalam pelayanan. Memiliki semangat yang tinggi dalam menjalankan pelayanan tersebut, baik dalam keadaan sulit atau rintangan yang berat. Para pelayan yang cakap dalam mengajar, berprilaku ramah melalui perkataan dan perbuatan. Pembangunan yang berkesinambungan itu bertujuan untuk semakin memperbesar bangunannya yakni komunitas dalam gereja. Membangun secara kontiniu berarti memperhatikan segala sesuatu untuk mendukung pembangunan, termasuk membereskan hal-hal penghambat dan memperlengkapi hal-hal yang perlu dalam membangun jemaat. Gereja yang sudah berkembang dan berkesinambungan itu perlu terpelihara dan fokus kepada tujuan gereja itu sendiri. 4.3.1.4. Tujuan Gereja Tujuan utama dari gereja itu adalah membawa Injil ke seluruh umat dan bersekutu di dalam Kristus. Untuk itu, para pelayanan Gereja harus dapat berjalan terus dengan baik dalam terang Kristus. Pelayanan yang dilakukan ialah pelayanan secara praktis. Pengemban tugas Gereja tidak boleh hanya menjadi pembicara mengenai masalah-masalah teologi atau aturan-aturan Gereja; ia harus menjalankan tugasnya sedemikian rupa agar pelayanan praktis kepada umat Allah berjalan terus dengan baik. Tujuan besar yang lain ialah agar warga jemaat mencapai kemanusiaan yang sempurna. Gereja bukanlah tempat untuk mengusahakan kehidupan yang sopan dan terhormat. Tujuan dari gereja ialah agar warganya menjadi teladan yang baik bagi sekelilingnya, baik laki-laki maupun perempuan. Tujuan gereja sebagaiman Yesus mengamanatkan, untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa, bahasa, suku, dan saudara, supaya dari antara mereka akan terkumpul suatu himpunan yang menjadi jemaat Tuhan. Himpunan itu adalah umat yang bertumbuh semakin serupa dengan Kristus. 4.3.1.5. Rumah Tangga Allah. Surat Ibrani menggambarkan dunia sebagai rumah dan keluarga Allah. Orang Yunani memakai kata oikos juga dalam dua arti. Dengan demikian dunia adalah rumah Allah dan umat manusia adalah keluarga Allah. Yesus Kristus adalah Pencipta rumah itu; dan sang Pencipta tentu lebih tinggi dari rumah ciptaanNya itu. Gereja adalah rumah tangga Allah, sebab Allahlah yang dalam arti khusus mendirikannya. Itulah gambaran tentang Gereja yang disukai Perjanjian Baru (1 Ptr
62 4:17; 1 Tim 3:15 dan terutama 1 Ptr 2:5). Bangunan Gereja itu berdiri kokoh hanya jika setiap batunya kokoh. Bangunan Gereja itu berdiri kokoh hanya jika setiap warganya mempunyai harapan yang teguh dan penuh kebanggaan dalam Yesus Kristus. Umat masing-masing adalah sebagai batu dalam bangunan Gereja. Jika sebuah batu rapuh maka seluruh bangunan terancam bahaya. Gereja akan berdiri kokoh hanya kalau setiap batu yang ada di dalamnya berakar dan beralas pada iman dalam Yesus Kristus. Gereja sebagai rumah tangga Allah itu terbuka bagi para pendatang, penumpang atau orang asing di tengah masyarakat. Para pendatang itu biasanya mengalami kesulitan untuk dapat diterima oleh masyarakat setempat, tetapi gereja harus dapat menjadi tempat persekutuan yang nyaman bagi mereka. Paulus juga mencermati para pendatang yang disebut juga orang asing (Yun: xenos), dan hidup mereka tidak mudah, mereka selalu dicurigai, dibenci dan tersisih. Masyarakat bisa saja membangun pagar dan dinding-dinding pemisah bagi mereka, tetapi gereja tidak boleh eksklusif hanya untuk diri sendiri. 4.3.1.6. Komunitas yang Hidup dan Terbuka. Gereja itu harus teruji menjadi contoh memuliakan Allah, setiap umat harus menggambarkan dirinya juga sebagai umat yang selalu menyaksikan kasih Kristus. Semua umat mengalami kedekatan kepada sesamanya dan terbuka untuk membicarakan setiap persoalan hidup dan bersedia menjawab kebutuhan-kebutuhan mereka melalui kasih Kristus (1 Kor. 13). Gereja sebagai komunitas yang hidup memiliki sikap yang peduli yang selalu siap untuk menolong sesamanya dan tidak membeda-bedakan.Paulus menekankan bahwa Gereja adalah milik Kristus, dan semua umat terkumpul sebagai keturunan Abraham: "Kalau kamu milik Kristus, maka kamu adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah" (Gal. 3:29; 6:16; Rom 9:6). Gereja sebagai umat Allah, tidak mengungkapkan kekhususannya yakni kesatuan dengan Kristus. Hanya karena kesatuan dengan Kristus Gereja adalah umat Allah yang saling mengasihi. Dengan menjaga dan memelihara komunitas di GKPI Padang Bulan, maka komunitas ini telah mengungkapkan bahwa komunitas itu adalah suatu jawaban terhadap kebutuhan setiap orang akan kehangatan, perhatian penuh, dukungan, untuk menjawab juga pada pergumulan hidup serta membimbing, mendamaikan, memperbaiki, menyembuhkan orang yang berdukacita, yang terluka batinnya, mendorong ke arah pengembangan, pertumbuhan secara holistis di dalam Kristus.
63 BAB V HASIL PENELITIAN, DISKUSI DAN TEMUAN 5.1. Hasil Penelitian Dalam bab ini, peneliti memaparkan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh dari sumber informan pokok dan informan kunci melalui wawancara. Data yang diperoleh dari duabelas sumber Informan yakni mereka yang berada pada lingkup penelitian, yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi, yang memiliki banyak pengalaman tentang masalah penelitian ini dan yang paling tahu mengenai apa yang diharapkan dalam penelitian ini. 5.1.1. Hasil Penelitian Kajian Peranan GKPI Padang Bulan Medan dalam Memaknai Gereja Sebagai Komunitas yang Terbuka. GKPI Padang Bulan Medan adalah suatu kehadiran gereja yang menuntut kebenaran yang harus terjadi di dalam tubuh Kristus itu sendiri. GKPI Padang Bulan berdiri merupakan suatu peristiwa pertentangan yang terjadi di gereja sebelumnya sebagai tempat persekutuan dari jemaat GKPI Padang Bulan Medan. Keadaan jemaat merasakan ketidak harmonisan terhadap pelaksanaan peraturan dan juga kurangnya pelayanan yang didapatkan, di mana para pendeta dan pengurus resort tidak lagi memikirkan pelayanan terhadap jemaat, namun sudah berorientasi terhadap materi semata, di mana pada saat itu ada oknum-oknum yang telah menguasai jalannya peraturan di gereja. Sebagai gereja yang baru berdiri, GKPI Padang Bulan sudah berperan sebagai komunitas yang terbuka, menerima siapapun. Jumlah warga jemaat bertambah, baik dari warga jemaat HKBP Sudirman, karena faktor domisili yang dekat dan juga faktor adanya kesamaan perasaan sesama. Warga jemaat juga bertambah dari HKBP Padang Bulan yang dulunya sangat menentang berdirinya GKPI Padang Bulan. Jemaat baru tersebut, tentu semakin memperbanyak jumlah warga jemaat. Pembaharuan yang ditempuh adalah dengan mendirikan gereja baru, gereja yang terbuka secara nasional, melintasi batas-batas kesukuan, yakni GKPI dan selanjutnya bernama GKPI Padang Bulan Medan. Gereja baru itu dengan tekun untuk melakukan tri tugas gereja secara benar dan memiliki dasar persekutuan yang benar yakni Yesus Kristus. GKPI Padang Bulan pada awal berdirinya dilayani dan dikawal dengan baik oleh para penatua, yang mengurus jemaat teristimewa oleh Pnt. H. Tumanggor sebagai Guru Jemaat dan Pnt. Prof. Apul Panggabean, MA sebagai Sekretaris Jemaat. Gereja yang dibangun itu terbuka bagi siapapun dan kedua tokoh ini sangat rajin
64 mengunjungi para pemuda dan mahasiswa di sekitar kota Medan secara umum, dan di daerah Padang Bulan secara khusus. Dampak pelayanan mereka dalam semangat pembaharuan menyatakan keadaan sekarang ini dengan melihat pelayanan-pelayanan mereka di masa lalu, bahwa GKPI Padang Bulan sangat dinominasi oleh para kalangan pemuda dan mahasiswa. Penerapan sebagaimana gereja dalam seluruh aspek kegiatan pelayanan, bersama-sama dengan para pelayan di GKPI Padang Bulan, termasuk warga jemaat yang mempunyai keprihatinan bersama untuk kembali membangun ekklesia yang sebenarnya, telah membuahkan hasil. Perjalanan GKPI Padang Bulan selalu dievaluasi untuk mencari langkah-langkah selanjutnya dalam mengembangkan gereja itu. Situasi yang baru selalu mengundang evaluasi, analisis dan sintesis yang baru pula. Terjadilah proses dialektis antara aksi dengan refleksi, dan dengan demikian terjadi juga gerakan yang kreatif. 5.1.2. Hasil Penelitian Kajian Fungsi GKPI Padang Bulan Medan Merefleksikan Gereja Sebagai Komunitas yang Terbuka. GKPI Padang Bulan telah didirikan untuk memperbaiki masa lalu, sehingga kesadaran seluruh pelayan dan warga jemaat berkeinginan untuk meninggalkan caracara yang sudah tidak sehat dalam hidup berjemaat. Maka warga jemaat bersatu dan penuh sukacita, saling bahu membahu untuk membangun gedung gereja, membangun persekutuan dan mencari jiwa. Komunitas di GKPI Padang Bulan Medan selalu membenahi persekutuannya, baik dalam ibadah bersama di gedung gereja dan di rumah-rumah warga jemaat. Keistimewaan komunitas di GKPI Padang Bulan adalah berkumpulnya para anggota dari warga jemaat yang sangat potensial dan memiliki Sumber Daya Manusia yang cukup dalam hal pendidikan. Atas semangat untuk membangun terus GKPI Padang Bulan, didirikanlah SMP GKPI dan SMA GKPI Padang Bulan, yang sampai saat ini sekolah-sekolah tersebut masih tetap ada. Fungsi GKPI Padang Bulan sangat representatif, dan boleh dikatakan sangat kondusif, tidak pernah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bahkan jika ada persoalan para penatua, atau majelis, persoalan itu dapat diselesaikan dengan baik. Jemaat yang selalu dalam keadaan damai menjadi tujuan dari masyarakat kota Medan untuk bergabung dalam komunitas itu. Bahkan GKPI Padang Bulan diberikan kepercayaan untuk melaksanakan Sinode-Am Priode tahun 2010 sebagai ajang nasional di GKPI. Sekalipun memiliki dinamika yang tinggi, komunitas itu terbuka untuk saling menerima pendapat walaupun dirasakan sangat tajam. Tidak kalah pentingnya, kontribusi dan kritikan dari para partisipan dalam peribadahan di GKPI Padang
65 Bulan yakni para mahasiswa yang sangat membangun. Semuanya diterima demi tujuan bersama yakni persaudaraan yang saling menghormati. GKPI Padang Bulan semakin dikenal melalui para pemuda yang berprestasi dalam dunia pendidikan dan dunia seni. Secara khusus, prestasi tarik suara yang diikuti oleh PP GKPI lewat paduan suara, baik yang diselenggaran secara Nasional dan Internasional. Prestasi ini sangat penting, untuk mendorong keinginan para pemuda yang lain lebih banyak lagi datang dan bergabung di GKPI Padang Bulan dalam talenta bernyanyi. Kaum muda gereja haruslah dapat berfungsi sebagai garam dan terang bagi pemuda lainnya di GKPI Padang Bulan atau bagi pemuda pada umumnya. Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi sarana dalam membentuk kepribadian dan keimanan kaum muda. Masa depan GKPI Padang Bulan ada pada pemuda, maka sangat perlu memperhatikan hal-hal yang berkait dengan pembentukan spiritualitas para pemuda sehingga etika kehidupan dan pergaulan remaja dan pemuda sangat menunjang jiwa kekristenan yang sesungguhnya. Ada banyak tantangan dan pencobaan bagi para pemuda, mereka yang tidak tersentuh dari pelayanan itu akan cenderung melakukan keonaran yang meresahkan masyarakat, apakah itu berkaitan dengan kenakalan remaja atau pergaulan yang tidak terkontrol, bahkan mengarah kepada kumpul kebo dan macam-macam perbuatan terlarang. 5.1.3. Hasil Penelitian Kajian Pembenahan GKPI Padang Bulan Medan Dalam Menjawab Pergumulan Dunia. GKPI Padang Bulan Medan adalah gereja yang terbuka dan mensyukuri banyaknya orang-orang datang beribadah di tempat ibadah GKPI Padang Bulan. Kehadiran jumlah orang yang dating dalam empat sesi peribadahan itu dapat mencapai jumlah 10.000 orang dan dinominasi oleh para pemuda dan mahasiswa. Kehadiran warga jemaat ini telah berkontribusi dalam pengumpulan persembahan. Melalui doa persembahan di GKPI Padang Bulan juga akan menggunakan persembahan itu untuk kejayaan kerajaan Allah di tengah Gereja di seluruh dunia ini. Artinya, persembahan itu dapat juga difungsikan atau disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Seperti untuk diakoni kepada yang sakit, penderitaan melalui kerugian material yang diakibatkan bencana alam. Diakoni GKPI Padang Bulan akan menolong sebagian penderitaan masyarakat. Mereka yang menerimanya di sekitar kota Medan akan sangat loyal kepada GKPI Padang Bulan, dan mereka yang menerima diakoni itu di luar kota Medan, akan selalu menceritakan perbuatan baik GKPI Padang Bulan kepada siapapun. Pengkhotbah yang diundang untuk melayani peribadahan, yang juga memiliki beban kepada para kaum muda, karena dominasi pemuda lebih memenuhi setiap
66 kursi tempat ibadah. Banyak beban atau persoalan para pemuda yang menjadi ringan bahkan terbebas dari bebannya ketika dilayani para pengkhotbah yang memiliki hati untuk para pemuda. GKPI Padang Bulan diyakini sebagai gereja yang diberkati untuk menjadi berkat bagi orang lain. Gereja ini selalu didatangi oleh pemohon batuan melalui proposal-proposal, baik untuk pembangunan gedung gereja atau untuk biaya operasional. Gedung gereja juga terbuka untuk kebutuhan masyarakat sekitar, untuk program pemerintah bahkan untuk sesama umat beragama. Gereja juga bersedia dipakai untuk pengadaan seminar oleh pemerintah, sekolah-sekolah dan vaksinasi masa virus covid 19. 5.1.4. Hasil Penelitian Kajian Upaya GKPI Padang Bulan Medan Dalam Mempersiapkan Pelayan yang Berdedikasi, Ramah, Bersahabat, Penuh Pengabdian dan Setia. GKPI Padang Bulan membutuhkan contoh atau keteladanan dari para pelayan seniornya. Sosok penatua seperti Pnt. Hadrianus Tumanggor dan Pnt. Prof. Apul Panggabean, yang sangat gigih dalam pengabdiannya telah menjadi contoh pelayan yang berdedikasi, ramah, bersahabat dan setia. GKPI Padang Bulan memiliki tujuan utama dalam jiwa para pelayan yakni membentuk para pelayan sebagai orang yang percaya kepada Yesus, diperlengkapi melalui firman Tuhan, memperkuat iman dan spiritualitasnya. Mereka diharapkan dapat menghindarkan diri dari pola hidup yang buruk. Upaya GKPI Padang Bulan melakukan model persahabatan dalam persekutuan para pelayan, lewat sermon penatua atau retreat penatua dan keluarga. Program pengajaran ini dilakukan setelah merekrut untuk penerimaan calon penatua. Pelaksanaan bimbingan dan pengajaran ini dilakukan oleh pendeta. Tujuan pengajaran ini adalah untuk membentuk spritualitas yang kokoh sebagaimana tertulis dalam Kolose 2:7 Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. Pengajaran ini akan membentuk pribadi sebagai pelayan yang berdedikasi, ramah, bersahabat, penuh pengabdian dan setia. Di GKPI Padang Bulan, khotbah dijadikan pusat ibadah, musik dan nyanyian dalam ibadah di GKPI Padang Bulan penunjang yang amat penting, baik dalam pelayanan pada setiap peribadahan, apakah ibadah Minggu atau ibadah lainnya, selalu menitikberatkan atau menempatkan posisi penting untuk musik dan nyanyian. Khotbah yang hidup dan menarik membuat para peserta ibadah terus-menerus berkerinduan untuk selalu beribadah di GKPI Padang Bulan. Demikian juga melalui pelayanan musik dan nyanyian yang sangat mengena kepada jiwa penyembah Allah,
67 menjadikan peribadahan lebih khusuk dan menyegarkan, teristimewa bagi para pemuda. Banyak warga yang selalu datang atau hadir dalam ibadah minggu, tetapi ternyata mereka belum dibaptis atau belum menjadi Kristen. Untuk itu, penulis selalu mengarahkan para pemberita firman untuk selalu memperkenalkan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang menerima siapapun yang datang kepadaNya. Penulis dalam khotbah yang disampaikan juga mengetahui bahwa ada warga yang selalu beribadah dan belum dibaptis. Untuk itu peneliti selalu menekankan akan keterbukaan GKPI Padang Bulan untuk melayani mereka yang rindu menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Pada awal tahun 2019, seorang pengungsi asal negara Somalia bernama Abdi Rizak Ahmad Ali, datang menemui penulis. Dia ingin belajar Injil dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Dia dibaptis pada tanggal 17 Februari 2019. Begitu juga di awal tahun 2020, dua orang perempuan merindukan untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Mereka belajar tiga bulan dan menerima baptisan pada tanggal 22 Maret 2020. Mereka berdua adalah: Laila Safitri dari etnis Padang dan Rida Hanfiah dari etnis Jawa. Pelayan dapat menjadi teladan apabila memiliki ucapan, sikap, danperilaku untuk diteladani. Kompetensi menjadi pelayan adalah kondisi minimal ucapan, sikap dan perilaku yang harus dimiliki sehingga dapat dijadikan cermin, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam hal ini seseorang haruslah mempunyai sikap rendah hati sehingga dapat hidup dengan keteladanan. Para pelayan menjadi contoh, pola bagi jemaat (1Tim. 4:12). Keteladanan itu menjadi ciri kepribadian dalam kehidupan jemaat, supaya dengan ciri kepribadian itu jemaat menjadi teladan, contoh, dan pola bagi orang-orang yang berada di sekitar mereka. Para pelayan adalah sarana atau alat untuk mengomunikasikan Injil kepada orang-orang di sekitar lokasi kehidupan jemaat. Para pelayan harus memelihara hubungan yang baik dengan semua anggota jemaat dengan bersikap hormat dan sopan terhadap semua orang. Para pelayan harus menjadi penurut-penurut Allah sebab para pelayan dituntut kesediaan untuk berjalan dalam terang ilahi setiap hari. 5.2. Diskusi 5.2.1. Diskusi Peranan GKPI Padang Bulan Medan dalam Memaknai Gereja sebagai Komunitas yang Terbuka Arti dari gereja menurut enam informan mengatakan bahwa gereja itu adalah tempat peribadahan. Tempat peribadahan itu sangat penting untuk tempat komunitas melakukan penyembahan dan tempat memberi persembahan. Sementara empat informan mengatakan bahwa gereja itu adalah orang, suatu komunitas yang
68 bersekutu, dan mereka dapat membangun gedung sebagai tempat resmi untuk beribadah kepada Tuhan. Mengenai makna gereja itu, dapat didiskusikan melalui latar belakang berdirinya GKPI Padang Bulan. Enam informan mengatakan bahwa makna kehadiran gereja itu adalah didorong oleh kerinduan mewujudkan pembaharuan atau reformasi, sebagai upaya untuk suatu perbaikan komunitas. Komunitas itu harus saling mengasihi, yang saling memperhatikan. Sementara empat informan mengatakan bahwa gereja itu adalah perwujudan memberi persembahan yang dipersembahkan dengan ketulusan hati dan tidak akan digugat kembali atau ditarik kembali. Diskusi tentang apakah GKPI Padang Bulan telah memahami gereja sebagai komunitas yang terbuka. Semua informan menjelaskan bahwa gereja itu adalah komunitas yang terbuka, suatu kerinduan yang memiliki persekutuan yang tidak lagi bersifat etnis atau kesukuan. GKPI secara nasional sangat diyakini sebagai gereja yang dapat menerima siapapun. Gereja itu telah menanamkan persahabatan kepada siapapun. Sejak awal, para mahasiswa sudah bahagian dari tujuan untuk menerima mereka dalam komunitas, tanpa melihat latar belakang mereka. Persekutuan dalam GKPI Padang Bulan begitu ramah dan bersahabat. Komunitasnya terawat, bahkan pelayanan juga terbuka bagi siapapun untuk dapat menjadi pelayan. Diskusi mengenai bagaimana GKPI Padang Bulan membenahi dirinya untuk menjadi gereja sebagai komunitas yang terbuka. Maka lima informan menjelaskan bahwa GKPI Padang Bulan melakukan kerjasama antara orang tua dan para pemuda yang sudah bersekutu untuk tetap mengembangkan jemaat ini dengan cara menjumpai para pemuda yang lain dan mengundang untuk datang ke GKPI Padang Bulan. Lima informan menjelaskan bahwa pengurus gereja juga aktif untuk mengupayakan ketertarikan kepada pemuda untuk mau datang dan selalu merindukan komunitas itu dengan cara mengadakan Bible Study untuk mengembangkan kerohanian para pemuda. Pengurus gereja mendukung komunitas pemuda yang sudah terbentuk melalui program-program untuk mengembangkan komunitas pemuda. Diskusi tentang bentuk persekutuan yang dibangun GKPI Padang Bulan sudah menjadi komunitas yang terbuka. Semua informan dapat menjelaskan bentuk persekutuan yang dibangun oleh GKPI Padang Bulan adalah dengan melakukan kedekatan satu sama lain telah menjadi bentuk komunitas yang terbuka. Melakukan persekutuan doa dan ibadah rumah tangga secara sektoral. Pnt. Hadrianus Tumanggor sejak awal berdirinya GKPI Padang Bulan sangat dekat dengan pemuda-
69 pemudi artinya apapun masalah di pemuda-pemudi, tetap ditangani dengan bijaksana. Bentuk komunitas yang terbuka juga dengan membangun sarana pendidikan. Dengan membangun SMP dan SMA GKPI Padang Bulan, sudah pasti akan didatangi oleh banyak orang untuk menyekolahkan anak-anak mereka dan sudah pasti akan menyaksikan sendiri tentang GKPI Padang Bulan. Demikian juga upaya dari GKPI Padang Bulan selalu gencar untuk mencari anak didik sebanyak mungkin. Bentuk persekutuan itu berupa bergotong-royong dalam melakukan pembangunan fisik yang melibatkan setiap warga dengan melakukan peranan kecil atau besar. Warga jemaat dan para pemuda berkontribusi dan sangat antusias mengerjakan mengangkat pasir dari sungai, mengangkat batu, dan warga jemaat yang pandai bertukang ikut mendirikan gedung gereja dan para ibu-ibu ikut serta membawa makanan ringan atau kue-kue dari rumah masing-masing untuk menyemangatinya dan anak-anak sekolah minggu juga terlibat untuk penggembira dalam proses pembangunan tersebut. Dengan rasa tanggung jawab yang besar, para ibu-ibu rela melepaskan perhiasan emasnya, kalungnya untuk dikumpulkan membiayai mendirikan gedung GKPI Padang Bulan. Persekutuan yang dibangun oleh GKPI Padang Bulan menjadikan segala sesuatu terpenuhi, baik dari segi kebutuhan dana dan daya. Dalam diskusi ini, semua informan menjelaskan bahwa pelayanan adalah komitmen untuk dapat memberi pelayanan yang terbaik. Pelayan yang mengabdikan dirinya untuk semua pelayanan, mempersembahkan hidupnya baik dalam waktunya dan materinya, memprioritaskan pelayanan jemaat di atas kepentingan pribadinya. Memiliki dedikasi dan pengabdian yang tinggi sebagai penatua. Pelayanan yang dilakukan di GKPI Padang Bulan sudah mengacu kepada komunitas yang terbuka, membuat gereja ini selalu eksis, walapun sebenarnya dalam keadaan pergumulan-pergumulan yang dihadapi oleh para pelayan. Pergumulan itu dapat dilalui oleh para penatua dan warga jemaat dengan kasih karunia Tuhan. Selalu membenahi dan memperlengkapi para penatua dan mengupayakan penambahan jumlah penatua untuk dapat melakukan pelayanan kepada seluruh jemaat. Tetapi gereja sering mengalami kesulitan untuk menambah tenaga pelayan atau menjadi penatua. Ada banyak warga jemaat yang potensial baik dalam intelektual dan kecakapan dalam berbagai segi pelayanan. Namun mereka enggan menjadi penatua dengan alasan yang variatif, kesibukan dan ketidaklayakan menjadi penatua. Karena sebagai penatua harus dapat menjadi panutan, penatua itu adalah pelayan yang mulia. 5.2.2. Diskusi Fungsi GKPI Padang Bulan Medan dalam merefleksikan gereja sebagai komunitas yang terbuka
70 Dalam diskusi ini, lima informan menjelaskan bahwa setiap pelayan harus memperhatikan keadaan anggota jemaat yang dipercayakan pada pelayanan mereka. Mereka mengevaluasi semua tindakan pelayanan yang dikerjakan dan hasil yang diamati. Jika ada anggota yang tersesat dan penyembah berhala, mereka dibimbing supaya mereka mengaku kesalahannya dan bertobat. Teguran yang dilakukan itu seperti dalam Alkitab, menegur secara empat mata, dan tujuannya adalah untuk mengalami perubahan. Melakukan kerjasama dan saling koordinasi sesama pelayan dalam melakukan pelayanan, sehingga pelayanan yang dilakukan merata dan tidak tumpang tindih. Para pelayan rajin memberitahukan setiap aksi pelayanan kepada BPH Jemaat dan Pendeta. Di GKPI Padang Bulan telah ditentukan siapa penatua di sektor itu, sehingga beberapa penatua yang ada di sektor itu akan bekerja sama untuk menjangkau warga jemaat di sektor itu. Para penatua selalu dibimbing di sermon jemaat atau dalam mengikuti seminar dan retreat penatua serta keluarga. Lima informan menjelaskan kesulitan dalam menambah calon penatua untuk menjadi penatua. Tenaga pelayan sebagai penatua sangat dibutuhkan untuk dapat melayani jemaat yang selalu berkembang. Upaya yang dilakukan untuk menambah pelayan penatua dengan cara memohon kesediaan dari warga jemaat, dan dengan cara seidikit memaksa warga juga supaya mau jadi penatua. Diskusi tentang hal yang dilakukan para pelayan untuk menggugah para warga GKPI Padang Bulan supaya saling menerima terhadap warga asing. Semua informan menjelaskan bahwa jemaat atau pemuda dimintakan untuk turut membantu pelayanan dan mempercayakan pelayanan bagi para pemuda. Warga jemaat menyaksikan sendiri, ternyata kehadiran para pemuda dalam pelayanan ibadah minggu pagi, sore dan malam itu, dari kalangan mahasiswa sangat berkontribusi. Mereka saling mengagumi akan hal itu. Penyambutan yang ramah dan sapaan yang bersahabat selalu tercermin pada pelayan. Untuk menyambut warga asing dalam komunitas di GKPI Padang Bulan adalah dengan cara melibatkan dan mempercayakan pelayanan penyambutan kepada orang asing tersebut supaya orang asing juga memanggil orang sebanyak mungkin. Dalam diskusi ini, lima informan menjelaskan bahwa memotivasi jemaat supaya peduli kepada siapapun haruslah berawal dari para pelayan. Pelayan harus menjadi teladan untuk melakukan kepedulian. Panggilan pelayanan bagi para penatua sejak dulu adalah dapat menyentuh kehidupan para warga jemaat atau para pemuda, para pemuda yang butuh pertolongan akan selalu dibantu. Pelayanan itu adalah dari hati, ibarat keluarga yang melihat bahwa orang lain itu sebagai saudaranya. Pada setiap sermon penatua, akan selalu ada perbincangan untuk membicarakan pergumulan jemaat. Demikian juga dalam ibadah sektor, jemaat di
71 sektor itu akan selalu mengumpulkan uang untuk dioperasikan bagi yang membutuhkannya. Lima informan yang lain menjelaskan bahwa jemaat akan peduli kepada siapapun jika motivasi itu sudah nyata melalui kepedulian para pelayan. Kepedulian sesama jemaat terlihat nyata pada saat gereja di bom, korban seluruhnya 33 orang. Gereja kita membawa mereka berobat ke rumah sakit dan semua biayanya kita tanggung. Para pelayan juga sering menyampaikan inspirasi melalui khotbah akan pentingnya kepedulian bagi sesamanya, karena orang asing juga adalah sesama. Diskusi tentang hal yang dilakukan GKPI Padang Bulan untuk menyatakan bahwa gereja adalah komunitas yang terbuka. Semua informan menjelaskan bahwa GKPI Padang Bulan telah didirikan untuk memperbaiki masa lalunya, pelayan bersama warga jemaat berkeinginan untuk membuka diri sebagai gereja baru yang menerima siapapun, membangun persekutuan dan mencari jiwa. GKPI Padang Bulan Medan selalu membenahi persekutuannya, baik dalam ibadah bersama di gedung gereja dan di rumah-rumah warga jemaat. GKPI Padang Bulan sangat potensial sejak dulu dengan hadirnya warga jemaat dan para pemuda. Gereja menerima kontribusi dari para pemuda yang menunjang untuk pengembangan dalam daya tarik para pemuda yang lain di GKPI Padang Bulan. Terobosan dalam menempuh jaringan pelayanan melalui sarana internet sangat menopang pelayanan bagi para generasi milenial. GKPI Padang Bulan terus bertumbuh dengan peran serta para pemuda yang penuh kreatif, yang dapat menyemarakkan pelayanan dalam era digital. Gereja selalu menerapkan bahwa komunitas itu dapat menerima siapapun. Komunitas terbuka, dan selalu menopang untuk bersahabat, sehingga jemaat selalu dalam keadaan damai. Semuanya diterima demi tujuan bersama yakni persaudaraan yang saling menghormati. Diskusi tentang mengapa para pemuda sangat tertarik beribadah di GKPI Padang Bulan. Semua informan menjelaskan bahwa GKPI Padang Bulan menyediakan keteduhan bagi seluruh peserta ibadah, termasuk layanan musik dan nyanyian, begitu juga pelayan firman. Layanan musik dan nyanyian dilakukan oleh para pemuda dalam bidangnya, masing-masing. Keramahan penyambutan kehadiran warga jemaat oleh para pelayan, maka mereka akan dijalin menjadi komunitas yang saling terbuka bagi sesamanya, dan bersahabat. Membangun kebiasaan peduli kepada sesama dengan cara sapa, salam dan senyum. Kebiasaan baik itu dilaksanakan, sehingga setiap orang yang hadir di GKPI Padang Bulan merasa nyaman, karena mereka merasakan dan terus membangun persahabatan.
72 Daya tarik para pemuda di GKPI Padang Bulan, adalah jadwal peribadahan minggu yang diselenggarakan oleh GKPI Padang Bulan empat sesi, hal ini sangat mendukung bagi banyak orang, mereka dapat memilih jam ibadah yang disediakan atau diselenggarakan. Mereka yang tidak ada aktivitas kerja atau kesibukan di pagihari, mereka akan beribadah pada jam 08.00 pagi. Bagi etnis Batak yang rindu Bahasa daerah Batak atau rindu belajar Bahasa Batak, mereka akan beribadah pada jam 10.30. Bagi yang bekerja pada pagi sampai siang hari, mereka akan beribadah pada jam 16.30 atau 19.00. GKPI Padang Bulan juga menghargai para mahasiswa yang berprestasi melalui pencapaian nilai Indeks Prestasi Komulsatif (IPK) mulai dari IPK 3.50 – 4.00. Bentuk penghargaan adalah berupa bantuan biaya pendidikan. GKPI Padang Bulan juga menyediakan kebutuhan untuk para pemuda dalam menatap masa depan dengan menyelenggarakan seminar-seminar, PA dan retreat. 5.2.3. Diskusi Pembenahan GKPI Padang Bulan Medan dalam Menjawab Pergumulan Dunia Dalam diskusi ini, lima informan menjelaskan bahwa kontribusi pengkhotbah yang berkarisma sangat menolong para peserta yang beribadah untuk meringankan bebannya. GKPI Padang Bulan akan selalu mengevaluasi pengkhotbah yang diundang untuk melayani peribadahan. Apabila pengkhotbah kurang berkontribusi dalam menggugah keimanan, maka akan diberi masukan kepada pengkhotbah untuk lebih mempersiapkan pelayanannya. Pengkhotbah yang dirindukan oleh jemaat adalah pengkhotbah yang memiliki beban kepada pergumulan warga jemaat dan kepada para kaum muda, karena dominasi pemuda lebih memenuhi setiap kursi tempat ibadah. Banyak persoalan para pemuda yang dapat diungkapkan mereka dalam waktu terjadinya konseling dan menemukan jawaban atas pergumulannya. Lima informan menjelaskan bahwa gereja wajib menjawab kebutuhan dari gereja lain. Proposal yang masuk ke GKPI Padang Bulan harus direspon dengan baik, dan menjawab kebutuhan mereka dengan perhatian penuh. GKPI Padang Bulan menyadari kehadiran dirinya untuk menolong orang lain. Dalam diskusi ini, empat informan menjelaskan pentingnya pengelolaan persembahan khusus untuk diakonia dari jemaat yang datang beribadah. Warga jemaat selalu percaya untuk memberi persembahannya karena persembahan tersalur dengan baik. Persembahan adalah suatu wujud tanggung jawab dari penyembah. Persembahan juga menaik apabila digugah untuk diarahkan pada kebutuhan nyata. Enam informan menekankan bentuk untuk menolong sesama adalah bentuk verbal dan tindakan nyata atau kehadiran karitatif. Pertolongan itu kepada orang sakit, penderitaan melalui kerugian material yang diakibatkan bencana alam. GKPI Padang Bulan bertindak dengan cepat, sehingga pintu rumah warga jemaat juga
73 terbuka untuk penginapan warga yang terkena bencana. Bentuk bantuan gereja kita untuk menolong orang yang menderita atau dalam kesusahan, biasanya berbentuk sembako dan uang atau pakaian layak pakai. Diskusi tentang kesadaran berdiakonia di tingkat jemaat sudah sangat tinggi. Semua informan menjelaskan bahwa kesadaran berdiakoni sudah ditanamkan sejak dulu. Gereja selalu memprogramkan pengelolaan diankoni setiap tahunnya. Gereja selalu menerapkan pelaksanaan diakoni dan pengumpulan dana diakoni di sektor masing-masing. Jemaat menyadari bahwa penerima diakoni dari GKPI Padang Bulan akan menolong sebagian penderitaan masyarakat. Kesadaran berdiakoni juga semakin tinggi sebab jemaat mengetahui bahwa mereka yang menerima diakoni di sekitar kota Medan akan sangat loyal kepada GKPI Padang Bulan, dan mereka yang menerima diakoni itu di luar kota Medan, akan selalu menceritakan perbuatan baik GKPI Padang Bulan kepada siapapun. Diakoni yang dilakukan GKPI Padang Bulan juga untuk agama lain. 5.3.4. Diskusi Upaya GKPI Padang Bulan Medan dalam mempersiapkan pelayan yang berdedikasi, ramah, bersahabat, penuh pengabdian dan setia Dalam diskusi ini, empat informan menjelaskan bahwa para pelayan di GKPI Padang Bulan harus mengikuti keteladanan dari para pelayan seniornya seperti Pnt. Hadrianus Tumanggor dan Pnt. Prof. Apul Panggabean, yang sangat gigih dalam pengabdiannya telah menjadi contoh pelayan yang berdedikasi, ramah, bersahabat dan setia. Semua calon penatua akan dibimbing oleh pendeta dan memiliki buku panduan untuk menjadi penatua. Proses itu harus diikuti oleh calon penatua dengan sungguh-sungguh. Membentuk pelayan yang berdedikasi itu sendiri adalah penunjang gereja di masa yang akan datang, maka spiritualitas para pelayan haruslah selalu ditingkatkan. Empat informan menjelaskan bahwa persekutuan khusus para penatua harus melakukan model persahabatan. Di dalam persekutuan para pelayan, baik lewat ibadah minggu dan sektoral atau dalam sermon penatua memperlihatkan citra persaudaraan. Memupuk persahabatan atau persaudaraan para pelayan itu sangat penting. Sermon penatua adalah wadah resmi yang diadakan GKPI Padang Bulan untuk membicarakan perkembangan pelayanan masing-masing. Termasuk membicarakan kelemahan-kelemahan dan membicarakan jalan keluar dari persoalan pelayanan melalui firman Tuhan. Pertumbuhan jemaat di GKPI Padang Bulan sangat pesat, tetapi pelayan penatua selalu kurang, maka ada juga yang menjadi penatua karena dipaksa menjadi penatua. Hal ini terjadi supaya pelayanan di GKPI Padang Bulan tercukupi, sebab para penatua yang sudah usia 70 tahun bahkan lebih, harus tetap melayani di gereja.
74 Dua informan menjelaskan bahwa mempersiapkan jiwa pelayan untuk semangat melayani juga datang dari pengkhotbah yang memiliki beban untuk menggugah jiwa-jiwa para pelayan. Semangat melayani timbul ketika pengkhotbah menyaksikan hidupnya yang setia untuk melayani. Para pelayan itu bukan saja para penatua, tetapi warga jemaat yang terpanggil untuk melayani atau para pemuda yang melibatkan diri sebagai pelayan. Diskusi tentang para pelayan di GKPI Padang Bulan selalu setia untuk melayani. Semua informan menjelaskan bahwa penatua harus setia melayani, tetapi sebagian penatua dalam pekerjaannya, harus berdomisili di luar kota Medan, maka dia menjadi berhenti menjadi pelayan di GKPI Padang Bulan dan pindah jemaat. Tetapi ada juga penatua yang kadang bertugas ke luar kota Medan, maka dia harus memberitahukan di forum penatua, agar tugas pelayanan dapat digantikan yang lain. Pelayan juga adalah para pemuda bercirikan semangat karena semangat pemuda itu lahir dari ketulusan hati. Pelayanan pemuda telah menjadi harapan untuk masa depan GKPI Padang Bulan. Ada beberapa penatua di GKPI Padang Bulan adalah para pemuda yang sudah melayani ketika masih kuliah dan bukan warga jemaat GKPI di kampungnya. Mereka setia dan berkontribusi dalam pelayanan mereka. Banyak pemuda yang melayani pada pagi hari, mereka datang melayani walaupun belum atau tidak menyempatkan diri untuk sarapan pagi. Tugas mereka membagi kertas acara ibadah dan menghantar jemaat ke tempat duduk supaya seluruh warga jemaat yang memenuhi tempat ibadah dapat terisi dengan baik, dan memastikan tidak ada tempat duduk yang kosong. Kesetiaan para pelayan membuat peribadahan berjalan dengan baik. Diskusi tentang upaya GKPI Padang Bulan menjalin pelayanan bersama para pemuda. Semua informan menjelaskan bahwa sejak awal, pelayanan tidak dapat dilakukan oleh para penatua dalam GKPI Padang Bulan, karena pelayanan itu banyak, dan kehadiran penatua dalam saat tertentu bisa saja berhalangan. Untuk itu pelayan GKPI Padang Bulan harus bekerja sama dan mempercayakan pelayanan kepada para pemuda. Sejak berdirinya GKPI Padang Bulan, sudah ada persekutuan para pemuda. Mereka juga melayani dalam bentuk koor, pelatih koor ada dari pemuda. Persekutuan ini selalu terbuka untuk menerima peserta baru bahkan selalu merekrut anggota baru, tidak ada pembatasan jumlah. Ada banyak pelayanan yang perlu didukung oleh para pemuda, seperti dalam penyelenggaraan acara besar di GKPI Padang Bulan, misalnya merayakan hari ulang tahun GKPI Padang Bulan, pesta pembangunan, atau acara hari raya gerejawi, maka pemuda akan mengisi beberapa seksi dalam
75 kepanitiaan tersebut. Pemuda telah mengharumkan nama GKPI Padang Bulan secara nasional dan internasional. GKPI Padang Bulan selalu memiliki alokasi dana dan program untuk mengembangkan persekutuan pemuda. Bahkan para pemuda selalu mengupayakan dana mandiri untuk mengelola operasional pemuda dengan tertib dan transparan. GKPI Padang Bulan selalu memberi pendekatan kepada kaum pemuda. Diskusi tentang upaya GKPI Padang Bulan Medan dalam mempersiapkan pelayan yang berdedikasi, ramah, bersahabat, penuh pengabdian dan setia. Semua informan menjelaskan bahwa pengajaran yang dilaksanakan di GKPI Padang Bulan dimulai dari pengajaran sekolah minggu, remaja, katekisasi sidi, pemuda dan pengajaran calon penatua. Tujuan pengajaran ini adalah untuk membentuk spritualitas yang kokoh, berakar di dalam Kristus dan dibangun di atas Kristus serta bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan. Tidak mudah untuk membentuk pelayan yang berdedikasi, ramah, bersahabat, penuh pengabdian dan setia. Pembentukan ini sudah harus terjadi sejak usia dini, dan para orang tua juga penting menjadi contoh nyata bagi anak-anaknya. GKPI Padang Bulan selalu mempersiapkan para pelayan yang rendah hati untuk dapat melayani sesamanya dengan menerapkan pengetahuan yang benar tentang Allah khususnya tentang Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pembekalan para pelayan selalu dilakukan baik melalui seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan dalam pelayanan. Diskusi tentang dampak bagi GKPI Padang Bulan yang memiliki pelayan yang berdedikasi, ramah, bersahabat, penuh pengabdian dan setia akan menguntungkan dan gereja itu pasti bertumbuh dengan sehat. Pelayan dapat menjadi teladan apabila memiliki ucapan, sikap, dan perilaku untuk diteladani. Kompetensi menjadi pelayan adalah kondisi minimal ucapan, sikap dan perilaku yang harus dimiliki sehingga dapat dijadikan cermin, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Pelayan yang cakap akan menghasilkan buah rohani dan jemaat tetap bertumbuh dengan mewujudkan iman. Semua pelayan harus menyadari bahwa hidupnya perlu menjadi contoh memuliakan Allah untuk mengajar jemaat memuliakan Allah. Pelayan harus mengalami kedekatan kepada para warganya dan bersedia membicarakan kebutuhan-kebutuhan mereka serta mengawasi hidup mereka. 5.3. Temuan Dari hasil penelitian ini, peneliti mendapat temuan yakni: 1. Gereja yang sudah berperan menjalankan hidup komunitasnya dengan mengandalkan firman Tuhan akan menjadikan komunitasnya terbuka bagi semua
76 orang dan menjadi gereja yang terus bertumbuh serta dicari oleh banyak orang. GKPI Padang Bulan sebagai komunitas yang terbuka menerima siapapun bahkan dapat melewati batas-batas kultur bahkan lintas benua. 2. GKPI Padang Bulan sebagai komunitas yang terbuka dapat menghindari perpecahan dalam gereja. 3. Gereja sebagai komunitas yang terbuka, ramah dan bersahabat, menjadikan gereja hidup dan melakukan diakoni kepada siapapun. 4. GKPI Padang Bulan sebagai komunitas yang bertumbuh dan disenangi oleh pemuda adalah hasil keteladanan pelayan yang sejak awal berdirinya yang sungguh mencerminkan pola pelayanan Yesus yang menginspirasi, mengabdikan hidupnya untuk menjaga komunitas itu hidup dan disenangi oleh banyak orang. 5. Pelayanan yang ramah, bersahabat, penuh kekeluargaan, menjadikan keloyalitasan bagi seluruh warga jemaat yang terhimpun. 6. Mempercayakan pelayanan kepada siapapun, bekerja sama dalam pelayanan, menjadikan gereja hidup, bertumbuh dan berkembang, dapat mengahadapi berbagai masalah yang timbul.
77 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang topik Gereja sebagai Komunitas yang Terbuka: Sebuah Rekonstruksi Eklesiologis Berbasis Pengalaman Di GKPI Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, GKPI Padang Bulan pada awal berdinya telah memiliki ciri bahwa gereja adalah komunitas yang terbuka. Gereja ini sejak awal sudah membina warga jemaat untuk mengakui bahwa gereja itu sendiri didirikan di atas dasar Yesus Kristus, bukan di atas dasar seseorang atau pribadi di luar Kristus. Kristus adalah kepala gereja dan gereja adalah tubuhNya. Maka gereja ini lahir adalah suatu tuntutan kebenaran yang harus terjadi di dalam tubuh Kristus itu sendiri. Kedua, GKPI Padang Bulan telah memiliki komitmen yang lahir dari pengalaman masa lalu dan memperbaiki masa lalu, sehingga kesadaran seluruh pelayan dan warga jemaat berkeinginan untuk meninggalkan cara-cara yang sudah tidak sehat dalam hidup berjemaat. Komunitas di GKPI Padang Bulan Medan selalu membenahi persekutuannya, baik dalam ibadah bersama di gedung gereja dan di rumah-rumah warga jemaat. Keistimewaan komunitas di GKPI Padang Bulan adalah berkumpulnya para anggota dari warga jemaat yang sangat potensial dan memiliki Sumber Daya Manusia yang cukup dalam hal pendidikan. GKPI Padang Bulan dapat mendirikan sekolah yakni SMP dan SMA. Ketiga, GKPI Padang Bulan adalah gereja yang terbuka dan mensyukuri banyaknya orang-orang datang beribadah di tempat ibadah GKPI Padang Bulan. Gereja ini dapat menerapkan jiwa berdiakoni kepada warganya. Kehadiran jumlah orang yang datang dalam empat sesi peribadahan itu dapat mencapai jumlah 10.000 orang telah berkontribusi dalam pengumpulan persembahan untuk diakoni kepada korban bencara alam dan diakoni untuk pembangunan fisik gereja. Keempat, GKPI Padang Bulan pada awal berdirinya dilayani dan dikawal dengan baik oleh para penatua, yang mengurus jemaat teristimewa oleh Pnt. Hadrianus Tumanggor sebagai Guru Jemaat dan Pnt. Prof. Apul Panggabean, MA sebagai Sekretaris Jemaat. Mereka sangat rajin mengunjungi para pemuda dan mahasiswa di sekitar kota Medan secara umum, dan di daerah Padang Bulan secara khusus. Dampak pelayanan mereka dalam semangat pembaharuan menyatakan keadaan sekarang ini dengan melihat pelayanan-pelayanan mereka di masa lalu, bahwa GKPI Padang Bulan sangat dinominasi oleh para kalangan pemuda dan mahasiswa. GKPI Padang Bulan dapat membina dan melaukan regenerasi penatua, demi pelayanan yang berkesinambungan.
78 6.2. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa rekomendasi yang perlu diperhatikan: 1. Bagi pemula untuk membangun persekutuan atau gereja yang baru dalam komunitas yang akan terbentuk, sangat perlu memahami akan dasar dari gereja, pendiri gereja dan pemiliki gereja itu, yakni Yesus Kristus. 2. Di setiap gereja selalu ada pelaku sejarah dalam pendirian persekutuan itu, ada penggagas dan penopang dalam materi. Mereka sering juga disebut pendiri tetapi untuk nilai kebenaran istilah pendiri itu tidak layak untuk manusia, tetapi kepada Kristus. 3. Gereja harus bergerak, bermisi, berdiakoni, bukan hanya untuk komunitasnya sendiri, tetapi kepada skala besar, yakni untuk dunia. Gereja itu harus terbuka bukan eksklusif, membina kebersamaan dalam keramahan, persahabatan sesama tubuh Kristus. 4. Gereja harus bekerja keras untuk terhindar dari pertikaian atau perbuatan untuk memecahkan komunitas bahkan memperkarakan sesamanya, tetapi selalu mengupayakan sebagai komunitas yang terbuka dan bersahabat. 5. Gereja harus memiliki keteladanan dalam hidup pelayannya. Pelayan harus menjadi murid Yesus agar dapat memuridkan.
79 DAFTAR PUSTAKA ALKITAB Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2011 Nestle-Alland, Novum Testamentum Graece, 1985 BUKU Abineno J.L.Ch., Diaken, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993 _____________, Garis-Garis Besar Hukum Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006 _____________, Ibadah Jemaat dalam Abad-Abad Pertama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985 _____________, Jemaat:Ujud, Peraturan, Susunan, Pelayanan dan PelayanPelayannya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983 _____________, Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990 _____________, Pedoman Praktis Untuk Pelayanan Pastoral, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006 _____________, Tafsiran Alkitab Surat Filipi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996 Arikunto Suharsimi, Prosedur Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Bina Aksara, 2005 Aritonang Jan S, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996 ______________, Yubileum 50 Tahun GKPI, Pematangsiantar: Kolportase Pusat GKPI, 2014 Avis Paul, The Christian Church, An Introduction To The Major Traditions, London: Antony Rowe Ltd, 2002 Azwar Azrul, Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta: Ninarupa Aksara, 1996 Banawiratma J.B.,Aspek-Aspek Teologi Sosial, Yogyakarta: Kanisius, 1992 Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari-Injil Matius pasal 11-28, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017 ______________, Pemahaman Alkitab Setiap Hari-Injil Matius pasal 1-10, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017 ______________, Pemahaman Alkitab Setiap Hari-Galatia-Efesus, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000 ______________, Pemahaman Alkitab Setiap Hari-Ibrani, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995 ______________, Pemahaman Alkitab Setiap Hari-Surat-Surat Yohanes Dan Yudas, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015
80 ______________, Pemahaman Alkitab Setiap Hari-Surat Yakobus, 1 & 2 Petrus, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016 Becker Dieter, Pedoman Dogmatika, Jakarta: Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia, 1993 Berkhof Louis, Teologi Sistematika 5 Doktrin Gereja, Surabaya: Momentum, 2005 Boland B.J dan P.S. Naipospos, Tafsiran Alkitab-Kitab Injil Lukas, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996 Brill J. Wesley, Tafsiran Surat Korintus Pertama, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999 _____________, Tafsiran Surat Korintus Kedua, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999 Brink H.v.d, Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996 Brownlee Malcolm, Tugas Manusia Dalam Dunia Milik Tuhan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993 Campenhausen Hans Von, Ecclesiastical Authority And Spiritual Power In The Church Of The First Three Centuries, (Massachusette: Hendrickson Publisher, 1997 Cannistraci David, Visi Allah Untuk Gereja, Malang: Gandum Mas, 2004 Clouse R.G., "Church" dalam Evangelical Dictionary of Theology, peny., Walter A. Elwell Grand Rapids: Baker Academic, 2001 Corner Kevin J., Jemaat Dalam Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 2004 Davidson Robert, AlkitabBerbicara, Jakarta: BPK GunungMulia, 2001 Drane John, Memahami Perjanjian Baru Pengantar Historis Teologis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005 de Jonge Christiaan, Gereja Mencari Jawab, Kapita Selekta Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993 EndTh. Van den, Tafsiran Alkitab Surat Roma, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997 Enns Paul, The Moody Handbook of Theology, peny Nicholas Kurniawan, Sri Lestarini, Elisabeth Yuliasari, pen. Rahmiati Tanudjaja, Malang: Literatur SAAT, 2003 Faber. H, Pastoraal-psychologischeopstellen, Gravenhage Boekencentrum, 1961 Fuster J.M. SJ, Teknik Mendewasakan Diri, Yogyakarta: Kanisius, 1995 Heer J.J. de., Tafsiran Alkitab Wahyu Yohanes, Jakarta: BPK Guning Mulia, 1996 Gintings E.P, Penggembalaan Hal-Hal Yang Pastoral, Bandung: Jurnal Info Media, 2009 Green Clifford, Karl Bart: Teolog Kemerdekaan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003 Griffiths Michael, Gereja Dan Panggilannya Dewasa Ini, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
81 Gunning J.J., Tafsiran Alkitab Surat Galatia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997 Guthrie Donald, TeologiPerjanjianBaru 3, Jakarta: BPK GunungMulia, 1996 Ira C., Semakin Dibabat Semakin Merambat, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989. Hakh Samuel B., Berakar di Dalam Dia dan Dibangun di Dalam Dia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002 Iskandar,Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial-Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009 Jacobs Tom, Paulus, Hidup, Karya Dan Teologinya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982 Jonge De, Jan Sihar, Apa dan Bagaimana Gereja, Pengantar Sejarag Eklesiologi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995 Kieser Benhard, Moral Sosial, Keterlibatan Umat dalam Hidup Bermasyarakat,Yogyakarta: Kanisius, 1993 Kirchberger George, Gereja Yesus Kristus: Sakramen Roh Kudus, Flores-NTT: Penerbit Nusa Indah, 1991 Klotsche E.H, The History of Christian Doctrine, Burlington Iowa: The Lutheran Literary Board, 1945 Kountur Ronny, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM, 2007 Kuiper A.de, Missiologi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993 Leigh Ronald W, Melayani Dengan Efektif, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1991 Lumbantobing Andar, Makna Wibawa Jabatan dam Gereja Batak, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2022 Mansyur Cholil, Sosiologi Masyarakat Desa dan Kota, Surabaya: Usaha Nasional, 1987 Mardiatmadja B.S., SJ., Eklesiologi Makna Dan Sejarahnya, Jakarta: Penerbit Kanisius,1986 Metzger Bruce M., Michael D. Coogan, The Oxford Companion to the Bible, New York: Oxford University Press, 1993 Moi Alberto A. Djono, Membangun Hidup Komunitas, Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara, 2016 Menzies. William W & Stanley M. Horton, Doktrin Alkitab, Malang: Gandum Mas, 2003 Metzner U. dan H. P. V. Renner, Penelaahan Alkitab Tentang Hidup Baru, Cet. 2, Jakarta: Gunung Mulia, 2004 Moleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005
82 Moltmann Jurgen, The Church In The Power Of The Spirit, (Minneapolis: Fortress Press,1993 ______________, The Invitation to a Open Messianic Life Style Churcn, (London: SCM Press Nababan S.A.E., "AKU PERCAYA...ADANYA SATU GEREJA KRISTEN YANG KUDUS DAN AM" Sebuah Perenungan tentang Keesaan Gereja, dalam buku peringatan Martinus Abednego: Selama Hari Masih Siang, Jakarta: BPK Gunung Mulia,1993 Nainggolan Binsar, Pengantar Etika Terapan, Petunjuk Hidup Sehari-hari Bagi Warga Gereja, Pematangsiantar: L-SAPA, 2007 Newman M Barclay, Kamus Yunani-Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005 Niftrik G.C. van /B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015 Octavianus Petrus, Manajemen dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah,Malang:YPPII dan Gandum Mas, 1986 Oftestad Alf B., Membangun Gereja Yang Diakonal, Suatu Pengantar Kepada Pemahaman Alkitabiah Tentang Diakonia, Serepina Sitanggang (ed), Pematangsiantar: Percetakan HKBP. 2004 Pakpahan H.P., Sedjarah Berdirinja GKPI, Pematangsiantar: Kolportase Pusat GKPI,1970 Pandensolang Welly, Roh Kudus dan Gereja, Jakarta: Yayasan Agape Jaya Indonesia, 2021 Panjaitan MSM, Ekklesiologi Pada Zaman Rasuli. Dalam buku Gerak Persekutuan Eskatologis, Ekklesiologi, Jabatan dan Struktur Gereja, editor Darwin Lumbantobing, Colan WZ Pakpahan, Pematangsiantar:Sekolah Tinggi Teologi HKBP, 2002 Plening Jean, Waktu Bersama Tuhan, Yogyakarta: Yayasan Gloria, 2011 Park Yune Sun, Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul, Malang: Departemen Literatur YPPII, 2001 Paulus Bambang WS, Lord To Bless Leader, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009 Purnomo Albertus, Iblis Dalam Alkitab, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1912 Purwadarmintha W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993 Ray David R, Gereja yang Hidup: Ide-Ide Segar Menjadikan Ibadah Lebih Indah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009
83 Raymer Roger M., The Bible Knowledge Commentary, New Testament Edition, Wheaton: Victor Books, 1985 Ruslan Rosady, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003 Ryrie Charles C., Teologi Dasar: Panduan Populer untuk Memahami Kebenaran Alkitab, Yogyakarta: Yayasan Andi, 1992 Sander J. Oswald, Kepemimpinan Rohani, Bandung: Kalam Hidup, 1979 Sartika Meitha, Ecclesia In Via: Pengantar Eklesiologi Konstruktif, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2022 Schultheis Michael J., Pokok-Pokok Ajaran Sosial Gereja, Yogyakarta: Kanisius, 1991 Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, Bandung: Mandar Maju, 2011 Sobrino Jon, Juan Hernandez Pico, Teologi Solidaritas, Yogyakarta: Kanisius, 1988 Sproul R.C., Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen, Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2012 Stamps Donald C., The Bible Full Stady, Jakarta: Gandum Mas, 1984 Storm M. Bons, Apakah Penggembalaan Itu?, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011 Stott John, Khotbah di Bukit, Jawa Timur: Literatur Perkantas, 2014 ________, The Living Church, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010 Subagyo Andreas Bambang, Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2009 _________,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B, Bandung: Alfabet, 2021 Surakhmad Winarno, Pengantar Pendidikan Prosedur dan Strategi, Bandung: Tarsito,1985 Suseno Franz Magnis, Keadilan dan Kerukunan, Keprihatinan Sosial Gereja (ed) Eduard R. Dopo, Yogyakarta: Penerbit Kaisius, 1992 Tampubolon ROM., Teologi Keumat-Allahan Gereja. Dalam buku Gerak Persekutuan Eskatologis, Ekklesiologi, Jabatan dan Struktur Gereja, editor Darwin Lumbantobing, Colan WZ Pakpahan, Pematangsiantar:Sekolah Tinggi Teologi HKBP, 2002 Thurneysen. E, Die Lehre von der Seelsorge, Kaiser Verlag Munchen: Zuerich1946 Tu’u Tulus,Dasar-Dasar Konseling Pastoral, Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2007 Twelftree Graham H., Jesus the Exorcist A Contribution to Study of the Historical Jesus (Tubingen: J.CN. Mohr Paul Siebeck, 1993 Untoro Dr. Jimmy B., Gereja Impian, Jakarta: Harvest Publication Hause, 2004
84 Verbrugge Verlyn D., Theological Dictionary of New Testament Words, (Grand Rapids: Zondervand Publishing House, 2000 Warren Rick, The Purpose Driven Church, Malang: Gandum Mas, 2008 Wiersbe Warren W., Setia Di Dalam Kristus, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1996 ___________________, Utuh di Dalam Kristus, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2001 Wongso Peter, Theologia Penggembalaan, Malang: Literatur SAAT, 2011 Wright Christoper, Hidup Sebagai Umat Allah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993 Wulfhrst Ingo (eds.), Ancestor, Spirit and Healing in Africa and Asia A Challenge to the Church, Switzerland: The Lutheran World Federation, 2005 Wuwungan O.E.Ch., Bina Warga, Bunga Rampai Pembinaan Warga Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995 Yewangoe Andreas A., Tidak Ada Penumpang Gelap, Warga Gereja, Warga Bangsa, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011 INTERNET https://id.wikipedia.org/wiki/Etimologi https://id.wikipedia.org/wiki/Konten
85 Daftar Riwayat Hidup A. Identitas Diri Nama Lofty Lider Sihotang Tempat/ Tanggal Lahir Tarutung, 11 November 1971 Anak dari Ayah : Toga Hula Sihotang Ibu : Musni Olga Hutabarat Nama Isteri Berly Dorinda Sinaga, SE Anak-anak 1. Aviya Dearly Kencaba Sihotang (pr) 2. Yosia Frankly Beherzt Sihotang (lk) 3. Gedalya Rexly Hamuliaon Sihotang (lk) 4. Elisyah Hillary Cakrawala Sihotang (pr) 5. Yitra Godly Eulogia Sihotang (lk) Alamat Jl. Duren Sawit Blok J-II no 13 B Jakarta Timur
86 B. Riwayat Pendidikan Pendidikan Dasar dan Menengah 1. Tahun 1978 – 1984 SD Negeri 1 Tarutung 2. Tahun 1984 – 1987 SMP Negeri 2 Tarutung 3. Tahun 1987 – 1990 SMA Negeri 1 Tarutung Pendidikan Tinggi Tahun 1991 – 1996 S1 di STT HKBP Siantar Tahun 2016 – 2018 S2 di STT Paulus Medan Tahun 2018 – 2023 S3 di STT Paulus Medan C. Judul Disertasi GEREJA SEBAGAI KOMUNITAS YANG TERBUKA: SEBUAH REKONSTRUKSI EKLESIOLOGIS BERBASIS PENGALAMAN DI GKPI PADANG BULAN MEDAN
87 D. Pelayanan di GKPI dan Pelayanan lainnya Masa Vikariat Vikar di GKPI Parsaoran Nauli Medan mulai Desember 1998 – April 1999 Menerima Tahbisan 25 April 1999 di GKPI Teladan Helvetia Medan Tempat – tempat pelayanan sebagai pendeta resort di GKPI 1. Pendeta Resort di GKPI Resort Sibolga Julu tahun 1999 – 2004 2. Pendeta Resort di GKPI Resort Palembang II tahun 2004 – 2010 3. Pendeta Resort di GKPI Jemaat Khusus Lubuk Pakam Jl. Siantar tahun 2010 – 2014 4. Pendeta Resort di GKPI Resort Siantar III tahun 2014 – 2016 5. Pendeta Resort di GKPI Resort Padang Bulan I tahun 2016 – 2022 6. Pendeta Resort di GKPI Resort Jakarta Raya II tahun 2022 – 202... Pelayanan yang lain 1. Pengurus Yayasan Pendidikan Tuna Netra (Yapentra) Sumatera 2011-2016 2. Dosen di STT Sriwijaya Palembang