The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by FARAH DHIBA FAUZIAH, 2023-05-29 23:43:55

MODUL AJAR CRT

MODUL AJAR CRT

MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA Berbasis Pendekatan Culturally Responsive Teaching Kelas X SMA Farah Dhiba Fauziah Belajar Dari Kekayaan Tradisi


INFORMASI UMUM A. Identitas Modul Nama Penyusun : Farah Dhiba Fauziah Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Ponorogo Tahun : 2023 Jenjang Sekolah : SMA Kelas : X Eemen/ Unit : Bhinneka Tunggal Ika/ Belajar Dari Kekayaan Tradisi Pertemuan : 1 Fase : E Alokasi Waktu : 2 JP B. Kompetensi Awal Peserta didik mengenali dan menunjukkan rasa bangga terhadap jati dirinya sebagai anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila, sikap hormat kepada bangsa yang beragam, serta memahami dirinya menjadi bagian dari warga dunia. Peserta didik dapat menanggapi secara memadai terhadap kondisi dan keadaan yang ada di lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan kondisi dan keadaan yang lebih baik. Peserta didik juga menerima adanya kebinekaan bangsa Indonesia, baik dari segi suku, ras, bahasa, agama, dan kelompok sosial. Terhadap kebinekaan tersebut, peserta didik dapat bersikap adil dan menyadari bahwa dirinya setara dengan yang lain, sehingga ia tidak membeda-bedakan jenis kelamin dan SARA. Terhadap kebinekaan itu, peserta didik juga dapat memiliki sikap tenggang rasa, penghargaan, toleransi, dan cinta damai sebagai bagian dari jati diri bangsa yang perlu dilestarikan. Peserta didik secara aktif mempromosikan kebinekaan, mempertautkan kearifan lokal dengan budaya global, serta mendahulukan produk dalam negeri. C. Profil Pelajar Pancasila Melalui kegiatan pembelajaran belajar dari kekayaan tradisi dengan metode saintifik peserta didik mampu memahami makna dan manfaat hidup dalam perbedaan dan kearifan lokal bangsa Indonesia dengan bernalar kritis, berkebhinnkaan global dengan mempertahankan budaya luhur, menyajikan informasi dan mengkomunikasikannya dengan cara yang kreatif dan dapat bekerjasama dengan peserta didik lainnya yang mencerminkan gotong royong INFORMASI UMUM


D. Sarana dan Prasarana LCD Proyektor Gawai (Laptop, HP) Speaker mini E. Target Peserta Didik Reguler : Sesuai ATP F. Model Pembelajaran Model pembelajaran menggunakan sistem luring atau tatap muka dengan pendekatan saintifik learning dan model pembelajaran project based learning melalui metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. G. Tujuan Pembelajaran Dengan membaca materi pada buku sumber peserta didik dapat menyimpulkan tentang makna dan manfaat hidup dalam perbedaan dengan tepat. Dengan memahami literasi digital peserta didik dapat mendiskripsikan tentang makna dan manfaat hidup dalam perbedaandengan tepat. Dengan melakukan diskusi kelompok peserta didik dapat medapat menyimpulkan tentang makna dan manfaat hidup dalam perbedaan dengan tepat. 1. 2. 3.


A. Capaian Pembelajaran Dengan pendekatan saintifik learning dan model pembelajaran project based learning peserta didik dapat memahami makna dan manfaat hidup dalam perbedaan melalui metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan dengan tepat, teliti, tanggung jawab. dan kerjasama yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila. B. Pemahaman Bermakna kompONEN INTI Guru menampilkan video dari youtube tentang Visualisasi Bangsa: Keberagaman Indonesia. Link video: https://youtu.be/4pU73psmtPQ Guru bertanya kepada peserta didik, hal positif apa yang dapat diambil dari keberagaman bangsa indonesia c. Pertanyaan Pemantik Apakah manfaatyang kita dapatkan hidup di sebuah negara yang majemuk seperti Indonesia? Nilai apa yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari kaitannya dengan penghargaan atas keragaman? 1. 2.


D. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Kelas dimulai dengan salam, guru menanyakan kabar peserta didik Guru mengingatkan tentang kontrak belajar yang harus dilaksanakan peserta didik selama pembelajaran berlangsung Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, diharapkan relevan dengan pengalaman peserta didik (apersepsi) 1. 2. 3. Kegiatan Inti (70 menit) Peserta didik mencermati materi Belajar Dari Kekayaan Tradisi yang ada di buku (literasi) Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang belum dipahami Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok untuk memahami literasi digital (diferensiasi proses). Peserta didik dapat memilih salah satu literasi digital. Peserta didik akan diberikan kertas berisi barcode untuk di scan. Peserta didik berdiskusi bersama dengan kelompoknya Guru mengamati sikap peserta didik selama kegiatan diskusi berlangsing. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya melalui power point, infografis atau video (diferensiasi produk) Selama proses presentasi peserta didik lain memperhatikan dan memberi pertanyaan atau tanggapan. Kegiatan selanjutnya adalah games. Guru menempelkan pertanyaan pada papan tulis. setiap pertanyaan tertera nilai. Nilai sesuai dengan tingkat kesulitan soal(Asesmen formatif) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.


Peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan materiyang telah dipelajari. Peserta didik dan gurumelakukan refleksi tentang kegiatanpembelajaran dengan memberikanpertanyaan: a.Bagaimana kesan pembelajaran hari ini? b.Apa manfaat pembelajaran hari ini? Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang aktif dan memberi motivasi untuk yang lainnya. Guru memberikan penguatan kepada peserta didik untuk tetap semangat dan mengikuti pembelajaran. Guru mengajak pesertadidik berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. D. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Penutup (10 menit) E. Refleksi Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah... Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami/ saya ingin mengetahui lebih dalam tentang ... Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah .... Apa kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik? Apa yang sebaiknya saya tambahkan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran selanjutnya? Bagaimana melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi peserta didik? Refleksi Peserta Didik 1. 2. 3. Refleksi Guru 1. 2. 3.


F. Asesmen


Asesmen Pengetahuan Asesmen pengetahuan diukur menggunakan games. Peraturannya adalah setiap peserta didik akan mengambil secara bebas pertanyaan yang ada di papan tulis. Setiap pertanyaan memiliki nilai yang berbeda sesuai dengan tingkat kesulitannya.


Rambu Solo Suku Dani Manfaat yang diperoleh selama melaksanakan tradisi jimpitan salah satunyayaitu membangun nilai sosial dan gotong royong warga. Dengan diadakannya tradisi jimpitan ini terbukti bahwa memperoleh beberapamanfaat yaitu warga yang ekonominya kurang dapat terbantu, adanya perbaikan fasilitas umum misalnya pebaikan pos ronda, lampu jalan dll., warga menjadi berpengalaman dalam mengelola keuanganhasil jimpitan, dan yang utama yaitu munculnya kembali sikap gotongroyong warga. Paris Berantai Manuk Dadali Letak strategis wilayah Indonesia, kondisi negara kepulauan, Kondisi alam, Keadaan Transportasi dan Komunikasi, penerimaan masyarakat atas perubahan Seni tradisi dapat tetap bertahan sampai saat ini karena kesulitan komunalitasnya mengakar kuat dalam diri masing-masing pribadi Ketika bertemu dengan seseorang yang berbeda pandangan dan sikap dengan adat tradisi kita sebaiknya kita saling menghargai dan tidak memaksakan orang lain untuk menerima pendapat dan kebiasaan kita.Jawaban ini terverifikasi. Jika kebudayaan tidak sejalan dengan agama maka kebudayaan tersebut tidak boleh kita lakukan. Kita harus meninggalkan semua jenis kebudayaan yang tidak sesuai dengan ajaran islam karena panduan hidup yang paling utama bagi umat islam itu adalah ajaranagama islam bukan kebudayaan. Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitasyang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagaimasalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Berwujud Grebeg suro Sasando Badik Bambu gila Leher panjang Kunci Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.


INFORMASI UMUM A. Identitas Modul Nama Penyusun : Farah Dhiba Fauziah Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Ponorogo Tahun : 2023 Jenjang Sekolah : SMA Kelas : X Eemen/ Unit : Bhinneka Tunggal Ika/ Belajar Dari Kekayaan Tradisi Pertemuan : 2 Fase : E Alokasi Waktu : 2 JP B. Kompetensi Awal Peserta didik mengenali dan menunjukkan rasa bangga terhadap jati dirinya sebagai anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila, sikap hormat kepada bangsa yang beragam, serta memahami dirinya menjadi bagian dari warga dunia. Peserta didik dapat menanggapi secara memadai terhadap kondisi dan keadaan yang ada di lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan kondisi dan keadaan yang lebih baik. Peserta didik juga menerima adanya kebinekaan bangsa Indonesia, baik dari segi suku, ras, bahasa, agama, dan kelompok sosial. Terhadap kebinekaan tersebut, peserta didik dapat bersikap adil dan menyadari bahwa dirinya setara dengan yang lain, sehingga ia tidak membeda-bedakan jenis kelamin dan SARA. Terhadap kebinekaan itu, peserta didik juga dapat memiliki sikap tenggang rasa, penghargaan, toleransi, dan cinta damai sebagai bagian dari jati diri bangsa yang perlu dilestarikan. Peserta didik secara aktif mempromosikan kebinekaan, mempertautkan kearifan lokal dengan budaya global, serta mendahulukan produk dalam negeri. C. Profil Pelajar Pancasila Melalui kegiatan pembelajaran belajar dari kekayaan tradisi dengan metode saintifik peserta didik mampu memahami makna dan manfaat hidup dalam perbedaan dan kearifan lokal bangsa Indonesia dengan bernalar kritis, berkebhinnkaan global dengan mempertahankan budaya luhur, menyajikan informasi dan mengkomunikasikannya dengan cara yang kreatif dan dapat bekerjasama dengan peserta didik lainnya yang mencerminkan gotong royong INFORMASI UMUM


D. Sarana dan Prasarana LCD Proyektor Gawai (Laptop, HP) Speaker mini E. Target Peserta Didik Reguler : Sesuai ATP F. Model Pembelajaran Model pembelajaran menggunakan sistem luring atau tatap muka dengan pendekatan saintifik learning dan model pembelajaran cooperative learning melalui metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. G. Tujuan Pembelajaran Dengan membaca materi pada buku sumber peserta didik dapat menyimpulkan tentang kearifan lokal bangsa Indonesia dengan tepat. Dengan memahami literasi digital peserta didik dapat mendiskripsikan tentangkearifan lokal bangsa Indonesia dengan tepat. Dengan melakukan diskusi kelompok peserta didik dapat medapat menyimpulkan tentang kearifan lokal bangsa Indonesia dengan tepat. 1. 2. 3.


A. Capaian Pembelajaran Dengan pendekatan saintifik learning dan model pembelajaran cooperative learning peserta didik dapat memahami makna dan manfaat hidup dalam perbedaan melalui metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan dengan tepat, teliti, tanggung jawab. dan kerjasama yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila. B. Pemahaman Bermakna kompONEN INTI Bacalah literasi digital berikut. Berikan tanggapanmu terhadap isi bacaan tersebut. c. Pertanyaan Pemantik Apakah manfaatyang kita dapatkan hidup di sebuah negara yang majemuk seperti Indonesia? Nilai apa yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari kaitannya dengan penghargaan atas keragaman? 1. 2.


D. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Kelas dimulai dengan salam, guru menanyakan kabar peserta didik Guru mengingatkan tentang kontrak belajar yang harus dilaksanakan peserta didik selama pembelajaran berlangsung Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, diharapkan relevan dengan pengalaman peserta didik (apersepsi) 1. 2. 3. Kegiatan Inti (70 menit) Peserta didik mencermati materi Belajar Dari Kekayaan Tradisiyang ada di buku 2.Peserta didik menyampaikan hasilidentifikasi dari materiBelajar dari KekayaanTradisi 3.Guru memutarkan sebuah video berjudul “Jimpitan” yang bisa dilihat di https://www.youtube.com/watch? v=3ptcrbkCMQ0 Peserta didik diminta menuliskan narasi mengenai kearifan lokal yang telah ditayangkan. Guru membagi kelompok dengan acak, setiap kelompok terdiri atas 5 orang. Guru membagikan LKPD. Peserta didik menjawab pertanyaan yang ada pada LKPD. Guru memulai tournament layaknya cerdas cermat. Setiap kelompok mengirimkan perwakilan untuk menjawab. Jika menjawab dengan tepat maka kelompok akan medapatkan skor Guru juga melakukan sesi tanya jawab. Peserta didik yang dapat menjawab juga mendapatkan poin. Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan peserta didik dengan skor terbanyak. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.


Peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan materiyang telah dipelajari. Peserta didik dan gurumelakukan refleksi tentang kegiatanpembelajaran dengan memberikanpertanyaan: a.Bagaimana kesan pembelajaran hari ini? b.Apa manfaat pembelajaran hari ini? Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang aktif dan memberi motivasi untuk yang lainnya. Guru memberikan penguatan kepada peserta didik untuk tetap semangat dan mengikuti pembelajaran. Guru mengajak pesertadidik berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. D. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Penutup (10 menit) E. Refleksi Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah... Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami/ saya ingin mengetahui lebih dalam tentang ... Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah .... Apa kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik? Apa yang sebaiknya saya tambahkan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran selanjutnya? Bagaimana melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi peserta didik? Refleksi Peserta Didik 1. 2. 3. Refleksi Guru 1. 2. 3.


F. Asesmen


3) Penilaian Pengetahuan Pengolahan Nilai Pengetahuan Mata Pelajaran : ............................................................... Semester : ............................................................... Nama Peserta Didik : ...............................................................


Bahan Ajar PENDIDIKAN PANCASILA BELAJAR DARI KEKAYAAN TRADISI Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal Kabupaten Ponorogo Kelas X SMA Farah Dhiba Fauziah, S.Pd.


Peta Konsep Elemen Bhinneka Tunggal Ika Unit 5 Belajar dari kekayaan tradisi Pokok materi 1 Makna dan Manfaat Hidup dalam perbedaan Pokok materi 2 Kearifan Lokal Bangsa Indonesia Taufan Iskandar (29)


Pendahuluan Kearifan lokal menjadi salah satu materi pembelajaran yang harus diketahui oleh peserta didik. Dalam hal ini, tak jarang materi yang diajarkan di sekolah terdapat nilai kearifan lokal. Dengan adanya modul materi ajar ini, diharapkan capaian kompetensi peserta didik tentang pengetahuan keberagaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di suatu daerah yang ada di Indonesia, khususnya Kabupaten Ponorogo dapat terpenuhi dengan baik. Capaian pembelajaran Peserta didik mampu menginisiasi kegiatan bersama atau gotong royong dalam praktik hidup sehari-hari untuk membangun masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila;


Tujuan Pembelajaran Melalui pembahasan ini, peserta didik diharapkan dapat mengenali dan membangun kesadaran bahwa ada keragaman identitas yang kita miliki sebagai sebuah bangsa. Agar peserta didik dapat menunjukkan oenghargaanya terhadap keragaman budaya, baik yang ada di Indonesia maupun dunia. Pemahaman Bermakna Mengaitkan Bhinneka Tunggal Ika ini dengan Pancasila. Sebagai dasar negara, Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia, yang sejak kelahirannya terbukti mampu mengelola keragaman identitas tanpa menghilangkannya. Identitas yang beragam itu justru diwadahi untuk dimajukan secara bersamasama.


MATERI 1 MAKNA DAN MANFAAT HIDUP DALAM PERBEDAAN Seperti kalian ketahui bersama, bangsa Indonesia merupakan bangsa besar yang memiliki berbagai macam perbedaan, baik suku, bahasa, agama, dan yang lainnya. Meski demikian, bangsa Indonesia masih tetap bisa hidup dalam suasana yang harmonis tanpa ada perpecahan dan pertentangan. Hal ini disebabkan karena bangsa kita memiliki nilai persatuan dan kesatuan yang kuat yang tertuang dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika. Berbeda tapi tetap satu jua. Seperti benda-benda luar angkasa, meskipun berbeda karakteristik, berbeda tempat, tapi bangsa kita masih dapat hidup dalam keteraturan yang menakjubkan. Persatuan dan kesatuan memiliki makna yang sangat penting guna kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Apa saja makna dan manfaat hidup dalam perbedaan? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, bacalah artikel di bawah ini.


Setelah menyimak infografis di atas, hal apa yang dapat kalian pelajari. Utarakanlah pendapatmu secara lisan di depan kelas. Adakah di sini yang punya teman berbeda suku ataupun agama? Jika ada, kalian sangat beruntung karena dapat mengenal budaya serta ajaran baru. Selain itu, lingkungan yang majemuk bisa memberikan kalian referensi pertemanan yang lebih luas. Indonesia adalah negara dengan sejuta keberagaman. Keberagaman yang ada telah menjadi simbol persatuan dan dikemas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, kita harus menjaganya agar tetap utuh dan harmonis. Namun, belakangan ini Indonesia kerap mengalami krisis toleransi. Perbedaan yang ada justru menimbulkan perpecahan. Padahal, perbedaan itu sendirilah yang seharusnya membuat Indonesia menjadi indah karena lebih “berwarna”. Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan menganut paham toleransi. Jangan sampai Indonesia terpecah-belah akibat isu-isu negatif. Ingat kata pepatah, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.”


Bagimana sikap kita atas keberagaman di Indonesia Mengapa penghargaan atas keberagaman masyarakat lain harus dilakukan? Jawablah pertanyaan berikut dan tuliskan pada buku tugasmu. 1. 2. Manfaat Hidup Rukun Dalam Perbedaan Ada banyak manfaat hidup rukun dalam perbedaan, khususnya bagi masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai negara yang majemuk atau beragam. Bukan hanya penduduknya yang berasal dari beragam suku dan ras, tetapi juga berbagai kebudayaan yang dimiliki setiap daerah. Inilah yang selalu menjadi tantangan bagi seluruh masyarakat untuk menjaga kerukunan bersama.


Bukan tanpa alasan, kerukunan menjadi hal penting yang perlu dipupuk agar masyarakat Indonesia dapat hidup damai di tengah perbedaan. Selain memberikan kehidupan yang damai dan tenang, terdapat beberapa manfaat hidup rukun dalam perbedaan lainnya yang tak kalah penting. Manfaat hidup rukun dalam perbedaan ini termasuk meningkatkan toleransi, mendorong kerja sama dan solidaritas, hingga meningkatkan perkembangan masyarakat dan budaya yang lebih maju. Di samping itu, hidup rukun dalam perdamaian juga dapat memperkuat identitas individu, kelompok, dan karakter bangsa Indonesia secara umum. Dengan begitu, penting bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mengetahui berbagai manfaat hidup rukun dalam perbedaan. Anda juga perlu memahami langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mewujudkan kerukunan dan perdamaian di tengah perbedaan. Dengan kerukunan yang terjaga, maka masyarakat dapat hidup damai dan harmonis. Bukan hanya itu, terdapat beberapa manfaat hidup rukun dalam perbedaan lainnya yang tak kalah penting, yaitu meliputi: Menciptakan harmoni dan kedamaian dalam keberagaman Meningkatkan toleransi dan pemahaman antar individu dan kelompok Mendorong kerjasama dan solidaritas dalam mengatasi masalah bersama Memberikan sumbangsih yang beragam bagi perkembangan masyarakat dan budaya Menumbuhkan rasa saling hormat dan memperkuat hubungan sosial Memperkuat identitas dan integritas masing-masing individu dan kelompok


MATERI 2 KEARIFAN LOKAL BANGSA INDONESIA KABUPATEN PONOROGO kabupaten Ponorogo secara geografis terletak di provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini terletak di bagian barat provinsi Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah. Ponorogo memiliki banyak sekali kesenian daerah, salah satu yang terkenal adalah Reog. Kebudayaan dan adat-istiadat masyarakat Ponorogo dipengaruhi oleh kebudayaan dan adat-istiadat masyarakat Jawa Tengah. Beberapa budaya masyarakat Ponorogo adalah Larung Risalah Doa, Grebeg Suro, dan Kirab Pusaka. Masyarakat Ponorogo memiliki adat-istiadat yang sangat khas yaitu, becekan (suatu kegiatan dengan mendatangi dan memberikan bantuan berupa bahan makanan; beras, gula, dan sejenisnya kepada keluarga, tetangga atau kenalan yang memiliki hajat pernikahan atau khitanan), jimpitan dan sejarah (silaturahmi ke tetangga dan sanak saudara pada saat hari raya Idul fitri yang biasanya dilakukan dengan mendatangi rumah orang yang berumur lebih tua).


Grebeg Suro Grebeg Suro merupakan acara tradisi kultural masyarakat Ponorogo dalam wujud pesta rakyat Ponorogo. Puncak pentas seni, budaya, dan tradisi ditampilkan pada saat itu yang meliputi Festival Reog Nasional, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel. Kegiatan ini sudah belasan tahun dilaksanakan.Tentunya ada nilainilai luhur yang terkandung didalamnya sehingga dipertahankan sampai sekarang oleh masyarakat Ponorogo. Nilai-nilai luhur tersebut tampak pada gerak-gerik, simbol, sikap, tindak tanduk yang ada ketika seni dan tradisi tersebut dipertunjukkan. Nilai luhur ini tentunya berbeda dengan daerah lain karena seni dan tradisi yang ditampilkan berbeda pula. Jadi dapat dikatakan nilai luhur tersebut hanya ada di daerah yang menampilkan seni dan tradisi tersebut. Maka dikenallah nilai-nilai luhur ini dengan nilai-nilai kearifan lokal yang berarti nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan menjadi acuan bertingkah laku sehari-hari masyarakat setempat.


Kesenian Reog Ponorogo Reog Ponorogo adalah bentuk kesenian yang tumbuh berabad-abad lalu. Menurut Margaret J. Kartomi dalam “Performance, Music and Meaning of Réyog Ponorogo” di jurnal Indonesia No. 22, Oktober 1976, kata “reyog” mungkin berasal dari kata “angreyok” yang ditulis pujangga Prapanca dalam Nagarakertagama. “Angreyok” berkaitan dengan dorongan semangat prajurit, pertunjukan tari reog, perang-perangan, dan mungkin berhubungan dengan pengetahuan militer kuno. Seni pertunjukan reog Ponorogo, merupakan salah satu tradisi masyarakat Ponorogo yang yang masih hidup dan bertujuan mempererat tali silaturahmi masyarakat Ponorogo. Kesenian yang mulanya bernama “Barongan” ini, dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam yang berasal dari Bali. Maka, tidak mengherankan jika kesenian reog mirip dengan kesenian barong di Bali. Pementasan reog mulai muncul sejak tahun 1920 hingga saat ini. Namun, pada zaman pemerintah kolonial Belanda dan Penjajahan Jepang, reog dianggap sebagai kesenian yang merugikan hingga dilarang karena dianggap dapat memobilisasi massa. Eksistensinya yang mengandung nilai-nilai historis, filosofis, religious, kreatif, dan edukatif menjadikan reog sebagai hiburan rakyat yang lagendaris.


Jimpitan Jimpitan adalah tradisi iuran sukarela dalam masyarakat Jawa berupa uang atau beras yang dikumpulkan melalui petugas yang ditunjuk warga. Iuran jimpitan biasanya diletakkan dalam wadah kecil di depan rumah yang nantinya akan diambil oleh petugas yang berkeliling. Pemungutan jimpitan ini umumnya pada malam hari bersamaan dengan kegiatan ronda. Wilayah jimpitan biasanya dibagi berdasarkan Rukun Tetangga. Jimpitan umumnya digunakan untuk membantu warga yang kesusahan. Jimpitan berasal dari kata bahasa Jawa jimpit yang artinya mengambil dengan ujung-ujung jari. Dalam kamus Jawa, jimpitan umumnya diartikan pengumpulan beras saja. Akan tetapi, karena perkembangan zaman dan perekonomian tidak seburuk masa lalu, jimpitan pada masa kini lebih lazim menggunakan uang receh. Hal ini juga dilatarbelakangi susahnya menjual beras hasil jimpitan, selain berasnya memiliki mutu yang berbedabeda, beras juga sering mengalami kerusakan (seperti berjamur dan berbau apek) sebelum terkumpul cukup banyak untuk layak dijual. Uang jimpitan per rumah biasanya berkisar Rp200 hingga Rp1000.


Dawet Jabung Dawet merupakan minuman khas Jawa dari desa Jabung, Ponorogo yang terbuat dari tepung beras ataupun tepung beras ketan, disajikan dengan es parut serta gula merah cair dan santan. Dawet tercatat dalam prasasti Taji Ponorogo pada abad 10. kemudian mulai dikenal kembali pada abad 15 zaman bupati Ponorogo Bathoro Katong, karena bermanfaat menyembuhkan orang sakit. Bathoro Katong lalu memperkenalkan Dawet Jabung kepada kakanya Raden Fatah di Kesultanan Demak, Raden Fatah ingin menjadikan sebagai minuman keseharian di keraton Kesultanan Demak, kemudian dawet jabung yang berwarna bening diberi warna hijau, yang merupakan warna favorit Rasulallah Saw, Dawet yang berwarna hijau ini menyebar ke barbagai kota di Jawa Tengah. Ketika Kesultanan Demak melakukan penyerangan Portugis di Melaka, Pasukan Demak disediakan minuman Dawet Hijau supaya memiliki semangat perang yang tinggi, sehingga Dawet pun dikenal juga oleh orang melayu yang tinggal di Malaysia, Singapura, Riau dan Thailand Selatan. Ada cerita unik dibalik segarnya Dawet Jabung Ponorogo, apa kamu tahu?


LKPD Belajardarikekayaantradisi LEMBARKERJAPESERTA DIDIK Kelas Pendidikan Pancasila Nama : .......................... Kelas : ........................... Kelompok : ........................... X Kearifan Lokal Kabupaten Ponorogo


Aktivitas Hari Ini Scan barcode di atas (pilih salah satu) Identifikasi bersama kelompokmu Presentasikan di depan kelas LKPD Pertemuan 1


BHINN EKA TUNGGAL IKA UNIT 5 CAPAIAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK NILAI PENDIDIKAN PANCASILA Belajar Dari Kekayaan Tradisi Peserta didik diharapkan dapat menjelaskan makna dan manfaat hidup dalam ke-bhinneka-an, kaya akan kearifan lokal serta memiliki kebanggaan atas produk dalam negeri. Selain itu, peserta didik juga diharapkan mampu menunjukkan produk dan kearifan lokal kebangan bangsa Indonesia yang bisa digunakan untuk mengantisipasi tindakan-tindakan intoleransi atau diskriminasi Peserta didik mampu menginisiasi kegiatan bersama atau gotong royong dalam praktik hidup sehari-hari untuk membangun masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila


Bentuklah kelompok 4-5 orang Isi nama, no kelompok dan kelas pada kolom yang telah disediakan Scan barcode di bawah ini untuk melihat video Kerjakan soal yang telah disediakan PETUNJUK 1. 2. 3. 4. PERTANYAAN Apa yang kalian ketahui tentang tradisi tersebut? Pelajaran apa yang bisa kalian ambil dari tradisi tersebut? Apakah sampai sekarang tradisi itu tetap dilestarikan oleh masyarakat? Jika iya bagaimana pelaksanaannya? Adakah nama lain dari tradisi tersebut atau ada tradisi sejenis yang hampir mirip? 1. 2. 3. 4.


LEMBAR JAWABAN


Click to View FlipBook Version