The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by desyseria12, 2021-11-27 22:40:30

Akuntansi

E Book Akuntansi

--- Desy Seria Nurwalis ---
X AKL 3

Sejarah Akuntansi di Dunia

Menurut sejarah, Ilmu Akuntasi pertama kali muncul pada saat matematikawan yang
bernama Luca Paciolo berhasil membukukan pencatatan keuangan dengan model berpasangan.
Buku yang dicatat oleh matematikawan diberi judul “ Summa De Arithmetic Proportioni Et
Proportionita “ yang berisi pembelajaran cara mengelola keuangan yang dibuat secara khusus
untuk para usahawan dikala itu.

Luca Paciolo
Pada awal kemunculan akuntansi disebut dengan istilah Sistem Pembukuan Berpasangan.
Sistem ini pertama kali muncul di Eropa Barat. Namun beberapa waktu kemudian, Sistem
pembukuan berpasangan mulai dikenal dibanyak negara – negara besar. Bahkan negara
Amerika Serikat juga menggunakannya dengan nama yang berbeda. Di Amerika sistem
pembukuan disebut Sistem Anglo Saxon. Belanda juga mengadopsi ilmu pembukuan
berpasangan. Belanda menamakannya Pembukuan Sistem Kontinental.

Di abas ke 19, Amerika Serikat mempatenkan teori Anglo Saxon 2 menjadi teori yang
lebih komprehensif yang disebut dengan istilah Teori accounting dan ini yang dianggap cikal
bakal lahirnya teori akuntansi modern.

Teori ini berkembang di awal abad 20 , dimana pada zaman itu, Amerika Serikat sudah
mengenal komputer, yang membuat pengaplikasian akuntansi menjadi lebih mudah.
Penambahan teori di dalam pembukuan tersebut juga semakin diperkuat. Maka dari itu, bisa
ditemukan teori akuntansi sebagai disiplin ilmu pengelolaan keuangan yang kompleks dan
seakan fnal.

Sejarah Akuntansi di Indonesia

Sejarah Akuntansi muncul sekitar tahun 1942. Kemunculan akuntansi ditandai dengan
adanya sistem pengenalan yang sudah dilakukan oleh masyarakat tradisional. Belanda dan
Portugis adalah negara yang pertama kali memperkenalkan sistem pencatatan di Indonesia.

Bukti adanya akuntansi di Indonesia adalah adanya pencatatan pada tahun 1747.
Namun, pada saat itu belum mencakup semua keseluruhan dan hanya dasarnya sesuai
kepentingan saja.

Teori akuntansi mulai berkembang. Bahkan pada tahun 1952, perguruan tinggi mulai
mengajarkan kepada mahasiswa. Pada tanggal 17 Oktober 1957 Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) resmi mendirikan aula Universitas Indonesia untuk mewadahi dan membimbing
perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan.

Setiap negara mempunyai sistem akuntansi tersendiri yang diselesaikan dengan
kemudahan pencatatannya, Amerika Serikat menggunakan Anglo Saxon dan Belanda
menganut pada kontinental. Pada awalnya, indonesia menganut sistem kontinental, karena saat
itu sedang berada dalam kendali pemerintah Belanda. Pada sistem kontinental ini menganggap
bahwa proses pembukuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi.

Seiring berkembangnya akuntansi, negara banyak yang memilih untuk menggunakan sistem
anglo saxon dikarenakan anglo saxon dianggap lebih mudah diterapkan karna lebih sederhana.

Pembukuan Perusahaan Amphioen Societeit th 1747

Perkembangan akuntansi di Indonesia mulai berkembang dimasa penjajahan belanda
pada tahun 1642. Namun, praktik akuntansi di Indonesia baru ditemukan ditahun 1747. Pada
tahun 1747 sistem akuntansi di Indonesia ditandai dengan ditemukannya sistem pembukuan
pada perusahaan Amphioen Societeit di Jakarta. Perusahaan tersebut menggunakan sistem
pembukuan double entry yang diterapkan pada masa penjajahan belanda.

Pencatatan double entry digunakan perusahaan yang mempertimbangkan urusan hutang
piutang. Double Entry Bookkeeping menggunakan rumusan dasar yaitu total aset adalah
jumlah keseluruhan dari kewajiban ditambah modal pemilik. Karena banyak keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan, Double Entry dipilih untuk djadikan sistem pencatatan. SIstem
double entry akan membantu perusahaan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara
lengkap.

Keunggulan dari doouble entry pada perusahaan belanda tersebut adalah untuk
mendeteksi adanya kesalahan. Perhitungan keuangan menggunakan sistem pencatatan double
entry akan menghasilkan laporan yang akurat.

Akuntansi berkembang pesat di Indonesia saat dihapuskannya Undang-undang tanam
paksa pada tahun 1870. Hal ini memicu semakin banyaknya pada investor Belanda yang
menanamkan modalnya dan mengembangkan bisnis di indonesia.

Sistem tata buku yang lengkap pada zaman penjajahan hanya diterapkan oleh
perusahaan belanda. Perusahaan indonesia belum mengenal sistem tata buku yang sistematis,
mskipun pada saat itu mulai ada pembukuan berpasangan.

Perkembangan Pendidikan Akuntansi di Indonesia

Akuntansi mulai dikembangkan sebagai ilmu pendidikan di Indonesia sejak mundurnya
Penjajahan Belanda pada tahun 1942-1925.

Perkembangan akuntansi di Indonesia akhirnya mengadopsi anglo saxon dari Amerika
yang dibawa oleh pelajar. Anglo saxon bisa diterapkan dengan mudah karena tidak
memperlukan penyesuaian yang terlalu banyak dengan sistem kontinental di Belanda.

Kemudian akuntansi menjadi salah satu ilmu yang diajarkan dalam beberapa perguruan
tinggi. Institusi pertama yang membuka jurusan akuntansi adlah Universitas Indonesia pada
tahun 1952 dan dilanjutkan dengan universitas lain.

Pada tahun 1960, terdapat 3 intitusi pendidikan tinggi yang mendirikan jurusan
akuntansi, yaitu Universias Sumatera Utara, Universitas Padjajaran, dan Universitas airlangga..

Perkembangan jurusan akuntansi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akuntan di
Indonesia. Karena kebutuhan akuntan di Indonesia semakin meningkat seiring pesatnya
perkembangan bisnis dan kesadaran terhadap pentingnya sistem keuangan.

Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses yang diawali dengan mencatat,mengeompokkan,
mengolah, menyajikan data, serta mencatat transaksi yang berhubungan dengan keuangan.

Berikut beberapa definisi akuntansi menurut beberapa ahli :

• Paul Grady
Akuntansi adalah tubuh dari ilmu pengetahuan serta fungsi organisasi secara
sistematis,autentik, dan original dalam mencatat,mengklasifikasi memproses,
membuat ikhtisar, menganalisa, menginterprestasi semua transaksi dan kejadian
serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasional entitas accounting
dengan tujuan menyediakan informasi yang berarti dibutuhkan manajemen
sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diterimanya.

• Sunyanto (1999)
Definisi akuntansi merupakan suatu tahapan proses pengumpulan,
pengidentifikasian, pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian/
pelaporan dari transaksi – transaksi keuangan serta penafsiran hasilnya guuna
pengambilan keputusan.

• Sofyan Harahap (2005)
Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan
informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan
berbagai alternatif dalam mengambil sebuah kesimpulan oleh para pemakainya.

Laporan Akuntansi

Terdiri dari 4 jenis laporan :

• Laporan Posisi keuangan
Suatu daftar sistematis yang memuat informasi mengenai aset, hutang, dan
modal suatu perusahaan pada akhir periode tertentu.

• Laporan Laba Rugi Komprehensif
Ikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode
tertentu, sehingga dapat diketahui laba yang diperoleh dan rugi yang dialami

• Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan yang menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin
1 bulan atau 1 tahun. Melelau laporan perubahan modal dapat diketahui sebab-
sebab perusahaan modal selama periode tertentu.

• Laporan Arus Kas
Dengan adanya laporan ini pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi
perubahan aktiva bersih perusahaan,struktur keuangan ( termasuk likuiditas dan
solvabilitas) dan kemampuan perusahaan didalam menghasilkan kas dimasa
mendatang.

Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi adalah proses berulang untuk melakukan identifikasi, analisis, dan
merekam setiap kegiatan akuntansi dalam sebuah perusahaan.

Siklus ini terjadi dalam waktu 1 tahun. Dalam waktu tersebut, semua prinsip, kaidah,
metode, hingga teknik – teknik dalam akuntansi digunakan untuk mencatat segala kegiatan
akuntansi perusahaan.

Tahapan Siklus Akuntansi

1. Identifikasi transaksi
Kegiatan ini harus dilakukan secara tepat dengan melakukan pencatatan setiap transaksi
yang terjadi. Transaksi akuntansi yang dicatat merupakan setiap transaksi yang
memiliki dampak secara langsung pada perubahan kondisi keuangan perusahaan dan
dinilai secara objektif. Transaksi ini juga harus memiliki bukti agar mudah melakukan
identifikasi.
Bukti transaksi bisa berupa kuitansi, faktur, nota, atau bukti lainnya yang dianggap sah
dalam dunia akuntansi.

2. Analisis Transaksi
Sistem pencatatan akuntansi dalam perusahaan selalu menggunakan double-entry
system. Artinya, setiap transaksi akuntansi yang terjadi akan memberikan pengaruh
pada posisi keuangan didebet dan kredit dan harus dalam jumlah yang sama besarnya.
Dalam matematis, umunya akuntansi menggunakan persamaan :
Aktiva = kewajiban + ekuitas dalam melakukan analisis dan perhitungan transaksi yang
terjadi.

3. Pencatatan Transaksi dalam journal
Jurnal berasal dari bahasa Perancis Journal yang artinya “ buku harian”.
Jurnal merupakan catatan pertama setelah adanya bukti transaksi. Oleh karena itu,
jurnal sering disebut sebagai books of original entry. Pencatatan transaksi dalam jurnal
disebut menjurnal ( journalizing).
Dalam proses perjunalan, setiap transaksi dibagi kedalam dua bagian : debit dan Kredit.
Pencatatan ini bisa dilakukan di sebuah jurnal umum.

4. Posting Buku Besar
Setelah di catatan ke dalam sebuah jurnal, akuntansi kemudian memindahkan semua
transaksi ke dalam buku besar.

Buku besar ( Ledger ) adalah kumpulan akun yang disusun sedemikian rupa sehingga
mudah ditemukan saat diperlukan. Akun adalah suatu media akuntansi, tempat untuk
mencatat transaksi keuangan.
Masing masing rekening yang ada didalam buku besar tersebut diberi nomor kode
tertentu. Tujuannya agar memudahkan ketika proses identifikasi dalam journal tersebut.
5. Menyusun Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian
Neraca saldo berisikan daftar saldo dari masing – masing rekening pada buku besar
pada periode tertentu. Dalam menuliskan neraca saldo, saldo terdapat dalam buku besar
disatukan dan harus dalam kondisi sama jumlahnya. Bila dalam suatu kondisi ternyata
terdapat transaksi yang belum tercatat atau ditemukan ada kesalahan di neraca saldo,
maka kauntan wajib untuk melakukan pencatatan dalam jurnal penyesuaian.
Penyusunan jurnal penyesuaian ini bersifat periodik dan prosesnya juga sama dengan
penjurnalan pada umumnya. Setelah dicatat dalam jurnal penyesuaian maka hasil
laporan keuangannya menjadi aktual.
6. Penyusunan neraca saldo penyesuaian dan laporan keuangan
Neraca saldo penyesuaian dibuat dengan berdasarkan pada buku negara saldo yang
sudah dibuat sebelumnya dengan memperhatikan jurnal penyesuaian.
Saldo terbagi kedalam kelompok aktiva dan pasiva sesusai dengan statusnya.
Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan neraca saldo penyesuaian adalah jumlah
saldo pada aktiva maupun pasiva berjumlah sama besar.
Laporan dibuat setelah jumlah saldo aktiva dan pasiva pada buku neraca saldo
berjumlah sama besar.
7. Menyusun jurnal penutup
Jurnal penutup disusun pada akhir periode akuntansi dengan cara menutup rekening
nominal atau rekening laba rugi. Tujuan melakukan penutupan rekening ini adalah
untuk melihat aliran pada sumber periode akuntansi tersebut berjalan. Setelah rekening
ditutup, jurnal penutup bisa digunakan untuk mengukur setiap kegiatan yang telah
dilaksanakan selama periode tertentu.


Click to View FlipBook Version