The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Pedoman Mitra Bapandung
"Pemberdayaan Seniman Muda Kota Banjarmasin Melalui Bimtek dan Aksi Pamandungan Sebagai Upaya Revitalisasi Tradisi Lisan Bapandung"

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Kesenian Bapandung, 2023-09-13 09:40:59

Buku Pedoman Mitra

Buku Pedoman Mitra Bapandung
"Pemberdayaan Seniman Muda Kota Banjarmasin Melalui Bimtek dan Aksi Pamandungan Sebagai Upaya Revitalisasi Tradisi Lisan Bapandung"

BUKU PEDOMAN MITRA "PEMBERDAYAAN SENIMAN MUDA KOTA BANJARMASIN MELALUI BIMTEK DAN AKSI PAMANDUNGAN SEBAGAI UPAYA REVITALISASI TRADISI LISAN BAPANDUNG" PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PKM PM


Nailiya Nikmah,S.PD.,M.PD.,MCE. Nabila Ahya Syaffitri Muhammad Akmal Farizi Evie Martha Hidayat L. Nur’Alima Muhammad Mujahidin Penyusun : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kontak : @bapandungan [email protected] Asal Instansi : Politeknik Negeri Banjarmasin Jl. Brig Jend. Hasan Basri, Pangeran, Kec. Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70124 PKM PM program kreativitas mahasiswa BUKU PEDOMAN MITRA "PEMBERDAYAAN SENIMAN MUDA KOTA BANJARMASIN MELALUI BIMTEK DAN AKSI PAMANDUNGAN SEBAGAI UPAYA REVITALISASI TRADISI LISAN BAPANDUNG" Disusun sebagai Luaran Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat 2023


PKM PM program kreativitas mahasiswa


KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan buku pedoman mitra yang berjudul “Pemberdayaan Seniman Muda Kota Banjarmasin Melalui Bimtek dan Aksi Pamandungan sebagai Upaya Revitalitasi Tradisi Lisan Bapandung” Tim Bidang PKM-PM. Penyusunan Buku Pendoman Mitra ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan yang diberikan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) untuk memenuhi persyaratan khusus bidang PKM-PM. Kami sangat berharap buku pedoman ini dapat berguna sebagai arah keberlanjutan program dan inovasi inovasi mitra setelah pelaksanaan kegiatan usai. Buku ini juga akan memberikan informasi kepada mitra bapandung agar mengenal lebih luas bapandung yang telah dilakukan melalui Bimtek dan Aksi sebagai pendukung utama dalam penyelenggaraan program ini. Kami menyadari penulisan buku ini mendapat banyak bantuan dan dukungan dari pihak lain. Ada begitu banyak pihak yang membantu dan mendukung kami dalam menyelesaikan buku ini. Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Mitra yang sudah berkenan bekerja sama dan berbagi banyak hal serta kepada semua pihak yang telah membantu memberikan wawasan dan bimbingan kepada kami sebelum maupun ketika menulis buku panduan ini. Kami juga menyadari bahwa buku ini masih belum bisa sempurna, untuk itu, kami meminta dukungan dan masukan dari para pembaca, agar kedepannya buku ini bisa disempurnakan. PKM PM Banjarmasin, 30 Agustus 2023 Tim Penyusun program kreativitas mahasiswa i


DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................................................I DAFTAR ISI................................................................................................................................II A. Sejarah Bapandung....................................................................................................1 B. Mengenal Konsep Bapandung..............................................................................2 C. Teknis Bapandung......................................................................................................3 D. Hal Pendukung dalam Bapandung....................................................................4 E. Humor dalam Bapandung......................................................................................4 F. Metode dan Langkah-Langkah dalam Proses Kegiatan Menuju Revitalisasi......................................................................................................................5 G. Indikator Capaian......................................................................................................9 H. Sosial Media Tim........................................................................................................10 PENUTUP..................................................................................................................................17 TIM PENYUSUN......................................................................................................................18 PKM PM program kreativitas mahasiswa ii


A. Sejarah Bapandung Bapandung merupakan salah satu kesenian lokal seni tutur Kalimantan Selatan. Bapandung hidup dan berkembang di dalam masyarakat Banjar, diperkirakan muncul pada abad ke-19 di Margasari, Rantau, Kalimantan Selatan (Ideham dkk dalam Saefuddin, 2019). Bapandung awalnya dipertunjukkan oleh seorang petani di Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, pada awal tahun 1960-an. Bentuk pertunjukannya berupa monolog dengan menggunakan bahasa Banjar. Salah satu tokoh lokal yang sudah melestarikan kesenian Bapandung di Banjarmasin adalah Alm Abdus Sukur. Alm Abdus Sukur menyisipkan humor di dalam pertunjukannya karena tujuan utama Bapandung adalah menyampaikan pesan moral dari kisah atau cerita yang dimainkan si pemandung. Bapandung juga dikatakan lahir dari mamanda dari seorang tokoh bernama “Adam”. Abdus Sukur mulai mengenal Bapandung sekitar tahun 1990 yang diajarkan oleh alm. Bachtiar Sanderta, yang pada saat itu beliau menjabat sebagai Kepala Taman Budaya Kalimantan Selatan. Tidak hanya mengajarkan bagaimana dan apa itu Bapandung, alm. Bachtiar Sanderta bahkan memberikan tugas kepada Abdus Sukur untuk mengobservasi lingkungan sekitar dan mengamati tingkah laku manusia dengan jenjang umur yang berbeda-beda (Bayatri, 2019). Setelah beberapa bulan menjalankan tugas yang diberikan, Abdus Sukur diberikan penjelasan mengapa diberikan tugas itu, ternyata alm. Bachtiar Sanderta ingin mengajarkan kesenian Bapandung kepada Abdus Sukur. Secara teoritis kesenian ini dimainkan dengan memerankan beberapa karakter dengan tingkah laku yang berbeda-beda. Dasar utama kesenian ini adalah bakisah yang diisi oleh beberapa tokoh dan perubahan karakter didalamnya. Bukan hal yang sulit bagi Abdus Sukur untuk menguasai tentang Bapandung karena dasar-dasar berteater sudah dipelajari sebelumnya. Kesenian Bapandung kini hampir punah untuk itulah perlu dilakukan revitalisasi (Bayatri, 2019). PKM PM program kreativitas mahasiswa 1


PKM PM B. Mengenal Konsep Bapandung Teater tutur Bapandung adalah suatu bentuk teater yang dituturkan oleh seseorang. Bertutur sama dengan Bakisah. Seperti pengertian teater pada umumnya, Bapandung harus mempunyai cerita, dimainkan dan ditonton. Salah satu contoh teater tutur ialah Bapandung. Bapandung adalah seni teater tutur yang termasuk ke dalam jenis sastra lisan. Bapandung merupakan monolog tradisional yang tumbuh dan berkembang di Kalimantan Selatan, untuk pengemasan atau pembinaan Bapandung berasal dari kata pandung yang berarti menirukan tingkah laku. Jenis cerita yang disampaikan berupa kisah satu malam, dongeng, dan legenda. Cerita yang dibawakan tidak terikat pakem tertentu. Itu sebabnya, pamandungan bebas berkreasi untuk memerankan isi cerita syair atau hikayat yang dituturkan sekaligus dimainkan. Bapandung merupakan tradisi lisan yang menjelmakan cerita rakyat ke dalam suatu pertunjukan tradisional, berfungsi sebagai apresiasi sastra dalam bentuk teater tutur tradisional. Secara implisit, sastra lama yang memiliki tradisi tersebut memaparkan dan mengandung unsur-unsur budaya setempat. Semua unsur kebudayaan yang ditemukan dalam sastra lama membentuk gambaran dari manusia dan kebudayaan pada zaman lampau yang tidak pernah dialami. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur pementasan pertunjukkan bapandung serta mendeskripsikan nilai-nilai budaya yang berakar dari masyarakat yang mencerminkan harkat dan kualitas hidup manusianya. Bapandung juga harus punya humor. Fungsi Bapandung dahulu adalah sebagai hiburan masyarakat. Hiburan ini sangat berperan sebagai sarana dalam keakraban keluarga ketika malam pengantin. Fungsi lain dalam Bapandung adalah sebagai sarana dalam menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat, yaitu: program kreativitas mahasiswa 2


Bapandung dan Stand up comedy mempunyai persamaan dalam hal bermain sendiri di atas panggung, akan tetapi dalam penyajiannya sangat jauh berbeda. Bapandung mempunyai struktur cerita ada tokoh, alur, plot, pesan moral baik tersurat maupun tersirat dan harus bisa membungkus cerita agar pesannya akan mudah tersampaikan ke penonton. Ilmu teater modern juga tetap dipakai dalam Bapandung seperti vokal, imajinasi, ekspresi, teknik dan kontrol emosi. Perbedaan bapandung dengan bakisah terlihat pada bagian pakaian berupa peci/kopiah dan selendang yang digunakan sebagai properti. Peci digunakan untuk memperkuat aktingnya sebagai pelaku. Sebaliknya, selendang digunakan saat tukang pandung berperan sebagai perempuan sehingga jelas. Di luar pentas pergelaran, orang sulit membedakan antara bapandung dan bakisah karena kedua jenis teater ini sama-sama mengandalkan keterampilan bertutur dalam menyampaikan ceritanya. Dalam bapandung terdapat juga struktur. Struktur bapandung diawali pantun - pantun pembukaan bentuk penghormatan penonton. Lambat laun pantun-pantun itu diganti oleh pamandungan dengan nyanyian yang disebut dengan palayaran. C. Teknis Bapandung Berikut beberapa teknis dalam kesenian bapandung: Sebagai media pendidikan moral misalnya untuk meraih masa depan yang baik seseorang harus belajar banyak. Di ceritakan bahkan di ragakan oleh pemandungan bagaimana kebodohan menyebabkan kesengsaraan. 1. Sebagai media kritik sosial masyarakat. Si Pemandung sering menyindir-nyindir si kikir yang menjadi miskin. Bagaimana orang yang sukar bergaul di masyarakat, sepi sendiri karena terisolir dalam kegiatan kemasyarakatan. 2. PKM PM program kreativitas mahasiswa 3


PKM PM program kreativitas mahasiswa 4 Bapandung dimainkan sendirian tanpa ada aktor pendukung lainnya. Bapandung wajib menggunakan bahasa Banjar serta didalamnya terkandung sastra Banjar. Bapandung ada kisah: Tokoh, Alur, Plot, Pesan Moral (tersirat/tersurat), Konflik, Ending. Bapandung memiliki 2 modal yaitu bisa mahir bapander dan bisa merekayasa cerita menjadi sangat menarik. 1. 2. 3. 4. D. Hal Pendukung dalam Bapandung Bapandung menggunakan properti seperti make up dan kostum, boleh juga ada musik. Bapandung ada interaksi dengan penonton tapi tidak berlebihan. Bapandung memiliki struktur: Tarian, Papadahan (menasehati), menggunakan ungkapan dan istilah bahasa Banjar. Bapandung mengikuti suara dan karakter tokoh yang diperankan. Sebagai sebuah teater, bapandung mempunyai unsur-unsur seperti: 1) cerita, 2) cerita dimainkan oleh pamandungan, dan 3) ditonton. Cerita dalam bapandung dapat berupa kisah satu malam, dongeng, dan legenda. Ada beberapa hal yang mendukung dalam kesenian Bapandung: Secara ringkas hal pendukung Bapandung adalah Tempat, Penonton, Cerita, Pamandungan dan Properti. E. Humor dalam Bapandung Humor dapat memberikan hiburan tersendiri bagi penikmatnya, dengan humor penonton bisa terhibur, tertawa, dan membuat tontonan tidak membosankan. Orang yang menonton kesenian pada umumnya mencari hiburan, dan hiburan itu identik dengan hal-hal yang lucu, meriah, dan menarik. Di dalam pertunjukan Bapandung humor itu tidak wajib,


PKM PM program kreativitas mahasiswa 5 akan tetapi seringkali cerita yang ada di dalam penyajian Abdus Sukur saat pertunjukan Bapandung selalu menyisipkan lawakan atau humor. Itu sebagai bentuk upaya Abdus Sukur untuk tetap melestarikan Bapandung agar tetap di gemari masyarakat di zaman era modern. Tujuan utama Bapandung itu ialah menyampaikan pesan moral dari cerita yang dimainkan oleh si pemandung. Babak Bapandung Setelah pembukaan, bapandung dilanjutkan dengan menuturkan permulaan cerita yakni penuturan tokoh inti (utama), kemudian bagaimana Pertunjukkan awal dengan sebagai terhadap dengan hubungan dengan keluarga atau lingkungannya. Banyak pertunjukkan awal disebabkan dengan peristiwa, tindakantindakan yang menyebabkan kejadian yang ditampilkan tanpa direncanakan oleh pelaku tokoh terjadi akibat tokoh cerita lainnya sepontan dimainkan, hal ini dapat dianggap cerita berlangsung tidak sama dengan skenario cerita yang dimainkan, tetapi seakan-akan cerita tersusun seperti yang digambarkan dalam skenario. F. Metode dan Langkah-Langkah dalam Proses Kegiatan Menuju Revitalisasi 1. FGD (Focus Group Discussion) Sesi ini merupakan persiapan awal menuju teknis setelah terjalin kesepakatan dengan mitra. Sesi FGD berisi kegiatan mendiskusikan pokok permasalahan yang dialami oleh mitra. Pada sesi ini bisa disusun dan disepakati rangkaian-rangkaian kegiatan yang akan dijalankan bersama mitra dalam hal ini para seniman muda kota Banjarmasin. FGD menghadirkan pula seniman senior Kalsel yang memahami seni Bapandung; Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarmasin sebagai bagian struktur atau perangkat tertinggi para seniman kota Banjarmasin yang salah satu perannya ada di bidang penggembangan seni di kota Banjarmasin. Selain itu, FGD juga perlu dihadiri oleh perwakilan akademisi di bidang sastra Banjar untuk mencapai keseimbangan wawasan dan pengetahuan terkait perkembangan dan pelestarian seni Bapandung


PKM PM program kreativitas mahasiswa 6 2. Bimbingan Teknis 1 Bimbingan teknis 1 berfokus pada penyampaian teori oleh narasumber tentang sejarah lahirnya Seni Bapandung secara detil. Melalui tahap ini, penguasaan teori akan dapat dicapai dengan lebih baik. 3. Bimbingan Teknis 2 Bimbingan Teknis 2 lebih berfokus terhadap penyampaian teori oleh narasumber tentang hal-hal teknis dalam seni bapandung.


PKM PM program kreativitas mahasiswa 7 4. Bimbingan Teknis 3 Pada pertemuan ketiga ini lebih berfokus ke penyampaian teori oleh narasumber tentang hal pendukung dalam Seni Bapandung. 5. Bimbingan Teknis 4 Pada pertemuan ini lebih berfokus ke penyampaian teori dan praktik oleh narasumber tentang tata cara praktik Seni Bapandung.


PKM PM program kreativitas mahasiswa 8 6. Aksi 1 Pada tahapan aksi 1 para peserta dapat mempraktikkan apa saja yang sudah didapat dari bimbingan teknis dengan arahan oleh narasumber. 7. Aksi 2 Para peserta dapat langsung terjun ke lapangan dalam pengenalan dan pengaplikasian ilmu seni bapandung yang didapatkan dari Bimbimgan Teknis Sebelumnya, dan ini akan dilaksanakan di ruang publik Siring Menara Pandang Kota Banjarmasin- tempat berkumpulnya masyarakat kota Banjarmasin untuk menikmati seni budayanya.


NO KETERANGAN YA TIDAK 1 Peserta mampu menganilisis naskah dengan cara membedahnya ✔ 2 Peserta mampu mengenali karakter yang dibacanya melalui reading naskah ✔ 3 Peserta mampu menghapal naskah dan melakukan improvisasi seperlunya ✔ 4 Peserta mulai mengenal panggung melalui Latihan blocking ✔ 5 Peserta mampu melakukan tahapan dalam bapandung (pembukaan, permulaan cerita, konflik, klimaks, penuturan latar bapandung, teknik bapandung, dan humor) pada aksi pementasan ✔ PKM PM program kreativitas mahasiswa 9 G. Indikator Capaian Indikator pencapaian kompetensi adalah penjabaran dari kompetensi dasar yaitu mulai dari Obeservasi, FGD, Bimtek 1, Bimtek 2, Bimtek 3, Bimtek 4, Aksi 1 dan Aksi 2. TIM dan Mitra mendapat capaian, yaitu:


10 H. Sosial Media Tim Follow Us on Instagram @bapandungan Url Instagram : https://www.instagram.com/bapandungan/ Scan our barcode PKM PM program kreativitas mahasiswa


11 PKM PM program kreativitas mahasiswa


12 PKM PM program kreativitas mahasiswa


13 PKM PM program kreativitas mahasiswa


14 PKM PM program kreativitas mahasiswa


15 PKM PM program kreativitas mahasiswa


16 PKM PM program kreativitas mahasiswa


PENUTUP Bapandung adalah seni teater berupa tutur yang berkembang di masyarakat suku Banjar Hulu di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Namun tradisi lisan Bapandung hampir punah, karena kesenian ini cukup rumit dan cuma dimainkan oleh satu orang dengan aneka peran dan masih banyak sebagian masyarakat yg belum mengenal apa itu kesenian Bapandung. Dikarenakan keterbatasan pengetahuan Bapandung dan tim kami mengangkat tema ini dengan tujuan agar seni tutur kalimantan selatan ini tidak punah. Solusi dari Tim PKM-PM Politeknik Negeri Banjarmasin diberikan melalui berbagai metode pelaksanaan seperti melakukan kegiatan Bimtek dan Aksi kepada mitra, bahkan melakukan pengenalan secara online di sosial media. PKM PM program kreativitas mahasiswa 17


Nailiya Nikmah,S.PD.,M.PD.,MCE. Ketua tim nabila ahya syaffitri Anggota 1 muhammad akmal farizi Anggota 2 Evie martha hidayat l. Anggota 3 nur'alima Anggota 4 muhammad mujahidin PKM PM program kreativitas mahasiswa 18


MARI LESTARIKAN KESENIAN BUDAYA BAPANDUNGAN! MARI LESTARIKAN KESENIAN BUDAYA BAPANDUNGAN!


Click to View FlipBook Version