DAFTAR ISI A. UMUM.......................................................................................................................1 B. PERSYARATAN ADMINISTRASI............................................................................7 1. Syarat dan Alur Pendaftaran ...............................................................................7 2. Pendaftaran Variasi Pangan Olahan ................................................................... 11 3. Pendaftaran Ulang............................................................................................... 15 4. Angka Pengenal Importir (API) dan Surat Penunjukan (LoA) .............................. 16 C. PERSYARATAN TEKNIS......................................................................................... 18 1. Prosedur dan Teknis Umum ................................................................................ 18 2. Kategori Pangan dan Komposisi.......................................................................... 21 3. Informasi tentang Masa Simpan dan Informasi tentang Kode Produksi............... 24 4. Hasil Uji Laboratorium dan Spesifikasi Bahan yang digunakan........................... 26 5. Sertifikat Merek, Halal, SNI dan lainnya .............................................................. 29 D. LABEL...................................................................................................................... 31 1. Umum.................................................................................................................. 31 2. Peringatan ........................................................................................................... 34 3. Contoh Rancangan Label yang Telah Disetujui................................................... 34 LAMPIRAN.................................................................................................................... 35 ii
1 Apa perbedaan pangan olahan dan pangan segar? a. Pangan Segar Adalah pangan yang belum mengalami pengolahan atau mengalami perlakuan minimal (pencucian, pengupasan, pengeringan, penggilingan, pemotongan, penggaraman, pembekuan, pencampuran, pelilinan, dan/atau blansir serta tanpa penambahan Bahan Tambahan Pangan) yang dapat dikonsumsi langsung dan dapat menjadi bahan baku pangan olahan. Terdiri atas : 1) Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) → Nomor pendaftaran (PD/PL/PDUK). Contoh : Kurma, Kopra, Biji Lada, Beras, Buah Utuh Segar, Sayuran Segar, Biji Kopi Segar (tanpa sangrai), dll 2) Pangan Segar Asal Hewan (PSAH) → Nomor registrasi (PHD/PHI). Contoh : Susu Segar (dari Sapi, Kambing, Kuda, dll) Karkas Daging Beku, Telur, Sarang Burung Walet, Madu Murni, dll 3) Pangan Segar Asal Ikan (PSAI) → Sertifikat kelayakan pengolahan (SKP), sertifikat penerapan program manajemen mutu terpadu, sertifikat kesehatan produk pengolahan ikan. Contoh : Ikan Segar, Ikan Beku, Tuna giling beku (tuna ground meat beku), Caviar, dll b. Pangan Olahan Makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan. Izin pangan olahan. Terdiri atas : 1) SP-PIRT Jenis pangan PIRT mengacu pada lampiran Peraturan Badan POM No 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi PIRT. Misal : Minuman Serbuk, Abon Ikan Kering, Minyak Kelapa, Gula Jawa dll 2) MD/ML Seluruh Jenis Pangan Olahan yang diproduksi di dalam negeri atau yang diimpor untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran sebelum diedarkan, misal : Air Mineral (Air Minum Dalam Kemasan), Ikan Sarden dalam Kaleng, Minuman Sari Buah Jeruk, Susu Full Krim UHT, Formula Bayi, Minuman Ibu Hamil, dll. A. UMUM
2 Perbedaan kriteria Sertifikat Produksi Pangan-Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) dengan pangan yang didafarkan di BPOM (MD/ML)? SPP-IRT (Dinkes) MD/ML (BPOM) Tempat usaha di tempat tinggal Lokasi produksi tersendiri (terpisah dengan rumah tangga) Pangan olahan yang diproduksi secara manual hingga semi otomatis Pangan olahan yang diproduksi secara manual, semi otomatis, otomatis atau dengan teknologi tertentu seperti UHT, pasteurisasi, retort Jenis pangan PIRT mengacu pada lampiran Peraturan Badan POM No 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi PIRT. Peraturan teknis mengacu pada Peraturan Badan POM No 27 tahun 2017 tentang Pendaftaran Pangan Olahan. Perbedaan Izin Edar BPOM RI MD dengan BPOM RI ML? BPOM RI MD BPOM RI ML Lokasi produksi di Indonesia Lokasi produksi di luar negeri Pengaju registrasi dilakukan oleh produsen (pihak yang memproduksi) ataupun pemberi kontrak Pengaju registrasi dilakukan oleh importir atau distributor yang memiliki izin di bidang importasi / distribusi pangan Memiliki sertifikat CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik) sebelum melakukan registrasi produk Memiliki sertifikat pemenuhan Standar SMKPO (Sistem Manajemen Keamanan Pangan Olahan) sebelum melakukan registrasi produk
3 Pangan apa saja yang wajib didaftarkan di BPOM? Setiap pangan olahan baik yang diproduksi di dalam negeri atau yang diimpor untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran wajib memiliki Izin Edar yang diterbitkan oleh Kepala BPOM RI. Pangan yang tersebut termasuk : a. Pangan fortifikasi; b. Pangan SNI wajib; c. Pangan program pemerintah; d. Pangan yang ditujukan untuk uji pasar; dan/atau e. BTP Produk pangan olahan apa saja yang wajib SNI? Produk wajib SNI adalah Air Mineral Alami, Air Embun, AMKD (Air Mineral), AMDK (Air Demineral), Garam Konsumsi Beryodium, Minyak Goreng Sawit, Kopi Instan, Tuna dalam Kaleng, Sarden & Makarel dalam Kaleng, Tepung Terigu, Kakao Bubuk dan Gula Kristal Putih (Gula Pasir). Pangan apa saja yang tidak wajib didaftarkan di BPOM ? Pangan olahan yang : a. Diproduksi oleh industri rumah tangga pangan; b. Mempunyai masa simpan kurang dari 7 (tujuh) hari; c. Diimpor dalam jumlah kecil untuk keperluan sampel dalam rangka pendaftaran d. Digunakan lebih lanjut sebagai bahan baku dan tidak dijual secara langsung kepada konsumen akhir; e. Dikemas dalam jumlah besar dan tidak dijual secara langsung kepada konsumen akhir; f. Pangan yang dijual dan dikemas langsung di hadapan pembeli dalam jumlah kecil sesuai permintaan konsumen; g.
4 Pangan siap saji; dan/atau h. Pangan yang hanya mengalami pengolahan minimal (pasca panen) meliputi pencucian, pengupasan, pengeringan, penggilingan, pemotongan, penggaraman, pembekuan, pencampuran, dan/atau blansir serta tanpa penambahan BTP, kecuali BTP untuk pelilinan. Bagaimana tahapan mendaftarkan produk pangan impor di BPOM ? 1. Pengajuan sertifikat SMKPO di e-registrasi.pom.go.id. 2. Pendaftaran akun di ereg-rba.pom.go.id untuk mendapatkan user ID dan Password. 3. Pendaftaran produk pangan olahan di ereg-rba.pom.go.id untuk mendapatkan izin edar. Nomor izin edar pangan olahan diajukan terpisah apabila terdapat perbedaan apa saja? Pendaftaran pangan olahan diajukan secara terpisah, apabila terdapat perbedaan dalam hal: a.Jenis pangan; b.Jenis kemasan; c.Komposisi; d.Nama dan/atau alamat sarana produksi di wilayah Indonesia; e.Nama dan/atau alamat sarana produksi asal di luar negeri; f. Nama dan/atau alamat importir/distributor; atau g.Desain label. Contoh : 1. Pengajuan produk dengan beberapa jenis varian rasa (misalnya rasa anggur, jeruk dll) dilakukan untuk masingmasing varian. Jika dalam satu kemasan produk terdapat berbagai varian rasa (assorted), dapat didaftarkan dalam satu pengajuan.
5 2.Untuk produk dengan beberapa ukuran gramasi (50 g, 100 g, dan seterusnya) dalam satu varian produk dengan desain label dan jenis kemasan yang sama, dapat didaftarkan dalam satu pengajuan. Apakah pangan olahan yang dijual untuk keperluan hotel, restoran dan catering perlu didaftarkan? Tidak perlu didaftarkan kecuali jika pangan olahan tersebut dalam bentuk kemasan eceran (retail packaging) dan berlabel lengkap, maka harus didaftarkan. Contoh : Gula sachet, kopisachet dll. Apakah pangan olahan yang sedang proses pendaftaran di BPOM dapat diperjualbelikan? Tidak dapat diperjualbelikan/diedarkan. Jika terdapat produk yang sedang dalam proses pendaftaran dan belum mendapatkan nomor izin edar diperjualbelikan di pasaran, produk tersebut termasuk dalam produkillegal. Berapa lama masa berlaku izin edar? Izin edar berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang melalui Pendafataran Kembali (ulang). Izin edar yang telah habis masa berlakunya dinyatakan tidak berlaku. Nomor Izin Edar (NIE) pangan olahan yang didaftarkan dan diedarkan berdasarkan perjanjian atau penunjukan atau sertifikasi atau dokumen lain sejenis dengan masa berlaku kurang dari 5 tahun tetap berlaku 5 tahun dengan catatan sebelum dokumen tersebut berakhir masa berlakunya, maka pendaftar harus memperbaharui dan mengupload dokumen- dokumen tersebut kedalam sistem. Apabila ketentuan tersebut tidak dipenuhi oleh pendaftar, maka NIE berakhir sesuai dengan masa berlakunya dokumen tersebut.
6 Berapa biaya pendaftaran pangan olahan di BPOM? Biaya pendaftaran produk mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2017 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pengawas Obat dan Makanan. (Lihat Lampiran 1). Apa arti dari digit angka NIE produk pangan? Sesuai dengan Peraturan Kepala BPOM No 27 Tahun 2017 tentang Pendaftaran Pangan Olahan Pasal 75 ayat (3) disebutkan digit angka berisi informasi identitas pangan olahan yang meliputi perusahaan, lokasi produsen, nomor urut produk, jenis kemasan, dan jenis pangan. Untuk izin edar ML, apakah bisa dilakukan oleh perseorangan atauharus badan usaha? Untuk izin edar ML, dapat dilakukan oleh perseorangan dengan menggunakan NPWP pribadi dan telah memiliki nomor izin berusaha dibidang importasi pangan. Apa saja kontak Registrasi Pangan Olahan? a. Untuk pelayanan konsultasi pendaftaran pangan olahan melalui telepon dapat menghubungi Hp : 0813-9913-3050 dan Telepon : (021) 424 4691 (ext.1057). Balai POM di Batam juga melayani konsultasi pendaftaran pangan olahan melalui layanan langsung maupun tidak langsung melalui nomor Hp : 0823-9220-1231. b. Untuk pelayanan konsultasi pendaftaran pangan olahan melalui email dapat menghubungi alamat [email protected]. c. Untuk pelayanan konsultasi pendaftaran oangan olahan melalui live chat dapat dilakukan dengan membuka alamat subsite Direktorat Registrasi Pangan Olahan melaluihttp://registrasipangan.pom.go.id.
7 B1. Persyaratan dan Alur Pendaftaran Bagaimana Alur Registrasi Pangan Olahan Impor di BPOM? Bagaimana cara dan syarat yang dibutuhkan dalam pengajuan sertifikat SMKPO? A. Pengajuan pada system OSS 1. Login pada oss.pom.go.id dan klik menu PBUMKU dan klik sub menu permohonan baru. 2. Pilih KBLI yang akan diajukan sertifikat dan klik proses perizinan berusaha UMKU 3. Klik tombol ajukan perizinan berusaha UMKU dan memilih "Penerapan Standar Sistem Manajemen Keamanan Pangan Olahan di sarana peredaran" 4. klik tombol pemenuhan persyaratan PB UMKU untuk melengkapi persyaratan di sistem e-sertifikasi.pom.go.id B. Pengajuan pada sistem e-sertifikasi.pom.go.id 1. Mengakses website e-sertifikasi.pom.go.id dan login menggunakan username dan password. 2. Melengkapi data perusahaan 3. Mengajukan Sertifikat Pemenuhan Standar SMKPO 4. Mengupload berkas : B. PERSYARATAN ADMINISTRASI
8 • Surat pernyataan pemenuhan standar SMKPO • Sistem Audit Internal • Layout sarana • Dokumen Keamanan Pangan dan Mutu Pangan sesuai Pedoman CaraPeredaran Pangan Olahan yang Baik : - Rencana Keamanan Pangan - SOP Pembersihan dan Perawatan - SOP Penanganan Produk - SOP Tindak Koreksi - SOP Pelatihan dan Kesehatan Personil - SOP Pengendalian Hama - SOP Penanganan Keadaan Darurat dan Penanganan Komplain Apa syarat pendaftaran akun perusahaan di ereg-rba.pom.go.id untuk mendapatkan izin ML? Persyaratan pendaftaran akun perusahaan di ereg-rba.pom.go.id: a. NIB;
9 b. NPWP; c. Sertifikat SMKPO; d. Akte notaris pendirian perusahaan, bila berbentuk badan usaha; e. LoA atau surat penunjukan dari produsen di negara asal. LoA disahkan oleh notaris, kamar dagang setempat, pemerintah setempat, atau Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri; f. Sertifikat GMP / HACCP / ISO 22000 / Piagam PMR dari pabrik di negara asal. Apa persyaratan dokumen untuk pendaftaran produk pangan olahan izin ML di ereg-rba.pom.go.id? Persyaratan persyaratan dokumen untuk pendaftaran produk pangan olahan izin ML di ereg-rba.pom.go.id: a. Rancangan label; b. Komposisi/ daftar bahan; c. Spesifikasi bahan baku tertentu; d. Spesifikasi Bahan Tambahan Pangan (BTP); e. Proses produksi; f. Hasil uji untuk pangan risiko tinggi; g. Penjelasan kode produksi dan masa kedaluwarsa; h. Lainnya (sertifikat merk, halal, dan SNI), bila dipersyaratkan. i. Foto produk j. Health Certificate/ Free Sales Certificate k. Sertifikat GMP/HACCP/ISO 22000/Audit l. Surat Penunjukan (LoA) m.Label Terjemahan. Pendaftaran pangan impor dengan label asli dari negara asal yang mencantumkan informasi dalam Bahasa asing selain Bahasa Inggris wajib melampirkan terjemahan label dari penerjemah tersumpah.Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pendaftaran produkpangan olahan?
10 Berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukan registrasi pangan olahan impor? *SLA adalah Service Level Agreement / Timeline / Waktu yang dibutuhkan
11 B.2 Pendaftaran Variasi Pangan Olahan Dalam hal apa perusahaan harus mengajukan pendaftaran variasi data perusahaan? Perusahaan harus mengajukan pendaftaran variasi dalam hal terjadi perubahan data : - Perubahan nama produsen dan/atau importir; - Perubahan alamat kantor importir selama masih dalam satu wilayah provinsi. Apa saja persyaratan untuk pendaftaran variasi data perusahaan? a. Perubahan nama dan/atau alamat produsen dalam negeri: - Surat permohonan pendaftaran data perusahaan yang melampirkan daftar produk dengan data lama yang terdaftar melalui e-registration - Izin industri (IUI/IUMK) atau surat keterangan keberadaan sarana produksi yang diterbitkan oleh perangkat daerah setempat dengan data lama dan baru. - Akte notaris yang menjelaskan status perubahan. b. Perubahan nama dan/atau alamat produsen luar negeri - Surat permohonan pendaftaran data perusahaan yang melampirkan daftar produk dengan data lama yang terdaftar melalui e-registration - Sertifikat GMP / HACCP / ISO 22000 / Piagam PMR / Sertifikat serupa yang diterbitkan oleh lembaga berwenang / terakreditasi dan / atau hasil audit pemerintah setempat dengan data baru - Surat penunjukan dari perusahaan asal di luar negeri dengan data baru - Surat penjelasan perubahan nama dan/atau alamat produsen di luar negeri dari pabrik asal. c. Perubahan nama dan/atau alamat importir
12 - Surat permohonan pendaftaran data perusahaan yang melampirkan data produk dengan data lama yang terdaftar melalui e-registration - SIUP atas nama dan/atau alamat importir yang baru - Akte notaris yang menjelaskan status perubahan. Jenis pendaftaran variasi pangan olahan apa saja yang dapat diajukan? Pendaftaran variasi yang dapat diajukan terdiri atas: a. Pendaftaran variasi mayor, dapat berupa: 1) Perubahan desain label; 2) Pencantuman dan/atau perubahan Informasi Nilai Gizi; 3) Perubahan dan/atau penambahan klaim; dan/atau 4) Perubahan komposisi dan/atau proses produksi. b. Pendaftaran variasi minor, dapat berupa: 1) Perubahan nama produsen dan/atau importir/distributor; 2) Perubahan alamat kantor Importir/Distributor selama masih dalam satu wilayah provinsi; 3) Perubahan nama dagang; 4) Perubahan nama jenis; 5) Perubahan dan/atau penambahan berat/isi bersih; 6) pencantuman keterangan halal, Tanda SNI, dan/atau logo lainnya yang tidak terkait klaim; 7) Perubahan untuk kepentingan promosi dalam waktu. Apa saja kelengkapan dokumen yang diperlukan untuk mengajukan pendaftaran variasi pangan olahan? a. Pendaftaran variasi mayor - Perubahan desain label : Rancangan label baru. - Pencantuman dan/atau perubahan informasi nilai gizi : Hasil pengujian terbaru untuk zat gizi. - Perubahan komposisi dan/atau proses produksi : Komposisi dan/atau proses produksi lama dan baru; Hasil pengujian mikrobiologi terbaru jika ada penambahan bahan baku baru; Hasil pengujian zat gizi
13 sesuai tabel ING jika ada perubahan komposisi yang menyebabkan perubahan nilai gizi; Spesifikasi bahan jika ada penambahan bahan baru. b. Pendaftaran variasi minor - Perubahan nama produsen dalam negeri : Sudah mendapat persetujuan pendaftaran variasi data perusahaan dari Direktorat Registrasi Pangan Olahan. - Perubahan nama produsen luar negeri : Sudah mendapat persetujuan pendaftaran variasi data perusahaan dari Direktorat Registrasi Pangan Olahan; Surat penunjukan terbaru dari perusahaan asal di luar negeri; Surat penjelasan perubahan nama produsen di luar negeri dari pabrik asal. - Perubahan nama dan/atau alamat importir : Sudah mendapat persetujuan pendaftaran variasi data perusahaan dari Direktorat Registrasi Pangan Olahan; Surat penunjukan dari pabrik asal dengan nama dan/atau alamat importir yang terbaru. - Perubahan nama dagang : Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) untuk produk SNI wajib atau produk yang mencantumkan tanda SNI pada label. - Sertifikat Merek (jika label mencantumkan ® atau TM) - Pencantuman keterangan halal - Perubahan untuk kepentingan promosi dalam waktu tertentu : Surat pernyataan atau keterangan dari perusahaan yang menjelaskan tujuan dan batas waktu untuk promosi; Izin promosi dari instansi yang berwenang (untuk hadia langsung dan undian berhadia). - Perubahan masa simpan : Hasil pengujian stabilitas produk yang baru. - Perubahan format kode produksi : Penjelasan format kode produksi yang baru. - Penambahan logo lainnya pada label
14 - Data dukung terkait logo, contoh sertifikat HACCP, ISO 22000 dan lainnya. Apakah diperbolehkan mengajukan pendaftaran variasi jika produk yang awalnya hanya memiliki kemasan primer, ingin menambahkan kemasan sekunder dimana kemasan primer tidak beredar? Tidak boleh, karena mengubah kode jenis kemasan. Apakah pangan olahan dengan data lama masih dapat diedarkan meski telah mendapatkan persetujuan pendaftaran variasi? Pangan olahan dengan data lama masih dapat diedarkan paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat persetujuan pendaftaran variasi, kecuali untuk pendaftaran variasi pangan olahan dalam rangka promosi.
15 B3. Pendaftaran Ulang Kapan perusahaan dapat melakukan pendaftaran ulang? Pendaftaran ulang untuk pangan olahan yang sudah terdaftar dapat dilakukan paling cepat 1 (satu) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sebelum tanggal masa berlaku Izin Edar berakhir. Lama waktu untuk proses pendaftaran ulang adalah paling lama dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal melakukan pembayaran. Jika NIE sudah habis masa berlaku dan ingin mengajukan NIE, maka tidak bisa mengajukan daftar ulang. Harus melakukan daftar baru. Dokumen apa saja yang diperlukan untuk pendaftaran ulang? a. Surat penunjukan dari perusahaan asal di luar negeri terbaru (untuk produk impor) b. Data pendukung lain (jika tercantum di label harus dipastikan masih berlaku). Apakah pangan olahan yang sudah habis masa berlaku atau sudah dilakukan perubahan, masih diperbolehkan dijual menggunakan label lama? Pangan Olahan yang Izin Edarnya telah tidak berlaku dan masih dalam proses Pendaftaran Ulang atau telah memperoleh perpanjangan Izin Edar, produk dapat beredar paling lama 6 (enam) bulan sejak Izin Edarnya tidak berlaku. Pangan Olahan dengan data lama masih dapat diedarkan paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat persetujuan Pendaftaran Variasi, kecuali untuk perubahan data Pangan Olahan dalam rangka promosi.
16 B4. Angka Pengenal Importir (API) dan Surat Penunjukan (LOA) Ada berapa jenis API, apa perbedaan dari tiap jenisnya? Ada dua jenis API : a. API-U (API Umum), merupakan API yang diberikan kepada importir produk jadi (yang siap diperdagangkan) b. API-P (API Produsen), merupakan API yang diberikan kepada importir bahan baku (tidak untuk diperdagangkan). Apa itu surat penunjukan (LoA) ? Surat penunjukan merupakan surat perjanjian yang harus mencantumkan klausul: a. Pemberian hak kepada perusahaan yang ditunjuk untuk melakukan pendaftaran Izin Edar Pangan Olahan; b. Penunjukan bersifat eksklusif atau noneksklusif; dan c. Jangka waktu berlakunya penunjukan. Jika tidak tercantum masa berlaku maka perusahaan harus melampirkan dokumen tambahan berupa informasi masa berlaku yang diterbitkan dan disahkan oleh pabrik asal. Surat penunjukan sebagaimana dimaksud disahkan oleh notaris, kamar dagang setempat, pemerintah setempat, atau Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Dalam hal terjadi perselisihan pada surat penunjukan yang bersifat noneksklusif, proses Pendaftaran dapat dilanjutkan setelah tercapainya penyelesaian secara tuntas antara pihak yang berselisih.
17 Bagaimana jika pada sertifikat HACCP tidak mencantumkan masa berlaku? Perlu dimintakan keterangan tambahan dari lembaga penerbit terkait masa berlaku sertifikat. Jika tidak tercantum masa berlaku, maka tidak boleh dicantumkan logo HACCP pada label. Bagaimana jika pemerintah suatu negara tidak dapat menerbitkan sertifikat kesehatan? Bila pemerintah tidak dapat menerbitkan sertifikat kesehatan, dapat digantikan dengan sertifikat bebas jual. Sertifikat bebas jual dapat diterbitkan oleh kamar dagang industri setempat. Untuk Jepang, sertifikat bebas jual diterbitkan oleh industri dan disahkan oleh kamar dagang setempat.
18 C. PERSYARATAN TEKNIS C1. Prosedur dan Teknis Umum Bagaimana alur pendaftaran akun perusahaan di ereg-rba.pom.go.id? Buka web ereg-rba.pom.go.id → Input data perusahaan, data pabrik, data jenis pangan → upload dokumen pendukung → Tunggu evaluasi oleh petugas. *Jika data diterima, maka akan mendapatkan user id dan password yang akan dikirimkan ke email yang didaftarkan (dengan timeline 10HK). Apabila terdapat hasil evaluasi atau penolakan, juga akan diberitahukan melalui email Bagaimana prosedur registrasi produk yang ada di eregrba.pom.go.id? Buka web ereg-rba.pom.go.id → pilih menu registrasi akun baru → input data dan upload dokumen → Tunggu evaluasi oleh petugas → Mendapatkan nomor izin edar Bagaimana prosedur perpanjangan Nomor Izin Edar (NIE)? Buka web ereg-rba.pom.go.id → Pilih menu registrasi daftar ulang → input data dan upload dokumen → Tunggu evaluasi oleh petugas → Mendapatkan nomor izin edar Bagaimana prosedur perubahan variasi? Buka web ereg-rba.pom.go.id → Login dan pilih variasi minor atau mayor → input data dan upload dokumen → Tunggu evaluasi oleh petugas. Untuk pendaftaran variasi dapat dilakukan pada menu variasi. Misalnya, ingin mencantumkan logo pilihan lebih sehat maka dilakukan registrasi variasi dengan memilih perubahan Desain Label → masuk ke variasi mayor. Jika ada perubahan pada
19 nilai gizinya maka yang dipilih adalah perubahan Desain Label dan Informasi Nilai Gizi → masuk ke variasi mayor. Apakah wajib menerapkan SKP (Sertifikat Kelayakan Pengolahan) dari KKP untuk pangan Frozen Food? Sesuai Peraturan dari Kementerian Pertanian No.11 Tahun 2020 tentang Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Produk Hewan, Pasal 20 : Setiap Unit Usaha Produk Hewan yang telah memperoleh Nomor Kontrol Veteriner wajib mencantumkan nomor kontrol veteriner pada label dan kemasan produk hewan, kecuali produk hewan nonpangan. Ketentuan NKV menjadi kewenangan kementan. Jadi berdasarkan peraturan tersebut, Frozen Food wajib memiliki Sertifikat Kelayakan Pengolahan. Untuk logo pilihan lebih sehat, apakah harus disertai produk pembanding? Untuk logo pilihan lebih sehat tidak perlu pembanding, namun ada beberapa persyaratan profil gizi yang perlu dipenuhi (lihat PerBPOM No 22 Tahun 2019 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan). Pencantuman logo pilihan lebih sehat berbeda dengan pencantuman klaim atau tulisan “special”, “premium” dan lain-lain, yang memerlukan produk pembanding. Bagaimana cara pembayaran PNBP pendaftaran pangan olahan? 1. Pendaftar yang mengajukan permohonan permohonan melalui e- registration dan telah memasuki status “Pendaftar – Pembayaran SPB/HPR” akan mendapatkan Surat Perintah Bayar (SPB) yang berisi 15 digit nomor billing ID MPN G2. 2. Pembayaran PNBP dilakukan menggunakan 15 digit nomor billing ID MPN G2 melalui teller, ATM, internet banking, mobile banking maupun EDC di bank yang telah ditunjuk atau melalui aplikasi tokopedia dan buka lapak. a. Kantor POS dan Teller :
20 Datang ke kantor pos / Bank → Beri kode billing ID MPN G2 → Bayar → Terima bukti pembayaran b. Anjungan Tunai Mandiri Pilih menu pembayaran → Pajak/PNBP/Bea&cukai → Input kode billing ID MPN G2 → Bukti Pembayaran c. E-Banking / M-Banking : Pilih menu pembayaran → Penerimaan Negara → Pajak/PNBP/Bea&Cukai → Input kode billing ID MPN G2 → BuktiPembayaran d. Electronic Data Capture (EDC) : Datang ke bank → Input kode billing ID MPN G2 Via EDC → Input pin ATM → Bukti pembayaran e. Tokopedia : Masuk menu top-up & tagihan → Pilih sub menu layanan pemerintah → Pilih penerimaan negara → Pilih pembayaran PNBP → Input kode billing ID MPN G2 f. Buka Lapak : Masuk menu penerimaan negara → Pilih jenis pajak lainnya → Input kode billing ID MPN G2 3. Billing ID dalam SPB akan kadaluwarsa dalam waktu 10 hari kerja sejak tanggal penerbitan SPB. Apabila dalam batas waktu tersebut tidak dilakukan pembayaran, maka billing ID tersebut dianggap bataldan dihapus dari sistem. 4. SPB yang telah dibayarkan, apabila di preview kembali akan memuat informasi NTPN dan statement LUNAS.
21 C2. Kategori Pangan dan Komposisi Minuman apa saja yang termasuk dalam kategori minuman botanikal? Contoh minuman botanikal meliputi minuman nira, minuman lidah buaya, minuman krisanthemum, minuman air kelapa, minuman rosella, minuman ginseng, minuman gojiberry, minuman asam jawa, minuman cincau. Minuman botanikal boleh dalam bentuk cair atau serbuk. Minuman apa saja yang termasuk dalam kategori minuman tradisional? Minuman tradisional meliputi minuman jahe, minuman sekoteng, minuman bandrek dan serbuk minuman tradisonal. Minuman tradisional dapat berbentuk cair atau serbuk. Bagaimana cara penentuan kategori pangan? Penentuan kategori pangan dilakukan sesuai PerkaBPOM Nomor 34 Tahun 2019 tentang Kategori Pangan. Kategori pangan terdiri atas: a. Kategori 01.0 produk-produk susu dan analognya, kecuali yang termasuk Kategori 02.0; b. Kategori 02.0 lemak, minyak, dan emulsi minyak; c. Kategori 03.0 es untuk dimakan (edible ice) termasuk sherbet dan sorbet; d. Kategori 04.0 buah dan sayur (termasuk jamur, umbi, kacang termasuk kacang kedelai, dan lidah buaya), rumput laut, biji-bijian; e. Kategori 05.0 kembang gula/permen dan cokelat; f. Kategori 06.0 serealia dan produk serealia yang merupakan produk turunan dari biji serealia, akar dan umbi, kacang dan empulur (bagian dalam batang tanaman), tidak termasuk produk bakeri dari Kategori 07.0 dan tidak termasuk kacang dari Kategori 04.2.1 dan Kategori 04.2.2; g. Kategori 07.0 produk bakeri; h. Kategori 08.0 daging dan produk daging, termasuk daging unggas
22 dan daging hewan buruan; i. Kategori 09.0 ikan dan produk perikanan termasuk moluska, krustase dan ekinodermata; j. Kategori 10.0 telur dan produk-produk telur; k. Kategori 11.0 gula dan pemanis, termasuk madu; l. Kategori 12.0 garam, rempah, sup, saus, salad dan produk protein; m. Kategori 13.0 pangan olahan untuk keperluan gizi khusus; n. Kategori 14.0 minuman, tidak termasuk produk susu; o. Kategori 15.0 makanan ringan siap santap; p. Kategori 16.0 pangan siap saji (terkemas). *Untuk melihat detail kategori pangan dapat merujuk pada Lampiran PerkaBPOM No 34 Tahun 2019. Bagaimana ketentuan komposisi yang menggunakan Bahan Tambahan Pangan (BTP)? a. Jika menggunakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) harus dilengkapi dengan jumlah bahan yang digunakan dan fungsi (golongan BTP). b. Untuk BTP pewarna juga harus mencantumkan nomor indeks (CI…). c. Jika menggunakan bahan baku dan BTP yang mengandung BTP Ikutan (carry over), harus melampirkan/mengunggah spesifikasi bahan tersebut yang menyatakan jenis dan kadarnya. d. Jika menggunakan BTP yang terdiri atas beberapa jenis BTP harus melampirkan/mengunggah spesifikasi yang menyatakan jenis dan kadar setiap BTP penyusunnya. e. Jika menggunakan BTP perisa harus melampirkan/mengunggah spesifikasi yang menyatakan kelompok perisa (alami/identik alami/artifisial). Bagaimana cara menginput komposisi produk yang bahannya terdiri lebih dari satu komponen? Misalnya mi instan yang berisi mi, bumbu, kecap, dan saus. Pendaftar mengupload komposisi gabungan dan komposisi masingmasing, namun yang diinput pada sistem adalah komposisi gabungan.
23 Bagaimana jika produk menggunakan bahan baku yang tidak ada dalam list master bahan baku? Jika bahan baku tersebut lazim digunakan pada produk pangan, maka cukup mengajukan penambahan bahan baku pada master bahan baku di Direktorat Registrasi Pangan Olahan. Jika bahan baku tersebut tidak lazim digunakan pada produk pangan, maka harus mengajukan kajian ke Direktorat Standarisasi Pangan Olahan.
24 C3. Informasi tentang Masa Simpan dan Informasi tentang Kode Produksi Bagaimana ketentuan untuk informasi tentang proses produksi? Proses produksi diuraikan dalam bentuk narasi atau diagram alir produksi secara lengkap, termasuk suhu, dan waktu proses pemanasan. Bagaimana ketentuan untuk informasi tentang masa simpan? • Data yang disampaikan berupa masa simpan produk (dalam satuan waktu, misal …. bulan/tahun) sesuai dengan petunjuk penyimpanan yang tercantum dalam label. • Masa simpan harus sesuai dengan sifat pangan yang didaftarkan. • Perusahaan dapat melengkapi dengan hasil uji stabilitas yang dilakukan terhadap pangan yang didaftarkan. • Untuk pendaftaran pangan impor, penjelasan tentang masa simpan dikeluarkan oleh pabrik asal. • Untuk sejumlah produk frozen food atau makanan beku sepeti naget, bakso, kentang dan lainnya dapat mencantumkan beberapa masa simpan untuk penyimpanan dalam suhu yang berbeda. Misal : pada suhu -180C (freezer) masa simpan nugget adalah 1 tahun, sedangkan pada suhu 40C (chiller) masa simpan nugget adalah 30 hari. Penjelasan ini dapat didukung oleh data uji stabilitas. Bagaimana ketentuan untuk informasi tentang kode produksi? • Data yang disampaikan berupa contoh pencantuman kode produksi dan penjelasan tentang arti kode produksi pangan yang didaftarkan. • Kode produksi tersebut dapat berupa tanggal produksi.
25 • Kode produksi digunakan untuk penelusuran jika terjadi kasus di peredaran. • Untuk pendaftaran pangan impor, penjelasan tentang kode produksi dikeluarkan oleh pabrik asal.
26 C4. Hasil Uji Laboratorium dan Spesifikasi Bahan yang Digunakan Bagaimana persyaratan hasil uji yang dilampirkan untuk pendaftaran pangan olahan? Hasil uji yang dilampirkan harus asli dan masa berlaku sesuai dengan yang tercantum pada hasil uji atau paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal penerbitan. Hasil uji harus mencantumkan dengan jelas: a. Nama pangan yang didaftarkan; b. Nama dan alamat produsen yang tercantum pada hasil uji harus sesuai dengan nama dan alamat produsen yang tercantum dalam data pendaftaran; c. Parameter uji, hasil uji, dan satuannya sesuai dengan persyaratan. Parameter apa saja yang harus diuji di laboratorium sebagai persyaratan pendaftaran pangan? Parameter uji meliputi : - Cemaran mikroba (sesuai kategori pangan) - Cemaran logam berat (arsen, merkuri, timbal, kadmium, dan timah), - Bahan tambahan pangan secara kuantitatif, untuk pangan yang menggunakan BTP yang memiliki persyaratan Batas Maksimum numerik/ADI. - Parameter mutu sesuai karakteristik dalam kategori pangan - Semua parameter dalam SNI, untuk produk wajib SNI - Zat gizi sesuai Informasi Nilai Gizi, untuk pangan yang mencantumkan informasi nilai gizi pada label. - Zat gizi/non gizi sesuai klaim, untuk pangan yang mencantumkan klaim pada label
27 - Alkohol, untuk pangan yang mengandung atau menggunakan alkohol - Kafein, untuk pangan yang menggunakan/ditambahkan kafein anhidrat - Kloramfenikol, untuk madu - Melamin, untuk formula bayi - Aflatoksin total dan aflatoksin B1 untuk hasil olah jagung, kacang tanah, dan bumbu-bumbu. Aflatoksin M1 untuk susu. - Okratoksin A (OTA) untuk produk berbasis serelia dan produk kopi - Patulin untuk produk apel dan hasil olahnya - Benzo(a)piren, untuk perisa asap dan pangan yang diproses asap - Bobot tuntas, untuk pangan padat yang memiliki media cair (sekurang-kurangnya dapat dilakukan di laboratorium internal). Spesifikasi apa saja yang harus diupload sebagai data dukung? a. Bahan yang harus menjelaskan asal bahannya b. Bahan yang terdiri lebih dari 1 komponen, harus menjelaskan komposisi dan kadar BTP (margarin, mentega, minyak nabati, selai, susu kental manis, sirup buah / rasa buah, kecap, saos, dll) c. Konsentrat sari buah lengkap dengan brixnya d. Perisa dengan nama kelompoknya e. Pewarna caramel lengkap dengan kelasnya f. Bahan yang harus menjelaskan status GMO/Non GMOnya (Bahan yang mengandung kentang, kedelai, tomat, jagung, tebu, kecuali bahan pati, minyak, lesitin, sirup) g. Madu dengan keterangan bebas kloramfenikol h. BTP Campuran Bahan apa saja yang harus dimintakan spesifikasi yang menjelaskan asal bahan? Sesuai Peraturan Kepala Badan POM tentang Pendaftaran Pangan Olahan, Bahan Pangan yang mungkin berasal dari babi perlu diklarifikasi asal bahannya antara lain berupa gelatin, enzim, lemak, kolagen, kolostrum, protein, bahan penyusun (asam stearate, asam palmitat,
28 gliserol), minyak, lemak reroti (shortening), pengental, pengemulsi, pemantap, monogliserida, digliserida, trigliserida, nisin. Tambahan rennet termasuk kategori enzim yang juga harus diminta asal bahannya. Apakah diperbolehkan spesifikasi bahan diganti dengan foto kemasan yang mencantumkan nomor MD/ML? Boleh, dengan catatan jika nomor MD sudah tidak berlaku maka perusahaan harus mengupload spesifikasi/foto produk yang mencantumkan komposisinya.
29 C5. Sertifikat Merek, Halal, Standar Nasional Indonesia (SNI), dan lainnya Bagaimana ketentuan sertifikat merek yang dilampirkan sebagai data dukung pendaftaran pangan olahan? a. Diterbitkan oleh instansi yang berwenang (Direktorat Merek, Kementerian Hukum & HAM RI). b. Nama dan alamat pemilik sertifikat merek sesuai dengan identitas Perusahaan/Pendaftar. Apabila tidak sama, maka pendaftar harus menyertakan surat perjanjian atau sejenis untuk menggunakan merek tersebut. c. Masih berlaku pada saat pendaftaran pangan dan atau sedang melakukan proses perpanjangan Sertifikat Merek disertai dengan pernyataan bermaterai akan melaporkan jika perpanjangan disetujui. d. Mencantumkan contoh sesuai dengan yang tercantum pada label. e. Pada uraian barang/jasa tercantum jenis pangan sesuai dengan yang didaftarkan. Apakah pada pendaftaran produk baru dapat mencantumkan logo halal? Pendaftaran produk baru dapat mencantumkan logo halal dengan melampirkan sertifikat halal yang masih berlaku sesuai dengan produk dan alamat pabrik yang didaftarkan. Apabila pada surat tersebut dinyatakan bahwa produk sedang dalam proses perpanjangan halal, maka logo halal belum dapat dicantumkan. Apabila pada surat tersebut dinyatakan bahwa produk sudah dinyatakan halal dalam sidang fatwa dan sedang menunggu penerbitan sertifikat halal, maka logo halal dapat dicantumkan.
30 Bagaimana ketentuan SPPT SNI yang dilampirkan sebagai data dukung pendaftaran pangan olahan? a. Dilampirkan untuk produk wajib SNI sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau menacntumkan logo SNI pada label. b. Mengacu kepada SNI terbaru dan diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Produk yang terakreditasi. c. Mencantumkan nama dagang dan jenis produk yang sesuai dengan produk yang didaftarkan. d. Mencantumkan nama dan alamat pabrik sesuai dengan produk yang didaftarkan. e. Masih berlaku pada saat pendaftaran Pangan Olahan.
31 D. LABEL D1. Umum Keterangan apa sajakah yang harus tercantum pada label pangan? 1) Label pangan wajib memuat paling sedikit keterangan mengenai : a) Nama produk; b) Daftar bahan yang digunakan; c) Berat bersih atau isi bersih; d) Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor; e) Halal bagi yang dipersyaratkan; f) Tanggal dan kode produksi; g) Tanggal, bulan dan tahun kedaluwarsa; h) Nomor izin edar bagi Pangan Olahan; dan i) Asal-usul bahan pangan tertentu. 2) Keterangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, c, d, dan h wajib ditempatkan pada bagian label paling mudah dilihat, diamati dan/atau dibaca. Bagaimana jika keterangan pada label tercantum dalam bahasa selain bahasa Indonesia atau bahasa Inggris? Untuk label produk yang hanya menacntumkan informasi dalam bahasa selain bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris harus melampirkan label yang diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah. Untuk kemasan ganda apakah yang wajib dicantumkan pada label kemasan primer? Kemasan primer yang tidak dijual eceran tidak wajib mencantumkan informasi pada label. Jika kemasan primer mencantumkan rancangan label, maka informasi yang tercantum merujuk pada kemasan sekundernya.
32 Apakah label pada produk impor harus mencantumkan informasi dalam bahasa Indonesia? Ya, semua pangan olahan yang beredar di Indonesia harus mencantumkan informasi dalam bahasa Indonesia, sekurangkurangnya : nama dagang (jika ada), nama jenis, berat/isi bersih, nama dan alamat pabrik asal dan importir, serta BPOM RI ML, komposisi, kode produksi dan keterangan kadaluwarsa, dan jika ada : petunjuk penggunaan, petunjuk penyimpanan, tabel ING, dan bobot tuntas. Keterangan lain yang dinilai menyesatkan harus dihapus. Apakah label yang akan beredar dari produk impor harus sama persis dengan label produk asal sebagaimana foto yang diupload? Secara umum rancangan label yang diajukan harus memiliki kesamaan dengan produk dari negara pabrik asal (dilihat dari foto produk yang diupload) hanya saja untuk produk yang akan diedarkan di Indonesia harus mengacu pada ketentuan yang tertuang pada pedoman label dan iklan pangan. Untuk rancangan label yang berbeda dari foto produknya, maka harus melampirkan surat keterangan dari produsen bahwa label yang beredar di Indonesia merupakan label khusus yang dipasarkan di Indonesia. Apakah penulisan komposisi pada label ditulis dari komposisi terbesar ke terkecil? Apakah urutannya harus sama persis (tidak boleh dikelompokkan)? Untuk penulisan komposisi pada label harus secara berurutan, sesuai Peraturan BPOM No 31 Tahun 2018 tentang label pangan olahan, pasal 14 ayat 2 yang menyatakan: Nama bahan yang dicantumkan dalam daftar bahan yang digunakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. merupakan nama lazim yang lengkap dan tidak berupa singkatan; dan b. disusun secara berurutan dimulai dari bahan yang
33 digunakan paling banyak. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk vitamin, mineral, dan/atau BTP.
34 D2. Peringatan Bagaimana ketentuan pencantuman peringatan untuk pangan olahan yang mengandung bahan yang berasal dari babi? a. Harus mencantumkan tanda khusus berupa tulisan “MENGANDUNG BABI” dan gambar babi berwarna merah dalam kotak berwarna merah di atas dasar putih, seperti berikut : b. Tulisan harus jelas terbaca dan proporsional terhadap luas permukaan label dengan ukuran paling sedikit 1,5 mm serta dicantumkan pada bagian yang paling mudah dilihat oleh konsumen. c. Penulisan bahan pangan yang berasal dari babi harus diikuti dengan kata “babi” D3. Contoh Rancangan Label yang telah disetujui Rancangan label yang telah disetujui dapat dilihat pada lampiran 2.
35 LAMPIRAN Lampiran 1. Biaya Pendaftaran Pangan Olahan Berdasarkan PP No.32 Tahun 2017 No Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Satuan Tarif Pendaftaran Baru Pangan Olahan 1 Pangan Berklaim Per Item Rp. 3.000.000 2 Minuman Beralkohol Per Item Rp. 3.000.000 3 Produk pangan hasil rekayasa genetik, iradiasi, atau pangan organik Per Item Rp. 2.000.000 4 Kategori 01.0 (produk-produk susu dan analognya, kecuali yang termasuk kategori 02.0) Per Item Rp. 750.000 5 Kategori 02.0 (lemak, minyak dan emulsi minyak) Per Item Rp. 300.000 6 Kategori 03.0 (es untuk dimakan (edible ice), termasuk sherbet dan sorbet) Per Item Rp. 300.000 7 Kategori 04.0 (buah dan sayur (termasuk jamur, umbi, kacang termasuk kacang kedelai, dan lidah buaya), rumput laut, dan biji-bijian) Per Item Rp. 500.000 8 Kategori 05.0 (kembang gula/ perttren dan cokelat) Per Item Rp. 500.000 9 Kategori 06.0 (serealia dan produk seredia yang merupakan produk turunan dari biji serealia, akar dan umbi, kacang dan empulur (bagan dalam batang tanaman), tidak termasuk produk bakeri dari kategori 07.0 dan tidak termasuk kacang dari kategori 04.2.1 dan 04.2.21 Per Item Rp. 300.000 10 Kategori 07.0 (produk bakeri) Per Item Rp. 300.000 11 Kategori 08.0 (daging dan produk daging, termasuk daging unggas dan daging hewan buruan) Per Item Rp. 500.000 12 Kategori 09.0 (ikan dan produk perikanan termasuk moluska, krustase dan ekinodermata serta amfibi dan reptil) Per Item Rp. 500.000 13 Kategori 10.0 (telur dan produkproduk telur) Per Item Rp. 500.000 14 Kategori 11.0 (pemanis, termasuk madu) Per Item Rp. 200.000
36 15 Kategori 12.0 (rempah, sup, saus, salad, dan produk protein) Per Item Rp. 200.000 16 Kategori 13.0 (produk pangan untuk keperluan gizi ldrusus) Per Item Rp. 3.000.000 17 Kategori 14.0 (minuman, tidak termasuk produk susu, kecuali minuman beralkohol) Per Item Rp. 300.000 18 Kategori 15.0 (makanan ringan siap santap) Per Item Rp. 300.000 19 Kategori 16.0 (pangan c.rmpuran komposit - tidak termasuk pangan dari kategori 01.0 sampai 15.0) Per Item Rp. 300.000 20 Bahan tarnbahan pangan Per Item Rp. 200.000 Pendaftaran Variasi/ Perubahan data Pangan Olahan 1 Perubahan nama produsen, importir, atau distributor Per Item Rp. 100.000 2 Perubahan nama dan alamat ilnporter Per Item Rp. 100.000 3 Pencantuman logo halal, logo SNI, penambahan dan/ atau perubahan berat/isi bersih, perubahan nama daga.rrg, perubahan untuk kepentingan promosi dalam waktu tertentu, perubahan masa kedaluarsa, dan / atau perubahan kode produksi Per Item Rp. 100.000 4 Perubahan rancangan label Per Item Rp. 100.000 5 Perubahan komposisi, pencantuman dan/ atau perubahan informasi nilai gizi dan/atau perubahan dan/ atau penambahan klaim: Per Item Rp. 100.000 a) pangan berklaim Per Item Rp. 1.500.000 b) minuman beralkohol Per Item Rp. 1.500.000 c) produk pangan hasil rekayasa genetik, iradiasi, atau pangan organik Per Item Rp. 1.000.000 d) kategori 01.0 (produk-produk susu dan analognya, kecuali yang termasuk kategori 02.0) Per Item Rp. 400.000 e) kategori 02.0 (lemak, minyak dan emulsi minyak) Per Item Rp. 150.000 f) kategori 03.0 (es untuk dimakan (edible ice), termasuk sherbet dan sorbet) Per Item Rp. 150.000
37 g) kategori 04.0 (buah dan saJrur (termasuk jamur, umbi, kacang termasuk kacang kedelai, dan Iidah buaya), rumput laut, dan biji-bijian) Per Item Rp. 250.000 h) kategori 05.0 (kembang gula/ permen cokelat) Per Item Rp. 250.000 i) kategori 06.0 (serealia dan produk serealia yang merupakan produk turunan dari biji serealia, akar dan umbi, kacang dan empulur (bagian dalam batang tanaman), tidak termasuk produk bakeri dari kategori 07.0 dan tidak termasuk kacang dari kategori 04.2.1 dan 04.2.21 Per Item Rp. 150.000 j) kategori 07.0 (produk bakeri) Per Item Rp. 150.000 k) kategori 08.0 (daging dan produk daging, termasuk daging unggas dan daging hewan buruan) Per Item Rp. 250.000 l) kategori 09.0 (ikan dan produk perikanan termasuk moluska, krustase dan ekinodermata serta amfrbi dan reptil) Per Item Rp. 250.000 m)kategori 10.0 (telur dan produkproduk telur) Per Item Rp. 250.000 n) kategori 11.0 (pemanis termasuk madu) Per Item Rp. 100.000 o) kategori 12.0 (rempah, sup, saus, salad, dan produk protein) Per Item Rp. 100.000 p) kategori 13.0 (produk pangan untuk keperluan gizi khusus) Per Item Rp. 1.500.000 q) kategori 14.0 (minuman, tidak termasuk produk susu, kecuali minuman beralkohol) Per Item Rp. 150.000 r) kategori 15.0 (malanan ringan siap santap) Per Item Rp. 150.000 s) kategori 16.0 (pangan campur.rn komposit - tidak termasuk pangan dari kategori 01.0 sampai 15.0) Per Item Rp. 150.000 t) bahan tambahan pangan Per Item Rp. 100.000 Pendaftaran Ulang Pangan Olahan 1 Pangan Berklaim Per Item Rp. 2.500.000 2 Minuman Beralkohol Per Item Rp. 2.500.000
38 3 Produk pangan hasil rekayasa genetik, iradiasi, atau pangan organik Per Item Rp. 1.500.000 4 Kategori 01.0 (produk-produk susu dan analognya, kecuali yang termasuk kategori 02.0) Per Item Rp. 600.000 5 Kategori 02.0 (lemak, minyak dan emulsi minyak) Per Item Rp. 200.000 6 Kategori 03.0 (es untuk dimakan (edible ice), termasuk sherbet dan sorbet) Per Item Rp. 200.000 7 Kategori 04.0 (buah dan sayur (termasuk jamur, umbi, kacang termasuk kacang kedelai, dan lidah buaya), rumput laut, dan biji-bijian) Per Item Rp. 400.000 8 Kategori 05.0 (kembang gula/ perttren dan cokelat) Per Item Rp. 400.000 9 Kategori 06.0 (serealia dan produk seredia yang merupakan produk turunan dari biji serealia, akar dan umbi, kacang dan empulur (bagan dalam batang tanaman), tidak termasuk produk bakeri dari kategori 07.0 dan tidak termasuk kacang dari kategori 04.2.1 dan 04.2.21 Per Item Rp. 200.000 10 Kategori 07.0 (produk bakeri) Per Item Rp. 200.000 11 Kategori 08.0 (daging dan produk daging, termasuk daging unggas dan daging hewan buruan) Per Item Rp. 400.000 12 Kategori 09.0 (ikan dan produk perikanan termasuk moluska, krustase dan ekinodermata serta amfibi dan reptil) Per Item Rp. 400.000 13 Kategori 10.0 (telur dan produkproduk telur) Per Item Rp. 400.000 14 Kategori 11.0 (pemanis, termasuk madu) Per Item Rp. 150.000 15 Kategori 12.0 (rempah, sup, saus, salad, dan produk protein) Per Item Rp. 150.000 16 Kategori 13.0 (produk pangan untuk keperluan gizi ldrusus) Per Item Rp. 2.500.000 17 Kategori 14.0 (minuman, tidak termasuk produk susu, kecuali minuman beralkohol) Per Item Rp. 200.000 18 Kategori 15.0 (makanan ringan siap santap) Per Item Rp. 200.000
39 19 Kategori 16.0 (pangan c.rmpuran komposit - tidak termasuk pangan dari kategori 01.0 sampai 15.0) Per Item Rp. 200.000 20 Bahan tarnbahan pangan Per Item Rp. 150.000
40 Lampiran 2. Contoh Label yang Telah Disetujui