The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by dar rumiyati, 2021-01-09 23:45:44

SB RH PADA TEKSTIL-dikonversi

SB RH PADA TEKSTIL-dikonversi

Penerapan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil
Ragam hias adalah bentuk-bentuk dasar hiasan yang biasanya disusun secara
berulang-ulang sesuai pola tertentu, diterapkan pada karya seni atau kerajinan
dengan tujuan untuk memperindah atau menghias. Ragam hias Nusantara dapat
ditemukan pada motif batik, tenun, tatah sungging, anyaman, tembikar, ukiran kayu,
dan pahatan batu.
Teknik penggubahan motif ragam hias adalah secara realis, stilasi, dan deformasi.
Ragam hias tersebut muncul dengan bentuk-bentuk yang bervariasi. Ragam hias
yang terdapat dalam karya kerajinan atau seni tradisional sering kali terdapat makna
spiritual dan harapan tertentu.

Ragam hias asli Nusantara biasanya berbentuk realis atau hasil stilasi/penggayaan
dan deformasi flora, fauna, figuratif, benda. Ada pula ragam hias bermotif abstrak
dan hasil adaptasi pengaruh budaya luar, misalnya dari Tiongkok, India, dan Persia.

A. Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Ragam hias tidak hanya digunakan untuk memperindah karya-karya seni kerajinan
tradisional, namun sampai saat ini sangat mudah ditemukan pada banyak karya seni
ataupun benda lain. Salah satunya adalah tekstil. Tekstil dalam kehidupan sehari-hari sering
disamakan dengan istilah kain. Namun sebenarnya terdapat sedikit perbedaan antara kedua
istilah tersebut, tekstil dapat digunakan untuk menyebut bahan apapun yang terbuat dari
tenunan benang, sedangkan kain merupakan hasil jadinya, yang sudah bisa digunakan.

Tekstil merupakan material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang yang dapat
dikerjakan dengan cara penyuIaman, penjahitan, dan pengikatan. Tekstil juga dapat
diartikan jalinan antara lungsi dan pakan atau dapat dikatakan sebuah anyaman yang
mengikat satu sama lain, tenunan dan rajutan benang. Proses pembuatan bahan tekstil
dapat menggunakan alat tenun tradisional maupun modern.

Perkembangan ragam hias pada tekstil sangat pesat karena mengikuti mode dan trend
fashion yang sentiasa berkembang. Ragam hias pada tekstil banyak diterapkan
pada pakaian-pakaian adat yang ada di Indonesia. Penerapan ragam hias flora, fauna, dan
geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai pada produk kerajinan tekstil di berbagai
daerah.

Bahan tekstil pada kehidupan masyarakat Indonesia tidak terlepas dari kebutuhan upacara
adat terutama kain tradisional. Kain tradisional merupakan salah satu bagian yang tidak
terpisahkan dari kegiatan upacara-upacara yang dilaksanakan di berbagai daerah
Nusantara. Setiap adat memiliki kain tradisional sebagai bagian dari upacara. Pengertian
ragam hias tekstil adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya disusun secara berulang-ulang
sesuai pola tertentu, diterapkan pada kain yang tujuannya untuk memperindah atau
menghias.

B. Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara, yaitu :
1. Membatik
Pengertian secara umum batik tulis/klasik adalah sebuah teknik menahan warna dengan lilin
malam secara berulang-ulang di atas kain, namun pada perkembangannya, batik dibuat
menggunakan teknik celup, cap, sablon, dan printing

2. Menenun
Teknik pembuatan kain dengan cara memasukkan secara berselang-seling kelompok
benang yang membujur (lungusi) ke dalam kelompok benang yang melintang (pakan)

3. Menyulam
Teknik pembuatan hiasan kain dengan media benang dan jarum jahit menggunakan
keterampilan tangan secara manual

4. Membordir
Teknik pembuatan hiasan kain dengan media benang dan jarum jahit menggunakan
bantuan mesin
5. Melukis
Teknik pembuatan hiasan pada kain menggunakan alat bahan kuas dan cat

C. Jenis dan Sifat Bahan Tekstil
Seperti halnya berbagai media apapun, setiap bahan tekstil memiliki sifat yang berbeda-
beda. Jenis bahan tekstil dapat diketahui dari perbedaan jenis benang dan teksturnya.
Terdapat beberapa jenis bahan pembuatan tekstil. Secara umum terdapat dua jenis benang
atau serat, yaitu benang dari bahan alam dan buatan. Di bawah ini merupakan penjelasan
berbagai jenis bahan tekstil beserta sifatnya.

1. Bahan Tekstil Alami
Beberapa jenis bahan tekstil yang dihasilkan dari bahan alam sebagai bahan utama
produk tekstil antara lain sebagai berikut;
a. Kapuk
Sifat bahan tekstil alami kapuk yaitu;

• bahan tekstil alami kapuk diperoleh dari tanaman pohon randu (Ceiba
Pentandra) yang tumbuh di Jawa dan Sumatra (Indonesia), Meksiko, Amerika
Tengah, Karibia, Amerika Selatan bagian Utara dan Afrika Barat

• disebut katun sutra karena mengkilap seperti sutera
• tekstur halus
• lemah

• serat pendek
• tahan terhadap kelembaban, cepat kering bila basah
• digunakan untuk kasur, bantal, dan furnitur berlapis

b. Katun/Kapas
Sifat dari bahan tekstil alam katun/ kapas yaitu;

• serat alami yang paling banyak digunakan dalam pakaian, tumbuh di sekitar
biji tanaman kapas.

• kekuatan cukup baik
• elastisitas sangat rendah
• kurang kuat dan rentan terhadap kerutan
• jika dipakai nyaman dan terasa lembut
• daya serap terhadap air baik
• mengalirkan panas dengan baik
• bisa rusak karena serangga, jamur, lumut dan ngengat
• kekuatan serat dapat melemah jika dijemur menggunakan sinar matahari

dalam jangka waktu yang lama
• umumnya digunakan sebagai bahan pakaian tenun dan rajutan
• digunakan untuk bahan tekstil rumahan, misalnya handuk mandi, jubah

mandi, penutup tempat tidur dan sebagainya
• digunakan sebagai campuran dengan serat lain seperti poliester, spandeks

dan sebagainya
• lentur, mudah kusut, serta dapat disetrika dengan temperatur panas yang

tinggi.

c. Sutra
Sifat dari bahan tekstil alam sutra yaitu;

• terbuat dari serat kepompong ulat sutra
• tekstur halus dan lembut, berkilau, licin, serta lentur

• kuat, ringan, tetapi dapat kehilangan hingga 20% kekuatannya saat basah
• jika terkena terlalu banyak sinar matahari dapat melemah
• jika dibiarkan kotor, dapat dirusak oleh serangga
• diterapkan untuk pembuatan kemeja, piyama, jubah, dasi, blus, gaun formal,

pakaian mode kelas atas, setelan pria dan baju musim panas, penutup
dinding, pelapis jok, dan hiasan dinding
• banyak menyerap air dan nyaman saat digunakan.

d. Wol
Sifat dari bahan tekstil alam wol yaitu;

• serat wol berasal dari bulu domba, memiliki tekstur serat yang relatif kasar
dan berkerut dengan sisik pada permukaannya

• higroskopis (mudah menyerap kelembaban)
• tahan terhadap listrik statis
• diterapkan untuk pembuatan jaket, jas, celana, baju hangat, topi, selimut, dan

karpet
• tidak mudah kusut, dapat menahan panas, sangat lentur, apabila dipanaskan

menjadi lebih lunak.

e. Goni
Sifat dari bahan tekstil alam goni yaitu;

• berasal dari tumbuhan rami (jute) atau rosela
• serat termurah
• tidak tahan lama karena cepat rusak bila terkena air dalam waktu lama
• kekuatan kurang tidak bisa diubah warnanya menjadi putih bersih
• diterapkan untuk pembuatan benang pengikat untuk karpet, kain kasar,

karung dan sebagainya

2. Bahan Tekstil Buatan
Selain bahan alam saat ini juga telah banyak diproduksi bahan tektil buatan.
Beberapa janis bahan tekstil buatan antara lain sebagai berikut;
a. Nilon
Sifat bahan tekstil buatan nilon yaitu;

• elastisitas tinggi
• sangat kuat dan tahan lama
• termoplastik
• bisa menjadi sangat mengkilat atau kusam
• tahan terhadap serangga, jamur, lumut dan kebusukan diterapkan untuk

pembuatan stocking, parasut, dan kantong udara

b. Dakron
Sifat dari bahan tekstil buatan dakron yaitu;

• nama asli yaitu polietilena tereftalat
• mudah dicuci, cepat kering, tidak mudah kisut, dan mempunyai daya serap

tinggi
• agak keras, akan tetapi bisa digunakan untuk pengisian bantal, guling

maupun boneka agar terlihat lebih terisi, terlihat rapi, memiliki bobot ringan
dan mengembang dengan baik

c. Poliester
Sifat dari bahan tekstil buatan poliester yaitu;

• termoplastik, bisa dibentuk ulang dengan proses pemanasan
• kekuatan baik
• hidrofobik (tidak menyerap)

• diterapkan untuk pembuatan pakaian tenun dan rajutan, kemeja, celana,
jaket, topi, seprai, selimut, dan bahan bantal

D. Jenis dan Bahan Pewarna Tekstil
Salah satu unsur yang membuat suatu bahan tekstil menjadi indah adalah warna.
Terdapat beberapa jenis pewarna tekstil. Sama dengan jenis bahan pembuatan
serat/benang tekstil, secara umum terdapat dua jenis pewarna, yaitu alami dan
buatan (sintetis). Pewarna alam dihasilkan dari ekstrak akar-akaran, buah, daun,kulit
kayu maupun batang kayu. Sedangkan pewarna buatan (sintetis) dibuat dari bahan
kimia/ buatan. Di bawah ini merupakan penjelasan kedua bahan pewarna tersebut :

1. Pewarna Tekstil Alami
Pewarna tekstil alami memiliki sifat mudah luntur dan mudah pudar karena tidak
tahan terhadap sinar matahari.
a. Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit merupakan pewarna tekstil alami yang dibuat dengan cara merebuat parutan
kunyit. Warna yang dihasilkan dari bahan ini adalah warna kuning hingga jingga.

b. Kayu tingi (saga)
Kayu tingi merupakan bahan dasar pembuatan pewarna tekstil alami yang dibuat
dengan mengolah kulit kayu dan getahnya. Warna yang dihasilkan dari bahan kayu
tingi/ saga yaitu merah dan hitam.
c. Kesumba
Kesumba merupakan bahan dasar pewarna tekstil alami berbentuk biji-bijian. Warna
yang dihasilkan dari biji kesumba yaitu warna merah atau kuning.

d. Tarum atau tom (Indigofera Tinctoria)
Tarum atau tom merupakan sejenis tanaman yang dapat diolah sebagai bahan
dasar pembuatan pewarna alami. Warna yang dihasilkan dari rendaman daun tarum
adalah warna biru.

e. Pinang (Areca Cathecu)
Biji buah pinang dapat diolah menjadi bahan dasar pembuatan pewarna tekstil
alami. Warna alami yang dihasilkan dari tumbukkan halus biji buah pinang tua
adalah warna merah.

f. Suji (Dracaena angustifolia)
Tumbuhan suji juga dapat dibuat menjadi pewarna tekstil alami. Warna alami yang
dihasilkan dari air hasil tumbukan halus tumbuhan ini yaitu warna hijau.

g. Kulit manggis (Garcinia mangostana)
Kulit buah manggis merupakan bahan dasar pembuatan pewarna tekstil alami.
Warna yang dihasilkan dari kulit manggis yaitu biru, ungu dan merah. Warna
tersebut diperoleh dengan cara menumbuk halus kulit manggis kemudian bubuk kulit
manggis direndam menggunakan etanol dan dikeringkan.

h. Akar mengkudu (Morinda citrifolia)
Akar tanaman mengkudu merupakan salah satu bahan dasar pembuatan pewarna
tekstil alami. Warna yang dihasilkan dari akar mengkudu ini yaitu warna merah
kecoklatan.

i. Getah gambir
Gambir yaitu sejenis getah yang telah dikeringkan dari ekstrak remasan daun dan
ranting tumbuhan. Warna merah tua hingga kecoklatan yang dihasilkan dari
tumbuhan ini.

j. Jati (Tectona grandis)
Pucuk daun jadi juga dapat dijadikan sebagai bahan dasar pewarna alami. Warna
yang dihasilkan dari daun jati yaitu warna merah kecoklatan.

k. Angsana
Kayu dan daun tanaman angsana dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar
pewarna alami. Warna yang dihasilkan oleh kayu angsana yaitu warna merah
sedangkan daunnya berwarna coklat kekuningan.

2. Pewarna Tekstil Buatan/ Sintetis
Pewarna tekstil buatan memiliki sifat tidak mudah luntur dan tahan terhadap sinar
matahari. Jenis pewarna naphtol digunakan dengan teknik celup, sedangkan
pewarna indigosol dapat digunakan dengan teknik celup atau colet (lukis).
a. Naphtol
Zat warna naptol terdiri dari 2 komponen, yaitu naphtol sebagai komponen dasar
dan garam diazonium atau garam naphtol sebagai komponen pembangkit warna.

b. Zat Warna Indigosol
Zat warna indigosol atau bejana larut adalah zat warna yang ketahanan lunturnya
baik, berwarna merata dan cerah. Zat warna ini dapat dipakai dengan cara
pecelupan dan coletan. Warna dapat timbul setelah dibangkitkan dengan Natrium
Nitrit dan Asam/Asam sulfat atau Asam florida.
c. Zat Warna Rapid
Zat warna rapid biasanya digunakan untuk coletan jenis rapid fast. Zat warna rapid
merupakan campuran dari komponen naphtol dan garam diazonium yang
distabilkan, yang paling banyak dipakai biasanya rapid merah, karena berwarna
lebih cerah dan tidak ditemui di kelompok indigosol.

d. Zat Warna Pigmen
Pemakaian pada bahan tekstil membutuhkan zat pengikat yang membantu
pengikatan zat warna tersebut dengan serat. Zat warna pigmen umumnya
digunakan untuk cetak saring dan kurang cocok digunakan pada teknik celup.

e. Cat Tekstil
Cat Tekstil berbahan dasar air. Cat jenis ini khusus digunakan untuk melukis di atas
kain. Cat ini cocok untuk kegiatan melukis sepatu kanvas, tas kain atau t-shirt.
Setelah cat mengering kain yang dilukis harus disetrika, namun besi setrikaan
jangan langsung mengenai lukisannya.

f. Cat Akrilik
Merupakan salah satu jenis cat yang cukup awam dipakai untuk melukis. Cat ini
adalah janis cat yang terbuat dari plastik dengan dasar polietilen dan mengeras saat
kering. Cat akrilik dapat dicampur dengan air, tetapi menjadi tahan air apabila kering.

Lukisan berbahan cat akrilik mampu menyerupai lukisan cat air atau lukisan cat
minyak.

E. Apa Fungsi Ragam Hias pada Bahan Tekstil?
Ragam hias merupakan corak hias pada permukaan benda hasil kerajinan. Ragam
hias dapat berupa bentuk alami maupun gubahan/ stilasi dari bentuk hewan,
tumbuhan, manusia, bentuk geometris, abstrak, dll.
Adapun fungsi ragam hias pada bahan tekstil, yaitu:

1. Dapat menambah nilai-nilai estetika atau nilai-nilai keindahan pada sebuah
karya kerajinan dari bahan tekstil. Nilai-nilai estetika dapat dihasilkan jika
ragam hias yang dibuat pada bahan tekstil tersebut dapat menambah
keindahan sehingga dapat dinikmati oleh orang banyak.

2. Dapat menambah nilai ekonomis/nilai jual produk. Jika ragam hias tersebut
menghasilkan nilai estetika, tentu produk tersebut akan banyak diminati
pembeli dan dapat menghasilkan keuntungan.

3. Menambah daya tarik pembeli. Sesuai dengan penjelasan sebelumnya,
barang-barang yang indah akan banyak diminati oleh pembeli.

4. Menambah nilai seni pada produk. Artinya barang yang mendapat sentuhan
hiasan/ dihias akan terlihat fungsinya sebagai barang karya seni.

5. Mewariskan kebudayaan dari proses pembuatannya. Artinya apabila orang
yang telah ahli dalam pembuatan ragam hias pada bahan tekstil, ada baiknya
dapat menurunkan ilmu/ keahliannya pada teman-teman, anak, saudara, dll.

F. Teknik Menggambar Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dilakukan dengan teknik yang berbeda-
beda, misalnya batik, sulam, bordir, songket, sablon, tenun ikat, dan lukis. Salah
satu penerapan ragam hias adalah teknik lukis yang diterapkan pada tas kain. Tas
kain atau totebag terbuat dari bahan kain yang menyerap cat. Menggunakan
pewarna misalnya cat tekstil atau cat sablon dengan alat kuas.

Berikut ini contoh penerapan ragam hias pada tas kain atau totebag, dengan teknik
menggambar. Perhatikan gambar dan langkah-langkahnya berikut ini;

1. Siapkan gambar rancangan ragam hias di atas kertas.
2. Siapkan tas kain atau totebag yang akan dihias dan berilah alas dari bahan karton
atau tripleks di dalamnya agar pengecatan tidak akan tembus ke belakang
3. Pindah gambar rancangan ragam hias ke permukaan tas kain dengan pensil
4. Selanjutnya memberikan warna-warna yang menarik pada gambar rancangan
dipermukaan kaos dengan menggunakan alat kuas
5. Setelah selesai pewarnaan, lanjutkan dengan finishing, lalu keringkan hasil
gambar ragam hias dengan hair dryer atau dijemur

selamat belajar


Click to View FlipBook Version