The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ahmadridlowi25, 2023-07-05 11:36:29

KB 1 Kurikulum Operasional Madrasah

KB 1 Kurikulum Operasional Madrasah

1 Kegiatan Belajar (KB): 1 Kurikulum Operasional Madrasah (KOM) Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2015 tentang Perubahan atas PMA No. 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah menyebutkan bahwa yang dimaksude dengan madrasah adalah satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dan kejuruan dengan ciri khas agama Islam yang mencakup Raudhatul Athfal, madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah dan madrasah aliyah kejuruan. Pengertian madrasah ini penting dikemukakan di awal pembahasan ini, karena sekaligus menegaskan bahwa ketika menjelasan di dalamnya tentang madrasah termasuk di dalamnya raudhatul athfal. Dalam hal penyusunan dan pengembangan kurikulum, setiap madrasah wajib mengembangkan kurikulum operasionalnya masing-masing. Kurikulum Operasional Madrasah dikembangkan dan dikelola dengan mengacu kepada struktur kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah dan menyelaraskannya dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, madrasah dan daerah. Dalam menyusun kurikulum operasional, madrasah diberikan wewenang untuk menentukan format dan sistematika penyusunannya. Pengembangan Kurikulum Operasional Madrasah diharapkan tidak menekankan pada pemenuhan aspek administrasi yang seragam. Namun lebih ditekankan pada aspek inovasi dan kreatifitas madrasah dalam mencapai visi, misi dan tujuan madrasah. Struktur Kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah menjadi acuan Madrasah untuk mengembangkan kurikulum menuju tercapainya Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin dapat ditambahkan dengan kekhasan madrasah sesuai dengan visi, misi dan tujuan madrasah. Struktur kurikulum ini berisi kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler dalam bentuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin. Bagi madrasah yang memiliki Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) ditambahkan dengan layanan Program Kebutuhan Khusus dan program pasca madrasah yang meliputi program penguatan akademik dan penguatan ketrampilan pilihan bagi PDBK untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin. Madrasah saat menyusun Kurikulum Oprasional Madrasah harus mengacu pada Keputusan Menteri Agama Nomor 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah, Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3211 tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada Madrasah dan Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Madrasah (KOM). A. Pengantar


2 Spirit Kurikulum Merdeka, antara lain memberikan otonomi kepada madrasah untuk melakukan inovasi dan kreasi dalam pengembangan kurikulum operasional madrasah, adanya fleksibilitas dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang dinamis sesuai kebutuhan dan tuntutan perkembangan zaman. Spirit ini harus ditangkap oleh seluruh elemen madrasah dan pemangku kepentingan lainnya dengan melahirkan kreasi, inovasi atau terobosan dalam mengelola pendidikan untuk meningkatkan mutu dan daya saing madrasah. Pengembangan kurikulum merdeka dilakukan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan karakteristik Madrasah, potensi daerah dan kondisi anak serta melibatkan komite madrasah Mampu merancang pembelajaran Madrasah dengan menerapkan prinsip memadukan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan materi ajar, pedagogik, serta teknologi informasi dan komunikasi atau yang disebut dengan penerapan pendekatan technological, pedagogical and content knowledge (TPACK) dan pendekatan lain yang relevan dalam pembelajaran di madrasah; Mampu menjelaskan prinsip penyusunan Kurikulum Oprasional Madrasah (KOM) Mampu menjelaskan cara menyusun Kurikulum Oprasional Madrasah (KOM) Mampu menyusun komponen pada Kurikulum Oprasional Madrasah (KOM) Aktivitas pembelaajaran mahasiswa dan dosen pada KB-1 ini adalah sebagai berikut. Tabel 1: Aktivitas Pembelajaran KB 1 Hari ke-… Waktu Aktivitas Formulir Mahasiswa Dosen/Guru Pamong 1 06.00-08.00 Membaca kontrak belajar Mengunggah kontrak belajar - 08.00-10.00 Pertemuan Zoom/GM/VC Pertemuan Zoom/GM/VC 1. Berdiskusi teknik menyusun KOM 2. Memfasilitasi diskusi 3. Memberi Tugas mengacu LK-1 LK-1 B. Capaian Pembelajaran C. Tujuan Pembelajaran D. Aktivitas Pembelajaran


3 10.00-12.00 1. Membaca Modul KB1 2. Menyusun KOM 3. Menganalisis Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan menyusun KOM (LK-1) 4. Mengerjakan tugas mengacu LK-1 1. Memantau hasil diskusi dan penysunan LK-1 2. Memberi tugas LK-1 12.00-15.00 1. Mengerjakan Tugas LK-1 2. Berkonsultasi kepada dosen 1. Memantau mahasiswa dalam mengerjakan tugas 2. Merespon konsultasi dan diskusi 15.00-17.00 Mengunggah tugas LK-1 Memantau unggahan tugas mahasiswa - 20.00-22.00 Belajar Mandiri 1. Memperdalam pemahaman dalam belajar 2. menyiapkan pembelajaran materi berikutnya 1. Menilai tugas mahasiswa 2. Memberikan catatan yang akan diperbaiki mahasiswa di hari ke-5 (Review) 1. Prinsip Penyusunan Kurikulum Oprasional Madrasah Keputusan Menteri Agama Nomor 347 tahun 2022 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka menjelaskan tentang Kurikulum Operasional Madrasah (KOM). Setiap satuan madrasah diberi kewenangan untuk mengembangkan KOM sesuai dengan karakteristik, visi, misi, tujuan yang mengacu pada struktur kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. KOM yang dikembangkan, menunjukkan kesesuaian dengan karakteristik dan kebutuhan anak, satuan pendidikan dan budaya sekitar. Prinsip Penyusunan KOM yaitu: a. Berpusat pada anak, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan anak. b. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan. E. Uraian Materi


4 c. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami. d. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual. e. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan, antara lain orang tua, pengawas dan pejabat kantor Kementerian Agama sesuai dengan kewenangannya. f. Pemerataan dan peningkatan mutu. Pengembangan KOM diorientasikan sebagai upaya pemerataan kesempatan memperoleh layanan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan yang dapat memberikan akses pada semua anak dan menghargai perbedaan termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Analisis karakteristik/kekhasan madrasah menjadi bagian penting untuk dilakukan agar mendapatkan gambaran utuh kondisi dan kebutuhan madrasah dan seluruh warganya. Karakteristik kekhasan dan ruh madrasah harus ada dalam pengembangan kurikulum merdeka yang terdapat dalam panduan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada Madrasah, yaitu sebagai berikut: a. Perspektif ibadah berdimensi ukhrowi Bahwa aktivitas belajar-mengajar dan kegiatan manajemen untuk memfasilitasi berlangsungnya pendidikan di madrasah adalah merupakan bentuk ibadah yang berdimensi ukhrawi berdampak pahala kelak di akhirat. Maka, nilai agama dan akhlak harus mewarnai dalam praksis pendidikan di madrasah. b. Hubungan guru-anak diikat dengan mahabbah fillah Bahwa pola hubungan guru-anak bukan hubungan transaksional duniawi. Hubungan mahabbah fillah berarti pola komunikasi, interaksi dan bergaul antara guru-anak didorong rasa kasih sayang, saling membantu, dan menolong dalam kebaikan untuk secara bersama-sama mencapai ridla Allah SWT dalam praksis pendidikannya. b. Pandangan ‘ainurrahmah Bahwa semua tindakan guru kepada anak didasari rasa kasih-sayang terhadap anak yang berperilaku kurang baik tetap disikapi dengan pandangan kasih sayang, bukan nafsu, kebencian, dendam dan iri-dengki. c. Hati nurani sebagai sasaran utama, Pembelajaran di madrasah mengarusutamakan upaya menfungsikan hati nurani, dengan membersihkan diri dari akhlak tercela (takhlly) dan sekaligus senantiasa menghiasi diri dengan akhlak terpuji (tahally), melalui proses mujahadah dan riyadlah. d. Akhlak di atas ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan dan kompetensi bukan segalanya. Tanpa akhlak, kepintaran akan menjadikan seseorang semakin berbahaya dan berpotensi menimbulkan kerugian dan kerusakan kepada orang lain. Maka pendidikan di


5 madrasah meletakkan pentingnya akhlak di atas ilmu itu sendiri yang diupayakan melalui pembersihan hati nurani. 2. Penyusunan Kurikulum Operasional Madrasah (KOM) Penyusunan dokumen KOM dimulai dengan memahami secara utuh Struktur Kurikulum Merdeka, karena KOM merupakan dokumen yang dinamis, yang diperbarui secara berkesinambungan, menjadi referensi dalam keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan, maka setiap satuan pendidikan wajib mengembangkan kurikulum sesuai karakteristiknya masingmasing. Proses penyusunan KOM bersifat: a. Tetap (mengacu kepada kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, namun demikian satuan madrasah diberikan kewenangan untuk melakukan kreasi dan inovasi). b. Fleksibel/Dinamis (mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum, sesuai karakteristik dan kebutuhan madrasah masing-masing) Alur penyusunan KOM ada 2, yaitu: a. Bagi madrasah yang belum pernah menyusun KOM, berikut Langkahlangkah identifikasi dan refleksi diri: 1) Apakah madrasah sudah memiliki inspirasi KOM? 2) Apakah madrasah telah memiliki visi dan misi? 3) Siapa yang akan memfasilitasi di dalam penyusunan KOM? 4) Siapa yang akan terlibat di dalam penyusunan KOM secara internal (kepala satuan pendidikan dan pendidik)? 5) Siapa yang akan terlibat di dalam penyusunan KOM secara eksternal (orang tua, komite dan pemangku kepentingan lainnya)? Berikut alur proses penyusunan KOM yang belum pernah menyusun kurikulum, terilustrasikan pada bagan dibawah ini:


6 Penjelasan bagan alur penyusunan KOM pada poin ke-5 yaitu tindak lanjut hasil pendampingan, evaluasi dan pengembangan profesional dapat dijadikan: 1) masukan dalam melakukan analisis konteks karakteristik satuan pendidikan 2) evaluasi untuk merubah visi, misi dan tujuan satuan pendidikan 3) menjadi dasar dalam menentukan pengorganisasian pembelajaran b. Bagi madrasah yang sudah pernah menyusun KOM, berikut langkahlangkah identifikasi dan refleksi diri: 1) Siapa yang akan memfasilitasi dan terlibat di dalam peninjauan dan revisi KOM? 2) Apakah KOM yang telah dibuat sudah sesuai dengan kerangka dan ketentuan penyusunan? 3) Apakah ada proses diskusi/kerja kolaborasi untuk menyusun KOM? 4) Apakah ada informasi atau pembahasan yang disampaikan kepada orangtua dan atau komite mengenai kurikulum dan/atau programprogram? 5) Bagaimana strategi yang akan dilakukan untuk mengevaluasi? Berikut alur proses penyusunan KOM yang sudah pernah menyusun kurikulum terilustrasikan pada gambar dibawah ini. 3. Komponen Pada Kurikulum Oprasional Madrasah (KOM) Komponen KOM terdiri dari: karakteristik madrasah; Visi, misi, dan tujuan RA; Pengorganisasian pembelajaran; Perencanaan pembelajaran; Pendampingan


7 dan pengembangan profesional di satuan pendidikan. Komponen-komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut. a. Karakteristik Satuan Pendidikan Sebelum mengembangkan KOM, satuan pendidikan perlu melakukan analisis karakteristik dan lingkungan belajar dengan menampung aspirasi anggota komunitas, dan menjadikan visi dan misi sebagai arahan yang disepakati oleh seluruh warga satuan pendidikan. Dari analisis konteks, diperoleh gambaran mengenai karakteristik satuan pendidikan, termasuk anak, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan sosial budaya. Dalam menganalisis karakteristik, satuan pendidikan perlu melakukan evaluasi kesiapan implementasi sehingga dapat menyesuaikannya dengan pilihan yang akan dijalankan. Pilihan-pilihan ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagi satuan pendidikan bahwa penyusunan dan pelaksanaan kurikulum operasional dapat dilakukan sesuai kesiapan dan kondisi masing-masing satuan RA. Satuan RA diharapkan melakukan refleksi secara rutin agar dapat menentukan pilihan yang tepat dalam menyusun dan melaksanakan kurikulum operasional. Contoh Analisis Karakteristik Satuan pendidikan: Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman atau yang biasa kita sebut sebagai SWOT merupakan cara yang umum dilakukan dalam mengenali satuan pendidikan dan lingkungannya untuk dasar penyusunan strategi dalam mengembangkan dan mengatasi permasalahan satuan pendidikan. Strength (Kekuatan): Situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan yang dimiliki satuan pendidikan yang bisa memberikan pengaruh positif pada saat ini atau pun di masa yang akan datang. Contoh pertanyaan pemantik: Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki satuan pendidikan? Apa yang membuat satuan pendidikan lebih baik dari satuan pendidikan lainnya? Weakness (Kelemahan): Situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan yang dimiliki satuan pendidikan yang bisa memberikan pengaruh negatif pada saat ini atau pun di masa yang akan datang. Contoh pertanyaan pemantik: Apa yang belum berjalan dengan baik? Apa saja kebutuhan anak, pendidik, dan tenaga kependidikan yang belum terpenuhi di satuan pendidikan? Opportunity (Peluang): Situasi atau kondisi yang merupakan peluang atau kesempatan di luar satuan pendidikan yang bisa memberikan peluang untuk berkembang di kemudian hari. Contoh pertanyaan pemantik: Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki satuan pendidikan? Apa yang membuat satuan pendidikan lebih baik dari satuan pendidikan lainnya? Threat (Ancaman): Ancaman atau tantangan apa saja yang mungkin akan dihadapi satuan pendidikan yang bisa menghambat laju perkembangan


8 satuan pendidikan. Contoh pertanyaan pemantik: Hambatan apa yang sedang dihadapi sekarang? Adakah perubahan peraturan pemerintah yang akan berdampak bagi perkembangan satuan pendidikan? Analisis karakteristik satuan pendidikan penting untuk dilakukan agar mendapatkan gambaran utuh kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan dan seluruh warganya. Hasil analisis karakteristik akan menjadi landasan dalam proses perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Prinsip-prinsip analisis lingkungan belajar yaitu: Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan. Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan pendidikan. Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis, dan dokumentasi data. Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan strategi atau solusi. Hal ini dilakukan untuk mengenali satuan pendidikan dan lingkungannya sebagai dasar penyusunan strategi dalam mengembangkan dan mengatasi permasalahan satuan pendidikan. 4. Penyusunan Visi, Misi dan Tujuan Visi, misi, dan tujuan menjadi referensi arah pengembangan dan menunjukkan prioritas satuan pendidikan. Merumuskan visi, misi, dan tujuan satuan RA merupakan langkah awal yang sangat penting sebagai acuan utama dalam merancang pembelajaran yang berkualitas. Untuk satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan harus berpusat pada anak. a. Visi Visi menggambarkan bagaimana anak menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang satuan pendidikan dan nilai-nilai yang dituju berdasarkan hasil analisis karakteristik satuan pendidikan. Nilai-nilai yang mendasari penyelenggaraan pembelajaran agar anak dapat mencapai Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamiin yang mengacu pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) untuk jenjang RA dan Capaian Pembelajaran berbasis pada Fase A, B, C untuk jenjang pendidikan dasar, Fase D, E dan F untuk jenjang pendidikan menengah. Visi memberikan panduan/arahan yang realistis, kredibel dan atraktif untuk mencapai gambaran masa depan yang ingin dicapai oleh satuan RA. Penulisan visi sebaiknya mudah dipahami, relatif singkat, ideal dan berfokus pada mutu, serta memotivasi setiap pemangku kepentingan. Visi merupakan cita-cita bersama pada masa mendatang dari seluruh warga satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan RA. Hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan visi: 1) Visi merupakan gambaran masa depan yang ingin dicapai oleh satuan pendidikan.


9 2) Visi harus dapat memberikan panduan/arahan serta motivasi. 3) Visi harus tampak realistis, kredibel dan atraktif. 4) Sebaiknya mudah dipahami, relatif singkat, ideal, dan berfokus pada mutu, serta memotivasi setiap pemangku kepentingan. 5) Visi merupakan cita-cita yang akan dicapai pada masa yang akan datang. b. Misi Misi adalah pernyataan bagaimana satuan pendidikan mencapai visi yang ditetapkan untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan. Misi menjawab bagaimana satuan pendidikan mencapai visi dan nilai-nilai penting yang diprioritaskan selama menjalankan misi. Hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan misi: 1) Pernyataan misi menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh satuan pendidikan. 2) Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan tindakan, bukan kalimat yang menunjukkan keadaan sebagaimana pada rumusan visi. 3) Antara indikator visi dan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang merahnya secara jelas. Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. 4) Misi menggambarkan upaya bersama yang berorientasi kepada anak 5) Misi merupakan upaya strategis untuk mencapai visi sebagai acuan untuk menyusun program. 6) Misi yang baik adalah relevan, realistik, konsisten, terukur, dan merujuk pada pencapain visi. 7) Misi merupakan operasional tindakan dari visi supaya tercapainya visi. 8) Untuk membuat kalimat aksi yang jelas, gunakan kata kerja operasional yang bersifat umum yang masih bisa diterjemahkan menjadi pernyataan spesifik. c. Tujuan Tujuan adalah gambaran hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu oleh setiap satuan pendidikan dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan prinsip yang sudah ditetapkan. Tujuan akhir dari kurikulum satuan pendidikan berdampak kepada anak. Tujuan menggambarkan tahapan-tahapan (milestone) penting dan selaras dengan misi. Strategi satuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kompetensi/karakteristik yang menjadi kekhasan lulusan suatu satuan pendidikan dan selaras dengan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil alamiin (PPRA). Ciri-ciri tujuan antara lain: tujuan harus serasi dan mendeskripsikan misi dan nilai-nilai satuan; fokus pada hasil yang diinginkan pada anak; harus spesifik, terukur, dan dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu.


10 Tujuan merupakan perwujudan dari visi dan misi satuan pendidikan yang mencerminkan karakteristik dan hasil yang akan dicapai oleh anak . Untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan, satuan pendidikan dapat melakukan evaluasi secara berkala. Untuk merumuskan visi, misi, dan tujuan madrasah, perlu membentuk tim perumus, yaitu: 1) Tim penyusun, terdiri dari: kepala madrasah, guru dan atau tenaga pendidik, komite madrasah, perwakilan orang tua, pihak yayasan apabila lembaga swasta, dan Kemenag kab/kota 2) Tim penyusun bertugas untuk merumuskan/mereview visi, misi, tujuan dan mempertimbangkan hasil Evaluasi Diri madrasah, serta Analisis Konteks, maka akan melakukan perumusan ulang visi, misi, dan tujuan madrasah yang sesuai dengan kerangka kurikulum yang ditetapkan oleh Kementerian Agama. d. Penyelarasan Visi, Misi, Dan Tujuan Satuan Saat melakukan analisis lingkungan belajar, pastikan visi, misi, dan tujuan saling berkaitan dan tidak bertentangan dengan kerangka kurikulum. Berikut adalah alur penyelarasan visi, Misi, dan Tujuan Satuan pendidikan: e. Pengorganisasian Pembelajaran Pengorganisasian pembelajaran adalah cara satuan pendidikan mengatur pembelajaran dari muatan kurikulum dalam satu rentang waktu. Pengorganisasian ini termasuk pula mengatur beban belajar dalam struktur kurikulum, muatan pembelajaran dan area belajar, pengaturan waktu belajar, serta proses pembelajaran. Penyusunan struktur kurikulum merupakan hal penting di dalam mengorganisasikan pembelajaran. Struktur kurikulum adalah pola dan susunan muatan/materi pembelajaran yang harus ditempuh


11 oleh anak pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran dan merupakan aplikasi dari konsep pengorganisasian konten dan beban belajar. Dalam pengorganisasian KOM, pembelajaran dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamiin. Selain itu, satuan pendidikan dapat menyusun kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena itu, satuan pendidikan perlu mengorganisasikan pembelajaran ke dalam bentuk struktur kurikulum yang meliputi: Intrakurikuler Berdasarkan regulasi yang mengatur struktur kurikulum merdeka, kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran. Kokurikuler Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamiin dirancang dalam bentuk kokurikuler, atau dapat juga dirancang secara terpadu dengan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan diluar jam belajar di bawah bimbingan dan pengawasan satuan RA, sebagai wadah untuk mengembangkan potensi, bakat, minat kemampuan, kepribadian, kerjasama dan kemandirian anak secara optimal. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam nomor 3211 tahun 2022 Tentang Capaian Pembelajaran PAI dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka. Intisari kegiatan pembelajaran intrakurikuler adalah bermain, yang bermakna sebagai perwujudan ‘Merdeka Belajar, Merdeka Bermain’. Kegiatan intrakurikuler harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan bermakna bagi anak. Kegiatan bermain ini dirancang untuk memberi kesempatan anak agar dapat mencapai kemampuan yang tertuang dalam capaian perkembangan yang diharapkan. Kegiatan bermain perlu didukung dengan penggunaan sumber-sumber belajar yang nyata dan terdapat di lingkungan sekitar anak. Sumber belajar yang tidak tersedia secara nyata dapat dihadirkan dengan teknologi dan kreasi atau inovasi. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bertujuan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang tertuang dalam KMA Nomor 347 tahun 2022 serta PPRA. Untuk pelaksanaan kegiatan di RA, pemerintah menetapkan tema-tema utama yang dapat dikerucutkan menjadi topik oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik anak. Projek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamiin difokuskan pada moderasi beragama yang dapat diimplementasikan melalui kegiatan yang terprogram dalam proses pembelajaran maupun pembiasaan


12 Moderasi beragama di madrasah mengajarkan pada sikap toleransi, menghargai perbedaan, cinta tanah air dan cinta damai yang dilaksanakan dengan berbagai kegiatan. Pelaksanaannya menggunakan alokasi waktu kegiatan di Raudhatul Athfal dengan ketentuan 1 sampai dengan 2 projek profil dengan tema berbeda dalam satu tahun. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguatkan perwujudan enam karakter profil pelajar Pancasila dan 10 nilai Profil Pelajar Rahmatan lil Alamiin (PPRA) pada fase fondasi. Pelaksanaan P5 dan PPRA melalui empat tema yang sudah ditentukan, tematema tersebut yaitu: Aku Sayang Bumi, Aku Cinta Indonesia, Kita Semua Bersaudara, Imajinasi dan Kreativitasku. Pelaksanaan P5 dan PPRA di Raudhatul Athfal selain direncanakan dan dilaksanakan pada pembelajaran kokurikuler, dapat juga dilakukan secara terintegrasi dengan intrakurikuler atau ekstrakurikuler. Pada konteks RA, pengorganisasian pembelajaran disarankan menggunakan pendekatan tematik terintegrasi atau pendekatan secara integrasi dan disesuaikan dengan pilihan anak sesuai situasi dan kebutuhan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pendekatan tematik yaitu kegiatan belajar menghadirkan tema-tema yang relevan dan kontekstual serta berkaitan dengan kehidupn nyata anak, memadukan konsep-konsep dan berbagai disiplin ilmu, bersifat fleksibel dan menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan. Pendekatan tematik yang diterapkan satuan perlu dikaitkan dengan visi, misi yang dimiliki satuan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirancang. Pendekatan yang terintegrasi yaitu anak belajar suatu konsep secara komprehensif dan kontekstual karena keterampilan, pengetahuan dan sikap diintegrasikan untuk mencapai suatu penguasaan kompetensi tertentu. Pendekatan ini memadukan beberapa disiplin ilmu untuk kemudian dikaitkan dengan kehidupan anak sehari-hari sehingga dalam satu kegiatan dapat memantik pencapaian pembelajaran yang beragam. Alokasi waktu d usia 4 - 6 tahun sebaiknya tidak kurang dari 900 (sembilan ratus) menit per minggu. Usia 3 - 4 tahun sebaiknya tidak kurang dari 360 (tiga ratus enam puluh) menit per minggu. Pendekatan pembelajaran yang disarankan adalah pendekatan bermain dengan memaknai bahwa bermain adalah belajar. Mengutamakan penggunaan nilai-nilai lokal dalam pemilihan kegiatan. Agar bermakna, menggunakan sumber belajar nyata dari lingkungan sekitar. Sumber belajar yang tidak tersedia secara nyata dapat dihadirkan dengan dukungan teknologi dan buku bacaan anak. Setiap satuan pendidikan menyusun pengorganisasian pembelajaran secara kontekstual, dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Menentukan alokasi waktu dalam satu semester minimal 17 minggu. 2) Melakukan pemetaan, stuktur (intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler) serta jumlah JP setiap bulan dalam satu semester.


13 Contoh Pendekatan Muatan Belajar Secara Integrasi Untuk RA Pengorganisasian Pembelajaran RA AL -KAUTSAR Sem Struktur Keterangan Jumlah JP Juli Agust us Septe mber Oktobe r Nope mber Dese mber Sem . I IntraKurikuler Dipilih topiktopik yang sesuai dengan karakteristik RA dan dekat dengan anak 900 men it x 2 Min ggu 900 menit x 2 Mingg u 900 Menit x 4 Minggu 900 menit x 4 Minggu 900 menit x 4 Mingg u 900 menit x 2 Ming gu KoKurikuler: P5 dan PPRA Tema: Dipilih dari 4 tema yang telah ditetapkan pemerintah Projek: Dipilih topik yang sesuai dengan tema yang dipilih - 900 menit x 2 Mingg u - - - Ekstra Kurikuler Menyesuaika n Potensi RA - Langkah-langkah menyusun pengorganisasian pembelajaran dan pengembangan topik dan tema dalam projek per semester untuk satuan pendidikan: a. Menyusun topik dan sub topik untuk pembelajaran intrakurikuler. Topik adalah ide, gagasan, konsep, atau inspirasi yang hendak diperkenalkan, dibangun, dan dieksplorasi bersama anak. Topik ditentukan oleh satuan RA berdasarkan visi, misi, tujuan, dan analisis karakteristik. b. Menentukan tema yang akan dipilih pada pembelajaran P5 dan PPRA kemudian menentukan proyek yang akan dlakukan. Tema yang telah ditetapkan dan dapat dipih maksimal dua tema satu tahun antara lain: Aku Sayang Bumi, Aku Cinta Indonesia,Kita Semua Bersaudara, Imajinasi Dan Kreativitasku. c. Menentukan jumlah JP dalam setiap topik atau tema d. Menentukan jumlah minggu dalam setiap bulan e. Melakukan pemetaan struktur, topik dan jumlah JP. Contoh Pengorganisasian Pembelajaran dan Pengembangan


14 Topik/Tema Dalam Projek Per Semester SEMESTER 1 No Bulan Struktur Topik Jumlah Jp 1 Juli Intrakulikuler Topik : Sekolahku menyenangkan Sub Topik : 1. Teman baruku 2. Peralatan sekolahku Jumlah Minggu = 2 Minggu Jumlah JP = 2 x 900 Menit Kokurikuler : P5-PPRA - - Ekstrakulikulker - - 2 Agustus Intrakulikuler Topik : Kotaku yang indah Sub Topik : 1. Tempat wisata di kotaku 2. Baju daerah kotaku Jumlah Minggu = 2 Minggu Jumlah JP = 2 x 900 Menit Kokurikuler : P5- PPRA Tema: Aku Cinta Indonesia Projek : 1. Gebyar kemerdekaan 2. Permainan Tradisional Jumlah Minggu = 2 Minggu Jumlah JP = 2 x 900 Menit Ekstrakulikulker - 3 September Intrakulikuler Topik : Binatang Ciptaan Allah Sub Topik : 1. Ayam Binatang peliharaan 2. Kucing Binatang kesukaaanku 3. Ikan makanan menyehatkan 4. Ular bintang yang berbahaya Jumlah Minggu = 4 Minggu Jumlah JP = 4 x 900 Menit Kokurikuler : P5- PPRA - - Ekstrakulikulker - - 4 Oktober Intrakulikuler Topik : Makanan dan minuman yang halal Subtopik : 1. Kue Kesukaanku Jumlah Minggu = 4 Minggu Jumlah JP = 4 x 900 Menit


15 2. Susu minuman yang Menyehatkan 3. Sayur Sop Kesukaanku 4. Tempe goreng bautan ibuku Kokurikuler : P5- PPRA - - Ekstrakulikulker - - 5 November Intrakulikuler Topik: Belajar menyenangkan dengan Gadget Subtopik: 1. Handphone membuatku mudah berkomunikasi 2. Laptop membantuku belajar 3. Tablet memudahkan aku menonton hal yang menarik 4. Headset memudahkan untuk mendengar Jumlah Minggu = 4 Minggu Jumlah JP = 4 x 900 Menit Kokurikuler: P5- PPRA - - Ekstrakulikulker - - 6 Desember Intrakulikuler Topik: Pekerjaan yang aku inginkan Subtopik: 1. Aku ingin menjadi youtober 2. Aku Pengusaha Hebat Jumlah Minggu = 2 Minggu Jumlah JP = 2 x 900 Menit Kokurikuler: P5- PPRA - - Ekstrakulikulker - - 4. Perencanaan Pembelajaran


16 Ruang lingkup perencanaan pembelajaran pada satuan pendidikan meliputi: a. Ruang lingkup satuan pendidikan Penyusunan perencanaan dalam ruang lingkup satuan pendidikan berupa perumusan dan penyusunan Tujuan Pembelajaran (TP) Serta Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang berfungsi mengarahkan satuan pendidikan dalam merencanakan, mengimplementasi, dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, dan terukur. Pada awal tahun, madrasah dapat melakukan identifikasi untuk menemukenali keberagaman anak dan melakukan asesmen fungsional untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan potensi, masalah, hambatan, dan kondisi perkembangan anak secara menyeluruh sehingga satuan pendidikan dapat mengetahui adanya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan memberikan dukungan yang sesuai kebutuhan. b. Ruang lingkup kelas Perencanaan dalam ruang lingkup kelas berupa penyusunan modul ajar atau rencana pelaksanaan pembelajaran. Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas, satuan pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran. 5. Pendampingan dan Pengembangan Profesional di Satuan Pendampingan dan pengembangan profesional ditekankan pada prinsip reflektif dan pengembangan diri bagi pendidik, serta menggunakan alat penilaian yang jelas dan terukur. Kepala satuan pendidikan merancang dan melakukan proses pendampingan dan pengembangan profesional sesuai kebutuhan sebagai tindak lanjut dari hasil pengamatan dan evaluasi dengan melibatkan pengawas. Kepala satuan RA dan pengawas dapat memainkan peran dalam berbagai contoh pendampingan dan pengembangan profesional yang bisa dilakukan di satuan pendidikan, seperti: a. Coaching: proses pendampingan untuk mencapai tujuan dengan menggali pemikiran-pemikiran seseorang terhadap suatu masalah. b. Mentoring: proses pendampingan dengan berbagi pengalaman/pengetahuan untuk mengatasi suatu kendala c. Pelatihan: proses pendampingan dengan menguatkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kinerja, dengan narasumber internal atau eksternal (menyesuaikan dengan kemampuan satuan pendidikan). Prinsip-prinsip pendampingan dan pengembangan profesional


17 a. Pendampingan dan pengembangan profesional sebagai aktivitas yang dilakukan berdasarkan hasil kegiatan evaluasi. b. Menetapkan ruang lingkup pendampingan dan pengembangan profesional. Menentukan area yang perlu diperbaiki apakah dari perencanaan program atau pelaksana program. c. Pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara terencana dan strategis untuk mencapai suatu tujuan dalam jangka waktu tertentu, dan orang yang tepat untuk melakukan aktivitas pembinaan tersebut. d. Pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara bertahap dan mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan. e. Pendampingan dan pengembangan profesional adalah sebuah proses kolaboratif dalam satuan pendidikan antara pendamping dan pendidik, demi tercapainya tujuan bersama. D. Evaluasi KOM Evaluasi KOM bertujuan untuk mengukur keberhasilan kepala madrasah dan pendidik dalam menjalankan seluruh program pendidikan yang direncanakan dengan tujuan untuk memahami apakah visi, misi dan tujuan satuan pendidikan telah tercapai. Sasaran langsung evaluasi KOM adalah kepala satuan pendidikan dan pendidik, di mana anak menjadi sasaran tidak langsung. Proses ini dikelola oleh para kepala satuan pendidikan dan/atau pendidik yang dianggap sudah mampu untuk melakukan peran ini. Evaluasi KOM dilaksanakan secara mandiri dan bertahap sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan kemampuan madrasah. Evaluasi pembelajaran menjadi salah satu bagian penting dari evaluasi kurikulum operasional madrasah. Prinsip-prinsip dalam melakukan evaluasi adalah sebagai berikut. a. Menetapkan tujuan evaluasi yang akan dilakukan b. Menetapkan data/informasi yang ingin didapatkan dalam kegiatan peninjauan. c. Menentukan bentuk asesmen yang akan dilakukan untuk mendapatkan data/informasi yang diinginkan. d. Merancang aktivitas evaluasi yang bersifat reflektif dan dapat dijadikan pengembangan bagi pendidik dan pelaksana program. e. Menggunakan alat penilaian pencapaian yang jelas dan terukur. Kapan evaluasi kurikulum operasional madrasah bisa dilakukan? a. Per Hari Pendidik membuat catatan anekdotal secara informal mengenai bagaimana proses belajar berjalan, bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana anak merespon proses kegiatan belajar. b. Per Unit Belajar


18 Setelah melakukan asesmen formatif, secara individual maupun tim, pendidik bisa mengkaji ulang proses belajar dan tercapainya tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar. c. Per Semester Setelah satu semester selesai, pendidik dan tim bisa melihat kontinum pencapaian. d. Per Tahun. Evaluasi terhadap pencapaian dan proses pembelajaran dalam satu tahun dapat dikumpulkan berkala dalam rentang waktu yang lebih pendek. Hal apa saja yang bisa menjadi sumber informasi dalam meninjau ulang pembelajaran dan kurikulum operasional? a. Hasil asesmen anak per unit. b. Artefak anak: projek anak, portofolio anak, pameran karya, pertunjukan dan sebagainya. c. Survei lulusan d. Refleksi proses belajar oleh pendidik e. Observasi kepala madrasah f. Rapor Satuan pendidikan Beberapa contoh cara mengumpulkan informasi, yaitu: a. Observasi dan refleksi mandiri. Melakukan asesmen berupa observasi dan refleksi mandiri secara individual terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (tujuan belajar, capaian pembelajaran, Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamiin). b. Focus Group Discussion (FGD) Merupakan diskusi terpumpun yang dilakukan secara kelompok untuk melihat hubungan antardata yang dimiliki pada catatan anekdotal, hasil belajar anak, dan refleksi alam self-study, untuk menganalisis masalah dan menarik kesimpulan, serta mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan. c. Kuesioner anak. Mengumpulkan persepsi anak terhadap proses belajar, kualitas sarana prasarana, materi/bahan ajar, serta bagaimana anak memaknai hasil belajarnya. d. Kuesioner orang tua. Mengumpulkan persepsi orang tua terhadap perkembangan belajar anak. Mengapa kurikulum operasional madrasah perlu ditinjau ulang? a. Meningkatkan hasil belajar anak, keterlibatan, dan kepuasan belajar. b. Menunjukkan kekuatan dan tantangan pelaksanaan program belajar sebagai implementasi kurikulum operasional. c. Mengevaluasi perubahan terkini dari implementasi yang dilakukan. d. Mengidentifikasi program belajar yang perlu diperbaiki. e. Mengukur ketercapaian visi dan misi lewat program yang diajarkan di satuan RA. Apa yang dapat ditinjau kembali? a. Alur pembelajaran, mutu, dan relevansi hasil belajar dan prosesnya untuk menentukan tujuan pembelajaran berikutnya.


19 b. Kompetensi utuh anak yang memuat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dituju (mengacu kepada Profil Pelajar Pancasila dan PPRA), dengan mempertimbangkan aspek penting di setiap capaian pembelajaran, P5 dan PPRA. c. Asesmen pembelajaran. d. Sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, dan kesesuaian dengan tahapan perkembangan anak. e. Persepsi anak dalam menjalani proses belajar. f. Peningkatan kompetensi dan pengelolaan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan agar mereka dapat bekerja dengan efektif. g. Proses dan program yang dianggap paling berhasil serta indikator keberhasilannya. h. Proses dan program apa yang masih perlu dan paling penting untuk dikembangkan. Bagaimana cara melakukannya? a. Kolaboratif: melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk peserta didik. b. Reflektif: melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek, jujur, dan berdasarkan bukti. c. Berdasarkan data: membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan yang ditelaah secara seksama. d. Berpusat pada peserta didik: mengedepankan kepentingan peserta didik dalam mengambil kesimpulan maupun keputusan. e. Fokus pada perbaikan dan pengembangan kualitas pembelajaran peserta didik Siapa yang terlibat dalam evaluasi kurikulum operasional di satuan pendidikan? a. Kepala madrasah b. Wakil kepala Bidang Kurikulum (bila ada) c. Pendidik d. Tenaga kependidikan e. Peserta didik f. Orang tua peserta didik g. Pengawas h. Pakar a. Pilihan Satuan Pendidikan dalam Melakukan Evaluasi Evaluasi Kurikulum Operasional Madrasah dilaksanakan mandiri dan bertahap sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan kemampuan. Satuan pendidikan diharapkan melakukan refleksi secara rutin agar dapat menentukan pilihan yang tepat dalam menyusun dan melaksanakan kurikulum operasional. Satuan pendidikan dapat melakukan evaluasi dengan berbagai pilihan. Pilihan-pilihan ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa penyusunan dan pelaksanaan kurikulum operasional dapat dilakukan sesuai dengan kesiapan dan kondisi masingmasing satuan pendidikan. Beberapa pilihan tersebut antara lain: 1. Evaluasi pembelajaran ini fokus kepada proses dan hasil perkembangan belajar peserta didik selama pembelajaran intrakurikuler dan P5 dan PPRA peserta


20 didik, dengan memperhatikan: Capaian Pembelajaran; Profil Pelajar Pancasila; hasil asesmen pembelajaran; 2. Satuan pendidikan melakukan evaluasi dengan memperhatikan perspektif peserta didik. Evaluasi pembelajaran ini fokus kepada proses dan hasil perkembangan belajar peserta didik selama pembelajaran intrakurikuler, P5 dan PPRA, dan ekstrakurikuler peserta didik, dengan memperhatikan: Capaian Pembelajaran; Profil Pelajar Pancasila dan PPRA; hasil asesmen pembelajaran; kualitas pengajaran pendidik dan penggunaan perangkat ajar; dan umpan balik dari anak mengenai pengalaman belajarnya. 3. Melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil perkembangan belajar peserta didik selama pembelajaran intrakurikuler, P5 dan PPRA, serta ekstrakurikuler peserta didik, dengan memperhatikan: Capaian Pembelajaran; Profil Pelajar Pancasila dan PPRA, hasil asesmen pembelajaran, kualitas pengajaran pendidik dan penggunaan perangkat ajar; keselarasan dengan visi, misi, tujuan dan kekhasan satuan pendidikan. Evaluasi ini mempertimbangkan sudut pandang peserta didik dan orang tua. b. Strategi untuk Evaluasi Kurikulum Operasional Evaluasi kurikulum operasional madrasah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1. Adakan pertemuan dengan orang tua, warga madrasah untuk mendapatkan gambaran mengenai pandangan mereka terhadap evaluasi kurikulum; apa yang dipahami, bagaimana perasaan dan pendapatnya mengenai evaluasi madrasah. 2. Arahkan diskusi pada pembahasan mengenai lingkup evaluasi kurikulum; tunjukkan sampel yang akan digunakan atau dokumen evaluasi yang akan digunakan. 3. Amati jalannya program secara seksama untuk mendapatkan informasi nyata mengenai implementasinya dan mengingatkan semua pihak terhadap tujuan program. 4. Pahami tujuan program dan kekhawatiran yang dimiliki pihak-pihak yang terlibat mengenai program dan evaluasi; cari tahu apakah terdapat perbedaan antara tujuan yang tertulis dan tujuan yang disampaikan oleh pihak-pihak yang menjalankan. 5. Identifikasi hal-hal yang menjadi akar permasalahan. Untuk setiap permasalahan perlu didesain proses evaluasi, dan mencari data yang spesifik. 6. Tentukan cara untuk mencari data; melalui observasi, penilaian, wawancara, diskusi terpumpun ataupun melalui rapor pendidikan. 7. Jalankan prosedur pencarian dan pengumpulan data. 8. Kelompokkan dan mengatur informasi dalam tema-tema dan menyiakan potret implementasinya. Potret ini bisa dalam bentuk video, artefak, kasus atau bentuk-bentuk lain. 9. Tentukan pihak yang akan diberi laporan dan pilih format yang sesuai. c. Tindak lanjut hasil pendampingan, evaluasi dan pengembangan profesional: 1. Menjadi masukan dalam melakukan analisis konteks karakteristik satuan pendidikan


21 2. Hasil evaluasi dapat merubah visi, misi dan tujuan madrasah 3. Evalusi KOM menjadi dasar dalam menentukan pengorganisasian pembelajaran Modul kegiatan belajar tentang penyusunan kurikulum oprasional madrasah dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Setiap madrasah wajib mengembangkan kurikulum operasionalnya masingmasing termasuk Raudatul Athfal (RA). 2. Madrasah saat menyusun Kurikulum Oprasional Madrasah harus mengacu pada Keputusan Menteri Agama Nomor 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah, Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3211 tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada Madrasah dan Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Madrasah (KOM). 3. Prinsip Penyusunan KOM yaitu: Berpusat pada anak, Kontekstual, Esensial, Akuntabel, Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, dan Pemerataan dan peningkatan mutu 4. Komponen KOM terdiri dari: karakteristik; Visi, misi, dan tujuan; Pengorganisasian pembelajaran; Perencanaan pembelajaran; Pendampingan dan pengembangan profesional di satuan pendidikan 1. Keputusan Menteri Agama Nomor 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah 2. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3211 tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada Madrasah 3. Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Madrasah, Kementerian Agama RI, 2022 4. Panduan Pengembangan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Raudahatul Athfal, Kementerian Agama RI, 2022 1. Analisis Karakteristik yang telah ditentukan F. Rangkuman G. Materi Pendukung H. Lembar Kerja (LK) Template ini bukanlah harga mati yang tidak bisa diubah. Para dosen dapat mengembangkan atau merubah template lembar kerja, untuk ketercapaian tujuan pembelajaran secara maksimal.


22 2. Lakukan analisis terhadap keselarasan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan ditempat Bapak/Ibu bekerja. 3. Susun pengorganisasian pembelajaran untuk satu semester. LK-1a: Analisis Kurikulum Operasional Madrasah (KOM) No. Komponen KOM Uraian 1. Karakteristik Kekuatan: … (Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki satuan pendidikan? Apa yang membuat satuan pendidikan lebih baik dari satuan pendidikan lainnya?) Kelemahan: … (Apa yang belum berjalan dengan baik? Apa saja kebutuhan anak, pendidik, dan tenaga kependidikan yang belum terpenuhi di satuan pendidikan?) Peluang: … (Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki satuan pendidikan? Apa yang membuat satuan pendidikan lebih baik dari satuan pendidikan lainnya?) Ancaman: … (Hambatan apa yang sedang dihadapi sekarang? Adakah perubahan peraturan pemerintah yang akan berdampak bagi perkembangan satuan pendidikan?) 2. Keselarasan a. Visi … (rumusan visi satuan pendidikan) b. Misi … (rumusan misi satuan pendidikan)


23 c. Tujuan … (rumusan tujuan satuan pendidikan) 3. Analisis Kondisi Lingkungan pada satuan pendidikan dalam menyusun KOM …. (tuliskan kondisi lingkungan pada satuan pendidikan dalam menyusun KOM) ---------------------- Nama Mahasiswa LK-1b: Pengorganisasian Pembelajaran (satu semester) Sem Struktur Keterangan Jumlah JP Juli Agt Sept Okt Nop Des IntraKurikuler … KoKurikuler: P5 dan PPRA … Ekstra Kurikuler … ---------------------- Nama Mahasiswa 1. Keputusan Menteri Agama Nomor 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah 2. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3211 tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada Madrasah 3. Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Madrasah, Kementerian Agama RI, 2022 4. Panduan Pengembangan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Raudahatul Athfal, Kementerian Agama RI, 2022 I. Referensi


24


Click to View FlipBook Version