The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nrsla dano, 2024-01-10 21:42:41

laporan praktikum

-

Keywords: tugas praktikum

LAPORAN PRAKTIKUM “Keanekaragaman organisme” Oleh: Nama : Nursela Do.umar NPM : 38420521011 Semester : V/lima Mata Kuliah : Praktikum Biologi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI ISDIK KIE RAHA MALUKU UTARA 2023


A. LATAR BELAKANG Keanekaragaman merupakan salah satu aspek persoalan biologi. Keanekaragaman merupakan suatu gejala biologi yang dihasilkan dari interaksi faktor genetic dan faktor lingkungan. Keanekaragaman dapat dilihat baik dari aspek structural (morfologis-anatomis), fisiologis maupun perilakunya. Keanekaan dapat dilihat dari tingkat sel molekuler sampai tingkat komunitas, pada intraspecie (antar individu sejenis) maupun interspecies (antar individu lain jenis). Keanekaragaman menyoroti aspek perbedaan dan kesamaan ciri pada beberapa objek yang menjadi objek pengamatan. Variasi timbul melalui beberapa mekanisme : 1. Adanya adaptasi, sebagai respons dalam berinteraksi dengan lingkungannya 2. Rekombinasi genotip akibat perkawinan dialam yang teracak (bebas) 3. Adanya variasi genotip yang timbul akibat pemisahan gen yang acak saat meiosis atau pembentukan gamet 4. Adanya mutasi gen atau perubahan mendadak pada perangkat pewarisan sifat (DNA,Gen,Kromosom) B. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri structural organ daun dari beberapa contoh yang telah disiapkan 2. Mahasiswa dapat menemukan kesamaan dan perbedaan ciri antar daun sejenis dan antar daun lain jenis 3. Mahasiswa menemukan keanekaragaman ciri structural daun intraspecies maupun interspecies 4. Mahasiswa dapat menyimpulkan hasil pengamatan dan mengkomunikasikan


C. ALAT DAN BAHAN Alat : artikel dan buku tentang struktur daun dan keterangannya : bentuk daun, pertulangan daun, bentuk ujung, pangkal dan tepi daun, bagianbagian daun Bahan : I : 10-15 daun tumbuhan sejenis II: 10-15 daun dari tumbuhan yang berbeda D. CARA KERJA : a. Pengamatan intraspecies 1. Siapkan 10-15 helai daun tumbuhan sejenis 2. Amatilah gejala –gejala / ciri-ciri berikut : bentuk dan pertulangan daun, ujung dan pangkal daun, bagian-bagian daun sifat tepi daun, warna daun, permukaan daun, tebal daun, luas dan berat daun. 3. Masukan data pada table 4. Identifikasi kesamaan dan perbedaan antar daun tumbuhan sejenis tersebut 5. Diskusikan mengapa ciri-ciri tertentu sama, tetapi ciri tertentu yang lain berbeda 6. Berikan argument mengenai faktor penentu kesamaan dan perbedaan itu 7. Nyatakan kesimpulan yang dapat dinyatakan dari pengamatan ini E. HASIL PRAKTIKUM 1. Tumbuhan yang sejenis: a. Daun alpukat Nama lokal : Alpukat Nama ilmiah : Persea Americana Kingdom : plantae Sub kingdom : tracheobionta Superdivisi : spermatophyte


Divisi : magnoliophyta Kelas : dicotyledons Subkelas : magnoliidae Ordo : laurales Family : lauraceae Genus : persea Species : persea Americana mill.


Tabel 1 tumbuhan sejenis Gejala/ciri Diamati Daun alpukat 1. Bentuk - Lanset/pita - Lonjong - Bulat √ 2. Tulang daun - Menyirip √ - Menjari - Sejajar - Melengkung 3. Ujung daun - Runcing √ - Tumpul 4. Bagian daun - Tangkai √ - Helaian - Pelepah 5. luas daun 3 cm 6. warna daun hijau 7. penyakit - ada √ - tidak ada


b. Pengamatan interspecies 1. Siapkan 10-15 macam daun dimeja kerja 2. Amatilah gejala-gejala / ciri-ciri berikut: bentuk dan pertulangan daun, ujung dan pangkal daun, bagian-bagian daun, sifat tepi daun, warna daun, permukaan daun, tebal, luas dan berat daun. 3. Masukan data pada table 4. Identifikasi kesamaan dan perbedaan antar daun tumbuhan sejenis tersebut 5. Diskusikan mengapa ciri-ciri tertentu sama, tetapi ciri tertentu yang lain berbeda 6. Berikan argument mengenai faktor penentu kesamaan dan perbedaan itu 7. Nyatakan kesimpulan yang dapat dinyatakan dari pengamatan ini 2. Tumbuhan yang tidak sejenis: a. Daun rambutan Nama lokal : rambutan Nama ilmiah : nephelium lappaceum Kingdom : plantae Devisi : spermatophyte Class : magnoliopsida Ordo : sapindales Family : sapindaceae Genus : nephelium Spesies : nephelium lappaceum L. b. Daun blueberry Nama lokal : blueberry Nama ilmiah : vaccinium sect. cyanococcus Kingdom : plantae Divisi : magnoliophyta


Family : ericaceae Kelas : magnoliopsida Ordo : ericales c. Daun pulai Nama lokal : pulai Nama ilmiah : alstonia scholaris Kingdom : plantae Divisi : tracheophyta Kelas : magnoliopsida Ordo : gentianales Family : apocynaceae Genus : alstonia d. Daun mangga Nama lokal : mangga Nama ilmiah : mangifera indica Kindom : plantae Divisi : spermatophyte Sub divisi : angiospermae Kelas : dicotyledonae Ordo : sapindales Family : anacardiaceae Genus : mangifera Spesies : mangifera indica e. Daun sirsak Nama lokal : naka belanda Nama ilmiah : annona muricata L Kingdom : plantae Divisi : spermatophyte


Sub divisi : angiospermae Kelas : dicotyledonae Ordo : polycarpiceae Family : annonaceae Genus : annona Spesies : annona muricata L. f. Daun sawo Nama lokal : sawo Nama ilmiah : manilkara zapota Kingdom : plantae Divisi : magnoliophyta Kelas : magnoliopsida Bangsa : ebenales Suku : sapotaceae Marga : manikara Jenis : manikara zapota g. Daun kersen Nama lokal : kersen Nama ilmiah : muting calabura L. Kingdom : plantae Divisi : tracheophyta Kelas : malvidae Ordo : malvales Family : mutingiaceae Genus : mutingia Spesies : mutingia calabura


h. Daun jamblang Nama lokal : jambulan Nama ilmiah : syzygium cumini Kingdom : plantae Class : spermatophyte Filum : dicotyledoneae Ordo : myrtales Family : myrtaceae Genus : syzigium Spesies : syzigium cumini


Tabel 2 tumbuhan tidak sejenis Gejala/ciri Diamati Jenis Daun Daun Rambuta n Daun blueberry Daun pulai Daun mangga Daun sirsak Daun sawo Daun kersen Daun jamblang 1. Bentuk - Lanset/pita - Lonjong √ √ √ - Bulat telur √ √ √ - jorong √ 2. Tulang daun - Menyirip √ √ √ √ √ √ - Menjari √ - Sejajar - Melengkung √ 3. unjung daun - runcing √ √ √ √ √ √ √ - Tumpul √ 4. bagian daun - Tangkai √ - Helaian √ √ - pelepah √ √ √ √ √ 5. luas daun 6 cm 4,7 cm 6,3 cm 5 cm 3,1 cm 5 cm 3 cm 4,6 cm 6. warna daun hijau hijau hijau hijau Hijau mudah hijau hijau hijau 7. penyakit - ada - tidak ada √ √ √ √ √ √ √ √


F. Pembahasan Gambar daun alpukat: Ukuran daun yang dimiliki tanaman sangat beragam, dari satuan milimeter persegi hingga satuan meter persegi. Penjelasan konvensional menyebutkan bahwa perbedaan ukuran daun disebabkan oleh adanya perbedaan suhu dan kelembapan. Adapun juga karena merupakan faktor yang sangat penting, yang mempengaruhi faktor ini misalnya adalah akibat perkawinan antar spesies yang sama dengan karakteristik genetika yang berbeda. Daun alpukat (Persea ameicana Mill) adalah salah satu bagian dari tanaman alpukat yang memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan beberapa bakteri seperti Staphylococcus sp, Pseudomonas sp, Proteus sp, Escherichea sp, dan Bacillus sp (Hasbi, 2012). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat manfaat daun alpukat bagi kesehatan. Kemapuan aktivitas antibakteri pada daun alpukat tersebut dikarenakan adanya kandungan senyawa zat aktif pada daun alpukat. Zat aktif yang memiliki mekanisme untuk menghambat bakteri pada daun alpukat adalah flavonoid, alkaloid, tanin dan quersetin (Anggorowati, 2016).


Gambar daun rambutan: Daun rambutan (Naphelium lappaceum L) mengandung senyawa tanin dan saponin. Saponin yang bersifat menghancurkan butir darah merah lewat reaksi hemolisis, bersifat racun bagi hewan berdarah dingin dan banyak diantaranya digunakan sebagai racun ikan.6 Serangga termasuk hewan berdarah dingin, salah satu serangga yang sering mengganggu kehidupan manusia adalah nyamuk. Hal ini dapat diketahui pada stadium larva pertumbuhannya banyak dipengaruhi suhu lingkungan. Selain itu dari hasil uji pendahuluan yang dilakukan oleh Fajriansyah (2015) bahwa ekstrak daun rambutan (Nephelium lappaceum L) efektif untuk membunuh larva Aedes aegypti. Daun rambutan juga mengandung tannin saponin. Gambar daun blueberry:


Genus Vaccinium berisi lebih dari 200 spesies. Kami berasumsi bahwa bahan tanaman dari spesies lain yang termasuk dalam genus ini dapat mewakili sifat biologis menarik yang dapat dimanfaatkan dalam pencegahan MS. Bahan baku herbal blueberry Vaccinium uliginosum L., spesies tumbuhan liar, dan Vaccinium corymbosum L., yang paling banyak dibudidayakan, dapat menjadi perhatian khusus. Ekstrak daun blueberry mengandung variasi senyawa fenolik yang lebih banyak dibandingkan dengan ekstrak buah blueberry, namun kandungan total fenoliknya lebih rendah dibandingkan dengan buahnya. Gambar daun pulai: Ekstrak etanol daun AS memiliki aktivitas sebagai antidiabetes pada tikus yang diinduksi dengan Streptozotocin (Arulmozhi et al., 2010). Daun Pulai (Alstonia scholaris (L). R. BR) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang telah diketahui berkhasiat sebagai antidiabetes. Ekstraksi daun pulai dilakukan secara maserasi kinetik dengan etanol 70% dan dipekatkan sehingga didapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental diubah menjadi nanopartikel dengan metode gelasi ionik.


Gambar daun mangga: Ekstrak methanol daun mangga digunakan sebagai antijamur. Mangga merupakan tanaman yang melimpah dan bagian daun tanaman tersebut kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, penelitian tentang daun tanaman mangga ini sangat menarik untuk dilakukan. Kemampuan ekstrak daun mangga (Mangifera indica L.) sebagai antijamur perlu untuk diteliti. Dalam penelitian ini, akan dilakukan ekstraksi secara maserasi terhadap daun mangga dengan pelarut metanol. Gambar daun sirsak: Daun sirsak dipercaya oleh masyarakat berfungsi sebagai antikanker. Ekstrak daun sirsak dapat menurunkan persentase viabilitas cell line kanker payudara T47D diduga karena adanya kandungan acetogenin. Acetogenin memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker dengan menghambat kompleks I mitokondria sehingga akan terjadi penurunan produksi ATP, menginduksi apoptosis, dan


mengaktifkan p53 serta dapat menghentikan siklus sel pada fase G1 sehingga menyebabkan kematian sel. Ekstrak daun sirsak juga dapat menghambat migrasi dan invasi dari sel kanker. Pada daun sirsak juga terkandung alkaloid, tannin, dan flavonoid yang berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker. Gambar daun sawo: Daun sawo merupakan bagian dari tanaman sawo (Manilkara zapota) yang sering digunakan masyarakat sebagai obat antidiare. Daun sawo mengandung senyawa saponin, tanin, dan flavonoid yang dapat bersifat sebagai antibakteri sehingga diduga mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare. Hasil dari skrining fitokimia ekstrak daun sawo manila positif mengandung flavonoid, tannin dan saponin. Gambar daun kersen:


Kersen mengandung antiviral, antibakteri, juga ada zat yang disebut dapat menurunkan kadar asam urat pada darah, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri pada sendi. Kersen juga mengandung flavonoid. Quercetin adalah sejenis flavonoid yang terkandung dalam buah kersen. Kersen dan allopurinol sama-sama efektif dalam menurunkan nilai asam urat darah. Allopurinol merupakan obat pilihan bagi penderita gout. Tetapi kersen memiliki nilai lebih yaitu dapat menurunkan skala nyeri sehingga kersen bisa digunakan sebagai terapi alternatif pengganti allopurinol. Karsen juga tinggi akan antioksidan yang penting untuk penangkal radikal bebas (Mintawati, Kuntorini, maria, 2013). T


KESIMPULAN Daun adalah bagian tanaman yang tumbuh berhelai-helai pada ranting sebagai alat bernapas dan mengolah zat makanan. Dalam situs kementrian pendidikan dan kebudayaan (kemdikbud), daun merupakan tempat terjadinya proses fotosintesis. Pada umumnya daun berbentuk tipis, lebar dan berwarna hijau. Pada pembahasan diatas daun juga bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional, selain itu juga daun diatas memiliki ukuran yang berbeda beda karna dipengaruhi nutrisi, zat hara yang ada dalam tanah, air dan cahaya. Setiap daun pada setiap tumbuhan memiliki klorofil yang berbeda, faktor yang menyebabkan perbedaan adalah faktor genetic yang mempengaruhi morfologi dan anatomi daun.


DAFTAR PUSTAKA Anggorowati, Dwi Ana., Priandini, Gita., Thufail. (2016). Fraksi Daun Alpukat (Persea americana Miller) Sebagai Minuman Teh Herbal Yang Kaya Antioksidan. Inovatif Industri. Irna Wijaya. Potensi Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Sebagai Antibakteri, Volume 9 Nomor 2 Desember 2020, p-ISSN: 2354-6093 dan e-ISSN: 2654- 4563. Arulmozhi S, Mazumder PM, Lohidasan S, & Thakurdesai P. 2010. Antidiabetic and antihyperlipidemic activity of leaves of Alstonia scholarisLinn. Marina Silalahi. BOTANI DAN BIOAKTIVITAS PULAI (Alstonia scholaris), Volume 6 Nomor 2, Juli 2019. Dian Riana Ningsih, Zusfahair, Diyu Mantari, EKSTRAK DAUN MANGGA (Mangifera indica L.) SEBAGAI ANTIJAMUR TERHADAP JAMUR Candida albicans DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWANYA. Volume 2 No. 1, Juni 2017, ISSN: 2528-0422. Fajriansyah. Pengaruh Ekstrak Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L. terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Aegypti. Rahmi Amir, Yanti Widiastuti, IMPLEMENTASI EKSTRAK DAUN RAMBUTAN (Nephelium Lappaceum L.) SEBAGAI PESTISIDA NABATI TERHADAP LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI. Vol. 1, No. 1 Januari 2018, pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151. Hasbi, S. (2012). Uji sensitivitas perasan daun alpokat (Persea americana Mill.) terhadap pseudomonas sp metode in vitro. Skripsi. Akademi Analisis Kesehatan. Banda Aceh. Irna Wijaya. Potensi Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Sebagai Antibakteri, Volume 9 Nomor 2 Desember 2020, p-ISSN: 2354-6093 dan e-ISSN: 2654- 4563. https://sains.kompas.com/read/2017/09/06/170700023/mengapa-ada-daun-yangberukuran-besar-dan-kecil-. https://brainly.co.id/tugas/17211429


https://www-ncbi-nlm-nihgov.translate.goog/pmc/articles/PMC8400930/?_x_tr_sl=en&_x_tr _tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc https://jtpc.farmasi.unmul.ac.id/index.php/jtpc/article/view/117 https://repository.unpas.ac.id https://eprints.umm.ac.id Mintowati, E., Kuntorini, S., dan Maria. 2013. Struktur Anatomi dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Kersen (Muntingia calabura). Ilkafah, DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) SEBAGAI ALTERNATIF TERAPI PADA PENDERITA GOUT ARTRITI. Vol.1 No.1, 2018 Nastasha Mufti, Elizabeth Bahar, Dessy Arisanti, Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Sawo terhadap Bakteri, Vol 6, No 2 (2017) http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/693 Wiwi Pertiwi1, Dessy Arisanty 2, Linosefa, Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata lin) Terhadap Viabilitas Cell Line Kanker Payudara T47D Secara In Vitro. Artikel penelitian 2020. http://jurnal.fk.unand.ac.id


LAPORAN PRAKTIKUM “Pengukuran Tekanan Darah” Oleh: Nama : Nursela Do.umar NPM : 38420521011 Semester : V/lima Mata Kuliah : Praktikum Biologi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI ISDIK KIE RAHA MALUKU UTARA 2023


A. LATAR BELAKANG Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam waktu lama dapat mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh seperti ginjal jantung, dan otak. Hipertensi atau yang sering disebut darah tinggi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang merupakan masalah di Indonesia (Rahajeng and Tuminah, 2009). Nilai tekanan darah berdasarkan perubahan posisi antar individu sangat bervariasi. Posisi tubuh diketahui memengaruhi tekanan darah. Studi oleh Netea et all memperlihatkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik secara signifikan lebih tinggi pada posisi terlentang daripada dalam posisi duduk, penurunan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik dari duduk atau terlentang ke berdiri dan juga memperlihatkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik keduanya signifikan lebih tinggi pada posisi terlentang daripada pada posisi duduk. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit tekanan darah tinggi adalah keadaan dimana seseorang dinyatakan mengalami peningkatan tekanan darah di atas batas normal. Seseorang dinyatakan mengalami penyakit hipertensi bila tekanan sistolik mencapai di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Junaidi, 2010). Hipertensi tidak hanya pada orang dewasa, tetapi bisa juga terjadi pada usia remaja. Tekanan darah pada usia remaja dapat digunakan untuk meprediksi kemungkinan hipertensi dikemudian hari karena hipertensi esensial pada orang dewasa dapat berawal pada masa kanak-kanak dan remaja (Saing, J, 2005 dalam Tooy, R, dkk, 2013). Tekanan darah rata-rata untuk orang dewasa adalah 120/80 mmHg. Untuk orang dewasa, kisaran tekanan darah normal dapat bervariasi antara 95-145/60-90 mmHg. Dengan bertambahnya usia, tekanan darah juga mengalami peningkatan sehingga untuk orang dewasa yang lebih tua, kisaran normalnya lebih tinggi. Tekanan darah pada masa kanak-kanak baik laki-laki dan perempuan


sama. Setelah masa pubertas, tekanan darah pada wanita lebih rendah daripada pria. Tekanan darah dipengaruhi oleh siklus diurnal, yaitu tekanan darah menjadi lebih rendah di pagi hari dan meningkat sepanjang hari hingga menjelang sore hari. Menurut World Health Organization (WHO) 2015 hampir 1 milyar orang diseluruh dunia memiliki tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian dini diseluruh dunia. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliar orang dewasa akan hidup dengan hipertensi. Hipertensi membunuh hampir 8 miliyar orang setiap tahun di dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap tahunnya di kawasan Asia Timur- Selatan. Sekitar sepertiga dari orang dewasa di Asia Timur-Selatan menderita hipertensi. Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90- 95% kasus tidak diketahui penyebabnya (Kemenkes RI, 2014). B. TUJUAN Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pada posisi duduk,berdiri, berbaring dan beraktifitas. C. ALAT DAN BAHAN 1. Testoskop 2. Tensi meter D. CARA KERJA 1. Siapkan kelompok yang akan melakukan pengamatan atau pengukuran tekanan darah, setiap kelompok terdiri atas 6 orang. 2. Sediakan testoskop dan tensi meter untuk pengukuran pada setiap teman sekelompok 3. Lakukan pengukuran pada posisi duduk, berdiri, berbaring dan beraktifitas


4. Identifikasi perbedaan tekanan darah dengan posisi yang berbeda-beda 5. Masukan data pada table


E. HASIL DAN PEMBAHASAN Table 1. Pengukuran Tensi Darah pada posisi Duduk No Nama Umur Hasil pengukuran Keterangan 1 Risda Tidore 20 Tahun 120/80 mmHg Normal 2 Fitriyani Anwar 20 Tahun 120/80 mmHg Normal 3 Sutni sari Lawer 21 Tahun 120/80 mmHg Normal 4 Nunung Parasaja 20 Tahun 100/80 mmHg Normal 5 Yuliyanti Umasugi 20 Tahun 120/80 mmHg Normal Berdasarkan hasil pada table 1, sebanyak 5 mahasiswa yang telah melakukan pengukuran tekanan darah dengan posisi duduk dan hasil dari pengukuran tersebut 4 mahasiswa memiliki tekanan darah dengan sistol 120 mmHg dan diastoliknya 80 mmHg sedangkan 1 mahasiswa lainnya memilik tekanan darah dengan sistol 100 mmHg dan diastoliknya 80 mmHg yang dimana hasil dari keterangannya itu adalah normal, sebab hal ini membuat darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat (Guyton & Hall, 2011) sehingga bila terjadi peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Posisi duduk lama dan tenang juga memberi pengaruh terhadap fungsi kardiovaskular. Dalam posisi duduk yang lama dan tenang, darah mengenang di ekstremitas bawah. Hal ini terjadi karena berkurangnya pompa otot dan oleh karena gaya gravitasi. Table 2. Pengukuran Tensi Darah pada posisi Berdiri No Nama Umur Hasil pengukuran Keterangan 1 Risda Tidore 20 Tahun 110/80 mmHg Normal 2 Fitriyani Anwar 20 Tahun 130/70 mmHg Normal 3 Sutni sari Lawer 21 Tahun 120/80 mmHg Normal 4 Nunung Parasaja 20 Tahun 100/80 mmHg Normal 5 Yuliyanti Umasugi 20 Tahun 100/80 mmHg Normal Berdasarkan hasil pada table 2, sebanyak 5 mahasiswa yang telah melakukan pengukuran tekanan darah pada posisi berdiri hasil dari pengukuran ada 2 orang yang memiliki tekanan darah dengan sistol 100 mmHg dan diastoliknya 80 mmHg, dan 3 orang lainya memiliki tekanan darah yang berbedabeda dengan sistol 110,120,130 mmHg dengan diastolic 2 orang yang sama yaitu


80 mmHg, sedangkan 1 lainnya 70 mmHg keterangan dari hasil tersebut adalah normal, karena pada posisi berdiri hasil tekanan darah cenderung lebih tinggi dan Apabila seseorang dalam posisi berdiri, tekanan intravaskular di semua tempat menjadi sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kontraksi jantung ditambah tekanan tambahan sama dengan berat kolom darah dari jantung ke titik pengukuran. Pada rata-rata tekanan darah, misalnya berat kolom darah yang membentang dari jantung ke kaki adalah 80 mmHg. Pada kapiler kaki, tekanan meningkat dari 25 (tekanan kapiler rata-rata yang dihasilkan dari kontraksi jantung) menjadi 105 mmHg, peningkatan 80 mmHg ini disebabkan oleh berat kolom darah. Table 3. Pengukuran Tensi Darah pada posisi Berbaring No Nama Umur Hasil pengukuran Keterangan 1 Risda Tidore 20 Tahun 110/70 mmHg Normal 2 Fitriyani Anwar 20 Tahun 110/50 mmHg Normal 3 Sutni sari Lawer 21 Tahun 120/80 mmHg Normal 4 Nunung Parasaja 20 Tahun 100/80 mmHg Normal 5 Yuliyanti Umasugi 20 Tahun 100/80 mmHg Normal Berdasarkan hasil pada table 3, sebanyak 5 mahasiswa yang telah melakukan pengukuran tekanan darah pada posisi berbaring hasil dari pengukuran tersebut terdapat 2 orang dengan sistol yang sama tapi dengan diastolic yang berbeda yaitu 110 dengan diastolic 70 dan 50 mmHg, dan 2 orang yang sistol dan diastole yang sama juga yaitu sistol 100 mmHg dan diastole 80 mmHg, sedangkan 1 orang memiliki sistol 120 mmHg dan 80 mmHg, dimana hasil dari keterangan tersebut ialah normal. Saat seseorang dalam posisi berbaring, gaya gravitasi serupa pada dada, perut, dan kaki karena kompartemen ini terletak pada bidang horizontal yang sama. Pada posisi ini, volume dan tekanan darah vena didistribusi merata ke seluruh tubuh. Table 4. Pengukuran Tensi Darah pada saat selesai Beraktifitas No Nama Umur Hasil pengukuran Keterangan 1 Risda Tidore 20 Tahun 100/60 mmHg Normal 2 Fitriyani Anwar 20 Tahun 100/60 mmHg Normal 3 Sutni sari Lawer 21 Tahun 120/80 mmHg Normal 4 Nunung Prasaja 20 Tahun 100/80 mmHg Normal 5 Yuliyanti 20 Tahun 100/80 mmHg Normal


Umasugi Berdasarkan hasil pada table 4, sebanyak 5 mahasiswa yang telah melakukan pengukuran tekanan darah saat selesai beraktifitas dan hasil dari pengukuran tersebut 4 mahasiswa memiliki tekanan darah dengan sistol 100 mmHg 2 orang dengan diastole 60 dan 2 lainnya dengan diastole 80 mmHg sedangkan 1 orang memiliki tekanan darah dengan sistol 120 mmHg dan diastole 80 mmHg, keterangan tersebut dinyatakan normal. Kenaikan frekuensi denyut jantung dan aktivitas paru akan sesuai dengan intensitas latihan. Semakin tinggi intensitas (missal berjalan, berlari, bersepeda, dan berenang semakin cepat) maka denyut jantung akan terasa semakin cepat,


F. KESIMPULAN Pada pengukuran tekanan darah pada 5 mahasiswa diatas sistolik dan diastolic pada posisi yang berbeda-beda dapat berubah namun dapat dikatakan dikatakan normal. 1. Pengukuran tekanan darah sistolik antara posisi duduk, posisi berdiri, posisi berbaring dan selesai beraktifitas diperoleh nilai rata-rata yakni: posisi duduk 120/80 mmHg, posisi berdiri 100/80 mmHg, posisi berbaring 100/80 mmHg, dan selesai beraktifitas 100/80 mmHg. 2. Pengukuran tekanan darah diastolic antara posisi duduk, posisi berdiri, posisi berbaring dan selesai beraktifitas diperoleh nilai rata-rata yakni: posisi duduk 80 mmHg, posisi berdiri 80 dan 70 mmHg, posisi berbaring 80 mmHg dan selesai beraktifitas 80 mmHg.


DAFTAR PUSTAKA Conconi F, Borsetto C, Casoni I, Ferrari M. Noninvasive determination of the anaerobic threshold in cyclists in medical and scientific aspects of cycling. In: Burke ER, Newsom MM, editors. Medical and Scientific Aspects of Cycling. Champaign (IL): Human Kinetics, 1Griffta R. Manansang 2Jimmy F. Rumampuk 2Maya E. W. Moningka, Perbandingan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Olahraga Angkat Berat, Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2018. Eugenia R. Dumalang,1 Fransiska Lintong,2 Vennetia R. Danes 2, Analisa Perbandingan Pengukuran Tekanan Darah antara Posisi Tidur dan Posisi Duduk pada Lansia, 2022; Vol. 14 No. 1: 96 – 10 http://eprints.aiska-university.ac.id/id/eprint/911/4/BAB%20I.pdf http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1305/4/BAB%20II.pdf https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/7117/RIZKY%20PUT RI%20HARTATI.pdf?sequence=1&isAllowed=y http://repository.umkla.ac.id/2587/1/BAB%20I.pdf http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/4073/3/3.%20CHAPTER%201.pdf http://scholar.unand.ac.id/21956/2/BAB%20I...pdf https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/10150 http://repository.unimus.ac.id/2084/3/BAB%20I.pdf junaidi I. 2010. Penyakit Paru Dan Saluran Napas. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer Krzesiñski P, Stañczyk A, Gielerak G, Piotrowicz K, Banak M, Wójcik A. The diagnostic value of supine blood pressure in hypertension. Arch Med Sci. Eugenia R. Dumalang,1 Fransiska Lintong,2 Vennetia R. Danes 2, Analisa Perbandingan Pengukuran Tekanan Darah antara Posisi Tidur dan Posisi Duduk pada Lansia, 2022; Vol. 14 No. 1: 96 – 10 Lapum J. What are Blood Pressure Ranges? –Vital Sign Measurement Across the Lifespan – 1st Canadian edition [Internet]. Ryerson University Library. Eugenia R. Dumalang,1 Fransiska Lintong,2 Vennetia R. Danes 2, Analisa Perbandingan Pengukuran Tekanan Darah antara Posisi Tidur dan Posisi Duduk pada Lansia, 2022; Vol. 14 No. 1: 96 – 10


Rahajeng Ekowati dan Tumina S. 2009. Prevalensia Hipertensia dan Determinasi di Indonesia. Jakarta. Majalah Kedokteran Indonesia. 1Scarlet Solitaire,2Fransiska Lintong,3Jimmy F. Rumampuk, GAMBARAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH ANTARA POSISI DUDUK, POSISI BERDIRI DAN POSISI BERBARING PADA SISWA KELAS XI IPA SMA KRISTEN 1 TOMOHON, Volume 1,Nomor 3, Januari 2019 Yusuf Damar Jatinugroho1, Susy Olivia Lontoh2. Pengaruh perubahan posisi terhadap tekanan darah pada karyawan dan karyawati RSU Purwogondo. Vol. 3, No. 1, 192-199, April 2021.


LAPORAN PRAKTIKUM “pengamatan anatomi pada tumbuhan” Oleh: Nama : Nursela Do.umar NPM : 38420521011 Semester : V/lima Mata Kuliah : Praktikum Biologi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI ISDIK KIE RAHA MALUKU UTARA 2023


A. LATAR BELAKANG Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat keci (mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Perkembangan instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalan seiring kemajuan sains. Penemuan dan penelitian awal tenteng sel menjadi maju berkat penciptaan mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut selama tahun 1600-an (Campbell dkk, 2008). Tumbuhan sebagai organisme eukariot bertipe multiseluler tersusun atas banyak sel. Sel-sel tersebut yang memiliki struktur dan fungsi yang sama akan membentuk sekelompok sel yang disebut jaringan sebagai penyusun organ tumbuhan, seperti akar, batang dan daun.Terdapat dua tipe jaringan pada tumbuhan, yakni jaringan meristem dan jaringan dewasa atau permanen. Perbedaan keduanya terletak pada kemampuan sel-selnya untuk membelah, yang mana pada jaringan meristem bersifat selalu aktif membelah (embrionik) sedangkan jaringan dewasa tidak. Jaringan meristem banyak ditemukan di bagian titik tumbuh tumbuhan baik pada ujung akar maupun batang sebagai meristem primer atau pada bagian batang dan akar sebagai meristem sekunder yang membentuk kambium. Jaringan dewasa merupakan jaringan yang selselnya mengalami deferensiasi, seperti jaringan epidermis dan gabus sebagai pelindung, jaringan parenkim sebagai penyimpan cadangan makanan dan transport zat, jaringan kolenkim dan sklerenkim sebagai penguat serta jaringan xilem dan floem sebagai pengangkut mineral, air dan hasil fotosintesis (Grafi, 2004; Krishnamurthy et al., 2015). Tanaman mengalami pertumbuhan primer dan sekunder. Jaringan meristem primer bertanggung jawab terhadap pertumbuhan primer, yaitu penambahan panjang pada batang dan akar. Jaringan meristem sekunder menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan atau penebalan. Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel pada organisme multiseluler tidak sama satu dengan lainnya tetapi memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Pada tumbuhan istilah sel meliputi protoplasma dan dinding sel. Sel tumbuhan memiliki bagian pokok yang berbeda dari hewan yaitu vakuola, plastida dan dinding sel. Vakuola dan plastida merupakan bagian hidup dari sel 12 Anatomi Tumbuhan tumbuhan dan disebut protoplas, sedangkan dinding sel berfungsi melindungi isi sel yang ada pada protoplasma. Jenis plastida yang sangat memiliki peran yang penting bagi tumbuhan ialah kloroplas yaitu


berperan penting dalam proses fotosintesis. Ciri khas sel tumbuhan yaitu terdiri dari organel dan sitoplasma. Semua organel sel pada tumbuhan dan struktur subseluler yang ada di dalam sitoplasma tertutup oleh membran sel atau dinding sel sebagai lapisan pelindung, kecuali inti sel. Anatomi tumbuhan merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari mengenai struktur dalam tumbuhan yang kompleks beserta fungsinya (Guvenc, 2011). Salah satu fungsi dasar ilmu anatomi yaitu menghasilkan karakter yang dijadikan dasar taksonomi dalam menempatkan tumbuhan pada suatu tingkat takson tertentu baik tingkat suku, marga maupun spesies (Nugroho dkk., 2006) Pada akhirnya analisis anatomi tersebut dapat memberi keakuratan dalam penamaan yang penting bagi pemulia tanaman, B. TUJUAN Dengan mempelajari anatomi tumbuhan, akan membantu manusia agar mengetahui fungsi pada setiap tumbuhan yang mempunyai manfaat untuk makanan, obat-obatan, dan lain sebagainya. C. ALAT DAN BAHAN ALAT: 1. Mikroskop 2. Pena 3. Buku 4. HP BAHAN: 1. Preparat : Botani : tumbuhan Zologi : hewan D. CARA KERJA 1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang akan digunakan 2. Letakan preparat kering tumbuhan dan hewan di atas bidang datar 3. Aturlah pembesaran lensa objektif ketitik terendah yaitu 4/0 dan 10/0. 4. Pastikan lensa objektif berada disumbuh pengamatan. Dan harus bisa mengaturnya dengan revolver. Atur cermin pada mikroskop agar cahaya bisa memantulkan ke objek penelitian 5. Atur diafragma dengan tuas untuk menyesuaikan cahaya. Atur lensa objektif dengan makrometer agar cukup jauh dengan preparat kering 6. Pasang dan jepit preparat ditempatnya supaya tidak tergeser. Lalu naikkan tempat preparat dengan jarak 0,5 cm dari lensa objektif. Dan harus bisa melihat dan mengatur bayangan objek pada preparat melalui lensa okuler


menggunakan micrometer. Perhatikan juga objeknya dari samping sambil menyesuaikan lensa objektif 7. Harus perhatikan lensa objektif jangan sampai menyentuh preparat dan juga bisa memfokuskan preparat dengan cara memutar micrometer. Atur pencahayaannya bila pengamatan belum jelas. Putar revolver lensa objektif sampai ke posisi semula agar bisa selesai mengamati objek 8. Turunkan tempat preparat dan naikkan tabung dari mikroskop, lalu ambil preparat kering tsb 9. Setelah diamati, gunakan hp untuk mengambil gambar objek tersebut dan isilah pada table


E. HASIL Table 1. Tumbuhan: No Opuler Nama Tumbuhan Objek yang diamati Gambar 1. 4/0 Zea mais Akar 2. 4/0 Zea mais Batang 3. 4/0 Amarathus ospinosa c.s Batang 4. 10/0 Stomata zea mays s.f Daun


5. 4/0 Aspelenium nidus c.s Batang 6. 10/0 Arachis hypogaea is Batang 7. 4/0 Ficus alastica Daun


8. 4/0 Hibiscus sp i.s Batang 9. 4/0 Pinus markusii c.s Daun 10. 4/0 Canna indica s.f Daun 11. 4/0 Ficus alanstica c.s Batang


12. 4/0 Alilium cepa c.s Akar 13. 4/0 Arachis hypogaea c.s Akar 14. 4/0 Asplenium nidus s.f Daun 15. 10/0 Ficus elastic c.s Daun


F. PEMBAHASAN Tumbuhan terdiri dari sel- sel penyusun yang memiliki struktur dan fungsi yang berbeda yang membentuk suatu kesatuan organ tumbuhan. Struktur sel tumbuhan terdiri dari organel- organel sel, Sel tumbuhan yang meristematik dan masih hidup terdiri atas organel sel seperti dinding sel dan protoplasma. Dinding sel merupakan organel terluar yang melindungi isi sel, sedangkan protoplasma merupakan seluruh bagian dalam sel. Sel tumbuhan umumnya berinti satu. Pada sel embrional inti sel terletak di tengah sel. Pada sel dewasa inti sel dibungkus oleh selaput inti. Pad selaput inti terdapat pori, sebagai jalur transportasi antara sitoplasma dengan inti. Bagian dalam selaput inti terdapat cairan inti yang di dalamnya tersuspensi benang- benang kromatin, protein, dan matriks inti, serta anak inti (Hasanuddin dkk, 2017). Struktur nukleus terdiri atas selaput inti, plasma, kromosom, dan anak inti. Selaput atau membran inti berfungsi melindungi inti sel yang terdiri dari plasma dan bagian padat yang disebut dengan nukleolus. Membran inti yang melapisi inti sel memiliki pori yang cukup besar agar molekul protein mampu melewati membran dari inti menuju ke sitoplasma. Fungsi nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Nukleus juga berfungsi mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi sel mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan dan diakhiri (Susilawati da Bachtiar, 2018). Benda mati yang ada dalam sel tumbuhan dikenal sebagai zat ergastik yang terdiri atas zat padat dan zat cair. Zat ergastik merupakan zat non protoplasma, baik organik maupun anorganik sebagai hasil metabolisme. Zat ergastik adalah senyawa kimia hasil metabolisme yang terdapat dalam sitoplasma sebagai cairan yang tidak hidup. Zat ergastik dibedakan atas produk makanan, produk sekresi, dan produk sisa. Produk makananan dapat dibedakan atas: produk yang tidak mengandung nitrogen (amilum, inulin, hemiselulosa, selulosa, dan gula), produk yang mengandung nitrogen (protein, dan asam amino), lemak dan asam lemak. Produk sekresi terdiri atas enzim, pigmen, dan nektar. Produk sisa terdiri atas produk tidak mengandung nitrogen (tanin, kristal, mineral, lateks, minyak esensial, dan getah), dan produk yang mengandung nitrogen (alkaloid). Pati umumnya disimpan di dalam amiloplas. Zat ergastik berfungsi untuk penyimpanan cadangan makanan. Zat ergastik juga memiliki fungsi sebagai cadangan makanan dan pertahanan, serta pemeliharaan struktur sel. Tumbuhan dapat berumur ratusan tahun dan terus mengalami pertumbuhan secara berkelanjutan. Pertumbuhan terbagi dalam dua tahap, yaitu pembelahan sel dan


pembesaran sel (Cutler, 2007). Pertumbuhan terjadi pada jaringan, yang merupakan sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Salah satunya adalah jaringan muda yang disebut meristem. Jaringan meristem merupakan pusat pertumbuhan di mana terjadi pembelahan sel (mitosis dan sitokinesis) secara aktif. Meristem juga disebut sebagai zona pemanjangan yang menyebabkan penambahan ukuran sel dan kemudian mengalami diferensiasi (Taiz and Zeiger, 2002; Crang et al., 2018). Tanaman menumbuhkan organ baru sebagai wujud pertumbuhan dan mengganti organ yang rusak atau hilang. Jaringan muda atau meristem merupakan bagian tanaman yang pada umumnya terjadi pembelahan sel. Meristem merupakan jaringan yang menghasilkan sel baru dan mengalami proses diferensiasi menjadi bentuk jaringan dewasa (Cutler, 2007). Karakteristik jaringan meristem: dinding sel tipis, bentuk sel isodiametris dibanding sel dewasa, sel penyusun terdiri dari protoplasma yang sangat banyak, tidak terdapat ruang antar sel, inti besar dan plastida belum berkembang sempurna. Pada Anggiospermae sel meristem memiliki vakuola kecil yang tersebar diseluruh protoplas.


G. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari pengamatan diatas bahwa Tumbuhan sebagai organisme eukariot bertipe multiseluler tersusun atas banyak sel. Sel-sel tersebut yang memiliki struktur dan fungsi yang sama akan membentuk sekelompok sel yang disebut jaringan sebagai penyusun organ tumbuhan, seperti akar, batang dan daun.Terdapat dua tipe jaringan pada tumbuhan, yakni jaringan meristem dan jaringan dewasa atau permanen. Dan Tumbuhan terdiri dari sel- sel penyusun yang memiliki struktur dan fungsi yang berbeda yang membentuk suatu kesatuan organ tumbuhan. Struktur sel tumbuhan terdiri dari organelorganel sel, Sel tumbuhan yang meristematik dan masih hidup terdiri atas organel sel seperti dinding sel dan protoplasma.


DAFTAR PUSTAKA Cutler, D., Botha, T. and Stevenson, D. (2007). Plant Anatomy. USA Blackwell Publishing Ltd. dalam Silalahi M, Adinugraha F. 2019 Anatomi, Fisiologi, dan Perkembangan Tumbuhan I. UKI Press. Jakarta. Cutler, D.F., Botha, T., Stevenson D.W. (2007) Plant Anatomy An Applied Approach. Oxford: Blackwell Publishing. Guvenc. 2011. The Leaf Anatomy of naturally distributed Juniperus sp. (Cupressaceae) species in Turkey. Turkish Journal of Botany. 35:251-260 http://scholar.unand.ac.id/55318/4/Daftar%20Isi.pdf Hasanuddin, Muhibuddin, Wardiyah, dan Muliyadi (2017) Anatomi Tumbuhan.Banda Aceh: Syah Kuala Press. https://dosen.unmerbaya.ac.id/file/content/2022/03/fullbook_anatomi_tumbuha n_purwanti.pdf http://scholar.unand.ac.id/55318/2/Bab%20I%20Pendahuluan.pdf https://id.wikipedia.org/wiki/Anatomi_tumbuhan https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/bcac4e1615491798d8 066dc0a362fd46.pdf http://repository.uinmataram.ac.id/2850/1/BUKU%20AJAR%20ANATOMI%2 0TUMBUHAN.pdf https://elearning.unsrat.ac.id/course/info.php?id=784 https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1287318 http://repository.uki.ac.id/11958/ https://catalog.umj.ac.id/index.php?p=show_detail&id=14535&keywords Nugroho, L.H., Purnomo dan I. Sumardi. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. http://scholar.unand.ac.id/50286/4/DAFTAR%20PUSTAKAdikonversi.pdf Susilawati dan Bachtiar, N (2018) Biologi Dasar Terintegrasi (PDF) Pekanbaru: Kreasi Edukasi.


Taiz, L. and Zeiger, E. (2002) Plant physiology., Science progress. doi: 10.1017/9781108486392.


LAPORAN PRAKTIKUM “pengamatan anatomi pada hewan” Oleh: Nama : Nursela Do.umar NPM : 38420521011 Semester : V/lima Mata Kuliah : Praktikum Biologi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI ISDIK KIE RAHA MALUKU UTARA 2023


A. LATAR BELAKANG Pengamatan mata manusia memiliki kemampuan daya pisah terbatas terhadap objek berukuran mikron, sehingga sangat diperlukan alat bantu. Preparat histologis jaringan hewan dibuat dengan pertimbangan disesuaikan dengan kaidah optis. Salah satu alat bantu yang digunakan untuk pengamatan preparat tersebut yaitu mikroskop (micro = kecil + scopium = penglihatan), dengan menggunakan mikroskop pengamat lebih mampu meningkatkan daya pisah objek mikroskopis sehingga objek yang sangat halus (renik) pun dapat diamati strukturnya dengan jelas. Salah satu cabang ilmu biologi adalah fisiologi hewan. Fisiologi hewan merupakan ilmu yang mempelajari tentang fungsi dasar dan mekanisme kerja organ di dalam tubuh hewan dalam kondisi normal, yaitu dalam rangka menciptakan kondisi seimbang. Fisiologi Hewan merupakan ilmu yang sentral sehingga tidak dapat dipisahkan dari ilmu MIPA lainnya. Kajian Fisiologi Hewan meliputi pemahaman konsep dasar, komparasi atau perbandingan pada berbagai kelompok hewan, variasi lingkungan internal maupun eksternal, dan pembahasan mekanisme aksi hingga subsel dan molekuler terbatas. Beberapa sub bab yang dipelajari dalam Fisiologi Hewan yaitu, enzim pencernaan, darah dan sistem transpot, reproduksi, serta respirasi. Pembelajaran Fisiologi Hewan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan praktikum. Melalui kegiatan praktikum tersebut dapat menambah pemahaman mahasiswa terhadap suatu materi. Hal ini diperkuat dengan pendapat Woolhough dan Allsop (dalam Rustaman, 2003) berpendapat bahwa ada empat alasan pentingnya kegiatan praktikum IPA. Pertama, praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar IPA. Kedua, dapat mengembangkan ketrampilan dasar melalui eksperimen. Ketiga, sebagai wahana belajar pendekatan ilmiah. Keempat, sebagai penunjang materi pembelajaran. Menurut Arifin (2003), metode praktikum merupakan penunjang kegiatan proses belajar untuk menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip prinsip yang dikembangkan. Kegiatan praktikum akan memberikan makna apabila kegiatan tersebut direncanakan dengan baik, memberi kesempatan untuk memilih prosedur alternatif, merancang eksperimen, mengumpulkan data, dan anatomi hewan juga disebut sebagai anatomi perbandingan atau morfologi hewan jika mempelajari struktur berbagai hewan, dan disebut anatomi khusus jika hanya mempelajari satu jenis hewan saja, Anatomi hewan adalah ilmu yang mempelajaritentang bagian-bagian organ tubuh hewan beserta fungsinyadalam pengamatan anatomi hewan, diperlukan adanya pembedahan untuk mengetahui


lebih jelas sisten organ pada hewan, khususnya organ sistem pencernaan dan organ sistem pernafasan secara langsung. B. TUJUAN Dengan mempelajari anatomi hewan adalah untuk memberikan pengertian tentang fungsi dari organ organ tubuh yang merupakan dasar penentuan sehat tidaknya hewan. Ini juga mengkaji aktivitas dan fungsi organ-organ tubuh hewan yang mencakup proses koordinasi, pertukaran zat, pergerakan dan reproduksi. C. ALAT DAN BAHAN ALAT: 1. Mikroskop 2. Pena 3. Buku 4. HP BAHAN: 1. Preparat : Botani : tumbuhan Zologi : hewan D. CARA KERJA 1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang akan digunakan 2. Letakan preparat kering tumbuhan dan hewan di atas bidang datar 3. Aturlah pembesaran lensa objektif ketitik terendah yaitu 4/0 dan 10/0. 4. Pastikan lensa objektif berada disumbuh pengamatan. Dan harus bisa mengaturnya dengan revolver. Atur cermin pada mikroskop agar cahaya bisa memantulkan ke objek penelitian 5. Atur diafragma dengan tuas untuk menyesuaikan cahaya. Atur lensa objektif dengan makrometer agar cukup jauh dengan preparat kering 6. Pasang dan jepit preparat ditempatnya supaya tidak tergeser. Lalu naikkan tempat preparat dengan jarak 0,5 cm dari lensa objektif. Dan harus bisa melihat dan mengatur bayangan objek pada preparat melalui lensa okuler menggunakan micrometer. Perhatikan juga objeknya dari samping sambil menyesuaikan lensa objektif 7. Harus perhatikan lensa objektif jangan sampai menyentuh preparat dan juga bisa memfokuskan preparat dengan cara memutar micrometer. Atur pencahayaannya bila pengamatan belum jelas. Putar revolver lensa objektif sampai ke posisi semula agar bisa selesai mengamati objek 8. Turunkan tempat preparat dan naikkan tabung dari mikroskop, lalu ambil preparat kering tsb 9. Setelah diamati, gunakan hp untuk mengambil gambar objek tersebut dan isilah pada table


E. HASIL Table 2. hewan No Opuler Nama tumbuhan Objek yang diamati Gambar 1. 10/0 Honeybee wings Sayap lebah madu 2. 4/0 Ascari Sel telur 3. 4/0 Culex Jenis kelamin W


4. 4/0 Taenia s.p Scolex 5. 4/0 ascaris Kelamin 6. 4/0 daphnia Telur 7. 4/0 Culex Jenis kelamin P


8. 4/0 Housefly Belalai 9. 4/0 Mosquito head Kelamin pria 10. 4/0 Locust Testis miosis 11. 4/0 Hydra Spesies luar w.m


12. 10/0 Pheretima Bagian dalam usus 13. 4/0 Ascarus Organ intim 14. 4/0 Schistosoma japonicum Darah 15. 4/0 Leech Specimen kecil


16. 4/0 Locust Testis miosis 17. 4/0 Mousquito head Male w.m 18. 4/0 Planaria Sex organs 19. 4/0 Housefly W.m of belalai


Click to View FlipBook Version