The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by AINI DIAN ANTONO QOLBY, 2023-09-08 07:52:03

Aini Dian Antono Qolby-Mekanisme Pembentukan urin

.

E-MODUL MEKANISME PEMBENTUKAN URIN DAN PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK URIN Di susun oleh: Aini Dian Antono Qolby PO714203221002 POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


DAFTAR ISI Struktur ginjal Komponen nefron dan fungsinya Mekanisme pembentukan urin Pemeriksaan makroskopik urin


hati DEFINISI SISTEM EKSKRESI Sistem Eksresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Zat ini dapat berupa karbon dioksida, urin, urea, keringat dan senyawa-senyawa lain yang bersifat toksik. ORGAN SISTEM EKSKRESI ggiinnjjaall kulit paruparu


ANATOMI GINJAL Ginjal merupakan organ eksresi pada manusia yang berbentuk biji kacang merah Ginjal berwarna merah karena banyak darah yang masuk ke dalam ginjal Ginjal berjumlah 2 terletak di kanan dan kiri tulang pinggang, yaitu didalam rongga perut pada dinding tubuh bagian belakang (dorsal) Setiap Ginjal berhubungan dengan ureter, tabung yang membawa urin keluar ke kandung kemih


STRUKTUR GINJAL Korteks Renal Medula Renal Pelvis Renal


Ginjal tersusun atas 1 – 1,5 juta alat penyaring yang disebut Nefron Ginjal manusia terdiri atas 2 tipe Nefron. Nefron Kortikal yang Menyusun sekitar 85% nefron, terletak terutama di korteks ginjal Nefron Kortikal yang Menyusun sekitar 85% nefron, terletak terutama di korteks ginjal


KOMPONEN NEFRON Nefron merupakan satuan struktural dan fungsional ginjal karena nefron merupakan unit penyusun utama ginjal dan unit yang berperan penting dalam proses penyaringan darah Sebuah Nefron terdiri atas sebuah komponen penyaring atau badan malpighi yang dilanjutkan oleh tubulus saluran. Setiap badan badan malpighi mengandung gulungan kapiler darah (Glomerulus) yang berada dalam kapsula bowman


Tubulus proksimal saluran yang berada setelah glomerulus dan berfungsi dalam proses reabsorpsi zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh Glomerulus merupakan gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel bernama Kapsula Bowman yang berfungsi sebagai penyaring Lengkung henle saluran yang berada setelah glomerulus dan berfungsi dalam proses reabsorpsi zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh


Tubulus distal Tempat terjadinya reabsorbsi dan augmentasi yaitu proses pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan tubuh Tubulus kolektivus Saluran yang berfungsi untuk mengumpulkan urin yang selanjutnya akan dibawa ke pelvis renal Kapiler peritubular Kapiler yang mengelilingi tubulus proksimal dan distal dan memberikan nutrisi dan oksigen ke korteks ginjal Vasa recta Kapiler yang mengelilingi lengkung Henle dan memberikan nutrisi dan oksigen ke medulla ginjal


MEKANISME PEMBENTUKAN URIN Tahap pertama pembentukan urin pada manusia adalah filtrasi yang terjadi di glomerulus. Glomerulus adalah untaian pembuluh kapiler yang dinding-dindingnya bertautan dengan kapsula bowman. Filtrasi disebut juga dengan penyaringan. Hasil dari filtrasi ini berupa filtrat glomerulus atau urin primer yang mengandung H2O dan zat-zat seperti glukosa, klorida, natrium, kalium, fosfat, urea, asam urat dan kreatinin. Filtrasi


Augmentasi merupakan tahap terakhir dari proses pembentukan urin pada tubuh manusia. Augmentasi terjadi di tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus (pengumpul) sebagai tempat penyimpanan urin untuk sementara. Di tahap ini masih terjadi penyerapan kembali pada air, garam NaCl dan urea sehingga terbentuk urin sebenarnya yang harus dibuang oleh tubuh. Pada tahap reabsorpsi, zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh akan diserap kembali dan dimasukkan ke dalam aliran darah. Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal dan lengkung henle. Setelah proses reabsorpsi berlangsung terbentuklah urin sekunder, zat-zat ini akan disekresikan pada tahap augmentasi. Reabsorpsi Augmentasi


PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK URIN Volume Urin Warna Urin Kejernihan Urin Bau Urin Buih Urin Berat Jenis Urin


Pemeriksaan Volume Urin Volume urin bergantung pada banyaknya air yang dieksresi ginjal. Air merupakan penyusun utama tubuh sehingga jumlah yang dieksresikan biasanya ditentukan oleh keadaan hidrasi tubuh. Faktor yang memengaruhi volume urin mencakup asupan cairan, kehilangan cairan dari sumber bukan ginjal, variasi dalam sekresi hormon antidiueretik, dan perlunya mengeksresikan lebih banyak zat padat terlarut seperti glukosa dan garam Mengukur jumlah urin bermanfaat untuk ikut menentukan adanya gangguan faal ginjal, kelainan dalam kesetimbangan cairan badan dan berguna juga untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif dan semi kuantitatif dengan urin


Prinsip pemeriksaan volume urin ; Volume urin diukur dengan gelas ukur dan hasil dibaca setinggi miniskus bawah Masukkan urin kedalam gelas ukur secara perlahan agar tidak berbusa Baca volume urin setinggi miniskus bawah Cara Kerja Nilai rujukan pemeriksaan urin Urin Sewaktu : Tidak ada nilai normalnya Urin 24 Jam : 1200 – 1500 mL Berapa nilai rujukan pemeriksaan urin ?


Pemeriksaan Warna Urin Warna urin beragam, dari hampir tidak berwarna hingga hitam. Variasi tersebut dapat disebabkan oleh fungsi metabolic normal, aktivitas fisik, materi yang dikonsumsi, atau kondisi patologis Warna kuning urin disebabkan oleh adanya pigmen yang dinamakan urokrom. Urokrom adalah produk metabolisme endogen, dan dalam kondisi normal tubuh menghasilkan urokrom pada laju konstan.


Penyebab Warna Pada Urin Zat warna normal dalam jumlah yang besar : Urobilin, Urochrome Zat warna abnormal : Bilirubin Obat-obat dan diagnostika : Santonin dan PSP (kuning dalam suasana asam),riboflavin (dengan fluoresensi hijau) Kuning Hijau Zat warna normal dalam jumlah besar : Indikan Obat-obat dan diagnostika : methylene blue, evan’s blue Kuman-kuman : Ps. Aeruginosa (B.pyocyaneus) Merah Zat warna normal dalam jumlah yang besar : Zat warna abnormal : Hemoglobin, Porfirin, Porfobilin Obat-obat dan diagnostika : Santonin, PSP amidopyrine, congored, dan BSP (merah dalam suasana lindi) Kuman – kuman B. prodigiosus Urobilin, Uroerythrin


Coklat tua atau itam Zat warna normal dalam jumlah yang besar : Indikan Zat warna abnormal : alkapton, melamin Serupa susu Zat normal dalam jumlah besar : Fosfat, urat Zat abnormal : pus, getah prostat, chylus, zat-zat lemak, bakteri


Urin yang baru dikeluarkan mempunyai bau aromatic samar. Saat specimen didiamkan, bau ammonia menjadi lebih menonjol karena terjadi pemecahan urea menjadi amoniak Penyebab Bau Urin Cara Kerja : • Masukkan sampel urin kedalam beaker glass • Dekatkan ke hidung dan kibaskan tangan kearah hidung Prinsip Pemeriksaan : Urin dibau dengan panca Indera hidung


Bau Penyebab Aromatik Normal Busuk seperti amonia Dekomposisi bakteri, Infeksi saluran kemih Buah, Manis Keton, (Diabetes Melitus, Kelaparan, Muntah) Sirop Mapel Mapel syrup urine disease Seperti tikus Fenilketonuria Tengik Tirosinemia Kaki berkeringat Asidemia Isovalerat Kubis Malabsorpsi Metionin


Pemeriksaan Buih Urin Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu (bilirubin) dalam urine. Tujuan Pemeriksaan : Untuk mengetahui busa pada urin


Berdasarkan perubahan warna pada busa, maka bila urine dikocok : Busa berwarna putih tidak hilang dalam waktu 5 menit berarti kemungkinan protein Busa berwarna kuning tidak hilang dalam waktu 5 menit berarti kemungkinan bilirubin Busa berwarna putih / kuning hilang dalam waktu 5 menit berarti protein dan bilirubin negatif Prinsip Pemeriksaan


Masukkan 5 ml sampel urine ke dalam tabung reaksi, tutup dengan penyumbat tabung Kocok kuat-kuat Buka penyumbat tabung, baca hasil dalam waktu 5 menit Cara Kerja :


Kejernihan adalah istilah yang merujuk pada transparansi atau turbiditas specimen urin. Kejernihan urin diuji pada keseluruhan tabung dengan Cahaya pantul tanpa latar belakang putih pada sikap serong. Pemeriksaan Kejernihan Urin Pelaporan kejernihan mencakup jernih, agak keruh, keruh, sangat keruh dan seperti susu.


Kejernihan Urin Jernih Tidak terlihat partikulat, transparan Agak keruh Sedikit partikulat, tulisan mudah dilihat melalui urin Keruh Banyak partikulat, tulisan terlihat buram melalui urin Sangat keruh Tulisan tidak dapat dilihat melalui urin Seperti susu Dapat endapan atau gumpalan Pemeriksaan Kejernihan Urin


Penyebab Non Patologis Turbiditas Urin Sel Epitel Skuamosa Mukus Fosfat Amorf, Karbonat, Urat Semen, Spermatozoa Kontaminasi Feses Media Kontras Radiografik Bedak Tabur Krim Vagina Sel Darah Merah Sel Darah Merah Sel Epitel Nonskuamosa Kristal Abnormal Bakteri Jamur Cairan Limfe Lemak


Pemeriksaan Berat Jenis Urin Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yang mengukur konsentrasi zat terlarut) mengukur kepadatan air seni serta dipakai untuk menilai kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urin BJ berhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin rendah berat jenisnya, dan sebaliknya makin pekat urin, makin tinggi berat jenisnya. Jadi berat jenis bertalian dengan faal pemekat ginjal


Stem Bagian dari urinometer yang memiliki skala angka pada dindingnya, berfungsi untuk menentukan skala BJ pada urin yang diperiksa. Skala yang tertera mulai dari 1.000 sampai 1.060 Float Bagian dari urinometer yang pada ruangnya memiliki udara, berperan sebagai pembatas antara stem dan weight Weight Bagian bawah dari urinometer yang berfungsi sebagai pemberat Ketika dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi urin


Prinsip Pemeriksaan BJ urin diperiksa dengan alat urinometer yang telah ditera dengan factor koreksi yang berhubungan dengan berat jenis air dan suhu pada saat pemeriksaan Cara Kerja Siapkan gelas ukur bersih dan kering Isi dengan urin sebanyak 2/3 volume Ukur temperature urin dalam gelas ukur tersebut dan dicatat Ukur berat jenis urin dengan memasukkan urinometer pada gelas ukur tersebut dan catat hasilnya


Bj Urin Normal : 1.003 – 1.030 Bj Urine = Bj Sementara + T.Urine – T.Urinometer x 0,001 3 Perhitungan Nilai Rujukan


Lebih baik gagal karena mencoba, daripada gagal sebelum mencoba AINI DIAN ANTONO QOLBY


Click to View FlipBook Version