BAB I SAKRAMEN BAPTIS Sekolah Pemandu Katekese Umat Keuskupan Surabaya Flip E-Book
Daftar Isi A. Pengantar: Insiasi Kristiani .............................. 5 B. Hakekat Sakramen Baptis................................. 6 C. Kitab Suci dan Sakramen Baptis ...............................................................15 D. Perayaan Sakramen Baptis dan Simbol-Simbolnya ................................. 25 E. Soal-soal Seputar Sakramen Baptis ............. 26 Glossary ...........................................................31 2 SEKOL AH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA
S Ulasan Singkat Materi Gereja dan Sakramen akramen merupakan gabungan yang tidak terpisahkan dari ‘mysterium’ (Yunani) dan ’sacramentum’ (Latin). Kata Sacramentum dipakai untuk menjelaskan tanda yang kelihatan dari kenyataan keselamatan yang tak kelihatan yang disebut sebagai ‘mysterium.’ Ada dua hal mendasar yang tak terpisahkan dalam sakramen. Pertama, isinya atau forma, yaitu pesan atau nilai ilahi yang disampaikan. Kedua, bentuk wujudnya atau materianya, yaitu wujud nyata yang mengungkapkan isi atau nilai yang disampaikan. Bentuk tanpa isi sama seperti tubuh tanpa jiwa. Dan isi tanpa bentuk menjadi tidak jelas, seperti jiwa tanpa tubuh. Tuhan Yesus adalah sakramen Allah. Karena Yesus sakramen Allah, maka Ia disebut sebagai sakramen pokok dan utama. Yesus disebut sakramen pokok dan utama karena Yesus menampakkan misteri Allah dan kasih-Nya yang melimpah kepada manusia. Dengan kata lain, seluruh sejarah keselamatan Allah yang diawali dalam Perjanjian Lama mencapai kepenuhan dan kesempurnaan dalam diri Tuhan Yesus, Sabda yang menjadi manusia. Pewahyuan dan karya penyelamatan Allah dalam diri Tuhan Yesus yang berlangsung dalam seluruh sejarah manusia dihadirkan dan dilanjutkan oleh Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Dengan demikian, Gereja adalah sakramen Tuhan Yesus sejauh Gereja selalu bersatu dengan Yesus dan misi-Nya menyelamatkan umat manusia. Sebagai sakramen Tuhan Yesus, Gereja mewujudkan secara aktual dan konkrit keselamatan dari Tuhan Yesus dalam 7 (tujuh) sakramen. Oleh karena itu, sakramen merupakan pengungkapan dan perwujudan diri Gereja sebagai sakramen Tuhan Yesus dalam hidup sehari-hari yang nyata.KESE UMAT KEUSKUP SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 3 Gbr 2. Perjamuan Terakhir Gbr 1. Tujuh Sakramen
Tiga Sakramen Inisiasi Tiga sakramen inisiasi ini berkaitan relasi kaum beriman dengan Tuhan Yesus yang semakin mendalam. Adapun tiga sakramen inisiasi yang membina semakin mendalamnya relasi dengan Tuhan Yesus adalah Baptis, Penguatan dan Ekaristi (KGK. 1525). Dua Sakramen Penyembuhan Sakramen penyembuhan berkaitan dengan penyembuhan dari penyakit jiwa yaitu dosa dan sakit fisik. Dua sakramen penyembuhan adalah Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit (KGK. 1420-1421). Dua Sakramen Persekutuan dan Perutusan Sakramen persekutuan dan perutusan berkaitan dengan kehidupan bersama dan misi ilahi yang terkandung dalam kebersamaan itu. Dalam persekutuan perkawinan, suami istri memiliki misi tersendiri. Demikian juga dalam persekutuan imamat, sang tertahbis bersama dengan Allah menjalankan misi tertentu pula. Sakramen persekutuan dan perutusan ini adalah Sakramen Perkawinan dan Sakramen Imamat. Gbr 3 Sakramen Inisiasi Gbr 4 Sakramen Pengurapan Orang Sakit Gbr 6. Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit 4 SEKOL AH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Gbr 5. Sakramen Tahbisan
Pembahasan Sakramen Baptis A. Pengantar: Insiasi Kristiani 1. Arti Inisiasi Istilah insiasi berasal dari kata inire atau initiare (Latin), yang artinya “masuk ke dalam atau bergabung” dalam suatu komunitas. Tentu saja jika ada yang masuk, berarti ada yang menerima dan dengan upacara tertentu. Maka ada dua pihak yakni anggota baru dan kelompok lama. Kedua pihak itu sama-sama aktif. Anggota baru masuk dalam kelompok dan sekaligus menerima kelompok dalam dirinya. Kelompok lama menerima anggota baru dan sekaligus masuk dalam diri anggota baru. Betapa mendalam relasi yang dialami berkat sakramen inisiasi. 2. Sakramen Inisiasi Sakramen Baptis, Sakramen Penguatan dan Sakramen Ekaristi disebut sakramen-inisasi. Disebut sakramen inisiasi karena melalui ketiga sakramen ini, seseorang masuk dan disatukan lebih penuh ke dalam Gereja. Sakramen baptis yang diterima menjadikan umat beriman itu lahir dalam Gereja. Dengan Sakramen Penguatan ia diteguhkan. Kemudian ia dipelihara dan dikuatkan oleh Sakramen Ekaristi. 3. Sakramen Baptis Sakramen Baptis yang kita terima menyatukan kita dengan seluruh hidup Tuhan Yesus dalam persekutuan Bapa dan Roh Kudus. Selanjutnya dalam Sakramen Penguatan, kita disatukan dengan Roh Kudus yang diutus oleh Bapa dan Putra. Persatuan itu lebih lagi kita alami melalui Sakramen Ekaristi. Dalam Ekaristi, kita mengalami karya penyelamatan Allah Bapa melalui Putra-Nya, Yesus Kristus dalam Roh Kudus secara istimewa (sakramental) yakni Tubuh dan Darah-Nya dalam rupa roti dan anggur. Seluruh tujuan perutusan Putra dan Roh Kudus akhirnya satu dan sama, yakni agar kita memperoleh kesatuan dan kebersamaan hidup dengan Bapa melalui Kristus dalam Roh Kudus. Gbr 7. Materia Sakramen Baptis Gbr 8. Sakramen Inisiasi SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 5
1. KHK Kan. 842 § 2 Sakramen-sakramen baptis, penguatan dan Ekaristi mahakudus terjalin satu sama lain, sedemikian sehingga dituntut untuk inisiasi kristiani yang penuh. 2. KGK. 1212 Sakramen-sakramen inisiasi Kristen – Pembaptisan, Penguatan, dan Ekaristi – meletakkan dasar-dasar kehidupan Kristen. ”Dianugerahi oleh rahmat Kristus, manusia diberi bagian dalam kodrat ilahi. Dalam hal ini terdapat keserupaan tertentu dengan jadinya, bertumbuhnya, dan dikuatkannya kehidupan kodrati itu. Dilahirkan kembali dalam Pembaptisan, umat beriman diteguhkan oleh Sakramen Penguatan dan dikuatkan oleh roti kehidupan abadi dalam Ekaristi. Jadi, oleh Sakramen-sakramen inisiasi mereka dibawa masuk semakin jauh ke dalam kehidupan Allah dan semakin mendekati cinta yang sempurna” (Paulus VI, Ap. Konst. “Divinae consortium naturae). B. Hakekat Sakramen Baptis Baptis, gerbang sakramen-sakramen, yang perlu untuk keselamatan, entah diterima secara nyata atau setidak-tidaknya dalam kerinduan, yang mana manusia dibebaskan dari dosa dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah serta digabungkan dengan Gereja, setelah dijadikan serupa dengan Kristus oleh meterai yang tak terhapuskan, hanya dapat diterimakan secara sah dengan pembasuhan air sungguh bersama rumusan kata-kata yang di- wajibkan (KHK Kan. 849). 1. Pokok-Pokok Penting dari KHK Kan. 849: a) Baptis sebagai gerbang sakramen-sakramen b) Baptis diperlukan untuk keselamatan c) Baptis dapat diterimakan secara nyata atau dengan kerinduan d) Baptis membebaskan dibebaskan dari dosa e) Baptis menjadikan seseorang dilahirkan kembali sebagai Allah Baptis menggabungkan seseorang dalam Gereja f) Baptis memberi meterai kekal yang menjadikan serupa dengan Kristus. g) Baptis diterimakan sah dengan pembasuhan air sungguh dan rumusan kata-kata yang diwajibkan. 6 SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Gbr 9. Kunjungan Presiden Soekarno ke Vatikan untuk bertemu Paus Paulus Gbr 10. Kitab Hukum Kanonik (KHK)
a) Baptis sebagai Gerbang Sakramensakramen Gerbang menunjuk pada “pintu” masuk area yang besar dan luas, misalnya kota atau desa atau kerajaan atau istana. Orang tidak bisa masuk ke dalamnya jika tidak melalui gerbang itu. Baptis adalah pintu gerbang untuk memasuki Kerajaan Allah, kerajaan keselamatan di mana Allah yang menjadi Raja. Di dalam Kerajaan keselamatan itu, Allah memberikan anugerah-anugerah yang membawa orang untuk memperoleh keselamatan secara penuh, yaitu sakramen-sakramen lainnya. Maka untuk menerima anugerah-anugerah keselamatan melalui sakramen-sakramen lainnya, orang harus menerima Baptis terlebih dahulu. Orang tidak bisa menerima sakramen-sakramen lain sebelum menerima baptis. Gerbang masuk kerajaan Allah hanya satu. Maka Baptis hanya diterimakan satu kali seumur hidup. b) Baptis Diperlukan untuk Keselamatan Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa pembaptisan itu perlu untuk keselamatan: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Yoh 3:5). Perlunya Baptis untuk memperoleh keselamatan ini tampak dari perintah agung Tuhan Yesus kepada para murid-Nya. Yesus memerintahkan untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:1920). SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 7 Gbr 11. Paus Fransiskus membuka pintu suci Basilika St Petrus Gbr 12. Perjumpaan Yesus dan Nikodemus Gbr 13. Kenaikan Yesus ke Surga Gbr 14. Upacara Sakramen Baptis
Begitu perlu Baptis ini untuk keselamatan, maka Gereja tidak mengenal sarana lain, kecuali Pembaptisan. Pembaptisan menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi. Karena itu, Gereja mematuhi perintah yang diterimanya dari Tuhan dengan rela hati untuk membantu semua orang yang dapat dibaptis supaya memperoleh “kelahiran kembali dari air dan Roh”. c) Baptis Dapat Diterimakan Secara Nyata atau dengan Kerinduan Gereja mengenal tiga jenis baptisan, yakni baptis air, baptis kerinduan, dan baptis darah. Ketiga jenis baptisan ini yang menggabungkan seseorang ke dalam Gereja-Nya supaya selamat. Dari ketiga jenis Baptisan itu hanya baptis air yang merupakan sakramen yakni Sakramen Pembaptisan. Sakramen inilah yang menyebabkan seseorang berada secara fisik di dalam Gereja. Baptis kerinduan merupakan pembaptisan yang “tidak dialami secara nyata, tetapi dialami dalam keinginan. Contohnya, ketika seseorang berkeinginan untuk dibaptis, tetapi oleh suatu keadaan yang tidak menguntungkan, ia sudah meninggal dunia, sebelum ia menerima Pembaptisan, orang seperti ini dapat menerima keselamatan tanpa menerima Pembaptisan. Ia selamat karena ia berkeinginan untuk dibaptis. Keinginan untuk dibaptis itu dipercaya sebagai hasil dari “iman yang bekerja melalui kasih”, di mana Tuhan yang kuasa-Nya tidak terbatas pada sakramen yang kelihatan, menguduskan orang tersebut dari dalam” (St. Thomas Aquinas, Summa Theologica, III, q.68, a.2 dalam KGK. 1264). Baptis Membebaskan dari Dosa Setiap dan semua manusia memiliki martabat dalam dirinya sebagai putra Allah. Namun martabat itu hilang karena dosa asal dan dosa-dosa lainnya. Kristus menjadi manusia, mengalami sengsara, wafat dan bangkit dari kematian untuk menebus manusia dari dosa. Penebusan Kristus inilah yang mengembalikan martabat manusia sebagai putra Allah yang hilang karena dosa. 8 SEKOL AH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Gbr 16. Yesus Sang Gembala yang Baik Gbr 17. Yesus disalib Gbr 15. Iman Abraham dan Iman Maria
Maka dengan dibaptis, manusia karena imannya, mengambil bagian dalam wafat dan kebangkitan Kristus. Oleh karena itu, baptis membersihkan manusia dari semua dosa, baik dosa asal maupun dosa-dosa lainnya. Oleh Pembaptisan diampunilah semua dosa, baik dosa asal, maupun semua dosa pribadi serta siksa-siksa dosa. Di dalam diri orang yang dilahirkan kembali, tidak tersisa apa pun yang dapat menghalang-halanginya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dosa Adam, dosa pribadi, siksa akibat-akibat dosa, serta yang terparah darinya adalah pemisahan dari Allah, semuanya itu tidak ada lagi. “Gereja sejak awal meyakini bahwa Sakramen Baptis memberikan pengampunan dosa bagi penerimanya. Katekismus Gereja Katolik telah menegaskan hal ini bahwa “Oleh Pembaptisan diampunilah semua dosa, dosa asal, dan semua dosa pribadi serta siksa-siksa dosa. Di dalam mereka yang dilahirkan kembali, tidak tersisa apa pun yang dapat menghalang-halangi mereka untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah” (KGK. 1263). • Dalam percakapan Yesus dengan Nikodemus, Ia berkata “... Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk dalam Kerajaan Allah (Yoh. 3:5). • Pesan Santo Paulus kepada Titus: “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan benar yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus” (Tit. 3:5). • Undangan Santo Petrus dalam Kisah Para Rasul: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia, yaitu Roh Kudus (Kis. 2: 38). • Pernyataan Santo Petrus itu juga ditegaskan oleh Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma bahwa pembaptisan dalam Kristus adalah pembaptisan dalam kematian Kristus sehingga mereka yang dibaptis tersebut menerima kehidupan baru seperti Kristus yang telah dibangkitkan dari kematian (bdk. Rm.6: 3-4). SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 9 Gbr 18. Baptis menyatukan kita dengan Yesus Gbr 19. ”Jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk dalam Kerajaan Allah” (Yoh. 3:5) Gbr 20. dilahirkan dari air dan dan Roh
Namun pembaptisan tidak akan menghilangkan akibat sementara dari dosa: penderitaan, penyakit, kematian dan segala kelemahan yang berhubungan dengan kehidupan. Hal paling konkrit dari kelemahan adalah kecenderungan untuk berbuat dosa. Justru di sini, manusia beriman diajak berjuang dengan bantuan rahmat Kristus untuk mengalahkan dosa. “Karena keinginan tak teratur “tertinggal untuk perjuangan, maka ia tidak akan merugikan mereka, yang tidak menyerah kepadanya dan yang dengan bantuan rahmat Yesus Kristus menantangnya dengan perkasa. Malahan lebih dari itu, ‘siapa yang berjuang dengan benar, akan menerima mahkota” (bdk. 2 Tim 2:5). KGK 1264 Gereja, dalam KGK 1264, mengajarkan: “Orang tidak dibebaskan dan semua kelemahan oleh rahmat Pembaptisan. Sebaliknya setiap kodrat orang harus berjuang melawan rangsangan hawa nafsu yang tanpa henti-hentinya mengajak kita untuk berbuat dosa.” Hal yang sama diungkapkan kembali dalam buku Katekismus Gereja Katolik 1264, bahwa: “Di dalam orang-orang yang dibaptis tetap ada beberapa akibat sementara dari dosa: penderitaan, penyakit, kematian, kelemahan yang berhubungan dengan kehidupan (seperti misalnya kelemahan tabiat), serta kecondongan kepada dosa, yang oleh tradisi dinamakan concupiscentia (keinginan tidak teratur) atau, secara kiasan, “dapur dosa’ (fomes peccati).” Pembaptisan adalah sakramen pertama demi pengampunan dosa. Sebab itu Sakramen Tobat tetap diperlukan untuk dosa- dosa yang dilakukan setelah dibaptis. 10 SEKOL AH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Gbr 21. Dosa korupsi Gbr 22. Siapa yang berjuang dengan benar, akan menerima mahkota
SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 11 d) Baptis Menjadikan Seseorang Dilahirkan Kembali sebagai Anak Allah Dengan menerima pembaptisan, manusia dibebaskan dari dosa asal dan dosa-dosa lainnya. Sakramen Baptis menjadikan manusia memperoleh martabatnya kembali sebagai anak Allah. Sebagai anak Allah, manusia memperoleh kembali kehidupan kekal, keselamatan jiwa yang telah hilang karena dosa asal dan dosa-dosa lainnya. Oleh karena itu, dengan menerima pembaptisan, manusia menjadi ciptaan baru; hidup baru; memiliki kodrat ilahi. “Kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita untuk kemuliaan dan kebaikan-Nya. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari kebinasaan yang ada dalam dunia akibat hawa nafsu. (2 Petrus 1:3-4). Ada 3 hal yang kita dapatkan ketika mendapat kodrat ilahi ini, yaitu: a. Manusia menjadi anak-anak Allah b. Manusia menjadi pribadi yang sempurna. c. Manusia menjadi serupa dengan Kristus. Pembaptisan tidak hanya membersihkan dari semua dosa, tetapi serentak menjadikan orang yang baru dibaptis suatu “ciptaan baru”, seorang anak angkat Allah, ia “mengambil bagian dalam kodrat ilahi”, adalah anggota Kristus, “ahli waris” bersama Dia dan kenisah Roh Kudus. Gbr 23. Dengan menerima baptisan, manusia menjadi ciptaan baru Gbr 25. Menjadi anak-anak Allah yang penuh sukacita dan damai Gbr 24. Dengan menerima baptisan, menjadi serupa dengan Kristus
Gereja, dalam Katekismus Gereja Katolik, No. 1265, mengajarkan: “Pembaptisan tidak hanya membersihkan dari semua dosa, tetapi serentak menjadikan orang yang baru dibaptis suatu “ciptaan baru” (bdk. 2 Kor 5:17), seorang anak angkat Allah (bdk. Gal 4:5-7); ia “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2 Ptr 1:4), adalah anggota Kristus (bdk. 1 Kor 6:15; 12:27., “ahli waris” bersama Dia (bdk. Rm 8:17) dan kenisah Roh Kudus (bdk. 1 Kor 6:19.). e) Baptis Menggabungkan Seseorang dalam Gereja 1. Mengambil bagian dalam 3 tugas Tuhan Yesus: sebagai imam (menguduskan), nabi (mewartakan) dan raja (melayani). 2. 3 tugas itu diwujudkan dalam 5 segi hidup menggereja: Peribadatan (liturgia), Persekutuan (Koinonia), Pewartaan (Kerygma), Kesaksian (Martyria), Pelayanan Duniawi (Diakonia). Disposisi Batin Seorang Setelah Menjadi Anggota Gereja Menurut KGK. No. 1269 Orang yang dibaptis bukan lagi miliknya sendiri (Bdk. 1 Kor 6:19.), melainkan milik Dia, yang telah wafat dan bangkit untuk kita (Bdk. 2 Kor 5:15.). Karena itu, di dalam persekutuan Gereja ia harus merendahkan diri kepada orang lain (Bdk. Ef 5:21; 1 Kor 16:15-16.), melayani mereka (bdk. Yoh 13:12-15), mematuhi pemuka-pemuka Gereja, tunduk kepada mereka (bdk. Ibr 13:17.), mengakui dan menghormati mereka (bdk. 1 Tes 5:12-13.). 12 SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Gbr 26. Bersatu dengan Yesus Gbr 27. Baptis menggabungkan seseorang dalam Gereja Gbr 28. Panca Tugas gereja Gbr 29. Katekismus Gereja Katolik
SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 13 Seperti Pembaptisan itu mengakibatkan tanggung jawab dan kewajiban, demikian orang yang dibaptis mempunyai juga hak-hak di dalam Gereja: hak untuk menerima Sakramen-sakramen, dikuatkan oleh Sabda Allah, dan ditopang oleh bantuan rohani Gereja lainnya. f) Baptis Memberi Meterai Kekal yang Menjadikan Serupa dengan Kristus Orang yang dibaptis menjadi serupa dengan Kristus, karena melalui Pembaptisan ia digabungkan bersama Kristus. Pembaptisan menandai warga Kristen dengan satu meterai [character] rohani yang tidak dapat dihapuskan, satu tanda, bahwa ia termasuk bilangan Kristus. Tanda ini tidak dihapuskan oleh dosa manapun, meskipun dosa menghalang-halangi Pembaptisan untuk menghasilkan buah keselamatan. Karena Pembaptisan diterimakan satu kali untuk selamanya, maka tidak dapat diulangi. Gereja, dalam KGK No. 1272, mengajarkan: Orang yang dibaptis menjadi serupa dengan Kristus, karena melalui Pembaptisan ia digabungkan bersama Kristus (Bdk. Rm 8:29). Pembaptisan menandai warga Kristen dengan satu meterai [character] rohani yang tidak dapat dihapuskan, satu tanda, bahwa ia termasuk bilangan Kristus. Tanda ini tidak dihapuskan oleh dosa mana pun, buah keselamatan (bdk. DS 1609-1619). Karena Pembaptisan diterimakan satu kali untuk selamanya, maka ia tidak dapat diulangi. Meterai Tuhan (“Dominicus character“) adalah meterai yang dengannya Roh Kudus telah memeteraikan kita “untuk hari penyelamatan” (bdk. Ef 4:30). “Pembaptisan adalah meterai kehidupan abadi”. Orang beriman, yang mempertahankan “meterai” sampai akhir, artinya setia kepada tuntutan yang diberikan bersama Pembaptisannya, dapat mati “ditandai dengan meterai iman”. Pembaptisannya, dalam harapan akan memandang Allah yang membahagiakan penyempurnaan iman dan dalam harapan akan kebangkitan (KGK 1274). Gbr 30. Pembaptisan Yesus Gbr 31. Meterai kehidupan abadi /Meterai Roh Kudus
g) Baptis yang Sah Harus Diterimakan dengan Pembasuhan Air Sungguh dan Rumusan Katakata yang Diwajibkan h) Air sungguh artinya air murni, bukan air teh atau kopi, atau soft drink dan sejenisnya. Air sungguh itu dalam bahasa kimia adalah hidrogen (H2O). Dalam Sakramen Baptis, air sungguh ini adalah materi Baptis (materia). Syarat kedua Baptis yang sah adalah rumusan kata-kata yang disebut forma. Format Baptis yang sah adalah “AKU MEMBAPTIS ENGKAU DALAM NAMA BAPA DAN PUTRA DAN ROH KUDUS.” Kedua syarat ini saling melengkapi. Forma dan materia hadir secara bersamaan dalam satu tindakan pembaptisan seseorang. Jadi, tidak bisa seseorang itu dibaptis hanya forma dulu baru hari berikut diterimakan materi (air), atau sebaliknya air dulu tanpa format. Jadi harus demikian: (Nama, misalnya Elisabet) “Elisabet, Aku Membaptis engkau Dalam Nama Bapa (sambil air dialirkan atas dahi satu kali), Dan Putera (sambil air dialirkan atas dahi satu kali lagi), Dan Roh Kudus, Amin (sambil air dialirkan atas dahi satu kali lagi). 14 SEKOL AH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Gbr 32. Baptis Bayi Gbr 33. Paus Fransiskus
S A K R A M E N B A P T I S C. Kitab Suci dan Sakramen Baptis 1. Aneka Baptisan dalam Gereja Katolik Sakramen adalah tanda sekaligus sarana kehadiran Allah untuk menyelamatkan dan mencurahkan rahmat-Nya pada manusia. Sakramen Baptis adalah sakramen pertama yang diterima umat Katolik. Sakramen Baptis merupakan sakramen paling mendasar. Seseorang yang belum dibaptis tidak dapat menerima keenam sakramen lainnya. Pembaptisan menandakan bahwa seseorang beriman kepada Yesus dan berada dalam kesatuan dengan Gereja Katolik. Sakramen Baptis juga dimaknai sebagai simbol bahwa umat telah terbebas dari dosa asal, yaitu dosa Adam dan Hawa atau dosa orangtua. Menerima Sakramen Baptis berarti seseorang telah menerima Kristus dan percaya dirinya akan diselamatkan melalui penebusan-Nya. Pada umumnya, pembaptisan bayi langsung dilaksanakan beberapa hari setelah bayi lahir. Itu karena bayi perlu disucikan agar dosa-dosa tidak membayangi kehidupannya. Namun, ada pula umat Katolik yang baru dibaptis saat remaja maupun dewasa. Empat Masa Katekumen Dewasa 1. Prakatekumen - Simpatisan 2. Katekumenat - Katekumen 3. Photizomenat - Calon baptis 4. Mistalogi - Baptisan baru SEKOL AH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 15
S A K R A M E N B A P T I S Empat Masa Tiga Tahap Inisiasi Sakramen Inisiasi terdiri dari empat masa, tiga tahap: masa katekumenat yang diakhiri dengan tahap upacara pelantikan menjadi katekumen; masa katekumenat yang diakhiri tahap pemilihan calon baptis; masa persiapan akhir calon baptis yang diakhiri tahap upacara sakramen baptis; masa pendalaman (mistagogi). Berikut tentang tuntutan mendasar setiap masa dan tahap katekumen dewasa: 1) Masa Pra-Katekumenat/Simpatisan menjadi Katekumen. Masa pemurnian motivasi calon, dituntut pertobatan dan iman. 2) Masa Katekumen menjadi Calon Baptis. Masa perkembangan iman calon baptis, merupakan masa pengajaran dan pembinaan iman. 3) Masa Calon Baptis menjadi Baptisan baru. Masa persiapan baptisan dan penerimaan menjadi anggota Gereja Katolik. Sakramen Baptis adalah sakramen pertama yang diterima oleh seseorang yang hendak menjadi anggota Gereja Katolik. 4) Mistagogi Sesudah dibaptis, para baptisan baru menjalani masa pembinaaan iman sebagai baptisan baru yang disebut mistagogi. Masa ini sebenarnya berlangsung seumur hidup, dimana seseorang terus mengenal seluruh kekayaan iman Katolik. 16 SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Gbr 35. Simbol baptisan Gbr 34. Empat masa tiga tahap Inisiasi
SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 17 S A K R A M E N B A P T I S Untuk dibaptis, seseorang harus percaya dan beriman kepada Kristus. Percaya kepada Kristus berarti hidup sesuai dengan ajaran Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Melalui sakramen baptis sesorang dilahirkan kembali dalam air dan Roh. Lilin bernyala yang diterima oleh baptisan baru dalam upacara sakramen baptis merupakan lambang baptisan baru yang sudah diterangi oleh Kristus dan harus senantiasa berusaha hidup dalam terang Kristus. Sakramen Baptis adalah sakramen pertama sakramen inisiasi Katolik. Inisiasi adalah penerimaan seseorang masuk ke dalam atau menjadi anggota kelompok tertentu. Pembaptisan membebaskan penerimanya dari dosa asal serta semua dosa pribadi dan dari hukuman akibat dosa-dosa tersebut. Baptis membuat orang yang dibaptis itu mengambil bagian dalam kehidupan Tritunggal Allah melalui “rahmat yang menguduskan” (rahmat pembenaran yang mempersatukan pribadi yang bersangkutan dengan Kristus dan Gereja-Nya). Pembaptisan juga membuat penerimanya mengambil bagian dalam imamat Kristus dan merupakan landasan komunio (persekutuan) antar semua orang Kristen. Katekumen Katekumen adalah istilah yang berasal dari Gereja Perdana. Istilah itu dikenakan kepada seorang dewasa yang sedang belajar untuk mengenal, memasuki dan menghidupi iman Katolik. Para katekumen akan menjalankan serangkaian program persiapan yang disebut Katekumenat. Setelah menyelesaikan katekumenat, para katekumen selanjutnya akan menerima Sakramen-sakramen Inisiasi (Baptis, Penguatan dan Ekaristi) dalam Gereja Katolik. Istilah “Katekumen” (juga “Katekis”) berasal dari bahasa Yunani, dapat ditemukan di Surat Paulus kepada umat di Galatia 6: 6. “Katekumen” hendaknya dibedakan dari “Audientes”. “Audientes” adalah mereka yang baru mulai tertarik kepada iman Katolik. Sedangkan “katekumen” adalah mereka yang telah membuat komitmen awal untuk mendapatkan iman Katolik.
18 SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA S A K R A M E N B A P T I S Sakramen Pembaptisan Rasul Yohanes membedakan antara Baptisan air dan Baptisan Roh Kudus? Jawabnya adalah karena pada saat Yohanes membaptis, Tuhan Yesus belum menggenapkan makna Baptisan dengan wafat dan kebangkitan-Nya. Tuhan Yesus sendiri berkata, “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapa Aku menginginkan api itu telah menyala! Aku harus dibaptis dengan suatu baptisan, dan betapa susah hatiKu, sebelum hal itu terlaksana! (Lukas 12: 49-50) Dalam kutipan di atas, dipahami bahwa Yesus sendirilah memberikan makna sedemikian terhadap Baptisan, yaitu ketika menyatakan betapa Ia menantikan saatnya Ia menyerahkan nyawa-Nya, sebagai tanda kasih-Nya yang berkobar bagaikan api kepada dunia. Sebab melalui wafat dan kebangkitan Kristus itulah, Baptisan memperoleh maknanya yang sempurna, yaitu bagaimana seseorang yang dibaptis itu digabungkan dengan kematian Kristus, untuk kemudian dibangkitkan bersama-sama dengan Dia. Demikian yang diajarkan oleh Firman Tuhan dalam surat Rasul Paulus: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang serupa dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang serupa dengan kebangkitan-Nya…. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (Rom 6:3-5,11). Baptisan Yohanes memang diadakan sebagai persiapan penggenapan makna Baptisan oleh wafat dan kebangkitan Kristus. Dengan demikian, makna Baptisan bukan hanya pertobatan seperti yang diajarkan oleh Yohanes Pembaptis, tetapi pertobatan dan kehidupan baru di dalam Kristus. Dan kedua makna ini memang baru tergenapi setelah Kristus wafat, bangkit, naik ke Surga dan mengutus Roh Kudus- nya, sehingga orang-orang yang dibaptis dapat menerima pengampunan dosanya dan menerima Roh Kudus (bdk. Kis 2:38).
SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 19 S A K R A M E N B A P T I S Demikianlah sejak Pentakosta/turunnya Roh Kudus, Baptisan diadakan hanya sekali, yang mempunyai arti: pertobatan (mati terhadap dosa, menanggalkan manusia lama), dan bangkit sebagai manusia baru di dalam Kristus, oleh kuasa Roh Kudus. Demikianlah yang diajarkan oleh Katekismus Gereja Katolik: • KGK 1262 Pencelupan ke dalam air adalah lambang kematian dan pembersihan, tetapi juga kelahiran kembali dan pembaharuan. Jadi, kedua akibat pokok adalah pembersihan dari dosa dan kelahiran kembali dalam Roh Kudus (bdk. Kis 2:38; Yoh 3:5). • KGK 1272 Orang yang dibaptis menjadi serupa dengan Kristus, karena melalui Pembaptisan ia digabungkan bersama Kristus (bdk. Rm 8:29). Pembaptisan menandai warga Kristen dengan satu meterai [character] rohani yang tidak dapat dihapuskan, satu tanda, bahwa ia termasuk bilangan Kristus. Tanda ini tidak dihapuskan oleh dosa mana pun, meskipun dosa menghalang-halangi. Pembaptisan menghasilkan buah keselamatan (bdk. DS 1609-1619). Karena Pembaptisan diterimakan satu kali untuk selamanya, maka tidak dapat diulangi. Atas prinsip ini maka Gereja Katolik mengajarkan bahwa hanya ada satu Baptisan, karena penghormatan kepada Kristus yang menghendakinya demikian. Maka Gereja Katolik tidak membaptis ulang mereka yang pernah dibaptis secara sah di gereja lain. Dibaptis secara sah, maksudnya, dibaptis sesuai dengan maksud Gereja Katolik (yaitu pertobatan dan kelahiran kembali), dengan forma dan materia yang sah, yaitu dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, dan dengan air. Maka jika ada umat Kristen non-Katolik yang ingin menjadi Katolik, mereka tidak perlu dibaptis ulang, hanya perlu diteguhkan menjadi Katolik. Umumnya patokannya adalah sejauh mana gereja tempat ia berasal termasuk dalam daftar PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia).
S A K R A M E N B A P T I S 1) Baptis Rindu Sakramen Pembaptisan bisa dialami secara tidak nyata, atau dapat dialami dalam keinginan. Contohnya, ketika seseorang berkeinginan untuk dibaptis, tetapi oleh suatu keadaan yang tampaknya tak menguntungkan, ia sudah meninggal dunia sebelum ia menerima Pembaptisan. Dan orang seperti ini dapat menerima keselamatan tanpa menerima Pembaptisan, karena ia berkeinginan untuk dibaptis; dan keinginan ini adalah hasil dari “iman yang bekerja melalui kasih”, dimana Tuhan yang kuasa-Nya tidak terbatas pada sakramen yang kelihatan, menguduskan orang tersebut dari dalam. Santo Ambrosius berkata tentang Valentinus, yang wafat pada saat masih menjadi katekumen, “Aku kehilangan dia yang akan saya baptis: namun ia tidak kehilangan rahmat yang dimohonkan olehnya.” Dan orang seperti ini dapat menerima keselamatan tanpa menerima Pembaptisan, karena ia berkeinginan untuk dibaptis; dan keinginan ini adalah hasil dari “iman yang bekerja melalui kasih”, dimana Tuhan yang kuasa Nya tidak terbatas pada sakramen yang kelihatan, menguduskan orang tersebut dari dalam”. Kutipan ini ditemukan di website katolisitas (Baptisan rindu menurut St. Thomas – katolisitas.org) 20 SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Gbr 36. St Dismas di sebelah kiri, dimahkotai, setelah dijanjikan masuk ke Firdaus oleh Tuhan.
SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 21 S A K R A M E N B A P T I S 2) Baptis Darah “Gereja sudah sejak dahulu yakin bahwa orangorang yang mengalami kematian karena iman, tanpa sebelumnya menerima Pembaptisan, telah dibaptis untuk dan bersama Kristus oleh kematianNya. Pembaptisan darah ini demikian pula kerinduan akan Pembaptisan menghasilkan buah-buah Pembaptisan walaupun tidak merupakan Sakramen” (KGK, 1258). “Dalam kanon-kanon berikut, dengan sebutan Gereja dimaksudkan bukan hanya Gereja universal atau Takhta Apostolik, melainkan juga badan hukum publik manapun dalam Gereja, kecuali dari konteks pembicaraan atau dari hakikat perkaranya tampak lain” (KHK Kan 1258). Apakah baptis darah itu berdasarkan Alkitabiah? Matius 10:32: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga. Matius 10:39: Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Lukas 23: 42-43. Lalu penjahat itu berkata kepada Yesus, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja”. Kata Yesus kepadanya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” 3)Baptis Darurat Baptis darurat adalah pembaptisan yang dilakukan kepada orang yang berada dalam bahaya kematian. Hal ini dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki otoritas untuk mengurus sakramen. Pelayan biasa pembaptisan adalah uskup, imam, atau deakon (KHK Kanon 861 §1). Dalam keadaan biasanya, hanya imam paroki dari orang tersebut yang membaptis, atau seseorang yang diwajibkan oleh imam paroki untuk melakukannya (bdk. KHK Kanon 530). “Jika pelayan biasa sedang tidak ada atau tidak mampu, seorang katekis atau beberapa orang lainnya berhak untuk peran tersebut oleh Ordinaris wilayah (pelayan biasa di wilayah pastoralnya), dapat secara hukum boleh melakukan pembaptisan; selain itu, dalam kasus yang dibutuhkan, orang manapun yang sanggup dapat melakukannya (KHK Kanon 861 §2), bahkan orang non-Katolik atau mungkin non-Kristen. Gbr 37. Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja
Pada “kasus yang dibutuhkan” utamanya meliputi bahaya kematian karena sakit atau ancaman luar. “Orang manapun yang sanggup”, padatingkat minimun, adalah orang yang dapat melakukan ”apa yang Gereja lakukan” melalui ritus pembaptisan. Gereja Latin menganggap bahwa dampak sakramen tidak dihasilkan oleh orang yang dibaptis, namun oleh Roh Kudus. 4) Baptis Bersyarat atau Kondisional “CONDITIONAL BAPTISM” Prinsipnya, baptis memberi meterai kekal dan hanya sekali. Tetapi baptisan kondisional atau bersyarat dapat diberikan, ketika tidak dapat dipastikan apakah seseorang itu sudah menerima baptisan atau ketika ada kekhawatiran bahwa sakramen telah kepada orangtuanya (Kan. 869, §3). Dalam kasus ini, bagaimanapun, syarat Baptisan harus diberikan jika untuk disampaikan dengan tidak benar/tidak sah. Jika penerima baptis bersyarat adalah kanak-kanak, maka penjelasan yang sama tidak diberikan kepada si anak, melainkan keselamatan orang (St Alfonsus), anda dapat meminta kepada seorang teman Katolik untuk melakukan Pembaptisan bersyarat, dan anda dapat membaptis anak-anak anda sendiri. Kemudian menerima baptisan bersyarat, dan terakhir membuat sakramen pengakuan dosa diikuti oleh absolusi bersyarat. 22 SEKOL AH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Gbr 38. Penerimaan Sakramen Baptis
“CONDITIONAL BAPTISM” Baptisan bersyarat hanya dilakukan ketika ada keraguan serius mengenai keabsahan baptisan sebelumnya. Namun, karena memang ada per tanyaan mengenai keabsahannya (jika tidak, itu akan menjadi baptisan langsung), dan sakramen baptisan tidak dapat diulangi, baptisan bersyarat dilakukan untuk menghindari kebingungan tentang teologi sakramental. BENTUK BAPTISAN BERSYARAT - Ketika seseorang menerima baptisan bersyarat (karena dia tidak yakin apakah ‘baptisan’ pertama sah). 5) Baptis Bayi Mengapa Gereja Katolik membaptis anak? Pertanyaan di atas sering muncul di dalam kehidupan orang Katolik. Ada banyak alasan yang melatar-belakangi pertanyaan semacam itu. Entah alasan kebebasan, entah alasan rasionalitas. Namun, apapun alasannya kita dapat mengacu hal yang lebih sederhana tetapi sangat prinsipal seperti berikut: Setiap manusia lahir ke dunia dalam keadaan berdosa oleh akibat dosa asal yang diturunkan oleh Adam manusia pertama. Gereja juga memberikan jalan bagi pembaptisan bayi, yang di maksudkan untuk membersihkan sang bayi tersebut dari dosa asal, dan mempercayakan pertumbuhan imannya ke tangan paraorangtua dan orangtua baptis anak tersebut. Sebagai Sang Ibu, Gereja memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya sesuai tuntutan kebutuhannya bagi keselamatan jiwa. Dasar Kitab Suci Baptisan Anak Baptisan “seisi rumah” Lidia (Kis 16:15), Krispus (18:8), kepala sinagoga, dan seluruh keluarganya percaya kepada Tuhan; dan banyak orang Korintus yang mendengar Paulus menjadi percaya dan dibaptis. dan Stefanus (1 Kor 1 :16). Semua perlu dibaptis karena lahir dengan dosa (Rm 5:18-19) Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi, sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Dalam Perjanjian Lama ada sunat untuk anak pada hari kedelapan. “Pada hari kedelapan haruslah dipotong kulit khitan anak itu” (Imamat 12:3:). Hal itu dimaksud agar sejak usia anak, mereka sudah tergabung menjadi umat pilihan Allah. SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 23 Gbr 41. Ketidaktaatan satu orang, semua orang telah menjadi orang berdosa Gbr 39. Baptis bayi Gbr 40. Baptisan “seisi rumah”
Kesaksian Bapa-Bapa Gereja • Tertullianus (160-220): Tanpa baptisan, keselamatan tidak dapat diperoleh Tertullianus adalah seorang penulis Kristen mula-mula yang produktif dari Kartago di provinsi Romawi di Afrika. Dia adalah penulis Kristen pertama yang menghasilkan kumpulan literatur Kristen Latin yang luas. Dia adalah seorang apologis Kristen awal dan seorang polemik melawan ajaran sesat, termasuk Gnostisisme Kristen kontemporer. Tertullianus disebut sebagai “bapak Kekristenan Latin” dan “pendiri teologi Barat”. Tertullianus melahirkan konsep teologis baru dan memajukan perkembangan doktrin Gereja mula-mula. Dia mungkin paling terkenal sebagai penulis pertama dalam bahasa Latin yang dikenal menggunakan istilah Trinitas. • St. Siprianus (250): Pembaptisan yang mengakibatkan penghapusan dosa tidak boleh ditunda. Thascius Caecilius Cyprianus dikenal dengan nama Siprianus (bahasa Inggris: Cyprian). Sang uskup martir, adalah seorang uskup yang lahir pada pertengahan abad ketiga, lahir dari keluarga kafir golongan atas sekitar tahun 200. Awalnya, Cyprianus mengajar retorika di Kartago dan mungkin dipersiapkan untuk duduk dalam pemerintahan tinggi, seperti gubernur provinsi. Akan tetapi, tahun 256/246 Cyprianus berpaling dari prospek kehidupan yang gemilang demi menjadi seorang Kristen. Setelah memutuskan hidup menjadi seorang Kristen, ia meninggalkan pola hidupnya yang lama, membagi-bagikan uang dan harta kepada orang miskin, serta bersumpah akan hidup suci. Siprianus, seorang kaya dan berbudaya. Tentang perubahan ini ia menulis: “Kelahiran kedua ini telah menciptakan manusia baru dalam diri saya, dengan hembusan Roh dari surga.” 24 SEKOL AH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Gbr 42. Tertulianus Gbr 43. Santo Siprianus dari Kartago
SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 25 6) Baptis Ulang? Mengenai orang yang merasa dulunya waktu dibaptis kurang khusuk atau ikut-ikutan sebenarnya juga tidak perlu “upacara baptis” ulang. Kasus baptis ulang di gereja lain. Jika baptisannya sudah sah (materi dan formanya sesuai dengan ajaran resmi Katolik), sekalipun dari Protestan pun, tidak perlu baptis ulang. Santo Agustinus berjuang mati-matian agar orang yang telah menghianati imannya pun tidak perlu dibaptis ulang untuk masuk kembali ke Gereja Katolik. Sebab, baptis memberikan karakter (materai) di dalam jiwa, sehingga tidak mungkin hilang dan tidak mungkin diulang. Gereja Katolik tidak membaptis ulang mereka yang pernah dibaptis secara sah di gereja lain. Dibaptis secara sah, maksudnya, dibaptis sesuai dengan maksud Gereja Katolik (yaitu pertobatan dan kelahiran kembali), dengan forma dan materia yang sah, yaitu dalam nama Allah, Bapa, Putera dan Roh Kudus, dan dengan air sungguh. D. Perayaan Sakramen Baptis dan Simbol-simbolnya 1. Pelayan Sakramen Baptis Pelayan yang dimaksud adalah orang yang membaptis atas nama Allah sendiri. Pelayan Sakramen Baptis dalam situasi normal adalah uskup, imam, dan diakon. Dalam situasi darurat bahaya maut, semua umat beriman, bahkan yang tidak tergabung dengan Gereja Katolik pun dapat membaptis entah itu dia beragama atau tidak beragama alias ateis. Pelayan Baptis dalam situasi normal maupun dalam situasi darurat harus memenuhi dua syarat sahnya suatu pembaptisan, yaitu ia melakukannya dengan materi, forma dan intensi sebagaimana yang dilakukan oleh Gereja. Ketika sudah diberikan dengan benar, baptisan yang diberikan oleh kaum awam sekalipun tetap sah (misalnya seorang yang dibaptis di saat sakratul maut itu ternyata dapat tetap hidup), orang itu dapat dibaptis ulang. Namun demikian ia dapat dibawa ke gereja, dan upacara dapat diberikan, tapi tanpa mengulangi baptisannya. Gbr 44. Santo Agustinus
S A K R A M E N B A P T I S Baptisan yang dilakukan pendeta Protestan tetap sah, asalkan dilakukan dengan benar dan layak, yaitu dengan menggunakan air sungguh, dengan rumusan baptisan trinitaris dan dengan intensi untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Gereja. Umumnya gereja-gereja yang tergabung dalam PGI diakui pembaptisannya. 2. Rumusan Baptis yang Tidak Sah “Kami membaptis engkau….” “Dalam nama bapak dan ibu, kakek dan nenek, buyut, seluruh anggota keluarga, teman, dalam nama jemaat kami membaptis engkau….” Atau “Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, dan Putra, dan RohKudus, yang adalah Yesus Kristus…” E. Soal-soal Seputar Sakramen Baptis Baptis Curah atau Tenggelam? 1. Ada yang mengatakan bahwa Baptis Katolik tidak sah karena bukan baptis selam Apa pendapat mereka sehingga mereka berat menerima Baptis Katolik yang tidak selam itu dianggap tidak sah? Keberatan pertama adalah baptis selam mutlak sebab hanya ada satu baptisan (Ef 4:5), dan cara yang umum adalah selam. Keberatan kedua menurut Yoh 3:5, orang harus lahir dari air dan Roh. Krisostomus: Ketika kita mencelupkan kepala kita ke bawah air seperti seolah masuk ke dalam kubur, manusia yang lama di dalam kita dikuburkan, dan dengan ditenggelamkan, tersembunyi di bawah, dan kemudian dibangkitkan kembali, kita menjadi manusia baru.” Keberatan ketiga, jika hanya dituangkan pada beberapa bagian, maka tidak masuk akal, karena dosa asal ada di seluruh tubuh. 26 SEKOL AH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA
SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 27 S A K R A M E N B A P T I S 2. Tanggapan Thomas Aquinas Atas Keberatan Baptis Curah Katolik Sebaliknya, dikatakan dalam Kitab Ibrani 10:22: “...Marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan dengan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan (sprinkled) dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh (washed) dengan air yang murni.” Saya menjawab bahwa, di dalam Sakramen Pembaptisan, air digunakan untuk pembasuhan tubuh, untuk menandai pencucian rohani dari dosa-dosa. Sekarang pencucian/ pembasuhan dapat dilakukan dengan air, tidak saja dengan pencelupan/selam, tetapi juga oleh percikan atau penuangan air. Dan, meskipun lebih aman dilakukan dengan pencelupan/selam karena itu lebih umum dilakukan, namun Pembaptisan dapat dilakukan dengan pemercikan/penuangan, sesuai dengan Yehezkiel 36: 25, “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih” seperti cara Pembaptisan yang telah dilakukan oleh Laurentius yang terberkati. Dan, terutama pada keadaan mendesak: entah karena banyaknya jumlah orang yang dibaptis, seperti yang jelas tertulis dalam Kisah Para Rasul 2 dan 4, ketika kita membaca bahwa dalam sehari ada 3000 orang dibaptis, dan pada kesempatan lain 5000 orang, atau jika persediaan air terbatas, atau karena keterbatasan/ kelemahan dari imam yang membaptis, yang tidak dapat (tidak) kuat mengangkat katekumen dari dalam air, atau kelemahan dari katekumen yang kehidupannya (kesehatannya) dapat terancam dengan pembaptisan selam, maka, kita harus menyimpulkan bahwa Pembaptisan selam tidak mutlak untuk Pembaptisan. 3. Nasib Orang Tidak Dibaptis? Dalam KGK No. 846, Gereja dengan jelas-jelas menegaskan perlunya iman dan baptis, Kristus sekaligus menegaskan perlunya Gereja, yang dimasuki orang melalui baptis bagaikan pintunya. Maka dari itu andai kata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu untuk selamat, namun tidak mau masuk ke dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan” (Lumen Gentium 14). Gbr 45. Gambar Baptis curah di katakombe St. Calistus, Roma Gbr 46. Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus
S A K R A M E N B A P T I S KGK No. 847 Penegasan ini tidak berlaku untuk mereka, yang tanpa kesalahan sendiri tidak mengenal Kristus dan Gereja-Nya: “Sebab mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak- Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal” (Lumen Gentium 16; bdk. DS 3866 - 3872). • Bagi bangsa Yahudi sebelum kedatangan Kristus: Sebelum kedatangan Kristus, bangsa Yahudi dipilih Tuhan secara khusus dan menerima wahyu Tuhan, sehingga mereka beriman kepada Tuhan yang satu. Keselamatan bangsa Yahudi sebelum kedatangan Kristus, terikat oleh Hukum Taurat. • Bagi bangsa-bangsa lain sebelum kedatangan Kristus dan juga orang-orang yang bukan karena kesalahannya sendiri tidak mengenal Kristus: Allah memberi mereka hukum kodrat atau hati nurani sebagai petunjuk jalan hidup. • Umat Kristen Non Katolik: Ada unsur-unsur kekudusan dan kebenaran di dalam gereja yang lain, seperti memegang nilai-nilai suci yang terdapat di Alkitab, hidup dengan kasih, dll. Bahkan Gereja Katolik mengakui pembaptisan mereka. • Bagaimana dengan umat Katolik sendiri? Konsili Vatikan II menegaskan akan pentingnya kita untuk terus berjuang hidup kudus, yaitu dengan mengasihi Tuhan dan sesama (bdk. Lumen Gentium 14). Lumen Gentium mengatakan bahwa setiap “murid Kristus memiliki kewajiban untuk menyebarkan Iman” agar orang lain juga dapat diselamatkan (No. 17). • Orang Katolik yang tidak mempraktekkan kasih, hanyalah menjadi anggota Gereja secara jasmani, namun bukan secara rohani, dan orang yang demikian tidak dapat diselamatkan. Hal ini disebabkan karena mereka sudah mengetahuihalyang benar, namun mereka tidak melaku- kannya (bdk. Luk 12:47-48). 28 SEKOL AH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Gbr 47. Umat Yahudi berdoa di tembok ratapan Gbr 48. Umat Kristen non-katolik
S A K R A M E N B A P T I S “Bagaimana mungkin seorang yang tidak bersama dengan Mempelai Kristus dan di dalam Gereja-Nya dapat ada bersama dengan Kristus?”. “Salus extra ecclesiam non est” /Tidak ada keselamatan di luar Gereja) ~ Santo Siprianus (+258). 4. Di luar Gereja tidak ada keselamatan? (Extra Ecclesiam nulla salus) Pernyataan dan keyakinan Gereja bahwa di luar Gereja tidak ada keselamatan harus dilihat dalam kerangka iman berikut: 1. Gereja tidak pernah terlepas dari Kristus, artinya berada di luar Gereja sama dengan berada di luar Kristus. Di luar atau terlepas dari Kristus pasti tidak ada keselamatan. 2. Ajaran iman dan baptisan yang diperlukan untuk kesela- matan dipercayakan kepada Gereja. Karya keselamatan Kristus dilanjutkan oleh Gereja atas kehendak Kristus sendiri. Membaptis adalah perintah Agung Tuhan Allah untuk dilaksanakan para rasul bagi keselamatan kekal. 3. Gereja menjadi sarana keselamatan. Gereja didirikan Kristus untuk misi menyalamatkan manusia. Ia adalah Kerajaan Allah di dunia. 5. Nasib Bayi yang Belum Dibaptis • KGK 1257: Tuhan sendiri mengatakan bahwa pembaptisan itu perlu untuk keselamatan (bdk. Yoh 3: 5). Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi. • KGK 1263: “Oleh Pembaptisan diampunilah semua dosa, dosa asal, dan semua dosa pribadi serta siksa-siksa dosa...’’ • KGK 1258: Gereja sudah sejak dahulu yakin bahwa orang- orang yang mengalami kematian karena iman, tanpa sebelumnya menerima Pembaptisan, telah dibaptis untuk dan bersama Kristus oleh kematiannya. Pembaptisan darah ini demikian pula kerinduan akan Pembaptisan menghasilkan buah-buah Pembaptisan walaupun tidak merupakan Sakramen. SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 29 Gbr 49. Bersama Yesus ada keselamatan
30 SEKOL AH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Bayi belum punya kerinduan, bukan? ▪ KGK 1261: Anak-anak yang mati tanpa Pembaptisan, hanya dapat dipercayakan Gereja kepada belas kasihan Allah, seperti yang ia lakukan dalam ritus penguburan mereka. Belas kasihan Allah yang besar yang menghendaki, agar semua orang diselamatkan (bdk. 1 Tim 2:4.), cinta Yesus yang lemah lembut kepada anak-anak, yang mendorongNya untuk mengatakan: “...Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku; jangan halang-halangi mereka, sebab orangorang seperti inilah yang memiliki Kerajaan Allah” (Mrk 10:14). ▪ KGK 1283: Mengenai anak-anak yang mati tanpa dibaptis, liturgi Gereja menuntun kita, agar berharap kepada belas kasihan ilahi dan berdoa untuk keselamatan anak-anak ini. 6. Nama Baptis, Wali Baptis Nama itu boleh dari orang kudus, artinya seorang murid Yesus yang telah hidup dalam kesetiaan kepada Tuhannya. Pelindung adalah satu contoh kasih Kristen dan menjanjikan doa syafaatnya (KHK 855). Nama baptis dapat juga menyatakan satu misteri Kristen atau satu kebajikan Kristen. “Orangtua, wali baptis, dan pastor paroki hendaknya menjaga agar jangan diberikan nama yang asing dari semangat kristiani”. 7. Baptis untuk orang yang sudah tidak sadar? - Secara langsung atau tidak langsung harus pernah menyatakan mau dibaptis. - Memiliki sekadar pengetahuan mengenai iman yang pokok. - Pernah menyatakan janji untuk mematuhi perintah agama kristiani. 8. Beberapa pertanyaan yang sering muncul dalam kehidupan umat tentang Baptis: - Dalam Gereja Katolik, Baptis diterima sekali seumur hidup, apa makna diadakan pembaharuan baptis? - Sebelum menerima baptisan roh, apakah baptis tidak sah? - Tidak bisa ikut katekumen karena tua dan sakit keras, apa sah untuk dibaptis? - Apakah 7 Sakramen ditetapkan sejak konsili Trente? Jumlah sakramentali? - Bagaimana cara dan sikap hidup untuk mempertahankan baptis? - Jika sudah dibaptis, mengapa masih memerlukan sakramen Penguatan? Bukankah Sakramen Baptis sudah mendatangkan rahmat? ptis, dan pastor nama baptis ng tidak iani Gbr 50. Anak-anak yang mati tanpa /belum Pembaptisan
SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 31 Glossary •Inisiasi: berasal dari kata inire atau initiare (Latin) artinya masuk ke dalam atau bergabung dalam suatu komunitas. •Ekaristi berasal dari bahasa Latin Eucharistia atau kata Yunani Eucharistein yang berarti ”ucapan syukur.” Eucharistein dalam Gereja Katolik adalah perayaan Misa. Istilah Ekaristi juga digunakan untuk menyebut roti dan anggur setelah ditransubstan siasikan (subtansinya telah berubah) menjadi tubuh dan darah Kristus. •liturgia: Peribadatan - Liturgi (Liturgia) berasal dari bahasa Yunani, leitourgia, yang berarti kerja bersama. Kerja bersama ini mengandung makna peribadatan kepada Allah dan pelaksanaan kasih. Pada umumnya istilah liturgi lebih banyak digunakan dalam tradisi Kristen, antara lain umat Katolik. •Koinonia: adalah anglikisasi dari kata Yunani (κοινωνία) yang berarti persekutuan dengan partisipasi intim. •Kerygma: pewartaan (kerygma) berarti karya pewartaan Kabar Gembira. Ini berkaitan erat dengan mulut (kata) dalam menyampaikan Sabda Tuhan kepada telinga (pendengaran) yang menggerakkan hati manusia untuk berbuat ke arah pertobatan. •Martyria: Kesaksian Marturia (dari bahasa Yunani: martyria), adalah salah satu istilah yang dipakai Gereja dalam melakukan aktivitas imannya, sebagai tugas panggilan Gereja. •Diakonia: Pelayanan Duniawi/kesejahteraan hidup orang lain. Kata “diakonia” berasal dari bahasa Yunani yaitu “diakonein” artinya pelayan meja. Diakonia dianggap sebagai pelayanan yang dilakukan oleh seorang hamba yang melayani meja makan, dan pekerjaan ini dianggap rendah. •Concupiscentia: keinginan tak teratur. •fomes peccati: “dapur dosa” •Dominicus character: (tanda Tuhan), nama yang dengannya, serta karakter religius (tanda kerajaan), Agustinus menunjuk sakramen baptisan. •Empat masa dan tiga tahap katekumen: masa katekumenat yang diakhiri dengan tahap upacara pelantikan menjadi katekumen; masa katekumenat yang diakhiri tahap pemilihan calon baptis; masa persiapan akhir calon baptis yang diakhiri tahap upara sakramen baptis; masa pendalaman (mistagogi). •DS: Denzinger Schonmetzer, Kumpulan Definisi dan Pernyataan Gereja mengenai ajaran iman dan moral. •Kodrat: sifat asli, sifat bawaan, hukum alam •Martabat: Tingkat harkat/derajat kemanusiaan, harga diri •Absolusi: pengampunan atas kesalahan atau dosa •Apologis: digunakan untuk mempertahankan kepercayaan/gagasan
32 SEKOL AH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Handbook 1. SAKRAMEN BAPTIS - Sumber Gambar Gbr 1. Tujuh Sakramen - https://www.parokivianney.org Gbr 2. Perjamuan Terakhir - https://www.perduki.org Gbr 3. Sakramen Inisiasi - https://kristusraja.gereja.cc/news/572 Gbr 4. Sakramen Pengurapan Orang Sakit - https://www.stjwchurch.org Gbr 5. Sakramen Tahbisan - https://www.stjwchurch.or Gbr 6. Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit - https://holyspiritchurch.org Gbr 7. Materia Sakramen Baptis - https://www.churchnativity.com Gbr 8. Sakramen Inisiasi - https://ccpilasan.com/ Gbr 9. Kunjungan Presiden Soekarno ke Vatikan untuk bertemu Paus Paulus - https://id.pinterest.com/pin/432345632987886367 Gbr 10. Kitab Hukum Kanonik (KHK) - https://www.dokpenkwi.org/kitab-hukumkanonik-codex-iuris-cononici-edisi-resmi-bahasa-indonesia-revisi-iijuni-2016/ Gbr 11. Paus Fransiskus membuka pintu suci Basilika St Petrus - https://yle.fi/aihe/t/18-170107 Gbr 12. Perjumpaan Yesus dan Nikodemus - https://www.akg-images.co.uk Gbr 13. Kenaikan Yesus ke Surga - https://catholicinsight.com Gbr 14. Upacara Sakramen Baptis - https://www.parokisantolukas.org Gbr 15. Iman Abraham dan Iman Maria - https://frmarkdwhite.wordpress.com/2019/08/09/the-faith-of-abrahamand-mary Gbr 16. Yesus Sang Gembala yang Baik - https://christtheredeemer.org.uk/jesus-the-good-shepherd/ Gbr 17. Yesus disalib - https://nasional.sindonews.com/berita/692411/80/pikiran-perasaanyesus-saat-disalib Gbr 18. Baptis menyatukan kita dengan Yesus - https://stjpc.org/god-did-notsend-his-son-into-the-world-to-condemn-the-world-but-that-the-worldmight-be-saved-through-him Gbr 19. ”Jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk dalam Kerajaan Allah” (Yoh. 3:5) - https://carekaindo.wordpress.com/2019/04/29/bacaan-dan-renunganselasa-30-april-2019hari-biasa-pekan-paskah-ii/ Gbr 20. Dilahirkan dari air dan dan Roh - https://www.gracelovesoconee.com/next-steps Gbr 21. Dosa korupsi - https://www.kompas.tv/nasional/32598/dialog-polemikcaleg-eks-koruptor-di-pileg-2019 Gbr 22. Siapa yang berjuang dengan benar, akan menerima mahkota - https://www.catechist.com/give-sin-lent-like-dismas Gbr 23. Dengan menerima baptisan, manusia menjadi ciptaan baru - https://cfdiocese.org/bishopsblog/3-surprising-lessons-of-lent Gbr 24. Dengan menerima baptisan, menjadi serupa dengan Kristus - https://kemah-injil.org/2016/11/15/kita-adalah-anak-anak-allah/
SEKOLAH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA 33 Gbr 25. Menjadi anak-anak Allah yang penuh sukacita dan damai Gbr 26. Bersatu dengan Yesus - https://www.pinterest.com/pin/jesus-- 774971048348323830 Gbr 27. Baptis menggabungkan seseorang dalam Gereja – https://www.vermontcatholic.org/world/witness-to-christ-with-lovepope-tells-catholics-on-arabian-peninsula/ Gbr 28. Panca Tugas gereja Gbr 29. Katekismus Gereja Katolik Gbr 30. Pembaptisan Yesus - https://originalapostolicfaith.wordpress.com/2022/03/19/thebaptism-of-repentance-for-the-remission-of-sins Gbr 31. Meterai kehidupan abadi /Meterai Roh - https://www.pinterest.com/pin/pinterest--434245589041502897/ Gbr 32. Baptis Bayi – di gereja St. Maria Tak Bercela (Surabaya) Gbr 33. Paus Fransiskus - https://www.theguardian.com/world/blog/2013/mar/19/popefrancis-inaugural-mass-live-coverage Gbr 34. Empat masa tiga tahap Inisiasi Gbr 35. Simbol baptisan - https://jbkatchur97.wordpress.com/2014/10/28/symbols-andrituals-of-baptism-jake-katchur-4b/ Gbr 36. St Dismas di sebelah kiri, dimahkotai, setelah dijanjikan masuk ke Firdaus oleh Tuhan - https://www.catholicsun.org/2019/03/25/stdismas Gbr 37. Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja - https://bloorlansdownechristianfellowship.files.wordpress.com/201 4/11/jesus_and_the_thieves_on_the_cross.jpg Gbr 38. Penerimaan Sakramen Baptis - https://memaknaiimankatolik.blogspot.com/2015/02/menghayatibaptisan.html Gbr 39. Baptis bayi - https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c _fill,q_auto:best,w_1024/v1634025439/018108d0b885e4caf09f4d 5d0171ae43.jpg Gbr 40. Baptisan “seisi rumah” - https://id.theasianparent.com/namabaptis-katolik Gbr 41. Ketidaktaatan satu orang, semua orang telah menjadi orang berdosa - https://www.pinterest.com/pin/353603008247758058 Gbr 42. Tertulianus - https://id.wikipedia.org/wiki/Montanus Gbr 43. Santo Siprianus dari Kartago - https://infokatolik.id/santo-siprianusdari-kartago.html Gbr 44. Santo Agustinus - https://www.wikidata.org/wiki/Q52219191 Gbr 45. Gambar Baptis curah di katakombe St. Calistus, Roma - https://www.shawnpatrickthomas.com/ma-theology-thesis-content Gbr 46. Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus - https://parokiwaesambi.org/semua-renungan/renungan-hariankatolik-menerima-yesus-dengan-mendengarkan-danmelaksanakan-sabda-nya
34 SEKOL AH PEMANDU KATEKESE UMAT KEUSKUPAN SURABAYA Gbr 47. Umat Yahudi berdoa di tembok ratapan - https://news.detik.com/foto-news/d-4901984/umat-yahudiortodoks-gelar-doa-bersama-untuk-pasien-corona Gbr 48. Umat Kristen non-katolik - https://www.hidupkatolik.com/2018/02/23/18086/doakesatuan-gereja.php Gbr 49. Bersama Yesus ada keselamatan - https://www.terangsabda.com/2017/08/apa-arti-pernyataan-di-luar-gereja.html Gbr 50. Anak-anak yang mati tanpa /belum Pembaptisan – https://www.sarapanpagi.org/kemana-tujuan-akhir-bayi-yangmeninggal-vt1450.html Gbr 51. Orang-tua, wali baptis, dan pastor paroki hendaknya menjaga nama baptis dapat diberikan nama yang tidak asing dari semangat kristiani - https://catatanseorangofs.wordpress.com/2019/09/24/mende ngarkan-firman-allah-dan-melakukannya-3/