00
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang
telah membantu dan memberikan semangat demi terselesaikannya modul ini,
terutama kepada orang tua tercinta.
Ini adalah modul pembelajaran ekonomi yang khusus membahas materi
pendapatan nasional. Semoga modul ini bisa memberikan pemahaman yang
mudah mengenai materi pendapatan nasional sehingga peserta didik
bersemangat dalam mempelajari materi ekonomi. Membaca materi sebelum
proses pembelajaran berlangsung merupakan salah satu prosedur penting
yang perlu dilakukan oleh peserta didik agar dapat meningkatkan
pemahamannya terhadap materi.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun modul ini masih belum
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran oleh para pembaca agar modul ini
dapat menjadi modul yang lebih baik lagi.
Nur Latifah
Selesai disusun pada Sabtu siang
16 Syakban 1443 H (19 Maret 2022 M)
Karanggintung, Sumbang
1
Keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pendapatan
nasional dengan menggunakan modul ini bergantung pada doa dan usaha
yang dilakukan. Awalilah setiap kegiatan dengan berdoa karena yang
menjadikan mudah dalam memahami pelajaran bukan karena diri kita sendiri
tetapi karena pertolongan dari Allah Ta’ala. Kemudian, belajarlah dengan
sungguh-sungguh dan semangat.
Peserta didik dapat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara
yang berurutan. Jangan memaksakan diri sebelum benar-benar menguasai
bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing saling berkaitan.
Apabila peserta didik masih mengalami kesulitan memahami materi yang ada
dalam modul ini, silakan peserta didik dapat mendiskusikan dengan teman
atau guru.
2
MUKADIMAH................................................................................................. 1
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL............................................................ 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................... 4
A. Deskripsi Singkat Materi........................................................................... 4
B. Peta Konsep............................................................................................. 5
C. Kompetensi Dasar.................................................................................... 6
D. Materi Pembelajaran ................................................................................ 6
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 .................................................................... 7
Pengertian, Manfaat, dan Konsep Pendapatan Nasional............................... 7
A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 8
B. Uraian Materi............................................................................................ 8
C. Rangkuman............................................................................................ 13
D. Latihan Soal ........................................................................................... 14
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 .................................................................. 17
Perhitungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita .................. 17
A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................. 18
B. Uraian Materi.......................................................................................... 18
C. Rangkuman............................................................................................ 24
D. Latihan Soal ........................................................................................... 25
EVALUASI ................................................................................................... 29
GLOSARIUM ............................................................................................... 37
3
A. Deskripsi Singkat Materi
Sumber: liputan6.com Sumber: republika.co.id
Jumpa lagi sobat ekonomi!
Perhatikan kegiatan ekonomi yang terjadi pada kedua gambar di atas
kemudian bandingkan dengan kegiatan ekonomi pada keluargamu! Kira-
kira untuk apa ya orang tuamu dan orang-orang pada gambar di atas setiap
hari pergi ke laut untuk mencari ikan, ke sawah untuk menanam padi, ke
pasar untuk berdagang, dan lain-lain?
Tentu saja mereka berusaha untuk memperoleh pendapatan agar
dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Besarnya pendapatan
yang mereka peroleh menunjukkan makmur tidaknya sebuah keluarga.
Demikian halnya dengan negara, salah satu tolak ukur keberhasilan
perekonomian suatu negara dapat diukur dari pendapatan nasionalnya.
Selamat belajar sobat ekonomi!
Terus Semangat dalam Belajar Sobat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah
pada Allah, dan jangan malas (patah semangat)” (H.R. Muslim, no.
2664)
4
B. Peta Konsep Metode
Perhitungan 04
01 Pengertian
02 Manfaat Pendapatan Pendapatan
Konsep- Nasional per Kapita 05
Nasional
03 konsep Distribusi
Pendapatan 06
5
C. Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional.
4.1 Menyajikan hasil perhitungan pendapatan nasional.
D. Materi Pembelajaran
Modul ini terbagi menjadi dua kegiatan pembelajaran dan di dalamnya
terdapat materi, contoh soal, dan latihan soal.
Pertama : pengertian pendapatan nasional, manfaat pendapatan
nasional, dan konsep-konsep pendapatan nasional.
Kedua : metode perhitungan pendapatan nasional, pendapatan per
kapita, dan distribusi pendapatan.
6
KEGIATAN
PEMBELAJARAN 1
Pengertian, Manfaat, dan Konsep Pendapatan
Nasional
7
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan pengertian pendapatan nasional, menyimpulkan manfaat
mempelajari pendapatan nasional, dan membedakan konsep-konsep
pendapatan nasional serta menghitungnya secara tepat dan mandiri.
B. Uraian Materi
1. Pengertian Pendapatan Nasional
Menurut Mankiw, pendapatan nasional secara sederhana dapat
diartikan sebagai jumlah pendapatan masyarakat suatu negara dalam
periode tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun). Masyarakat pelaku
kegiatan ekonomi akan terus berusaha memperoleh pendapatan untuk
memenuhi semua kebutuhan sehingga menjadikan masyarakat
makmur. Jika seluruh pendapatan atau pengeluaran yang dilakukan
pelaku ekonomi di dalam suatu negara dijumlahkan maka akan
terbentuklah pendapatan nasional.
Apakah sobat ekonomi tahu?
Berdasarkan data dari kementerian keuangan, ternyata pendapatan negara
Indonesia pada tahun 2021 mencapai Rp 2.003,1 triliun. Alhamdulillah banyak juga
ya sobat, semoga semakin bertambah pendapatan negara kita agar rakyat juga
semakin sejahtera.
8
2. Manfaat Pendapatan Nasional
Manfaat dari mempelajari pendapatan nasional yaitu sebagai berikut:
1) Mengetahui struktur perekonomian suatu negara. Apakah suatu
negara termasuk negara agraris atau industri atau jasa.
2) Mengetahui perkembangan perekonomian dari tahun ke tahun.
Apakah mengalami kemajuan atau tetap atau mundur.
3) Mengetahui perekonomian antardaerah.
4) Membandingkan kemajuan ekonomi antarnegara.
5) Menjadi sumber informasi bagi pemerintah. Pemerintah dapat
mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan
ekonomi nasional.
Apakah sobat ekonomi tahu?
Berdasarkan statistik zakat nasional tahun 2018 tercatat Zakat, Infak, dan Sedekah
(ZIS) yang dikumpulkan mencapai Rp 8,1 triliun. Padahal potensi zakat di Indonesia
sebesar Rp 233,8 triliun namun realisainya masih sekitar 3,4%. Ternyata potensi
zakat di Indonesia begitu besar ya sobat, hal ini disebabkan karena mayoritas
penduduknya muslim. Apabila zakat yang kita keluarkan semakin besar maka
pendapatan nasional suatu negara juga semakin besar.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
(Q.S. At-Taubah: 103)
9
3. Konsep Pendapatan Nasional
Konsep-konsep pendapatan nasional yaitu sebagai berikut:
1) Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP)
GDP adalah jumlah seluruh produk yang dihasilkan oleh masyarakat
suatu negara, termasuk produk yang dihasilkan oleh masyarakat
asing yang berada di dalam negeri dalam waktu satu tahun. GDP
menekankan pada aspek domestik (dalam negeri), contohnya
Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA)
yang berada di Indonesia.
GDP = pendapatan WNI di luar negeri + pendapatan WNA di
dalam negeri
2) Produk Nasional Bruto atau Gross National Product (GNP)
GNP adalah jumlah seluruh produk yang dihasilkan oleh masyarakat
suatu negara, termasuk produk masyarakat yang berada di luar
negeri, tetapi tanpa menghitung produk yang dihasilkan oleh
masyarakat asing di dalam negeri dalam waktu satu tahun. GNP
lebih menekankan aspek kewarganegaraan (nasional), contohnya
WNI yang berada di Indonesia dan WNI yang berada di negara lain.
Jika ada warga negara asing di Indonesia maka harus dikurangkan.
GNP = GDP + pendapatan WNI di luar negeri - pendapatan
WNA di dalam negeri
Atau
GNP = GDP – pendapatan neto atas faktor dari luar negeri
3) Produk Nasional Bersih atau Net National Product (NNP)
NNP adalah GNP setelah dikurangi dengan penyusutan
(depresiasi). Dalam hal ini penyusutan dimaksudkan sebagai
penggantian barang modal atau penyusutan bagi peralatan produksi
yang terpakai dalam proses produksi, yang umumnya bersifat
10
taksiran. Tujuan NNP adalah untuk mencari neto atau nilai bersih
dari suatu produksi, agar dapat memperoleh nilai bersih dari suatu
produksi maka GNP dikurangi dengan penyusutan.
NNP = GNP – penyusutan
4) Pendapatan Nasional Bersih atau Net National Income (NNI)
NNI adalah NNP setelah dikurangi dengan pajak tidak langsung dan
ditambah dengan subsidi. Pajak tidak langsung harus dikurangkan
ya sobat, karena tidak mencerminkan balas jasa atas faktor
produksi, misalnya pajak pertambahan nilai, pajak penjualan.
Sedangkan untuk subsidi harus ditambahkan karena harga-harga
tertentu yang dibuat lebih murah daripada biaya produksi
sesungguhnya, misalnya untuk subsidi harga pupuk, bbm, atau
beras.
NNI = NNP – pajak tidak langsung + subsidi
5) Pendapatan Perseorangan atau Personal Income (PI)
PI adalah pendapatan yang secara formal diterima oleh masyarakat.
Besarnya PI adalah NNI dikurangi dengan iuran asuransi, iuran
jaminan sosial, pajak perseroan, laba ditahan, ditambah dengan
transfer payment pemerintah.
PI = NNI – (laba ditahan + iuran asuransi + iuran jaminan
sosial + pajak perseroan) + transfer payment
6) Disposable Income (DI)
DI adalah pendapatan yang benar-benar diterima oleh masyarakat
dan siap untuk dibelanjakan. Besarnya DI adalah PI setelah
dikurangi dengan pajak langsung.
DI = PI – pajak langsung
11
Untuk memberikan gambaran tentang penghitungan pendapatan
nasional, dibawah ini diberikan contoh cara menghitung pendapatan
nasional.
Apakah sobat ekonomi tahu?
Jika GDP lebih besar daripada GNP maka menunjukkan bahwa investasi negara
asing di dalam negeri lebih besar daripada investasti negara tersebut di negara lain.
Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa perekonomian negara tersebut belum
maju karena masih menerima banyak modal dari luar negeri.
12
C. Rangkuman
Alhamdulillah Kini Sobat Ekonomi Tahu
1. Pendapatan nasional secara sederhana dapat diartikan sebagai jumlah
pendapatan masyarakat suatu negara dalam periode tertentu (biasanya
dalam waktu satu tahun).
2. Manfaat dari mempelajari pendapatan nasional yaitu sebagai berikut:
1) Mengetahui struktur perekonomian suatu negara.
2) Mengetahui perkembangan perekonomian dari tahun ke tahun.
3) Mengetahui perekonomian antardaerah.
4) Membandingkan kemajuan ekonomi antarnegara.
5) Menjadi sumber informasi bagi pemerintah.
3. Konsep-konsep pendapatan nasional yaitu sebagai berikut:
1) GDP = pendapatan WNI di dalam negeri + pendapatan WNA di dalam
negeri
2) GNP = GDP + pendapatan WNI di luar negeri – pendapatan WNA di
dalam negeri
3) NNP = GNP – penyusutan
4) NNI = NNP – pajak tidak langsung + subsidi
5) PI = NNI – (laba ditahan + iuran asuransi + iuran jaminan sosial +
pajak perseroan) + transfer payment
6) DI = PI – pajak langsung
13
D. Latihan Soal
Alhamdulillah sobat ekonomi telah berhasil menyelesaikan kegiatan
pembelajaran 1. Silakan sobat dapat mengerjakan latihan soal berikut ini
pada buku catatan masing-masing. Latihan soal ini bertujuan agar dapat
mengukur kemampuan sobat dalam memahami materi yang telah
dipelajari.
1. Perhatikan kegiatan ekonomi berikut!
a. Popy bekerja di perusahaan ternama di Singapura.
b. Sutrisno membuka restoran Indonesia di Belanda.
c. Mr. Cincau seorang warga negara Korea memiliki restoran Korea di
Yogyakarta.
d. Mr. Adolp seorang warga negara Kanada membuka hotel di Bali.
e. John Kenedi seorang warga negara Inggris bekerja di perusahaan
minyak di Indonesia.
Kegiatan ekonomi yang tercatat dalam penghitungan GDP Indonesia
ditunjukkan oleh angka…
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 3), dan 4)
c. 2), 3), dan 4)
d. 2), 3), dan 5)
e. 3), 4), dan 5)
2. Nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara selama satu tahun,
setelah dikurangi penyusutan dan biaya penggantian barang modal
disebut…
a. GNP
b. NNP
c. PI
d. DI
e. NNI
3. Nilai barang dan jasa yang dihasilkan warga negara Pulkadot di luar
negeri sebesar Rp 5.600 miliar. Nilai barang dan jasa yang dihasilkan
warga negara asing di negara Pulkadot sebesar Rp 6.300 miliar. Kondisi
ini menunjukkan…
14
a. GDP Pulkadot < GNP Pulkadot
b. GDP Pulkadot < NNP Pulkadot
c. GDP Pulkadot = GNP Pulkadot
d. GDP Pulkadot = NNP Pulkadot
e. GDP Pulkadot > GNP Pulkadot
4. Nilai balas jasa dari semua pemilik faktor produksi yang diterima setelah
dikurangi pajak tidak langsung disebut…
a. GNP
b. NNP
c. NNI
d. PI
e. DI
5. Penjelasan disposable income yang paling tepat adalah…
a. Pendapatan yang siap dibelanjakan.
b. Pendapatan rata-rata warga negara.
c. Pendapatan warga negara asing di Indonesia.
d. Pendapatan yang masih dikurangi pajak.
e. Pendapatan nasional suatu negara.
15
DAFTAR PUSTAKA
Fretes, Anna Monalita de. (2020). Pendapatan Nasional Kelas XI. Jakarta:
Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN.
Ruang Guru. (2020). Pengertian, Konsep, dan Cara Menghitung Pendapatan
Nasional. Diakses 10 Maret 2022, dari www.ruangguru.com.
Situmorang, Alam. (2014). Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Tim Ganesha Operation. (2018). Pasti Bisa Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI.
Bandung: Duta. Diakses dari books.google.com.
16
KEGIATAN
PEMBELAJARAN 2
Perhitungan Pendapatan Nasional dan
Pendapatan per Kapita
17
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini, peserta didik diharapkan dapat
membedakan metode perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran, serta dapat
menguraikan konsep pendapatan per kapita secara cermat dan tanggung
jawab.
B. Uraian Materi
1. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Metode perhitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan
tiga pendekatan yaitu sebagai berikut:
1) Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi adalah menghitung pendapatan nasional
dengan cara menjumlahkan nilai tambah produksi barang dan jasa
selama setahun yang diwujudkan oleh berbagai sektor dalam
perekonomian.
Y = NTB1 + NTB2 + NTB3 + …NTBn
Keterangan:
Y = pendapatan nasional
NTB = nilai tambah dari tiap-tiap sektor ekonomi
Contoh:
Tabel 1 Perhitungan Pendapatan Nasional
Jenis Barang Harga (Rp) Nilai Tambah (Rp)
Kapas 6.000 6.000
Benang 8.000 2.000
Kain 5.000
Baju 13.000
Jumlah 25.000 12.000
52.000 27.000
18
Dari perhitungan di atas, besarnya sumbangan bagi pendapatan
nasional adalah jumlah seluruh nilai tambah produk baju, yaitu
Rp27.000,00 bukan Rp52.000,00.
2) Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan adalah menghitung pendapatan nasional
dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh pemilik
faktor produksi dalam suatu masyarakat selama satu tahun.
Y = w + i + p + rY “wani piro ”
Keterangan:
Y = pendapatan nasional
w = wages (upah)
i = interest (bunga)
p = profit (laba)
r = rest (sewa)
Contoh:
Diketahui data-data sebagai berikut (dalam miliar)
Sewa tanah Rp30.000,00
Upah Rp250.000,00
Bunga modal Rp50.000,00
Laba usaha Rp40.000,00
Hitunglah pendapatan nasional dengan pendekatan penerimaan/
pendapatan!
19
Jawab:
Y =r+w+i+p
= Rp30.000,00 + Rp250.000,00 + Rp50.000,00 +
Rp40.000,00
= Rp370.000,00
3) Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran adalah menghitung pendapatan nasional
dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan
oleh pelaku ekonomi.
Y = C + I + G + (X – M) “Cica Ingin Gaya X-Men”
Keterangan:
Y = pendapatan nasional
C = consumption (konsumsi perseorangan)
I = investment (investasi)
G = government expenditure (pengeluaran konsumsi pemerintah)
X = export (ekspor)
M = import (impor)
Contoh:
Diketahui data-data sebagai berikut (dalam miliar)
Pengeluaran konsumen Rp125.000,00
Tingkat investasi Rp150.700,00
Pengeluaran pemerintah Rp130.000,00
Nilai ekspor Rp225.250,00
Nilai impor Rp170.500,00
20
Hitunglah besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan
pengeluaran!
Jawab:
Y = C + I + G + (X - M)
= Rp125.000,00 + Rp150.700,00 + Rp130.000,00 +
(Rp225.250,00 –Rp170.500,00)
= Rp460.450,00
2. Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita adalah tingkat rata-rata pendapatan
penduduk suatu negara pada periode tertentu yang diperoleh dengan
membagi jumlah pendapatan nasional (biasanya dalam PDB) dengan
jumlah penduduk di negara tersebut.
=
ℎ
Semakin tinggi angka pendapatan per kapita, kemakmuran rakyat
dianggap makin tinggi. Bank Dunia (World Bank) mengelompokkan
negara-negara di dunia berdasarkan pendapatan per kapitanya menjadi
empat kelompok:
1) Kelompok negara berpendapatan rendah (lower income economies)
yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita lebih kecil dari
US $1.035.
2) Kelompok negara berpendapatan menengah bawah (lower middle
income economies) yaitu negara yang memiliki PNB perkapita
sekitar US $1.036 – 4.045.
3) Kelompok negara berpendapatan menengah atas (upper middle
income economies) yaitu negara yang mempunyai PNB per kepita
sekitar US $4.046 – 12.535.
4) Kelompok negara berpendapatan tinggi (high income economies)
yaitu negara yang memiliki PNB per kepita lebih dari US $12.535.
21
Apakah sobat ekonomi tahu?
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita Indonesia tahun
2021 sebesar US $ 4.350 (Rp 62,2 juta) per tahun. Dengan demikian, Indonesia
dikelompokkan ke dalam negara berpendapatan menengah atas.
22
3. Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan merupakan angka persebaran pendapatan
di suatu wilayah atau daerah. Distribusi pendapatan yang tidak merata
akan menciptakan kemakmuran pada golongan masyarakat tertentu.
Untuk mengetahui tingkat ketimpangan distribusi pendapatan terdapat
beberapa indikator yang dapat digunakan yaitu dengan koefisien gini
dan bank dunia.
1) Rasio Indeks Gini biasa disebut Koefisien Gini
Koefisien gini adalah ukuran ketimpangan atau ketidakmerataan
pendapatan suatu negara. Angka koefisien gini berkisar antara 0-1.
Semakin kecil koefisien gini, semakin merata distribusi
pendapatannya. Semakin besar koefisien gini atau mendekati 1,
semakin tidak merata pendapatannya. Kriteria ketimpangan
pendapatan berdasarkan besarnya koefisien gini yaitu sebagai
berikut:
Nilai Koefisien Gini Distribusi Pendapatan
X=0 Merata sempurna
0 < X < 0,4 Tingkat ketimpangan rendah
0,4 < X < 0,5 Tingkat ketimpangan sedang
0,5 < X < 1 Tingkat ketimpangan tinggi
X=1 Tidak merata sempurna
2) Kriteria Bank Dunia
Kriteria bank dunia dalam menghitung persentase distribusi
pendapatan. Menurut kriteria bank dunia yang menjadi patokan
adalah 40% penduduk termiskin, kriterianya yaitu sebagai berikut:
a. Jika 40% penduduk termiskin menikmati < 12% pendapatan
nasional maka ketimpangan tinggi.
b. Jika 40% penduduk termiskin menikmati 12% – 17% pendapatan
nasional maka ketimpangan sedang.
c. Jika 40% penduduk termiskin menikmati > 17% pendapatan
nasional maka ketimpangan rendah.
23
C. Rangkuman
Alhamdulillah Kini Sobat Ekonomi Tahu
1. Metode penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan
tiga pendekatan, yaitu sebagai berikut:
1) Pendekatan Produksi Y = NTB1 + NTB2 + NTB3 + …NTBn
2) Pendekatan Pendapatan Y = w + i + p + r
3) Pendekatan Pengeluaran Y = C + I + G + (X – M)
2. Pendapatan per kapita adalah tingkat rata-rata pendapatan penduduk
suatu negara pada periode tertentu yang diperoleh dengan membagi
jumlah pendapatan nasional dengan jumlah penduduk di negara
tersebut.
3. Bank Dunia mengelompokkan negara-negara di dunia berdasarkan
pendapatan per kapitanya menjadi empat kelompok:
1) Kelompok negara berpendapatan rendah (lebih kecil dari US
$1.035)
2) Kelompok negara berpendapatan menengah bawah (US $1.036 –
4.045)
3) Kelompok negara berpendapatan menengah atas (US $4.046 –
12.535)
4) Kelompok negara berpendapatan tinggi (lebih dari US $12.535)
4. Distribusi pendapatan merupakan angka persebaran pendapatan di
suatu wilayah atau daerah. Distribusi pendapatan yang tidak merata
akan menciptakan kemakmuran pada golongan masyarakat tertentu.
Untuk mengetahui tingkat ketimpangan distribusi pendapatan terdapat
beberapa indikator yang dapat digunakan yaitu dengan koefisien gini
dan bank dunia.
24
D. Latihan Soal
Alhamdulillah sobat ekonomi telah mampu menyelesaikan kegiatan
pembelajaran 2. Silakan sobat dapat mengerjakan latihan soal berikut ini
pada buku catatan masing-masing. Latihan soal ini bertujuan agar dapat
mengukur kemampuan sobat dalam memahami materi yang telah
dipelajari.
1. Pak Bagus memiliki usaha pembuatan barang mebel di Negara
Milenium. Negara tempat tinggalnya menghitung pendapatan nasional
dengan pendekatan pendapatan. Dari kegiatan usaha Pak Bagus yang
dimasukkan perhitungan pendapatan nasional adalah…
a. Pengeluaran pemerintah.
b. Keuntungan yang diterima Pak Bagus.
c. Nilai tambah usaha pembuatan barang mebel.
d. Harga akhir produk barang mebel yang dihasilkan.
e. Ekspor Pak Bagus ke luar negeri.
2. Kegiatan pembuatan kertas terdiri dari pembelian kayu sebesar
Rp5.000.000,00, pembelian bahan baku sebesar Rp15.000.000,00,
pelengkap sebesar Rp30.000.000,00, dan pembuatan pulp dan kertas
sebesar Rp55.000.000,00. Berdasarkan data tersebut, jumlah nilai
tambahnya sebesar…
a. Rp105.000.000,00
b. Rp55.000.000,00
c. Rp53.000.000,00
d. Rp50.000.000,00
e. Rp5.000.000,00
3. Pertambahan pendapatan nasional Negara Merdeka lebih besar
daripada pertambahan jumlah penduduknya. Kondisi ini
menunjukkan…
a. Kesejahteraan penduduknya menurun.
b. Laju pertumbuhan penduduk lambat.
c. Distribusi pendapatan semakin merata.
d. Pendapatan per kapita mengalami kenaikan.
e. Pendapatan per kapita mengalami penurunan.
4. Nilai koefisien gini Negara A sebesar 0,33 artinya ketimpangan negara
A dalam kategori…
25
a. Rendah
b. Sedang
c. Tinggi
d. Sangat tinggi
e. Tidak terkendali
5. Penduduk Negara B mempunyai pendapatan Rp 3.000 triliun. Diketahui
distribusi 40% pendapatan termiskin di Negara B terhadap pendapatan
nasional sebesar Rp 600 triliun. Menurut kriteria Bank Dunia, tingkat
ketimpangan pendapatan di negara B adalah…
a. Sangat rendah
b. Rendah
c. Sedang
d. Tinggi
e. Sangat tinggi
26
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Santi Sari. (2018). Hafal Mahir Materi Ekonomi SMA/MA Kelas 10, 11,
12. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Fretes, Anna Monalita de. (2020). Pendapatan Nasional Kelas XI. Jakarta:
Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN.
Quipper Indonesia. (2019). Pendapatan Nasional-Ekonomi Kelas 11. Diakses
14 Maret 2022, dari www.quipper.com.
Situmorang, Alam. (2014). Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
27
Selamat!
Sobat ekonomi sangat hebat, alhamdulillah sobat telah sampai pada
akhir pembahasan materi di modul ini. Untuk mengukur pemahaman
sobat dalam penguasaan materi, silakan kerjakan latihan soal pada
halaman selanjutnya.
Tetap semangat sobat!
28
Silakan kerjakan latihan soal di bawah ini pada buku catatan masing-
masing, pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat, dan kerjakanlah
dengan jujur.
1. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh masyarakat dalam
suatu negara selama satu tahun disebut …
a. Pendapatan masyarakat
b. Pendapatan per kapita
c. Produk nasional
d. Pendapatan neto
e. Pendapatan perorangan
2. Net National Income diperoleh dari …
a. GNP – replacement
b. NNP – pajak tidak langsung
c. NNP – pajak langsung
d. GNP – NNP
e. NNP – replacement
3. Negara Indomakmur memiliki pendapatan neto faktor produksi yang
bernilai negatif. Faktor tersebut menunjukkan bahwa …
a. Negara Indomakmur menggunakan lebih banyak faktor produksi dari
luar negeri daripada mengirimkan faktor produksi ke luar negeri
b. Kebutuhan masyarakat di negara Indomakmur bergantung pada barang
dari luar negeri
c. Nilai produk domestik bruto negara Indomakmur sama dengan nilai
produk nasional bruto
d. Nilai produk nasional bruto negara Indomakmur lebih tinggi daripada
nilai produk domestik bruto
e. Jumlah faktor produksi yang masuk ke negara Indomakmur lebih kecil
daripada jumlah faktor produksi yang ke luar dari negara tersebut
4. Diketahui data miliki suatu negara sebagai berikut! (dalam miliar rupiah)
PDB Rp 45.900, pendapatan faktor produksi di luar negeri Rp 1.800,
depresiasi barang modal Rp 6.000, pajak tidak langsung Rp 3.500, transfer
29
payment Rp 1.500, pajak perseroan Rp 1.800, laba ditahan Rp 1.000, iuran
asuransi Rp 1.100, pajak langsung Rp 900.
Berdasarkan data tersebut, pendapatan disposable negara tersebut adalah
…
a. Rp 47.700
b. Rp 41.700
c. Rp 38.200
d. Rp 35.700
e. Rp 31.300
5. Jika suatu negara memiliki Produk Nasional Bruto (PNB) lebih kecil
daripada Produk Domestik Bruto (PDB), negara tersebut memiliki ciri-ciri …
a. Nilai impor lebih kecil daripada nilai ekspor sehingga mengalami defisit
neraca perdagangan
b. Nilai produksi orang asing lebih kecil daripada penduduk di dalam
negeri
c. Banyak sektor informal yang nilai produksinya tidak tercatat dalam PDB
d. Investasi asing di dalam negeri lebih besar daripada investasi negara
tersebut di luar negeri
e. Pendapatan tenaga kerja dalam negeri lebih besar daripada
pendapatan tenaga kerja asing
6. Pendapatan nasional diperoleh dengan menjumlahkan seluruh pendapatan
yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksi di suatu negara selama satu tahun dan dinyatakan dengan
uang, merupakan ciri pendapatan nasional dengan pendekatan …
a. Produksi
b. Pendapatan
c. Pengeluaran
d. Distribusi
e. Koefisien gini
7. Dengan menggunakan pendekatan pendapatan, besarnya pendapatan
nasional suatu negara akan sama dengan …
a. Jumlah produksi barang dan jasa
b. C + I + G + X – M
c. Penjumlahan sewa, bunga, upah, dan laba
d. Jumlah produksi ditambah dengan upah pengusaha
e. Jumlah investasi yang dilakukan masyarakat, produsen, dan konsumen
30
8. Negara Kuratama pada tahun 2019 memperoleh GNP sebesar Rp 400
triliun, penduduk negara tersebut pada tahun yang sama sebesar 80 juta
jiwa. Pendapatan per kapita negara Kuratama adalah …
a. Rp 5.000.000,00
b. Rp 500.000,00
c. Rp 50.000,00
d. Rp 5.000,00
e. Rp 500,00
9. Jika suatu negara terdapat kelompok 40% penduduk termiskin menerima
pendapatan lebih dari 17% pendapatan nasional, sesuai kriteria Bank
Dunia negara tersebut berada pada tingkat ketimpangan distribusi
pendapatan …
a. Sangat tinggi
b. Sangat rendah
c. Menengah
d. Tinggi
e. Rendah
10. Perhatikan tabel kegiatan pembuatan kertas di negara X sebagai berikut!
No Jenis Kegiatan Nilai Produksi (Rp)
1 Membeli kayu 5.000.000,00
2 Membeli bahan baku 15.000.000,00
3 Pelengkap 30.000.000,00
4 Membuat pulp dan kertas 55.000.000,00
Berdasarkan data di atas, pendapatan nasional negara tersebut adalah …
a. Rp 105.000.000,00
b. Rp 55.000.000,00
c. Rp 54.000.000,00
d. Rp 50.000.000,00
e. Rp 5.000.000,00
31
Setelah sobat ekonomi mengerjakan latihan soal di atas, silakan
mengukur kemampuan sobat dengan cara mencocokkan jawaban dengan
kunci jawaban.
1. C 6. B
2. B 7. C
3. A 8. A
4. E 9. E
5. D 10. B
Nilai = Jumlah jawaban yang benar x 10
Untuk memudahkan pengukuran sobat ekonomi, cocokkan hasil
perhitungan nilaimu dengan rubrik di bawah ini:
Rentang Predikat
Nilai
Sangat baik
90 – 100 Baik
80 – 89 Cukup
70 – 79
Kurang
< 70
Selamat untuk sobat ekonomi yang telah mencapai nilai > 80 dan bisa
melanjutkan ke pembahasan materi pada modul lainnya. Sukses selalu ya
sobat.
Sobat ekonomi yang masih mencapai nilai cukup dan kurang, silakan
untuk mempelajari ulang terutama materi-materi yang masih belum dikuasai
pada modul ini.
32
1. Produk Nasional Bruto adalah jumlah seluruh produk barang dan jasa suatu
negara dalam satu tahun, yang meliputi barang dan jasa yang dihasilkan
oleh seluruh warga negara (nasional) baik yang berada di dalam negeri
maupun di luar negeri. Dalam pengertian ini, barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan asing yang berada di dalam negeri tidak
diperhitungkan.
2. Rumus-rumus Konsep Pendapatan Nasional
a. GNP = GDP – faktor neto luar negeri
b. NNP = GNP – (penyusutan + penggantian barang modal)
c. NNI = NNP – pajak tidak langsung + subsidi
3. Jika PDB lebih besar daripada PNB maka menunjukkan bahwa investasi
negara asing di dalam negeri lebih besar daripada investasi negara
tersebut di negara lain. Dengan demikian menunjukkan perekonomian
negara tersebut belum maju karena masih menerima banyak modal dari
luar negeri. Sedangkan sebaliknya jika PDB lebih kecil daripada PNB maka
menunjukkan bahwa investasi negara tersebut di luar negeri lebih besar
daripada investasi negara lain di dalam negeri. Hal ini menunjukkan bahwa
perekonomian negara tersebut sudah maju karena mampu menanamkan
modalnya lebih besar di luar negeri daripada menerima penanaman modal
dari negara lain.
4. GNP = GDP – pendapatan faktor neto terhadap luar negeri
= 45.900 – 1.800
= 44.100
NNP = GNP – penyusutan
= 44.100 – 6.000
= 38.100
NNI = NNP – pajak tidak langsung
= 38.100 – 3.500
= 34.600
33
PI = NNI + tranfer payment – (pajak perseroan + laba ditahan + iuran
asuransi)
= 34.600 + 1.500 – (1.800 + 1.000 + 1.100)
= 34.600 + 1.500 – (3.900)
= 32.200
DI = PI – pajak langsung
= 32.200 – 900
= 31.300
5. Jika PDB lebih besar daripada PNB maka menunjukkan bahwa investasi
negara asing di dalam negeri lebih besar daripada investasi negara
tersebut di negara lain. Dengan demikian menunjukkan perekonomian
negara tersebut belum maju karena masih menerima banyak modal dari
luar negeri. Sedangkan sebaliknya jika PDB lebih kecil daripada PNB maka
menunjukkan bahwa investasi negara tersebut di luar negeri lebih besar
daripada investasi negara lain di dalam negeri. Hal ini menunjukkan bahwa
perekonomian negara tersebut sudah maju karena mampu menanamkan
modalnya lebih besar di luar negeri daripada menerima penanaman modal
dari negara lain.
6. Pendapatan nasional diperoleh dengan menjumlahkan seluruh pendapatan
yang diterima merupakan ciri pendapatan nasional dengan pendekatan
pendapatan.
7. Pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan dengan
menjumlahkan sewa, bunga, upah, dan laba.
8. Pendapatan per kapita adalah membagi GNP dengan jumlah penduduk,
sehingga pendapatan per kapita = Rp 400 triliun/80 juta = Rp 5.000.000,00
9. Kriteria Bank Dunia dalam menghitung persentase distribusi pendapatan,
menurut kriteria Bank Dunia yang menjadi patokan adalah 40% penduduk
termiskin, kriterianya yaitu sebagai berikut:
a. Jika 40% penduduk termiskin menikmati < 12% pendapatan nasional
(ketimpangan tinggi)
34
b. Jika 40% penduduk termiskin menikmati 12% – 17% pendapatan
nasional (ketimpangan sedang)
c. Jika 40% penduduk termiskin menikmati > 17% pendapatan
nasional (ketimpangan rendah)
10. Perhitungan mencari pendapatan nasional dengan menggunakan
pendekatan produksi
No Jenis Kegiatan Nilai Produksi (Rp) Nilai Tambah
(Rp)
1 Membeli kayu 5.000.000,00 5.000.000,00
2 Membeli bahan baku 15.000.000,00 10.000.000,00
3 Pelengkap 30.000.000,00 15.000.000,00
4 Membuat pulp dan 55.000.000,00 25.000.000,00
kertas
Total Nilai Tambah 55.000.000,00
35
KUNCI JAWABAN
Kegiatan Pembelajaran 1
1. E
2. B
3. E
4. C
5. A
Kegiatan Pembelajaran 2
1. B
2. E
3. D
4. A
5. B
36
Pendapatan nasional : Pendapatan nasional secara sederhana dapat
diartikan sebagai jumlah pendapatan
masyarakat suatu negara dalam periode
tertentu.
Gross Domestic : Jumlah seluruh produk yang dihasilkan oleh
Product masyarakat suatu negara, termasuk produk
yang dihasilkan oleh masyarakat asing yang
berada di dalam negeri dalam waktu satu tahun.
Gross National Product : Jumlah seluruh produk yang dihasilkan oleh
masyarakat suatu negara, termasuk produk
masyarakat yang berada di luar negeri, tetapi
tanpa menghitung produk yang dihasilkan oleh
masyarakat asing di dalam negeri dalam waktu
satu tahun.
Net National Product : Nilai barang yang di dalamnya mengandung
nilai depresiasi (penyusutan) karena harus
mengganti barang modal yang sudah using dan
atau menambah stok.
Net National Income : Produk nasional neto (net national product)
dikurangi pajak tidak langsung dan ditambah
subsidi.
Personal Income : Pendapatan yang diterima oleh setiap orang
dalam masyarakat.
Disposable Income : Pendapatan yang siap dibelanjakan guna
membeli barang dan atau jasa konsumsi dan
selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan
menjadi investasi.
Pajak langsung : Pajak yang pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan kepada pihak yang lain.
Pajak tidak langsung : Pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan
kepada pihak yang lain.
37
Transfer payment : Penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi tahun ini, melainkan diambil dari
Pendapatan per Kapita sebagian pendapatan nasional tahun lalu.
Koefisien Gini
: Tingkat rata-rata pendapatan penduduk suatu
negara pada periode tertentu.
: Ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan
distribusi pendapatan secara keseluruhan yang
angkanya berkisar antara nol (kemerataan
sempurna) hingga satu (ketimpangan
sempurna).
38
NASIHAT SOBAT
Karena Nasihat, Pemberian Terbaik Seorang Sahabat
SEBANYAK APAPUN PENDAPATAN MANUSIA, DIA TIDAK AKAN
MAMPU MELAMPAUI JATAH REZEKINYA
Saat ini, setiap saat, setiap waktu, mungkin ada saja yang membuat hati
kita risau, gusar, atau galau dengan kehidupan kita di dunia ini. Bisa jadi kita
merasa, kitalah yang hidupnya paling susah di dunia ini. Padahal
kenyataannya, bisa jadi di luar sana lebih banyak lagi orang yang
kehidupannya lebih susah dari kehidupan kita.
Apakah “Rezeki” Itu?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan:
”Rezeki adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Rezeki itu ada
dua macam, yaitu rezeki yang bermanfaat untuk badan, dan rezeki yang
bermanfaat untuk agama. Rezeki yang bermanfaat untuk badan seperti
makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan yang sejenisnya.
Adapun rezeki yang bermanfaat untuk agama, yaitu ilmu dan iman.” [Syarh Al-
Arba’in An-Nawawiyyah, hal. 101-102]
Banyak di antara kita yang risau dengan rezeki jenis pertama. Kita risau
ketika penghasilan sangat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan. Yang kita pikirkan setiap saat dan setiap waktu adalah, bagaimana
kita bisa memiliki penghasilan tambahan?
Rezeki selalu kita identikkkan dengan uang, uang, dan uang. Padahal
kesehatan adalah rezeki. Bisa bernapas adalah rezeki. Dan demikian
seterusnya untuk nikmat-nikmat yang lain. Allah ﷻTelah Menetapkan Rezeki
Atas Setiap Diri Kita. Jika memang yang menjadi kegelisahan kita adalah
39
rezeki jenis pertama, yaitu rezeki yang bermanfaat untuk badan, maka perlu
kita ketahui, bahwa Allah-lah yang akan memberikan rezeki itu semuanya
kepada kita.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah juga
menjelaskan, dalil yang menunjukkan bahwa Allah-lah yang memberikan
rezeki kepada kita itu sangat banyak, baik dalil dari Al-qur’an, hadis, maupun
akal.
Di antara dalil Al-qur’an yang menunjukkan hal ini adalah firman Allah ﷻ:
”Sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Pemberi Rezeki, Yang Mempunyai
Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” [Q.S. Adz-Dzariyat 51: 58]
Allah ﷻjuga berfirman: ”Katakanlah, ’Siapakah yang memberi rezeki
kepadamu dari langit dan dari bumi?’ Katakanlah, ’Allah’.” [Q.S. Saba’ 34: 24]
Di ayat yang lain lagi Allah ﷻberfirman: ”Katakanlah, ’Siapakah yang
memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Atau siapakah yang kuasa
(menciptakan) pendengaran dan penglihatan? Dan siapakah yang
mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari
yang hidup? Dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka
semuanya akan menjawab, ’Allah’.” [Q.S. Yunus 10: 31]
Sedangkan di antara dalil dari As-Sunnah adalah sabda Rasulullah ﷺ:
”Kemudian diutuslah malaikat kepadanya (janin, pent.). Malaikat itu meniupkan
roh kepadanya, dan diperintahkan untuk menuliskan empat kalimat (ketentuan
yang telah ditetapkan oleh Allah baginya), yaitu: rezeki, ajal, amal perbuatan,
dan (apakah nantinya dia termasuk) orang yang celaka (masuk neraka) atau
orang yang berbahagia (masuk surga).” [H.R. Muslim no. 6893]
Ketika yang menjamin rezeki kita adalah Zat Yang Maha Kaya, mengapa
kita masih sangat khawatir? Sekali lagi ditekankan di sini, bahwa Allah-lah
yang menjamin rezeki kita di dunia ini. Sampai-sampai Allah ﷻberfirman:
40
“Tidak ada suatu binatang melata pun di bumi, melainkan rezekinya telah
ditetapkan oleh Allah.” [Q.S. Huud 11: 6] Jika binatang saja mendapatkan
jaminan demikian, bagaimana lagi dengan manusia?
Allah ﷻjuga tidak akan mencabut nyawa kita, kecuali Allah telah
menyempurnakan bagian rezeki tersebut untuk kita. Rasulullah ﷺbersabda:
“Sesungguhnya jiwa itu tidak akan mati, sehingga sempurnalah rezekinya.”
[H.R. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Sahih wa Dha’if
Sunan Ibnu Majah no. 2144]
Ketika Allah ﷻsudah menyatakan demikian, maka kewajiban kita adalah
berusaha untuk mencari dan mendapatkan rezeki itu dari Allah ﷻ, melalui jalan-
jalan yang halal. Allah ﷻberfirman dalam Hadis Qudsi: “Wahai para hamba-
Ku, kalian semua adalah lapar kecuali yang Aku beri makan. Maka mintalah
makan kepada-Ku, niscaya akan Aku beri makan. Wahai para hamba-Ku,
kalian semuanya adalah telanjang, kecuali yang Aku beri pakaian. Maka
mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya akan Aku beri pakaian.” [H.R. Muslim
no. 6737]
Yang dimaksud dengan “permintaan” di sini bukanlah sekadar
permintaan belaka tanpa melakukan usaha apa-apa. Akan tetapi permintaan
di sini mencakup meminta dengan berdoa kepada Allah, agar Allah
memberikan makanan dan pakaian kepada kita, serta terkandung pula usaha
untuk mencari rezeki dan karunia dari Allah.
Allah ﷻberfirman: “Apabila salat telah ditunaikan, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah. Dan ingatlah Allah sebanyak-
banyaknya, supaya kamu beruntung.” [Q.S. Al-Jumu’ah 62: 10]
Allah ﷻjuga berfirman: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi
kamu. Maka berjalanlah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari
41
rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”
[Q.S. Al-Mulk 67: 15]
Inilah hakikat tawakal. Karena tawakal adalah kita bersandar kepada
Allah ﷻdengan penuh kepercayaan kepada-Nya, untuk meraih apa yang kita
cari, dan menolak apa yang kita benci, disertai dengan mengambil sebab-
sebab yang diizinkan oleh syariat. [Lihat Al-Qaulul Mufiid, 2: 87]
Dan bukankah Allah sendiri telah menjanjikan, bahwa barang siapa yang
bertawakal hanya kepada Allah, pasti Allah akan menjamin urusan-
urusannya?
Allah ﷻberfirman: “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya
Dia akan mengadakan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah
yang tidak dia sangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada
Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” [Q.S. Ath-Thalaq 65: 2-3]
Sebanyak apapun pendapatan manusia, dia tidak akan mampu
melampaui jatah rezekinya. Rasulullah ﷺbersabda: “Wahai manusia,
bertakwalah kepada Allah, dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki.
Karena tidaklah suatu jiwa akan mati hingga terpenuhi rezekinya, walau lambat
rezeki tersebut sampai kepadanya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan
pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki. Ambillah rezeki yang halal, dan
tinggalkanlah rezeki yang haram.” [H.R. Ibnu Majah, dan Syaikh Al-Albani
mensahihkannya]
Penulis: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D
Sumber: https://nasihatsahabat.com/sebanyak-apapun-pendapatan-manusia-
dia-tidak-akan-mampu-melampaui-jatah-rezekinya/
42
Nur Latifah dilahirkan di Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang,
Kabupaten Banyumas dan dibesarkan juga di Desa Karanggintung,
Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Penulis mengenyam pendidikan
menengah atas di SMA Negeri 4 Purwokerto. Saat ini, penulis sedang
menempuh pendidikan tinggi S1 Pendidikan Ekonomi di Universitas Jenderal
Soedirman. Sambil kuliah, penulis menuntut manisnya ilmu agama dengan
mengikuti organisasi UKI FEB (Unit Kerohanian Islam Fakultas Ekonomi dan
Bisnis).
43