The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Fedina Rahayu, 2024-02-01 05:15:06

EKSPLORASI KONSEP MODUL 3.1

EKSPLORASI KONSEP MODUL 3.1

FEDINA RAHAYU, S. PD EEKKSSPPLLOORRAASSII KKOONNSSEEPP MMOODDUULL 33..11 CGP Angkatan 9 Kota Payakumbuh


STUDY KASUS Pak Seto adalah Kepala Sekolah sebuah sekolah dasar. Ia memiliki 2 guru kelas V yang berbeda cara mengajarnya. Ibu Tati guru kelas VA dan Ibu Sri guru kelas VB. Ibu Tati terkenal sebagai guru ‘galak’ , namun pada saat yang sama, nilai rata-rata murid-muridnya sangat baik. Sehingga sifat keras Ibu Tati masih dianggap sesuai, demi mencapai hasil yang baik dari murid-muridnya. Sedang Ibu Sri adalah guru yang sabar dan tenang, namun ada beberapa muridnya yang memiliki nilai di bawah KKM. Suatu hari Ibu Sri datang ke ruangan Pak Seto selaku kepala sekolah, dan mengadukan perbuatan Ibu Tati yang menghukum salah satu muridnya di tengah terik matahari, berlutut di semen lapangan basket karena tidak membuat pekerjaan rumah. Ibu Sri sangat khawatir karena murid tersebut sudah menangis, namun sepertinya Ibu Tati tetap mengajar di dalam kelas seperti biasa, karena menganggap menjemur anak di terik matahari adalah hukuman pantas karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Bila Anda adalah Pak Seto sebagai kepala sekolah, apa yang akan Anda lakukan? Pendekatan apa yang ambil? Dasar pemikiran apa yang melatarbelakangi keputusan Anda?


Temuilah seorang rekan kerja Anda, dan tanyakan kesediaannya memberikan pendapatnya tentang studi kasus di atas. 1. Analisis jawaban Anda dan rekan Anda, apakah berbeda, atau sama? 2. Tuliskan tanggapan Anda dan rekan Anda terhadap kasus Bapak Seto, beserta analisis Anda terhadap kedua jawaban tersebut. 3. Berikan tanggapan terhadap unggahan respon rekan CGP Anda tentang hal ini, minimal 3 orang. 4. PETUNJUK PENGERJAAN


JAWABAN REKAN KERJA Tidak salah yang dilakukan bu Tati, karena memang anak telah melakukan kesalahan dengan tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah yang diberikan. Karena jika pelanggaran seperti ini dibiarkan lama kelamaan akan menjadi kebiasaan dan kedisiplinan anak semakin sulit di wujudkan. Jika saya sebagai pak Seto saya akan memanggil bu Tati setelah bu Tati selesai jam mengajar kemudian mengkonfirmasi bagaimana cerita yang sebenarnya. menyarankan kepada bu Tati, agar kedepannya konsekuensi atau hukuman yang diberikan lebih bersifat mendidik dan tidak membahayakan. karena menghukum anak di tengah lapangan dibawah terik matahari kurang menunjukkan rasa empati kita dan kepedulian kita kepada siswa. memang kita harus disiplin, tapi alangkah baiknya jika diimplementasikan dengan cara menyenangkan bukan dengan cara memberikan hukuman Keputusan tersebut saya ambil karena bu Tati tidak sepenuhnya salah, namun anak tersebut juga tidak selayaknya mendapat hukuman tersebut. Dengan prinsip rasa pedulilah keputusan tersebut saya ambil.


JAWABAN SAYA Berdasarkan Studi kasus tersebut, dapat saya simpulkan bahwa karakter bu Tati pada dasarnya beliau sangat menjunjung tinggi disiplin. Dan mungkin beliau merasa dengan bersikap tegas atau cenderung Galak dapat mencapai tujuan pembelajaran beliau dengan baik. Jika saya sebagai pak Seto langkah pertama yang saya lakukan setelah mendapat cerita dari bu Sri adalah berterimakasih kepada bu Sri telah menyampaikan informasi tersebut dan meminta bu Sri untuk melanjutkan kembali pembelajarannya di kelas, kemudian saya segera mengkonfirmasi kebenaran informasi tersebut dengan menemui siswa yang dihukum di lapangan untuk menenangkan supaya tidak lagi menangis dan meminta anak tersebut bercerita kenapa sampai mendapat hukuman. Dan menjelaskan bahwa setiap perbuatan akan ada konsekuensinya. kemudian menemani anak tersebut sampai masa hukuman dari bu Tati selesai. Meminta bu Tati menemuinya saat jam istirahat dan meminta keterangan dari bu Yati atas kejadian tersebut. Berterimakasih kepada Bu Tati karena selama ini bu Tati telah mengajar dengan baik, dan memiliki disiplin tinggi yang terbukti dengan hasil belajar anak memiliki rata-rata sangat baik . Memberikan masukan/ saran kepada bu Tati agar dalam memberikan hukuman atau konsekuensi kepada anak dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi agar tidak membahayakan anak. alangkah baiknya jika konsekuensi yang diberikan bersifat mendidik dan memberikan pengalaman bagi anak. Karena disiplin itu tidak harus dengan hal yang bersifat galak dan berupa hukuman. Pendekatan yang diambil Pak seto terhadap Bu Tati sebaiknya berbasis coaching agar dapat memaksimalkan potensi Bu Tati, karena saya yakin bu Tati adalah guru yang inovatif , hal ini dibuktikan dengan hasil belajar anak yang baik. Dasar pemikiran yang melatarbelakangi keputusan tersebut adalah prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli


ANALISIS JAWABAN Dari kedua jawaban atas studi kasus tersebut kedua jawaban menunjukkan persamaan dalam landasan pemikiran yang melatarbelakangi pengambilan keputusan yaitu Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) Orang yang Menghadapi dilema adalah Pak Seto, yang mana beliau menghadapi dua kebenaran yang ada yaitu: Keputusan yang diambil adalah sama yaitu dengan memilih Mengingatkan bu Tati agar mengganti model hukuman yang beliau lakukan karena penerapan disiplin tidak harus dengan hukuman dan kekerasan yang membahayakan anak. Membiarkan Bu Tati dengan sifat kerasnya karena memang anak tersebut telah melakukan kesalahan dengan tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah yang diberikan. Karena jika pelanggaran seperti ini dibiarkan lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan dan kedisiplinan anak semakin sulit di wujudkan. Tapi benar juga jika dia memilih Mengingatkan bu Tati agar mengganti model hukuman yang beliau lakukan karena penerapan disiplin tidak harus dengan hukuman dan kekerasan yang membahayakan anak.


Terima Kasih Tergerak, Bergerak, Menggerakkan


Click to View FlipBook Version