The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ratna.romli.adi, 2021-11-04 02:38:32

1.1.a.9.Koneksi antar materiku

1.1.a.9.Koneksi antar materiku

1.1.a.9.

Koneksi Antar Materi
Kesimpulan dan Refleksi

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Oleh

Ratna Mufidah, S.Pd.SD.

UPT Satuan Pendidikan SDN CARAT II GEMPOL

CGP Kabupaten Pasuruan

JAWA TIMUR

1.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Raden Mas Soeryadi Soeryaningrat atau dikenal dengan Ki Hajar Dewantara
lahir di Yogyakarta 2 Mei 1889. Tulisan-tulisanya komunikatif dan tajam dengan
semangat antikolonial. Pendidikan Zaman Kolonial menjadi langkah perjalanan
pendidikan Indonesia sebelum kemerdekaan. Peran sekolah Taman Siswa sejak
pendiriannya di tahun 1922. Menurut Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan dan pengajaran
merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia,
baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-
luasnya”.

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam
masyarakat. Ki Hajar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan
manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama
untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih, bertumbuhnya nilai-nilai
kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Anak harus menjadi pusat dalam pembelajaran. Memandang anak
dengan rasa hormat.
Guru dan murid sejajar dalam dunia pendidikan.
Anak adalah hal yang paling bernilai.
Guru harus menerima macam-macam anak yang berbeda sesuai kodrat
dan fitrahnya
Guru diibaratkan sebagai petani , guru harus memfasilitasi tumbuh
kembang keanekaragaman tersebut melalui penciptaan ekosistem
belajar yang menyenangkan dan selalu dibingkai dalam nilai-nilai luhur
pancasila.

Profil Pelajar Pancasila

1. Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak
Mulia
2. Kebhinekaan Global
3. Gotong royong
4. Kreatif
5. Bernalar kritis
6. Mandiri

Tri Pusat Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yaitu, pendidikan di lingkungan
keluarga, pendidikan di lingkungan perguruan, pendidikan di lingkungan masyarakat.

Filosofi Ki Hajar Dewantara mengenai asas Tri-Kon dapat dilambangkan sebagai sistem
tata surya, murid digambarkan sebagai planet yang mengorbiti matahari (simbol nilai
kemanusiaan) dalam garisnya masing-masing. Setiap planet berevolusi dengan kecepatan yang
berbeda-beda, namun tak pernah berhenti bergerak( Syahril, 2018)

Konsep pemikiran-pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara sangat relevan dengan
penerapan pendidikan abad ke-21 pada konteks lokal (budaya) di tempat asal.

Proses pendidikan Ki Hajar Dewantara menekankan 3 hal utama yaitu melatih panca
indra, kehalusan budi pekerti dan kecerdasan. Menurut beliau pendidikan harus seimbang antara
cipta, rasa dan karsa.

Mengedepankan kemerdekaan belajar. Pendidikan harus holistik dan seimbang agar terjdi
kesempurnaan budi pekerti yang membawa anak pada kebijaksanaan sehingga melahirkan insan-
insan yang bijaksana

1. Sebelum Mempelajari Modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara
pada Program Pendidikan Calon Guru Penggrak saya percaya
bahwa:

1. Niat mulia anak datang ke sekolah untuk mempelajari ilmu pengetahuan.

2. Saya percaya anak telah diperlakukan sebagai subyek dalam pembelajaran.

3. Guru lebih mendominasi di kelas.

4. Kurang memperhatikan penampilan visual guru saat di tempat kerja.

5. Mengutamakan ketuntasan kurikulum merupakan hal yang penting dengan
tercapainya standar angka-angka yang tinggi. Anak mampu mengerjakan ujian
dan tugas dengan benar.

2. Sesudah Mempelajari Modul 1.1

1. Saya sangat optimis ada mimpi dan cita cita dalam benak setiap anak saat mendatangi sekolah. Saya percaya
murid punya inisiatif belajar meski tidak disuruh guru. Ternyata niat murid ke sekolah tidak sama, ada yang ingin
menggapai cita-citanya ada juga yang mereka datang ke sekolah karena rutinitas semata bahkan ada juga hanya
sebatas untuk uang jajan atau mendapatkan teman pribadi.Guru harus mengenal keberagaman dari peserta didik.
Menuntun dan memotivasi murid menemani perjalanan menuju cita-citanya menjadi manusia unggul.

2. Saya percaya anak telah diperlakukan sebagai subyek dalam pembelajaran. Namun saya belum melakukan
kesepakatan kelas dan refleksi apakah murid merasa telah diperlakukan sebagai subjek dalam pembelajaran. Saya
melakukan apresiasi terhadap siswa. Setelah mempelajarai modul 1.1 saya selalu berusaha untuk melakukan
refleksi sebagai cerminan diri sehingga pembelajaran menjadi lebih baik dan menyenangkan dengan cara kontruksi
dan penilaian. Agar tumbuh Friend State (Kondisi Pertemanan) yang akan menumbuhkan kepercayaan, loyalitas,
intregritas dan komitmen

3. Kelas adalah rumah murid. Fisik ruang kelas memang memengaruhi kedinamisan tetapi ada yang lebih penting
yaitu karakter atau atmosfer belajar di kelas. Setelah saya mempelajari modul 1.1 saya beranggapan bahwa saya
harus menjadi tamu yang baik di rumah murid-murid. Begitu melangah ke ruang kelas ada tanggung jawab moral di
kaki langkah pertama untuk menghormati murid sebagai tuan rumah dan memberikan yang terbaik sehingga tidak
mendominasi saat pembelajaran.

4. Kecerdasan Fisik.(physical intellegence).Penampilan guru sangat memegang peranan penting dalam proses

belajar mengajar. Kecerdasan fisik perlu diperhatikan oleh saya sebagai guru. Karena anak secara visual lebih
bermakna melihat dan mudah memahami visual saya dengan rapi dan menarik.
5. Ketercapain kurikulum harus dicapai tanpa membatasi kemerdekaan belajar murid

Yang Segera Saya Terapkan di Kelas

1. Hal yang pertama saya lakukan adalah berliterasi. Ibarat
seorang petani maka saya harus berliterasi tentang tehnik
menanam dan menghasilkan tanaman yang berkualitas

2. Melakukan assesmen diagnosis awal dan assesmen diagnosis
berkala untuk mengetahui perkembangan kognitif dan non kognitif,
mengetahui kendala belajar murid serta melakukan tindak lanjut
dan evaluasi.

3. Menumbuhkan kecintaan dan kedekatan murid dengan guru dan
orang tua. Merdeka Belajar dan kolaborasi


Click to View FlipBook Version