51
52
PERMAINAN TRADISIOANAL LEMPAR SENDAL
A. Pengertian dan Sejarah Permainan Lempar Sendal
1. Pengertian permainan lempar sendal
Permainan lempar sendal adalah permainan sederhana dimana bahan atau alat
yang akan dimainkan adalah sendal. Di sini membutuhkan empat sendal, tiga sendal
ditempatkan seperti di atas yaitu membentuk seperti piramida dan satu sendal yang
digunakan untuk melempar sendal yang sudah disusun begitu juga dengan pemainnya.
Game ini adalah game yang dikreasikan dari game "Sepak Tekong". Nama permainan
ini berbeda-beda di setiap wilayah. Permainan ini digunakan oleh anak-anak untuk
bermain di waktu senggang sepulang sekolah, saat liburan atau pada malam hari saat
bulan purnama. Permainan ini sangat populer di kalangan anak-anak. Beberapa anak
telah memainkan permainan ini sejauh ini.
2. Sejarah permainan lempar sendal
Permainan ini merupakan permainan yang telah dikreasikan yaitu dari
permainan ‘Sepak Tekong’. Nama permainan ini berbeda-beda di satu daerah dengan
daerah yang lain. Permainan ini dulunya dilakukan anak untuk bermain mengisi waktu
luang sepulang sekolah, hari libur, maupun malam hari ketika bulan purnama.
Permainan ini sangat digemari oleh anak-anak. Sampai saat ini masih sering dijumpai
sebagian anak yang memainkan permainan ini.
B. Cara Bermain Lempar Sendal
1. Para pemain dibagi menjadi dua tim.
2. Setelah pembagian kedua tim diwakili oleh satu anggota.
3. Tim pemenang melempar tiga sendal yang dipesan dan kemudian membalik sendal
itu. Saat tim yang kalah melempar pemain tim pemenang dengan sendal yang mereka
bawa tadi.
4. Semua pemain dalam tim pemenang harus dapat menempatkan sendal dengan benar
sebelum semua pemain terkena lemparan sendal.
5. Tim yang kalah harus bisa melempar semua pemain dari tim yang menang sebelum
memakai sendal mereka.
53
6. Jika tim yang memenangkan suit memenangkan permainan dengan berhasil
menempatkan ketiga sendal, tim tersebut mendapat 1 poin dan
7. bergantian dengan tim yang kalah dalam suit. Intinya adalah bahwa tim yang kalah
sekarang bermain.
8. Jika tim yang memenangkan suit memiliki pemain yang keluar (karena lemparan),
mereka harus bertukar peran dengan tim yang sebelumnya kehilangan suit.
C. Aturan Permainan Lempar Sendal
1. Masing-masing pemain dari tim penyusun sendal memiliki 3 kali kesempatan untuk
melempar susunan sendal. Misalnya dalam I tim terdapat 5 pemain, masing-masing
pemain memiliki 3 kali kesempatan, dan jika pemain tersebut gagal melempar dalam
3 kali, maka diganti dengan pemain yang lain. Jika semua pemain gagal maka tim
tersebut bertukar peran dengan tim yang kalah.
2. Tidak boleh melempar pemain sambil mengejar, apalagi menipu. Maksudnya adalah
mengeluarkan gaya melempar, padahal tidak melempar. Sehingga pemain lawan yang
akan dilempar sendal tetap melakukan gerakan menghindar
3. Saat menyusun sendal, musuh (tim yang kalah) tidak boleh melempar sendal yang
sedang disusun, kecuali terkena oleh pemain sendiri (pemain dari tim penyusun
sendal).
D. Manfaat Permainan Lempar Sendal
Manfaat dari permainan lempar sendal ini adalah anak terbiasa berinteraksi dengan
teman-teman di lingkungan sekitarnya. Selain itu, anak juga terbiasa aktif menggerakkan
tubuhnya untuk menjaga fisiknya, selain itu
1. Melatih kesabaran dan ketekunan Permainan lempar sendal sangat bagus dalam
melatih kesabaran dan ketekunan anak, dikatakan dapat melatih kesabaran dan
ketekunan anak karena dalam permainan ini pemain yang menjadi penjaga sendal
harus dengan sabar untuk menyusun sendal karena semakin lama ia menyusun maka
pemain yang bersembunyi akan memiliki kesempatan untuk bersembunyi dengan baik
sehingga akan sulit ditemukan nantinya. Sebaliknya jika penjaga sendal dengan cepat
dapat menyusun sendal maka ia akan dengan mudah dapat menemukan pemain yang
bersembunyi dan bahkan ada pemain yang belum siap untuk bersembunyi namun
karena sang penjaga sendal telah selesai jadi ia tak punya kesempatan dan akhirnya
tertangkap.
54
2. Melatih kejujuran Permainan ini dikatakan dapat melatih kejujuran karena dalam
permainan ini saat menyusun sendal sang penjaga tidak boleh menoleh kebelakang
dan melihat pemain bersembunyi. Dari sinilah kejujuran anak akan dilatih apakah ia
tetap menoleh kebelakang atau tidak meskipun pemain yang bersembunyi tidak
mengetahui kalau ia melihat.
3. Melatih jiwa sportivitas Dalam permainan ini juga dapat melatih sportivitas pada
anak. misalnya pada saat menentukan siapa yang menjadi penjaga sendal telah
disepakati bahwa yang kalah hompimpa atau suitlah yang akan menjadi penjaga, maka
mau tak mau anak yang kalah harus menerimanya dengan lapang dada tanpa protes
dan tidak meminta ulang hompimpa denga berbagai alasan. Melatih sportivitas adalah
hal yang penting dalam mempersiapkan anak untuk menuju lingkungan masyarakat
agar anak dapat diterima oleh masyarakat.
4. Melatih untuk dapat menaati peraturan Permainan ini memilki beberapa aturan seperti
dalam melempar sendal tidak boleh melewati batas jarak yang telah ditentukan dan
aturan untuk penjaga yang tidak boleh menoleh kebelakang saat pemain lain
bersembunyi. Dalam hal ini baik penjaga dan pemain yang bersembunyi dituntut
untuk menaati peraturan tersebut agar permainan dapat berjalan dengan baik dan
sportif, dari hal kecil inilah anak akan belajar untuk taat peraturan.
E. Aspek Yang dikembangkan Dalam Permainan Lempar Sendal
Aspek yang dikembangkan dalam permainan ini meliputi aspek kognitif, motorik, sosiol
emosional dan moral.
1. Aspek kognitif. Ketika seorang anak bermain, dia berpikir “bagaimana saya bisa
bersembunyi dan merobohkan menara yang dijaga oleh penjaga, dan berlari cepat
ketika menara runtuh.
2. Aspek motorik. Permainan ini mengembangkan keterampilan motorik halus saat anak
menyesuaikan sendal yang dibalikkan oleh teman yang disembunyikan. Keterampilan
motorik berkembang saat anak-anak berlari dan bersembunyi dari penjaga.
3. Aspek sosial-emosional. Seorang anak diajarkan untuk bersabar ketika menjadi garda
agar tidak menjadi penjaga tetap.
4. Pertimbangan moral. Anak-anak diajarkan untuk menghormati sesama pemain yang
kalah, yaitu teman-temannya yang tetap menjadi penjaga menara, dan tidak
mengolok-olok teman-temannya.
55
Selain keempat aspek tersebut, permainan ini mengajarkan anak untuk jeli dan
mampu mengenali ciri-ciri teman tersembunyinya agar tidak salah menebak.
F. Eksistensi Permainan Lempar Sendal
Kendati permainan yang satu itu terkenal di kalangan Betawi, namun didaerah lain
juga ada, tetapi dengan nama yang berbeda. Permainan tersebut dimainkan untuk mengisi
waktu luang, baik sepulang sekolah atau di hari libur. Namun dengan seiring berjalannya
waktu, permainan lempar sendal ini sudah jarang dimainkan oleh anak-anak dikarenakan
sudah canggihnya dunia internet. Maka permainan tradisional seperti lempar sendal ini
sudah jarang dimainkan.
56
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, N. dkk. (2003). Permainan Tradisional, Alternatif Media Pengembangan Kompetensi
SosialEmosi Anak Usia. 1–12.
Deona, S. (2021). Permainan Tradisional Dalam Rangka Menstimulus Perkembangan Sosio.
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 5(2), 47-55.
Susanto, B. H. (2017). Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Melalui Permainan
Tradisional Untuk Membentuk Karakter Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Moral
Kemasyarakatan, 2(2), 117-130.
https://youtube.com/watch?v=m7wOhae3Ic4&feature=share (diakses pada tanggal 3 Oktober
2022)
57
58
A. Pengertian Permainan Oray-orayan
Oray-orayan merupakan kata berulang memakai akhiran-an yang artinya
meniru atau menyerupai oray atau ular. Oray-orayan berasal dari kata “oray” bahasa
sunda yang artinya “ular”. Oray-orayan merupakan salah satu kaulinan urang lembur
yang dimainkan secara berkelompok oleh beberapa anak perempuan maupun lelaki (7-
20 anak) di lapangan terbuka ataupun dihalaman rumah. Untuk memainkannya
biasanya anak-anak sambil bernyanyi lagu “orayorayan” Puspita (2019:5). Permainan
oray-orayan merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Jawa Barat,
serta mempunyai manfaat bagi kehidupan sehari-hari anak. Dengan penggunaan
permainan tradisional orayorayan diharapkan dapat memfasilitasi siswa belajar keliling
persegi dan persegi panjang yang menarik dan sesuai dengan karakteristik tahap usia
perkembangan siswa sekolah dasar.
Orang sunda dan masyarakat Jawa Barat sudah mengenalnya sejak lama. Anak-
anak biasanya memainkannya di halaman rumah atau lapangan yang luas. Permainan
tradisional ini bisa memakan waktu sekitar 15-30 menit, bahkan bisa berjam-jam kalau
anak-anak sedang asyik. Tidak hanya laki-laki, anak perempuan juga bisa turut serta
dengan jumlah pemain sekitar 7 sampai 20 anak. makna permainan oray-orayan bukan
sekedar seperti meniru gerakan dan bentuk ular. Dari cara bermain ular memakan ekor
tidak akan terjadi pada kenyataannya. Selain itu, ada makna jenis permainan tradisional
mendalam yang dihubungkan antara Tuhan dengan manusia, manusia dengan alam, dan
manusia dengan sesamanya.
Permainan ini dapat dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan atau campuran
yang berumur antara 5 sampai 12 tahun. Pada umumnya masih dikenal terutama
dipedesaan, dilakukan di halaman sekolah maupun halaman rumah yang agak luas.
Permainan ini dilaksanakan pada pagi hari, siang atau sore hari, maupun pada malam
hari ketika bulan purnama. Jumlah pemain 7 sampai 20 anak, atau lebih banyak lebih
baik karena akan lebih indah kelihatannya bagaikan ular yang sebenarnya. Permainan
oray-orayan ini tidak memerlukan alat bantu, hanya memakai syair-syair lagu dan
dalam budaya Sunda disebut kakawihan yang berisi tanya jawab yang dilakukan sendiri
oleh mereka yang bermain.
Adapun beberapa nilai yang diperoleh dari permainan oray-orayan, sebagai berikut
:
1. Nilai religius tersebut dikenalkan sejak kecil oleh masyarakat sunda melalui
permainan tradisional atau dari media seni-budaya. Sehingga, kepercayaan terhadap
leluluhur terus terjaga menyatu dalam perubahan zaman.
2. Adapun nilai moral permainan tradisional oray-orayan adalah saling menghargai
teman, tidak memaksakan keinginan sendiri, dan membantu teman di kala susah,
serta terus bersama-sama di kala bahagia.
3. Dari aspek emosional, anak peduli terhadap hubungan terhadap sesama dan bisa
melupakan ekspresinya baik senang maupun sedang ketakutan. Saat anak yang
bermain di tangkap, ia akan mengerti tentang mematuhi aturan yang dibuat
bersama. Seingga bisa diaplikasikan, anak-anak akan mengikuti aturan dalam
kehidupan nyata. Selain itu, bisa memimpin kelompok kecil dan mampu
menyelesaikan masalah sederhana.
59
B. Cara Bermain Permainan Oray-orayan
1. Pemain dilakukan dengan mulai barisan berjejer ke belakang membentuk ular.
Barisan biasanya dengan urutan dari pemain yang paling tinggi berada di depan
sebagai kepala ular, selanjutnya, badan pemain biasanya memegang bahu atau
pinggang anak di depannya, sedangkan anak yang menjadi kepala ular (paling
depan) posisi tangannya bebas.
2. Barisan itu akan berjalan meliuk-liuk seperti ular melata sembari bernyanyi atau
tanya jawab. Ketika barisan berjalan, ekor akan bersiap-siap untuk menghindari.
Begitu lagu oray-orayan/tanya jawab berhenti, maka kepala ular berbunyi
"kok...kok...kok..." 'ular' pun berlari-lari kecil mengikuti kepala yang ingin
menangkap ekor. Para pemain yang menjadi badan harus melakukan gerakan yang
mengikuti kepala ular. Jika badan ular putus, mereka akan menyususn bentuk ular
kembali dan mengulang permainan dari awal.
3. Apabila si ekor tertangkap maka harus keluar dari permainan, sehingga badan ular
semakin pendek. Meski begitu, tanya jawab/nyanayian tetus sahut-menyahut karena
anak-anak yang sudah di tangkap boleh terus ikut bernanyi/tanya jawab.
4. Ketika pemain menyiksa 3-5 orang anak, permainan akan mulai dari pertama dan
kepala ular di perankan oleh pemain lainnya. Terus di ulangi lagi demikian
seterusnya.
5. Setelah kakawihannya selesai maka ada satu anak yang tertangkap dan harus
memilih mau ikut ke penjaga kanan atau kiri. Hal itu berlangsung sesukanya.
Dalam kaulinan oray-orayan ada kakawihan yang biasa anak-anak yang sedang
bermain oray-orayan nyanyikan. Adapunkakawihan oray-orayan yang biasa anak-
anak nyanyikan ketika
melaksanakan kaulinan barudak oray-orayanadalah sebagai berikut :
Oray-orayan luar leor mapay sawah.
Entong ka sawah parena keur sedengbeukah.
Oray-orayan luar leor mapay kebon.
Entong ka kebon di kebon loba nungangon.
Mending ka leuwi di leuwi loba nu mandi
Saha anu mandi? Anu mandinapandeuri.
C. Manfaat Permainan Oray- Orayan
Manfaat dari permainan tradisional oray-orayan yaitu mengutamakan
kebersamaan, kesederhanaan, kelompok, dan khususnya nilai-nilai sosial bagi anak.
Selain itu, permainan tradisional oray-orayan tidak dapat dipisahkan dengan fungsi
psikologis perkembangan anak, tidak hanya sekedar memberi perasaan senang,
permainan tradisional oray-orayan juga dapat mengembangkan fungsi kognitif, sosial,
psikomotorik dan aspek emosional yang diunggulkan seperti meningkatkan
keterampilan sosial, kontak sosial, dan konservasi Huda (2021:5).
60
Adapun berikut beberapa manfaat permainan Tradisional Oray-orayan:
1.) Moral dan nilai-nilai agama:
a. Membedakan ciptaan Tuhan dan manusia
b. Menghargai teman dan tidak memaksanakan kehendak
c. Membantu dan Menolong teman
2.) Sosial-emosional
a. Mau bermain bersama
b. Dapat memecahkan masalah sederhana
c. Mengerti aturan bermain dalm permainan bersama
3.) Bahasa
a. Dapat menirukan suara ular dengan Bahasa yang kompleks.
b. Dapat melaksanakan lebih dari tiga perintah
c. Memperkaya kosakata
4.) Kognitif
Membedakan besar kecil , panjang pendek ,dan kepala –ekor.
5.) Fisik
Berjalan dengan variasi seperti berjalan maju mundur kesamping.
D. Eksistensi Permainan Oray-orayan
Permainan oray-orayan merupakan salah satu permainan yang secara umum
banyak ditemukan di daerah Jawa Barat. Permaianan oray-orayan ini biasanya dapat
dilakukan baik anak perempuan maupun laki-laki namun rata-rata permaianan ini di
mainkan oleh anak anak di usia SD. Permainan ini sering dilakukan oleh anak-anak SD
di sekitar rumah bersama dengan teman sebayanya. Saat ini permainan ini masih
dimainkan oleh anak-anak khususnya di daerah jawa barat. Namun permainan ini
berkurang eksistensinya masih banyak beberapa anak-anak yang tidak tau apa itu
permainan oray-orayan.
Dengan teknologi informasi yang begitu mengglobal sekarang ini, kita sebagai
pendidik tidak bisa berbuat banyak. Salah satunya yang dirasakan sangat terpuruk
adalah dunia anakanak (telah lama para orang tua, pendidik serta mereka pemerhati
dunia anak-anak melontarkan keprihatinan bahwa anak-anak sedang kehilangan
dunianya). Untuk mengembalikan dunia anak yang hilang tersebut pendidik dapat
menghidupkan kembali melalui kegiatan kaulinan barudak oray-orayan yang
merupakan permainan anak yang mengenalkan anak pada lingkungan alam, hewan,
tumbuhan dan segenap ciptaan Tuhan yang bisa membangun interaksi antara sesama
teman.
DAFTAR PUSTAKA
Ryan Dwi Puspita . (2019). Etnopedagogik dalam Kaulinan Oray-Orayan. Jurnal Pendidikan Anak Usia
Din, 12.
Siti Fatimah. (2021). MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL. JURNAL CERIA (CERDAS
ENERGIK RESPONSIF INOVATIF ADAPTIF), 10.
Sri Maryati. (2019). Desain Didaktis Keliling Persegi Dan Persegi Panjang. Indonesian Journal of
Primary Education, 12.
61
62
PERMAINAN TRADISIONAL BOLA BEKEL
A. Pengertian Bola Bekel
Permainan bola bekel merupakan permainan tradisional yang mendapat
pengaruh budaya Belanda. Kata bekel sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu
Bikklspel atau Bikkelen. Nama bekel diperkirakan dari bahasa Belanda yaitu
“Bikkelen” yang artinya semangat juang. Pada beberapa daerah permaianan bekel
memiliki nama berbeda yaitu Bekelan, Beklen, dan Bekles. Asal mula permainan bekel
belum di ketahui secara pasti. Namun di Barat pun juga terdapat permainan yang
hampir mirip dengan bekel yaitu permainan jack.
Bola Bekel adalah permainan tradisional yang berasal dari pulau Jawa.
Permainan bola bekel ini sangat populer di kalangan anak remaja putri tempo dulu.
Permainan ini dimainkan berdua atau lebih secara bergiliran. Bermian bola nekel
sangatlah mudah, hanya mengutamakan kegesitan dan ketangkasan tangan (Huri Yani,
2018: 22).
B. Sejarah Permainan Bola Bekal
Permainan bola bekel atau dalam bahasa Belanda bikkelen ialah permainan
dengan sebuah bola karet kecil dan buah mainan berupa kerang (siput laut) yang
berjumlah 4,6 atau 8 yang dilakukan dengan cara melambungkan bola ke atas.
Sementara bola melambung, buah mainan diatur dan disusun sesuai dengan aturan
permainan, kemudian disuk dengan tangan kanan, dan sekaligus setelah itu menangkap
bola yang sedang dilambungkan. Bola bekel adalah permainan tradisional yang berasal
dari pulau Jawa. Permainan bola bekel ini sangat populer di kalangan anak remaja putri
tempo dulu.
C. Alat yang diperlukan
Permainan bola bekel ini tidak memerlukan peralatan khusus untuk
memainkannya. Permainan bola bekel ini tidak memerlukan lapangan, tempat atau
halaman yang luas. Permainan ini biasanya dilakukan di sembarang tempat yang
memiliki ubin lantai yang rata. Peralatan yang digunakan dalam permainan bola bekel
63
ini adalah bola bekel itu sendiri dan biji bekel. Biji bekel yang digunakan dalam
permainan ini bervariasi, ada biji bekel yang terbuat dari kerang (siput laut), dan
adapula biji bekel yang terbaut dari besi atau plastik. Biji bekel ini memiliki variasi
nama, ada yang menyebutnya kecek adapula yang menyebutnya kericik.
D. Peraturan Permainan
Aturan dalam permainan bola bekel ini yaitu sebagai berikut:
1. Pemain terdiri dari 2 anak atau lebih.
2. Pada permainan ini lawan bermain harus berhenti bermain (dikatakan mati) ketika
bola tidak dapat ditangkap kembali.
3. Permainan menggunakan 6 biji bekel atau lebih, maupun kurang dari jumlah
tersebut (Jumlah biji bekel terserah kesepakatan bersama antar pemain).
4. Permainan juga dikatakan mati ketika pemain menyentuh bekel lain (ketika tahap
“Naspel”), atau salah mengambil jumlah biji bekel pada tahap “satuan”, atau salah
meletakkan posisi bekel pada tahap “phet” atau “rha/rhe”.
5. Bola tidak boleh memantul lebih dari satu kali ke lantai.
E. Cara Bermain
Cara bermain pada permainan bola bekel yaitu sebagai berikut:
1. Kita mencari pemainnya terlebih dahulu, pemain terdiri dari 2 sampai 5 anak.
2. Sebelum permainan dimulai, maka harus melakukan suit terlebih dahulu yang
bertujuan untuk menentukan siapa yang mendapat giliran pertama kali
memainkannya.
3. Pemain yang menang dalam suit berhak bermain terlebih dahulu dengan
menggenggam semua biji bekel serta bola bekel.
4. Pemain melemparkan bola ke atas, kemudian menjatuhkan biji bekel ke lantai
kemudian tangkap bolanya lagi.
5. Kemudian pemain memantulkan lagi bola bekel. Ketika bola berada di atas
maka pemain harus mengambil biji bekel sesuai dengan tahapannya.
6. Tahapan dalam mengambil biji bekel
a) Satuan
Pada tahapan ini, pemain mengambil satu per satu biji bekel sampai
habis kemudia bola dipantulkan kembali dan biji bekel di jatuhkan kembali.
64
Setelah itu pemain mengambil dua biji-biji sampai habis. Selanjutnya
lakukan sampai yang terakhir, misalnya jumlah biji bekel enam maka
terakhir yang diambil oleh pemain adalah keenam biji bekel tersebut.
b) Phet (bagian biji bekel yang jika di balik bagian tengah ada lubangnya atau
bila menggunakan kerang/cangkang keong maka bagian yang berwarna
putih)
Dalam tahap ini pemain membalik semua biji bekel menjadi phet.
Kemudian pemain mengambil secara bertahap mulai dari satu-satu, dua-
dua, dan seterusnya sesuai dengan jumlah biji bekelnya.
c) Rha/rhe (bagian biji bekel yang jika di balik posisinya seperti menungging,
atau bila menggunakan kerang/cangkang keong sebagai biji bekel maka
bagian yang berwarna hitam/bagian punggung)
Dalam tahap ini pemain membalik semua biji bekel menjadi rha/rhe.
Setelah itu pemain mengambil biji bekel secara bertahap mulai dari satu-
satu, dua-dua, dan seterusnya sampai terakhir sesuai dengan jumlah biji
bekelnya.
d) Naspel
Pada tahap ini pemain membali semua biji bekel menjadi phet semua.
Setelah itu pemain membalik kembali biji bekel menjadi rha/rhe semua.
Lalu semua biji bekel diambil sambil mengacungkan jari telunjuk ke lantai.
Ketika pemain tidak berhasil maka pemain harus mengulang kembali dari
awal tahap naspel.
F. Tujuan Permainan Bola Bekel
Dalam permainan tradisional bola bekel ini memiliki tujuan yaitu antara lain:
1. Sebagai sarana bagi anak untuk bereksperimen (melakukan berbagai percobaan
sederhana) sehingga mendapatkan pengetahuan atau pengalaman baru.
2. Sebagai sarana melatih anak beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan.
3. Sebagai sarana peniruan bagi anak karena bebas berekspresi menirukan berbagai
hal yang ada dalam imajinasinya.
4. Sebagai sarana bagi anak untuk bereksplorasi sehingga rasa keingintahuannya
terpenuhi.
65
G. Manfaat Permainan Bola Bekel
Manfaat dalam permainan bola bekel ini yaitu antara lain:
1. Permainan bola bekel dapat melatih koordinasi visual-motorik anak, yaitu
koordinasi antara kejelian mata dan kecepatan serta ketepatan tangan saat
melambungkan bola, menangkap biji bekel dan meraih/menangkap bola kembali.
2. Permainan bola bekel dapat melatih anak untuk terampil dan cekatan dalam
bermain.
3. Permainan bola bekel dapat meningkatkan ketelitian anak dalam bermain.
4. Permainan bola bekel dapat melatih konsentarasi anak. Anak membutuhkan
konsentrasi agar bisa menangkap bola dan dalam mengambil biji bekel tidak
mneyentuh biji bekel yang lainnya.
5. Permainan bola bekel dapat meningkatkan kontrol jari-jari dan tangan.
6. Permainan bola bekel dapat melatih kemampuan anak dalam mempertahankan
posisi tubuh.
7. Permainan bola bekel dapat menambah perkembangan kognitif anak karena
didalam permainan bekel terdapat unsur matematika yaitu pembagian,
penambahan, pengurangan dan pengelompokan sejenis.
8. Permainan bola bekel juga melatih anak untuk menyusun strategi untuk
memenangkan permainan tersebut.
9. Permainan bola bekel dapat meningkatkan perkembangan sosial anak. Hal ini dapat
bertujuan melatih anak bersosialisasi dengan baik, meningkatkan komunikasi,
memupuk anak untuk berkompetisi (menang).
10. Permainan bola bekel dapat meningkatkan kepribadian anak yaitu meningkatakan
harga diri dan percaya diri, menambahkan rasa sportifitas, melatih kedisiplinan
melatih kerjasama dan tanggung jawab.
11. Permainan bola bekel bermanfaat untuk memupuk perkembangan emosi, yaitu
dapat melatih kesabaran dan rasa empati mengotrol emosi dan pengendalian diri.
H. Eksitensi Permainan Bola Bekel
Permainan bola bekel dikenal hamper diseluruh wilayah Indonesia kendati
dikenal dengan nama yang berbeda. Permainan ini sering dimainkan pada waktu luang
seperti pada saat jam istirahat sekolah atau saat bermain dengan teman-teman dengan
memanfaatkan benda yang ada disekitar seperti batu kerikil atau buah yang berbentuk
bulat. Namun seiring perkembangan jaman dan teknologi, permainan bola bakel ini
66
mulai dilupakan dan berganti dengan permainan yang menggunakan teknologi canggih
seperti yang terdapat dalam handphone atau laptop, sehingga permainan ini sudah
semakin jarang dimainkan terkhusus oleh anak-anak.
67
PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK
68
PERMAIANAN TRADISIONAL ENGKLEK
A. Pengertian Permainan Engklek
Permainan engklek merupakan permainan tradisional yang biasanya dimainkan anak-
anak di kampung. Anak laki-laki maupun perempuan dapat memainkan permainan engklek
tetapi permainan ini lebih sering dimainkan oleh anak perempuan. permainan engklek
merupakan permainan tradisional yang dimainkan oleh sekelompok orang baik anak laki-
laki maupun perempuan secara bergantian dengan melompati kotak-kotak dengan satu kaki
untuk mendapatkan kotak sebanyak-banyaknya.
B. Sejarah Permainan Engklek
Terdapat dua pernyatakan mengenai permainan engklek yaitu engklek berasal dari
Roma Italia dan Belanda. Sejarah permainan engklek berasal dari Roma Italia, permainan
ini disebut permainan Hopscotch yang mempunyai arti Hop (melompat atau lompat) dan
scotch (garis-garis yang berada di dalam permainan tersebut). Awalnya permainan engklek
di Roma digunakan untuk latihan perang para tentara Roma karena permainan ini dibuat
lebih luas yaitu lebih dari 100 kaki (31 meter) panjangnya. Permainan engklek di Roma
digunakan untuk melatih kekuatan, kecepatan dan stamina tentara Roma sambil membawa
perlengkapan perang.
Sejarah kedua permainan engklek merupakan permainan anak-anak Belanda. Oleh
karena itu, banyak orang mengatakan bahwa permainan engklek berasal dari Belanda.
Namun, ada yang mengatakan bahwa permainan engklek bearasal dari Inggris. Dalam
bahasa Belanda engklek disebut “Zondaag Mandaag” yang kemudian diterjemahkan
menjadi “Sunda Manda”. Diyakini pada masa itu penjajah yang membawa masuk
permainan engklek ke Indonesia.
Permainan engklek banyak ditemukan diberbagai wilayah Indonesia dengan berbagai
sebutan yang beraneka ragam. Engklek dalam bahasa jawa yang memiliki arti permainan
yang menggunakan satu kaki. Sehingga penyebutan permainan engklek biasanya populer
dikalangan anak-anak daerah jawa.
C. Cara Bermain Permainan Engklek
69
Suhardi (2021) menyatakan bahwa engklek dimainkan dengan cara melompat dengan
satu kaki pada kotak-kotak yang telah dibuat. Letak kotak bersebelahan seperti sayap,
pemain diperbolehkan meletakkan kakinya pada kedua kotak secara bersamaan. Masing-
masing pemain memiliki gaco yaitu batu atau pecahan genting yang digunakan sebagai alat
lempar. Berikut merupakan cara bermain permainan engklek:
1. Sebelum permainan dimulai, semua pemain melakukan hompipa terlebih dahulu.
Pemain yang menang maka mendapatkan giliran pertama. Permainan pertama
melemparkan gaco dan tidak boleh melebihi kotak yang telah disediakan. Jika gaco
melebihi kotak, maka permainan dinyatakan gugur.
2. Pemain pertama melompat dengan satu kaki, kemudian kembali lagi dengan
mengambil gaco yang ada di kotak 1 dengan posisi kaki satu masih diangkat.
3. Setelah itu pemain melemparkan gaco tersebut ke kotak 2. Jika keluar dari kotak 2
maka permainan dinyatakan gugur dan diganti oleh pemain berikutnya. Namun jika
berhasil, pemain bisa melanjutkan permainannya.
4. Begitu seterusnya sampai kotak sudah dilempar dengan gaco. Pergiliran dilakukan
jika pemain pelempar gaco melewati sasaran atau menapak dua kaki di satu kotak.
5. Kemudian jika semua kotak sudah dilewatii oleh pemain, maka pemain tersebut
bisa melemparkan gaco dengan membelakangi engkleknya. Jika gaco jatuh pada
kotak yang dikehendaki, maka kotak itu akan menjadi rumahnya.
6. Pemain yang mendapatkan kotak boleh berhenti dikotak tersebut dengan dua kaki.
Begitu seterusnya sampai kotak-kotak menjadi milik para pemain. Jika semua telah
dimiliki oelh pemain, maka permainan dinyatakan telah selesai.
7. Pemenang dalam permainan engklek ini yaitu pemain yang paling banyak memiliki
rumah dari kotak-kotak pada engklek yang digambar.
D. Aturan Permainan Engklek
Permainan ini pada dasarnya bisa dimainkan sendiri atau bersama pemain lainnya.
Untuk mengundi urutan pemain, dilakukan hompipa atau suit. Untuk bermain engklek,
pemain terlebih dulu harus memiliki sebuah gaco. Biasanya berupa potongan genteng atau
batu yang pipih.
70
Gaco itu kemudian dilemparkan ke kotak pertama. Lalu pemain melompat-
lompat dengan satu kaki dari satu kotak ke kotak lain secara berurutan, kecuali kotak
tempat gaco. Lalu pemain kembali ke tempat asal tetap dengan cara melompat dengan
satu kaki, sambil mengambil gaco. Selanjutnya pemain melemparkan gaco ke ruang
kedua, ketiga, dan seterusnya sampai selesai. Bila pemain sudah menyelesaikan semua
kotak, maka pemain harus melempar gaco ke gunung dan mengambilnya dengan badan
membelakangi gunung. Kalau berhasil mengambilnya, berarti satu permainan selesai.
Pemain berhak mendapat satu kotak yang diberi tanda bintang dan tidak boleh diinjak
pemain lain. Pemain akan diganti dengan pemain lain bila gaco masuk ke kotak yang
salah atau pemain menginjak batas-batas kotak yang lumayan sempit. Pemenang dalam
permainan ini adalah pemain yang memiliki bintang terbanyak. Karena pemain harus
melompat dengan satu kaki, maka permainan ini diberi nama engklek. Artinya
melompat-lompat dengan satu kaki. Tetapi ada juga yang menyebutnya permainan
taplak gunung, sudamanda, atau sondamanda.
E. Manfaat Permainan Engklek
Amri (2021: 116) menyatakan bahwa manfaat yang diperoleh dari permainan engklek
in antara lain adalah
1. Kemampuan fisik menjadi kuat karena dalam permainan engklek diharuskan untuk
melompat-lompat.
2. Mengasah kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan mengajarkan
kebersamaan.
3. Dapat menaati aturan-aturan permainan yang telah disepakati bersama.
4. Mengembangkan kecerdasan logika. Permainan engklek melatih untuk berhitung
dan menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya.
71
5. Dapat menjadi lebih kreatif. Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh
para permainannya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau
tumbuhan yang ada di sekitar para permainan. Hal itu mendorong mereka untuk
lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan.
F. Eksistensi Permainan Engklek
Permainan satu ini sangat terkenal di kalangan Jawa, pada daerah lainnya pun juga ada,
Namun dalam penyebutan namanya berbeda. Permainan ini masih suka dimainkan oleh
anak anak untuk mengisi waktu luang. Seperti saat setelah pulang sekolah dan pada hari
libur. Seiring dengan berjalannya waktu permainan ini sudah jarang dimainkan oleh anak-
anak. Namun dengan adanya perkembangan maju dimana anak-anak lebih suka bermain
game online di internet. Namun masih ada anak-anak yang bertempat tinggal di kampung
untuk bermain engklek tersebut. Karena Engklek tidak hanya dimainkan oleh anak-anak
di rumah namun juga biasa di mainkan pada saat jam pembelajaran olahraga di sekolah
ataupun pada saat jam istirahat di sekolah. Maka dari itu permainan tradisional seperti
engklek sudah jarang untuk dimainkan oleh anak-anak.
72