The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by dian.sygma, 2021-09-28 09:50:39

10 TADABBUR AL-IKHLAS ATQA

10 TADABBUR AL-IKHLAS ATQA

Tadabbur Al-Qur’an | Surah Al-Ikhlash

MEMURNIKAN TAUHID

A. Pendahuluan

Surah ini dinamakan Al-Ikhlash karena bagi setiap orang yang
membacanya akan mendapatkan keselamatan dari adzab Allah, dan karena di
dalam surah ini terkandung perintah agar kita memurnikan tauhid hanya
kepada Allah.

Seputar Surah Al-Ikhlash

1. Turun sesudah surat an-Naas.
2. Disebut Al-Ikhlash (Pemurnian) karena surat ini sepenuhnya menegaskan

kemurnian keesaan Allah Swt.
3. Az-Zamakhsyari menyebutkan bahwa surat ini juga dinamai Al-Asâs

‘Dasar’ karena ia mencakup dasar-dasar agama.
4. Mereka yang, dengan nada mengolok dan menghina, berkata, “Gambarkan

kepada kami tentang Tuhanmu,” katakan kepada mereka, wahai
Muhammad, “Allah adalah Tuhan Yang Esa, bukan selain Dia, dan tidak
ada sekutu bagi-Nya.
5. Hanya Allahlah tempat tujuan segala kebutuhan dan permintaan.
6. Dia tidak menciptakan anak, dan juga tidak dilahirkan dari bapak atau ibu.
7. Tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya dan tidak ada sesuatu pun
yang menyerupai-Nya.

B. Nama Lain Surah Al-Ikhlash

Diantara nama lain dari surah Al-Ikhlash adalah

1. Qulhuwallahu Ahad, sebagaimana Imam al-Bukhari telah menulis dalam
kitab shahihnya satu bab khusus dengan tema Keutamaan Qulhuwallahu
Ahad.

2. At-Tauhid dan Al-Asas, karena tauhid adalah dasar dari seluruh perkara-
perkara Agama.

3. Al-Ma’rifah, karena untuk mengenal Allah maka wajib bagi kita
memahami dan mengetahui seluruh kandungan surah Al-Ikhlash.

4. Al-Muáwwidzah, karena surah ini juga sebagai surah perlindungan
5. Ash-shamad, karena di dalamnya terdapat kata tersebut.
6. Para ulama menyebutkan beberapa nama lain dari surah Al-Ikhlash seperti

At-Tafriid, At-Tajriid, An-Najatu, al-Wilayah, al-Maniátu, al-
Mudzakkiratu, an-Nuur, al-iman, al-Baraaáh dll.

C. Keutamaan Surah Al-Ikhlash

1. Surat Al-Ikhlash Setara dengan Sepertiga Al-Qur’an

‫عَ ْن أَيِب َسعيي ٍد أَ َّن َر ُجًال ََيس َع َر ُجًال يَْقَرأُ قُ ْل ُهَو اََّّللُ أَ َح ٌد يَُريد ُد َها فَلََّما أَ ْصبَ َح َجاءَ إيََل‬
‫َر ُسويل اََّّللي َصَلّى اللهُ َعلَيْيه َو َسل َم فََذَكَر َذلي َك لَهُ َوَكأَ َّن الَّرُج َل يَتََقاُّلَا فََقا َل َر ُسوُل اََّّللي‬

‫َصَلّى اللهُ عَلَْييه َو َسل َم َواَلّ يذي نَْف يسي بييَ يدهي إيَّنَا لَتَ ْع يد ُل ثُلُ َث الُْقْرآ ين‬

Dari Abi Sa’id al-Khudri, bahwasanya ada orang mendengar seseorang
membaca “qul huwallahu Ahad”, dan diulang-ulang. Pada keesokan harinya,
ia mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melaporkannya,
seakan ia menganggap remeh. Maka Rasulullah bersabda: ”Demi Dzat yang
jiwaku ada di tangan-Nya, ia sebanding dengan sepertiga Al-Qur`an”. [HR.

Bukhari].

2. Barangsiapa yang mencintai Surah Al-Ikhlash maka ia berhak

mendapatkan Cinta Allah

‫ُهَو‬ ‫يتيمصفليَىختالُملهبعل(يقُهْل‬-ِ‫ابأيه َّنفايلنبََصّيًل‬،‫لعأائصشةَح‬ ‫ففي صحيح البخار يي ومسلم من حدي يث‬
ُ‫ بع َث ر ُجًلا على سرية فكان يقرأ‬- ‫وسلم‬
:ُ‫ "سلُوه‬:‫ فقال‬- ‫ صلى الله عليه وسلم‬- ‫ فل َّما ر َجعوا ذ َّكَروا ذلك للنبي‬،)‫اََّّللُ أَ َح ٌد‬

َ‫أَقرأ‬ ‫أن‬ ‫أُح ُب‬ ‫ وأنا‬،‫لأَّنا يصَفةُ الَّرحم ين‬ :‫ فقال‬،ُ‫فسألُوه‬ ،" ‫ذلك؟‬ ‫شيء يصن ُع‬ ‫لأ يي‬
".ُ‫"أخبروهُ أن اََّّلل ُيبُه‬ :- ‫عليه وسلم‬ ‫الله‬ ‫صلى‬ - ‫فقا َل النبُي‬ ،‫ِيبَا‬

Dalam shahih bukhari-muslim, dari hadits A’isyah RA, Ia

menuturkan bahwa Rasulullah pernah mengutus seseorang kepada

sekelompok pasukan, dan ketika orang itu menjadi imam dalam shalatnya,

ia membaca dan mengakhiri (bacaannya) dengan Qul Huwallahu Ahad.

Maka tatkala mereka kembali pulang, mereka bercerita kepada Rasulullah.

Rasulullah lalu bersabda: “Tanyalah ia, mengapa ia berbuat
demikian?” Lalu mereka bertanya kepadanya. Ia pun menjawab: “Karena

surat ini (mengandung) sifat ar-Rahman, dan aku cinta untuk membaca
surat ini”. Lalu Rasulullah bersabda: “Beritahu dia, sesungguhnya Allah
pun mencintainya”.

3. Barangsiapa membacanya dengan sungguh-sungguh maka ia akan
mendapatkan Surga

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: “Pernah seorang sahabat
Anshar menjadi imam di Masjid Quba. Setiap kali hendak membaca surat
untuk mereka ia mengawalinya dengan membaca surat "Qul Huwallaahu
Ahad" hingga selesai, kemudian baru ia membaca surat yang lain. la
melakukan hal ini pada setiap rakaat.

Sahabat-sahabatnya berkata kepadanya: "Sesungguhnya Engkau
selalu mengawali dengan surat al-lkhlash, dan Engkau tidak merasa cukup
dengannya tanpa membaca surat yang lain setelahnya. Sekarang silakan
pilih, engkau membaca surat al-lkhlash saja, atau engkau
meninggalkannya dan membaca surat yang lain saja".

Ia menjawab: "Aku tidak akan meninggalkan surat itu. Jika kalian
suka aku mengimami kalian seperti itu, maka aku akan melakukannya.
Jika kalian tidak suka, aku akan meninggalkan kalian." Sedang mereka

menganggap ia adalah orang yang terbaik di antara mereka, dan mereka
tidak suka orang lain yang mengimami mereka sholat.

Ketika Nabi ‫ ﷺ‬datang mengunjungi mereka, mereka
menceritakannya kepada beliau. Lalu beliau bersabda, "Wahai fulan!
Mengapa kamu menolak apa yang diperintahkan teman-temanmu
kepadamu? Apa yang membuatmu selalu membaca surat itu setiap
rakaat?" la menjawab: "Saya menyukai surat itu". Beliau bersabda:
‫" ُح ّبُ َك إِيَّا َها أَدْ َخلَ َك ا ْل َج َّن َة‬Kecintaanmu pada surat itu akan memasukkanmu ke
dalam surga." (HR. Bukhari)

4. Surah Al-Ikhlash adalah Pelindung dari segala keburukan

Aisyah RA menuturkan, “Sesungguhnya apabila Rasulullah ingin
merebahkan tubuhnya (tidur) di tempat tidurnya setiap malam, beliau
mengumpulkan kedua telapak tangannya, kemudian beliau sedikit
meludah padanya sambil membaca surat “Qul Huwallahu Ahad” dan “Qul
A’udzu bi Rabbin Naas” dan “Qul A’udzu bi Rabbil Falaq,” kemudian
(setelah itu) beliau mengusapkan ke dua telapak tangannya ke seluruh
tubuhnya yang dapat beliau jangkau. Beliau memulainya dari kepalanya,
wajahnya, dan bagian depan tubuhnya. Beliau melakukannya sebanyak
tiga kali” (HR. Bukhari).

D. Sababun Nuzul

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ibnu Khuzanah, dari
Abul ‘Aliyah, yang bersumber dari Ubay bin Ka’ab. Diriwayatkan pula oleh
ath-Thabarani dan Ibnu Jarir, yang bersumber dari Jabir bin ‘Abdillah bahwa
kaum musyrikin meminta penjelasan tentang sifat-sifat Allah kepada
Rasulullah saw, dengan berkata, “Jelaskan kepada kami sifat-sifat Rabb-mu.”
Ayat Al-Ikhlash 1-4 ini turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, sebagai
tuntunan untuk menjawab permintaan kaum musyrikin.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas,
diriwatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah, dan diriwayatkan

pula oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Sa’id bin Jubair, bahwa beberapa
orang Yahudi, diantaranya Ka’ab bin al-‘Asyraf dan Hayy bin Akhthab,
menghadap Nabi saw, mereka berkata, “Hai Muhammad, lukiskan sifat-sifat
Rabb yang mengutusmu.” Ayat Al-Ikhlash 1-4 ini turun untuk menerangkan

sifat-sifat Allah.

E. Ayat dan Terjemah

‫ِمۡسِب ٱّ َلله ٱل َرِنَٰمۡح ٱل َر هحي هم‬
٣ ‫ لَم يَِهل َولَم يُو ََل‬٢ ‫ ٱّ َل ُل ٱل َص َم ُد‬١ ‫ُقل ُه َو ٱّ َل ُل أَ َح ٌد‬

٤ ُۢ‫َولَم يَ ُكن َّ ُلۥ ُك ُف ًوا أَ َح ُد‬

1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu .
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan ,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

F. Kosakata dan Makna Kebahasaan Makna Kosakata

Tafsir Kata Esa ٌ‫أَ َحد‬

Ahadun digunakan secara mutlak sebagai Bergantung ‫ٱل َّص َم ٌد‬
sifat, maka kata ahad tersebut hanya kepada-Nya
bermakna sifat Allah yang esa. Asal kata
ahad dalam ayat tersebut adalah wahadun. segala
Ash-Shamad bermakna sayyid yakni yang sesuatu.
bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Kata ash-shamad dalam ayat di atas
sebagai bentuk peringatan bahwa Dia

tidak seperti sesuatu yang dituhankan beranak ‫يَلِ ۡد‬
orang-orang kafir. setara ‫كف ًوا‬
Yalid berasal dari kata walad.
Walad artinya yang dilahirkan, bisa
digunakan untuk satu anak, ataupun
jamak, kecil, dan besar. Al-walad bisa
digunakan untuk anak laki-laki dan anak
perempuan.

Kufuwan berasal dari kata ‫ُكْفٌؤ‬

yang artinya sepadan dalam kedudukan
dan kemuliaan. Dikatakan fulan kuf’u li
fulan fil munakahah aw fil muharabah
berarti fulan telah sepadan dalam
pernikahan atau di dalam peperangan

G. Tafsir Jalalain

Katakanlah, "Dialah Allah Yang Maha Esa" ١ ‫قُل ُه َو ٱّ َل ُل أَ َح ٌد‬
Lafal Allah adalah Khabar dari lafal Huwa, sedangkan ٢ ‫ٱّ َل ُل ٱل َص َم ُد‬
lafal Ahadun adalah Badal (kata ganti) dari lafal Allah,
atau Khabar kedua dari lafal Huwa. ٣ ‫لَم يَِهل َولَم يُو ََل‬
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu
Lafal ayat ini terdiri dari Mubtada dan Khabar; artinya
Dia adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu untuk selama-lamanya.
Dia tiada beranak karena tiada yang menyamai-Nya dan
tiada pula diperanakkan karena mustahil hal ini terjadi
bagi-Nya.











telah mendustakanku, dan mereka tidak berhak untuk itu, dan mereka
mencelaku padahal mereka tidak berhak untuk itu, adapun kedustaannya
padaku adalah perkataanya, “Dia tidak akan menciptakankan aku kembali
sebagaimana Dia pertama kali menciptakanku (tidak dibangkitkan setelah
mati)”, adapun celaan mereka kepadaku adalah ucapannya, “Allah telah
mengambil seorang anak, (padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan Tempat
memohon segala sesuatu (ash-shamad), Aku tidak beranak dan tidak pula
diperankkan, dan tidak ada bagiku satupun yang menyerupai”. (HR. Bukhari)

L. Pembuka Hati
1. Dalam mencari Tuhan Yang Haq, banyak manusia yang tersesat di belantara
pemikiran, filsasat, dan mitologi.
2. Memang banyak orang yang menemukan Tuhan, tetapi sedikit sekali yang
menemukan tauhid.
3. Orang mukmin menempatkan wahyu di atas akal. Inilah sikap bijak.
4. Allah adalah an-Nur, Tuhan Pemilik cahaya. Dialah yang mencahayai akal
dan hati orang-orang yang beriman sehingga bisa menemukan tauhid.
5. Jadikanlah ayat-ayat ini sebagai dzikir ‘peringatan’, ruh ‘spirit’, furqan
‘pembeda antara yang haq dan yang bathil’, burhan ‘bukti’, nasihat, dan
hidayah.

M. Inti Pesan
Memurnikan Tauhid kepada Allah

N. Pesan-pesan Utama
1. Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak
4. dan tidak pula diperanakkan,
5. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

O. Hikmah dan Pencerahan
1. Mindset

a. Mengimani keesaan Allah swt.
b. Surah ini adalah pokok pangkal akidah, puncak dari sebuah

kepercayaan, mengakui bahwa yang dipertuhan itu adalah Allah dan
tidak ada yang disembah selain Dia.
c. Hanya Allahlah tempat tujuan segala kebutuhan dan permintaan.
d. Tidak ada yang pantas disanjung-sanjung, dipuja, diberi totalitas
pengabdian, dan disembah selain Allah.

2. Attitude
a. Ikhlas memurnikan tauhid
b. Kita mempercayai bahwa segala sesuatu ini Allah yang menciptakan,
oleh sebab itu hanya kepadanya kita bergantung
c. Kita meyakini bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanak.
d. Meyakini bahwa tidak ada yang menyamai dan menyerupai Allah baik
dari sisi sifat maupun dzat.
e. Tidak ada yang setara dengan-Nya.

3. Behavior
a. Iman
i. Meyakini bahwa Allah Maha Esa, Tempat bergantung segala
sesuatu, Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak
ada yang setara dengan-Nya
ii. Allah Maha Esa. Allah Maha Esa dalam menciptakan dan
mengatur alam semesta ini (Rububiyyah), dan Dia Maha Esa dalam
kelayakan untuk disembah dan ditaati perintah-Nya (Uluhiyyah).
Tidak ada yang pantas disanjung-sanjung, dipuja, diberi totalitas
pengabdian, dan disembah selain Allah.
iii. Allah adalah ash-Shamad, Tuhan tempat tujuan dan kebutuhan
segala permintaan. Karena Allah Maha Rahman yang memberi
kepada setiap makhluk, bahkan yang kufur kepada-Nya sekalipun.
Karena Allah Mahakuasa untuk memenuhi setiap kebutuhan dan
permintaan makhluk. Tidak ada yang pasti memberi saat diminta—

asalkan permintaan itu memenuhi syarat—selain Allah. Allah
Mahadekat kepada kita, bahkan lebih dekat daripada tali urat leher
kita.
iv. Politheisme itu hanya bagian dari mitologi dan produk budaya
manusia yang tersesat akal dan hatinya. Untuk membuktikan
kebenaran ajaran tauhid dan Islam, salah satunya adalah dengan
membandingkan semua agama yang ada saat ini. Seluruh agama
menganut paham polytheisme, kecuali Islam. Jadi, agama samawi
hanyalah agama Islam, sedangkan agama-agama lain yang ada saat
ini adalah agama bumi, produk budaya, dan rekayasa manusia.
v. Tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya dan tidak ada
sesuatu pun yang menyerupai-Nya.

b. Amal
i. Bersungguh-sungguh memurnikan tauhid dengan tidak syirik atau
menyekutukan Allah SWT
ii. Konsisiten mengharap dan meminta hanya pada Allah

iii. Menjadikan surah ini sebagai bacaan dzikir wajib setiap hari.
iv. Allah Maha Esa. Karena itu, hukum-hukum yang berlaku di alam

semesta dan di dalam kehidupan manusia itu hanya satu.
Barangsiapa menjalani hidupnya secara seirama dengan hukum-
hukum-Nya, maka ia selamat dan sejahtera.
v. Allah adalah ash-Shamad. Seyogianya orang yang beriman itu
memaksimalkan usahanya lalu mengembalikan kebutuhan dan
permintaannya kepada Allah, karena yang lain tidak mampu
mencukupi apapun.
vi. Allah tidak memperanak dan tidak diperanakkan. Janganlah
berpikir tentang Dzat Allah, karena akal manusia tidak akan
mampu mencapainya. Tetapi, berpikirlah tentang ciptaan Allah dan
nikmat-nikmat-Nya.

vii. Tiada yang setara dengan Allah. Karena itu, tidak ada yang patut
diperjuangkan melebihi perjuangan kita untuk menggapai ridha
Allah.

c. Dakwah
i. Mengajak keluarga dan orang lain untuk memurnikan tauhid dan
menghindari segala bentuk kesyirikan, bergantung dan meminta
hanya pada Allah semata.
ii. Katakanlah, terangkanlah, dan jelaskanlah dengan argumen yang
benar dan pasti tentang keesaan Allah kepada orang-orang yang
tidak memercayai ajaran tauhid.

iii. Pelajarilah agama-agama lain dan temukan bukti-bukti
inkonsistensi di dalamnya, agar kamu bisa membentengi diri dan
masyarakat dari ajakan murtad.

LEMBAR KERJA MURID TADABBUR

1. Tebalkan ayat di bawah ini

‫ِمۡسِب ٱّ َلله ٱل َرِنَٰمۡح ٱل َر هحي هم‬
٢ ‫ ٱّ َل ُل ٱل َص َم ُد‬١ ‫قُل ُه َو ٱّ َل ُل أَ َح ٌد‬
ُۢ‫أَ َح ُد‬
٤ ‫ُك ُف ًوا‬ ‫َّ ُلۥ‬ ‫يَ ُكن‬ ‫َولَم‬ ٣ ‫يُو ََل‬ ‫َولَم‬ ‫يَِهل‬ َ
‫لم‬

2. Sebutkan nilai iman dari QS. Al-Ikhlash!

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

3. Sebutkan amal-amal shalih yang akan dilakukan setelah mentadabburi QS.
Al-Ikhlash!

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................


Click to View FlipBook Version