The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Dyah Ratna Ayuningrum, 2023-10-30 13:13:52

Materi Pendukung Masa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Kelas 11

Proklamasi kemerdekaan

D Y A H R A T N A A Y U N I N G R U M MASA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA M A T E R I P E N D U K U N G


A. Dukungan Kemerdekaan Dari Berbagai Lapisan B. Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan C. Peranan Tokoh Proklamasi Kemerdekaan Pokok Bahasan


Kemerdekaan yang dinanti-nanti sejak lama oleh seluruh segenap bangsa Indonesia akhirnya dapat dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kedatangan hari kemerdekaan disambut dengan suka cita oleh seluruh rakyat Indonesia di berbagai daerah. Berikut beberapa bentuk sambu- tan dan dukungan yang muncul. a. Aksi perjuangan rakyat Jakarta Hanya berbekal bambu runcing, senjata tajam lainnya, dan beberapa pucuk senjata rampasan milik Jepang, rakyat Jakarta menyerbu tempat-tempat penting yang masih diduduki Jepang. Johar Nur memimpin para pemuda mengambil alih kereta api pada tanggal 3 September 1945. Jawatan Radio dikuasai Republik Indonesia pada tanggal 11 September 1945. Para pemuda melakukan aksi corat-coret, menuliskan semboyansemboyan perjuangan di tembok-tembok, kereta api, trem. Semboyan tersebut adalah "Merdeka atau Mati" dan "Sekali Merdeka Tetap Merdeka". b. Pernyataan Dukungan Sri Sultan Hamengkubuwono IX Tanggal 19 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII telah mengirim kawat ucapan selamat kepada Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan atas terpilihnya dua tokoh tersebut sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Ucapan selamat tersebut tersirat bahwa Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII mengakui kemerdekaan RI dan siap membantu mereka. Untuk mempertegas kembali sikapnya, Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada tanggal 5 September 1945 mengeluarkan amanatnya kembali. A. Dukungan Kemerdekaan Dari Berbagai Lapisan


C. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada (19 September 1945) Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945, pada 19 September 1945, Komite van Aksi memelopori dan menggerakkan massa dalam suatu rapat raksasa di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) dengan tujuan agar Presiden Soekarno berbicara langsung di hadapan rakyat. Lapangan Ikada terletak di bagian selatan Lapangan Monas (Monumen Nasional) sekarang. Penjagaan tentara Jepang sangat ketat, tetapi tidak menggoyahkan rakyat untuk menghadirinya. Presiden Soekarno tidak jadi berpidato dan hanya menyampaikan beberapa pesan singkat, yaitu meminta rakyat supaya percaya pada pemimpin dan pulang dengan tenang. Makna dari rapat raksasa di Lapangan Ikada adalah keberhasilan mempertemukan pemerintah RI dengan rakyatnya; perwujudan kewibawaan pemerintah RI di hadapan rakyat; menggugah kepercayaan rakyat akan kekuatan bangsa Indonesia sendiri. d. Insiden Bendera di Hotel Yamato (Hotel Orange) Pada hari yang sama tanggal 19 September 1945 di Surabaya terjadi suatu peristiwa yang kemudian terkenal dengan sebutan "Insiden Bendera". Insiden terjadi karena tindakan beberapa orang Belanda yang mengibarkan bendera Belanda (Merah Putih Biru) pada tiang di atas Hotel Yamato, Tunjungan. Tindakan tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya yang kemudian menyerbu Hotel Yamato untuk menurunkan bendara Belanda tersebut dan merobek yang berwarna biru. Selanjutnya menaikkannya kembali sebagai bendera Merah ini Putih A. Dukungan Kemerdekaan Dari Berbagai Lapisan


Proklamasi kemerdekaan Indonesia disebarkan ke seluruh penjuru Nusantara agar semua masyarakat Indonesia mengetahui berita gembira tersebut. Penyebaran berita proklamasi memiliki banyak kendala khususnya yang berada di luar Jawa. Berikut faktor yang menjadi hambatan dalam penyebaran berita proklamasi kemerdekaan. a. Wilayah Indonesia yang sangat luas. b. Komunikasi dan transportasi masih sangat terbatas. C. Adanya larangan untuk menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan oleh pasukan Jepang di Indonesia. Adapun berita penyebaran proklamasi kemerdekaan dilakukan, melalui berbagai cara agar seluruh penjuru negeri sesegera mungkin. Caranya sebagai berikut. a. Siaran Radio Hoso Kanriyoko ( sampai ke sekarang RRI) oleh Yusuf Ranodipuro. b. Sejak tahun 1946 RRI Yogyakarta berhasil menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan berba- hasa Inggris, yaitu The Voice of Freedom Indonesia oleh Molly Warner (Orang Australia yang simpati pada Indonesia). c. Melalui kantor berita Domei (sekarang bernama kantor berita Antara) oleh Syahrudin, F. Wuz, Adam Malik, dan kawan-kawan. d. Melalui media cetak, seperti harian Suara Asia (Surabaya) yang merupakan koran pertama Indonesia, Balai Pustaka oleh Suparjo, percetakan Asia Raya oleh B.M. Diah. e Melalui pemasangan plakat, poster, dan coretan di tembok. Melalui utusan PPKI ke berbagai 1) Teuku Mohammad Hassan dari Aceh 2) Sam Ratulangi dari Sulawesi, 3) Ketut Pudja dari Sunda Kecil (Bali) 4) A.A Hamidan dari Kalimantan B. Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan


Soekarno-Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Kantor berita Domei Jawa Barat di Bandung menerima telegram berita kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 pukul 12.00. Berita diterima oleh kalangan pemuda, seperti Yakub Gani dan langsung kembali ke Bekasi setelah menyaksikan pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan oleh Soekarno. Tokoh pemuda Karawang, seperti Mohammad Kosim, kemudian mengumumkan proklamasi kepada penduduk Kampung Babakan Cianjur, Karawang. 1. 2. 3. 4. 5. Informasi kemerdekaan Indonesia sampai di Bogor pada 17 Agustus 1945 siang. Berita tersebut disampaikan dari mulut ke mulut dan melalui radio yang umumnya diletakkan di tempat-tempat strategis. 6. Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia di Cirebon pertama kali diterima oleh anggota PETA Arjawinangun, Nasuha. la memperoleh berita proklamasi dari siaran radio di kantor Kewedanaan Arjawinangun pada 17 Agustus


7. Informasi rencana kemerdekaan Indonesia sudah di terima Rakyat Garut melalui Ajengan Yusuf Tajiri, sejak 16 Agustus 1945, sehingga mereka menyambut gembira ketika mendengar berita proklamasi secara resmi melalui radio pada 17 Agustus 1945. 8. Berita Proklamasi kemerdekaan didengar para aktivis pergerakan di Sukabumi, terutama yang sering berkumpul di Jalan Cikiray 10B, pada 17 Agustus sore. 9. Berita proklamasi pertama kali diterima oleh para pegawai Kabupaten Tangerang, Marto Sugriwo dan Abdel Hanan melalui Mr. Datuk Jamin dan Mr. Sumanang, utusan dari Asrama Menteng 31 Jakarta pada tanggal 18 Agustus. 10. Rakyat Jawa Barat di Kabupaten Serang juga mendengar berita proklamasi dari mulut ke mulut, kemudian mereka menyambutnya dengan rasa gembira dan mengibarkan bendera merahputih.


Penyebaran berita mengenai proklamasi kemerdekaan di Yogyakarta berawal dari informasi yang diterima oleh Kantor Berita Domei pada pukul 12.00 WIB. Pemerintahan balatentara Jepang yang sesungguhnya sudah menyerah kepada Tentara Sekutu tidak memberikan izin, melarang penyiaran sehingga penyebarluasannya berita proklamasi kemerdekaan dilakukan melalui khutbah Jumat di Masjid Besar Alun-alun Utara dan Masjid Pakualaman. Selain melalui khutbah Jumat, Berita proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan melalui pawai sepeda berkat upaya oleh Ki Hajar Dewantara dan guru Taman Siswa diantaranya Soeratmi Iman Soegijat. Pawai sepeda terbukti efektif sebagai wahana penyebaran informasi proklamasi karena langsung disampaikan ke rakyat dengan cara meneriakkan kemerdekaan Indonesia sekaligus membagikan selebaran tentang kemerdekaan. Surat kabar yang sebelumnya bernama Sedya Tama tersebut, memuat berita proklamasi kemerdekaan pada tanggal 19 Agustus 1945 berikut teks UUD yang disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Peran aparat desa juga patut diapresiasi mengingat sebagian besar masyarakat yang hidup bertani atau bercocok tanam pada akhirnya bisa mendapatkan berita proklamasi melalui aparat desa tersebut. Para penguasa di Jogjakarta seperti Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII turut memberikan reaksi positif atas proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau berdua pada pada 19 Agustus 1945 mengirimkan telegram kepada Soekarno dan Hatta yang berisi ucapan selamat atas berdirinya Negara Republik Indonesia dan terpilihnya kedua tokoh tersebut sebagai presiden dan wakil presiden pada tanggal 19 Agustus 1945. Selain kepada Soekarno dan Hatta, telegram juga dikirimkan kepada dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat. Selain berkat jasa para khatib Jumat dan guru Taman Siswa, berita Berita proklamasi kemerdekadi Jogjakarta juga disebarkan melalui media surat kabar yakni Sinar Matahari.


Berita mengenai proklamasi kemerdekaan di Yogyakarta berawal dari informasi yang diterima oleh Kantor Berita Domei pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 12.00 WIB. Berita proklamasi kemerdekaan juga diterima oleh masyarakat di Surakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 melalui siaran radio. Penyebarluasan berita proklamasi di Klaten terjadi dengan damai dimana terjadi pengambil alihan kekuasaan dari tangan Jepang. Hal ini juga disebabkan karena seluruh orang Jepang di Klaten telah dipindahkan ke Baros Tampir, Boyolali, Berita proklamasi kemerdekaan di Pekalongan diterima melalui siaran radio pada tanggal 18 Agustus 1945. Berita proklamasi di Semarang diterima pertama kali oleh Sugiarin yang merupakan seorang markonis Kantor Berita Domei Semarang. 1. 2. 3. 4. 5. Penyebarluasannya berita proklamasi kemerdekaan dilakukan melalui khutbah Jumat di Masjid Besar Alun-alun Utara dan Masjid Pakualaman


Seperti halnya wilayah lain di Pulau Jawa, berita proklamasi di Surabaya terbilang juga cepat diterima oleh masyarakat. Selain karena faktor geografis, terdapat faktorfaktor internal yang mempercepat penyebaran berita proklamasi di kota ini. Berita proklamasi di Surabaya diterima melalui radio dan media pers yang selanjutnya berdampak pada segera dilaksanakannya konsolidasi dengan membentuk berbagai lembaga sesuai dengan ketentuan proklamasi dan UUD 1945 serta badan-badan perjuangan yang dianggap perlu untuk mempertahankan kemerdekaan. Tidak sampai kurang dari satu bulan setelah proklamasi kemerdekaan, Arek-Arek Surabya mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang. tetapi dimengerti oleh sebagian masyarakat Jawa Timur di Madura dan masyarakat yang tinggal di kawasan tapal kuda. Penggunaan Bahasa Madura juga bertujuan agar siaran radio tersebut terhindar dari sensor Kempetai yang selalu menempatkan seorang petugasnya yang mampu berbahasa Indonesia. Penyiaran teks proklamasi kemerdekaan baru dilakukan dalam Bahasa Indonesia pada tanggal 19 Agustus 1945 saat petugas Kempetai lemah dan dimanfaatkan oleh Syahrudin yang berhasil menyelundupkan bunyi teks proklamasi ke Soerabaja Hosokyoku meskipun kantor itu telah diblokir oleh pihak Jepang. Pemerintah Jepang mencoba meralat berita proklamasi yang terlanjur telah mengudara justru ditanggapi oleh para pemuda dengan menempel plakat yang diawali dengan kalimat “Kami Pegawai Republik Indonesia atau Pegawai Radio Republik Indonesia.” 18 Agustus 1945 pukul 19.00 Radio Surabaya menyiarkan teks proklamasi dalam Bahasa Madura dengan alasan bahasa tersebut agar tidak dimengerti oleh pihak Jepang,


Berita proklamasi di Surabaya diterima melalui radio dan media pers. Pada tanggal 18 Agustus 1945 pukul 19.00 Radio Surabaya menyiarkan teks proklamasi dalam Bahasa Madura dengan alasan bahasa tersebut tidak dimengerti oleh pihak Jepang . Selain Surabaya, siaran Soerabaja Hosokyoku mengenai berita proklamasi diterima masyarakat di Kota Malang dan Madiun, kendati warga Malang kemudian merasa ragu karena mendapatkan siaran susulan bahwa berita tersebut tidak benar. Kota lain di Jawa Timur yang menerima berita proklamasi kemerdekaan adalah Bojonegoro. Masyarakat di kota ini sempat ragu dengan kebenaran berita kemerdekaan yang diralat pemerintah Jepang. Di Kota Kediri kendati kemerdekaan telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, namun hingga akhir bulan Agustus 1945 tentara Jepang masih sangat berkuasa. Walaupun terkesan ditutupi, berita proklamasi kemerdekaan secara perlahan tetap tersebar di Kota Kediri dan disusul dengan berbagai upaya rakyat yang dilakukan masyarakat di Jakarta yakni membentuk badan-badan pemerintahan terutama KNI dan BKR. 1. 2. 3. 4.


Sunda Kecil Sebelum dan Sesudah Proklamasi Sunda kecil merupakan adalah salah satu dari delapan provinsi yang dibentuk pada awal kemerdekaan Indonesia dengan Ibu kota provinsi di Singaraja. Pendirian provinsi ini berdasarkan keputusan PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945. Propinisi ini, pada masa RIS hilang statusnya sebagai provinsi, setelah Indonesia kembali mejadi negara kesatuan, Provinsi ini kembali terbentuk. Pada awal pendiriannya provinsi ini dipimpin oleh Mr. I Gusti Ketut Pudja yang hanya berlangsung singkat, yaitu 7 bulan (19 Agustus 1945-21 Maret 1946). Ketut Pudja kemudian digantikan oleh Let.Kol I Gusti Ngurah Rai, yang merupakan Komandan TRI Resimen Sunda Kecil, yang sekaligus juga sebagai Pemimpin Markas Besar Oemoem Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia. Sunda Kecil dan Penyebaran Berita Proklamasi Walaupun Sunda kecil merupakan provinsi yang baru terbentuk pada masa awal kemerdekaan Indonesia, namun informasi kemerdekaan Indonesia sudah mereka terima sejak awal kemerdekaan, tidak lama setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Wilayah Sunda kecil yang pertama kali menerima berita kemerdekaan Indonesia adalah Singaraja, Bali. Berita ini diterima oleh kelompok elit pemuda dan sebagian kecil masyarakat melalui siaran radio yang didengarkan. Berita tersebut pertama kali didengar oleh Ide A.A. Gede Agung pada 17 Agustus 1945. Berita proklamasi juga diterima pemuda Bali melalui kontak mereka dengan pemuda-pemuda di Jawa. Pada tahun 1952, provinsi ini berubah nama menjadi Nusa Tenggara dengan Gubernur Mr. Sarimin Reksodihardjo (1 April 1952 - 30 Maret 1957. Namun sejak 14 Agustus 1958 Provinsi Nusa Tenggara dipecah menjadi tiga provinsi, yaitu Provinsi Bali dengan Pusat di Denpasar, Nusa Tenggara Barat dengan pusat di Mataram dan Nusa Tenggara Timur dengan Pusat di Kupang.


Wilayah Sunda kecil yang pertama kali menerima berita kemerdekaan Indonesia adalah Singaraja, Bali. Berita ini diterima oleh kelompok elit pemuda dan sebagian kecil masyarakat melalui siaran radio yang di dengarkan. Berita Radio tersebut pertama kali di dengar oleh Ide A.A. Gede Agung pada 17 Agustus 1945. Berita proklamasi juga diterima pemuda Bali melalui kontak mereka dengan pemudapemuda di Jawa. Berita Proklamasi kemerdekaan Indonesia di Bali, selain melalui informasi yang diperoleh dari kalangan pemuda, secara resmi dilakukan oleh Kepala Daerah Pemerintahan Sunda Kecil Mr. I Gusti Ketut Pudja yang menjadi anggota PPKI dan juga merupakan Gubernur Pertama Sunda Kecil. Upaya yang dilakukan oleh I Gusti Ketut Pudja dilakaukan pertama kali pada tanggal 23 Agustus 1945. Penyampaian berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ke Pulau Sumbawa, Gubernur membentuk dua kelompok utusan. Kelompok pertama datang ke Bima pada tanggal 2 September 1945 yaitu kelompok yang terdiri dari putera asli Bima yang ada di Singaraja, yaitu Muhtar Zakaria, Majid Datuk, Mochtar Sulaiman, Saleh Sulaiman, A. Rahim Ali dan Nur Husen. 1. 2. 3. Kelompok kedua ditugaskan untuk menyampaikan berita proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke wilayah Sumbawa terdiri dari orang-orang Jawa yaitu Hermanes, Husni Abbas, Kananto, Hengklare, Ishak Saleh. Melalui utusan ini pula berita proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai kepada Sultan Muhammad Salahudin. 4. Penyebaran Berita Proklamasi kemerdekaan di wilayah Kupang berlangsung pada akhir Agustus 1945 berlangsung lebih damai, karena sikap pemerintahan militer Jepang di Kupang yang mau menyerahkan kekuasaan kepada tokoh Dr. A Gabeler, sebagai Walikota, Tom Pelio dan I.H. Doko.


1. Peran Sang Proklamator Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak dapat dipisahkan oleh dua orang tokoh proklamator bangsa, yakni Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta. Berikut peran masing-masing proklamator dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. a. Ir. Soekarno Bung Karno lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai. Bung Karno adalah salah seorang penyusun teks proklamasi bersama Bung Hatta dan Ahmad Soebardjo di kediaman Laksamana Muda Maeda. Bung Karno juga yang menandatangani teks tersebut bersama Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. Hal yang paling istimewa adalah perannya sebagai pembaca teks proklamasi di kediamannya Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Oleh karena itu, Soekarno bersama Bung Hatta dikenal sebagai pahlawan proklamator. Kepercayaan besar pun kembali diberikan kepada Soekarno yang terpilih sebagai Presiden RI Pertama. Ir. Soekarno wafat pada tanggal 21 Juni 1970 dan dimakamkan di Blitar. Selan- jutnya, pada rangkaian Hari Pahlawan tahun 2012, Ir. Soekarno ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 83/2012. b. Drs. Mohammad Hatta Pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Bung Hatta mempunyai peran yang sama dengan bung Karno yakni sebagai penyusun teks Proklamasi dan menandatanganinya. Ketika proklamasi dilaksanakan, bung Hatta tidak ikut membacakannya, tetapi hanya mendampingi bung Karno selama pembacaan. Bung Hatta secara aklamasi terpilih sebagai wakil presiden RI pertama yang mendampingi presiden Soekarno. Bung Hatta meninggal pada tanggal 14 Maret 1980 dan dimakamkan di pemakaman umum Tanah kusir, Jakarta. Pemerintah Indonesia juga memberinya penghargaan sebagai pahlawan proklamator kemerdekaan Indonesia bersama Ir Soekarno. Selanjutnya pada rangkaian hari pahlawan 2012 Drs Muhammad Hatta ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan keputusan presiden No.84/2012. 2. Peran para tokoh sekitar proklamasi a. Nyonya Fatmawati Soekarno Nyonya Fatmawati lahir di Bengkulu tahun 1923. Beliau adalah istri dari Presiden Soekamo. Nyonya Fatmawati adalah penjahit bendera Merah Putih yang dikibarkan pada upacara pem- bacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. b. Ahmad Soebardjo Ahmad Soebardjo yang bernama lengkap Ahmad Soebardjo Djojoadisurjo (lahir di Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896-meninggal di Rumah Sakit Pertamina, Kebayoran Baru 1978) berperan menjembatani kepulangan Soekarno-Hatta dari Rengasdengklok ke Jakarta dengan mempertaruhkan nyawanya. Dia juga berperan dalam penyusunan teks proklamasi bersama Bung Karno dan Bung Hatta. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Ahmad Soe- bardjo lebih banyak berperan di belakang layar dibandingkan Soekarno-Hatta. Pemerintah mengangkat almarhum sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2009. C. Peranan Tokoh Proklamasi Kemerdekaan


C. Soekarni Kartodiwiryo Soekarni lahir di Blitar tahun 1916. Ia adalah aktivis militan yang pantang berkompromi. Semasa pendudukan Jepang Soekarni pernah menjadi pemimpin gerakan pemuda yang berpusat di Asrama Pemuda Angkatan Baru atau Kelompok Menteng 31 karena markasnya berada di dalam Menteng Raya No. 31, Jakarta. Soekarni merupakan pelopor "penjemputan paksa" Soekarno-Moh. Hatta ke Rengasdengklok. Ia juga tokoh yang mengusulkan agar teks Proklamasi ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Peranannya yang lain adalah memimpin pertemuan untuk membahas strategi penyebarluasan dan berita tentang proklamasi. d. Burhanuddin Mohammad Diah (B.M. Diah) Burhanuddin Mohammad Diah (lahir di Kutaraja (Banda Aceh), 7 April 1917-meninggal di Jakarta, 10 Juni 1996) sejak usia muda sangat tertarik dengan jurnalistik. la banyak belajar tentang dunia kewartawanan dari pribadi Douwes Dekker. Setelah tentara Jepang menjajah Indonesia, B.M. Diah bekerja di Radio Hoso Kyoku sebagai penyiar siaran bahasa Inggris. Akan tetapi, pada saat yang sama ia pun merangkap bekerja di Asia Raja. Menjelang penyusunan teks proklamasi, B.M. Diah banyak melakukan kontak dengan pemuda, agar mereka datang ke rumah Maeda, la salah satu yang ikut menyaksikan perumusan teks proklamasi. Ia juga sangat berperan dalam upaya penyebarluasan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Setelah diumumkannya proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Diah bersama Joesoef Isak dan Rosihan Anwar merebut percetakan Jepang "Djawa Shimbun yang menerbitkan Harian Asia Raja. Pada 1 Oktober 1945 B.M. Diah mendirikan Harian Merdeka. Diah menjadi pemimpin redaksi, Joesoef Isak menjadi wakilnya, dan Rosihan Anwar menjadi redaktur. e. Sajoeti Melik Mohamad Ibnu Sajoeti atau lebih dikenal dengan Sajoeti Melik, lahir pada 22 November 1908 di Kadisobo, Rejodani, Sleman, Yogyakarta. Sejak muda, Sajoeti Melik sudah aktif dalam gerakan politik dan jurnalistik Sajoeti Melik termasuk dalam Kelompok Menteng 31 yang berperan dalam "penjemputan paksa" Soekarno-Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945 atau lebih dikenal dengan Peristiwa Rengasdengklok. Nama Sajoeti Melik makin terkenal setelah dipercaya sebagai pengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya ditulis tangan oleh Ir. Soekarno. Ia mengubah kalimat "Wakil-wakil bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa Indonesia" pada teks proklamasi atas persetujuuan yang hadir saat itu. f. Latif Hendraningrat Latief Hendraningrat atau lengkapnya Abdul Latief Hendraningrat (lahir di Jakarta, 15 Februari 1911- meninggal di Jakarta, 14 Maret 1983 pada umur 72 tahun) adalah seorang prajurit Peta berpangkat cudacho (komandan kompi). Karena berlatar militer, maka ia ditunjuk sebagai penanggung jawab keamanan upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ketika upacara berlangsung, Latif Hendraningrat bersama S. Soehoed dipercaya sebagai pengerek bendera Merah Putih. g. S. Soehoed Tokoh penting pada saat upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Akibat panik, S. Soehoed menyiapkan tiang bendera dari bambu untuk pengibaran bendera pada upacara tersebut. Padahal di tempat tersebut ada tiang bendera dari besi. Setelah Soekarno membaca teks Proklamasi dilakukan penaikan bendera Merah Putih. Untuk penaikan bend- era tersebut awalnya diminta kesediaan Trimurti, tetapi dia menolak kemudian mengusulkan sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu, Latif Hendraningrat yang masih memakai seragam lengkap Peta, maju ke depan sampai dekat tiang bendera. Soehoed yang didampingi seorang pemudi kemudian muncul dari belakang membawa sebuah baki nampan berisi bendera Merah Putih (dijahit Nyonya Fatmawati) dan dinaikanlah bendera tersebut secara perlahan-lahan oleh Latif dibantu S. Soehoed. C. Peranan Tokoh Proklamasi Kemerdekaan


REFERENSI Abdurakhman dan Agus S. 2018. Atlas Sejarah Indonesia Berita Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta : Kemendikbud.


Click to View FlipBook Version