48 6. Pahami pengelompokan (pupuh) dalam tembang Macapat. 7. Sering mendengarkan. 8. Berlatih secara rutin Kata-kata kunci: Tembang macapat, Belajar tembang. Putri (2023), berpendapat bahwa terdapat 11 macam tembang macapat jawa, yaitu: 1. Maskumambang Maskumambang menceritakan tentang fase pertama kehidupan manusia yaitu pada saat masih berada di dalam kandungan. Karakter tembang ini menggambarkan kesedihan, ketidakberdayaan, serta sikap cemas menghadapi kehidupan. 2. Mijil Mijil melambangkan tentang suatu bentuk sebuah biji atau benih yang lahir ke dunia. Atau secara filosofis tembang ini menggambarkan tentang kelahiran manusia di dunia. Tembang Mijil memiliki watak pengharapan, belas kasih, dan ketabahan menjalani hidup. 3. Kinanthi Tembang Kinanthi berasal dari kata kanthi yang berarti tuntunan. Tembang ini memiliki makna tentang pembentukan jati diri, cita-cita serta makna diri. Tembang Kinanthi memiliki watak penuh cinta kasih dan senang. 4. Sinom
49 Secara bahasa Sinom berarti daun muda. Atau memiliki makna yaitu penggambaran masa muda manusia yang sedang tumbuh dan berkembang. Tembang Sinom memiliki watak gembira dan senang. 5. Asmarandana Tembang Asmarandana adalah jenis tembang yang menceritakan kehidupan manusia ketika sedang kasmaran dengan lawan jenisnya. Makna dari tembang ini adalah tentang kisah cinta yang dialami anak muda yang sedang membara. Watak dari tembang Asmarandana adalah kasmaran, cinta kasih, sedih dan prihatin. 6. Gambuh Tembang Gambuh menceritakan tentang bagaimana menjalin hubungan antar manusia. Selain itu tembang ini juga mengajarkan kita untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Tembang Gambuh juga banyak menceritakan tentang kebersamaan, toleransi, dan juga rasa persaudaraan. Watak dari tembang Gambuh adalah ramah kepada siapa pun serta menjalin persaudaraan yang erat. 7. Dhandhanggula Tembang Dhandhanggula memiliki makna pengungkapan cita-cita dan harapan kepada manusia. Tembang ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan
50 oleh Tuhan. Watak dari tembang Dhandhanggula yaitu kerja keras, kegigihan dan perjuangan. 8. Durma Tembang Durma menggambarkan sifat dan karakter manusia yang sedang lalai dan ingin menang sendiri. Masa tersebut biasanya dialami oleh manusia dewasa yang telah mampu mendapatkan kesuksesan dan kejayaan hidupnya. Tembang ini memiliki watak keras, sombong dan angkuh. 9. Pangkur Tembang Pangkur memiliki makna yaitu sebagai pengingat manusia untuk mengenang masa lalunya yang buruk dan mengajaknya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Pangkur berasal dari kata 'mungkur' yang berarti mundur, menjauhkan diri dan pergi. Tembang Pangkur memiliki watak gagah, bersemangat serta ketulusan hati yang besar. 10. Megatruh Megatruh berasal dari kata Bahasa Jawa yaitu 'megat' yang artinya berpisah dan 'ruh' yang artinya jiwa. Tembang Megatruh memiliki makna berpisah dengan jiwa lalu menuju alam keabadian. Watak tembang Megatruh adalah kesedihan yang mendalam dan berduka. 11. Pocung
51 Tembang Pocung berada di urutan terakhir dalam 11 fase tembang macapat. Tembang Pocung menceritakan tentang perjalanan hidup manusia yang paling akhir. Makna dari tembang ini adalah agar kita dapat selalu mengingat kematian. Watak dari tembang Pocung yaitu berisi nasehat dan bahagia. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tembang memiliki beberapa macam, salah satunya yaitu tembang macapat. Tembang macapat ini sendiri merupakan lirik yang memiliki irama atau yang dikenal dengan sebutan lagu. Untuk membuat atau menciptakan suatu tembang juga memiliki aturannya tersendiri dan tidak dapat dibuat dengan tidak mengikuti aturan tersebut. Dalam proses pembelajaran tembang juga terdapat pedomanpedoman yang dapat digunakan untuk dapat mengerti apa makna dari tembang tersebut.
52
53 BAB III PENTINGNYA PEMBELAJARAN CERITA ANAK
54 A. Pembelajaran Cerita Anak Cerita anak menempatkan anak-anak sebagai fokusnya. Ada yang mengartikan bahwa cerita anak itu adalah bukan hanya meliputi buku yang dibaca dan dinikmati anak-anak, melainkan juga ditulis khusus untuk anak-anak dan memenuhi standar artistik dan syarat kesastraan. Satra anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak yang dapat dilihat dan dipahami melalui mata anak-anak (through the eyes of a child). Cerita anak bukan hanya karya yang dibuat oleh anak-anak, bukan pula dibatasi oleh siapa pengarangnya, melainkan untuk siapa karya itu diciptakan. Dengan demikian, cerita anak boleh saja merupakan hasil karya orang dewasa, tetapi berisikan cerita yang mencerminkan perasaan anak-anak, pengalaman anak-anak, serta dapat dipahami dan dinikmati oleh anak-anak sesuai dengan pengetahuan mereka. Cerita anak sangat penting untuk mendukung mental, imajinasi, dan kreativitas seorang anak dan meningkatkan aspirasi anak tentang karya sastra. Seperti yang kita ketahui bahwa cerita anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak. Cerita anak hanya berisi tentang dunia yang akrab dengan akan-anak. Dalam menciptakan cerita anak tentunya seseorang harus menyajikan karya sastra yang sesuai dengan dunia dan karakteristik anak. Cerita anak sangat penting untuk pembelajaran mental, moral, dan juga kepribadian seorang anak serta meningkatkan
55 kreativitas dan imajinasi seorang anak. Pembelajaran cerita anak tidak hanya diterapkan dalam dunia pendidikan, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran cerita anak dalam dunia pendidikan seperti di sekolah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra. Dalam pembelajaran cerita anak tentunya kita harus tahu apa saja karya-karya cerita anak yang dapat disukai dan dipahami oleh seorang anak. Ilustrasi dan buku yang disukai oleh anak-anak adalah gambar-gambar yang disertai dengan cerita. Di dalam cerita anak, kebanyakan penulis menyajikan ilustrasi sebagai daya tarik tersendiri untuk anak. Sastra dapat dibedakan menjadi beberapa genre, yaitu fiksi, nonfiksi, sastra tradisional, dan komik. pembelajaran cerita anak diyakini menjadi pengembang kepribadian seorang anak sebelum menuju proses kedewasaan sebagai manusia yang memiliki jati diri yang jelas. Dalam pertumbuhannya, seorang anak membutuhkan pendamping yang mampu menuntun pertumbuhan diri dan sosialnya. Cerita anak menjadi jawabannya. Untuk itulah, cerita anak sangat penting untuk mengenalkan anak pada hal-hal dasar hingga halhal kompleks. Penerapan sastra tradisional, seperti legenda, cerita rakyat, asal-usul kebudayaan, dan adat istiadat bagi seorang anak dalam kehidupan sehari-hari bertujuan untuk menambah wawasan, membentuk kepribadian, membentuk jati diri, dan menambah
56 pengetahuan seorang anak tentang adat istiadat serta kebudayaan di daerah tempat tinggalnya. Cerita anak dapat mengembangkan wawasan anak menjadi perilaku insani. Pembelajaran melalui karya sastra yang luas dapat membuat anak mengerti tentang dunia. Selain itu, seorang anak dapat membayangkan dan merasakan keindahan serta merasakan kesadaran mengenai kehidupan orang lain dan mungkin juga bangsa lain sekali pun. Dengan menyimak atau menbaca cerita anak, seorang anak dapat meningkat pemerolehan bahasanya sehingga mereka lebih terampil dalam berbahasa untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penyajian cerita anak harus bermanfaat sehingga membawa anak-anak ke arah yang lebih baik karena seorang anak cenderung mengikuti apa yang baru diketahui dan yang diajarkan oleh orang tua, guru, ataupun orang-orang di sekitarnya. Sastra dapat memberikan pengalaman seolah-olah si anak sendiri yang mengalaminya, seperti petualangan dan perjuangan dalam menghadapi rintangan. Dalam membaca sastra, selain sebagai hiburan karena dapat menikmati jalan cerita dan pelukisan watak yang mengesankan, anak juga harus mempertimbangkan kebenaran. Di sini pembaca sastra juga harus mencari makna yang terkandung di dalamnya. Selain itu, guru atau orang tua harus memilihkan bacaan sastra yang di dalamnya terdapat pesan-kesan yang bermakna bagi seorang anak atau
57 seorang siswa. Apabila karya sastra diajarkan sejak dini, seorang anak dapat mengerti kehidupan manusia yang sederhana, berbudi luhur, dan disiplin. Hal itu terjadi karena di dalam karya sastra terdapat gambaran kebiasaan manusia yang bergaul dengan kebenaran, keindahan, dan kebaikan. Ada empat kategori bacaan awal seorang anak. Pertama, buku alfabet pada umumnya tidak langsung menuliskan uraian abjad. Namun, di dalamnya abjad dirangkai sedemikian rupa dengan objek-objek, seperti hewan atau benda yang bentuknya mirip dengan abjad yang dimaksud. Hal itu dimaksudkan supaya otak anak dirangsang dengan hal-hal yang sudah dilihat sehingga mereka lebih mudah mengingatnya. Kedua, buku berhitung juga bertujuan mengenalkan anak pada angka-angka dan konsep-konsep perhitungan dasar, tetapi menggunakan benda atau objek yang menarik serta sering dilihat dan mudah diingat oleh anak. Ketiga, di dalam buku konsep diajarkan hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitar anak. Semuanya dirancang untuk menggugah otak anak agar melihat hal-hal abstrak di sekelilingnya dengan lebih mendalam, tetapi tetap pada konsep menarik, mudah diingat, dan seru dibaca. Keempat, buku gambar tanpa kata adalah buku cerita anak yang lebih banyak membangun kemampuan literasi anak serta menggugah imajinasi, perasaan, dan kecerdasan anak melalui gambar-gambar yang tersaji. Buku bergambar sebenarnya berisi cerita yang dilengkapi ilustrasi pendukung. Buku bergambar ini juga
58 dapat berupa buku panduan untuk anak tentang hal-hal apa pun dalam kehidupan sehari-hari. Cerita anak sebagai sarana pembelajaran bahasa dan sastra Sastra dapat berfungsi sebagai sarana hiburan dan sekaligus media untuk mendidik seorang anak. Sastra dapat memenuhi kebutuhan atau kepuasan pribadi anak dan pengembangan keterampilan berbahasa. Kepuasan pribadi anak setelah membaca karya sastra penting. Selain berpengaruh pada keterampilan membaca, karya sastra juga berfungsi mengembangkan wawasan anak. Fungsi karya sastra sebagai pengembang kemampuan berbahasa dapat disebut sebagai nilai pendidikan. Dengan belajar sastra anak, seperti: melalui lagu dolanan, puisi lagu, nyanyian anak, dan jenis karya sastra lainnya, secara tidak langsung seseorang juga belajar bahasa. Hal ini dapat dilihat pada contoh lagu dolanan berikut. Nina bobo oh nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk Marilah bobo oh nona manis, kalau tidak bobo digigit nyamuk. Nina bobo oh nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk. Bobolah bobo adikku sayang, kalau tidak bobo digigit nyamuk
59 Lagu dolanan tersebut biasanya digunakan seorang ibu untuk meninabobokkan, membuatnya terlena, dan segera tidur, membuatnya senang, atau sesuatu yang lain. Bahkan, sesudah anak tertidur sang ibu masih tetap menggendongnya dengan disertai nyanyian-nyanyian atau sekadar bersenandung tanpa kata-kata dan hanya mengikuti lirik tertentu. Kegiatan tersebut merupakan bentuk ekspresi senang yang diimplemantasikan melalui nyanyian dengan media bahasa. Nyanyian tersebut mengespresikan kebahagiaan seorang ibu. Ekspresirasa senang tersebut akan berimbas pada anak yang dininabobokkan. Anak akan turut merasakan ekspresi kegembiraan dan keindahan ibu dengan ekspresi yang hampir sama dengan yang dirasakan oleh ibu. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005:101) menyatakan bahwa permainan bahasa, misalnya yang diperoleh lewat sarana-sarana aliterasi, asonansi, rima, dan irama akan membuat anak menjadi senang, merasa nikmat, menghilangkan kecemasan, dan menumbuhkan kesadaran diri untuk belajar. Melalui permainan bahasa tersebut, seorang anak akan memperoleh sensivitas yang tinggi terhadapbunyi-bunyi bahasa. Selanjutnya, mereka akan menyadari fungsi dan kekuatan kata. Sebagai sebuah karya seni, nyanyian anak juga mengandung berbagai unsur keindahan yang dapat dilihat melalui permainan bahasa, anara lain berupa berbagai bentuk pararelisme struktur dan pengulangan, baik pengulangan bunyi maupun kata. Lewat pengulangan tersebut akan menunjukkan persajakan dan irama puisi yang menyebabkan puisi menjadi indah
60 dan melodis, seperti tampak pada nanyian anak berikut. Topi saya bundar. Bundar topi saya. Kalau tidak bundar Bukan topi saya! Larik puisi lagu tersebut terbelah menjadi empat kesatuan bunyi, atau empat perioudus, mirip dengan pantun, karena memiliki jumlah larik kurang lebih sama. Jumlah suku kata keempat perioudus itu kurang lebih juga sama. Dengan demikian, nyanyian anak di atas dapat dikelompokkan berdasarka perioudusnya menjadi: Topi saya bundar bundar topi saya kalau tidak bundar bukan topi saya Dilihat secara struktur, keempat kesatuan bunyi pada tiap larik tersebut memiliki pola yang sama, dan hal inilah yang dinamakan bentuk atau gaya paralelisme. Apabila dilihat dari segi persajakan, keempat larik puisi itu juga bersajak, yaitu sama-sama berakhir dengan bunyi fonem vokal /a/ pada kata “bundar” dan “saya” dan pengulangan fonem /b/ dan /t/, terutama pada kata “topi” dan “bundar”. Fenomena itulah yang menyebabkan nyanyian anak di atasmenjadi indah dari aspek kebahasaan. B. Menumbuhkan nilai karakter sehari-hari lewat cerita anak Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam
61 bentuk tindakan atau tingkah laku (Zubaedi, 2013:12). Seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter. Seseorang bisa disebut orang yang berkarakter apabila perilakunya sesuai dengan kaidah moral. Karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Menurut Samani (2011:42) secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar, kedamaian (peace), menghargai (respect), kerjasama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happiness), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance), dan persatuan (unity). Anak perlu mendapatkan pengetahuan sejak awal agar kelak dapat memiliki wawasan global. Sastra bercerita tentang kehidupan yang mampu menjadikan manusia seutuhnya. Sastra anak merupakan sastra yang ditujukan kepada anak-anak agar anak mendapatkan banyak manfaat dan berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang. Sastra memilik genre sama dengan genre sastra dewasa, yaitu puisi, prosa fiksi, dan drama. Sastra anak memiliki manfaat terhadap pihak anak untuk perkembangan intelektual dan perkembangan emosional. Sastra anak dapat bermanfaat untuk perkembangan karakter anak.
62 Karakter adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau mahkluk hidup lainnya. Untuk menumbuhkan segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang baik harus diajarkan sejak kecil, sehingga menjadi sebuah kebiasaan yang melekat. Perilaku baik sesorang juga dapat dibentuk melalui karya sastra, khususnya sastra anak karena sastra anak banyak cerita yang mendidik. Anak dapat berkarakter baik harus dibiasakan sering membaca atau diberi cerita baik dari orang tua maupun guru agar anak dapat meneladani tokoh-tokoh yang baik dalam sebuah cerita. Melalui cerita yang dibaca ataupun dibacakan oleh orang dewasa, anak akan memperoleh teladan-teladan yang baik dari tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita.
63 BAB IV PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK LEWAT KATA AJAIB DALAM CERITA ANAK
64 Pengertian Kata Ajaib dengan Anak Dalam sastra anak, terdapat beberapa kata Ajaib yang dapat diajarkan kepada anak. Menurut stevanie et al (2020), terdapat 3 kata ajaib sopan santun yang dapat diajarkan kepada anak. 3 kata ajaib adalah tiga kata sopan santun yang berisikan kata maaf, terima kasih, dan tolong yang sifatnya wajib untuk diajarkan kepada anak. Namun lama kelamaan, ketiga kata tersebut menjadi jarang digunakan dan dianggap tidak penting lagi. Masyarakat saat ini semakin mengembangkan karakter individualistis, oleh karena itu banyak orang yang tidak menghormati orang tua dan berbicara dengan sopan kepada mereka. Ini terjadi tidak hanya pada orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak. Oleh karena itu, berbagai cara digunakan untuk menyampaikan pembelajaran ini kepada anak dan juga mendorong anak untuk menerapkannya dalam kegiatan seharihari, salah satunya adalah kegiatan bermain yang disukai anak. Zulfikar (2021), memberikan penjelasan dari tiga kata ajaib anak diatas, yaitu: 1. Terima kasih Kata ajaib pertama yang diajarkan kebanyakan orang tua kepada anak-anaknya adalah kata "terima kasih". Kata ini sangat efektif ketika berbicara kepada anak-anak ketika mereka menerima sesuatu atau menerima bantuan. Jika anak dapat mengatakan hal seperti itu, jawablah dengan riang agar anak senang dan ulangi apa yang dikatakan dalam situasi lain. 2. Tolong Kata ajaib kedua adalah "tolong". Kita meminta orang lain untuk melakukan apa yang kita inginkan dengan meletakkan kata “tolong” di depan, kata
65 perintah dibelakangnya terkesan lembut agar orang lain mau lebih banyak membantu. 3. Maaf Kata ajaib ini bisa diajarkan saat anak melakukan kesalahan baik sengaja maupun tidak sengaja. Namun, jangan beri kesan pada anak bahwa kata "maaf" akan menjatuhkannya. Karena kata maaf biasanya diucapkan saat dia merasa bersalah, bertengkar dengan teman atau tidak sengaja menyakiti orang lain. Mulailah mengajar dengan permintaan maaf ketika orang tua melakukan kesalahan pada anak atau membuat anak menangis agar anak merasakan efek dari kata ajaib ini. Ini menyebabkannya meniru apa yang dikatakan ketika itu salah. Kebiasaan dan perbuatan orang tua pastinya dilihat dan didengar langsung oleh si anak, dan semua itu akan menjadi contoh atau teladan bagi anak dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu orang tua harus benar-benar memperhatikan setiap kata-kata yang keluar dari mulut dan tindakan agar anak bisa dan terbiasa mencontoh atau meniru perkataan dan perbuatan yang baik dari orang tuanya. Biasanya untuk anak yang masih berusia dini ia baru bisa meniru bebarapa kata saja. Akan tetapi ketika anak sudah beranjak ke usia yang lebih dewasa, umumnya mereka semua sudah bisa mengerti dan memahami apa saja yang orang katakan. Maka dari itu, di usia yang dini inilah orang tua harus mengajarkan tentang kata ajaib ini sesuai dengan konteksnya. Minimal orang tua sudah berusaha untuk mengenalkan kata-kata yang positif ke
66 anak dengan harapan anaknya dapat memiliki akhlak yang baik di masa depan. Menurut Rahman et al (2021), terdapat 5 kata ajaib anak yaitu Terima kasih, Maaf, Tolong, Permisi dan Silahkan. Sedangkan menurut Abdilah (2021), terdapat 7 kata ajaib anak yaitu salam, terima kasih, maaf, tolong, permisi, baik atau iya, bisa. Abdilah (2021) juga menjelaskan pengertian dari kata ajaib tersebut sebagai berikut: 4. Salam Salam ini pastinya sangat baik untuk anak-anak. Salam ini berbeda untuk setiap agama. Hal itu disesuaikan dengan agama orang tua dan anak. Contoh dari agama Islam. Salam adalah assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sedangkan untuk masyarakat umum bisa selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan selamat malam. Kata sapaan merupakan cara menghormati atau menghormati orang (tua atau muda) dan juga doa untuk keselamatan dan keamanan. Biasakan memberi salam seperti yang bisa diajarkan orang tua saat ingin atau ingin keluar rumah atau saat hendak masuk. Cara kata sapaan ini membentuk jiwa dan kepribadian anak yang penuh cinta kasih dan kedamaian dalam diri anak. 5. Terima kasih Rasa syukur atas pemberian Tuhan dan pertolongan orang lain dapat diungkapkan dengan kata “terima kasih”. Kata “terima kasih” menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk lemah yang sangat membutuhkan bantuan orang lain. Orang tua mengajarkan kepada anaknya kebiasaan mengucapkan
67 “terima kasih” ketika menerima suatu nikmat dari Tuhan atau seseorang, baik itu ayah atau ibu, kakak, adik, tetangga, kerabat atau bahkan orang yang tidak mereka kenal sekalipun. 6. Maaf Pada dasarnya, manusia juga bukanlah makhluk yang sempurna. Anda pasti pernah melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Kata “maaf” berarti kita menyesal dan tidak ingin mengulangi perbuatan yang salah. Kata "maaf" juga bermanfaat untuk memperbaiki hubungan dengan orang lain yang pernah bermasalah dengan kita. Kebiasaan mengatakan "maaf" mengajarkan anak untuk tidak tergesa-gesa atau marah, tetapi mengajarkan mereka untuk selalu rendah hati dan baik kepada orang lain. 7. Tolong Sejatinya manusia adalah makhluk sosial. Artinya, makhluk yang membutuhkan bantuan dari orang lain atau dari satu sama lain. Kata "tolong" adalah permintaan sopan untuk bantuan dari orang lain. Meminta tolong itu manusiawi dan wajar, karena manusia lemah tanpa bantuan orang lain. Membiasakan kata "tolong" mengajarkan anak bahwa manusia saling membutuhkan, tidak bisa hidup sendiri, dan juga mengajarkan anak untuk sombong kepada orang lain. 8. Permisi Agar anak terbiasa dengan kehidupan tertib dimanapun berada, orang tua harus membiasakan diri dengan kata “permisi atau izin”. Orang tua dapat mengajarkan kata “permisi” sebagai tanda hormat
68 ketika anak melewati atau berjalan di depan orang tua, dan juga kata “izin” digunakan ketika anak ingin atau ingin bermain dengan teman atau tetangga. bahwa anak secara tidak sadar menghormati kehadiran orang tua dan juga dimaksudkan agar anak terlebih dahulu berpamitan kepada orang tuanya. 9. Baik atau iya Mengatakan "baik atau iya" adalah respon sederhana yang menunjukkan kesopanan dan rasa hormat kepada orang lain. Cara pemberian kata “baik atau iya” adalah dengan mengajarkan anak untuk selalu menjawab dengan cepat dan menjawab sebisa mungkin, agar anak cepat dan pandai. Saat orang tua memanggil anak, anak dengan cepat merespon dengan jawaban baik atau iya. 10. Bisa Orang tua jarang mengenalkan atau menuruti kata “bisa” kepada anaknya sehingga menyebabkan anak menjadi insecure dan minder. Bisa juga diartikan sebagai anak yang kalah sebelum berperang. Meskipun saat ini adalah zaman persaingan dan perjuangan. Begitu seorang anak dikenalkan dengan kata "bisa", anak itu akan mencoba yang terbaik, meskipun pada akhirnya dia tidak bisa. Namun di sini Anda diajarkan untuk bereksperimen atau mencoba terlebih dahulu. Anak-anak memiliki pikiran seorang pejuang, bukan pecundang. Kata “bisa” ini menumbuhkan optimisme dan rasa percaya diri yang tinggi pada anak. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kata ajaib anak dapat sangat berpengaruh terhadap pola piker anak tersebut di masa
69 depan. Dengan mengajarkan kata ajaib ini diharapkan anak dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki akhlak yang baik. Dengan mengajarkan kata ajaib ini kepada anak juga akan meningkatkan relasi yang baik antar sesama masyarakat. Maka dari itu pengajaran mengenai kata ajaib ini menjadi sangat penting bagi anak-anak usia dini agar bisa berkembang menjadi anak yang baik di masa depan. 11. Berbagi Berbagi adalah salah satu hal agar anak-anak kita disukai oleh temannya dan saat mereka dewasa nanti membuat mereka menjadi orang yang bisa bermanfaat buat orang lain. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain kita bisa berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Semangat berbagi itu menular, jadi sebenarnya mudah membuat anak- anak berbagi dengan temannya, selama kita mengajaknya dengan baik-baik. 1. Perlihatkan bahwa kita juga suka berbagi. Saat kita sedang makan, bagilah makanan kita kepada anakanak. Biarkan sekali-sekali anak-anak melihat saat kita memberikan sumbangan untuk korban bencana alam ataupun sumbangan untuk orang yang membutuhkan. 2. Sampaikan kepada anak-anak bahwa berbagi akan membuat kita dise- nangi banyak orang. Sampaikan juga bahwa orang lain juga banyak mem- bantu dan berbagi dengan kita. 3. Berikan waktu. Balita biasanya tidak langsung mudah untuk berbagi, apa- lagi jika harus berbagi mainan atau benda-benda kesukaan. Biarkan be-
70 berapa saat sampai mereka mau melepaskan mainannya. 4. Berikan apresiasi saat anak kita mau berbagi. 5. Tanamkan dalam diri kita, tidak ada anak pelit atau anak egois. Mereka hanya belum mengerti. Jadi, tidak perlu kecewa karena anak-anak akan terus berkembang.
71 BAB V IMPLIKASI KATA AJAIB LEWAT CERITA ANAK
72 A. Contoh Puisi Anak Kembalilah Bumiku Planet biru yang indah Bunga tumbuh merekah Kini rusak sudah Orang-orang bermobil mewah Menggali perutmu susah payah Mengambil isinya dengan serakah Hatiku gelisah Maaf, maaf, maafkanlah Aku akan berdiri gagah Membela bumiku yang telah lelah Agar kembali indah Desy Andriyani, 2023
73 B. Contoh Komik Anak
74 Bersama Menolong Sesama Desy Andriyani, 2022
75 C. Contoh Tembang Anak Kalau berbuat salah bilang maaf MAAF Kalau butuh bantuan bilang tolong TOLONG Kalau dapat hadiah ucap TERIMA KASIH Kalau kau mau lewat ucapkan PERMISI Contoh lagu dengan 4 kata ajaib diatas adalah salah satu contoh penerapan kata ajaib untuk anak. Dengan dibuatkan lagu yang memuat kata-kata ajaib tersebut, akan membuat anak lebih mudah untuk mengingat kata-kata tersebut dan bagaimana serta kapan anak dapat menggunakannya. Dengan lagu pula, orang tua juga akan lebih mudah untuk mengajarkannya kepada anak-anak mereka apalagi bila hal tersebut sedang terjadi. Sebagai contoh, anak sedang lewat di depan tamu yang sedang berkunjung ke rumah, alangkah baiknya kita turut mengajarkan dan mengingatkan anak untuk mengucapkan permisi terlebih dahulu sebelum lewat. Jika anak sudah dikenalkan dengan lagu tersebut, mungkin akan lebih mudah baik orangtua untuk mengingatkan serta mudah pula bagi anak untuk mengingatnya.
76 D. Contoh Cerita Anak Kisah Tiga Babi Kecil https://id.pinterest.com/ Keluarga Babi, yang terdiri dari tiga anak Babi dan seorang ibu Babi. Suatu ketika, sang ibu memanggil ketiga anaknya. Ia ingin ketiga putranya tersebut untuk hidup mandiri dan membangun rumah sendiri. Tapi sang ibu pun berpesan untuk selalu waspada terhadap Serigala. Akhirnya, ketiga Babi tersebut pergi dan mulai membangun rumahnya masing-masing. Kakak Sulung akan membuat rumah dari jerami kering. Ia pun mulai mencari jerami tersebut di hutan. Ia tidak mau bersusah payah mencari bahan-bahan lain selain jerami. Karena jerami kering mudah dicari. Ia pun sangat senang melihat rumahnya sudah siap di huni.
77 Kakak Kedua pun sibuk membuat rumah yang terbuat dari kayu. Namun, karena sifatnya yang pemalas, ia tidak mau menebang pohon untuk mendapatkan kayu yang kuat. Ia hanya mencari kayu lapuk untuk di jadikan rumah. ia pun tersenyum senang melihat rumahnya. Sementara Babi Bungsu. Ia masih sibuk membuat rumahnya. Ia membuat rumah dari batu bata. Dengan sangat tekun, ia menyusun batu bata tersebut dan menyatukannya dengan semen. Kedua kakaknya datang melihat rumah yang belum jadi tersebut. Mereka pun menertawakan Babi Bungsu. Namun, Babi bungsung tidak mengiraukan kedua kakaknya. Ia tetap melanjutkan pekerjaannya. Di balik semak-semak. Ternyata ada seekor Serigala yang memerhatikan ketiga Babi tersebut. Ia pun mendatangi rumah Babi Sulung. Sang Serigala terus menerus memanggil Babi Sulung dan membujuknya agar mau keluar. Namun, Babi Sulung tetap bertahan di dalam rumah dengan ketakutan. Tiba-tiba, Serigala meniup rumah yang terbuat dari jerami kering tersebut hingga hancur tak tersisa. Babi Sulung pun segera berlari ke rumah Babi kedua. Serigala pun kembali mengejar sang Babi. Babi Sulung pun sampai di dalam rumah adiknya tersebut. Mereka segera berpelukan karena ketakutan. Serigala kembali membujuk mereka untuk keluar rumah. Namun, kedua Babi tersebut tidak menjawab. Ia pun kembali meniup rumah Babi kedua yang terbuat dari kayu lapuk hingga berterbangan dan hancur. Kedua Babi tersebut langsung berlari kerumah
78 Babi Bungsu. Disana mereka merasa aman. Karena kesal, Serigala meniup rumah Babi Bungsu dengan sekuat tenaga. Namun, Serigala tidak dapat merobohkan rumah Babi Bungsu. Karena rumah tersebut sangat kokoh dan kuat yang terbuat dari batu bata dan semen tersebut. Akhirnya, Serigala tersebut kehabisan tenaga. Ia pun kembali ke dalam hutan dengan tubuh yang sangat lemas karena kehabisa tenaga. Ketiga Babi tersebut sangat senang karena terbebas dari Serigala yang menakutkan tersebut. Kedua Babi pun merasa menyesal karena sudah merasa bangga dengan rumah yang mereka buat dan menertawakan adiknya yang membuat rumah dengan kokoh. Mereka pun berjanji akan membuat rumah yang sangat kuat dan kokoh seperti rumah adiknya Babi Bungsu. Dari cerita diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam cerita ini mengajarkan nilai kata ajaib yang harus ditanamkan kepada anak yakni kita dianjurkan tolong menolong dan tidak boleh sombong atas apa yang kita terima. Selain itu, adanya nilai menghargai tidak boleh merasa paling bisa dan benar bahkan sampai mencemooh seperti yang dilakukan kakakkakak babi tersebut. Mengajarkan nilai kepada anak barang siapa yang sabar pasti akan mendapat hasil yang memuaskan seperti kesebaran dan ketekunan babi kecil tersebut yang sabar dan tekun membuat rumahnya sendiri dan terhindar dari gangguan serigala.
79 Berbagi bersama Raihan Raihan sedang membeli roti di toko roti dekat alun-alun kota. Dia memioih banyak roti. "Nggak kebanyakan?" Bunda mengingatkan. Raihan meringis lalu hanya membeli 3 buah. Saat keluar toko ada anak laki-laki berdiri di depan toko. Rafa iba melihatnya. Dia memberikan satu rotinya. "Kak Fikri sedang apa?" "Kak Fikri sedang menyiapkan baju untuk disumbangkan ke panti asuhan ... " kata Kak Fikri. "Raihan bantu kakak ya ... " lanjut Raihan. Raihan dan teman - temannya sering bertukar mainan. Bahkan mereka boleh membawa pulang mainannya sebelum keesokan harinya dikembalikan lagi. "Kuda dan Sapi dapat apa ya?" kata Miki. Raihan mengambil tasnya dan memberikan dua buah apel untuk Kuda dan Sapi. "Terima kasih .... " kata Kuda dan Sapi serempak.
80 Kadang - kadang Bunda ikut membantu teman-teman Kak Fikri belajar. "Berbagi itu bisa juga dengan ilmu, Raihan," jelas Bunda saat Raihan bertanya. Raihan tidak bicara apapun, dia hanya mengangguk-angguk seperti burung pelatuk. "Bunda kita hebat ya Rai ... Makannya teman - teman Kak Fikri senang kalau bermain ke rumah kita," kata Kak Fikri. Sejak kecil Raihan sudah dibiasakan berbagi dengan siapapun. Raihan senang berbagi karena berbagi membuat orang lain bahagia. Apa kaliah senang berbagi seperti Raihan?
81 BAB VI AYO MENULIS CERITA ANAK
82 A. Ayo Menulis Cerita Anak Sastra anak memberikan banyak sekali kontribusi untuk anak. Selain sebagai media hiburan, sastra anak juga bisa digunakan sebagai media informasi dan pendidikan. Melalui pesan-pesan yang ingin disampaikan penulis di dalam karya sastra dan bahasa sederhana sehingga lebih menarik perhatian anak-anak untuk membacanya. Sastra anak selain dapat ditulis oleh orang dewasa, juga dapat ditulis oleh anak. Pada intinya karya sastra anak berisi suatu hal yang terfokus pada anak sebagai sasarannya. Semoga akan semakin banyak anak-anak yang gemar akan membaca. Menulis buku bacaan anak harus memulainya dengan semangat sastra, tak lebih. Buku bacaan anak yang sukses sepanjang sejarah membuktikan hal tersebut. Oleh karena itu, buku panduan ini pun dimulai dengan semangat menanamkan sastra anak pada diri para penulis buku cerita anak. Sementara itu, dunia anak-anak kita telah berubah, terpengaruh kemajuan teknologi digital yang tidak terpikirkan sebelumnya. Perhatian mereka teralihkan pada gawai, aplikasi game, aliran video, media sosial, dan banyak lagi. Kemampuan membuat anak mau membaca buku cerita anak berubah menjadi sebuah tantangan luar biasa. Menulis cerita anak terlihat mudah, akan tetapi ternyata banyak penulis yang merasa kesulitan merangkai sebuah cerita anak yang baik. Cerita anak mempunyai teknik penulisan tersendiri yang bisa dipelajari. Berikut merupakan beberapa tips untuk menulis cerita anak : 1. Tentukan ide cerita Ide cerita yang bagus dan menarik bagi anak-anak
83 adalah bagian terpenting dari cerita anak yang baik. Untuk inspirasi, Anda bisa membaca buku anak favorit Anda. Pilih cerita yang paling sesuai dengan minat dan kemampuan Anda. Cerita anak tidak harus realistis. Anda dapat menulis tentang dongeng dan cerita fantasi. Anak-anak suka cerita seperti itu. 2. Tulislah dengan gaya penulisan yang sesuai dengan target usia Tulis dengan gaya yang sesuai dengan usia yang dituju. Untuk usia anak yang lebih besar menyukai cerita yang lebih kompleks dan suasana di mana mereka diperlakukan seolah-olah mereka bukan lagi anak-anak. Gunakan paragraf pendek dengan kata-kata yang dapat dipahami anak. Hindari kata-kata kasar dalam cerita anak. Produksi harus dengan kualitas terbaik agar anakanak menyukai bahasa mereka dan ingin membaca lebih banyak. 3. Pertimbangkan untuk menambahkan gambar Jika Anda tahu cara menggambar ilustrasi, Anda dapat menambahkan ilustrasi Anda sendiri ke dalam cerita. Ini dapat menambah keindahan cerita dan membuatnya menghibur secara visual. Anda dapat berkolaborasi dengan ilustrator lain. Anda hanya perlu membuat deskripsi yang dapat dipahami dan diterjemahkan oleh ilustrator. 4. Buat cerita dengan akhir yang Bahagia Cerita anak-anak harus memiliki akhir yang bahagia. Kebanyakan anak tidak suka jika karakter favorit mereka dalam sebuah cerita memiliki akhir yang buruk. Mereka sedih dan kecewa dengan keseluruhan cerita. Namun kenyataannya, tidak semua cerita memiliki akhir
84 yang bahagia. Anda dapat melewatinya. Akhir cerita yang menyedihkan tetapi dibuat dengan baik dapat membantu anak-anak menavigasi beberapa pelajaran hidup yang sulit. Oleh karena itu cerita anak tidak harus selalu dihindari sebagai bahan cerita sedih. B. Mengirim Naskah Publikasi merupakan suatu istilah atau kegiatan yang tidak asing di telinga banyak orang. Publikasi juga bisa diartikan sebagai suatu kegiatan mengumumkan atau menerbitkan suatu karya. Kegiatan publikasi memang bisa dilakukan secara individu, dengan menggunakan situs-situs tertentu atau media sosial. Publikasi yang demikian memang lebih sering dijumpai pada era yang serba digital seperti saat ini, kemudahan yang didapat dalam mempublikasikan suatu karya memang menjadikan seorang penulis untuk membuat tulisannya dapat dibaca oleh banyak orang atau khalayak umum. Meskipun demikian kegiatan publikasi masih bisa dilakukan dengan cara mengirimkan naskah. Sebelumnya, sudah diketahui kriteria apa saja yang menentukan suatu karya layak untuk dimuat, pada kali ini akan terdapat suatu tahapan mengenai cara untuk mengirimkan naskah berupa teks faktual yang telah ditulis. Tahapan Mengirim Naskah Dilansir dari Kompasiana.com berikut ini beberapa tahapan atau hal-hal penting yang perlu diperhatikan untuk mengirimkan naskah ke suatu media cetak : Teknis
85 1) Naskah atau karya tulisan yang akan dikirimkan harus original, asli dan murni karya dari diri sendiri. Naskah yang dikirmkan bukan hasil plagiasi dari naskah lain apalagi hasil menjiplak milik orang lain. Pada saat mengirimkan naskah, penulis dapat mencantumkan surat pernyataan bahwa itu adalah murni karangan/karya milik sendiri, belum atau tidak pernah di muat di media lain, baik cetak ataupun online seperti blog, tumblr dan media-media yang lain. 2) Ikutilah prosedur, ketentuan, persyaratan atau kriteria yang telah ditentukan oleh media yang dibidik, misalnya saja panjang tulisan berkisar antara 3.000-4.000 kata, ukuran huruf, font, spasi dan hal-hal lain yang harus dipenuhi 3) Kirimlah naskah sesuai dengan media pengirimaditentukan misalnya melalui E-mail. Dalam media E-mail ada hal yang perlu diperhatikan, yakni naskah yang dikirimkan biasanya berupa lampiran atau pada bagian attachment sedangkan pada bagian badan E-mail biasanya hanya berupa pengantar atau basa-basi. 4) Penulis juga perlu menuliskan biodata dan kelengkapan lain dalam data diri sesuai dengan ketentuan dari media apabila ada. Jangan sampai penulis tidak melampirkan data diri, hal tersebut dapat menimbulkan penilaian bahwa naskah tersebut kosong dan tidak jelas siapa yang menulis atau naskah tidak bertuan. Non Teknis 1) Sebelum mengirimkan naskah tersebut, pastikan terlebih dahulu media cetak yang dibidik. Media tersebut dapat berupa koran, majalah, website atau situs tertentu. Hal yang perlu diperhatikan dan
86 dipelajari adalah selera atau gaya dari redaksi dengan membaca media tersebut. Setiap redaksi memiliki kekhasan karakter atau suatu selera yang berbedabeda. Untuk memahami hal tersebut penulis yang akan mencoba mempublikasikan atau mengirimkan naskahnya harus memperlajari gaya bacaan yang biasa diterbitkan suatu media yang telah dibidik. 2) Penulis yang akan mencoba menerbitkan atau mengirimkan naskahnya juga harus memperhatikan waktu pengiriman misalnya satu bulan sampai tiga bulan, atau tiga sampai empat bulan dan bahkan hanya dalam hitungan mingguan. 3) Penulis atau pengirim juga perlu mengecek media yang dibidik terlebih dahulu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menandai tau memperhatikan suatu jenisan tertentu dimuat berapa kali atau pada satiap tanggal berapa. Miasalnya jenis tulisan A seringkali dimuat atau dipublikasikan setiap tanggal 5. Hal tersebut dikarenakan tidak semua media memberitahukan kapan tulisan tersebut akan dimuat.
87 Daftar Pustaka Abdillah, M. Djoni. 2021. Kata-kata Ajaib untuk Anak. Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan, Jawa Tengah. Deviany, Rina. 2017. Membangun Karakter Anak Melalui Sastra. Jurnal Raudhah : Vol. V, No. 1: Januari – Juni 2017. Effendi, Agus. 2011. Mengenal Tembang Macapat. Jurnal Widyatama. No.2.Volume 20.2011. Krisandi, Apri DS. dkk. 2018. Sastra Anak : Media Pembelajaran Bahasa Anak. Yogyakarta : Bakul Buku Indonesia. Lukens, Rebeca J. 2003. A Critic al Handbook of Children’s Literature. Newyork: Longman. Lutfhiyanti, Lita., Fithratunnisa. 2017. Peran Sastra Dalam Pengembangan Kepribadian Anak. Stilistika : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Vol 2. No 2. Oktober. Nurgiyantoro, Burhan. 2019. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak : Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
88 Panglipur, Purbarani Jatining., Eka Listiyaningsih. 2017. Sastra Anak Sebagai Sarana Pembelajaran Bahasa dan Sastra Untuk Menumbuhkan Berbagai Karakter Di Era Global. FKIP e-PROCEEDING. Diakses dari https://jurnal.unej.ac.id/index.php/fkipepro/article/view/4947 pada 29 April 2023. Puryanto, Edi. 2008. Konsumsi Anak dalam Teks Sastra di Sekolah. Makalah dalam Konferensi Internasional Kesusastraan XIX HISKI. Samiaji, Mukhamad Hamid. 2023. Mempercakapkan Sastra Anak. Online. Dapat diakses di https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikeldetail/3822/mempercakapkan-sastra-anak . Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: Rosdakarya. Stewig, John Warren. 1980. Children and Literature. Chicago: Rand McNally College Publishing Company. Stevanie, Felicia. Dkk. 2020. Perancangan Permainan Kartu Pembelajaran 3 Kata Ajaib Untuk Anak Usia 4 – 6 Tahun. Jurnal DKV Adiwarna. Vol. 1, No.16. 2020. Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.
89 Trimansyah, Bambang. 2020. Panduan Penulisan Buku Cerita Anak. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia. https://www.kompasiana.com/boyke/55287094f17e616f4 68b4622/baca-ini-sebelum-mengirimkan-naskahke-media-cetak diakses pada 29 April 2023 Pukul 10.00 WIB. Wahidin. 2009. Hakikat Sastra Anak. http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/ 2009/03/18/hakikat-sastra-anak/. Witakania. 2008. Aspek Psikopedagogik dalam Sastra Anak. Bandung: Angkasa. Zubaedi. 2013. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
90 Glosarium Cerita anak :Cerita anak adalah narasi atau kisah yang ditulis atau diceritakan khusus untuk anak-anak untuk memberikan hiburan, pendidikan, dan moral kepada anakanak. Fiksi anak :Genre sastra yang ditulis khusus untuk anak-anak yang mengandung ceritacerita yang dibuat dan diimajinasikan, tidak berdasarkan kenyataan yang nyata. Karakteristik :Atribut atau sifat-sifat khusus yang melekat pada sesuatu atau seseorang. Kata ajaib :Kata yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sangat luar biasa, ajaib, atau menakjubkan. Komik anak :Bentuk media yang menggunakan gambar-gambar berurutan dan teks pendek untuk menceritakan kisah atau menyampaikan pesan kepada anakanak. Puisi anak :Bentuk sastra yang ditulis khusus untuk anak-anak untuk pemahaman, pengalaman, dan imajinasi anak. Tembang anak :Jenis sastra lisan yang berupa lagu atau puisi yang ditujukan untuk anak-anak (memiliki syair yang sederhana dan melodi yang mudah diingat).
91 Indeks C Cerita anak, 7, 15, 19, 20, 57, 58, 59, 61, 85, 86, 91 F Fiksi anak, 91 K Karakteristik, 19, 20, 22, 34, 91 Kata ajaib, 67, 68, 92 Komik anak, 92 P Puisi anak, 16, 42, 45, 92 T Tembang anak, 92
92 Profil Penulis Hasa Bunaya Nurusinta Rifqi Auliya Hasa Bunaya Nurusinta Rifqi Auliya. Terlalu panjang, panggil saja aku Yaya. Aku lahir di Kota Seribu Bunga. Ya. Kota Magelang. Tanggal 21 April di tahun 2002. Aku suka bau tanah saat hujan, dan aku juga suka arumanis yang pernah kubeli di Malioboro. Hobiku jalan-jalan. Aku selalu berdoa semoga semua manusia berumur panjang termasuk aku. Kata pepatah tak kenal maka tak sayang haha.... @hassabunay ditunggu ya... dadaahhh!!!
93 Linda Rizkika Sekarsari Linda Rizkika Sekarsari, sudah biasa dipanggil Linda. Lahir di sebuah kabupaten penghasil geplak yakni Kabupaten Bantul pada tanggal sebelum perayaan hari Kemerdekaan RI yaitu 16 Agustus 2001. Saat ini saya duduk di bangku kuliah jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta. Selain menulis saya juga memiliki beberapa hobby yaitu memasak, bernyanyi, dan mendengarkan musik. Bagi saya menulis adalah hal yang sakral karena dapat menumpahkan segala isi hati dan pikiran saya didalamnya. Tak jarang mood/suasana hati dalam menulis menjadi suatu yang penting ketika saya memulai menulis sesuatu. Saya juga memiliki motivasi yaitu “Karena semuanya butuh proses maka sabar satu persatu”. Jangan lupa mampir yaa @lindarizsk.
94 Desy Alisia Andriyani Desy Alisia Andriyani, kerap disapa Des. Seperti yang kamu kira, Des lahir pada bulan Desember. Sebuah peristiwa menjadikannya berada di kelas PBSI dan mulai menulis berbagai hal termasuk buku ini. Meski terdengar aneh, Des memiliki mimpi terpendam yaitu memiliki kedai teh yang juga menjual pastri dan roti. Jika kamu memiliki waktu luang, silakan mampir jangan sungkan dan kita akan minum teh di sore hari melalui Instagram @rais.ila.
95 Dinda Fita Ayundani Dinda Fita Ayundani adalah seorang mahasiswi di salah satu universitas negeri di Yogyakarta yaitu di Universitas Negeri Yogyakarta. Teman-temannya seringkali memanggilnya dengan sebutan Dinda. Dinda lahir di Cilacap pada 20 Desember tahun 2001. Dinda memiliki hobi menonton film dan mendengarkan musik. Motto hidup yang dia pegang yaitu "akan selalu ada pengorbanan untuk sesuatu yang ingin kita raih".