The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Pemantauan peserta laboratorium ramah komunitas

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mamahuzna84, 2021-11-09 09:02:36

LABORATORIUM RAMAH KOMUNITAS

Buku Pemantauan peserta laboratorium ramah komunitas

Keywords: laboratorium

APA ITU HIV / AIDS?

Penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus HIV dan
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) adalah sindrom atau kumpulan gejala yang
timbul karena sangat turunnya kekebalan tubuh
penderita HIV dan merupakan stadium akhir dari HIV.

Laras Pudega | 1

HIV / AIDS DALAM KACAMATA DUNIA

HIV/AIDS merupakan salah satu perhatian dalam
Sustainable Development Goals (SDGs) yang
tertuang pada tujuan ke tiga. Indonesia merupakan
salah satu negara yang memiliki kasus HIV/AIDS
yang tinggi di dunia. Hal ini menyebabkan HIV/ AIDS
tetap sebagai beban kesehatan masyarakat di
Indonesia bahkan di dunia (WHO, 2015).

Laras Pudega | 2

BANYAKNYA KASUS HIV / AIDS

Menurut Joint United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS),
hingga Maret 2016 ditemukan 78 juta penduduk di dunia positif terinfeksi
HIV. Dari angka tersebut 11,4% atau sekitar 8,9 juta merupakan kasus
baru dan 35 juta orang telah meninggal akibat AIDS.
Di Asia Pasifik, diketahui sebanyak 5,1 juta penduduk mengidap HIV
hingga akhir tahun 2016, dimana 300.000 diantaranya merupakan kasus
baru (WHO, 2016).
Laras Pudega | 3

PENYEBARAN HIV / AIDS DI INDONESIA

Epidemi HIV/AIDS terjadi hampir di seluruh provinsi, pada sub
populasi berisiko tinggi yaitu pengguna napza suntik, wanita
penjaja seks, pelanggan penjaja seks, lelaki seks dengan lelaki dan
waria (Simarmata OS, 2010).

Laras Pudega | 4

JUMLAH KASUS HIV / AIDS DI INDONESIA

Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia dari tahun 2005 sampai pada
tahun 2019 mencapai 349.882 kasus. Pada tahun 2019 terjadi
penurunan dengan jumlah 22.600 jiwa yang terkena HIV dan AIDS
mencapai 2.912, ini menandakan bahwa semakin baik dalam
menanggulangi kasus HIV/AIDS (kementrian Kesehatan RI, 2019).

Laras Pudega | 5

HIV / AIDS

DI D.I. YOGYAKARTA

Kasus HIV/AIDS di DIY secara
kumulatif sejak tahun 1993
hingga tahun 2019 sebanyak
6.890. Jumlah tersebut sudah
termasuk kasus HIV/AIDS
pada tahun 2019 yaitu
sebanyak 5.264 kasus HIV
dan 1.726 kasus AIDS.

Sedangkan di Kabupaten Sleman jumlah kasus HIV/AIDS dalam kurun
waktu 2004 sampai tahun 2019, didapatkan jumlah total penderita
HIV/AIDS sebanyak 1247 kasus. Jumlah tersebut sudah termasuk kasus
baru HIV/AIDS di tahun 2019, sebanyak 128 kasus HIV dan 33 kasus
AIDS. (Sumber: Profil Dinas Kesehatan Propinsi DIY tahun 2019 dan
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2019).

Laras Pudega | 6

Semantara itu, kasus terinfeksi virus HIV di Kapanewon Depok
Kabupaten Sleman secara kumulatif sejak tahun 2014 sampai
dengan 2019 sebanyak 247. Jumlah tersebut sudah termasuk
pasien terinveksi HIV di Puskesmas Depok III sebanyak 208 kasus
terinfeksi virus HIV. (Sumber: Data Primer Pemeriksaan VCT di
Puskesmas Depok I, II dan III)
Berdasarkan penjelasan tersebut, dirasa perlu adanya sebuah
program yang bertujuan untuk memberikan kemudahan akses
pemeriksaan HIV, dukungan pemeriksaan, dan meningkatkan
penemuan kasus HIV.

Laras Pudega | 7

Layanan Laboratorium Ramah Komunitas (LARAS)

Melihat semakin tingginya permasalah kasus HIV/AIDS saat ini, bukan
masalah penyakit menular semata, tetapi sudah menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang sangat luas. Maka perlu adanya pendekatan
psikososial melalui upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Salah satu upaya tersebut adalah deteksi dini untuk mengetahui status
seseorang sudah terinfeksi HIV atau belum melalui VCT. VCT merupakan
Voluntary Counseling and Testing artinya konseling dan tes HIV secara
sukarela (KTS) yang bertujuan untuk pencegahan, perawatan dan
pengobatan bagi penderita HIV/AIDS.

Pasien yang terinfeksi virus HIV, memerlukan dukungan secara secara
sosial. Pasien dengan terinfeksi virus HIV, mengalami kondisi yang tidak
menyenangkan baik secara fisik maupun secara psikis. Secara fisik
terganggu, hal ini dikarenakan virus HIV menyerang sistem kekebalan
tubuh si pasien. Sedangkan secara psikis, pasien mempunyai perasaan
hampa, inisiatifnya kurang, merasa tidak berarti, apatis, serba bosan,
tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, dan muncul pikiran ingin bunuh diri.
Untuk mendukung pasien yang terinfeksi virus HIV, perlu adanya program
yang bertujuan untuk memberikan kemudahan akses pemeriksaan HIV
pada komunitas berisiko.

Laras Pudega | 8

Layanan Laboratorium Ramah Komunitas (LARAS) merupakan
program kolaborasi TOP BINGITZ (Temukan, Obati, Peduli dan
Bimbing Orang dengan HIV AIDS serta Pengguna NAPZA) yang
merupakan program inovasi Pusksmas Depok III.

LARAS TOP BINGITZ berdiri sejak tahun 2016 dikarenakan

meningkatnya kasus HIV di wilayah kerja Puskesmas Depok III dan
banyak pasien yang terinfeksi virus HIV yang tidak terkontrol.
Sehingga dengan disusunnya buku pemeriksaan untuk pasien
terinfeksi virus HIV, pasien tersebut dapat melakukan pengobatan
secara rutin dan terkontol oleh tenaga medis dan kelompok
dukungan sebaya (KDS). Peranan utama KDS adalah menciptakan
suasana nyaman dan terjaga kerahasiaan anggotanya, sehingga
pasien mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan dukungan.

Laras Pudega | 9

Indonesia menetapkan tiga target zero
goal untuk mengakhiri epidemi HIV
yaitu zero infeksi HIV baru, zero
kematian terkait AIDS, dan zero
diskriminasi ODH pada tahun 2030.

Untuk mencapai 3 zero pada tahun
2030, Puskesmas Depok III telah

bekerjasama dengan Yayasan
Vesta Indonesia yaitu lembaga

yang bergerak dalam isu HIV/AIDS,
diskriminasi dan stigma yang diterima oleh penyintas HIV/AIDS. Kegiatan

LARAS TOP BINGITZ yang bekerjasama dengan Yayasan Vesta

Indonesia adalah edukasi HIV/AIDS di perguruan tinggi maupun di
instansi dan pelaksanaan VCT statis maupun VCT mobile.

Selain itu, Puskesmas Depok III juga bekerjasama dengan Yayasan
Victory Plus yaitu yayasan yang bergerak dalam memberikan

dukungan langsung
kepada ODHA sehingga
ODHA tidak putus dalam
terapi ARV dan ODHA
dapat memiliki kualitas
hidup yang lebih baik.

Laras Pudega | 10

Tanda dan Gejala HIV AIDS

Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita HIV/AIDS menurut Nursalam dan Ninuk
(2013) yang di kutip dari Delfi (2020) sebagai berikut:
a. Gejala Utama/Mayor

1) Deman berkepanjangan lebih dari tiga bulan.
2) Diare kronis lebih dari satu bulan secara berulang atau terusmenerus
3) Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam tiga bulan.
4) TBC (Tuberculosis)
b. Gejala Minor
1) Batuk kronis selama lebih dari satu bulan.
2) Infeksi pada mulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh jamur Candida

Albicans.
3) Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh
4) Munculnya Herpes zooster secara berulang dan timbul bercakbercak gatal

diseluruh tubuh.

Laras Pudega | 11

Penularan HIV AIDS

Virus HIV dapat menularkan dengan enam cara yaitu:
a. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS

Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa
pelindung bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air mani,
cairan vagina, dan darah dapat mengenai selapur lendir vagina, penis, dubur, atau
mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut masuk ke aliran darah.
Selama berhubungan bisa terjadi luka di dinding vagina, dubur dan mulur sehingga
dapat menjadi pintu masuk jalannya virus HIV ke aliran darah pasangan seksual.

b. Ibu pada bayinya
Bila ibu baru terinfeksi virus HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi
terinfeksi virus HIV sebanyak 20-35 %, sedangkan kalau gejala AIDS pada ibu
kemungkinan tertularnya infeksi virus AIDS mencapai 50%. Transmisi lain terjadi
selama periode post partum melalui ASI. Resiko bayi yang tertular melalui air susu
ibu (ASI) dari ibu yang positif terinfeksi sekitar 10%.

c. Darah atau produk darah yang tercemar virus HIV/AIDS
Penularan sangat cepat ditularkan dari virus HIV, karena virus langsung memasuki
ke pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

d. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat-alat kesehatan yang tidak steril seperti pemakaian saat pemeriksaan
kandungan misalnya spekulum, tenakulum, dan alat-alat lainnya yang menyentuh
darah, cairan vagina, atau air mani yang terinfeksi HIV.

e. Alat-alat untuk menoreh kulit
Alat-alat yang menoreh kulit seperti tajam dan runcing bisa melukai kulit seperti
jarum, pisau, silet, membuat tato, memotong rambut, dan sebagainya bisa
menularkan HIV. Kemungkinan besar alat yang dipakai belum melakukan tahap

Laras Pudega | 12

pensterilan terlebih, maka sebagaian besar cepat menularkan virus HIV pada
orang yang tidak terinfeksi.
f. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Jarum suntik yang digunakan oleh pengguna narkoba (Injecting Drugs User/IDU)
yang sangat berpotensi menularkan virus HIV. Para pemakai IDU tidak hanya
memakai jarum suntik, tetapi juga secara bersama-sama juga menggunakan
tempat penyampur, pengaduk, dan gelas pengoplos obat, sehingga berpotensi
tinggi untuk menularkan HIV.
Penularan HIV tidak menularkan melalui makan, pakaian, handuk, sapu tangan,
toilet yang dipakai secara bersama-sama, berpelukan di pipi, berjabat tangan,
hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS, gigitan nyamuk, dan hubungan sosial
yang lain (Nursalam & Ninuk, 2013) di kutip dari Delfi (2020).

Laras Pudega | 13

Pencegahan HIV/AIDS

Pencegahan HIV/AIDS dengan menggunakan rumus A, B, C, D, E

Pencegahan HIV/AIDS menurut Widoyono (2011) yaitu:
a. Menghindari hubungan seksual dengan penderita AIDS.
b. Mencegah hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti

pasangan.
c. Menghindari hubungan seksual dengan pecandu narkotika obat suntik.
d. Melarang orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok berisiko

tinggi untuk melakukan donor darah
e. Memberikan tranfusi darah hanya untuk pasien yang benar-benar

memerlukan.
f. Memastikan menyetrilisasikan alat-alat kesehatan.

Laras Pudega | 14

Pengobatan HIV/AIDS

Pengobatan pasien HIV/AIDS menurut Widoyono (2011) yaitu:

Pengobatan antiretroviral (ARV) menjadi terapi pertama dan

utama yang bisa dikembangkan. WHO mengatakan ARV dapat
menurunkan jumlah virus dalam darah, mencegah infeksi
oportunistik, mengurangi transmisi kepada yang lain (Nurmawati,
2020).

Laras Pudega | 15

FORM PEMANTAUAN WINDOW PERIODE

No Tanggal Pemeriksaan Faktor Keterangan
Risiko
VCT Sipilis PPITC PMTC

Keterangan:
Faktor risiko merupakan terakhir melakukan hubungan seksual atau melakukan
aktivitas berisiko.

Laras Pudega | 16

FORM PEMANTAUAN WINDOW PERIODE

No Tanggal Pemeriksaan Faktor Keterangan
Risiko
VCT Sipilis PPITC PMTC

Keterangan:
Faktor risiko merupakan terakhir melakukan hubungan seksual atau melakukan
aktivitas berisiko.

Laras Pudega | 17

FORM PEMANTAUAN PASIEN TERINFEKSI HIV (1)

No Tanggal CD4 SGPT Kreatinin HBsAg GDN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Keterangan Pemeriksaan:
1. Pemeriksaan CD4 dilakukan 6 bulan setelah memulai terapi ARV
2. Pemeriksaan SGPT dilakukan 6 bulan setelah memulai terapi ARV
3. Pemeriksaan kreatinin dilakukan 2 minggu setelah memulai terapi ARV
4. Pemeriksaan HBsAg sebelum memulai terapi ARV
5. Pemeriksaan GDN dilakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali

Laras Pudega | 18

FORM PEMANTAUAN PASIEN TERINFEKSI HIV (2)

No Profil Lipid Urinalis VL Kepatuhan Meminum Paraf
Obat

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

6. Pemeriksaan Profil Lipid dilakukan setiap 3 bulan sekali
7. Pemeriksaan Urinalis dilakukan apabila ada kondisi komorbit
8. Pemeriksaan VL dilakukan setahun sekali
9. Kepatuhan meminum yaitu apabila meminum obat secara rutin setiap hari

Laras Pudega | 19

FORM PEMANTAUAN PASIEN TERINFEKSI HIV (1)

No Tanggal CD4 SGPT Kreatinin HBsAg GDN

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Keterangan Pemeriksaan:
1. Pemeriksaan CD4 dilakukan 6 bulan setelah memulai terapi ARV
2. Pemeriksaan SGPT dilakukan 6 bulan setelah memulai terapi ARV
3. Pemeriksaan kreatinin dilakukan 2 minggu setelah memulai terapi ARV
4. Pemeriksaan HBsAg sebelum memulai terapi ARV
5. Pemeriksaan GDN dilakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali

Laras Pudega | 20

FORM PEMANTAUAN PASIEN TERINFEKSI HIV (2)

No Profil Lipid Urinalis VL Kepatuhan Meminum Paraf
Obat

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

6. Pemeriksaan Profil Lipid dilakukan setiap 3 bulan sekali
7. Pemeriksaan Urinalis dilakukan apabila ada kondisi komorbit
8. Pemeriksaan VL dilakukan setahun sekali
9. Kepatuhan meminum yaitu apabila meminum obat secara rutin setiap hari

Laras Pudega | 21

CATATAN PASIEN

.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................

Laras Pudega | 22

Daftar Pustaka

Delfi, A. (2020). Studi Literatur: Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap
Tingkat Depresi Pada Orang Dengan HIV/AIDS (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Gresik).

Kementrian Kesehatan RI. (2019). (http://www.depkes.hari-aidssedunial)
Kotajin, N. F., Tucunan, A. A., & Ratag, B. T. (2020). Perilaku Pencegahan
HIV/AIDS Pada PesertaDidik SMA Negeri 1 Halmahera Utara Kabupaten
Maluku Utara. KESMAS, 9(6).
Nursalam dan Ninuk Dian Kurniawati. 2013. Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika
Nurmawati, T., Sari, Y. K., & Hidayat, A. P. 2020. Evaluasi Jumlah CD4
Pada Penderita HIV/AIDS yang Menjalankan Program Pengobatan
Antiretrovial (ARV). Journal of Agromedicine and Medical Sciences Vol. 6 No.
Simarmata OS. Ancaman HIV pada remaja di tanah Papua. Jurnal Ekologi
Kesehatan. 2010; 9 (3):1274-81
World Health Organization (WHO). Fact sheet HIV/AIDS. 2016. Dikutip
dari: Yuliza Jurnal Kesehatan Andalas 8.2 (2019): 376-384
WHO. 2015. Sustainable Development Global solutions Network (SDGs).
Jakarta: United Nation.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan
dan Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga

Sumber gambar dan desain: www.freepik.com

Laras Pudega | 23


Click to View FlipBook Version