The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pengunpulan tugas antologi puisi oleh kelas PBSI Reg E'23.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by hasoloanosmer, 2024-06-06 01:21:57

ANTOLOGI PUISI

Pengunpulan tugas antologi puisi oleh kelas PBSI Reg E'23.

Keywords: Perjuangan,Kenangan,Harapan Masa Depan,Teknologi,Pahlawan,Indonesia

i


ii Prakata Puji syukur senantiasa tercurah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan antologi ini. Dalam penyusunanya sesungguhnya kami telah berusaha memberikan naskah terbaik. Namun, sebagai makhluk Tuhan yang tak luput dari salah, kami sadar masih banyak kekurangan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Buku ”Antologi Puisi” ini merupakan antologi dengan karya puisi yang ditulis oleh 38 penulis. Berbagai kisah tentang perjuangan, nasionalisme, kehidupan, sastra dan harapan akan masa depan tersirat di dalamnya. Buku ”Antologi Puisi” ini tercipta sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Menulis Kreatif Sastra. Terima kasih banyak kepada Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd. atas bimbngannya kami dapat mengembangkan ide higga tercipta karya yang indah seperti yang tertuang di dalam buku ini. Semoga buku ini dapat menjadi hiburan sekaligus pelajaran berharga bagi penulis dan pembaca agar lebih bijak lagi dalam menghadapi dan memaknai hidup. Juni 2024 Kelas PBSI Reg E’23


iii Daftar Isi Prakata ....................................................................................................................i Daftar Isi..............................................................................................................iii Gemilang Kemerdekaan........................................................................................ 1 Cahaya Di Tengah Penjajahan ............................................................................. 2 Dimana Letak Keadilan Itu? ................................................................................ 3 Perjuangan Dan Pembebasan............................................................................... 4 Makna Darah Simbolis Perjuangan...................................................................... 5 Tangisan Perjuangan Kemerdekaan.................................................................... 6 Panggilan Untuk Keadilan ................................................................................... 7 Semangat Bersatu!................................................................................................ 8 Nyanyian Abadi..................................................................................................... 9 Belenggu Dalam Diri........................................................................................... 10 Di Tanah Merah Putih Yang Terpatri................................................................ 11 Saksi Bisu Perjuangan........................................................................................ 12 Kapal Hitam ........................................................................................................ 13 Semangat Indonesia............................................................................................ 14 Serdadu Semangat Merdeka............................................................................... 15 Perjuangan Dalam Gelap Dan Cahaya .............................................................. 16 Semangat Juang Pahlawan Sejati...................................................................... 17 Melodi Karakter .................................................................................................. 18 Jejak Kebebasan.................................................................................................. 19 Menyusuri Lorong Abadi .................................................................................... 20 Tanah Airku, Permata Tersembunyi ................................................................. 21 Dari Puncak Barisan Menatap Pulau ................................................................ 22 Cahaya Pahlawan Di Kegelapan ........................................................................ 23 Di Balik Layar Kehidupan.................................................................................. 24 Serigala Dinegeri Sendiri.................................................................................... 25 Sengsara Dalam Negeri ...................................................................................... 26 Menggelorakan Perjuangan Dan Kebangkitan ................................................. 27 Perjuangan Tanah Air......................................................................................... 28 Inspirasi Pahlawan ............................................................................................. 29


iv Langkah Bersama ............................................................................................... 30 Kisah Dan Hikmah Dari Lembah Hening ......................................................... 31 Pahlawan Indonesia ............................................................................................ 32 Cahaya Perjuangan Dalam Gelora Bangsa........................................................ 33 Cermin Sastra...................................................................................................... 34 Langit Senja......................................................................................................... 35 Di Bawah Langit Merdeka.................................................................................. 36 Balasan Perjuangan Untuk Kemerdekaan ........................................................ 37 Gelora Merdeka Indonesia.................................................................................. 38


1 Gemilang Kemerdekaan Karya: Talenta permata hati Bendera merah putih berkibar megah, Di angkasa, melambai gagah, Menggema syahdu semangat perjuangan, Gemilang kemerdekaan, Indonesia pun berdiri teguh. Puluhan tahun lalu, terjadi sang peperangan Para pahlawan berjuang, dengan semangat yang tiada tara, Mereka rela berkorban, demi negeri tercinta, Mengusir penjajah, untuk meraih harapan yang bercahaya. Di tanah air yang subur, bersemi rasa persatuan, Beragam suku, bangsa, bergandengan tangan, Membangun negeri, menyatukan perbedaan, Bhinneka Tunggal Ika, semboyan kita, tak pernah pudar. Kemerdekaan, hadirkan arti yang abadi, Membara api semangat, di tiap langkah generasi, Bersyukur kita, merdeka tanpa henti, Hormat dan bangga, untuk tanah air tercinta.


2 Cahaya Di Tengah Penjajahan Karya : Rowimatul Hazizah Di bawah langit kelam penjajahan, Di mana tanah air terpasung ratap, Tersembunyi di balik duka dan tangisan, Ada cerita tentang semangat yang tetap hidup. Pohon-pohon tua bersaksi bisu, Menggugurkan daun di ladang kering, Tiap tetes darah dan keringat jatuh, Menyuburkan bumi dengan harapan yang tak pernah pudar. Langit biru yang tercemar debu, Ditembus nyala api perjuangan, Bambu runcing, panji kemerdekaan, Mengalun di setiap jantung yang berdegup cepat. Dalam gelap malam, ibu meratap, Untuk anak-anak yang pergi tanpa kembali, Tiap tetes air mata adalah doa, Untuk fajar kebebasan yang mereka nanti. Anak-anak bangsa bangkit dari nestapa, Menjalin tekad di setiap langkah, Melawan penjajah dengan nyali baja, Demi kemerdekaan yang telah dijanjikan sejarah. Dan ketika mentari akhirnya terbit, Menyapu sisa-sisa malam penjajahan, Mereka bersatu dalam sorak kemenangan, Mengukir masa depan dari luka yang sembuh perlahan. Kini kita mengenang dengan hati yang penuh, Para pahlawan yang telah berkorban jiwa, Dalam kebebasan yang mereka wariskan, Kita hidup dan melangkah, membangun bangsa.


3 Dimana Letak Keadilan Itu? Karya: Mutiara Aprilia Bagaimana rakyat bisa disebut merdeka Bila birokrasi negara tidak mengabdi kepada rakyat, Melainkan mengabdi kepada pemerintah yang berkuasa? Bagaimana rakyat bisa merdeka Bila provinsi-provinsi sekedar menjadi tanah jajahan pemerintah? Tidak boleh mengatur ekonominya sendiri, dan tatanan hidup masyarakatnya sendiri? Para pejabat elit politik yang berkedudukan atau pun yang masih di jalan, Tidak pernah memperjuangkan sarana-sarana kemerdekaan rakyat. Mereka hanya rusuh dan gaduh memperjuangkan kedaulatan golongannya sendiri! Mereka hanya bergulat untuk posisi sendiri. Mereka tidak peduli kepada fungsi hukum, fungsi polisi, atau pun fungsi birokrasi. Dengan picik mereka akan mendaur ulang malapetaka negara yang telah terjadi. Dimana letak keadilan itu? Rakyatnya mati-matian ingin hidup dengan layak Sedangkan mereka? Bisa hidup dengan layak hingga mati Hanya dengan menjajahi rakyatnya sendiri? Negara tak mungkin kembali di-utuh-kan tanpa rakyatnya dimanusia-kan. Dan manusia tak mungkin menjadi manusia tanpa dihidupkan hati nuraninya. Hati nurani adalah hakim adil untuk diri kita sendiri. Hati nurani adalah sendi dari kesadaran akan kemerdekaan pribadi.


4 Perjuangan Dan Pembebasan Karya: Hikmah R.Sidabutar Perjuangan yang teramat sengit Pada masa kolonialisme Rakyat berani bangkit Untuk mencari pembebasan diri Dipenuhi dengan pejuang tangguh Yang tak kenal lelah berjuang Menentang penjajah yang zalim Demi kebebasan yang diidamkan Darah mengalir di medan perang Menyuburkan tanah yang merindu Pertempuran terus berkecamuk Antara kemerdekaan dan penjajah yang kejam Pemimpin -pemimpin berani Memimpin perjuangan dengan gigih Menyatukan rakyat yang terpecah Menjadi satu bangsa yang bersatu Tiada kata menyerah terucap Meskipun badan terasa letih Semangat yang menggebu tak luntur Menghadapi segala cobaan yang menjelma Akhirnya datanglah kemenangan Pembebasan yang dinanti-nanti Bendera merah putih berkibar tinggi Menyatakan bangsa ini merdeka Namun perjuangan masih berlanjut Melawan segala bentuk berdetak Mempertahankan kemerdekaan yang telah diperjuangkan Merajut masa depan yang lebih baik Teruslah berjuang, oh rakyat Indonesia Untuk menegakkan keadilan dan kebenaran Karena hanya dengan perjuangan yang gigih Kita akan mencapai kemenangan yang abadi.


5 Makna Darah Simbolis Perjuangan Karya : Mayesa Purba Di tengah riuhnya dunia, Puisi “Setetes Darah Suci” tersirat makna, Metafora dan simbol meresapi kata-kata, Menjangkau realitas sosial dan budaya. Konteks masa lalu terkuak dalam bait-bait, Kejujuran dan keberanian,semangat terwujud, Gaya bahasa mengalur puitis, Menyentuh nilai-nilai yang dihargai. Darah suci mengalir dalam semangat perjuangan, Air mata menceritakan kesedihan dan keharuan, Api cinta membakar semangat tak kenal luntur, Makna simbolis menerangi sejarah dan kebenaran. Pesan moral dan sosial menggugah hati, Kejujuran, kesetiaan, pengorbanan, Kemanusiaan dan empati tertanam dalam jiwa, Puisi ini menggema, meresap dalam batin. Darah pengorbanan menjelma suci, Air mata menyaksikan perjuangan sejati, Api cinta membarakan semangat jiwa, Makna simbolis menerangi perjalanan. Pesan moral terukir dalam nada, Kejujuran sebagai pilar teguh, Kesetiaan dan semangat juang tak lekang waktu, Kemanusiaan dan empati menyatukan jiwa. Harapan dan inspirasi tersemat dalam puisi, Setetes darah suci mengalir abadi, Simbol sejarah dan nilai-nilai luhur, Menjadi pesan esensial dalam kehidupan. Biru langit, merah bendera berkibar, Puisi ini menggema, membangkitkan semangat, Setetes darah suci, puisi bermakna, Menyatu dalam keindahan sastra yang abadi.


6 Tangisan Perjuangan Kemerdekaan Karya: Nila Angita Nasution Mentari di ufuk Timur sudah tak sama lagi. Tak ada canda tawa yang menghiasi. Senyuman itu sempat hadir, namun hanya sebagai formalitas sejati. Berkat mereka banyak anak-anak sekejap mata menjadi yatim. Berkat mereka wanita muda dan tua berubah status menjadi janda. Berkat mereka negeriku kehilangan banyak pejuangnya. Dasar kejam! Tak punya hati! Tak punya belas kasih! Teganya kau renggut kedamaian negeriku!a Teganya … . Lihat Tuan! Lihat! Lihat bagaimana binar mata itu menanti kepulangan Ayahnya, pahlawannya. Lihat Tuan! Lihat! Tidakkah hatimu tersentuh melihat binar harapan mereka? Tidakkah Tuan? Teriakan. Jeritan. Tangisan kala itu tak ada satupun yang kau dengar. Suara pilu wanita-wanita yang ditinggal suami itu menjadi alunan baru setiap paginya. Suara anak yang selalu mempertanyakan ‘kapan Bapakku kembali?’ pun tak luput dari pendengaran. Takkah hatimu tergugah untuk menghentikannya, Tuan? Sudah cukup! Hentikan penindasan ini! Kau tak berhak berada di negeri kami? Bukan untuk sekejap. Bukan untuk semalam. Tapi untuk sepanjang waktu sampai Tuhan mengakhiri. Merdeka harga mati! Merdeka untuk Indonesia! MERDEKA!


7 Panggilan Untuk Keadilan Karya: Regina Situmorang Di malam gelap, di bawah cahaya remang, Pemerintah memandang, negeri dalam sepi. Di tiap sudut, keluh kesah bergema, Rakyat merintih, atas kebijakan yang melelah. Di koridor kekuasaan, terdengar bisikan angin, Suara-suara lara, terhempas ke dinding-dinding. Janji-janji lama, terabaikan di lorong waktu, Rakyat menanti, keadilan di setiap sudut. Tapi apa daya, terus berderai air mata, Pada hari-hari yang terus berjalan tanpa henti. Bunga keadilan, layu di tanah kering, Duri-duri kekecewaan, menusuk hati yang terluka. Pemerintah, dengarlah jeritan hati yang lara, Bangunlah dari tidurmu yang panjang. Tanggunglah amanah, dengan tulus dan ikhlas, Hingga negeri ini kembali bersinar, dalam keadilan yang hakiki.


8 Semangat Bersatu! Karya: Nurul Annisa Dalam jiwa kita terhimpun semangat yang tumbuh subur, Bersama-sama, kita membangun dan menjaga, Negara yang indah tanah air tercinta. Di setiap langkah, kita berjalan bersama, Melangkah dengan keyakinan dan cita, Kepemimpinan membara dalam diri kita, Membawa perubahan menjadi garda terdepan. Kita manusia berpadu dalam keberagaman, Satu Bangsa, berbagai suku, agama dan bahasa, Kita akan menjadi bersatu, Bahwa kekuatan kita ada dalam perbedaan. Patriotisme menyala dalam hati kita, Cinta pada tanah air takkan pudar terkikis, Terukir semangat yang abadi, Mengalir dalam darah membakar semangat jiwa.


9 Nyanyian Abadi Karya: Nayla Apriani Lubis Di atas gundukan puing-puing Aku berdiri tegak melawan Badai dan ombak yang mengamuk Tiada yang sanggup meruntuhkanku Sekali lagi ku mengangkat suara Meraung menantang takdir Membawa harapan baru yang membara Membakar segala ketakutan dan keraguan Aku tak lagi mengenal ampun Tak lagi percaya belas kasihan Tiada yang dapat menghentikanku Selain kematian yang teramat lama Aku akan hidup jutaan tahun lagi Menembus ruang dan waktu Menciptakan dunia yang baru Di mana aku menjadi penguasa abadi


10 Belenggu Dalam Diri Karya: Hanna Sianturi Terpahat wajahmu mengitari angan-angan Menggoreskan apa yang kamu rasakan dikala itu Dimana saat engkau berjuang untuk masa depan Negeri ini Tiada kata lelah Walaupun sampai engkau terjatuh dan tidur selamanya. Dedikasi pun dilalui walaupun dengan berlinang darah Tetapi yang terjadi sekarang Hanya ego yang ada Ego yang membelenggu tubuh ini. Tidak pernah memberikan hati kepada negri Aku terdiam di temani dengan belenggu Lupa daratan pun terlintas dijiwa Panjang kisah yang telah di arungi negri ini Hingga sampai di titik ini Akankah semua kisah yang di lukiskan para pejuang akan terulang kembali? Nyatanya tidak semua akan tetap di angan-angan Dan ego yang membelenggu jiwa.


11 Di Tanah Merah Putih Yang Terpatri Karya: Eny Risna Sihite Di tanah yang subur, kisah dimulai Di bawah langit biru, cita dijaga Bertumpah darah, tekad teruji Di dalam jiwa yang merdeka, bersemi harapan Dengan semangat yang menyala-nyala Mereka berdiri, tak gentar terpanggil Melawan penjajah, menyuarakan hak Di setiap langkah, mengalirkan darah kemerdekaan Dalam gelap malam, di dalam hening Mereka berjuang, tanpa kenal lelah Menyulutkan api, membara terus Hingga gemuruh merdeka terdengar jelas Dari Sabang hingga Merauke Dari Miangas hingga Rote Semua bersatu, satu suara menggema Mendebarkan dada, menyatukan jiwa Kemerdekaan, bukanlah kata kosong Ia adalah nyata, sejati terwujud Dengan perjuangan, dengan pengorbanan Indonesia berdiri, merdeka selamanya O, tanah airku yang tercinta Terhampar luas keindahanmu Kami bersumpah, akan memelihara Merajut sejarah, keabadian kemerdekaanmu


12 Saksi Bisu Perjuangan Karya : Soraya F.N Di balik kabut malam yang kelam, Terdapat sebuah jaket yang merah berdarah, Sebuah cerita tragis yang tak terlupakan. Jaket itu menyaksikan derita dan peperangan, Memuat kisah pilu para pejuang di medan, Bukan sekadar kain berlumur darah, Ia menjadi saksi bisu penderitaan yang tiada tara. Pada sutra merah itu tercetak haru dan tangis, Ditorehkan luka dan perjuangan yang tak pudar, Dalam setiap jahitan, ada kisah yang terpendam, Kehidupan yang terenggut oleh kekejaman. Jaket itu dipakai oleh pahlawan yang gagah, Mereka berjuang demi keadilan dan kebebasan, Namun takdir membawa mereka ke lorong kegelapan, Dan jaket pun menjadi saksi bisu pengorbanan. Berlumur darah mengingatkan kita akan harga sebuah nyawa, Jaket itu mengajak kita merenung dan bertanya, Apakah keadilan dan perdamaian hanyalah impian belaka? Mari kita kenang jasa dan pengorbanan mereka, Yang rela berlumur darah demi keadilan dan kebenaran


13 Kapal Hitam Karya: Sry Eninta Br Bangun Di rembulan terang, mereka tiba Merapat ke bumi yang tercinta, dengan niat gelap Meninggalkan bekas hitam dalam cerita Cerita yang terukir dalam dendam Kapal-kapal hitam memenuhi cakrawala Dibawa senjata, rayuan palsu Menghancurkan ketenangan yang ada Merangsek dengan keangkuhan yang busuk Negeri ini menjadi saksi bisu Akan derita yang tak terhingga Di bawah cengkeraman yang kejam Mengisap sumber daya tanpa ampun Namun, dari kegelapan itu terbitlah semangat Semangat pejuang yang tak kenal takut Berjuang demi kebebasan dan harga diri Menerangi jalan menuju kemerdekaan yang hakiki Meski luka masih menganga di dalam dada Kami bangkit dengan bara yang berkobar Menolak penindasan yang menjijikkan Menuju masa depan yang penuh harapan dan impian Mereka datang dengan tipu daya Membawa janji manis yang palsu Menancapkan taring di setiap sudut Membuat negeri ini terperosok dalam gelap Namun perjuangan tak pernah pudar Dalam dada anak-anak negeri ini Bara semangat tetap menyala Berkobar melawan segala tirani Kini masa depan menanti di depan Kami melangkah dengan teguh dan berani Mewujudkan mimpi-mimpi yang tertunda Mengukir kisah baru dengan tinta perjuangan


14 Semangat Indonesia Karya: Jelita sitorus Di bumi Nusantara yang subur Terhampar kisah perjuangan yang abadi Merah darah pahlawan mengalir Menyemai semangat yang tak terkalahkan Dalam senja yang merona di ufuk timur Terukir cerita keberanian dan pengorbanan Langkah demi langkah, bersama merajut Mimpi indah bangsa yang terwujud Di atas gunung, di lautan yang luas Suara merdeka bergema membelah angkasa Bersatu dalam perbedaan, bersama berjuang Membangun Indonesia, tanah tumpah darah kita Dengan semangat yang membara di dada Kita hadapi badai, cobaan, dan godaan Menatap masa depan dengan harapan Indonesia, Negeri yang teguh berdiri dalam perjuangan


15 Serdadu Semangat Merdeka Karya: Febri Simamora Di bawah langit biru kini berdiri, Bersama suara rakyat yang bergema merdeka. Tak lagi rencong dan senjata pedang, Namun semangat tetap membara, tak terpadam. Bukan lagi zaman kuda jihad mengembara, Namun langkah kita tetap berani dan tegar. Turunan Iskandar Muda, bukan hanya legenda, Kita, penerusnya, tetap siap berjuang membara. Bukan lagi derap kaki di medan sabi, Namun langkah kita menuju masa depan yang cerah. Dengan pena dan pikiran, kita berperang, Melawan penjajah pikiran yang menggurui. Bung Karno, oh pemimpin yang tegar, Bimbinglah langkah kami di zaman yang baru. Bukan dengan senjata, tapi dengan gagasan, Kita gapai cita-cita, meraih keadilan. Beri komando, Bung Karno, maju terus, Kami di sini, sebagai serdadu gagasanmu. Menuju masa depan yang penuh harapan, Di bawah panji kebenaran dan keadilan.


16 Perjuangan Dalam Gelap Dan Cahaya Karya: Pintauli Silaban Dalam gelap langkah terhenti Namun semangat tak terpadam Takdir memanggil, hati menjawab Perjuangan tak sekadar mimpi Derap langkah di padang gersang Meniti waktu yang tak terjangkau Terkisah di keringat dan air mata Perjuangan menyinari jalan sunyi Di hadapan dinding-dinding tinggi Terukir cerita perlawanan Ketabahan mengukir jalan baru Perjuangan, ladang keberanian Di senja panjang, cahaya menari Menyambut peluh dalam kerelaan Perjuangan bukan sekadar kisah Ia nyata, dalam setiap jiwa


17 Semangat Juang Pahlawan Sejati Karya : Lentiar Gultom Dalam jaket darah, perjuangan bersemi, Tak gentar, jiwa bangkit kuat dan tulus. Teriakanmu menggetarkan semesta, Buktikanlah, kepercayaan pada diri. Bangkitlah, bawa harapan di hati, Pahlawan tak terhenti, terangilah dunia. Ketidakpercayaan tak mampu mengalahkanmu, Percaya diri, jadi yang terbaik dalam hidup. Bersama, bangun kepercayaan dan makna, Pejuang tak tergoyahkan, langkah berani. Pahlawan sejati, jadilah dalam dirimu, Percaya pada diri, raihlah kehidupan bermakna. Berderap langkah, tuntun jiwa yang resah, Takkan tunduk, pada ketakutan dan ragu. Berdiri tegak, sinar harapan yang abadi, Semangat juang, kan menuntun tiap langkah. Teriakan perjuang, menggetarkan hati nurani, Membangkitkan jiwa, untuk tujuan yang suci. Tiada henti, melawan segala rintangan, Demi meraih, kehidupan yang bermakna. Keyakinan kuat, jadi senjata terdepan, Melawan keraguan, yang ingin menjatuhkan. Pahlawan sejati, berjuang tanpa pamrih, Demi masa depan, yang lebih cerah dan indah. Bersama-sama, membangun kepercayaan diri, Menyatukan hati, untuk tujuan yang mulia. Langkah berani, menuju cahaya kemenangan, Pahlawan sejati, bersinar dalam sejarah.


18 Melodi Karakter Karya: Ester Marga Retta Merdeka kita bukan tentang negaranya Merdeka kita tak sepintas senja belaka Pagi tertawa, esok terbelenggu deruta Sendiri sengsara, bersama jatuh menjatuhkan hingga terluka Akhlak terjatuh dibuang tak ditolong Diinjak, disingkirkan, dilepehkan dengan dusta Kemana seribu janji yang telah dikantongi sejuta hati? Hati malaikat yang tertutup perlakuan bejad? Wahai anak bangsa inilah masamu Jangn buat merdeka kita nenjadi sepah Naikkan bahumu rendahkan hatimu Jangan bersembunyi diantara rasa malu Maknailah merdeka itu! Dengan jutaan baja kita akan maju Menjadi satu membentuk karakter baru Dengarkanlah melodi karakter itu Berdampak berbecak maknai merdeka


19 Jejak Kebebasan Karya : Dina Olivia Sidabutar Bukan Sekedar lepas dari Belenggu, Kebebasan baru bukan llusi Terbang tinggi tanpa ragu,Menembus batas, melampaui mimpi Di era digital, terhubung tanpa batas, informasi mengalir tak terbendung arus Namun, hati-hati dalam melangkah, jeratan digital tak selalu tampak Kebebasan baru, tanggung Jawab baru, menjaga diri dan sesama. Saring Informasi, lawan hoaks. Berpikir kitis, nalar yg terasah. Berkarya dengan penuh rasa, Mengekspresikan diri tanpa terluka, menebar Kebaikan di dunia maya. Menjadi diri sendiri, tanpa cela. Kebebasan baru, bukan untuk ego, tapi untuk kebersamaan yg merdu Membangun masa depan yg gemilang Bersama melangkah penuh semangat


20 Menyusuri Lorong Abadi Karya: Nopita Silaban Dalam keheningan sekejap, Langkah lesu tak bertuan Urat meronta dalam kegelapan Mencari arti yang terluka Terhenti dalam diam, seperti sunyi yang merajarela Mati dalam senyap, wajah menyimpan cerita pahit yang terurai Dorongan abadi, menelusup dalam kehampaan, Harapandan cita berkecamuk dalam gelap Beban yang tiada tara, kuajak dalam langkah Hampa terhampar, kelam merayap, ngeri mengendap Tanganku meraba-raba dalam kegelapan Seperti Orang yang terombang-ambing dilautan Wahai nasib, engkau bagai pohon yang tak berujung Perjuangan sebanyak itu mengikat hati Seperti beban yang tak terbendung. Perang Jiwa, Pikiran dipertimbangkan Mata merenung mencari jalan terang Kehebatan menggoda tanpa tanding Bom dan peluru menyihir, merobek dunia hingga hancur Kelaparan menjadi musuh tak terlihat Mengepung dalam diam, menganjam dalam kesengsaraan Dalam rimba ragu, hati kusadarı Mata terbelka, menjelajah rahasia hidup yang tersembunyi Penuh dengan pertempuran, penuh dengan keraguan berat beban menjadi manusia dalam perjalanan menuju keabadian.


21 Tanah Airku, Permata Tersembunyi Karya: Dian Maharani Harahap Di hamparan zamrud khatulistiwa, Terbentang pulau nan permai, tanah airku tercinta. Gunung menjulang, sawah membentang, Laut biru berkilau, pesonanya tak terbilang. Dari Sabang sampai Merauke, Beragam budaya bersatu dalam satu jiwa. Suku bangsa beraneka warna, Bersama membangun negeri, merajut masa depan gemilang. Sejarah terukir di setiap jengkal tanah, Kisah perjuangan pahlawan, pengorbanan tak ternilai. Semangat mereka abadi, membakar semangat muda, Membangun bangsa, menuju masa depan jaya. Tanah airku, permata tersembunyi, Kekayaan alam melimpah, menanti untuk digali. Mari kita jaga, lestarikan warisan leluhur, Bersama membangun negeri, menuju masa depan gemilang.


22 Dari Puncak Barisan Menatap Pulau Karya : Nazwa Salsabila Pasaribu Di atas bukit nan tinggi menjulang, Memandang jauh ke bawah nan luas. Hutan rimba, ngarai, dan telaga, Tampak jelas membentang indahnya. Sawah-sawah menghijau berkilauan, Langit biru berpadu daun kelapa. Inilah tanah, inilah airku, Sumatera, tumpah darah tercinta. Alam yang indah bak pualam, Tempat leluhur bersemayam. Meski zaman telah berganti, Jejak bakti mereka tetap lestari. Rindu mengisi jiwa yang merana, Mengenang masa yang telah hilang. Timur dan barat, hilir dan mudik, Teringat akan tanah tumpah darah. Gunung, bukit, memagar daratan, Tempat orang hidup sejak dahulu. Sabas Andalas, bunga nan bergubah, Kujunjung tinggi, kusembah sepenuh hati. Kami anak Andalas sejati, Seia sekata, seikat, sehati. Bersuka raya, dilanda bahaya, Selalu bersama, takkan bercerai. Tanah airku, tempat bangsa bersatu, Tempat bahasa menyatukan kita. Apabila butuh kurban dan pengorbanan, Rela kuberikan jiwa dan ragaku. Elok pemandangan, indah nan luar biasa, Sungai mengalir perlahan ke selatan. Di sana, dataran subur nan kaya, Emas tiada ternilai bagi kita.


23 Cahaya Pahlawan Di Kegelapan Karya: Cicilia Gultom Di hening malam, bayangan merayap, Pahlawan tak selalu di sorot lampu, Dalam sunyi, ia memeluk bayang gelap, Menjaga kebenaran, di jalan yang curam. Tak terpahat namanya di batu megah, Namun jiwanya melayang di udara, Dalam setiap senyum anak jalanan, Ia temukan arti perjuangan yang sejati. Layaknya angin, ia berlalu tanpa pamrih, Hanya untuk membawa cahaya di kegelapan, Bukan harta, bukan pujian yang diinginkan, Melainkan keadilan dan perdamaian. Pahlawan sejati tak selalu bersorak, Mereka mungkin terpinggir dalam sejarah, Namun di setiap detik, di setiap hela napas, Mereka menari di alam batin yang abadi. Mereka adalah sinar di tengah kelam, Pahlawan-pahlawan tak berwajah, Namun melalui tindakan-tindakan kecil, Mereka merajut makna kemanusiaan yang hakiki.


24 Di Balik Layar Kehidupan Karya: Juli Aritha Di balik gemerlapnya dunia Tersembunyi jerih payah tak terlihat Para pahlawan tanpa tanda jasa Berjuang dalam sunyi, tak kenal lelah. Bak daun jati, membungkus tempe Mereka melindungi, menjaga, dengan setia Tanpa pamrih, tanpa pujian Hanya demi keutuhan dan harmoni. Di balik tumpukan pekerjaan Di balik kesibukan yang tiada henti Mereka mendedikasikan diri Demi kelancaran roda kehidupan. Mari kita hargai perjuangan mereka Yang tak terlihat, namun tak tergantikan Tanpa mereka, dunia takkan berjalan Tanpa mereka, hidup takkan berarti.


25 Serigala Dinegeri Sendiri Karya : Yesika Lamtama Simbolon Di negeri yang kita panggil tanah air, Tersembunyi di balik senyuman dan kata-kata manis, Ada kegelapan yang merayap perlahan, Seperti serigala dalam mantel domba. Pemerintah, sebagai pelindung dan pembimbing, Tapi seringkali, seperti predator yang mengintai, Mereka menyelinap di antara kita, Merayap dengan kepentingan terselubung. Inilah pendahuluan, kisah yang tak terungkap, Tentang kehadiran yang mengancam, meski tak terlihat, Pemerintah yang menyerupai serigala, Dalam belantara kekuasaan yang kelam dan berduri.


26 Sengsara Dalam Negeri Karya: Grace Tampubolon Kericuhan yang amat panik Segerombolan manusia datang Meminta sesuatu kepada petinggi negara “Hai, para yang merasa tinggi, mau kalian apa? Lihat kesengsaraan kami. Siapa yang menjadikan mu tinggi, kalau bukan kami?” Meringis, duka, dan sengsara Di mana keadilan yang katanya sekokoh tembok besi? Di mana semua itu? Mau jadi apa negeri ini? Negeri penuh keadilan (katanya) Negeri dalam kesatuan (katanya) Negeri banyak kesejahteraan (katanya) Politik, idiologi, dan pancasilais Hanya terjadi sebuah kata-kata Tapi tidak ada tindakan Yang amat laris di jual beli Ini negeri fiksi atau dongeng? (nyatanya benar) Ibu pertiwi, lihatlah negeri ini Tidak seimbang dengan isi Bung karno, lihatlah negara ini Sudah tidak ada lagi arti Puisi ini ku tuliskan dengan (katanya) Nyatanya tidak ada tindakan


27 Menggelorakan Perjuangan Dan Kebangkitan Karya: Lusinda Sigiro Di dalam gelombang perlawanan, Karya sastra menggema membangkitkan semangat, Melalui kata-kata, puisi menjadi nyanyian, Menyuarakan kebenaran dalam setiap bait. Dari perjuangan bangsa yang gemilang, Hingga derita rakyat yang tak terucapkan, Puisi menjadi cermin, memantulkan cahaya, Menyala-nyala dalam kegelapan yang menganga. Resistensi terhadap kolonialisme berkobar, Dalam bait-bait puisi, pesan tersembunyi tersirat, Menyuarakan perlawanan, menggugah semangat, Perjuangan politik, ekonomi, dan sosial tergambar, Pembentukan karakter, nilai-nilai luhur terbentuk, Patriotisme dan tanggung jawab menjadi landasan, Menyemai biji-biji harapan dalam bumi yang subur, Menuju masa depan yang lebih baik, bersama-sama.


28 Perjuangan Tanah Air Karya: Sarah Sofyanti br Siregar Di bumi yang dulu dicintai Kita merangkak, berdiri gagah Namun, di tengah kehampaan Peluru penjajah telah menghujam Budaya terpenjara, asli terkikis Identitas kita tercabik, terputus Namun, di dalam gelap, semangat terbit Menyala membara, menantang tirani Gugurlah, di atas tanah nan subur Bahkan dalam luka dan kehancuran Kita tetap berjuang, kita tetap bangkit Mengibarkan bendera kebebasan dan martabat Dengan lagu-lagu keadilan Dan nyanyian semangat yang abadi Kita merangkak, kita berdiri Membangun bangsa, membangun masa depan Bumi tempat kita berpijak Bumi tempat kita berjuang Engkau adalah saksi Perjuangan kita, kehormatan kita Di antara jeritan dan tangisan Kita membangun kembali, dengan cinta dan harapan Menjadi pewaris yang teguh Membawa cita-cita yang abadi Di bumi yang penuh perjuangan Kita bersatu, kita bersama Mewarisi keberanian dan semangat Menuju masa depan yang gemilang dan sejahtera


29 Inspirasi Pahlawan Karya : Romaito Sihombing Di dalam gelap malam yang sunyi, Berkobarlah semangat yang teguh. Pahlawan berjuang, tak gentar, tak goyah, Menatap masa depan yang cerah. Mereka pergi, hati penuh keyakinan, Menghadapi segala tantangan dan rintangan. Demi bangsa, demi negara yang dicintai, Mereka rela berkorban, tanpa ragu. Darah mengalir di era perjuangan, Namun semangat tak pernah padam. Pahlawan terus berjuang, tanpa henti, Mengukir sejarah bagi generasi masa depan. Mereka adalah pahlawan, tiada tara dan tanpa cela, Menyemai semangat, dalam hati yang terang benderang. Mengukir sejarah, dengan darah dan peluh, Menginspirasi bangsa menjadi cahaya di kala duka


30 Langkah Bersama Karya: Rotua Lumbantoruan Di perjalanan menuju pembebasan, Langkah kita satu, tak terpisahkan. Dalam hutan sunyi, rakyat berdiri tegak, Semangat untuk keadilan, tak terkalahkan. Di penjara yang gelap, kawan-kawan terjebak, Namun keberanian tak tergoyahkan, mereka lulus ujian pertama. Ibu-ibu dihimpit oleh hukum yang bisu, Namun hati mereka tetap meradang, mengusung hak anak-anak yang dirampas. Kepala kami tunduk hormat pada kalian, para korban teraniaya, Bersama ibu, bersama satu tujuan, satu semangat yang membara. Takkan menyerah, tegak berdiri dalam perjuangan, Langkah kita satu, menuju pembebasan yang kita cita-citakan.


31 Kisah Dan Hikmah Dari Lembah Hening Karya: Enjelita Nopri Handayani Hutagalung Di lembah hening, sastra terbentang Puisi pahlawan tak dikenal menggema Sebuah kisah yang abadi, hikmah yang tersembunyi Sebagai alat pembelajaran yang tak ternilai Dalam kalimat indah, jalinan kata Kita temukan pelajaran yang mendalam Melalui perjalanan pahlawan yang tak tersungguhkan Kita belajar arti kebenaran dan pengorbanan Dalam bait-bait puisi, rahasia terkuak Mengungkapkan kebenaran di balik tirai waktu Membawa kita merenung, menggali makna Sastrawan tak dikenal menjadi guru sejati Pahlawan tak bernama, di halaman karya Mengajarkan tentang hidup dan cinta Dengan hati terbuka, kita memeluk pelajaran Dari puisi yang abadi, tak kan pernah pudar


32 Pahlawan Indonesia Karya: Hasea Simanjuntak Pahlawan Indonesia Di bumi pertiwi yang kucintai Tanah air tercinta ini Kisah perjuangan tak terlupakan Tentang pahlawan sejati Merah putih sang merah delimaDialah saksi perjuangan mereka Mengusir penjajah dari bumi pertiwi Tanpa gentar menghadapi derita Merekalah pahlawan bangsa Merelakan jiwa raga Melepaskan belenggu penjajahan Demi tercapai kemerdekaan Tumpah darah di medan laga Mengorbankan segalanya Tak kenal lelah, tak kenal duka Membara semangat untuk nusa Sudirman, Diponegoro, Imam Bonjol Nama-nama terbilang di hati Melekat di ingatan sejarah bangsa Menjadi inspirasi untuk maju Raga telah tiada, jiwa abadi Semangat perjuangan kan memancar Ya Tuhan lindungi mereka Pahlawan-pahlawan bangsa Indonesia


33 Cahaya Perjuangan Dalam Gelora Bangsa Karya: Sarah Eya Pepalemsa Br Ginting Di negeri yang tercinta, di tanah air yang kaya Terbitlah sinar harapan, perjuangan tumbuh subur Dalam senyap malam yang kelam Darah merah mengalir deras Pahlawan bangkit, rela berkorban Untuk kemerdekaan yang terasa Di medan perang, seruan menggema Bendera merah putih berkibar tegak Mereka berjuang, tak gentar oleh ancaman Mempertahankan tanah air yang tersayang Dalam doa-doa yang tak pernah berhenti Rakyat bersatu, berjuang bersama Mengusir penjajah, meraih kemerdekaan Satukan langkah, bangun negara yang gemilang Dalam gemuruh perjuangan, terukir kisah kebanggaan Pahlawan tak kenal lelah, mengabdi pada tanah air Mereka rela berkorban, demi tegaknya bendera Semangat juang yang membara, menular pada generasi penerus Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan Tetapi awal dari tanggung jawab yang besar Mengisi kemerdekaan dengan pengabdian dan keberhasilan Membangun bangsa yang adil dan makmur, itu harapan kita Hari ini, kita merayakan kemerdekaan Mengenang perjuangan yang luar biasa Teruslah berjuang, jaga keutuhan bangsa Indonesia, tanah yang abadi nan megah Di bawah langit biru merah putih Kita bersyukur atas anugerah kemerdekaan Semoga Indonesia tetap teguh dan bersatu Menjadi panutan bagi bangsa-bangsa lainnya.


34 Cermin Sastra Karya: Welia c Sigalingging Di dalam buku-buku tua tercipta, Kisah-kisah mengalir dalam bait, Karakter terpahat dalam huruf, Mengajarkan hidup, cinta, dan kebijaksanaan. Seperti halaman putih yang menantang, Kita membentuk diri dalam kata, Seperti pena yang berani menulis, Kita mencipta makna dalam cerita. Setiap huruf adalah jendela jiwa, Mengungkapkan rahasia dalam diri, Dengan sastra, kita menemukan diri, Dalam labirin kata-kata yang indah. Biarlah puisi menjadi teman setia, Membimbing langkah dalam kegelapan, Karena sastra tidak hanya hiburan, Namun juga cermin yang mengukir karakter.


35 Langit Senja Karya: Wahyudi D. Rambe Langit senja terbentang luas, Memandikan bumi dengan jingga hangat. Awan berarak bagai lukisan, Menawarkan keindahan yang tak terhingga. Burung-burung pulang ke sarang, Menyambut malam yang akan datang. Angin bertiup sepoi-sepoi, Membawa ketenangan di hati yang gundah. Cahaya mentari perlahan memudar, Digantikan rembulan yang bersinar terang. Bintang-bintang mulai muncul, Menemani malam yang sunyi dan dingin. Langit senja begitu indah, Menawarkan kedamaian dan ketenangan. Momen yang sempurna untuk merenungkan diri, Dan mensyukuri segala karunia yang ada.


36 Di Bawah Langit Merdeka Karya: Nailah Cahyani Di bawah langit merdeka yang biru, Tersimpan cerita perjuangan tak henti, Rakyat bersatu, teguh berdiri, Untuk tanah air tercinta ini. Di balik senyum ibu pertiwi, Ada tangis, ada darah yang tumpah, Pejuang bangsa, rela berkorban diri, Demi masa depan yang cerah. Lautan air mata, hujan peluru, Tak mampu meredam semangat juang, Mereka melawan, dengan tekad yang baru, Hingga bendera merah putih terbang. Dari Sabang hingga Merauke, Bersatu padu, suarakan merdeka, Kita adalah satu, bangsa Indonesia, Berjalan maju, dengan cinta dan asa. Kini bebas, namun tak terlena, Teruslah berjuang, demi anak cucu, Mengukir sejarah, membangun bangsa, Dalam naungan, Pancasila yang satu. Di bawah langit merdeka yang biru, Kita berkarya, menggapai mimpi, Indonesia, tanah airku, Kan selalu ku jaga, sepanjang hari.


37 Balasan Perjuangan Untuk Kemerdekaan Karya: Osmer Hasoloan Nadeak Tiada kata yang mampu mengungkapkan Perjuangan yang tercipta dari sebuah impian Demi satu tujuan, kemerdekaan Menggelorakan semangat bangsa yang agung Melawan penjajah yang berkuasa Mencabut belenggu yang mengikat jiwa Tanpa kenal lelah, mengorbankan nyawa Hanya untuk satu harapan, merdeka di bumi pertiwi kita Berkali-kali mereka terjatuh Namun tak pernah menyerah pada kekalahan Mereka tetap berdiri teguh Menatap masa depan dengan penuh keyakinan Seruan merdeka bergema di seluruh penjuru Membuat hati yang tersisa terbakar semangat Tak terbendung lagi, api perjuangan tak terpadamkan Tubuh dan jiwa bersatu, tak terpisahkan Kemenangan akhirnya tiba Setelah air mata dan darah yang tumpah Kemerdekaan yang dirindukan terwujud juga Dengan susah payah, mereka merebutnya dengan gagah Kini kita menikmati kemerdekaan Dengan segala hak dan kewajiban yang diemban Tak pernah melupakan jasa para pahlawan Yang telah memperjuangkan tanah air tercinta Balasan untuk perjuangan mereka Adalah tanggung jawab untuk menjaga dan membangun Demi generasi yang akan datang, lestari dan berjaya Kemerdekaan yang sejati, takkan pernah terhapus oleh waktu Terima kasih, para pahlawan Kami haturkan setulus hati Kemerdekaan yang kalian perjuangkan Adalah harta yang takkan ternilai harganya.


38 Gelora Merdeka Indonesia Karya: Diana Febrianty Silalahi Di bawah panas terik mentari, jiwa-jiwa bergelora Derita perjuangan demokrasi terpahat dalam sejarah Rakyat berjuang, tak kenal lelah Melawan tirani, untuk meraih kebebasan Harapan menggelora di hati para pahlawan Demi Ibu pertiwi, mereka rela berkorban Meski pahit derita, namun gelora tak pernah padam Semangat merdeka tetap membara di sanubari Bersama-sama, kita berdiri teguh Menatap masa depan, penuh harapan dan cinta Setiap langkah, setiap jerih payah Mengukir kehidupan yang lebih adil dan sejahtera Demokrasi, cahaya dalam kegelapan Semangat merdeka, tetap menggelora dalam jiwa Indonesia Negeri teguh berdiri di kaki sendiri Di atas pondasi perjuangan, bersama kita berkarya Demi Indonesia jaya


Click to View FlipBook Version