The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by srisetyani01, 2021-05-05 00:28:53

MATERI PKK XI KD 3.8docx-dikonversi

MATERI PKK XI KD 3.8docx-dikonversi

MATERI PKK XI KD 3.8
MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI

1. PENGERTIAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)
HPP adalah segala unsur biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu produk.
Manfaat dari perhitungan HPP yaitu untuk mengetahuio secara akurat berapa biaya yang
dikeluarkan oleh sebuah produk atau jasa yang dihasilkan .

2. TUJUAN PENENTUAN BIAYA PRODUKSI
a. Menetapkan biaya produksi
b. Mengendalikan biaya
c. Membantu pengambilan keputusan

3. KOMPONEN BIAYA PRODUKSI
a. Menurut Charles T. Horngren, unsure biaya produksi terdiri dari :
• Biaya Bahan Baku langsung
Yaitu : bahan yang secara langsung dipakai untuk memproduksi suatu barang jadi
yang siap dipasarkan .
• Biaya Tenaga Kerja Langsung
Yaitu : biaya-biaya bagi semua tenaga kerja langsung yang ditempatkan dan
diberdayakan dalam menangani kegiatan produksi secara langsung.
• Biaya Overhead Pabrik
Yaitu semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output
tertentu.
Contoh :
- Biaya bahan baku tidak langsung
- Biaya tenaga kerja tidak langsung
- Biaya service dan pemeliharaan mesin
- Biaya listrik dan air pabrik
- Biaya asuransi pabrik, dll
b. Secara umum, biaya produksi dibedakan menjadi 5 :
• Biaya Tetap ( Fixeed Cost/FC )
Adalah Biaya yang dikeluarkan sebuah usaha pada periode tertentu dengan jumlah
yang tetap dan tidak tergantung pada hasil produksi.
Contohnya : Biaya sewa usaha, gaji tetap karyawan, biaya administrasi.
• Biaya Variabel ( Variable Cost/VC )

Adalah biaya yang besarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan hasil produksi.
Artinya semakin besar hasil produksi, semakin besar pula biaya variabelnya.
Contoh: biaya bahan baku, biaya bonus/lembur pekerja.
• Biaya Total ( Total Cost/VC )
Adalah penjumlahan seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan
perusahaan untuk menghasilkan barang jadi dalam satu periode tertentu.
• Biaya Rata-Rata ( Average Cost/AC )
Adalah besarnya biaya produksi per unit yang dihasilkan. Besar biaya rata-rata ini
dihitung dengan cara membagi total biaya dengan jumlah produk yang dihasilkan.
• Biaya Marginal ( Marginal Cost/MC )
Adalah biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit barang jadi.
Biaya ini muncul ketika dilakukan perluasan produksi dalam rangka menambah
jumlah barang yang dihasilkan.

4. MENGHITUNG TOTAL BIAYA PRODUKSI, HPP DAN PENETAPAN HARGA JUAL
a. Menghitung Harga Pokok Produksi (HPP)

= Total Biaya Produksi

Jumlah Produk yang dihasilkan

b. Penetapan Harga Jual = Harga Beli+Mark up

Jumlah produk yang dihasilkan

Mark up = Biaya produksi lainnya + % laba yng diinginkan.

5. Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

Setelah komponen-komponen terangkum dengan lengkap, maka tahap selanjutnya adalah
menghitung besarnya Harga Pokok Produksi (HPP). Cara menghitung harga harga pokok
produksi (HPP) dapat dilakukan dengan mengikuti Langkah-langkah berikut ini.

a. Tahap 1 (Menghitung Biaya Bahan Baku)

Bahan baku yang digunakan atau biaya bahan baku dapat dihitung dengan cara
menjumlahkan saldo awal bahan baku dan pembelian bahan baku kemudian dikurangi
saldo akhir bahan baku. Rumus menghitung biaya produksi berupa bahan baku yang
digunakan yaitu:

Biaya Bahan Baku = Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku – Saldo akhir
bahan baku

2. Tahap 2 (Menghitung Biaya Produksi)

Cara Menghitung Biaya Produksi dapat dilakukan dengan menjumlahkan 3 biaya komponen
Harga Pokok Penjualan yang pertama (Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead). Dengan demikian, Rumus menghitung biaya produksi adalah :.

Biaya produksi = biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead
Produksi

3. Tahap 3 (Menentukan Harga Pokok Produksi)

Cara Menghitung Harga Pokok Produksi dapat dilakukan dengan menjumlahkan biaya
produksi dan saldo awal persediaan barang kemudian dikurangi saldo akhir persedian
barang. Rumus untuk menghitung harga pokok produksi adalah :

Harga produksi = Total biaya produksi + Saldo awal persediaan barang – Saldo akhir
persediaan barang

4. Tahap 4 (Menghitung HPP)

Cara Menghitung HPP dapat dihitung dengan menjumlahkan harga pokok produksi dengan
persediaan barang awal kemudian dikurangi persediaan barang akhir. Rumus Menghitung
HPP dapat dituliskan sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan (HPP) = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal –
Persediaan barang akhir

Contoh Perhitungan HPP

PT. Pangan Sentosa merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi makanan. Pada

bulan Juni diperoleh data kepemilikan persediaan bahan baku PT. Pangan Sentosa yang

meliputi:

1) bahan baku mentah : Rp 60.000.000,00

2) bahan setengah jadi : Rp 90.000.000,00

3) Makanan siap jual : Rp 120.000.000,00

Untuk proses produksi makanan yang akan dijual di bulan Agustus PT. Pangan Sentosa

melakukan :

1) pembelian bahan baku : Rp 750.000.000,00

2) biaya pengiriman : Rp 10.000.000,00

3) Biaya pemeliharaan bahan baku : Rp 9.000.000,00

PT. Pangan Sentosa juga memiliki sisa penggunaan bahan bahan baku pada akhir bulan Juli
dengan rincian :
1) Sisa bahan baku : Rp 50.000.000,00
2) Sisa bahan setengah : Rp 8.000.000,00
3) sisa makanan siap jual : Rp 25.000.000,00

Dari data-data di atas, dapat dilakukan Cara Menghitung HPP sebagai berikut:

1) Biaya Bahan Baku = Rp 60.000.000,00 + (Rp750.000.000,00 + Rp10.000.000,00) –

Rp50.000.000,00 = Rp770.000.000,00

2) Biaya Produksi = Rp 145.000.000,00 + Rp9.000.000 = Rp 154.000.000,00

3) Harga Pokok Produksi = Rp 154.000.000,00 + Rp 90.000.000,00 – Rp 8.000.000,00 = Rp

236.000.000,00

4) HPP = Rp236.000.000,00 + Rp120.000.000,00 – Rp25.000.000,00 =

Rp331.000.000,00

Dengan demikian, diperoleh Harga Pokok Produksi pada bulan Agustus adalah Rp
236.000.000,00 dan harga pokok penjualan (HPP) adalah Rp 331.000.000,00.

Break Even Point: Pengertian, Analisis, Contoh dan
Optimasi Titik Impas

1. Pengertian Break Even Point

Sering pula disebut sebagai BEP adalah titik impas di mana laba yang dihasilkan
memiliki nilai yang sama dengan nilai yang dibutuhkan untuk proses produksi.

Dapat dikatakan, titik impas adalah kondisi dimana jumlah keseluruhan pendapatan
sama dengan jumlah keseluruhan pengeluaran dalam setiap produksi barang atau jasa.
Pada posisi ini, laba akan bernilai nol mutlak, atau orang awam menyebutnya dengan
istilah balik modal.

2. Dasar-Dasar Break Even Point

a. Biaya yang menjadi elemen utama dalam penghitungan BEP harus termasuk ke
dalam biaya tetap dan biaya variabel.

b. Nilai biaya tetap akan tetap konstan meskipun terjadi perubahan aktivitas
produksi.

c. Nilai biaya variabel secara keseluruhan akan berubah sesuai dengan perubahan
volume kapasitas produksi.

d. Selama periode analisis adalah harga jual per unit tetap, sehingga selama waktu
tersebut tidak ada perubahan harga jual dari perusahaan.

e. Dalam penghitungan BEP, jumlah produk yang dihasilkan selalu dianggap telah
habis terjual.

f. Perhitungan BEP bisa berlaku untuk satu produk, namun jika perusahaan
memproduksi banyak produk maka diperlukan perimbangan hasil penjualan pada
setiap produk.

3. Tujuan Analisa Break Even Point

a. Mengetahui nilai BEP membantu pengusaha dalam menentukan volume kapasitas
produksi yang tersisa setelah tercapainya BEP

b. Dengan adanya nilai BEP, maka perusahaan bisa menentukan langkah efisiensi
kerja yang bisa dilakukan.

c. Nilai BEP membantu pengusaha untuk mengetahui perubahan nilai laba jika terjadi
perubahan harga produk.

d. Karena BEP berfungsi untuk mengetahui perubahan laba, maka BEP juga bisa
menentukan kerugian yang terjadi.

4. Pembentuk Break Even Point

a. Biaya tetap ( fixed cost )
b. Biaya variable ( variable cost )
c. Harga jual ( price )
d. Pendapatan ( revenue )

5. Cara menghitung BEP

Ada beberapa rumus yang digunakan untuk menghitung break even point, yaitu:

• BEP per unit = (biaya tetap) : (harga per unit – biaya variable per unit)
• BEP nilai penjualan = biaya tetap : (1- (biaya variable : harga))
Contoh kasus:

Sebuah perusahaan memiliki biaya tetap Rp125 juta, dengan biaya variabel per unitnya
Rp50 ribu dan harga jual per unit Rp75 ribu. Maka, berapa unit barang yang harus
dihasilkan dan jumlah penjualan yang didapat untuk mendapatkan titik impas?

BEP per unit = Rp125.000.000 : (Rp75.000 – Rp50.000)
= Rp125.000.000 : Rp25.000
= 5.000

Kemudian untuk BEP nilai penjualan, penghitungannya adalah

BEP nilai penjualan = Rp125.000.000 : (1-Rp50.000 : Rp75.000)
= Rp125.000.000 : 0,33
= Rp375.000.000

Jadi, jika perusahaan tersebut dapat menyentuh titik impas dengan harus memproduksi
5.000 unit dan menghasilkan penjualan sebesar Rp375.000.000


Click to View FlipBook Version