JURNAL REFLEKSI KE 24

JURNAL REFLEKSI
KE 24

Program Guru Penggerak
2022

MODEL 5 R

REPORTING, RESPONDING,
RELATING, REASONING DAN

RECONSTRUCTING

Oleh :





Hefni Melda
CGP Kabupaten Solok

Dibimbing Oleh :

Winarni, M.Pd Syamsuarni, S.Pd
Fasilitator Pengajar Praktik

1. REPORTING

Minggu ini Program Pelatihan Guru Penggerak
kami telah memasuki alur merrdeka belajar :
Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing dan
Demonstrasi Kontekstual Setelah melewati
Eksplorasi Konsep Forum Diskusi, saya dan 2
teman dalam kelompok diskusi telah
berdiskusi di LMS tentang Proram yang
berdampak pada murid. kemudian di forum
Kolaborasi kami telah disiapkan oleh ibu
Fasilitator menjadi 2 Kelompok sesuai dengan
kelompok sebelumnya mendiskusikan tentang
rencana atau program yang sudah atau sedang
berjalan di sekolah. Saya mengusung Program
Tahfidz Qur'an yang telah dilaksanakan di
sekolah.

Hal ini salah satu program unggulan
sekolah, Tidak hanya berdampak pada
murid, namun juga sesuai dengan profil
pelajar pancasila serta aplikasi dari Visi
sekolah. kami bertiga saling berinteraksi
dalam diskusi kelompok masing-masing
punya program di sekolah masing
masing, namun untuk presentasi pada
Forum Diskusi Presentasi Kelompok,
kami sepakat program Tahfidz Qur'an ini
diangkat sebagai bahan presentasi.
Dalam Kolaborasi Diskusi kami bertiga
membahas tentang strategi yang
dilakukan dalam pelaksanaan program.
(Voice, Choice dan Ownership)

2. Responding

Ketika mempelajari modul ini pikiran saya lebih
terbuka, bahwa setiap murid memiliki Voice,
Choice dan Ownership (suara, pilihan dan
kepemilikan terhadap program disekolah yang
harus kita tumbuh kembangkan. Sebagai guru
kita harus dapat menjalankan hubungan
kemitraan dengan murid sehingga murid dapat
terlibat langsung dan memiliki tanggung jawab
dalam proses pembelajaran mereka sendiri.
Sedangkan guru berperan sebagai pendengar
aktif yang memberikan kesempatan pada
murid untuk dapat mengeksplorasi potensi dan
menunjukkan kreativitas yang dimiliki.

3. relating

Dari praktek yang selama ini dilakukan sebenarnya
sudah mempromosikan Voice, Choice dan Ownership
pada murid terhadap program yang telah dilakukan,
akan tetapi belum melakukan secara maksimal.
Terkadang kita masih menganggap bahwa murid
belum mampu untuk memberikan dan menentukan
pilihan yang terbaik untuk mereka sendiri, sehingga
cendrung untuk membantu mereka dalam membuat
keputusan.
Hal inilah yang membuat murid menjadi manja dan
tidak berani untuk mengambil keputusan sendiri.

Bagaimana dapat menumbuh kembangkan
Agency atau kepemimpinan murid?
caranya adalah dengan membuat program
yang berdampak pada murid, dengan
memperhatikan karakteristik lingkungan
yang dapat menumbuh kembangkan
kepemimpinan murid dan juga menjadi poin
plus dalam komponen Profil Pelajar
Pancasila yang akan kita tumbuhkan.
Ketika kita dapat menciptakan lingkungan
belajar yang positif maka kebutuhan murid
akan terpenuhi untuk membentuk karakter
kepemimpinan pada dirinya.

Hal tersebut tentu membutuhkan
kerjasama dan kolaborasi dari
semua komunitas (keluarga, kelas
antar kelas, sekolah, sekitar
sekolah dan komunitas yang lebih
luas) untuk dapat bersama-sama
menjalankan perannya masing-
masing dalam membangun
ekosistem dan menumbuhkan
karakter murid

4. reasoning

Dalam menumbuh kembangkan kepemimpinan murid
kita harus membuat proram yang berdampak pada
murid yang dapat mempromosikan Voice, Choice dan
Ownership mereka terhadap program tersebut.
Hal ini sesuai dengan pesan kunci Filosofi Ki Hadjar
Dewantara bahwa guru dan murid merdeka belajar
adalah berkoaborasi bersama menggali dan
mengembangkan potensi murid, serta
mengakomodasi karakteristik murid untuk
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dan Lingkungan
yang "wellbeing" selamat dan bahagia.

Teori lain yang mendukung hal tersebut

adalah teori belajar konstruktivisme yang

bersumber dari ilmu filsafat dan ilmu

phisikologi kognitif piaget yang mengatakan

bahwa belajar adalah suatu proses yang

dilakukan oleh murid dalam membangun

pengetahuan. Teori ini menekankan

seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk

menemukan bakatnya, menambah

pengetahuan atau teknologi yang dibutuhkan

untuk mengembangkan dirinya.

Jadi dalam teori ini guru memberikan kesempatan
kepada murid agar dapat mengeluarkan
pendapatnya dengan bahasa sendiri, memberikan
kesempatan untuk menceritakan pengalamannya
agar murid lebih kreatif dan imajinatif, serta
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
agar murid bisa belajar dengan maksimal. Tujuan
dari teori-teori ini sama yaitu untuk
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.

5. rekonstructing

Rencana dimasa mendatang yang akan
ditingkatkan yakni membangun hubungan
kemitraan dengan murid, menjadi
pendengar aktif bagi mereka dan
memberikan kesempatan kepada mereka
untuk mengekplorasi dan berkreativitas
sesuai dengan minatnya sendiri

Tugas kita sebagai guru adalah memberikan
mereka wadah atau proram yang dapat
mempromosikan voice, choice dan
ownership murid sehingga dapat disalurkan
secara positif.
Rencana-rencana program yang berdampak
pada murid akan dapat berjalan dengan baik
jika mendapat dukungan dari seluruh
komunitas sekolah terutama kepala sekolah
baik untuk sarana dan finansialnya.

Program-proram yang saya buat dan sudah
berjalan selama mengikuti PGP antara lain,
Meningkatkan Pembiasaan Budaya 5 S,
Membuat Keyakinan kelas, meningkatkan
kegiatan Pojok literasi kelas. Semoga proram
ini dapat berlanjut dan berusaha kreatif
menemukan cara-cara peningkatan minat
belajar murid, dan menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid, agar lebih percaya diri.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Ki
Hadjar Dewantara bahwa merdeka
batin melalui pendidikan dan merdeka
lahir melalui pengajaran. Murid yang
merdeka adalah murid yang
berkembang sesuai kodratnya dan
bersandar pada kekuatannya sendiri.

Thank You!

DO YOU HAVE ANY QUESTIONS FOR ME?