7 kode_kegiatan integer 25 Kode Kegiatan 8 sumber_daya varchar 100 Sumber Daya 100. Data Produk Hukum Daerah Nama Data Data Produk Hukum Daerah OPD Owner BAGIAN HUKUM Kategori Data Layanan Dokumentasi dan Informasi Hukum Aplikasi Pengelola Data # Elemen Data Tipe Data Panjang Keterangan 1 jenis_peraturan enum 20 Jenis Peraturan Produk Hukum Daerah 2 nomor_peraturan integer 20 Nomor Peraturan 3 tahun year Tahun Produk Hukum Dibuat 4 judul_peraturan varchar 100 Judul Peraturan Produk Hukum 5 dokumen_peraturan text 255 Dokumen Peraturan 101. Data Buku Peraturan Nama Data Data Buku Peraturan OPD Owner BAG. HUKUM Kategori Data Layanan Dokumentasi dan Informasi Hukum Aplikasi Pengelola Data # Elemen Data Tipe Data Panjang Keterangan 1 nama_peraturan_daerah varchar 100 Nama Peraturan Daerah 2 nomor_peraturan_daera h integer 25 Nomor Peraturan Daerah 3 tanggal_ditetapkan date Tanggal Ditetapkan 4 tanggal_diundangkan date Tanggal Diundangkan 5 tahun year Tahun 6 nomor_lembaran_daera h integer 20 Nomor Lembaran Daerah 100
7 nomor_tambahan_lemba ran_daerah integer 20 Nomor Tambahan Lembaran Daerah 8 nomor_registrasi. integer 20 Nomor Registrasi 102. Data Retribusi Pengujian Kendaraan Nama Data Data Retribusi Pengujian Kendaraan OPD Owner DISHUB Kategori Data Layanan Publik Instansi Pemerintah Aplikasi Pengelola Data # Elemen Data Tipe Data Panjang Keterangan 1 jenis_kendaraan enum 20 Mobil Penumpang,Bus Umum,Mobil Barang,Kereta Gandeng,Truck 2 biaya_retribusi integer 20 Biaya Retribusi 3 denda_keterlambatan integer 20 Denda Keterlambatan 103. Data Retribusi Jasa Parkir Nama Data Data Retribusi Jasa Parkir OPD Owner DISHUB Kategori Data Layanan Publik Instansi Pemerintah Aplikasi Pengelola Data # Elemen Data Tipe Data Panjang Keterangan 1 kode_terminal integer 20 Kode Terminal 2 lokasi text 100 Lokasi 3 wilayah varchar 100 Wilayah 4 jumlah_pembelian integer 25 Jumah Pembelian 5 jumlah_transaksi integer 25 Jumlah Transaksi 6 jumlah_koleksi integer 25 Jumlah Koleksi 7 jumlah_koleksi_yang_di buat integer 25 Jumlah Koleksi Yang Dibuat 8 nama_perusahaan varchar 100 Nama Perusahaan 101
104. Data Mobil Penumpang Umum Nama Data Data Mobil Penumpang Umum OPD Owner DISHUB Kategori Data Layanan Publik Instansi Pemerintah Aplikasi Pengelola Data # Elemen Data Tipe Data Panjang Keterangan 1 jenis_kendaran enum 10 Bus,Taksi 2 tahun year Tahun 3 jumlah integer 20 Jumlah 105. Data Mobil Barang Nama Data Data Mobil Barang OPD Owner DISHUB Kategori Data Layanan Publik Instansi Pemerintah Aplikasi Pengelola Data # Elemen Data Tipe Data Panjang Keterangan 1 jenis_truck enum 15 Trailer,Fuso,Trintin,Trinton ,Trailer 2 jumlah_trayek integer 20 Jumlah Trayek 3 jumlah_kendaraan integer 20 Jumlah Kendaraan 106. Data Tenaga Kesehatan Nama Data Data Tenaga Kesehatan OPD Owner DINKES Kategori Data Layanan Publik Instansi Pemerintah Aplikasi Pengelola Data # Elemen Data Tipe Data Panjang Keterangan 1 no integer 20 Nomor Tenaga Kesehatan 2 desa_kelurahan varchar 100 Desa Atau Kelurahan 3 dokter varchar 100 Nama Dokter 102
4 mantri_kesehatan varchar 100 Mantri Kesehatan 5 bidan varchar 100 Bidan 6 dukun_bersalin varchar 100 Dukun Bersalin 107. Data UMKM Nama Data Data UMKM OPD Owner DISDADKOP UKM Kategori Data Layanan Publik Instansi Pemerintah Aplikasi Pengelola Data E- UMKM # Elemen Data Tipe Data Panjang Keterangan 1 nama_pemilik varchar 100 Nama Pemilik 2 jenis_usaha enum 20 Jenis Usaha 3 jumlah_karyawan integer 25 Jumlah Karyawan 4 modal_usaha integer 25 Modal Usaha 5 omset_bulanan integer 25 Omset Bulanan 6 keterangan text 255 Keterangan 108. Data Koperasi Nama Data Data Koperasi OPD Owner DPKUKM Kategori Data Layanan Publik Instansi Pemerintah Aplikasi Pengelola Data # Elemen Data Tipe Data Panjang Keterangan 1 nama_koperasi varchar 100 Nama Koperasi 2 jenis_koperasi varchar 100 Jenis Koperasi 3 nomor_badan_hukum integer 25 Nomor Badan Hukum 4 alamat text 200 Alamat 5 status enum 15 Aktif, Tidak Aktif 103
104
BAB IV Integrasi Data 105
A. PIlihan Pola Arsitektur Integrasi Penjelasan Umum Arsitektur integrasi adalah pedoman yang berisi standar dan aturan-aturan umum yang menjadi trend teknologi saat ini yang digunakan untuk mengatur jenis-jenis pertukaran data antar aplikasi. Analisa dan identifikasi Arsitektur Integrasi dikembangkan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan pertukaran data, di mana interaksi antar aplikasi serta tren teknologi saat ini menjadi basis utama dalam menganalisa pengembangan arsitektur integrasi. Pola interaksi antar aplikasi, sebagai berikut : 1. Portal publishing 2. Extract-Transform-Load (DW technique) 3. GIS layer sharing 4. Content sharing 5. Output capture 6. Web-services (RESTfull API) a. One-way b. Request-response 7. Message-based a. One-way b. Request-response 8. Direct database update 9. Unspecified 10. Manual Berdasarkan dari 10 pola interaksi aplikasi tersebut, yang paling sesuai dengan pola yang dibutuhkan pada sistem Pemerintahan Kabupaten Klaten adalah pola interaksi “Web-services (RESTful API)”. Keunggulan dari pola interaksi ini memudahkan untuk manipulasi data tanpa harus memiliki hak akses untuk ke server aplikasi asal. Sehingga dari sisi keamanan informasi lebih terjamin. Pola ini umum digunakan baik di sistem informasi pemerintahan maupun di swasta. Adapun penjelasan masing-masing pola interaksi antar sistem dijelaskan sebagai berikut ini. 106
1. Portal Publishing Tipe integrasi ini adalah integrasi pada tingkatan user interface. Integrasi ini memerlukan Sistem Portal sebagai komponen integrasi utamanya. Dalam hal ini aplikasi asal mempublish sebagian fungsionalitasnya melalui satu atau lebih “box/portlet” yang kemudian dapat ditampilkan pada Sistem Portal. Portlet adalah sebuah user interface kecil yang dapat digunakan oleh user untuk berinteraksi langsung dengan aplikasi asal melalui portal. Manfaat dari tipe integrasi ini adalah untuk memberikan user interface yang konsisten dan mudah digunakan untuk user-user yang hanya memerlukan fungsionalitas dasar dari aplikasi asal. Dengan integrasi ini, user mendapatkan akses mudah ke seluruh aplikasi yang diperlukan dari home page intranetnya. Hal ini diilustrasikan pada gambar di atas. User yang mengakses enterprise portal bisa juga mendapatkan akses ke aplikasi A, B, dan C sekaligus. 107
2. Extract-Transform-Load (DW technique) Tipe integrasi ini adalah integrasi pada tingkatan data. Dalam integrasi ini, data transaksi di-copy dari aplikasi asal secara berkala untuk kemudian diagregasikan ke dalam sebuah data warehouse. User kemudian dapat mengadakan analisa-analisa terhadap data warehouse ini menggunakan aplikasi data analytics. Manfaat integrasi ini adalah dalam mudah dalam mengkonsolidasikan data dari berbagai aplikasi sehingga didapatkan sebuah gambaran yang utuh. Namun, integrasi ini hanya digunakan untuk kegunaan analisa dan laporan dan tidak dapat digunakan untuk integrasi fungsi atau untuk menjalankan transaksi karena sifatnya yang “read-only”. 108
3. Sistem Informasi Geografis (SIG Layer Sharing) Integrasi SIG ini diperlukan untuk mengelola data geografis yang ada di beberapa organisasi atau sistem yang terpisah. Integrasi ini dicapai dengan cara sharing layer antara sistem pemetaan (Sistem Informasi Geografis). Satu hal yang pokok dalam tipe integrasi ini adalah bahwa untuk setiap layer perlu diidentifikasikan (walidata/owner) dari layer tersebut yang mempunyai otoritas untuk meng-update data pada layer itu. Selain (walidata/owner) hanya mendapatkan otoritas “read-only” untuk layer tersebut. Secara fisik, ada dua cara realisasi integrasi ini tergantung dari penempatan sistem-sistem SIG yang perlu diintegrasikan. Jika sistem-sistem SIG yang diintegrasikan diletakkan dalam infrastruktur yang tersentral, maka diperlukan pola yang ada pada gambar A di atas. Pola di atas sangat memudahkan integrasi karena pengaturan layer sharing cukup dibuat dengan mengatur security di dalam sistem GIS. Adapun jika sistem-sistem GIS yang perlu diintegrasikan ada pada infrastruktur yang berbeda, maka diperlukan pola yang ada pada gambar B di atas ini. 109
4. Content Sharing Integrasi ini diperlukan untuk mengelola konten yang tidak terstruktur (unstructured content) yang tersebar di beberapa sistem. Seperti pada SIG layer sharing, perlu diidentifikasikan terlebih dahulu (walidata/owner) dari tipe informasi yang akan di-share. Aplikasi asal mempunyai otoritas “read-write” sedangkan aplikasi target hanya mempunyai otoritas “read-only”. Untuk kemudahan, sebaiknya digunakan produk content management yang sama untuk semua aplikasi content management di lingkungan Pemerintah Kabupaten. Jika produk yang digunakan tidak sama, maka diperlukan suatu transformasi data yang akan menyebabkan kompleksitas sistem bertambah besar. 5. Output Capture Integrasi jenis ini diperlukan antara sistem yang bersifat transaksi laporan dengan sistem content management. Integrasi ini digunakan jika laporan-laporan atau hasil-hasil analisa dari aplikasi awal perlu ditampilkan/capture sebagai dokumen statik sebagai referensi di masa datang. Untuk mengurangi potensi kesalahan, laporan/hasil analisa dari aplikasi asal dapat dikeluarkan dalam bentuk digital sehingga dapat langsung dimasukkan ke dalam aplikasi content management. 110
6. Web Services Web Services adalah sebuah open standard yang memudahkan integrasi antar aplikasi secara “loose-coupling” berdasarkan standar yang diterima umum. Dengan standar ini, aplikasi dapat mendefinisikan beberapa “services” atau layanan aplikasi yang dapat digunakan oleh aplikasi lain melalui protokol yang baku berdasarkan http dan xml. Ada dua jenis integrasi Web services, yaitu: a. One-way dalam jenis ini, aplikasi asal mengirimkan suatu informasi kepada aplikasi target. Aplikasi asal tidak memerlukan suatu jawaban dari aplikasi target. b. Request-response dalam jenis ini, aplikasi asal membutuhkan suatu informasi dari aplikasi target. Untuk mendapatkan informasi ini, aplikasi asal menyambungkan diri kepada web services aplikasi target untuk meminta informasi tersebut. Jika aplikasi asal diperbolehkan dan aplikasi target mempunyai informasi tersebut, maka permintaan ini dijawab oleh aplikasi target dan informasi yang diminta ditransfer kepada aplikasi asal. Keunggulan dari pola interaksi ini memudahkan untuk manipulasi data tanpa harus memiliki hak akses untuk ke server aplikasi asal. Sehingga dari sisi keamanan informasi lebih terjamin. Pola ini umum digunakan baik di sistem informasi pemerintahan maupun di swasta. 111
7. Message-based Integrasi berbasis Message mempunyai kemiripan dengan integrasi berbasis Web services dalam hal interaksi antara aplikasi. Saat ini integrasi berbasis message masih tergantung pada platform atau produk yang digunakan. Perbedaan utama antara message based dan web services adalah bahwa integrasi berbasis message mempunyai kelebihan dalam hal kepastian transaksi. Karena sifatnya yang “store-and-forward”, “message yang dikirimkan digaransi oleh sistem akan sampai kepada tujuan”. Akan tetapi di sisi lain, integrasi ini tidak dapat menggaransi bahwa message tersebut akan sampai dalam waktu pendek karena jika ada masalah di aplikasi target, maka sistem akan terus mencoba sampai berhasil. Integrasi ini juga memiliki dua mode, yaitu: a. One-way Aplikasi asal mengirimkan informasi kepada aplikasi target. b. Request-response Aplikasi asal meminta informasi dari aplikasi target. 8. Direct Database Update Tipe integrasi ini adalah tipe yang telah lama digunakan karena bersifat low-level. Dalam tipe integrasi ini, aplikasi asal menulis langsung ke database aplikasi target. Sebagai variasinya adalah ketika aplikasi asal menggunakan API (Application Programming Interface) aplikasi target untuk menuliskan data. Keuntungan dari tipe ini adalah performance yang mungkin paling optimal. Kerugiannya adalah tipe integrasi ini bersifat “tightcoupling” sehingga perubahan di aplikasi asal maupun aplikasi target dapat berakibat semua 112
integrasinya harus dibangun kembali, dari sisi keamanan pola interaksi ini juga rentan terhadap pencurian data. 9. Unspecified Tipe integrasi ini juga cukup umum digunakan saat ini. Dalam integrasi ini, untuk bertukar data, aplikasi asal menghasilkan sebuah file yang berisi data-data yang akan dikirimkan dalam format yang sudah disetujui sebelumnya. File ini kemudian dikirimkan ke aplikasi target. Aplikasi target kemudian di-trigger untuk membaca file tsb. Mekanisme transfer file bisa bermacam-macam, antara lain: FTP, MQTT, SMS Gateway, e-mail, atau HTTP. Keuntungan tipe integrasi ini adalah mudah untuk dibuat dan tidak memerlukan koneksi network sehingga cocok untuk lingkungan yang masih tertinggal secara teknologi. Kerugiannya adalah integrasi ini sangat tidak reliable dan sulit untuk dikontrol integritasnya. Oleh karena itu, tipe integrasi ini sebaiknya sedapat mungkin dihindari. Namun demikian disadari bahwa pada beberapa kasus tipe integrasi ini adalah satu-satunya option yang dapat diimplementasikan untuk di daerah yang konektivitas internetnya kurang memadai. 10. Manual Tipe integrasi ini adalah interaksi yang tidak menggunakan sistem. Informasi dari aplikasi asal dimasukkan kembali ke aplikasi target, mungkin tanpa transformasi atau dengan transformasi oleh pengguna. Tipe integrasi ini perlu diminimalkan sedapat mungkin, terutama integrasi tanpa adanya transformasi informasi. Namun demikian dalam beberapa kasus tipe integrasi ini tidak dapat dihindari karena ada transformasi informasi yang tidak dapat diotomatisasikan. Contohnya seperti bertukar data berformat excel melalui sistem data warehouse. 113
B. Pilihan Teknologi Beberapa alternatif pilihan teknologi yang dapat digunakan untuk implementasi e-GIF adalah sebagai berikut: 1. Pentaho Pentaho merupakan sekumpulan aplikasi untuk kebutuhan Business Intelligence (BI) yang bersifat Free and Open Source Software (FOSS). Pentaho berjalan di atas platform Java. Aplikasi-aplikasi Pentaho dikembangkan oleh Pentaho corp yang berpusat di Orlando, Amerika Serikat. Selain gratis dan proses adopsi yang semakin hari semakin lengkap, dukungan Pentaho bisa kita dapatkan dari Pentaho corp dan atau partner-nya di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Selain gratis dalam bentuk community edition, lisensi Pentaho juga dapat dibeli dalam bentuk Service Level Agreement (SLA) dan dipaketkan dalam versi Enterprise Edition yang sifatnya annual subscription atau perlu kontrak tahunan. Berikut kumpulan aplikasi yang ada di dalam Pentaho: 1. Pentaho Reporting Berikut adalah fungsionalitas yang ada dalam pentaho reporting: ● Ad Hoc Report Designer Pentaho, kita dapat secara ad hoc merancang sebuah report yang dibutuhkan ● Engine reporting yang bisa di-embed di aplikasi Java. ● Multi Platform, pentaho reporting dapat dijalankan pada lebih dari 1 operating sistem ● Dapat mengambil source dari berbagai relational engine. ● Dapat mengambil source OLAP yang didukung driver OLAP4J seperti Mondrian, SQL Server Analysis Service, PALO Molap, SAP BW, dan juga yang lainnya. ● Memiliki kemampuan mengambil source Pentaho Data Integration step. Ini menjadikan source yang dapat diambil hampir menjadi tidak terbatas. ● Dilengkapi designer yang intuitif dan koleksi chart yang lengkap untuk keperluan analisa. ● Format PDF, Excel, HTML dan CSV dapat dihasilkan dengan mudah melalui antarmuka web (web based interface) 114
Pentaho Report Designer Pentaho Report Designer adalah sebuah tools pendukung yang terdapat di dalam Pentaho suite. Fungsi utamanya adalah sebagai tools untuk membangun sebuah report/laporan yang lebih sederhana dan prosesnya lebih dapat mengefisienkan waktu dalam pembuatan sebuah data laporan. Gambar 7. Promp Service Report Designer Gambar 7 di atas adalah tampilan layar prompt ketika service report designer di pentaho report designer diakti an. Setelah aktif maka halaman kerja untuk pentaho report designer akan muncul seperti ditunjukkan Gambar 8 di bawah ini. Gambar 8. Promp Service Report Designer 2. Pentaho Analisis/Mondrian OLAP Server Pentaho analisis merupakah OLAP server open source terpopuler dan digunakan di berbagai produk BI open source (Pentaho dan Jasper). Berikut beberapa karakteristik dan keuntungan dari pentaho analisis: ● Multi Platform, dapat dijalankan di lebih dari 2 operating system 115
● Mondrian merupakan tipe ROLAP (Relational OLAP) di mana semua perintah data query diterjemahkan via SQL dan ditujukan kepada datamart. ● Mendukung datamart dengan rancangan multidimensional Star Schema maupun Snowflake Schema. ● Mendukung query MDX (Multidimensional Expression) sebagai standar industri. ● Didukung oleh beberapa aplikasi interface baik web based maupun desktop seperti JPivot, Pentaho Reporting, Pentaho Analysis Tools, dan Pentaho Analyzer. ● Semua interface tersebut di atas memiliki kemampuan drill down/roll up serta drill through untuk melihat detil penyusun sel-sel nilai analisis. Keuntungan lain yang bisa kita dapatkan dari Pentaho ini adalah sifatnya yang open source, di mana kita dapat secara mandiri melakukan pengembangan terhadap tools-tools yang digunakan, berikut beberapa repository tools yang ada di Pentaho: ● Pentaho Platform : svn://source.pentaho.org ● BI Server : svn://source.pentaho.org/svnroot/pentaho ● Kettle/PentahoDataIntegration: svn://source.pentaho.org/svnkettleroot/Kettle/trunk ● JFreeReport/PentahoReporting: svn://source.pentaho.org/pentaho-reporting 116
Gambar 9. Arsitektur Service Mondrian Gambar 9 di atas menunjukkan arsitektur service berikut flow dan alur prosesnya yang dibangun di dalam Mondrian. Adapun proses Extract Transform Load (ETL) yang ada di dalam Pentaho Data Integration, mampu memproses sumber data yang bervariasi. Gambar 10 di bawah ini menggambarkan contoh desain proses ETL yang bersumber dari 2 data dengan teknologi berbeda, yaitu MySQL dan MS Excel. Gambar 10. Rancangan Transformasi ETL 117
Sampai dengan proses view data yang mana bisa dimanfaatkan sebagai datamart yang siap disajikan untuk dashboard laporan eksekutif, Pentaho sudah menyiapkan semua tools yang dibutuhkan. Mulai dari proses ETL, OLAP, Data Mining dan Reporting. 2. WS02 WSO2 merupakan platform interoperabilitas berlisensi terbuka (open source) yang mendukung berbagai jenis layanan integrasi. WSO2 menawarkan keuntungan platform middleware berbasis Service Oriented Architecture (SOA) yang mudah untuk diintegrasikan dan mendukung layanan berbasis cloud serta menyediakan helpdesk support di dalam produknya. Republik Moldova merupakan salah satu negara yang telah menerapkan WSO2 di dalam penyelenggaraan layanan pemerintah berbasis e-Government guna keperluan identity management, authentication dan authorization transaction untuk berbagai electronic devices dan mobile apps. Gambar 11. Arsitektur bisnis dari sebuah sistem layanan publik. Gambar 11 di atas mengilustrasikan integrasi data dan pertukaran informasi antar instansi/lembaga pemerintah di dalam mengelola layanannya melalui secure network dan menyediakan media penyampaian informasi publik melalui portal masyarakat berdasarkan pusat data pemerintahan 118
3. SOA Service Oriented Architecture (SOA) menurut Hurwitz J. et al. merupakan ”an architecture for building business applications as a set of loosely coupled blackbox components orchestrated to deliver a well-defined level of service by linking together business processes” [9], lebih lanjut bahwa SOA tidak hanya mendukung integrasi sistem tetapi juga untuk membangun proses bisnis, pemanfaatan penggunaan kembali (reusable) business application yang sudah ada dan memastikan loosely couple antar komponen dari aplikasi yang telah ada. SOA merupakan teknologi yang dapat membantu mengintegrasikan sistem yang heterogen, sebagai jembatan antara teknologi yang tidak kompatibel dan telah banyak digunakan diseluruh dunia [10]. SOA menyediakan solusi bagi pakai data dan layanan terdistribusi guna mendukung interoperabilitas dan fleksibilitas dengan standarisasi description, discovery dan invocation of services [11]. Enterprise Services Bus (ESB) merupakan realisasi dari konsep Services Oriented Architecture. M. Rosen et al. menjelaskan bahwa ESB adalah “an enterprise-wide extendable middleware infrastructure providing virtualization and management of service interactions, including support for the communication, mediation, transformation, and integration technologies required by services” [12]. ESB berperan sebagai middleware yang mendukung EAI (Enterprise Application Integration) dalam bentuk interoperabilitas yang memungkinkan loose coupling antara pengguna (consumers) dan penyedia (provider) layanan dengan menyediakan dukungan terhadap standard terbuka seperti Web services, Message Queuing Middleware (MQM) standards, caching, security, monitoring dan lain-lain [13]. Gambar 12. Arsitektur ESB 119
Arsitektur ESB pada Gambar 12 di atas menunjukkan setiap komponen yang ada di dalam ESB memiliki aturan sebagai provider layanan dan requester layanan. Layanan bisa memiliki komponen khusus seperti orchestration engine, adapter data atau resources, adapter untuk sistem external dengan transformasi pesan atau transport protocol conversion. ESB menyediakan media untuk pertukaran pesan antar platform komponen, memutuskan ke mana pesan ditujukan dan bentuk transformasi pesan yang dipertukarkan. 4. Talend Open Studio Talend Open Studio merupakan integrasi open source data yang dikembangkan oleh talend didesain untuk mengkombinasi, mengkonversi database dari berbagai lokasi. Talend Open Studio berfungsi sebagai code generator, memproduksi script data transformasi berbasis Java dengan memberikan akses repositori metadata dengan GUI. Repositori metadata terdiri dari konfigurasi dan defisi dari job yang diberikan. Beberapa fungsional Talend Open Studio for Data Integration adalah : ● Sinkronisasi dan replikasi database. ● ETL (Extract/Transform/Load) untuk analitik. ● Migrasi Data. ● Transformasi dan loading data kompleks. C. Arsitektur e-GIF Gambaran arsitektur e-GIF dapat diilustrasikan pada Gambar 13 berikut ini: 120
Gambar 13. Infrastruktur e-GIF Blok sumber data diklasifikasikan menurut model 10 rumpun data di lingkungan pemerintah kabupaten/kota, dan ini sudah dilakukan dalam proses inventarisasi data primer. Blok SOA Data Service Integration menggambarkan lapisan sistem yang akan mengorkestrasi atau memberikan layanan data yang bersumber dari 10 sumber data terhadap kebutuhan Perangkat Daerah internal maupun eksternal, serta kebutuhan command center yang merupakan pusat kendali sistem di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klaten. Setiap request kebutuhan data dari Perangkat Daerah akan dilayani pada lapisan ini, dengan merespon kebutuhan data dalam format XML. Server portal integrasi juga akan melayani kebutuhan Dashboard Executive System dan Open Data Government System dalam menyajikan informasi untuk para pimpinan maupun pihak eksternal dalam skema dan informasi yang bersumber dari data yang sama. Pentaho digunakan sebagai alternative tools untuk melakukan ETL (Extract Transform Load) data. Data hasil olahannya akan disajikan pada Dashboard 121
Executive berupa informasi siap saji yang sudah diklasifikasikan. Penyajian dashboard bisa menggunakan alternative tools Tableau. CKAN (The Comprehensive Knowledge Archive Network) dapat juga digunakan sebagai alternative tools untuk mengelola data open government yang akan disajikan untuk kebutuhan eksternal, yang output-nya berupa text, excel, pdf maupun service berbasis XML yang bisa dimanfaatkan oleh aplikasi pihak ketiga. Infrastruktur Integrasi Data menggambarkan bagaimana interoperabilitas antar sistem informasi akan diterapkan dalam rangka mendukung implementasi aplikasi-aplikasi dalam e-Government. Dalam ilustrasi dijelaskan bahwa infrastruktur integrasi mensyaratkan 3 aplikasi dasar yang dibutuhkan, yaitu: a. Aplikasi Front-end untuk Business Process Management & Operational Data Acquisition Tools; b. Aplikasi Middleware untuk Enterprise Data Service Integration/Service Oriented Architecture; c. Aplikasi Back-end untuk Enterprise Architecture dan Data Warehouse Tools serta Data Representation untuk Executive Dashboard dan Open Government Data. Arsitektur yang diilustrasikan pada Gambar 13 juga memberikan gambaran posisi command center yang akan menjadi bagian dari media publikasi dan monitoring pemerintah Kabupaten Klaten. Selain itu model implementasi untuk Aplikasi Middleware untuk Enterprise Data Service Integration akan direalisasikan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan, di mana Plan A merupakan rencana ideal dan Plan B merupakan model sederhana yang bisa diterapkan terlebih dahulu. Plan A akan dijalankan dengan prasyarat menunggu persiapan infrastruktur yang lebih ideal (seperti diamanahkan pada roadmap implementasi point C.1) Dari penjabaran 3 aplikasi dasar di atas selanjutnya pada Gambar 14 di bawah ini dijelaskan pembagian 5 lapisan (layer) arsitektur integrasi dalam rangka pengembangan interoperabilitas sistem e-Government secara menyeluruh. 122
Gambar 14. Arsitektur-GIF 1. Front-end Operational Data Acquisition Layer Merupakan merupakan lapisan sumber data dari masing-masing Perangkat Daerah yang didapatkan dari berbagai jenis platform aplikasi, database maupun dalam bentuk laporan Enterprise Resource Planning (ERP), data tersebut dikategorikan menjadi 10 data berdasarkan kebutuhan Business Process Management untuk pemetaan kepemilikan, penugasan dan kebutuhan data master. Untuk pengembangan kedepannya diusulkan implementasi pada akuisisi data dari media platform mobile berbasis otentikasi berbasis Single-ID/NIK pada e-KTP yang bersifat layanan publik dan kemasyarakatan, seperti: ● Mobile Aspirasi (mAspirasi): Portal aplikasi kemasyarakatan berbasis mobile untuk mempromosikan e-Demokrasi dengan mengimplementasikan e-Partisipasi penilaian masyarakat terhadap layanan publik dan kebijakan pemerintah, e-Kampanye dan e-Voting melalui media mobile. ● Mobile Perizinan (mPerizinan): Portal aplikasi pelayanan publik berbasis mobile untuk memudahkan pelayanan perizinan melalui media mobile. 123
2. Middleware Layer Merupakan lapisan di mana terdapat sebuah perangkat lunak berbasis Service Oriented Architecture (SOA) yang berfungsi untuk menghubungkan dan mengintegrasikan beberapa sistem yang mempunyai platform yang berbeda. Selain untuk integrasi sistem, juga untuk membangun proses bisnis, pemanfaatan penggunaan kembali (reusable) business application yang sudah ada dan memastikan loosely couple antar komponen dari aplikasi yang telah ada. Enterprise Services Bus (ESB) merupakan realisasi dari konsep Services Oriented Architecture (SOA). ESB berperan sebagai middleware yang mendukung Enterprise Application Integration (EAI) dalam bentuk interoperabilitas yang memungkinkan loose coupling antara pengguna (consumers) dan penyedia (provider) layanan dengan menyediakan dukungan terhadap standard terbuka seperti Web Services Application Programming Interface (Web-API), Message Queuing Middleware (MQM) standards, caching, security, monitoring dan lain-lain. Adapun gambaran skematik aplikasi berbasis SOA ditunjukkan pada Gambar 15 berikut alur proses SOA Web-API yang ditunjukkan Gambar 16 di bawah ini. Gambar 15. Skematik Aplikasi Berbasis SOA 124
Gambar 16. Alur SOA Web-API 3. Data Warehouse Layer Merupakan lapisan di mana terdapat sebuah perangkat lunak untuk mengkonsolidasi data (Staging Data) sebelum dilakukan proses ETL (Extract, Transform, Load), Data Warehouse yang selanjutnya dilakukan untuk pengayaan data menggunakan Online Analytical Processing (OLAP) dengan tujuan memvalidasi kualitas data dengan mengkombinasikan, menambahkan entitas dan atribut dalam bentuk snowflake, star schema atau summary. Gambar 17 di bawah ini adalah diagram ilustrasi proses OLAP dengan melibatkan beberapa sumber data dari berbagai database sistem yang ada di lingkungan pemerintahan. 125
Gambar 17. Diagram Ilustrasi Proses OLAP 4. Data Representation/Virtualization Layer (Open Data/Dashboard) Merupakan lapisan di mana terdapat sebuah perangkat lunak merepresentasikan data berdasarkan Data Delivery, Government to Government (G2G) dalam bentuk pertukaran data master sesuai dengan kebutuhan Perangkat Daerah, Government to Executive (G2E) dalam bentuk dashboard dan indikator performa layanan (KPI) institusi daerah, G2O, G2C dan G2G yang juga disebut open government data dalam bentuk dataset maupun informasi demografis grafikal. Visualization merupakan kemampuan untuk menganalisis sejumlah besar data dan menginterpretasikan, untuk menemukan insight dalam data. Teknik visualisasi data merupakan alat untuk mengkomunikasikan hasil analisis secara visual agar interpretasi dapat disampaikan secara efektif kepada pengguna data business intelligence. Beberapa fitur visualisasi yang digunakan adalah: ● Aggregation – memberikan tampilan data yang menyeluruh dan ringkas di berbagai konteks. ● Drill-down – memungkinkan tampilan detail data interests (yang diminati) dengan berfokus pada data subset dari tampilan yang diringkas. ● Filtering – membantu fokus pada kumpulan data tertentu dengan menyaring data yang bukan interests. 126
● Roll-up – mengelompokkan data di beberapa kategori untuk menampilkan subtotal dan total. ● What-if analysis – memungkinkan beberapa hasil untuk divisualisasikan dengan memungkinkan faktor-faktor terkait diubah secara dinamis. Segala bentuk pengolahan data menjadi sebuah informasi yang useful bagi stakeholder tentunya akan menambah hasanah pengambilan kebijakan yang tepat guna dan sesuai dengan tuntutan zaman, ilustrasi prosesnya seperti digambarkan pada diagram Gambar 18 di bawah ini. Gambar 18. Diagram Ilustrasi Proses Visualisasi dari Sebuah Data OLAP D. Roadmap Implementasi Untuk mengimplementasikan e-GIF di Pemerintah Kabupaten Klaten, diperlukan pentahapan implementasi untuk meminimalisir resiko kegagalan implementasi. Selain itu juga diperlukan proses pemetaan prioritas untuk penyusunan tahapan layanan data primer mana yang akan direalisasikan menjadi service terlebih dahulu. Beberapa komponen yang perlu untuk disediakan dulu termasuk di antaranya adalah perangkat infrastruktur, environment platform dan software pendukung. 1. Penyediaan Sarana Berikut ini adalah beberapa kondisi yang akan menjadi baseline pengembangan tata kelola TIK di masa mendatang: Data warehouse Infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung implementasi data warehouse adalah sebagai berikut: ● Server Aplikasi 2 buah, dengan spesifikasi masing-masing: 1x Xeon E52603v4, 16 GB RAM, Hybrid Storage / SAS HDD+SSD 127
● Server Database 2 buah + 1 Server Backup dengan spesifikasi masing-masing: 2x Xeon E5-2630v4, 32 GB RAM, Hybrid storage / SAS HDD+SSD ● Kebutuhan Environment Jenis Aplikasi : Web Service Bahasa Pemrograman : PHP, XML (SOAP, REST) Library Env : JDK 8 Database : MySQL 5.X Server : Linux Centos/RHEL Server &Client OS : Linux/Windows Kompatibilitas Browser : Mozilla v40, Chrome 50 or later 2. Penyediaan Software Pendukung Software pendukung untuk implementasi data warehouse di Pemerintah Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut: ● WSO2 Developer Studio 2.5.X ● WSO2 Enterprise Service Bus 4.8.X ● WSO2 Application Server 5.2.X ● WSO2 Data Service Server 3.1.X ● MySQL Server 5.X ● Pentaho Mondrian ● Pentaho Data Integration ● Pentaho Reporting 3. Pengembangan layanan sesuai Prioritas Prioritas pengembangan layanan (service) e-GIF akan disusun menggunakan matriks implementation–impact, seperti ditunjukkan pada Gambar 19 di bawah ini: 128
Gambar 19. Diagram Matrix Implementation–Impact Pengembangan service akan memiliki kriteria mudah diimplementasikan (easy implementation) jika sudah terdapat aplikasi yang mengelola data primer tersebut sehingga atribut yang diperlukan oleh Perangkat Daerah lain di luar Perangkat Daerah pengelola data primer tersebut telah terpenuhi dapat dipenuhi dengan pengembangan service yang akan menjadi tambahan modul pada aplikasi pengelola data tersebut. Selanjutnya, pengembangan service akan memiliki kriteria berimpact besar (impactful), jika nantinya setelah services tersebut dikembangkan, akan dapat bermanfaat untuk lebih banyak Perangkat Daerah. Dari kategori tersebut didapatkan prioritas untuk implementasi data primer dapat disusun ke dalam roadmap (tahapan implementasi) seperti ditunjukkan pada daftar urutan tabel berikut ini: # Data Primer Apps Pengelola Data Prioritas 1 Data Kependudukan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) A 2 Data Profil PNS SIMABSARA A 3 Data Riwayat Pangkat SIMABSARA A 4 Data Riwayat Jabatan SIMABSARA A 5 Data Riwayat Mutasi SIMABSARA A 6 Data Riwayat Pendidikan SIMABSARA A 7 Data Gaji A 8 Data Kinerja A 9 Data Persuratan A 129
10 Data Perintah Perjalanan Dinas A 11 Data Hasil Pelaksanaan Barang Dan Jasa Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) A 12 Data Pengadaan Langsung Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) A 13 Data Rencana Umum Dan Jasa Pengadaan Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) A 14 Data Penyedia Barang dan Jasa A 15 Data SIKP Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) A 16 Data Berita Website Profile Klaten B 17 Data Barang/Aset Sistem Informasi Persediaan Barang B 18 Data Perencanaan Pembangunan e-Planning B 19 Data Rencana Kerja dan Anggaran e-Budgeting B 20 Data Realisasi Anggaran B 21 Data Rincian Anggaran Belanja Langsung e-Budgeting B 22 Data Tata Ruang B 23 Data Harga Kebutuhan Pokok B 24 Data Rekap Program Kegiatan e-Budgeting B 25 Data Industri Sistem Informasi Ketenagakerjaan B 26 Data UMKM e-UMKM B 27 Data Tenaga Kerja B 28 Data Tenaga Kerja Asing B 29 Data Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Sistem Informasi Data Pokok Pendidikan B 30 Data Gedung Dan Bangunan Sistem Informasi Manajemen Daerah B 31 Data Belanja Barang Aset Tetap Sistem Informasi Manajemen Daerah B 32 Data Kunjungan Pasien SIMPUS B 33 Data Pasien SIMPUS B 34 Data Medis Rawat Jalan SIMPUS B 35 Data Resep Obat SIMPUS B 36 Data Klinik SIMRUSA SARAS B 37 Data Farmasi Apotek SIMRUSA SARAS B 38 Data Ruang Tersedia SIMRUSA SARAS B 130
39 Data Ambulance Aplikasi Matur Dokter B 40 Data Bayi dan Balita SIMPUS GIZKIA B 41 Data Kasus Gizi Buruk SIMPUS GIZKIA B 42 Data Obat-Obatan SIM OBAT B 43 Data Desa Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) C 44 Data Kegiatan Desa Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) C 45 Data Registrasi Naskah Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD) C 46 Data Pengadaan Buku Integrated Library System (ILS) C 47 Data Kejadian Bencana C 48 Data Kebakaran Penyelamatan Dan Evakuasi Sistem Informasi Damkar Call Center C 49 Data Perizinan Usaha C 50 Data Perizinan Lingkungan C 51 Data Lokasi Pengungsi C 52 Data Jumlah Pengungsi C 53 Data Gedung Shelter C 54 Data Jaringan Jalan C 55 Data Jembatan C 56 Data Sungai C 57 Data Armada C 58 Data Produk Hukum Daerah C 59 Data Buku Peraturan C 60 Data Logistik C 61 Data Sekolah C 62 Data Situs Cagar Budaya C 63 Data Objek Wisata C 64 Data Lembaga Kesenian C 65 Data Kunjungan Wisata C 66 Data Hunian Hotel C 67 Data Restoran Dan Rumah Makan C 68 Data Homestay C 69 Data Organisasi Kepemudaan C 70 Data Ormas C 71 Data Parpol C 131
72 Data Kasus Diare D 73 Data Kasus ISPA D 74 Data Kasus TBC D 75 Data Kasus HIV D 76 Data Kasus DBD D 77 Data Kasus Leptospirosis D 78 Data Kasus Kusta D 79 Data Kasus Malaria D 80 Data Kasus Flu Burung D 81 Data Kasus Antrax D 82 Data Kasus Kecacingan D 83 Data Kasus Hepatitis B D 84 Data Kasus Sipilis D 85 Data Kasus Demam Tifoid D 86 Data Kelompok Tani D 87 Data Kelompok Ternak D 88 Data Registrasi Legalisasi Surat D 89 Data Pindah Penduduk D 90 Data Retribusi Sampah D 91 Data Retribusi Penyedotan Tinja D 92 Data Angkutan Umum D 93 Data Tilang D 94 Data Lokasi Parkir D 95 Data Koperasi D 96 Data Pasar D 97 Data Masa Berlaku Reklame D 132
BAB V Penutup 133
Laporan akhir ini disusun untuk dapat memberikan gambaran mengenai hasil keseluruhan pekerjaan penyusunan kamus data dan e-GIF di Pemerintah Kabupaten Klaten. Substansi kamus data, panduan interoperabilitas data lintas Perangkat Daerah serta usulan arsitektur implementasi e-GIF dapat dijadikan panduan implementasi e-GIF di Pemerintah Kabupaten Klaten dan menjadikan pengembangan integrasi aplikasinya lebih berkesinambungan. Dengan adanya dokumen ini diharapkan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kabupaten Klaten akan dapat memberikan panduan bagi Perangkat Daerah yang membutuhkan data dari Perangkat Daerah lainnya maupun ingin membangun sistem dengan memanfaatkan data dari Perangkat Daerah lain. Demikian dokumen kamus data dan e-GIF Kabupaten Klaten ini disusun dengan harapan dapat membuat implementasi e-GIF di Kabupaten Klaten dapat berjalan dengan baik, lancar dan berkesinambungan. DISKOMINFO Kab. Klaten, 2019 DOKUMEN INI MERUPAKAN DOKUMEN YANG SENANTIASA DAPAT BERUBAH (LIVING DOCUMENT) SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN BISNIS PROSES DAN TEKNOLOGI SEHINGGA PERLU DILAKUKAN REVIEW SEKURANG-KURANGYA SETAHUN SEKALI (ANNUAL REVIEW). 134
Lampiran 135
Skema Integrasi Sistem Informasi Pemerintah Kabupaten Klaten 1. Bidang Urusan Kepegawaian 136
2. Bidang Keuangan dan Aset 137
3. Bidang Perencanaan dan Pembangunan 138
4. Bidang Pendidikan 139
5. Bidang Kesehatan 140
6. Bidang Komunikasi dan Informatika 141
7. Bidang Perizinan 142
8. Bidang Kebencanaan 143