,
DAFTAR ISI
Adari redaksi
16 melangkah
Menapaki Atap Sumatera..... 4
Pasar Terapung di Tepi Martapura..... 7
Aprofil
130352720 4 Legenda Hidup Arung Jeram
Sinarmas Djati: Saya Hidup di Sungai..... 10
30
AArchipelago
7
Bermanuver di Ganasnya Jeram Ae Dikit..... 16
68
AFOTOGRAFIA
Foto sampul: Dihadang jeram yang tidak
dapat dilalui berupa air terjun grade 5+ 10 Fotografia..... 24
AtemPat Hidup
Foto oleh: Mustofa Khoirul.
Kampung Ramah Lingkungan di Kaki Kerinci.... 30
Awawasan nusantara
5304 Menjaga Adat Kerinci Seblat.... 32
AKARYA KITA UNTUK MEREKA
Karya Kita untuk Mereka.... 34
AARTFISIAL
Review Film dan Buku..... 36
APAndora
Review Barang Outdoor..... 42
Ainfografis
Fakta Seputar Harimau Sumatra..... 44
Aevent report
Wildlife Conservation Society Kampanyekan
Peduli Satwa Liar..... 46
LIPI Ajak Masyarakat Kembangkan Potensi
Wisata Pulau Pari..... 47
DARI REDAKSI
Halo, Sobat Jejak!
Kini, berpetualang di alam bebas enggak cuma dilakukan oleh organisasi atau kelompok
pencinta alam. Banyak yang tak bergabung di kelompok seperti itu bisa melakukan
petualangan ke mana pun mereka suka. Ini tentu mendorong meningkatnya jumlah pegiat
di alam bebas.
Pendakian Gunung Semeru, misalnya. Data yang dilansir Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru pada 2014 menyebutkan, jumlah pendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa
itu mencapai seribu orang per hari. Padahal semula, hanya 500 orang yang mendaki di sana
setiap harinya.
Sayang, tumbuhnya semangat berpetualang ternyata tidak diimbangi oleh pengetahuan
tentang cara aman bergiat di alam bebas. Padahal, kegiatan naik gunung atau arung jeram,
misalnya, masuk kategori aktivitas ekstrem yang tak bisa dilakukan sembarang orang. Butuh
persiapan fisik serta pengetahuan teknis dan non-teknis sebelum memulainya. Untuk itu,
melalui kisah teman-teman Mapala UI yang telah menyelesaikan ekspedisi arung jeram di
Sungai Ae Dikit Jambi, Majalah Jejak berharap bisa memopulerkan semangat berpetualang
di alam bebas yang menyenangkan, sekaligus aman bagi kita, alam, dan masyarakat sekitar.
Salam,
Iqra Ardini
Susunan Redaksi Tata leTak: Emira Fajarini
Marketing: alvina desi soebakir
pemimpin RedakSi: Iqra Ardini PUBLIKASI DAN DISTRIBUSI: ANZIL SIFA, daana caesaria
REDAKTUR PELAKSANA: RIDWAN ARIF KOntributor teks: refi hasriani, an nisa tri astuti, andini
Senior Editor teks: Prihandoko, ADE SULAEMAN nurul savitri, nur faadhilah, firman arif, A YOSEPH W, Novi
Editor teks: abimanyu Isranto, DWI CITRA LARASATI kontributor foto: Mustofa khoirul, rifqy rahmansyah,
SENIOR EDITOR FOTO: seto awo wardhana andini nurul savitri, nur faadhilah
Editor Foto: NI PUTU VELdA, dEANdRA ARIFIANTI
senior editor tata letak: BELLINA ERBY
mPerloafnilgkah
Menapaki Atap Sumatera
Matahari terbit menemani perjalanan menuju puncak Kerinci.
Cuaca buruk dan medan yang berat menjadi tantangan utama pendakian.
Diputuskan hanya tiga orang yang mencapai puncak.
Jejak HUJAN tak henti mengguyur Desa itu bisa direalisasikan. “Semesta masih
Kersik Tuo, Jambi, pada Sabtu mendukung,” kataku dalam hati.
4 pekan pertama Februari lalu. Di
desa yang menjadi pintu masuk Gunung Pendakian kami mulai dengan
Vol. 6/1, Januari 2017 Kerinci itu, aku dan enam teman lainnya memasuki hutan yang dingin dan lembab.
mesti mengatur ulang strategi pendakian. Air hujan yang rutin membasahi tanah
Sebab, di cuaca buruk seperti saat itu selama beberapa hari membuat medan
menanjak menjadi licin dan
pengelola Taman Nasional
berlumpur. Kondisi itu terus
Kerinci Seblat mewajibkan “Santai aja kami hadapi selama hampir
setiap rombongan pendaki
dpJhKiuieektnkreaiudmnKmactaamiimnnd. pyiaiakin,gspmeamnesntplaeodanokatgrakali.npgutums asessdinhuiamnaSigkwuhgnleauayllthia.ensPrkeye1taane”lladbauaahkruianAkbibsaaeknttemynemaenykunagdjameMbihlaaeenennrdkgjjeaaalPnlmaio-nmksgase2elhniP.miaonkansgakjgmai3nkai.
berhenti untuk istirahat. Saat
asa lantaran biaya untuk
tengah istirahat saya tiba-tiba
pendamping lokal tak ada dalam
perencanaan perjalanan. Beruntung teringat nasihat Pak Een, seorang penawar
pendakian tak benar-benar gagal karena jasa open trip ke Kerinci yang sempat kami
tanpa diduga datang tiga anggota temui. “Santai aja naiknya kalau masih awal.
pencinta alam ‘Khatulistiwa’ asal Jambi Pendakian sesungguhnya baru dimulai
yang menawarkan diri menjadi pemandu. setelah Shelter 1,” ujar dia. Ucapan Pak
Tanpa biaya tentunya. Alhasil, rencana Een itu sebisa mungkin kami praktikkan.
pendakian selama dua hari satu malam Kami, misalnya, tak mau buru-buru ketika
Majalah Jejak 2017
Kondisi jalur yang menantang para pendaki.
melewati medan sempit dan licin yang dikenal Pukul 3 pagi aku dan dua rekan Jejak
dengan sebutan ‘Jalur Air’. Pelan-pelan kami lain mulai mendaki menuju puncak.
melewati jalur setelah Pos 3 itu. Mengenakan headlamp dan jaket serta 5
membawa sedikit perbekalan, kami
Hampir satu setengah jam kami menyusuri menyusuri jalur pendakian di tengah Vol. 6/1, Januari 2017
jalur itu hingga tiba di Shelter 1. Ketinggiannya guyuran hujan. Naik dan terus naik hingga
2.512 meter di atas permukaan laut. Dari mencapai Shelter 3 di ketinggian sekitar
situ, pendakian memasuki rute terpanjang. 3.000 mdpl. Dari situ jalur pendakian
Fase inilah yang disebut Pak Een sebagai semakin berat. Berulang kali aku berhenti
pendakian yang sesungguhnya. Butuh waktu untuk beristirahat. Pada satu titik aku
hampir tiga jam untuk mencapai Shelter dikejutkan teriakan Dhilla, seorang di
2. Medan pendakian pun tak bisa dibilang antara anggota tim summiter. “Din! Puncak!
mudah karena tanjakan-tanjakan di rute itu Sampai, Din!” kata Dhilla dari kejauhan.
sangat licin. Kondisi kala itu membuat kami
terpaksa bermalam di Shelter 2, melenceng Teriakan itu sontak membangkitkan
dari rencana semula untuk membuka tenda di semangatku untuk mencapai puncak
Shelter 3. Kerinci. Setelah lebih dari dua jam mendaki
dari Shelter 3, akhirnya aku tiba di puncak
Pertimbangan medan yang berat dan dengan ketinggian 3.805 mdpl itu.
beban bawaan memaksa kami mengatur Sayangnya, cuaca buruk membuat Danau
ulang rencana pendakian ke puncak. Diskusi Tujuh dan kawah Kerinci tak terlihat.
malam itu menyepakati Shelter 2 sebagai Hanya kabut yang terlihat di sekitar
basecamp terakhir kami sebelum mencapai puncak. “Kurang beruntung. Cuacanya
puncak. Summit attack kemudian diputuskan enggak cerah,” ucap seorang pendaki di
dilakukan dari Shelter 2. Selain itu, faktor dekatku. Meski begitu, aku sudah cukup
kebugaran fisik juga membuat kami sepakat senang dan bangga karena bisa berdiri di
hanya tiga orang yang naik sampai puncak tanah tertinggi Sumatera.*
besok pagi. Aku terpilih sebagai satu di
antaranya. Tim summiter itu dijadwalkan Teks dan foto oleh Andini Nurul Safitri
mulai mendaki pada dinihari.
majalahjejak.com
Profil
PANDUAN WISATA
Suasana menuju puncak.
Transportasi
1 Jakarta-Padang → Bus Famili Raya Ceria atau bus ALS,
Rp 360-450 ribu (Dua hari perjalanan)
Jejak Jakarta-Padang → Pesawat, Rp 400-800 ribu
(45 menit perjalanan)
62
Bandara Minangkabau-Terminal Padang → Bus, Rp 20 ribu
Vol. 6/1, Januari 2017
Terminal-Desa Kersik Tuo → Bus, Rp 100 ribu (9 jam perjalanan)
Kersik Tuo-Gerbang Pendakian → Sewa mobil, Rp 15 ribu/orang
Biaya lain
Penginapan: Rp 50 ribu/malam
Jasa porter: Rp 250 ribu/hari
Tiket masuk: Rp 7.500/hari
Estimasi Pendakian TIP DAN TRIK
Pintu rimba-Pos 1 → 30 menit
Pos 1-Pos 2 → 20 menit → Latihan fisik sebelum mendaki
Pos 2-Pos 3 → 40 menit → Memakai sepatu yang kuat dan nyaman
Pos 3-Shelter 1 → 1,5 jam → Bermalam di Shelter 2 untuk menghindari
Shelter 1-Shelter 2 → 3 jam angin kencang
Shelter 2-Shelter 3 → 1 jam
Shelter 3-Tugu Yuda → 1,5 jam
Tugu Yuda-Puncak Kerinci → 1 jam
Majalah Jejak 2017
Melangkah Jejak
Pasar terapung
di Tepi Martapura
Sungai Martapura menjadi salah satu pusat perdagangan di Banjarmasin.
Transaksinya masih sistem barter.
7
Vol. 6/1, Januari 2017
Aktivitas jual-beli di Pasar Terapung Lok Baintan. majalahjejak.com
Profil Lok Baintan. Pasar itu beroperasi pukul 6-9
pagi. Mayoritas penjual adalah perempuan.
SUNGAI menjadi bagian penting Mereka menjajakan sejumlah barang
dalam kehidupan warga Banjarmasin. kebutuhan pokok, seperti sayur, buah,
Aktivitas mereka begitu bergantung dan jajanan tradisional. Transaksi jual-
pada Sungai Barito dan Sungai Martapura, beli menjadi yang paling unik di pasar ini.
dua sungai yang membelah ibu kota Penjual dan pembeli tak menggunakan
Kalimantan Selatan itu. Salah satu yang uang sebagai alat transaksi karena mereka
menonjol adalah peran sungai sebagai pusat masih memakai sistem barter. Umumnya
perdagangan. Setidaknya itu yang aku lihat barang yang ditukar berupa sayur dan buah.
ketika mengunjungi Banjarmasin pada Senin Jumlah barang yang ditukar tergantung
pekan terakhir Agustus lalu. kesepakatan dua pihak.
Bersama empat teman, aku mendatangi Seorang ibu penjual tiba-tiba memanggil
ketika aku sedang serius memperhatikan
Pasar Terapung Lok Baintan di tepi Sungai transaksi barter di pasar itu. Dia menawarkan
aku untuk berperan menjadi penjual.
Martapura. Sebelum tiba di pasar, kami Dengan senang hati aku pindah jukung dan
menghampirinya. Sebelum memulai, ibu itu
menyusuri sungai menggunakan perahu mengoleskan sejenis bedak basah ke kulitku.
“Ini losion tradisional,” ujar dia. Menurut dia,
kayu kecil bermesin yang disebut jukung. losion itu untuk melindungi kulit dari terik
matahari. Setelah itu, adegan berjualan aku
Terlihat puluhan rumah warga berjejer mulai. Satu plastik sayur aku tukar dengan
satu keranjang jeruk milik seorang ibu di
di pinggir sungai. Selain itu, tampak pula jukung lainnya. Terasa sekali sebuah budaya
lawas yang tak tergerus kemajuan zaman.*
Jejak penangkaran burung walet dan beberapa
Teks dan foto oleh Novi
masjid. Di sebuah toko kelontong jukung
8 kami berhenti. “Ulun handak nukar bensin.
Ulun isi hibak, ya,” kata sopir jukung
Vol. 6/1, Januari 2017 menggunakan Bahasa Banjar. Dia meminta
pemilik toko mengisi solar untuk si jukung.
Hampir satu jam menyusuri Martapura,
akhirnya tiba juga kami di Pasar Terapung
Aktivitas jual-beli di Pasar Terapung Lok Baintan.
Rambu lalu lintas di sekitar Sungai Martapura.
Majalah Jejak 2017
Sungai Martapura
dilihat dari atas
Menara Pengawas.
PANDUAN WISATA Jejak
Transportasi 9
Jakarta-Banjarmasin → Pesawat, Rp 490 ribu (1 jam 40 menit) Vol. 6/1, Januari 2017
Banjarmasin-Sungai Martapura → Sewa mobil, Rp 450 ribu
Sungai Martapura-Pasar Apung Lok Baintan → Sewa jukung, Rp 200 ribu
Tip dan Trik
→ Jaga peralatan elektronik karena air bisa masuk dengan mudah ke
dalam jukung
→ Jangan mengunjungi Pasar Apung Lok Baintan setelah pukul 9 karena
sudah sepi
Seorang pedagang
sedang melakukan
barter.
majalahjejak.com
PPRrOoFfILil
Legenda Hidup Arung Jeram
Sinarmas Djati:
Saya Hidup di Sungai
Jejak
Vol. 6/1, Januari 201710 Mengarungi Riam Baru di Sungai Busang.
SINARMAS Djati masih mengingat Keberhasilan Sinarmas mengundang
kisah petualangannya hampir 40 decak kagum para pengarung Amerika.
tahun lalu. Kala itu, pada pertengahan Saat mengakhiri ekspedisi, tim yang
1978, ia mengarungi jeram-jeram di Sungai dipimpin Frank Morgan itu bertepuk tangan
Mahakam Kalimantan Timur, Sungai Barito untuk mengapresiasi kelincahan Sinarmas
Kalimantan Selatan, dan Sungai Busang melewati jeram-jeram di Sungai Busang.
Kalimantan Tengah bersama lima alumnus “Mereka bilang sungai di Kalimantan
Harvard Law School Amerika Serikat selama tak kalah ganas dibandingkan Sungai
hampir satu bulan. Colorado,” ujar pemilik nomor anggota 044
Mapala UI ini.
Di satu sesi pengarungan Sungai
Busang, menurut Sinarmas, perahu karet Kelihaian menghadapi jeram tak bisa
yang dinaiki tim pengarung jeram Amerika dilepaskan dari sejarah hidup pria 70 tahun
terbalik ketika melewati Riam Baru, jeram itu. Sudah sejak kecil Sinarmas menjumpai
dengan tingkat kesulitan paling tinggi jeram lantaran tinggal tak jauh dari Sungai
di sungai itu. Sebaliknya, perahu yang Mentarang Kalimantan Timur. Hampir
diawaki Sinarmas bersama sejumlah barang setiap hari Sinarmas kecil bermain di
perlengkapan ekspedisi “mulus” melewati sungai. “Keakraban” dengan sungai menjadi
Riam Baru. “Padahal saya juga belum pernah bekal tatkala ia mulai menggeluti salah satu
mengarungi sungai itu,” kata Sinarmas, olahraga paling menantang di dunia: arung
pada pertengahan Maret lalu. jeram.
Majalah Jejak 2017
Selama tiga jam, Sinar --panggilan Pertama kali naik perahu karet
Sinarmas-- membagi pengalamannya kepada saat latihan di Sungai Citarum?
Iqra Ardini dan Assyariefah dari Jejak dalam
sebuah wawancara di kediamannya, di Iya, itu perahu karet pertama buat saya.
kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara. Pria Tapi ketika itu saya sudah bisa mengajari
yang menciptakan istilah arung jeram ini teman-teman berarung jeram.
bercerita tentang masa kecilnya, ekspedisi
arung jeram yang pernah ia lakukan, hingga Dari mana Anda mempelajari
kisah menjadi model perangko di era 1980-an. teknik arung jeram? Baca buku
panduan arung jeram?
Sejak kapan Anda bermain di
sungai? Enggak baca buku. Saya besar di
sungai, jadi ya belajar sendiri. Waktu kecil
Sejak kecil saya hidup di Sungai kan saya sudah bermain jeram bersama
Mentarang Kalimantan Timur. Sungainya teman-teman.
besar dan banyak jeram. Sejak usia lima tahun
saya sudah bisa berenang di sungai itu, enggak Apa bedanya naik perahu kayu Jejak
ada yang ngajarin. Saya memang senang main dan perahu karet?
di jeram sungai itu. Tempat bermain saya ya di 11
sungai: berenang atau menangkap ikan. Perahu karet lebih aman ketika
berbenturan dengan batu karena lebih Vol. 6/1, Januari 2017
Kapan mulai menggeluti olahraga lentur. Berbeda dengan perahu kayu
arung jeram? yang bisa hancur. Perahu kayu juga
lebih berat dayungnya. Selain itu, ukuran
Sejak sekolah dasar saya sudah main perahu kayu lebih panjang sehingga sulit
perahu kayu di sungai. Waktu itu juga enggak mengarahkannya.
ada yang ngajarin. Di kampung saya kan alat
transportasinya perahu, jadi kami belajar Pengarungan yang paling
sendiri menaikinya. Setelah masuk Mapala UI, menantang selama Anda
saya kangen juga main perahu. Akhirnya saya bermain di sungai?
ajak teman-teman Mapala UI main di Sungai
Citarum Jawa Barat. Yang paling menantang ya mengarungi
Sungai Busang saat ekspedisi bersama
Bagaimana cerita ketika Frank Morgan dan teman-temannya.
mengarungi Sungai Citarum? Pengarungan Sungai Busang kami
lakukan setelah sukses melewati jeram-
Waktu itu pinjam perahu karet Marinir jeram di Sungai Mahakam dengan perahu
karena memang kami belum punya. Kami mesin. Kami menempuh perjalanan darat
rutin latihan selama 5-6 jam setiap pekan. membelah hutan di Kalimantan selama
Dimulai dari jembatan Raja Mandala sampai berhari-hari untuk mencapai Sungai
jeram terakhir di Sungai Citarum, salah satu Busang. Kami juga sempat naik helikopter.
nama jeramnya Leuwi Jurig. Setelah rajin Dari udara, kami survei kondisi hutan dan
latihan, datang ajakan dari Frank Morgan dan sungai.
teman-temannya untuk mengarungi sungai
di Kalimantan. Saya ditunjuk sebagai ketua Pengarungan kami lakukan dengan
tim ekspedisi karena dianggap sering melatih tiga perahu karet. Saya bawa perahu
teman-teman lain.
majalahjejak.com
Jejak Profil kelihatannya lebih populer nama arung jeram.
sendiri dengan barang-barang. Ternyata
Vol. 6/1, Januari 2017 jeram-jeram di Sungai Busang lebih hebat Kenapa arung jeram bisa
dibandingkan Sungai Mahakam. Salah satu populer?
jeram yang paling besar saya beri nama
Riam Baru. Perahu lain terbalik di jeram itu, Frank Morgan dan teman-temannya
tapi perahu saya tidak. Karena keganasan menghibahkan tiga perahu karet untuk
Sungai Busang, Frank Morgan dan teman- Mapala UI setelah ekspedisi sungai-sungai
temannya sampai tiga kali kembali ke di Kalimantan. Sejak saat itu, setiap akhir
Kalimantan. pekan saya dan teman-teman pasti arung
jeram di Sungai Citarum. Enggak cuma
Bagaimana cara Anda melewati Mapala UI, di sana ada juga teman-teman dari
Riam Baru yang ganas itu? berbagai daerah yang ingin ikut belajar arung
jeram. Teman-teman ini kemudian pulang ke
Waktu itu belum pernah ada yang daerahnya dan mengajarkan arung jeram ke
mengarungi Sungai Busang. Kami yang temannya yang lain. Berkembanglah arung
pertama. Jeram Riam Baru itu tidak jeram. Belakangan, semakin banyak tempat
kelihatan karena berada di tikungan rekreasi arung jeram yang membuat olahraga
sungai. Saya enggak pakai teknik macam- ini populer dan dikenal banyak orang.
macam. Hanya membaca arus sungai dan
saya selamat. Sebelumnya, Frank Morgan Pada tahun 1980, foto
dan teman-temannya merasa hebat karena pengarungan Anda dipilih
sudah mengarungi Sungai Colorado. Tapi menjadi gambar perangko saat
ternyata perahu mereka terbalik di Riam itu. Bagaimana ceritanya?
12 Baru. Mereka kagum kepada saya karena Enggak lama setelah ekspedisi arung
jeram di Kalimantan saya diminta Direktorat
tak terjatuh di jeram itu. Ha-ha-ha… Jenderal Pos dan Telekomunikasi untuk
menyiapkan foto-foto kegiatan alam bebas.
Anda disebut-sebut sebagai Sebenarnya sih enggak cuma foto arung
orang yang mempopulerkan jeram. Ada juga foto panjat tebing dan
istilah arung jeram di Indonesia. paralayang. Saya kasih foto saya ketika
Bagaimana ceritanya? arung jeram di Sungai Busang, panjat tebing
di Gunung Gede, dan paralayang di Puncak
Banyak wartawan yang mewawancarai Bogor. Kemudian foto arung jeram di Sungai
saya setelah ekspedisi bersama Frank Busang dijadikan gambar perangko seri
Morgan dan teman-temannya. Di satu “Remaja Pencinta Alam” ketika itu. Saya
kesempatan ada konferensi pers. Wartawan surprise juga dan senang sekali meski enggak
bertanya tentang nama kegiatan yang dibayar. He-he-he…
saya lakukan bersama alumni Harvard
Law School itu. Mereka bilang, di Amerika, Menurut Anda, apa saja sih
olahraga itu disebut white water sport atau bahaya olahraga arung jeram?
rafting.
Arung jeram itu menantang karena
Saya jawab pilihannya ada dua: arung tingkat bahayanya bisa berubah setiap saat.
riam atau arung jeram. Saya pilih nama Semua tergantung debit air sungai yang
arung jeram karena lebih menantang dan bisa meningkat secara tiba-tiba. Misalnya,
enak didengar. Kemudian banyak media
yang memberitakannya. Nah, sejak saat itu
disebut arung jeram. Meski ada nama lain
yakni olahraga arus deras atau ORAD, tapi
Majalah Jejak 2017
SINARMAS DJATI Jejak
Nama Panggilan: Sinar Vol. 6/1, Januari 2017
Tempat Lahir: Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara
Tanggal Lahir: 10 September 1945
Pendidikan: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia angkatan 1967
Tahun Masuk Mapala UI: 1969
Nomor Anggota Mapala UI: M-044-UI
Istri: Nina Nurani
Ekpedisi:
• Puncak Jaya Irian tahun 1971
• Puncak Carstensz Pyramid Irian tahun 1972
• Ekspedisi Sungai Mahakam-Busang-Barito Kalimantan tahun 1978
• Ekspedisi Sungai Boh Kalimantan tahun 1979
15
majalahjejak.com
Jejak APRrCoHfIPilELAGO
Vol. 6/1, Januari 2017 Bermanuver di Ganasnya
16
Jeram Ae Dikit
Sepekan lebih tim ekspedisi Mapala UI menghadapi jeram-jeram di Sungai Ae Dikit.
Mempertimbangkan faktor keamanan setiap melewati sesi yang berbahaya.
Majalah Jejak 2017
BERULANG kali Bintang Perdana Putra menancapkan dayung dalam-dalam ke Jejak
berteriak. Dia meminta lima awak perahu jantung arus. Mencoba mengendalikan
karet yang dikomandoinya tak berhenti perahu yang bergerak liar. Tapi dayungnya 17
mendayung. Bintang tak ingin perahu terus justru terlepas dan terbawa arus sungai.
terbawa derasnya arus Sungai Batang Nyabu, Vol. 6/1, Januari 2017
anak Sungai Ae Dikit, di Desa Tanjung Kasri, Sesaat Bintang menjadi skipper—
Kabupaten Merangin, Jambi. Pada Rabu sebutan kapten perahu dalam arung
pertama Februari lalu itu, Bintang berencana jeram—tanpa alat kemudi. Tak mau perahu
membawa perahu ke tepi sungai. Berhenti bergerak tanpa kendali, Bintang segera
sejenak untuk mengatur ulang skenario meminta dayungku. Kebetulan aku duduk
pengarungan. “Kanan tarik kuat! Tarik kuat!” paling dekat dengannya di bagian belakang
kata Bintang. perahu. Dia pegang lagi kemudi hingga
perahu bisa dikendalikan. Awak yang
Sebagai salah seorang awak perahu, terlempar ke sungai kemudian dijemput.
sudah menjadi kewajiban bagiku untuk Perahu akhirnya bisa ditepikan.
mengikuti perintah Bintang. Bukan cuma
mendayung, aku juga berusaha meraih batuan Insiden itu menjadi salah satu bagian
di pinggir sungai supaya perahu bisa segera dari pengarungan yang diberi nama
menepi. Namun, segala upaya itu tak berbuah Ekspedisi Ae Dikit Mapala UI pada awal
hasil. Perahu terus terbawa arus yang dua Februari lalu. Tim Mapala UI menurunkan
kali lebih deras dibandingkan tujuh hari dua perahu yang masing-masing berisi
sebelumnya ketika tim melakukan pemetaan enam orang. Rute pengarungan sejauh 53
di sungai itu. kilometer, dimulai dari Jembatan Batang
Nyabu di Desa Tanjung Kasri Jambi, masuk
Akibatnya sudah bisa dibayangkan. ke Sungai Batang Langkup, kemudian
Perahu melaju tak karuan karena tim tak menuju aliran utama Sungai Ae Dikit yang
siap menghadapi arus. Dua awak yang duduk membelah Taman Nasional Kerinci Seblat.
di bagian depan perahu, Bagea Ganianada Titik akhir pengarungan ada di Desa
dan Fachrul Latief, tercebur ke sungai. Penarik, Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu.
Bintang kepayahan memimpin perahu. Dia
Scouting jeram
grade 6 berupa
air terjun yang
tidak dapat
diarungi.
majalahjejak.com
Profil tidak mungkin diteruskan,” ujar dia. Ketika
Ujian di Awal Pengarungan itu sempat terjadi perdebatan. Beberapa
Rencananya pengarungan itu anggota tim menganggap sungai masih bisa
berlangsung lima hari. Namun, hujan yang diarungi asalkan tetap berhati-hati. Beberapa
mengguyur Taman Nasional Kerinci Seblat yang lain setuju dengan Bagea dan meminta
mengubah segalanya. Hujan turun dua hari pengarungan ditunda.
sebelum hingga hari pertama pengarungan. Mereka yang meminta pengarungan
Akibatnya debit air sungai meningkat ditunda beralasan, sungai belum pernah
drastis. Bertambahnya ketinggian air diarungi sebelumnya dan pengetahuan
membuat bentukan sungai berubah. tim hanya didasarkan pada riset dan
Standing wave yang ketika pemetaan dokumentasi sungai saat pemetaan. Kondisi
masuk kategori jinak berubah menjadi sungai yang berbeda seperti ketika pemetaan
deretan haystack yang siap membalikkan menjadi perhatian utama. Karena itu, mereka
perahu. Dalam istilah arung jeram, standing memilih prinsip safety demi menghindari
wave berarti gelombang sungai yang risiko tertentu. Perdebatan diakhiri dengan
terbentuk ketika arus bertabrakan dengan kesepakatan menunda pengarungan. Tim
ornamen di dasar sungai seperti batu. berkemah sambil menunggu ketinggian air
Sedangkan haystack adalah gelombang sungai kembali seperti ketika pemetaan.
Jejak besar standing wave, diikuti penurunan Adegan berkemah di tepi sungai
yang tiba-tiba antara bagian atas dan bawah berlangsung dua malam. Pengarungan baru
18 dari arus yang deras. Kondisi medan yang bisa dilakukan pada hari ketiga ketika kondisi
seperti itu menyulitkan tim mengendalikan sungai sudah seperti yang tim harapkan.
perahu. Target hari itu adalah mencapai Muara
Vol. 6/1, Januari 2017 Hari pertama pengarungan hanya Mendikit di wilayah Jangkat, Jambi yang
mampu dilalui sejauh satu kilometer. menjadi pertemuan antara Sungai Batang
Ketua pengarungan, Bagea Ganianada, Langkup dan sungai utama, Ae Dikit. Tapi
mengatakan sungai berada pada kondisi sayangnya pengarungan hari itu cuma bisa
flood stage atau bandang. “Pengarungan ditempuh kurang dari 500 meter.
Mengarungi jeram sepanjang 200 meter.
Majalah Jejak 2017
Lining perahu untuk melewati jeram grade 5+.
Sejumlah faktor menjadi penyebab Di pengarungan itu pula dayung Bintang Jejak
jarak tempuh pengarungan tak sampai satu yang sempat hanyut ditemukan. Kendati
kilometer. Salah satunya deretan jeram grade pengarungan relatif berjalan mulus, target 19
5+ di jalur sempit yang diapit tebing setinggi Muara Mendikit tetap belum bisa dicapai.
hampir 10 meter. Dalam arung jeram, tingkat Vol. 6/1, Januari 2017
kesulitan sungai diklasifikasikan ke dalam Upaya mencapai Muara Mendikit
grade 1-6. Grade 5+ adalah tingkat kesulitan dilanjutkan keesokan harinya. Pada hari
tertinggi yang masih mungkin dilewati. kelima itu, tim terpaksa melakukan lining—
Sedangkan grade 6 tak mungkin dilewati mengarahkan perahu menggunakan tali—
perahu. karena jeram yang mesti dilewati cukup
berbahaya. Di bagian jeram itu terdapat
Deretan jeram ganas itu dilengkapi strainer atau penghalang berupa pohon
dengan siphon di ujungnya. Siphon adalah tumbang yang menyulitkan pergerakan
arus sungai yang masuk ke celah di bawah perahu. Tingkat kesulitan bertambah karena
batu. Bentukan siphon berpotensi menjebak arus kuat menghantam pohon tumbang
perahu. Dengan penuh hati-hati tim melewati sehingga sangat berbahaya jika dilewati.
jeram-jeram tersebut. Sebab, bagian itu
menjadi blind spot atau tidak bisa dipastikan Satu perahu sempat terbalik ketika
tingkat kesulitan, risiko, dan cara melewatinya melewati jeram itu. Enam awaknya berenang
ketika tim melakukan pemetaan. menyelamatkan diri. Beruntung perahu tak
hanyut terlalu jauh. Seluruh awaknya pun
Medan Berat Sebelum Ae Dikit bisa kembali ke posisi semula. Perahu yang
aku naiki juga tak mulus melewati jeram itu.
Debit air sungai mulai turun pada hari Aku terlempar dari posisi, tapi tak sampai
keempat pengarungan. Ini membuat arus tercebur ke sungai. Sementara skipper
menjadi lebih tenang. Tim melanjutkan Bintang terpental dari perahu. Dia tercebur
pengarungan dengan memilih jalur kiri sungai ke sungai meski tak sampai hanyut karena
yang tergolong lebih aman dibandingkan jalur memegang tali di pinggir perahu. Kemudian
kanan. Setelah memastikan tingkat kesulitan dia kembali ke posisinya.
dan cara melewati jeram—dikenal dengan
istilah scouting—serta menyiapkan titik back Lining sempat beberapa kali dilakukan
up, perahu melewati satu per satu jeram. ketika tim menjumpai rentetan jeram
dengan grade 5+ sepanjang 500 meter.
majalahjejak.com
Profil
Yang Unik di Taman Nasional
Kerinci Seblat
Jejak Titan Arum, Bunga Tertinggi di Dunia
Vol. 6/1, Januari 2017 BUNGA majemuk terbesar dan tertinggi di dunia ini Sumber foto: Google
memiliki nama ilmiah Amorphophalus titanum. Tinggi
bunga bisa mencapai tiga meter lebih. Titan Arum Foto
ditemukan pertama kali oleh seorang ahli botani Italia, diambil dari
Odoardo Baccaro, pada 1878 di Lembah Anai, Sumatera InstagramWilliam
Barat. Dari biji hingga berbunga, Titan Arum butuh waktu Wongso
sekitar 10 tahun. Titan Arum akan mengeluarkan bau
busuk setiap mekar. Karena itu, bunga ini lebih dikenal
dengan sebutan bunga bangkai. Titan Arum seringkali
tertukar dengan bunga Rafflesia arnoldii karena sama-sama
mengeluarkan bau tak sedap. Padahal keduanya sangat
berbeda, bahkan tidak berkerabat dekat.*
22
HUTAN TROPIS WARISAN DUNIA
HUTAN hujan tropis di Taman Nasional Kerinci Seblat
mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai World
Heritage Cluster Mountainous Area pada 2004. Hutan di
sana merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran
rendah sampai ekosistem sub alpin serta beberapa ekosistem lain
yang khas seperti rawa gambut, rawa air tawar, dan danau.
Sayangnya, dalam sidang World Heritage Committee
UNESCO di Saint Petersburg, Rusia pada 2012 lalu, hutan ini
terancam terlempar dari daftar situs warisan dunia. Sebab
ada penebangan liar, pembangunan jalan melintasi kawasan
konservasi, penambangan, dan perambahan hutan di sana.
Padahal, mendapatkan status sebagai situs warisan dunia akan
meningkatkan citra Indonesia di mata dunia. Selain itu, Indonesia
juga berhak menerima biaya pemugaran atau biaya lain terkait
pelestarian warisan dunia itu.*
Majalah Jejak 2017
BATU AKIK DAN KERINCI Uhang Pandak Gunung Kerinci
Demam batu akik beberapa waktu lalu UHANG pandak atau orang Jejak
mendorong sejumlah orang melakukan pendek adalah sosok dalam
penambangan liar. Misalnya yang terjadi mitos yang beredar di kawasan 23
di Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Taman Nasional Kerinci Seblat.
Selatan. Sebagian wilayah penyangga Taman Tingginya sekitar satu meter dan di Vol. 6/1, Januari 2017
Nasional Kerinci Seblat itu terancam hancur sekujur tubuhnya ditumbuhi bulu-bulu
karena pencarian baru akik yang disebut Batu pendek. Larinya kencang dan tangannya
Sriwijaya atau Batu Teratai. Pada masa lalu, memegang tombak kayu.
batu bermotif bunga teratai itu sudah menjadi
incaran bangsawan di Sumatera Selatan, India, Referensi awal mengenai
bahkan Tiongkok.* keberadaan orang pendek berasal dari
tulisan William Marsden dalam buku
KECUNG BERUK The History of Sumatera yang terbit
pada 1783. Marsden adalah seorang
KACUNG beruk adalah nama lain kantong pegawai asal Inggris di East India
semar. Tumbuhan ini banyak menjalar Company yang tinggal di Bengkulu
di sekitar rawa-rawa di Dusun Lolo atau pada 1770-an. Dalam bukunya, dia
Danau Lingkat, Kecamatan Gunung Raya, ujung menyebut orang gugu (orang pendek
selatan Taman Nasional Kerinci Seblat. dalam bahasa Bengkulu) yang tubuhnya
ditutupi bulu.
Penduduk sekitar
menjadikan kantong semar Selain itu, muncul juga cerita
sebagai wadah untuk dari seorang Belanda bernama Van
membungkus beras ketan Heerwaden yang tinggal Sumatera
yang sudah diberi kelapa dan Selatan pada 1923. Heerwaden
rempah-rempah. Kantong melaporkan keberadaan orang pendek
semar berisi ketan itu kemudian yang dia lihat di atas pohon di hutan
dikukus. Setelah matang, sebelah utara Palembang.
kantong semar ketan itu bisa
dimakan dengan kuah srikaya Catatan-catatan di masa
atau tapai hitam. Kuliner khas lalu menjadi pijakan bagi beberapa
Jambi ini sangat lezat disajikan penjelajah dan peneliti modern yang
dengan segelas Sebuk Kawo penasaran dengan orang pendek.
atau air fermentasi dari daun- Mereka mencari orang pendek di
daunan liar yang tumbuh di kawasan sekitar Kerinci karena warga
pohon kopi.* sering melaporkan keberadaan makhluk
itu di sana.*
Teks oleh Bellina Erby
majalahjejak.com
Jejak FPortoofgilrafia
Vol. 6/1, Januari 2017 Ainul Djula
Glencoe.
24
Titus Kartika Putri
Bermain air sambil ditemanin ibu.
Majalah Jejak 2017
Jejak
25 Vol. 6/1, Januari 2017
Cecilia Morinta
Renang di danau lebih enak.
majalahjejak.com
Jejak Profil
Fibrian Yusefa Ardi
Masyarakat
Baduy sedang
merenovasi salah
satu rumah secara
gotong royong.
26
Vol. 6/1, Januari 2017
Handi Kurniawan
Ia yang tak pernah ingkar janji
akan kehadirannya.
Majalah Jejak 2017
Titus Kartika PutriJejak
Kecantikan Vol. 6/1, Januari 2017
perpaduan
warna di Pantai
Krakatau.
27
Ridla Alfaruqi
Ini adalah sebuah kamera. Kamera pengambil gambar otomatis dari kalibrasi gerakan objek
dan sensor jarak terhadap objek. Alat ini berfungsi untuk mengambil gambar satwa-satwa
liar seperti monyet, trenggiling, tupai, kucing hutan, dan bahkan macan hitam. Lokasi:
Taman Nasional Gunung Halimun.
majalahjejak.com
Grao Sa
Sensasi Memasa
Alat Ma
Fibrian Yusefa Ardi.
Lumbung-lumbung padi merupakan simbol ketahanan pangan bagi orang Baduy Dalam maupun Baduy Luar.
Oleh karena itu, orang Baduy berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri.
akti,
ak Tanpa
asak
r.
TPermopfAitl HidUP
Kampung Ramah Lingkungan
di Kaki Kerinci
Warga Renah Kemumu membuat sejumlah aturan untuk menjaga kelestarian hutan.
Yang melanggar bisa diusir dari desa.
TERLETAK di pedalaman hutan Taman Ketergantungan tersebut membuat
Nasional Kerinci Seblat, Renah sekitar 300 warga yang tinggal di kaki Gunung
Kemumu menjadi salah satu desa di Kerinci itu menyadari pentingnya melestarikan
Sumatera yang paling terisolasi. Akibatnya, hutan. Mereka menciptakan sejumlah
aturan adat berbasis
warga di desa yang masuk konservasi lingkungan.
Salah satunya dalam hal
Kabupaten Merangin, Jambi, “Tak diizinkan penebangan pohon. Mur,
itu tak bisa merasakan seorang warga Renah
Kemumu, mengatakan
Jejak kemajuan zaman. Tak mengambil kayu penduduk desa cuma
ada sinyal telepon seluler sembarangan di boleh membangun rumah
atau koneksi internet di
sana. Meski begitu, Renah Rimbo Gano,”
Kemumu punya satu hal
menggunakan kayu dari
30 yang bisa dibanggakan:
tanah yang subur dan sumber air melimpah. kebun masing-masing atau hutan adat. “Tak
“Hidup kami tergantung kepada alam,” diizinkan mengambil kayu sembarangan di
Vol. 6/1, Januari 2017 kata Kepala Desa Renah Kemumu, Sapion Rimbo Gano,” ujar Mur. Rimbo Gano adalah
hutan berumur ratusan tahun yang dilindungi
Ahmadi, pada Februari lalu.
Depati menunjukkan hasil hutan Bumi Serampas. Rumah adat Desa R
Majalah Jejak 2017
Ulu Ai (hulu air) yang dijaga kelestariannya.
dan tidak boleh dibuka. Menurut dia, desa mereka. “Bisa terjadi tanah longsor Jejak
kayu yang diambil juga tak boleh dijual yang membahayakan desa kami,” katanya.
ke pihak lain di luar desa. “Cuma boleh 31
dipakai sendiri.” Tak hanya peduli kelestarian
lingkungan, warga Renah Kemumu juga Vol. 6/1, Januari 2017
Selain itu, warga Renah Kemumu sadar bencana. Lantaran berada di zona
dilarang menjual tanah ke orang-orang rawan gempa, warga membuat aturan
di luar desa. Mereka yang melanggar terkait arsitektur dan tata letak bangunan.
akan dikenakan sanksi. Biasanya Aturan yang diberi nama Larik Jajo itu
dalam bentuk menyerahkan hewan mengharuskan rumah warga dibuat sejajar
ternak berupa sapi atau ayam yang memanjang dalam formasi dua baris yang
akan disajikan sebagai hidangan acara saling berhadapan. Di antara dua bangunan
selamatan. Ada juga hukuman dikucilkan itu ada tanah lapang yang dipakai sebagai
dari lingkungan sosial desa. “Yang paling tempat berkumpul yang aman dari gempa.
berat diusir dari desa,” ucap Sapion.
Menurut dia, aturan adat itu adalah Larik Jajo terbukti efektif meminimalkan
salah satu cara warga Renah Kemumu dampak gempa. Menurut Sapion, tak ada
menghindari eksploitasi alam di tempat korban jiwa di Renah Kemumu saat gempa
tinggal mereka. terjadi di wilayah Padang dan sekitarnya
pada 2009 lalu. Padahal dilihat dari letak
Dalam upaya menjaga sumber air, geografis, Sapion melanjutkan, Renah
warga Renah Kemumu menerapkan Kemumu berpotensi paling parah terkena
aturan adat yang melarang menebang dampak gempa itu. “Ini menunjukkan bahwa
pohon dalam radius satu kilometer kami bisa mengantisipasi kemungkinan
dari wilayah hulu air. Mur mengatakan terjadinya bencana alam,” ujar Sapion.*
warga desa tak boleh menebang pohon
di hulu sungai dan lembah yang curam. Teks oleh An Nisa Tri Astuti
Jika aturan itu diabaikan, menurut Mur, Foto oleh Andini Nurul Savitri
warga percaya musibah bakal melanda
Renah Kemuamu.
majalahjejak.com
Jejak WPrAWofAiSlAN NUSANTARA
Vol. 6/1, Januari 2017 Menjaga Adat
Kerinci
Seblat
Warga Renah Kemumu mempertahankan tradisi turun-
temurun. Dari upacara adat hingga memakai jimat.
TRADISI nenek moyang dijaga betul mantra dari dukun kampung,” ujar Sapion.
32 tRAldbkms“aMaaPuduieehlreekeudnarnimnrnan.laoaaagbygah,shn”hgaadoegudoKibkkdKi,nnl-eaaaieeapms,patclthmibaaerkpaaeaJanbaumdutkKdawanmoantamegaditukparkFaelb,kamgaianeial.laSmubaena.nrpWMipuDDiednJSiaaaeoenigcarrarmssngiggangladaaoaoragaehabslkskRiaayhaaetstaSnat,nanKeemrnatgral.uhaeeranisKmrmtmheyaumaKpkaabeueeadslenumhmyiKyprsbyuueaueaeumbetjkipneanutrugunukaatid, krtkuaaawrsnniassRUuPSeerbpeplggasaneaekcaaascnSnahaaolegtryRiarlauaaapKMeniyakyenangnamadmaneaaMnungdhethmgeitdaspoynmueiaadaubdendersmuirugayputKiatkunepyesdakSir“DSnaamiineNuhadsngkaezrnueiidgpaopkpesgbminibamkioeumaatuinttwatMiwtipe,ataalibKaaPnaKnylarheeumhategktsanknalnnaaaueeethdgsdnunnhdpPuuugkjoaiaenarbr,tilnlsiRaelswaJacePernePaaanirgistdpnkksadwrciakagaaaatksaalooapnnnhoaaart...
Renah Kemumu Pencipta. “Nikmat sehat dan kami bayar dengan
bhKShdLphynaaaiuoaeeaepnmsrrnkktriaiaiigsiadnlnpdn.sJucgida“irhadiBiymupuja2Taatakhb0daunakSaimnihgaendjniuaabteyuenmaniplstaarnntuea,ptuttdpuaekbbNaerinkiutlaaaramcut(jssuTmailplaieahloNaenmmaninnnnynKcweeaaagaSjmslaenpo)tdkr.bbiaaitdciuaunmaatagdamrteareanbhnpuset. aaguazdmTareyainadtpkannudeiirra.ajnemly5gkdr0auaaae0nnnknnigtguala,”ndpkdnneeeuiurctnsniiapakeydakraalaaickmrlmimnaiaie.olrummnpy“aDeaeuitminriuKakg,dbe”meemukSbmpssaaeuoaetljmk.ualreieumnIubAlkpmiaaBlraaajtmtduuuahcnigkuuaa,yiaastnsrauaniethbwmuohiiktaknrbauuearasta,cgrn”mtaianuahagunpyemncaplpgaimadkneepRidmerpneybcunayaunuaniukantdayagjau.ghuaasii.
Majalah Jejak 2017
Salah satu syarat bertarak adalah mebungkus Warga berkumpul dalam acara Kenduri Psiko,
badan dengan kain kafan.
desa yang menggunakan ilmu kebal.
Menurut Ardi, ilmu kebal bisa didapat yang dibuat dari tanaman di sekitar hutan Jejak
dengan bersemedi satu malam --biasanya dipakai bayi yang baru lahir. Sedangkan
disebut bertarak-- di makam Nenek Tigo timah dipakai ibu yang sedang hamil. 33
Silo. Nenek Tigo Silo adalah nenek moyang Penggunaan jimat itu ditujukan untuk
warga Renah Kemumu yang dipercaya menangkal santet dan gangguan roh
memiliki kekuatan gaib. Dia juga diyakini bisa jahat yang ada di pegunungan sekitar
mengabulkan berbagai permintaan orang Renah Kemumu. “Makhluk di gunung bisa
yang bertarak di makamnya. “Nenek Tigo Silo membawa anak dan istri kami ke alam lain
akan memberikan jawaban atas apa yang kita kalau jimat itu tidak dipakai,” kata Sapion
minta melalui mimpi,” ujar Ardi. Ahmadi.*
Terakhir, warga Renah Kemumu masih Teks oleh Nur Fadhila Vol. 6/1, Januari 2017
melestarikan penggunaan jimat. Kalung melai Foto oleh Andini Nurul Savitri
Pemandangan
Desa Serampas
yang diapit
bukit-bukit.
majalahjejak.com
Jejak PrKoAfRiYlA KITA UNTUK MEREKA
Vol. 6/1, Januari 2017 KARYA
34 UNTUK
Majalah Jejak 2017
A KITA Jejak
MEREKA
35
Desa Renah Kemumu, termasuk dalam
kategori daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Vol. 6/1, Januari 2017
Tertinggal), di mana permasalahan pendidikan, baik
formal maupun informal, dan infrastruktur sangat
krusial. Tim bakti sosial Mapala UI menginisiasi
“Sudut Baca” dengan membagikan 200 buku bacaan
di SD dan SMP Negeri Satu Atap di desa itu pada
3 Februari 2016. Melalui Sudut Baca, Mapala UI
berharap dapat mengembangkan minat membaca
serta meningkatkan literasi siswa-siswi di sekolah
ini.*
Foto oleh Andini Nurul Savitri, Fadjrin Adzhini
majalahjejak.com
APrrtoffisilial
Meru
Jejak
36
Vol. 6/1, Januari 2017 Sutradara: Jimmy Chin Meru merupakan salah
Penulis Skenario: Elizabeth satu film dokumenter terbaik
tentang pemanjatan tebing.
Chai Vasarhelyi
Pemain: Jimmy Chin, Renan Adalah Conrad Anker, Jimmy Chin, dan
Ozturk, Conrad Anker, Jon Renan Ozturk yang berhasil menyelesaikan
rute Shark Fin hingga ke Puncak Meru pada
Krakauer tahun 2011 sekaligus mendokumentasikannya
Genre Film: Action, Adventure, sebagai sebuah film berjudul Meru. Uniknya,
film ini terbagi menjadi beberapa fokus, yaitu
Documentary kegagalan pemanjatan mereka di tahun 2008,
Tanggal Rilis: 14 Agustus 2015 malapetaka outdoor activity yang pernah
dialami, dan perjuangan pemanjatan di 2011.
(USA) Tidak hanya cakap dari segi memanjat,
Bahasa: English mereka juga cakap menghadirkan sensasi dan
perasaan berada dalam pemanjatan tersebut
SEBELUM tahun 2011, Puncak Meru melalui video rekaman. Efek visualisasi
(6.310 mdpl) dengan rute Shark Fin, mampu menggambarkan kengerian sekaligus
nama bagi jalur tebing yang menyerupai keindahan malam Shark Fin.
sirip hiu, masih belum dapat ditaklukkan.
Berbagai ekspedisi sebelumnya yang
dilakukan oleh para pemanjat elite dunia pun
gagal menyelesaikan rute ini.
Majalah Jejak 2017
Berbagai tantangan tidak menghalangi Ambisi dan kerja keras yang tak pernah Jejak
pemanjatan mereka. Kondisi Renan Ozturk padam menciptakan sejarah bagi mereka
yang belum sepenuhnya fit karena cidera yang menjalaninya. Film dokumenter besutan
kepala, portaledge yang patah dan harus Jimmy Chin ini juga dapat dijadikan patokan
diakali, ancaman avalanche, dan bagian sekaligus pelajaran bagi peminat olahraga
tebing yang rapuh untuk dipasangi pengaman panjat tebing yang ingin mendokumentasikan
menjadi bumbu keberhasilan pendakian ekspedisi mereka.*
Puncak Meru tersebut.
Sumber foto: Google
Kualitas dokumentasi yang mereka
peroleh berbanding lurus dengan kerja 37
keras pendokumentasian selama ekspedisi.
Jimmy Chin mengakui bahwa mereka harus Vol. 6/1, Januari 2017
mengorbankan jatah makanan selama dua hari
agar dapat membawa peralatan dokumentasi
dan baterai seberat 15 pon. Penggunaan
baterai solar sebagai pengganti baterai biasa
pun tidak dimungkinkan karena matahari
hanya bersinar selama dua jam saja di sana.
Meru merupakan salah satu film
dokumenter terbaik tentang pemanjatan
tebing. Selain angle dan adegan-
adegan menegangkan yang berhasil
terdokumentasikan, substansi dari film ini
juga mampu mendeskripsikan alur cerita
secara mengalir sehingga membangun
perasaan emosional ketika menyaksikannya.
Poster film Meru. di
festival film
Sundance.
Jimmy Chin, Conrad Anker, dan Renan Ozturk di puncak Meru.
majalahjejak.com
Profil
The HimalayaS
Sutradara: Lee Seok-hoon gunung tertinggi, Everest, bersama Moo-
Penulis Skenario: Suo Jieun-min taek pun lenyap. Moo-taek akhirnya menjadi
Pemain: Hwang Jung-min, Jung ketua bagi tim pendaki Gunung Everest di
Woo, Jo Sung-ha, Kim In-kwon, Ra sebuah kesempatan. Setelah keberangkatan
Mi-ran, Kim Won-hae, Lee Hae- Moo-taek, kabar buruk dari Everest sampai
yeong, dan Jeon Bae-soo kepada Hong-gil. Moo-taek dan rekannya
yang berusaha menggapai puncak Everest
Jejak BERBICARA soal pegunungan Himalaya dinyatakan tewas. Hong-gil merasa sangat
tidak melulu soal keberhasilan terpukul atas musibah yang menimpa
menggapai puncak bersalju tertinggi sahabatnya. Setahun kemudian, Hong-gil
38 dunia itu. Sebagaimana halnya dalam film membentuk tim ekspedisi demi mencari
jasad Moo-taek dan dua korban lainnya untuk
Vol. 6/1, Januari 2017 The Himalayas yang justru berkisah tentang dibawa pulang.
persahabatan di antara pendaki gunung
salju. Drama pertaruhan nyawa dan
pengorbanan demi menemukan jasad sahabat
Film ini diangkat dari kisah nyata
persahabatan antara seorang pendaki Poster film the Himalayas.
terkenal asal Korea bernama Uhm Hong-
gil (diperankan oleh Hwang Jung-min)
dan pendaki muda bernama Park Moo-
taek (diperankan oleh Jung Woo). Cerita
diawali penolakan Hong-gil untuk menjadi
pendamping pendakian bagi Moo-taek
yang pernah membahayakan dirinya sendiri
ketika mendaki. Namun, takdir berkata lain
saat mereka kembali dipertemukan. Hong-
gil mulai mendidik dan melatih Moo-taek
hingga menjadi rekan pendakian yang dapat
dipercaya oleh Hong-gil. Ikatan keduanya
pun semakin kuat seiring dengan latihan
yang keras.
Tak disangka, cedera kaki yang diderita
Hong-gil membuatnya harus pensiun dari
pendakian. Harapannya untuk mendaki
Majalah Jejak 2017
Adegan Uhm Hong Gil dan timnya mencari jasad temannya yang tewas.
dalam The Himalayas mampu membuat hati Kemudian, cerita sampai pada titik ketika Jejak
para penonton terenyuh. Biasanya, film-film mereka harus menyerah kepada Everest
yang mengangkat tema “pendakian” adalah dan merelakan jasad para sahabat mereka. 39
film yang mempunyai penekanan pada suka- Di kondisi inilah The Himalayas semakin
duka untuk sampai di puncak. Namun, fokus memikat hati penonton, menghadirkan situasi Vol. 6/1, Januari 2017
cerita The Himalayas sangat berbeda dari yang sangat emosional ketika pengorbanan
lazimnya film pendakian. Gejolak emosi, besar Hong-gil dan timnya harus diikhlaskan
perseteruan, dan kondisi medan yang tak dengan hasil yang negatif.
mendukung selama pendakian mengajarkan
kepada penonton arti dari jalinan ikatan Film yang disutradarai oleh Lee Seok-
pertemanan. Sepanjang film, penonton akan hoon ini menjadi tontonan terlaris yang
disuguhkan dengan ajaran moral, seperti berhasil membuat penontonnya riuh dengan
saling menghargai, mengalah pada ego, tawa dan tangis haru. The Himalayas juga
berjuang untuk bertahan hidup di medan yang berhasil sampai di puncak Box Office Korea
tak kenal kompromi, dan mempertahankan Selatan mengalahkan film Star Wars: The
tekad agar dapat pulang membawa jasad Force Awakens.*
sahabat.
Sumber foto: CJ Entertainment
Adegan menahan dingin ketika cuaca ekstrim.
majalahjejak.com
Profil
SOKOLA RIMBA
Judul Buku: Sokola Rimba
Penulis : Butet Manurung
Penerbit: PT Kompas Media Nu-
santara, Jakarta
Tahun Terbit: 2013
Detail Buku: xxviii + 348 hlm; 14
cm x 21 cm
Jejak BUTET Manurung yang lulusan maju, tetapi juga dari berbagai ancaman
40 Antropologi Unpad rela kerusakan hutan oleh oknum yang tidak
meninggalkan kehidupan bertanggung jawab. Ancaman kerusakan
kota demi hidup di belantara hutan hutan yang disinggung dalam Sokola
Vol. 6/1, Januari 2017 Sumatera, Taman Nasional Bukit Rimba akan membawa pembaca larut
Duabelas bersama Orang Rimba. Kisah dalam cerita. Menurut Butet, kerusakan
kehidupan selama di rimba itu ia catat hutan harus dihindari, apapun dalih
dalam buku harian. Catatan-catatan itu yang digunakan. Dan, memberikan
dapat kita temukan dan nikmati dalam pembelajaran kepada orang-orang
buku Sokola Rimba. Rimba, menurut Butet, adalah langkah
awal agar mereka tidak mudah dikelabui
Kehidupan rimba seorang manusia oleh niat jahat orang-orang yang hendak
kota bersama suku nomaden menjadi mengeksploitasi tempat tinggal mereka.
daya tarik tersendiri dalam buku ini. Di
samping kisah Butet dalam memberikan Selain merekam rupa-rupa persoalan
pembelajaran baca tulis demi kehidupan rimba, buku ini juga menjadi
memangkas jarak peradaban Orang cara untuk menyuarakan himpitan orang-
Rimba dengan modernitas yang terus orang pedalaman Jambi. Sokola Rimba
bergerak maju, ia juga merekam setiap yang telah difilmkan pada November
perbedaan kehidupan dalam rimba. 2013 ini cocok dibawa saat melakukan
Salah satu pengalaman menariknya perjalanan sebagai pengingat bahwa alam
saat di hutan rimba, yaitu ketika ia harus harus terus dijaga dan suku asli tempat
lari terbirit-terbirit demi menghindari perjalanan tidak boleh terpinggirkan dari
kejaran beruang. tanah mereka sendiri.*
Orang-orang Rimba tidak hanya Sumber foto: Google
bertahan dari peradaban yang semakin
Majalah Jejak 2017
Jejak Vol. 6/1, Januari 201741
majalahjejak.com
Adidas Men’s Climacool
Pelampung Boogie tipe Boat Pure Water Shoe
Mahakam
ADIDAS Men’s Climacool Boat Pure
PELAMPUNG Boogie merupakan Water Shoes adalah teman bagi
produksi dalam negeri yang pegiat olahraga air seperti arung
dibuat dari bahan berkualitas baik, jeram, kayak, dan layar. Sepatu ini dilengkapi
yakni torin dan koralon. Pelampung ini dibuat TRAXION™ rubber outsole sehingga bisa
mengeluarkan air dengan cepat. Sepatu ini
juga mudah mencengkeram permukaan licin.
berdasarkan pengalaman yang didapat selama Selain didesain untuk menjaga kaki
berkecimpung di olahraga air seperti arung tetap kering, teknologi climacool juga mampu
jeram dan kayak. Karena itu nyaman dipakai menjaga sirkulasi udara di dalam sepatu.
dan keamanannya pun bisa diandalkan. Permukaannya yang berjala membantu
Boogie mengeluarkan berbagai mengurangi panas berlebihan dan menjaga
macam tipe pelampung, salah satunya tipe kulit tetap lembab. Adidas Men’s Climacool
Mahakam. Selain mengapungkan badan, tipe Boat Pure Water Shoes tersedia juga dalam Jejak
Mahakam ini juga dirancang untuk membuat warna yang cerah.*
wajah tetap berada di atas permukaan air.
Selain di air tawar, pelampung Boogie tipe 43
Mahakam juga bisa dipakai di air asin.*
, Vol. 6/1, Januari 2017
e,
g,
uh
Tech Spec:
Upper material: CimaCool mesh
(heels, tongue) EVA
Closure: lace
Midsole: Climacool toolinng
Sole: Traxion rubber
Sumber foto: Google
majalahjejak.com
JejakINFOGRAFIS
Vol. 6/1, Januari 2017Profil
44
Majalah Jejak 2017
Jejak
45 Vol. 6/1, Januari 2017
Infografis oleh Emira Fajarini
majalahjejak.com
EPVrEoNfTilREPORT
WILDLIFE CONSERVATION SOCIETY
KAMPANYEKAN PEDULI SATWA LIAR
Jejak DALAM rangka memperingati untuk dijadikan makanan dan obat. Selain itu,
Hari Satwa Liar Sedunia Wildlife diceritakan juga hilangnya habitat asli satwa
Conservation Society-Indonesia liar akibat pembukaan lahan perkebunan dan
Program bersama Departemen Filsafat, pembangunan. Upaya mencegah perburuan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya manta—sejenis ikan pari-- di Lamakera, Nusa
Universitas Indonesia dan Mapala UI Tenggara Timur menjadi salah satu bagian
mengadakan pemutaran film “Racing dalam film ini.
Extinction” di Auditorium FIB UI, Depok.
Pemutaran film ini bertujuan untuk Diskusi dan tanya jawab digelar seusai
meningkatkan kesadaran masyarakat pemutaran film. Pembicaranya Dosen Filsafat
terhadap ancaman kepunahan beberapa UI Sarasdewi dan Species Conservation
satwa liar dan tumbuhan. Specialist, Wildlife Conservation Society
Wulan Pusparini. Melalui kegiatan ini,
Film dokumenter yang disutradarai masyarakat diharapkan ikut serta dalam
Louie Psihoyos dan didanai Tesla Motors ini kampanye #startwith1thing, yaitu komitmen
46 bercerita tentang kepunahan masal satwa untuk melakukan satu hal setiap hari untuk
mencegah kepunahan.*
Vol. 6/1, Januari 2017 liar serta upaya para ilmuwan dan aktivis
lingkungan untuk melawan kepunahan Teks oleh Iqra Ardini
itu. Film ini menggambarkan ancaman Foto oleh Aulia Farazenia
kepunahan melalui perdagangan satwa liar
Suasana diskusi di Auditorium FIB. Kampanye #startwith1thing.
Majalah Jejak 2017
LiPI Ajak Masyarakat kembangkan
potensi wisata Pulau Pari
Virgin Beach, aset wisata di Pulau Pari. Sayangnya, perkembangan ini Jejak
tak diimbangi pengetahuan dan
LEMBAGA Ilmu Pengetahuan Indonesia kemampuan yang cukup. 47
menggelar Forum Group Discussion
dengan sejumlah komunitas peduli Para peserta juga diajak Vol. 6/1, Januari 2017
lingkungan pada 19-20 Mei lalu di Pulau Pari, berkeliling Pulau Pari agar bisa
Kepulauan Seribu. Forum ini merupakan melihat sejumlah masalah lain,
bagian dari program Sahabat Pulau Pari seperti imbas reklamasi Pulau
yang diinisiasi LIPI untuk memberdayakan Tengah terhadap ekosistem
masyarakat di pulau itu. Dalam forum di Pulau Pari dan Pulau
tersebut, LIPI mengajak peserta bertemu Kongsi. Selain itu, peserta
langsung dengan masyarakat Pulau juga mendapat kesempatan
Pari untuk mengetahui masalah dalam snorkeling di sekitar Pulau Pari
pengembangan potensi pariwisata di sana. sambil melihat kondisi terumbu
karang di sana, baik yang masih
Pada mulanya, mayoritas penduduk dalam bagus maupun tercemar.
Pulau Pari bekerja sebagai nelayan. Namun, Setelah mengetahui permasalahan dan
seiring kemajuan wisata di pulau itu, kebutuhan masyarakat Pulau Pari, peserta
banyak penduduk yang beralih pekerjaan. diminta mendiskusikan berbagai upaya
Perkembangan pariwisata membuat untuk mengembangkan potensi pariwisata
kreativitas usaha masyarakat meningkat. di pulau itu. Hasil diskusi akan dianalisis dan
Misalnya, banyak penduduk yang kemudian dijadikan program kerja Sahabat Pulau Pari.
membuka usaha catering, oleh-oleh, Program-program kerja itu diharapkan bisa
penginapan, dan menjadi pemandu wisata. memajukan dan mengembangkan pariwisata
di Pulau Pari.*
Teks dan foto oleh Ni Putu Velda
Saat Berorientasi di Pulau Pari.
majalahjejak.com
Jejak Profil
Vol. 6/1, Januari 201748
Majalah Jejak 2017
Jejak Vol. 6/1, Januari 201749
majalahjejak.com