i
i Pendidikan Seni Musik KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Berkat rahmat dan Karunianya sehingga Buku ini dapat diselesaikan dengan judul "Pendidikan Seni Musik” sebagai pegangan dalam mempelajari dan memahami Pendidikan Musik. Adapun materi yang dibahas dalam buku ini sudah disesuaikan dengan garis-garis besar Pendidikan Seni Musik. Buku ini diharapkan bisa membantu dalam memahami materi-materi yang terdapat dalam pembelajaran Pendidikan Seni Musik. Dalam penyusunan buku ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik materi serta teknis penyusunannya. Oleh karena itu setiap penggunaan buku ini baik dosen, mahasiswa maupun pihak lain yang terkait diharapkan dapat memberikan balikan yang akan dimanfaatkan sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan buku ini. Tidak lupa pula saya ucapkan Terima Kasih kepada seluruh orang – orang yang ada disekitar saya karena sudah mendukung dan memberi saya semangat dalam mengerjakan tugas – tugas saya, saya ucapkan kepada orang tua dan sahabat saya yang selalu mendukung perkuliahan saya dan selalu membangun semangat saya untuk mengerjakan tugas – tugas yang diberi dosen pengampu. Dan tidak lupa pula saya ucapkan Terima Kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknologi Informasi Dan Komunikasi yang telah memberikan arahan bagaimana cara membuat e-book ini. Medan, 20 Maret 2023
ii Pendidikan Seni Musik DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................ i DAFTAR ISI............................................................................................................... ii BAB I Pengenalan Unsur-Unsur Musik .................................................................. 1 A. Latar Belakang....................................................................................................... 1 B. Unsur-Unsur Musik ............................................................................................... 2 BAB II Komponen PBM Seni Musik di SD............................................................. 5 A. Tujuan Belajar........................................................................................................ 5 B. Murid Yang Belajar ............................................................................................... 6 C. Kreativitas Dalam Pembelajaran Seni ................................................................... 6 D. Sarana Dan Media Pengajaran Musik.................................................................... 7 E. Materi dan Bahan Pengajaran Musik..................................................................... 9 F. Metode Pengajaran Musik ..................................................................................... 9 BAB III Pelaksanaan Praktik Musik....................................................................... 12 A. Kegiatan Mendengarkan Musik (Hearing) ............................................................ 12 B. Kegiatan Bernyanyi (Singing) ............................................................................... 13 C. Kegiatan Bermain Musik (Playing) ....................................................................... 14 D. Kegiatan Bergerak Mengikuti Musing (Moving) .................................................. 16 E. Kegiatan Membaca Musik (Reading).................................................................... 17 F. Kegiatan Kreativitas Murid.................................................................................... 18 BAB IV Penilaian Evaluasi Praktik Musik ............................................................. 19 A. Latar Belakang....................................................................................................... 19 1. Penilaian Mendengarkan Musik ...................................................................... 21 2. Penilaian Bernyanyi......................................................................................... 23 3. Penilaian Bermain Musik................................................................................. 24 4. Penilaian Bergerak Mengikuti Musik .............................................................. 24 5. Penilaian Membaca Musik............................................................................... 25 6. Penilaian Kreativitas Murid ............................................................................. 26 7. Teknik Penilaian Hasil Belajar Musik ............................................................. 27 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 30
1 Pendidikan Seni Musik BAB I Pengenalan Unsur – Unsur Musik A. Latar Belakang Kegiatan pengalaman musik yang utaman dalam mempelajari unsurunsur musik ini ialah kegiatan bernyanyi. Kita dapat memilih lagu-lagu yang telah dikenal atau lagu-lagu yang mudah untuk dipelajari dan disenangi oleh anak-anak. Lagu- lagu tersebut kita sebut sebagai "Lagu Model", yang akan digunakan sebagai sumber pemabahsan unsur-unsur musik yang terkandung didalamnya. Lagu-lagu ini dinyanyikan atau diajarkan melalui pendengaran, yaitu dengan meniru dan menghafalnya, bukan dengan teknik reading karena kita belum mengajarkan bagaimana sistem notasi. Pembahasan unsur-unsur musik dalam bab ini akan kita bagi atas lima unsur musik yaitu Sasaran Belajar A (Irama), B (Melodi), C (Harmoni), D (Bentuk/Struktur Lagu), dan E (Ekspresi). Dalam lagu birama 4/4, crotchet bernilai satu ketukan karena pada tanda birama tersebut angka yang yang terdapat diatas menunjukan jumlah pola tekanan untuk setiap birama sedangkan angka yang berada dibawah nada mana yang harus bernilai satu ketukan. Atau dengan kata lain menunjukan jenis not yang mana yang dijadikan satuan ketukan, dalam hal ini tentu saja nada seperempat karena angka yang terletak dibawah ialah empat. Dalam
2 Pendidikan Seni Musik irama 4/2 maka yang bernilai satu ketuk ialah not ½. Konsekuensinnya not ¼ berubah nilainya menjadi setengah ketukan. Irama pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu irama menari dengan pola hitungan tiga atau disebut dengan triple, irama berbaris dengan pola hitungan dua atau duple dan irama umum dengan pola hitungan empat quadruple (Muttaqin, 2008 p.104). Walaupun demikian dalam perkembangannya ada juga irama yang merupakan kombinasi diantara iramairama tersebut. Misalnya irama 5/4 adalah kombinasi antara triple dan duple. Irama 7/4 adalah kombinasi dari triple dan quadruple. B. Unsur – Unsur Musik 1. Irama Irama adalah uruatan rangakaian gerak yang menjadi unsur dasar dalam seni musik, Irama dalam musik terbentuk dari perpaduan sekelompok bunyi dan diam dengan bermacam-macam lama waktu atau panjang-pendeknya, yang membentuk pola irama yang bergerak menurut pulsa atau ayunan birama. Penggunaan istilah yang berhubungan dengan irama ini bermacammacam, dan berasal dari istilah-istilah Bahasa asing. Ritme berasal dari rhythme (Belanda), ritem dari rhythm (Inggris) dll. Perbedaan istilah ini dipakai karena belum adanya pembakuan istilah untuk bidang musik. Dalam bahan ajar ini kita akan menggunakan istilah irama sebagai unsur dasar musik, yang mencakup pulsa/ketukan, birama dan pola irama.
3 Pendidikan Seni Musik 2. Melodi Melodi ialah susunan rangkaian nada (bunyi dengan gelaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama, dan mengungkapkan suatu gagasan. Bunyi adalah peristiwa getaran. Getaran bunyi dapat cepat dan dapat pula lambat. Jika suatu sumber bunyi bergetar dengan cepat maka bunyi yang dihasilkannya tinggi, umpamanya bunyi gerincingan. Jika getaran sumber bunyi itu lambat, maka bunyi yang kedengaran rendah, umpamanya bunyi tambur besar. Nada ialah bunyi yang dihasilkan oleh suatu sumber bunyi yang bergetar dengan kecepatan getar yang teratur Kecepatan getar sumber bunyi ini dinamakan frekuensi, dapat diukur dengan menghitung jumlah getarnya dalam satu detik, umpamanya 100 kali getar dalam satu detik. Frekuensi tersebut dituliskan dengan memakai cyclesper seconde (saikel per sekon), jadi 100 cycles per seconde, disingkat c/s. Tingginada (pitch) ditentukan oleh banyak frekuensi getarannya. Makin banyak frekuensinya makin tinggi nadanya. Tinggi nada ini mempunyai satuan ukuran pula, yaitu nada a' = 440 c/s. 3. Harmoni Harmoni menurut Bonaoe (2003, p.192) adalah suatu keselarasan atau keindahan, dengan kenyataan itu maka pngeahuan harmoni akan terbentuk pada dua kemungkinan yaitu slearasa atau tidak selaras indah atau tidak indah., semuanya dibahas dalam ilmu pengetahuan harmoni musik. Harmoni dapat diibaratkan sebagai otak dalam suatu karya musik. Landasan harmoni ialah susunan vertikal yang biasanya terdiri dari tiga atau empat nada.
4 Pendidikan Seni Musik 4. Bentuk/Struktur Lagu Bentuk/Struktur Lagu ialah susunan serta hubugan antara unsur-unsur musik dalam suatu lagu sehingga menghasilkan suatu komposisi atau lagu yang bermakna. Dasar pembentukan lagu ini mencakup pegulangan suatu bagian (repetisi), pengulangan dengan macam-macam perubahan (variasi, sekuens) atau pemahaman bagian baru yang berlainan berlawanan (kontras), dengan selalu memperhatikan keseimbangan antara pengulangan dan perubahannya. 5. Ekspresi Ekspresi dalam musik ialah ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup semua nuansa dari tempo, dinamik, dan warna nada dari unsurunsur pokok musik, dalam pengelompokan frase (phrasing) yang diwujudkan oleh seniman musik atau penyanyi, disampaikan kepada pendengarnya
5 Pendidikan Seni Musik BAB II Komponen PBM Seni Musik di SD A. Tujuan Belajar Pengajaran musik di SD adalah bagian dari pendidikan. Keseluruhan anak pada tahapan pembentukan kepribadiannya dalam rangka menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, seperti yang kita cita-citakan bersama. Untuk melaksanakan pengajaran musik di SD hendaknya kita memiliki rumusan tujuan pembelajaran musik tersebut, agar dalam pelaksnaannya kita dapat selalu berpedoman kepada tujuan yang hendak kita capai. Rumusan tujuan peengajaran musik sangat beragam, akan tetapi tidak boleh berlawanan dengan tujuan yang tertera dalam kurkikulum yang berlaku. Salah satu alternatif rumusan tujuan pengajaran musik di SD dapat dibuat sebagai berikut untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi rasa keindahan yang dimiliki murid melalui pengalaman dan penghayatan musik, kemampuan mengungkapkan dirinya melalui musik, kemampuan menilai musik melalui selera intelektual dan selera artistic sesuai dengan budaya
6 Pendidikan Seni Musik bangsa sehingga memungkinkan murid untuk mengembangkan kepekaan terhadap dunia sekelilingnya, serta dapat mengembangkan secara mandiri mengenai aspek pengetahuan dan kemampuannya dalam bermusik. B. Murid Yang Belajar Proses belajar mengajar dapat terjadi bila ada yang belajar. Yang belajar alah murid. Murid-murid ini datang dari lingkungan yang berbedabeda. Lingkungan yang selalu memperdengarkan musik akan mempercepat perkembangan rasa musik anak. Pengalaman mendengar dan meniru suara yang sering dilakukan anak itu akan memberikan kemampuan bernyanyi kepadanya sehingga waktu masuk SD ia sudah dapat menyanyikan beberapa lagu dengan cukup baik. Pengajaran musik yang dimulai dengan kegiatan bernyanyi akan memberikan kesenangan baginya dan segera dapat dikutinya. Di samping itu ada pula anak yang sejak masa kecilnya jarang mendengar musik, sehingga pengajaran yang dimulai dengan kegiatan bernyanyi merupakan hal yang asing baginya. Bagi anak tersebut pengajaran musik mungkin agak membingungkan dan tidak segera dapat diikutinya. Anak seperti ini haruslah banyak mendapat pengalaman musik melalui kegiatan bernyanyi bersama-sama dengan teman-teman di kelasnya. C. Kreativitas Dalam Pembelajaran Seni Untuk dapat melaksanakan pengajaran musik di SD dengan baik guru harus memahami peranan komponen - komponen proses belajar-mengajar serta hubungan saling keterkaitanniya dalam pengajaran musik. Guru yang mengajar itu hendaklah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, yang antara lain adalah sebagai berikut
7 Pendidikan Seni Musik a. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam bidang musik, sehingga menguasai isi atau materi pengajaran musik yang disajikan. b. Memiliki pengetahuan dan pandangan teatang sifat dan hakikat musik itu sendin, sifat dan hakikat proses belajar musik, serta sifat dan hakikat pengajaran musik. c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan bernyanyi dengan menggunakan teknik bernyanyi yang baik. d. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memainkan alat- alat musik yang digunakan dalam memberikan pengajaran musik. e. Memiliki pengetahuan dan kemampuan menggunakan berbagai macam metode penyajian yang diperlukan untuk memberikan pengajaran musik. f. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menjajagi tingkat pengetahuan. keterampilan, dan tingkat kematangan murid, untuk dapat menentukan materi dan bahan pengajaran musik yang sesuai bagi murid - muridnya: guru haruslah cepat dapat melihat bagian mana dari materi dan bahan pengajaran itu yang sudah dikuasai murid dan mana pula yang belum mereka ketahui. Pengajaran harus selalu disesuaikan dengan tingkat kemampuan murid untuk menerimanya. g. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memilih dan menentukan lagu- lagu atau komposisi musik yang sesuai dengan kondisi murid-murid, sebagai bahan pengajaran untuk menyampaikan materi pengajaran musik. h. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mencari dan memilih serta menggunakan sarana dan media yang dapat digunakan untuk memberikan pengajaran musik. Memiliki keterampilan memberikan bahan pengajaran melalui kegiatan pengalaman musik. D. Sarana Dan Media Pengajaran Musik Pengajaran musik diberikan melalui kegiatan pengalaman musik, yang menimbulkan bermacam - macam bunyi. Oleh sebab itu seyogianyalah
8 Pendidikan Seni Musik pengajaran musik ini dilaksanakan di dalam kelas yang khusus dan agak terpisah, sehingga tidak mengganggu kelas-kelas lain yang sedang belajar pada waktu yang sama. Untuk menuntun murid-murid dalam kegiatan pengalaman musik ini hendaknya dapat disediakan alat musik pengiring yang dapat digunakan, dan sebaiknya dapat disediakan sebuah piano. Piano berguna pula untuk menjelaskan materi pengajaran musik kepada murid. Jika tidak ada piano di sekolah dapat juga digunakaa alat musik keyboard yang lain seperti organ atau akordion. Jika organ atau ekordion pun tidak ada, sekurang-kurangnya guru harus dapat menyediakan sebuah gitar. Untuk membahas unsur irama hendaknya dapat disediakan alat-alat perkusi rama seperti kastanyet, triangel, tamburir, gendang, simbal, dan sebagainya. Seandainya alat perkusi irama ini belum dapat disediakan, dapat saja digunakan benda-benda yang ada di sekeliling kita seperti batu, kayu, pensil, botol, buku. kertas, kursi, meja, dan apa saja yang dapat menghasilkan bermacam-macam warna bunyi. Di samping itu untuk dapat memahami makna kecepatan atau tempo lagu perlu pula disediakan sebuah metronom. Untuk membahas unsur melodi hendaknya dapat disediakan alat-alat musik melodi seperti glockenspiel, silafon, melodika, pianika, rikorder, harmonika, atau alat musik melodi apa saja yang dapat disediakan seperti kolintang, angklung, suling bambu, dan sebagainya. Untuk menentukan tinggi nada disediakan pula garpu tala dan puput tala. Untuk membahas unsur harmoni hendaknya dapat disediakan alat musik barmoni seperi harmonika akor, ukulele, gitar, atau kalau mungkin disediakan otobarpa, yaitu sejenis kecapi yang dapat menghasilkan beberapa macam bunyi akor sesuai dengan yang diinginkan.
9 Pendidikan Seni Musik E. Materi dan Bahan Pengajaran Musik Pengajaran musik ialah pengajaran tentang kemampuan bemusik dengan memahami arti dan makna dari unsur-unsur musik yang membentuk suatu lagu atau komposisi musik, yang disampaikan kepada murid melalui kegiatan-kegiatan pengalaman musik. Unsur-unsur musik sebagai materi pengajaran musik itu merupakan suatu kesatuan yang berkaitan erat, membentuk sebuah lagu atau komposisi musik. Untuk kepentingan pembahasan materi pengajaran musik, uasur-unsur musik itu kita bagi atas lima kelompok, seolah-olah dapat dipisah- pisahkan, yaitu kelompok irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu, dan ekspresi. Kelima kelompok unsur musik inilah yang dijadikan pokok bahasan yang esensial dengan subsub pokok bahasan dan uraiannya. Kegiatan pengalaman musik merupakan kegiatan belajar aktif dengan menggunakan lagu-lagu atau komposisi musik sebagai bahan pengajaran. Lagu- lagu yang dipilih haruslah yang berisi materi pengajaran yang akan dibahas sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan murid, dan yang secara umum disenangi oleh murid-murid. Setelah murid mengalami dan menghayati lagu atau komposisi musik yang digunakan barulah kita membahas materi pengajaran yang terdapat di dalam lagu, yaitu yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok bahasan yang akan dipelajari. Bahan pengajaran yang digunakan harus betul-betul dikuasai dan dihayati oleh guru, dan guru haruslah memanfaatkan kemampuan terbaiknya dalam menyampaikan bahan pengajaran tersebut, sehingga menimbulkan kekaguman dan kepercayaan murid. F. Metode Pengajaran Musik Metode pengajaraa musik ialah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan suatu pengajaran musik secara bertahap menurut tingkat urutan yang logis. Metode pengajaran musik ini didasarkan atas tahapan ingkat urutan
10 Pendidikan Seni Musik kegiatan belajar musik. Urutan kegiatan belajar musik haruslah mengikuti tahapan syarat tingkat urutan kemampuan bermusik dan tingkat urutan materi pengajaran musk yang logis, Metode yang digunakaa seorang guru musik akan sangat tergantung kepada pandangannya tentang sifat dan hakikat musik itu sendiri, sifat dan ha belajar musik. Metode pengajaran musik itu banyak macamnya, seperti metode ceramah tanya-jawab, demonstrasi, drill (latihan), tugas, dan sebagainya. Akan telapi tidak ada satu pun dari metode itu yang sempurna atau terbaik untuk pengajaran musik. Setiap pelaksanaan pengajaran musik itu akan menggunakan gabungan dari beberapa metode. Metode-metode mana yang digabungkan dan berapa perbandingan penggunaan masing-masing metode itu sangat tergantung kepada kemampuan guru yang melaksanakannya, dan tergantung pula kepada situasi dan kondisi saat pengajaran itu berlangsung. Calon guru musik dianjurkan untuk sebanyak mungkin menghadiri dan mengamati guru-guru yang telah berhasil bak dalam pengajaran musik. Perhatikanlah faktor-faktor yang telah membawa keberhasilan guru itu dalam pengajaran musik. Akan tetapi haruslah diingat bahwa tidak mungkin cara guru yang telah berhasil itu ditiru bulat-bulat secara keseluruban. Pribadi manusia itu berbeda-beda. Tidak ada dua manusia yang sama betul di atas dunia ini. Calon guru dapat meniru cara-cara yang telah membawa keberhasilan itu, yang sesuai dengan pribadinya. Gunakanlah segi kekuatan yang dipunyai, dan janganlah takut-takut menggunakan cara-cara sendiri yang sesuai dengaa kekuatan pribadi itu, asal dalam pelaksanaannya selalu mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai. Untuk memperoleh pandangan yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan pendidikan musik dewasa ini, dan agar mendapatkaa pandangan yang dapat kita terapkan kepada pelaksanaan pengajaran musik untuk muridmurid kita dengan lebih baik, maka marilah kita tinjau pandangan-pandangan
11 Pendidikan Seni Musik dan beberapa tokoh pendidikan musik dunia yang telah banyak usahanya dalam pengembangan pendidikan musik ini. Dalcroze (1865-1950) mengemukakan bahwa pelajaran tcori musik haruslah dbenkan melalui bunyi musik itu sendiri, sehingga anak-anak mendengar alunan bunyi tersebut, meaghayati apa yang dinamakan tangga nada, interval, dan akornya. Selanjutnya dikatakan bahwa irama ialah unsur musik yang paling dasar yang dapat mempengaruhi seluruh jaringan otot, syaraf, bahkan seluruh organ tubuh manusia. Bila sesecrang ikut membirama lagu yang dinyanyikannya sendiri, maka penyajiannya akan lebih hidup, dan tampaknya tercapai suatu kepaduan antara fisik dengan nyanyiannya itu, Latihan-latihan harus diarahkan kepada "rasa", bukan hanya kepada "otak". Pengajaran musik yang ideal menggunakan unsur-unsur musik yang terdapat dalam lagu yang digunakan sebagai bahan untuk pengalaman musik seperti irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu, dan ekspresi, untuk dianalisis sampai memperoleh kesimpulan pada tingkat berpikir abstrak, melambangkan, dan menuliskaa notasinya. Pengajaran musik yang baik selalu mengikuti pola pelaksanaan sebagai berikut, yaitu pengalaman, pengkategoiian, pelambangan, dan penulisan.
12 Pendidikan Seni Musik BAB III Pelaksanaan Praktik Musik A. Kegiatan Mendengarkan Musik (Hearing) Mendengarkan musik bukanlah hal yang aneh sekarang ini. Kita sering mendengarkan dari televisi, radio, pita-pita rekaman dengan menggunakan macam-macam sistem suara. Rumah, kantor, toko, restoran, bahkan pedagang kaki lima dan pedagang keliling pun banyak pula yang menggunakan musik. Orang-orang di sekelilingnya tentu mendengarkan musik ini. Akan tetapi cara orang-orang mendengarkan musik ini tidak sama. Ada yang senang mendengarkan musik sayup-sayup sambil bekerja, atau senang mendengarkannya dengan santai sambil beristirahat. Mendengarkan musik dengan cara tersebut tidak ada salahnya, akan tetapi cara ini tidak memberikan manfaat untuk peningkatan pengetahuan seseorang tentang musik. Ada pula orang yang senang mendengarkan musik sambil berkhayal tentang masa-masa lalu, atau berkhayal mengasosiasikan-nya dengan cerita-cerita seperti dalam film di bioskop. Cara ini pun tidak menambah pengetahuan orang itu tentang musik.
13 Pendidikan Seni Musik Cara mendengarkan musik yang akan kita ajarkan kepada anak-anak ialah untuk memupuk dan meningkatkan rasa keindahan musik serta memberi pengetahuan dan pemahaman tentang unsur-unsur musik, melalui bunyi musik yang didengarkan. Belajar mendengarkan musik ialah mengamati penggunaan unsur-unsur musik yang sudah dipelajari, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu yang terdapat dalam musik itu, dan memperhatikan warna nada dari alat-alat musik yang digunakan, serta mutu ungkapan musik yang dihasilkan oleh bunyi berbagai alat musik itu. B. Kegiatan Bernyanyi (Singing) Kegiatan berayanyi merupakan kegiatan utama dalam pengajaran musik di SD. Murid-murid dibimbing menyanyikan lagu-lagu yang kita namakan lagu model. Yang dimaksud dengan lagu model ialah lagu yang sengaja dipilih, yang mengandung unsur-unsur musik yang akan diajarkan, seperti irama, melodi, bentuk komposisi, paduan nada, warna nada, unsur ekspresif, dan sebagainya. Murid-murid tak perlu mengetahui bahwa kita akan mengajarkan unsur-unsur yang terdapat di dalam lagu model itu. Haruslah diusahakan agar murid-murid dapat menyanyikan lagu model itu dengan gembira dan bersenang-senang. Sebelum bernyanyi haruslah ditentukan dulu tinggi nada yang sesuai dengan wilayah suara murid-murid. Janganlah mulai bernyanyi hanya dengan tinggi nada yang dikira-kira saja, sebab cara ini dapat merusak suara anakanak. Secara umum, suara anak-anak itu dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu suara tinggi c¹ sampai dengan f², dan suara rendah dari a sampai d². Kalau lagu "Potong Bebek Angsa" yang dijadikan lagu model itu dinyanyikan dengan doremi, kita akan mengetahui bahwa, nada terendah dalam lagu itu adalah sol rendah (s), dan yang tertinggi pada la (1), atau nadanada yang digunakan dalam lagu ini ialah s₁ I, dr mfs I.
14 Pendidikan Seni Musik C. Kegiatan Bermain Musik (Playing) 1. Alat Musik Irama Irama ialah unsur dasar musik, yang bergerak dalam matra waktu. Dalam pengajaran musik kecepatan waktu gerak irama itu disebut tempo. Dengan alat musik irama kita dapat memperdengarkan tempo untuk bergeraknya puisa, birama, pola irama rata/tidak rata, sinkop, pola irama lagu, ostinato irama. Genderang atau side drum/snare drum terbuat dari kayu atau logam berbentuk silinder pendek, yang kedua belah permukaannya ditutupi dengan kulit atau plastik yang direnggangkan. Permukaannya yang menghadap ke atas dipukul dengan dua batang kayu pemukul genderang, yang berbundaran kecil di ujungnya. Pada permukaan kulit/plastik sebelah bawah ditempelkan dua utas dawal/snare, Jika permukaan genderang sebelah atas dipukul, maka permukaan sebelah bawah bergetar sehingga menghasilkan bunyi yang menggeletar. Bas Drum ialah genderang yang ukurannya lebih besar tanpa dawal, diletakkan ber-diri dengan permukaannya ke samping kiti dan kanan. Bass Drum dibunyikan dengan memukul kedua permukaannya dengan dua batang kayu pemukul yang ukurannya lebih besar dan lebih panjang dari kayu pemukul genderang. Pada ujungnya ada bundaran yang lebih besar, dibalut dengan kain atau baret Ada jenis drum yang ukurannya antara genderang dengan bass drum, tanpa dawai, disebut "tenor drum" atau tim tom. Tamburin juga terbuat dari kayu atau logam berbentuk silinder pendek, tapi jauh lebih kecil dan lebih ringan dari genderang. Permukaannya hanya diregang. Sekeliling silinder kayu/logam yang merupakan bingkainya ditempelkan beberapa pasang piringan logam, schingga kalau tamburin digerakkan kedengaranlah bunyi gemerincing. Tamburin dipegang dengan sebelah tangan dipukul dengan ujung-ujung jari atau seluruh permukaan jari tangan yang sebelah lagi.
15 Pendidikan Seni Musik Kestanyet terbuat dari kayu yang keras berbentuk kulit sepasang Fangkalnya diikat dengan tali dan dipegang di antará ibu jari dan telunjuk, yang bergerak sebagai sumbu dari kedua belahan kayu itu. Jari-jari yang lain digunakan sebagai pemukul serta penutup sepasang kayu itu. Karena ditahan oleh telapak tangan terjadilah benturan kuat, sehingga menimbulkan bunyi yang keras. Untuk memudahkan anak-anak yang baru belajar, kastanyet yang agak terbuka ini dapat diletakkan saja di telapak tangan kiri dan ditepuk dengan tangan kanan. Simbal ialah sepasang piringan lebar yang terbuat dari kuningan. Di tengah tiap piringan itu ada peregangnya dari kulit. Tangan kiri dan tangan kanan masing-macing memegang satu piringan deagan kuat, Apabila piringan kuningan itu dipukulkan kepada piringan yang satu lagi, maka akan terdengarlah bunyi cembrengan yang keras. Satu piringan simbal itu dapat pula dibunyikan dengan kayu pemukul yang ujungnya keras ataupun yang lunak. 2. Alat Musik Melodi Untuk dapat memainkan alat-alat musik melodi ini, mula-mula kita memperkenalkan alat musik melodi yang digunakan, bagaimana bentuknya, Susunannya, bagian-bagiannya, di mana tempat nada-nada doreminya, dengan apa membunyikannya, bagaimana membunyikannya, dan sebagainya. Setelah itu ita berikan latihan memainkan tangga nada dan bermacam-macam interval dengan alat musik melodi. Apabila muridmurid telah mengetahui tempat-tempat nada atau doreminya pada alat musik mekodi itu dan dapat membunyikan nada- nada yang diingiakannya, maka semua lagu model yang sudah dapat dinyanyikannya dengan doremi, akan dapat pula dimainkannya dengan alat musik melodi tesebut. Latihan bermain musik dengan alat musik melodi ini harus dilakukan berulangulang sampai mencapai mutu permainan yang baik.
16 Pendidikan Seni Musik Alat musik melodi ini banyak macamnya seperti glockenspiel, silofon, metalofon, kolintang, suling bambu, recorder, dan sebagainya. Kita akan menggunakan dua macam alat musik melodi dalam buku ini, yaitu glockenspiel dan recorder. 3. Alat Musik Harmoni Alat musik harmoni ialah alat musik yang dapat meaghasilkan bunyibunyi akor yang dikhendaki. Bunyi-bunyi akor digunakan untuk mengisingi lagu-lagu. Alal munik yang dapat menghasilkan bunyi akor ini bermacam-macam, seperti harmonika, ukulele, atoharpa, akordeon, piano, organ dan gitar. Selain dari piano, alat musik harmoni yang agak populer digunakan dan mudah dibawa-bawa adalah gitar. Oleh sebab itu sebaiknya gitar ini pun digunakan dalam pengajaran musik di sekolah. Gitar yang digunakan hendaklah yang baik mutunya, bagus bunyinya, dan enak dimainkan. Kalau pertu, untuk membelinya mintalah petunjuk dari orang yang mengerti tentang alat musik ini. D. Kegiatan Bergerak Mengikuti Musik (Moving) 1. Gerak di tempat. Gerak di tempat yaitu kegiatan menggerakkan bagian-bagian badan seperti tangan ke atas, ke bawah, ke samping, berayun, bertepuk, kepala kekanan, ke kiri, ke depan, ke belakang, berputar, badan dibungkukkan ke depan, ke belakang, ke samping, berputar, pinggang, pinggul, paha, lutut, kaki, dan sebagainya, yang semuanya dilakukan di tempat sambil berdiri, atau duduk jongkok, ataupun berbaring. 2. Gerak berpindah Gerak berpindah ialah kegiatan berpindah tempat yang dilakukan dengan bermacam-macam cara seperti berjalan melangkah, melompat, berlari
17 Pendidikan Seni Musik meluncur, dan sebagainya. Macam-macam gerak di tempat yang sudah dikuasai murid dapat dilakukan sambil berpindah tempat. Hanya harus selalu diingat bahwa murid harus menguasai benar tiap-tiap macam gerak itu satu per satu terlebih dahulu. Macam-macam gerak ini dilakukan mengikuti musik yang diperdengarkan baik dimainkan oleh guru maupun diperdengarkan dari rekaman. E. Kegiatan Membaca Musik (Reading) Membaca musik itu dimulai dengan membaca pola-pola irama, Kegiatan membaca pola irama ini baru dapat diberikan setelah murid-murid mempunyai bayangan penginderaan gerak irama yang cukup kuat. Latihan-latihan membaca pola irama ini dapat diberikan dalam notasi irama yang menggunakan not dan tanda diam perempat, perdelapan, tengahan, dan not penuh. Membaca pola-pola melodi baru dapat diberikan setelah murid-murid dapat membaca pola- pola irama dengan benar, dan telah mempunyai bayangan penginderaan gerak nada atau gerak melodi yang cukup tajam. Latihan-latihan membaca pola-pola melodi ini dapat dilakukan dengan menggunakan notasi huruf, notasi angka, ataupun notasi balok. Notasi mana pun yang digunakan, selalu dinyanyikan dengan doremi. Kecuali untuk keperluan teorinya notasi balok dapat dibaca dengan nama mutlak notnya, yaitu dengan a b. c.
18 Pendidikan Seni Musik Untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang penggunaan balok not untuk notasi musik, pemakaian garis balok dan spasi, maka kita mulai memperlihatkan dan membaca notasi yang menggunakan satu garis balok. F. Kegiatan Kreativitas Murid a) Improvisasi Pengalaman improvisasi ini akan muncul bila tiba-tiba datang inspirasi pada anak untuk membuat melodi atau lagu, baik dengan beryanyi maupun dengan menggunakan alat musik. Waktu munculnya inspirasi itu biasanya pendek, dan tidak dapat dipersiapkan lebih dulu. Oleh sebab itu guru sebenarnya barus siap siaga mengamati bila datangnya inspirasi itu pada anak. Saat yang tepat ini dapat digunakan guru untuk membimbing anak dengan memberikan pengalaman-pengalaman berimprovisasi kepadanya. b) Komposisi Pengalaman komposisi memerlukan waktu yang lebih panjang daripada waktu untuk pengalaman improvisasi. Penyusunan sebuah lagu secara kelompok baik untuk vokal maupun untuk instrumental, mungkin memerlukan beberapa kali jam pengajaran musik untuk penyelesaiannya. Murid harus juga didorong untuk membuat komposisi atau lagu sendiri-sendiri.
19 Pendidikan Seni Musik BAB IV Penilaian Evaluasi Peraktik Musik A. Latar Belakang Penilaian kemajuan pengajaran musik dapat dilihat pada tingkah laku murid sebagai hasil dari belajar musik. Masalah yang khas dalam menilai hasil belajar musik itu ialah bahwa kita harus mengamati beberapa segi tingkah laku sekaligus dalam tingkah laku yang terpadu. Untuk menilai anak yang disuruh menyanyikan sebuah lagu yang sudah dipelajari, maka banyak hal yang harus kita amati dalam waktu yang bersamaan. Walaupun demikian kita harus dapat menganggap masing-masing segi tingkah laku itu terpisah, dan mengamatinya satu per satu, umpamanya: Mutu suara Kemurnian nada Ketepatan irama
20 Pendidikan Seni Musik Kesesuaian gerak Mutu interpretasi dan sebagainya Patokan penilaian ini berbeda-beda bagi guru-guru musik. Kalau diambil contoh secara ekstrim, maka ada dua macam patokan yang sangat berbeda yang dipakai oleh guru-guru musik. Guru golongan pertama akan menilai baik bila anak dapat bernyanyi dengan nada yang murni, irama yang tepat, frase yang benar, dan semua yang sempurna. Guru golongan kedua dengan gampang menilai baik bila anak-anak sudah senang bernyanyi, walaupun terdapat kekurangan- kekurangan seperti nada yang tidak murni, irama yang tidak tepat dan sebagainya Patokan penilaian yang dipakai oleh kedua golongan guru tersebut untuk menilai hasil belajar murid sangat berlebihan, dan tidak boleh kita ikuti. Tingkat ketepatan dan kesempurnaan yang dapat dicapai oleh anak tidak dapat melebihi perkembangan pertumbuhannya, baik mental maupun fisik. Seorang anak yang tidak dapat bernyanyi dengan menggunakan nada yang murni, belum tentu disebabkan oleh rasa musiknya yang kurang Barangkali rasa musiknya cukup baik, hanya mungkin peralatan suaranya yang belum mantap. Ketidaktepatan irama dan ketidaksesuaian gerak, mungkin pula disebabkan oleh pertumbuhan ototnya yang belum cukup untuk gerak yang kita inginkan. Ada pula anak yang pernafasannya sangat pendek, sehingga tidak mungkin dapat menyanyikan satu frase dalam satu pernafasan. Di samping yang disebutkan di atas ada pula perbedaan-perbedaan perorangan pada tiap anak Ada anak yang kurang dalam satu segi, tapi mempunyai kelebihan dalam segi lain. Umpamanya ada anak yang kurang tepat iramanya, tetapi kemurnian nadanya baik sekali. Atau ada anak yang kurang muri nadanya, tetapi ungkapannya baik.
21 Pendidikan Seni Musik Guru harus menemukan cara yang tepat untuk menilai tingkat pemahaman murid akan unsur-unsur musik, dan cara yang tepat untuk menilai keterampilan yang dicapai murid. Penilaian hasil belajar musik melalui tes tertulis saja dengan jawaban benar atau salah, ataupun berupa pilihan ganda dengan satu jawaban yang benar, tidaklah cukup. Tes tertulis semacam itu hanyalah merupakan satu jenis penilaian yang dapat dilakukan. Dalam pengajaran musik sebagian besar penilaian hasil belajar musik itu harus dilakukan melalui pengamatan oleh guru, baik secara informal selama pengajaran berlangsung maupun melalui pengamatan dalam kegiatan yang sengaja diadakan. Yang perlu kita ingat kembali ialah bahwa pengajaran musik ini adalah untuk menanamkan, memupuk meningkatkan, serta mengembangkan pengertian dan pemahaman tentang unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu, dan ekspresi Untuk memperoleh pengertian yang bermakna, unsur-unsur musik tersebut haruslah diberikan atau diajarkan melalui pengalaman musik dalam bentuk kegiatan mendengarkan musik, bernyanyi, bermain musik, bergerak mengikuti musik, membaca musik, dan kreativitas murid. Sekarang marilah kita tinjau penilaian hasil belajar musik itu dari segi pengertian dan pemahaman akan unsur-unsur musik melalui masing-masing kegiatan pengalaman musik. 1. Penilaian Mendengarkan Musik Penilaian mendengarkan musik ini adalah untuk mengetahui tingkat pengertian dan pemahaman murid tentang unsur-unsur musik yang sudah diajarkan. Murid-murid harus dapat mengenal unsur-unsur musik yang terkandung dalam lagu atau komposisi yang diperdengarkan, umpamanya sebagai berikut :
22 Pendidikan Seni Musik a. Pengenalan irama Apakah pulsanya jelas kedengaran atau tidak? Berapakah biramanya? Apakah birama sederhana atau birama susun? Pola iramanya apakah rata, tidak rata, atau sinkop? b. Penghayatan melodi Apakah melodinya bergerak naik, turun, atau datar? Apakah gerak melodi itu banyak melangkah atau melompat? Apakah wilayah nada yang digunakan luas atau sempit? Apakah lagu itu dalam tangga nada Mayor atau minor? c. Penghayatan harmoni Apakah tekstur yang digunakan itu monofoni, homofoni, atau polifoni? Apalah akor-akor yang digunakan banyak yang konsonan atau banyak yang disonan? Apakah lagu itu dalam unisono atau dalam paduan suara? d. Pengenalan bentuk lagu Apakah dalam lagu itu banyak terdapat repetisi, atau variasi, atau kontras? Apakah lagu itu berbentuk satu bagian, biner, atau terner? Bagaimana bentuk keseluruhan lagu itu? e. Penghayatan ekspresi Apakah tempo lagu itu cepat, lambat, atau berubah-ubah? Apalah volume suaranya keras, lunak atau berganti? Apakah warna padanya cerah atau gelap?
23 Pendidikan Seni Musik 2. Penilaian Bernyanyi Penilaian bernyanyi adalah untuk menilai tingkat pengertian dan pemahaman murid tentang unsur-unsur musik yang sudah, diajarkan, dan menilai tingkat keterampilan murid menggunakan suaranya. a. Rasa irama Apakah irama lagunya tepat, atau sekali-kali lari? Apakah ayunan biramanya mantap ? b. Bayangan nada Apakah benyanyi dengan nada yang murni? Apakah tinggi nadanya tetap bertahan sampai akhir lagu? c. Rasa harmoni Apakah nadanya tetap dalam tangga nada yang digunakan? Apakah suaranya berpadu dengan iringan musik? d. Penguasaan frase Apakah frase melodi dinyanyikan dengan benar? Apakah penggunaan tempat-tempat pernafasan sudah tepat? e. Penguasaan ekspresi Apakah mutu nada yang digunakan sesuai dengan jiwa lagu? Apakah tempo lagu dan dinamiknya tepat? Apakah intonasi melodinya sesuai?
24 Pendidikan Seni Musik 3. Penilaian Bermain Musik Patokan untuk menilai tingkat ketepatan dalam keterampilan bermain musik ini harus ditentukan lebih duhulu, disesuaikan dengan tingkat perkembangan pertumbuhan fisik anak. Anak yang sudah dapat memukul glockenspiel dengan mengayunkan lengannya mungkin belum dapat menggunakan jari-jarinya untuk menutup lubang suling rikorder karena pertumbuhan otot kecil lebih lambat. a. Irama Apakah irama bermain musiknya tepat? b. Melodi Apakah melodi yang dimainkan benar? c. Harmoni Apakah perpindahan akor dilakukan pada waktu yang tepat? d. Bentuk lagu Apakah tempat pernafasan sesuai dergan frase melodinya? d. Ekspresi Apakah tempo, dinamik, dan gaya melodinya sesuai? 4. Penilaian Bergerak Mengikuti Musik Tujuan kegiatan bergerak mergikuti musik ialah memberikan pengalaman tanggapan tubuh terhadap unsur-unsur musik. Penilaian diberikan untuk kesesuaian gerak dengan unsur-unsur musik yang didengar, bukan untuk ketepatan gerak tari tertentu atau keindahan gerak tari balet.
25 Pendidikan Seni Musik a. Irama Apakah anak-anak tanggap terhadap pulsa, birama, dan pola-pola irama? b. Melodi Apakah anak-anak tanggap terhadap pada tinggi, nada rendah, garis melodi naik, turun, atau datar? c. Harmoni Apakah anak-anak tanggap terhadap melodi lagu dan terhadap musik pengiring lagu? d. Bentuk lagu Apalah anak-anak tanggap terhadap frase lagu, terhadap repetisi atau kontras? e. Ekspresi Apalah anak-anak tanggap terhadap tempo dan perubahan tempo, dinamik dan perubahan dinamik, artikulasi yang legato dan staccato? 5. Penaan Membaca Musik Penilaian membaca musik dilakukan dengan mengamati bagaimana murid membaca pola-pola notasi musik yang sudah diajarkan, dalam susunan baru yang bermacam-macam a. Irama -Dapatkah anak-anak membaca pola-pola irama yang sudah diajarkan dalam susunan yang baru? b. Melodi Dapatkah anak-anak mengenal nada yang tinggi atau yang rendah melihat garis melodi, dan mengetahui dimana klimaks lagu?
26 Pendidikan Seni Musik c. Harmoni Dapatkah anak-anak mengenal gerak akor dalam harmoni lagu itu? d. Bentuk lagu Dapatkah anak-anak membaca frase lagu dengan menggunakan pernapasan yang tepat? e Ekspresi Dapatkah anak-anak mengikuti tanda-tanda tempo, perubahan tempo, dinamik, perubahan dinamik, intonasi legato atau staccato dalam membaca musik? Hal yang perlu diingat untuk membaca musik ini ialah bahwa pengertian membaca musik di sini haruslah menafsirkan atau memindahkan tanda-tanda atau notas musik menjadi nada-nada dengan memainkan atau menyanyikan lagu yang tertulis dalam notasi musik itu. 6. Penilaian Kreativitas Murid Penilaian kreativitas murid ini sulit untuk ditentukan dengan pasti lebih dahulu. Hal-hal yang sangat sederhana yang dibuat anak tetapi betul-betul merupakan hal yang baru bagi anak itu, dapat dikatakan kreatif, Sampai berapa jauh keaslian hasil yang dibuat anak tidak dapat dinilai dengan pasti. Sebaiknya hasil kreativitas anak yang dianggap baik dijadikan model untuk diamati oleh anak-anak yang lain. untuk dijadikan patokan dalam kegiatankegiatan kreatif selanjutnya. Peranan guru di sini ialah memberi kesempatan, mendorong, memberikan tantangan, dan membimbing murid untuk mencapai batas-batas kemampuan yang dapat dibuatnya. Di samping itu anak-anak dapat pula disuruh mengarang sederhana.
27 Pendidikan Seni Musik a. Irama Membuat ostinato/pola-pola irama b. Melodi Membuat melodi-melodi c. Harmoni Membuat iringan lagu d. Bentuk lagu Membuat lagu sederhana e Ekspresi Membuat ungkapan-ungkapan melodi sederhana Kreativitas murid ini macam-macam bentuknya, dan macam-macam pula tingkatnya. Penilaian kreativitas murid ini harus dilakukan terhadap kemampuan murid perorangan. 7. Teknik Penilaian Hasil Belajar Musik a. Pengamatan dengan lembar penilaian Penilaian kemajuan pengajaran musik dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap tingkah laku murid sebagai hasil dari belajar musik. Dari masing-masing kegiatan pengalaman musik itu dapat diamati tingkat kemajuan atas materi pengajaran yang diberikan. Untuk memudahkan penilaian kita dapat menyusun suatu lembar penilaian yang berisi butir-butir sebagai bagian dari unsur musik yang akan diamati, dengan menyediakan tempat untuk mencatat tingkat penguasaan isi butir-butir yang diamati itu.
28 Pendidikan Seni Musik Sebagai contoh dapat dibuat lembar penilaian, umpamanya untuk kegiatan bernyanyi : No Bernyanyi 1 2 3 4 5 Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Keterangan : 5 = Sangat Baik 45-50 = A 4 = Baik 35-44 = B 3 = Sedang 25-34 = C 2 = Kurang 15-24 = D 1 = Sangat Kurang 5-14 = E b. Tes tertulis Tes tertulis diadakan untuk mengetahui tingkat pemahaman murid tentang Teori musik yang sudah dipelajari Tes tertulis dapat berbentuk tes objektif dan dapat pula berbentuk tes essei, seperti contoh tugas pada akhir tiap-tiap bagian dalam bab
29 Pendidikan Seni Musik c. Nilai akhir Kita memberikan pengajaran musik agar murid-murid mampu bermusik dengan memahami teori tentang unsur-unsur yang membentuk musik itu, Jika mund-murid sudah dapat memperlihatkan kemampuan bermusik itu dengan tingkat keterampilan tertentu, berarti mereka sudah dapat menerapkan atau mengaplikasikan teori tentang unsur-unsur musik itu. Dengan demikian kita sudah dapat memberikan nilai yang cukup, walaupun hasil ujian tulisnya tentang teori musik bernilai kurang. Akan tetapi jika pengajaran musik itu diberikan dengan maksud agar lulusannya dapat melakukan suatu tugas tertentu seperti untuk menjadi guru musik, maka cara penilaian di atas tidak dapat kita terapkan karena selain kemampuan bermusik yang baik seorang calon guru musik harus menguasai betul teori-teori tentang unsur-unsur musik itu. Seorang guru musik harus dapat menerapkan konsep atau pengertian tentang teori atau unsur-unsur musik itu kepada muridmuridnya dengan jelas. Penilaian hasil belajar musik ini harus dilakukan secara berkesinambungan agar kita dapat mengetahui tingkat ketepatan cara mengajar yang telah dilakukan dan untuk merencanakan pengajaran musik berikutnya dengan lebih baik.
30 Pendidikan Seni Musik DAFTAR PUSTAKA Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta, Kanisius Cboksy, Loisctal, 1986. Teaching Music in the 20th Century, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Jamalus, 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik, Jakarta: P2LPTK, Dikti. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Muttaqin, M. (2008). Seni Musik Klasik. Jakarta, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional. Newman, Grant, 1984., Teaching Children Music,. Dubuque, Iowa: Wro, C Brown Publisher. O'Brien, James P., 1983., Teaching Music,. Ijjew York: CBS College Publishing P2TK, 1990, GBPP Program Prajabatan D-II PGSD., Jakarta: P2TK - Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Siagian, M. Pardosi, 1983,. Gembira. Yogyakarta: Penyebar Musik Indonesia Zinn, Michael & Robert Hogenson, 1987. Basic of Music, New York: Schirmer Books, A Division of Macmillan Inc. White, John D., 1981., Guidlines for College Teaching of Musik Theory., London: The Scarecrow Press, Inc. Rogers, Michael R., 1984., Teaching Approaches in Musik Theory., Carbondale: Jamalus, 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik, Jakarta P2LPTK, Dikti, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jamalus dan AT. Mahmud. 1981. Musik 4 untuk SPG, Jakarta: Proyek Pengadaan Buku SPG Tahun 1981/1981, DPGT, Digjen Dikdasmen Depdikbud Jamalus & Fatima Ishak, 1984. Seni Musik Untuk PGSMTP, Jakarta Proyek Pembinaan KPG/ PGSMTP Tahun 1982/1983, DPGT, Ditjen Dikdasmen, Depdikbud White, John D., 1981, Guidlines for College Teaching of Musik Theory London: The Scarecrow Press, Inc. Rogers, Michael R, 1984, Teaching Approaches in Musik Theory. Carbondale: Southern Illinois Univ. Press. Jamalus, 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik, Jakarta: P2LPTK, Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
31 Pendidikan Seni Musik