The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-book ini membahas pengetahuan menegenai geografi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Nurleli Hasibuan, 2023-03-26 18:28:18

GEOGRAFI

E-book ini membahas pengetahuan menegenai geografi

Keywords: geografi

1


1 DAFTAR ISI BAB I ..........................................................................................1 A. Ruang Lingkup Geografi...................................................2 B. Objek Geografi ...................................................................2 C. Pendekatan Geografi..........................................................3 D. Konsep Geografi .................................................................4 BAB II.........................................................................................7 A. Pengertian Peta...................................................................12 B. Dasar-Dasar Pengindraan Jauh dan ................................13 Interpretasi Citra C. Sistem Informasi Geografis (SIG).....................................13 BAB III.......................................................................................15 A. Penelitian Geografis ...........................................................15 B. Jenis-Jenis Penelitian .........................................................16 C. Langkah –Langkah Penelitian Geografis.........................18 BAB IV .......................................................................................21 A. Teori Pendekatan Planet Bmi.............................................21 B. Perkembangan Muka Bumi................................................23 C. Perkembangan Kehidupan di Bumi ..................................24 D. Dampak Rotasi dan ............................................................. 26 Revolusi Bumi Terhadap Kehidupan DAFTAR PUSTAKA..............................................................29


2 Pengetahuan Dasar Geografi Ruang Lingkup Geografi Istilah geografi pertama kali diperkenalkan oleh Erastothenes dengan nama geographica. Istilah Geografi berasal dari bahasa Yunani, geo yang berarti bumi dan graphein yang berarti tulisan, Jadi, secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi. Beberapa definisi geografi yang dikemukakan para ahli geografi, antara lain sebagai berikut. Ahli Pengertian Karl Ritter Geografi adalah studi tentang daerahdaerah yang berbeda-beda di permukaan bumi (differential area) dalam keragamannya. Claudius Ptolomeus Geografi merupakan suatu penyajian dengan peta bagi sebagian permukaan bumi yang menunjukkan kenampakan secara umum. Prof. Bintarto Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menceritakan dan menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk; mempelajari corak yang khas dalam kehidupan dan berusaha mencari fungsi unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Seminar Ikatan Geografi Indonesia (IGI) Di Semarang Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. BAB I A


3 Objek Geografi Objek studi geografi terdiri atas objek material dan objek formal. Pendekatan Geografi Geografi mengkaji fenomena geosfer menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan keruangan (spasial), pendekatan kelengkungan (ekologi), dan pendekatan kompleks wilayah. Pendekatan Keterangan Keruangan (Spasial) Menekankan analisisnya pada eksistensi ruang sebagai kajiannya. Ruang dapat dilihat dari struktur, pola, dan proses. Contoh analisis pendekatan keruangan ialah pada B Objek Geografi Objek Material adalah semua materi yang menjadi sasaran atau kajian ilmu geografi berupa fenomena yang terjadi di permukaan bumi atau fenomena geosfer yang meliputi atmosfer (lapisan udara), hidrosfer (lapisan air), litosfer (lapisan batuan), biosfer (makluk hidup), antroposfer (manusia dan aktivitasnya). Objek Formal merupakan cara pandang atau sudut pandang dan cara berpikir dalam mempelajari georafi serta analisis terhadap objek meterial. Cara pandang geografi dalam mengkaji masalah dapat dilihat melalui segi keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Berdasarkan objek formal, sebuah ilmu dapat dibedakan dengan ilmu yang lain.batuan), biosfer (makluk hidup), antroposfer (manusia dan aktivitasnya). C


4 saat musim hujan sering terjadi banjir di Jakarta. Pertanyaan yang muncul ialah: 1) Di mana wilayah yang selalu tergenang? 2) Bagaimana pola keruangan sebaran banjir di Jakarta? Kelingkungan Menganalisis suatu fenomena berdasarkan interaksi manusia dengan lingkungannya. Pendekatan ini mengaitkan hubungan makhluk hidup dengan lingkungan fisik serta hubungan makhluk hidup dengan fenomena alam dan perilaku manusia. Contoh menganalisis masalah banjir di Jakarta dengan pendekatan lingkungan adalah dengan menganalisis perilaku masyarakat setempat dalam mengelola alam di lokasi tersebut. Kompleks Wilayah Merupakan perpaduan antara pendekatan keruangan dan pendekatan kelingkungan. Perbedaan antar wilayah (areal Differentiation) pengkajiannya membutuhkan pendekatan yang kompleks. Contoh pendekatan ini ialah kegiatan pembangunan di daerah hulu sungai menyebabkan banjir di daerah hilir. Konsep Geografi 1. Konsep Lokasi Konsep lokasi menunjukkan lokasi atau letak suatu tempat di permukaan bumi. Konsep lokasi dibedakan menjadi dua, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut adalah lokasi yang ditentukan berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Sebagai contoh, Indonesia terletak di antara 95°BT - 141°BT dan 6°LU - 11°LS. Sedangkan lokasi relatif Indonesia berada di antara dua samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, serta di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Austrlia. D


5 2. Konsep Jarak Konsep jarak dibedakan menjadi dua, yaitu jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut diukur dengan satuan panjang, contohnya kota Jakarta-Bandung adalah 156 km. Jarak relatif dinyatakan dalam satuan waktu, contohnya jika ditempuh menggunakan mobil dari Jakarta ke Bandung sekitar 3 jam 30 menit. 3. Konsep Keterjangkauan atau Accessibility Menunjukkan mudah tidaknya suatu tempat dapat wilayah dijangkau. Keterjangkauan tidak hanya dipengaruhi jarak, tetapi juga kondisi medan, contohnya jalan setapak di daerah pegunungan merupakan daerah yang sulit dijangakau. 4. Konsep Pola Konsep ini mengacu pada susunan atau penyebaran fenomena di permukaan bumi, contohnya pemukiman di sekitar pesisir akan memanjang mengikuti garis pantai. 5. Konsep Morfologi Menjelaskan tentang bentuk-bentuk muka bumi akibat proses alam ataupun tindakan manusia. Morfologi menunjukkan bentuk permukaan bumi seperti lembah, bukit, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Geografi menjelaskan bentuk-bentuk pemukaan bumi yang berbeda-beda.


6 6. Konsep Glomerasi Mengacu pada kecenderungan pengelompokan fenomena atau objek pada suatu wilayah, contohnya adanya Kampung Melayu dan Kampung Ambon di Jakarta. Pengelompokan pemukiman, misalnya adanya pemukiman elit dan kumuh di perkotaan. 7. Konsep Nilai Kegunaan Mengacu pada kelebihan yang dimiliki suatu wilayah tertentu dan memiliki nilai kegunaan yang berbeda berdasarkan fungsinya, misalnya pantai landai yang bersih berpasir putih berpotensi untuk daerah wisata. 8. Konsep Interaksi dan Interdenpendensi Keberadaan suatu wilayah akan mempengaruhi wilayah lainnya dan suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Terdapat hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antarwilayah. Warga kota membutuhkan bahan makanan dari desa, sedangkan warga desa membutuhkan teknologi dari kota. 9. Konsep Diferensial Areal Mengacu pada karakteristik yang khas dari suatu wilayah. Penduduk di sekitar pantai umumnya sebagai nelayan, sedangkan di dataran rendah sebagai petani.


7 Pengetahuan Dasar Pemetaan Pengertian Peta Peta merupakan gambaran atau representasi grafis dari objek fisik (alam atau buatan manusia) dari sebagian atau seluruh permukaan bumi dalam bidang datar dengan menggunakan skala, simbol-simbol, dan sistem proyeksi tertentu. Peta mempunyai fungsi di antaranya menunjukkan posisi atau lokasi di muka bumi, menggambarkan fenomena dan bentuk pada permukaan bumi, memperlihatkan ukuran, luas, dan jarak di permukaan bumi serta menyajikan informasi dalam konteks keruangan. 1. Jenis Peta Secara umum peta diklasifikasikan berdasarkan informasinya atau isinya, berdasarkan skalanya, dan objeknya. a. Berdasarkan Isinya 1) Peta Umum Peta umum adalah peta yang menggambarkan semua kenampakan umum yang ada di permukaan bumi. Contoh peta umum adalah peta topografi, peta korografi, dan peta rupa bumi. 2) Peta Khusus atau Peta Tematik 20 Peta tematik menggambarkan kenampakan fenomena tertentu di permukaan bumi. Misalnya peta kepadatan penduduk, peta geologi, peta tata guna lahan (land use), peta persebaran hasil tambang, dan peta arkeologi. BAB II A


8 b. Berdasarkan Skalanya 1) Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1: 5.000. Peta ini sangat detail sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis seperti perencanaan jaringan jalan, irigasi, dan pembangunan pemukiman. 2) Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1: 5.000 sampai 1: 250.000. Contohnya adalah peta 3) Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1: 500.000. Contohnya adalah 4) Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1: 1.000.000 atau lebih. Contohnya adalah peta negara. Bila ingin menyajikan data yang rinci maka digunakan skala besar, misalnya 1 : 5.000. Sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan hubungan kenampakan secara keseluruhan maka digunakan skala kecil, misalnya skala 1 : 1.000.000 c. Bredasarkan Objek 1) Peta stasionet, menggambarkan objek relatif tetap (statis) atau perubahan berlangsung sangat lama. Contohnya peta benua dan peta negara. 2) Peta dinamis, menggambarkan objek atau kenampakan yang selalu berubah (dinamis) seperti peta penggunaan lahan (land use) dan peta kepadatan penduduk.


9 2. Komponen Peta a. Judul Peta Judul peta memuat gambaran umum isi peta. b. Skala Skala peta menunjukkan perbandingan antara jarak yang ada di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. 1) Skala angka (numerik), yaitu skala dalam bentuk angka, contoh 1: 100.000 artinya tiap jarak satu cm di peta sama dengan jarak 100.000 cm di lapangan. 2) Skala garis (grafis) yaitu skala dalam bentuk garis atau disebut skala batang. 3) Skala tulisan (verbal) yaitu skala dalam bentuk kalimat, banyak terdapat pada peta-peta di Inggris. Contoh skala verbal ialah one inchi to one mile. Apabila menemukan peta yang tidak berskala maka dapat ditentukan skalanya dengan beberapa cara sebagai berikut. 1) Membandingkan objek di peta tidak berskala dengan objek yang sudah diketahui ukurannya di lapangan. Cara ini dapat dilakukan dengan memilih objek yang telah diketahui ukurannya secara umum. Sebagai contoh lapangan sepak bola memiliki panjang 100 meter. Bila di peta A yang tidak berskala tampak lapangan sepak bola sepanjang 4 cm, berarti peta A berskala 1:2.500. 2) Menggunakan bantuan peta topografi. Peta topografi memiliki garis kontur, yaitu garis di peta yang menghubung- kan titik-titik dengan ketingian yang sama. Selisih ketinggian dua garis kontur disebut Contour interval (CI). Nilai Ci dapat ditentukan dengan rumus sebagai benikut.


10 3) Membandingkan dengan peta lain yang mencakup daerah sama dan memiliki skala. 4) Menentukan skala peta berdasarkan garis lintang. Cara ini paling baik digunakan untuk wilayah dekat ekuator (Lintang rendah). Penentuan skala peta dengan cara ini berpedoman bahwa panjang 1 lintang dekat ekuator - 111 km. c. Tanda arah atau tanda orientasi Tanda arah atau tanda orientasi berfungsi untuk menunjukkan arah mata angin pada peta. Tanda orientasi biasanya disimbolkan dengan anak panah yang ujungnya diberi huruf U yang menunjukkan arah utara. d. Legenda atau keterangan Legenda pada peta menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat pada peta. Legenda itu harus dipahami oleh pengguna peta agar mudah mengetahui isi peta. e. Simbol Peta Simbol merupakan tanda konvensional yang terdapat di dalam peta untuk mewakili keadaan sebenarnya yang ada di lapangan. Berdasarkan bentuknya, simbol dibagi menjadi 3 sebagai berikut. 1) Simbol titik/dot, yaitu simbol yang digunakan untuk menyatakan posisi atau lokasi suatu tempat. Sebagai contoh gunung, ibu kota, pelabuhan, dan kota. 2) Simbol garis, yaitu simbol yang menggambarkan kenampakan memanjang, seperti sungai, jalan raya, rel kereta api, dan batas administrasi wilayah.


11 3) Simbol luasan/bidang, yaitu simbol yang digunakan untuk menunjukkan area tertentu, seperti hutan, persa wahan, perkebunan, dan rawa. f. Lettering Adalah tulisan nama objek dan keterangan termasuk angka pada peta. Contohnya judul ditulis dengan huruf kapital, tegak tebal dan ukuran hurufnya besar. Objek perairan ditulis menggunakan huruf miring. g. Guris Astronomis Garis astronomis terdiri dari garis lintang dan garis bujur, Garis ini berguna untuk mengetahui posisi absolut suatu objek pada peta utama. h. Inset Inset merupakan peta yang disisipkan karena wilayah yang digambar merupakan bagian dari peta utama atau peta yang menggambarkan wilayah yang lebih luas dari pada wilayah yang digambarkan. Inset peta untuk menunjukkan lokasi yang penting, tetapi kurang jelas dalam peta, dan dapat memperjelas salah satu bagian peta. i. Sumber dan tahun pembuatan peta Sumber memberi kepastian bahwa data dan informasi yang disajikan dalam peta tersebut benar benar absah dipercaya/akurat. Tahun pembuatan peta digunakan untuk mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluwarsa karena sudah terlalu lama.


12 Dasar-Dasar Pengindraan Jauh dan Interpretasi Citra Istilah pengindraan jauh berasal dari dua kata dasar, yaitu indra berarti melihat dan jauh berarti dari jarak jauh. Jadi berdasarkan asal katanya pengindraan jauh berarti melihat objek dari jarak jauh. Lillesand dan Kiefer (1999) mendefinisikan pengindraan jauh sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek. daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis menggunakan kaidah ilmiah data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek yang sedang dikaji. 1. Komponen Pengindraan Jauh Pengindraan jauh sebagai suatu sistem tidak bisa terlepas dari beberapa bagian yang saling terkait antara komponen yang satu dengan komponen lainnya. Secara skenatis sistem kerja dari pengindraan jauh memiliki beberapa komponen, yaitu sumber tenaga, atmosfer. objek, sensor, wahana, prolehan data, citra, dan pengguna data (user). 2. Jenis Citra pada Pengindraan Jauh Citra pengindraan jauh adalah gambaran suatu gejala atau objek sebagai hasil rekaman dari sebuah sensor. Citra dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu citra foto dan citra non foto. a. Citra foto Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera. Citra foto dapat dibedakan berdasarkan atas spektrum elektromagnetik, sumbu kamera, jenis kamera yang digunakan, dan sistem wahana yang digunakan B


13 b. Citra nonfoto Citra nonfoto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra nonfoto dibedakan atas berbagai macam dasar pembedanya, antara lain sebagai berikut. 1) Berdasarkan spektrum elektromagnetik 2) Berdasarkan semor yang digunakan. 3) Wahana yang digunakan c. Interpretasi Citra Interpretasi citra adalah suatu kegiatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Unsur interpretasi citra terdiri dari rona, bentuk ukuran, tekstur pola bayangan objek, situs, dan asosiast Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam istilah asing SIG dikenal dengan nama Geographycal Information System (GIS) yang diartikan sebagai suatu sistem Informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis menghasilkan, dan mempublikasikan data bereferensi geografis atau data geospatial untuk mendukung pengambilan keputusan. Bagi para penggunanya. SIG tidak hanya mampu menampilkan informasi tentang suatu lokasi, tetapi lebih dari ita dapat digunakan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi fenomena yang akan terjadi C


14 1. Komponen SIG Komponen-komponen utama yang terdapat dalam SIG meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), kemampuan intelegensi manusia (brainware), data, serta statistik dan laporan penelitian. 2. Tahapan Kerja SIG Tahapan dalam S16 mencakup tiga hal, yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output). a. Masukan (input) Dalam kerja SIG mula-mula dibutuhkan data awal atau database, yaitu data yang dikumpulkan selama survei dinukkan dalam komputer, atau peta-peta yang telah ada ditarik secara optis dan dimasukkan ke dalam komputer Database dapat digunakan untuk pengelolaan lebih lanjut. Input atau data masukan dapat diperoleh dari penelitian (lapangan), kantor pemerintah, peta, dan data citra pengindraan jauh. b. Proses Proses dalam SIG dapat berfungsi untuk memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data yang tersimpan dalam komputer. Secara umum ada dua macam analisis yang dapat dilakukan dalam SIG, yaitu analisis data spasial dan analisis data atribut c. Hasil/Keluaran Hasil dari proses pengerjaan dengan SIG ada berbagai macam seperti dalam bentuk hard copy berupa peta, tabel Laporan dan bentuk soft copy berupa informal digital.


15 Langkah-Langkah Penelitian Geografi Penelitian Geografi Penelitian (research) merupakan upaya atau kegiatan yang bertujuan mencari jawaban sebenar-benarnya terhadap suatu kenyataan atau permasalahan dan memperoleh pengetahuan ilmiah tertentu yang berguna, baik dari aspek keilmuan maupun aspek praktis dengan menggunakan metodemetode tertentu menurut prosedur yang sistematis. Penelitian Geografi dilakukan untuk memecahkan permasalahan geosfer. Fenomena geosfer terdiri dari alam dan manusia serta keterkaitan keduanya di permukaan bumi. Fenomena geosfer meliputi atmosfer, hidrosfer, litosfer. biosfer, dan antropsfer. Ciri khas penelitian geografi adalah menggunakan pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah dalam menentukan masalah dan memecahkan masalah tersebut. Sebelum melakukan penelitian pokok masalah harus ditentukan. Masalah dalam penelitian dapat diperoleh dari pengamatan fenomena geosfer. Pokok masalah yang telah ditentukan disusun dalam rumusan pertanyaan penelitian yang dapat dijawab setelah melalui beberapa tahap penelitian seperti pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data. Hasil analisis yang diperoleh menjadi dasar dalam memecahkan masalah berkaitan dengan fenomena yang terjadi dengan melakukan kegiatan penelitian. BAB III A


16 Jenis-Jenis Penelitian 1. Berdasarkan Tujuan a. Penelitian Eksploratif Merupakan kegiatan penelitian yang cara perolehan datanya melalui wawancara, studi lapangan (observasi) dan studi pustaka sehingga didapat suatu hipotesis dan kesimpulan. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan ga- gasan dasar mengenal suatu topik permasalahan yang baru atau belum diketahui sebelumnya. b. Penelitian Deskriptif Bertujuan untuk menjelaskan penyebab masalah geosfer sesuai fakta dan hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi. Dapat merupakan kelanjutan dari penelitian eksploratif. c. Penelitian eksplanatif Menekankan pada pengujian hipotesis untuk menjawab permasalahan geosfer. Tujuannya untuk menghubungkan pola-pola yang memiliki keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat dalam memecahkan permasalahan grosfer. 2. Berdasarkan bentuk dan Metode Pelaksanaan a. Studi kasus Penelitian ini dilakukan dengan cara memecahkan fenomena geosfer melalui studi lapangan dan wawancara. Studi kasus dapat memuat peristiwa, penyebab, perkembangan peristiwa, dan perubahannya. B


17 b. Survei Survei dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis dan mendeskripsikan hubungan antarvariabel. Hasil survel bergantung pada sampel dan informasi dari responden. c. Eksperimen Dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel untuk memecahkan suatu masalah. Dapat dilakukan dengan membagi dua kelompok yaitu kelompok, eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen sengaja dipengaruhi variabel tertentu berupa tindakan. Kelompok kontrol digunakan untuk menguji perubahan yang terjadi pada kelompok eksperimen. 3. Berdasarkan Metode Penelitian a. Penelitian Kualitatif Berupa deskripsi atau gambaran umum mengenai hasil pengumpulan data penelitian. b. Penelitian Kuantitatif Merupakan suatu penelitian yang menggunakan angka-angka dan analisis statistik. Perbedaan sifat keduanya dapat diamati pada tabel berikut. Penelitian Kualitatif. No Penelitian Kulitatif Penelitian Kuantatif 1 Masalah penelitian belum jelas Masalah penelitian sudah jelas 2 Ingin meneliti secara mendalam Ingin mengetahui informasi yang luas 3 Hipotesis tidak dirumuskan Hipotesis dirumuskan dengan jelas


18 4 Ingin mengembangkan teori atau Membuat teori baru Ingin menguji hipotesis penelitian 5 Sampel kecil dan tidak representatif Sampel besar dan representatif 6 Analisis dilakukan terus menerus sampai akhir penelitian Analisis dilakukan setelah selesai pengumpulan data 7 Analisis secara induktif Analisis secara deduktif 8 Hubungan dengan responden akrab supaya memperoleh pemahaman yang mendalam Hubungan dengan responden dibuat berjarak bahkan tanpa kontak supaya objektif 9 Penelitian dianggap selesai setelah tidak Penelitian dianggap selesai setelah ada data yang dianggap baru/jenuh Penelitian dianggap selesai setelah kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan Langkah-Langkah Penelitian Geografi 1. Menentukan Masalah Ketika seseorang ingin meneliti atau mencari jawaban, terlebih dahulu akan memilih masalah yang akan diteliti. Masalah adalah kesenjangan antara kondisi yang seharusnya dan kenyataan yang terjadi. Dengan demikian yang menjadi masalah adalah apa yang menjadi penyebab timbulnya kesenjangan antara yang sebenarnya terjadi dan yang seharusnya terjadi. Dengan demikian, yang menjadi masalah adalah apa yang menjadi penyebab timbulnya kesenjangan antara yang sebenarnya terjadi dengan yang seharusnya terjadi. C


19 2. Menyusun Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya dan kebenarannya melalui pengumpulan data dan penelitian yang akan dilakukan, Contoh rumusan masalah ialah sebagai berikut. a. Apakah ada hubungan antara perubahan penggunaan lahan dan banjir di Jakarta? b. Mengapa masyarakat perkotaan cenderung mengalami perubahan kebudayaan? 3. Judul Penelitian Penentuan judul sangat penting karena di dalam judul tergambarkan objek dan subjek apa yang akan diteliti, lokasi, tujuan, dan sasaran apa yang ingin dicapai. 4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berkenaan dengan hal yang diharapkan dapat dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Tujuan penelitian harus konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitiannya. 5. Menentukan Variabel Penelitian Variabel diartikan sebagai sesuatu yang mempunyal variasi nilai. Variabel ialah faktor yang perubahan-perubahan atau perbedaanperbedaannya sedang diteliti, misalnya suhu dan curah hujan. Inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antarvariabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel: variabel bebas/pengaruh (independent variable) dengan variabel terikat/terpengaruh (dependent variable). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan


20 atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.


21 Bumi Sebagai Ruang Kehidupan Teori Pembentukan Planet Bumi Bumi merupakan bagian dari anggota tata surya. Untuk itu pembahasan tentang teori terjadinya bumi tidak bisa lepas dari teori pembentukan tata surya dan planet. Berikut ini beberapa hipotesis tentang terjadinya tata surya. 1. Teori Kabut/Nebula oleh Immanuel Kant dan Pierre Simon de Laplace Menurut Kant, tata surya berasal dari nebula, yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat tersebut menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang memiliki berat jenis tinggi yang disebut inti massa pada beberapa tempat yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya. Akibat terjadinya proses pendinginan inti-inti massa yang lebih kecil maka berubahlah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi disebut matahari. Teori nebula lainnya kemukakan Pierre Simon de Laplace, menurutnya tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Oleh karena perputaran yang terjadi sangat cepat, maka terlepastah bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas tersebut berputar dan pada akhirnya mendingin membentuk planetplanet, sedangkan bola gas asal menjadi matahari. BAB IV A


22 2. Teori Pasang Surut oleh Sir James Jeans dan Harold Jeffreys Tata surya pada awalnya hanya terdiri dari matahari tanpa memiliki anggota. Planet-planet dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik dan terlepas cleh adanya pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari. Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari. Lama kelamaan mendingin dan membentuk bulatanbulatan yang debut planet. 3. Teori Planetesimal oleh Thomas C. Chambertin dan R Moulton Matahari terbentuk dari massa gas yang bermassa sangat besar, di saat ada bintang lain yang melintas dan sangat dekat dan hampir terjadi tabrakan. Terlalu dekatnya lintasan mempengaruhi antara gaya gravitasi dengan dua bintang yang mengakibatkan tertariknya gas serta materi ringan yang ada pada bagian tepi. Pengaruh gaya gravitasi menyebabkan materi terlempar dan meninggalkan permukaan matahari serta permukaan bintang. Mater yang terlempar menyusut serta membuat gumpalan planetesimal, kemudian planestimal menjadi dingin dan memadat membentuk planet yang mengitari matahari. 4. Teori Awan debu oleh Carl von Weizsaeker dan Gerard P Kuiper Tata surya terbentuk dari gumpalan gas dan debu. Salah satu gumpalan awan tersebut mengalami pemampatan, Pada proses pemampatan tersebut partikelpartikel debu tertarik ke bagian pusat awan membentuk gumpalan bola das mulai berpilin yang lama kelamaan memilih menyerupai bentuk cakram, Partikel bagian tengah cakram itu kemudian saling menekan sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar yang kemudian menjadi matahari. Bagian yang lebih loar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan gas debu


23 yang lebih kecil yang berputar pula. Bagian Inilah yang kemudian membeku dan menjadi planet-planet serta satelit-satelitnya. Bahan planet itu dinamakan proto planet sehingga teori ini dinamakan juga teori proto planet. 5. Teori Bintang Kembar oleh R.A Lyttleton Awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi. Pada suatu masa melintas bintang lain dan menabrak salah satu bintang kembar tersebut kemudian menghancurkannya menjadi bagianbagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet dan mengelilingi bintang yang tetap bertahan, yaitu matahari. Pekembangan Muka Bumi Kulit bumi dari waktu ke waktu mengalami perubahan, hal ini kemudian menjadi bahan pemikiran para ahli untuk mengungkap proses perubahan dan perkembangan kulit bumi pada masa lalu, sekarang, dan prediksi pada masa yang akan datang. Teori-teori mengenai terbentuknya kulit bumi yang dikemukakan para ahli, antara lain sebagal berikut 1. Teori Kontraksi (Contraction Theory) Teori ini dikemukakan kali pertama oleh Descrates (1596-1650), Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses pendinginan sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran. Teori Kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Eliede Baumant (1852). Keduanya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan pada bagian dalam bumi yang B


24 mengakibatkan bagian permukaan bumi mengenit membentuk pegunungan dan lembah-lembah. 2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory) Teori Laurasia-Gondwana kall pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga pada akhimya terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, Amerika Utara, dan Greenland, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Amerika Selatan, Australia, India, dan Antartika. 3. Teori Apungan Benua (Continental Drift Theory) Teori Apungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar disebut Pangea dan satu lautan luas, yaitu laut Tethys, Selanjutnya Pangea terpecah menjadi beberapa benua. Gerakan rotasi bumi yang sentrifugal mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Perkembangan Kehidupan Di Bumi Sejarah kehidupan di muka bumi ini tidak lepas dari sejarah bumi itu sendiri. Sejarah bumi disusun berdasarka skala waktu geologi yang dikelompokkan dalam kurun (eon), masa (era), zaman (period), kala (epoch), dan wakt (age). C


25 Berdasarkan ada dan belum adanya kehidupan yang nyata, dibedakan menjadi dua kurun yaitu Kriptozoikum dan Fanerozoikum. 1. Masa Arkeozoikumatau Arkean (4,5-2,5 milyar tahun lalu) Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Masa ini merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer serta awal munculnya kehidupan paling primit! yang bermula di dalam samudra berupa mikroorganisme dari jenis bakteri dan ganggang. 2. Masa Paleozoikum (masa kehidupan tua): 540 juta - 245 juta tahun yang lalu. Masa ini merupakan masa perkembangan hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) dan vertebrata, khususnya ikan dan reptilia. Ganggang laut dan tumbuhan berspora juga berkembang pesat pada masa ini. Masa ini dibag menjadi beberapa zaman, yaitu sebagai berikut. a. Zaman Kambrium (540 juta-510 juta tahun lalu) b. Zaman Ordovisium (510 juta-439 juta tahun lalu) c. Zaman Silur (439 juta - 408 juta thun yang lalu) d. Zaman Devon (408 juta-362 juta tahun lalu) e. Zaman Karbon (362 juta-290 juta tahun lalu) f. Zaman Perm (290 juta-245 juta tahun lalu)


26 3. Masa Mesozoikum (Masa Kehidupan Tengah): 245 juta-65 juta tahun lalu Masa ini adalah masa berkembangnya hewan reptilia, khususnya Dinosaurus. Masa ini dibagi menjadi tiga zaman yaitu Trias, Jura, dan Kapur. 4. Masa Kenozoikum/Neozoikum (Masa Kehidupan Baru): 65 juta tahun lalu-sekarang Masa Kenozoikum merupkan masa perkembangan mamalia dan tumbuhan berbiji modern. Masa ini dibagi dua yaitu zaman tersier dan zaman kuarter. a. Zaman Tersler (65 juta-1,7 juta tahun lalu) b. Zaman Kuarter (1.7 juta tahun lalu sekarang ) Dampak rotasi dan revolusi bumi terhadap kehidupan 1. Rotasi Bumi Bumi berputar (rotasi) pada porosnya (sumbunya) sesuat dengan putarannya berlawanan dengan arah peredaran jarum jam. Artinya satu kali putaran bumi atau waktu edarnya memerlukan waktu 24 jam, tepatnya 23 jam, 56 menit, 48 detik dan arah putarannya dari barat ke timur, Dampak rotasi bagi kehidupan yaitu sebagai berikut. a) Pergerakan semu harian benda-benda langit b) Peristiwa siang dan malam c) Perbedaan waktu d) Pembelokan arah angin e) Perbedaan percepatan gravitasi bumi f) Pembelokan arus laut D


27 2. Revolusi Bumi Revolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari pada orbitnya sekali dalam waktu 365 hari, lintasannya tidak berbentuk lingkaran melainkan agak lonjong. Dampak revolusi bumi bagi kehidupan: a) Perbedaan Lama Siang dan Malam Pergeseran garis edar matahari mengakibatkan perbedaan lamanya waktu siang dan malam. Pada waktu tertentu di suatu tempat di bumi mengalami malam lebih panjang dari pada siang atau sebaliknya. Di kutub utara malam hari dapat berlangsung 24 jam tetapi sebaliknya di kutub selatan siang hari dapat berlangsung 24 jam. Pergeseran garis edar matahari dalam setahun serta perubahan keadaan siang dan malam sebagai berikut. b) Gerak Semu Tahunan Matahari Posisi matahari terhadap bumi tidak tetap. namun mengalami pergeseran. Revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang miring menyebabkan seolah-olah posisi matahari bergeser. Pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22 Desember 21 Juni) dan pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan (21 Juni - 21 Desember). c) Perubahan Musim Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat musim. Berikut ini adalah tabel musim pada waktu dan daerah tertentu di belahan bumi utara dan selatan.


28 d) Perubahan Kenampakan Rasi Bintang Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang yang tampak dari bumi membentuk pola-pola tertentu. Ketika bumi berada di sebelah timur matahari, bintang-bintang hanya terlihat di sebelah timur matahari. Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, bintang-bintang yang berada di sebelah utara matahari yang dapat terlihat. Akibat adanya revolusi bumi, bintang-bintang yang nampak dari bumi selalu berubah. Tanggal Dan bulan Belahan bumi utara Belahan bumi selatan 27 Desember-21 Maret Musim Dingin Musim Panas 22 Maret 21 Juni Musim Semi Musim Gugur 22 Juni-22 September Musim Panas Musim Dingin 23 September-21 Desember Musim Gugur Musim Semi e) Kalender Masehi Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari. Untuk menampung kelebihan hari pada tiap tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap empat tahun. Satu hari tersebut ditambahkan pada bulan Februari. Tahun yang lebih panjang sehari ini disebut tahun kabisat. Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih sebagai tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi empat, contohnya tahun 1984, 2000, dan seterusnya.


29 DAFTAR PUSTAKA Rudarti. Pendalaman Buku Teks GEOGRAFI


Click to View FlipBook Version