The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by riska211208, 2022-11-01 21:19:45

BUKU ANTOLOGI CERPEN

BUKU ANTOLOGI CERPEN

| Antologi Cerpen

Kata Sambutan
Kepala UPT Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Wajo

Syafrianto, S.Pd., M.Pd

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan yang maha Esa yang telah member kita berkah
dan hidayah sehingga siswa/I kita dapat membuat kumpulan karya yang
berjudul “Antologi Cerpen – Berbagi Pengalaman“ dalam serangkaian kegiatan
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam bidang ilmu menulis, mengembangkan olah pikir,
olah hati dan olah gerak yang merupakan pengembangan diri siswa. Dalam kurikulum 13
pihak sekolah berkewajiban membentuk dan mengembangkan pendidikan karakter yang
membekali para siswa untuk memiliki ketrampilan menulis dan mengembangkan potensi
yang dimilikinya.

Buku kumpulan cerpen ini terwujud berkat dukungan dan sumbangsih guru SMA
Negeri 11 Wajo yang membimbing, menggerakan dan memotivasi siswa dalam menulis
cerpen. Diharapkan akan berkembang menjadi media siswa di SMA Negeri 11 Wajo
sebagai alat untuk mengembangkan bakat minat menulis dari siswa siswi. Buku ini masih
banyak kekurangan dan belum sempurna, kami mengharapkan tegur sapa dari pihak yang
mempunyai keilmuan dibidangnya memberikan masukan agar buku ini lebih sempurna.

Terima kasih yang tidak terhingga kami ucapkan kepada siswa dan guru
pembimbing yang memotivasi dan kerja keras yang diberikan baik moral maupun material
sampai terwujudnya buku kumpulan cerpen ini. Buku ini diharapkan menjadi dorongan
kepada seluruh siswa siswi untuk bisa menuangkan kreatifitas dan tulisan sebagai
pengembangan karakter dan jati diri. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
telah bersama sama telah memberikan sumbangan pikiran sehingga buku Antologi Cerpen
ini dapat terwujud.

Wajo, 11 Juli 2022
Kepala UPT SMA Negeri 11 Wajo

Syafrianto, S.Pd., M.Pd

| Antologi Cerpen

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan buku Antologi Cerpen. Dalam
penyusunan Antologi Cerpen penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan

ii
kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa.

Kami menyadari tanpa arahan dari guru pembimbing serta masukan – masukan dari
berbagai pihak tidak mungkin kami bisa menyelesaikan tugas Antologi Cerpen ini.
Antologi Cerpen Remaja ini dibuat sedemikian rupa semata-mata untuk membangkitkan
kembali minat baca siswa/i dan sebagai motivasi dalam berkarya khususnya karya tulis.
Untuk itu penulis hanya bisa menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat, sehingga kami bisa menyelesaikan antologi cerpen ini.

Demikian semoga karya sastra ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
para pembaca pada umumnya.

Wajo, 11 Juli 2022
Penyusun

iii | Antologi Cerpen

Daftar Isi
Halaman Sampul ............................................................................................................ i
Kata Sambutan ............................................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................................... iii
Daftar Isi ........................................................................................................................ iv
Persahaban Hancur Karena Cinta .................................................................................. 1
Masa Putih Biru ............................................................................................................. 3
Terlalu Rumit ................................................................................................................. 5
Hamper Menyerah ......................................................................................................... 7
Momen Terindah ............................................................................................................ 9
Si Pengagum Rahasia ..................................................................................................... 12
Menjadi Anggota Paskibraka ......................................................................................... 14
Menuju And ................................................................................................................... 17
Pustaka ........................................................................................................................... 19

iv | Antologi Cerpen

PERSAHABATAN HANCUR KARENA CINTA
(Elsa Maulani)

Aku Elsa, siswa kelas IX. Dulu aku selalu menolak dan mengabaikan orang-orang yang
menyatakan cintanya kepadaku. Namun sekarang justru aku yang selalu diabaikan oleh
orang yang aku cintai.
Aku suka dengan teman sekelasku, namanya Ferdin, dia merupakan sahabat dekatku sejak
lama. Awal diriku suka dengannya berawal saat aku kenalan dengannya dan berteman
cukup akrab dan lama-lama dekat, sehingga sekarang diriku jatuh cinta.
Oh iya, aku punya teman bernama Afni, dia temanku sejak SMP. Sementara Aku, Afni,
dan Ferdin sudah berteman dekat sejak masuk SMA.
Suatu waktu aku melihat Afni dan Ferdin bercanda bersama dan mereka terlihat akrab
seperti orang pacaran. Jujur, aku pun cemburu melihatnya tetapi aku masih
menyembunyikan kecemburuan itu di depan Afni.
Namun lama-lama rasa yang terpendam ini ingin dikeluarkan, akhirnya aku memutuskan
untuk cerita ke Afni tentang perasaanku ke Ferdin.
“Af, aku mau ngomong sesuatu, nih, tapi jangan ngomong ke siapa-siapa ya”
“Kamu mau ngomong apa Sa?” tanya Afni.
“Jujur aku suka dengan Ferdin sejak lama, dan aku cemburu saat kamu dekat sama
Ferdin!” Jawabku.
“Kamu suka sama Ferdin? Serius Sa?” Tanya Afni.
“Iya, tapi kamu jangan bilang ke Ferdin ya” Ucapku.
“Iya, maaf sebelumnya kalau aku udah bikin kamu cemburu” Jawab Afni.
“Oke” Jawabku.
Semakin lama aku semakin dekat dengan Ferdin, tetapi aku perhatikan bahwa Ferdin tidak
akan pernah jatuh cinta denganku. Walau seperti itu, aku tetap berjuang sepenuh hati. Dan
ternyata Afni juga suka dengan Ferdin.

1 | Antologi Cerpen

Aku mengetahui kalau Afni suka dengan Ferdin ketika aku membaca buku diary Afni. Di
sana tertulis curhatan Afni tentang perasaannya ke Ferdin.
Aku pun merasa kecewa setelah membaca buku diari tersebut, karena sahabat baikku
ternyata suka dengan cowok yang sama denganku.
Namun aku berpikir, rasa suka itu berhak untuk siapa pun.
Saat di taman sekolah, aku melihat Afni dan Ferdin sedang mengobrol. Mereka terlihat
lebih serius daripada biasanya, aku pun penasaran dan menguping percakapan mereka
dibalik pohon.
“Afni, aku suka sama kamu, kamu mau enggak jadi pacarku?” Tanya Ferdin.
Afni kaget sekaligus bingung mendengar pertanyaan itu. Namun pada akhirnya Afni
menerima tawaran itu dan mulai menjadi pacar Ferdin tanpa memikirkan perasaanku,
sahabatnya sendiri.
“Iya aku mau” Jawab Afni.
Aku yang mendengarkan jawaban Afni langsung kaget dan keluar dari balik pohon, karena
aku tak menyangka sahabatku akan tega melakukan hal itu.
“Af, kamu pacaran sama Ferdin? Selamat ya kamu udah bikin aku sakit hati”
Afni dan Ferdin kaget karena aku keluar dari balik pohon secara tiba-tiba dan langsung
berkata seperti itu.
“Maafin aku Sa, tapi aku jujur cinta banget sama Ferdin” Jawab Afni.
“Yaudahlah”, aku pergi meninggalkan Afni dan Ferdin.
Aku pergi dengan perasaan campur aduk tidak karuan dan masih berpikir mengapa
sahabatnya sendiri tega melakukan hal itu. Padahal Afni tahu kalau diriku sudah lama
mengejar Ferdin.
Maka persahabatanku dengan mereka berdua hancur karena cinta. Di sini aku memberi
amanat bahwa utamakanlah sahabatmu daripada pacarmu, karena orang yang selalu hadir
di saat kamu senang dan susah itu sahabat.

2 | Antologi Cerpen

MASA PUTIH BIRU
(Hartina Hariyanto)

Sahabat bagiku bagaikan burung pipit yang tak henti berkicau saat berada di
perkumpulannya dan menjadi orang bisu saat bertemu orang baru. Saat itu aku
menemukan beberapa orang yang dapat menghibur, membantu, mengingatkan, serta
memperlihatkan. Begitu indahnya masa-masa remaja jika dilakukan bersama. Membuat
dan menambah coretan di dalam buku kehidupanku. Menemukan yang sejalan,
sepemikiran, dan bisa memberiku kenyamanan. Hingga tiba hari dimana aku pergi
meninggalkan semua itu. Meninggalkan banyak kenangan dan berusaha untuk kuat dan
berharap suatu saat bisa bertemu dangan orang-orang itu kembali.

Namaku Hartina Hariyanto, bisa dipanggil Hartina,Tina, atau apapun asalkan
jangan panggil dengan nama orangtuaku hehe… Sedikit bercerita, dulu saat aku SD aku
tinggal di sebuah desa yang bernama Subaim provinsi Maluku Utara, di sini aku tinggal
dengan keluargaku. Hingga tiba saat aku memasuki kelas 5 SD dan diminta oleh
orangtuaku agar aku tinggal atau menyambung sekolah di kampung tempat nenek dan
kakekku berada tepatnya di Sulawesi Selatan.

Seperti anak baru pada umumnya, yang tidak saling kenal dan tiada sapaan saat
awal masuk. Untung di sini aku langsung punya kenalan yaitu sepupuku sendiri. Cukup
tantangan bagiku pindah dari Subaim ke kampung halaman nenekku, mulai dari bahasa
yang kugunakan dengan orang-orang gunakan sangat berbeda, sehingga setiap orang
berbicara denganku harus diartikan terlebih dulu.

Hari demi haripun berlalu, hingga aku menjadi terbiasa mendengar dan belajar
bahasa orang sini. Temanku pun bertambah setelah aku memasuki Sekolah Menengah
Pertama.
Di sini lah cerita persahabatanku dimulai…

Aku menemukan teman-temanku di sekolah tingkat pertama. karena satu kelas.
Teman-temanku beranggotakan sepuluh orang dan termasuk aku. Setiap temanku ini
memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Mulai dari mereka yang pendiam, ceria, alim,
cerdas, baik, sedikit keren dan banyak tingkah mereka yang tidak bisa dijelaskan, butuh

3 | Antologi Cerpen

waktu dan lembaran yang amat panjang agar aku bisa menceritakan mereka semua. Satu
dintara mereka adalah sahabatku sampai sekarang.

Pada bulan Agustus 2019 tepatnya saat aku kelas 9 SMP, kami pergi berkemah di
Penekj untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Sebelum itu aku dan temanku
yang berjumlah lima orang terpilih untuk mengikuti lomba tari antar sekolah, aku juga
dipilih mengikuti lomba pramuka yaitu tali temali. Selain itu juga ada lomba gerak jalan
antar sekolah SD, SMP dan SMA.

Pada saat tiba di Peneki, sekolah kami mendapat tempat dipinggir lapangan.
Teman-temanku pun saling bekerja sama untuk membangun tenda. Ada yang mengambil
air, ada yang menyapu dan ada yang memasak. Kebetulan pada saat itu sekolah ku
mendapat giliran pertama tampil tari. Jadi setelah bersih-bersih kami pun diantar ke salah
satu temannya guruku untuk di make up. Setelah di make up kami pun kembali ke tenda
kami untuk bersiap-siap tampil. Aku dan teman-temanku merasa sangat gugup tapi kami
mencoba untuk rileks dan berusaha yang terbaik untuk sekolah kami. Pada saat nama kami
dipanggil ke panggung, kami pun mulai menari. Pada awalnya tarian kami lancar-lancar
saja tapi pada pertengahan tarian salah satu temanku tidak sengaja menjatuhkan topinya.
Tapi untungnya temanku melanjutkan tariannya dan tersenyum. Setelah menampilkan
tarian kami diajak

untuk foto bersama gururku. Pada saat itu sekolahku mendapat juara dua di tarian, kami
sangat bersyukur atas kerja keras kami selama ini. Begitu banyak kenangan kami pada saat
itu, mulai dari makan bersama, mandi bersama, memasak bersama, dan memberi dukungan
kepada teman kami yang lomba. Aku sangat bersyukur mempunyai teman seperti mereka
samua, yang selalu ada di saat aku susah dan sedih.

Pada saat kami pun berpisah hanya lima temanku yang bersekolah yang sama
denganku. Aku berpisah dengan empat temanku. Begitu banyak kenangan yang telah
kulalui bersama mereka, setiap jalan, setiap waktu dan setiap saat yang kami lakukan itu
sangat berkesan dan menjadi kenangan manis dan indah bagiku. Sampai jumpa teman-
temanku, coretan yang kalian beri dilembar hidupku sangat berarti. Semua ini biarlah
hanya jadi kenangan dan aku yakin kita akan bertemu diwaktu yang telah direncanakan
Allah swt.

4 | Antologi Cerpen

TERLALU RUMIT
(Hasrianti)

Di mulai dari kata rumit itulah kehidupan dimana semuanya rumit dan penuh teka-
teki, ujian, dan cobaan. Takdir itu tidak ada yang tau, rasanya ingin patah semangat
menjalani kehidupan ini. Menjadi anak perempuan pertama dan harapan keluarga adalah
tanggung jawab yang sangat besar untuk menjadi contoh kepada adik-adikku. Tapi seiring
berjalannya waktu semuanya berlalu atas dukungan dari keluargaku, orang yang tidak
akan meninggalkan diriku walau bagaimana pun jatuh dan terpuruknya aku. Kenapa
dikehidupan ini begitu banyak masalah. Mulai dari masalah hati, pendidikan, dan sahabat.
Terkadang aku ingin menyerah mengejar mimpi-mimpiku tapi melihat ke masa laluku
tidak mungkin rasanya ingin menyerah dititik ini waktu, tenaga, dan mental sangat-sangat
dikuras, terkadang saya menangis di tengah malam memikirkan perjuangan-perjuangan
orang tuaku untuk memberikan fasilitas yang lengkap untuk pendidikan anak-anaknya.
Sakit rasanya melihat orang tuaku menangis dan memikirkan anak-anaknya. Aku ingin
berterima kasih banyak kepadamu karna tanpa kamu aku tidak bisa berada dititik ini
maafkanlah diriku yang selalu menjadi beban.

Pendidikan adalah cara untuk menggapai cita-citaku dan cara balas dendam terbaik
kepada orang yang menghina kita. Sukses adalah harapan keluargaku dimana semua
menaruh harapan yang besar kepadaku. Tapi diri ini rasanya ingin menyerah di tengah
jalan, mungkin tanpa dukungan keluargaku aku tidak bisa sampai dan bertahan dititik ini,
dititik dimana semua orang memandang kita sampah. Jika di ceritakan secara detail
mungkin ini terlalu berbelit-belit karna masalah yang satu belum terselesaikan muncul
masalah baru lagi. Kenapa jika kita tidak memiliki apapun orang-orang tidak memandang
kita. Menjadi harapan keluarga itu harus kuat.

Sahabat, sampai detik ini aku belum bisa menemukan sahabat yang benar-benar
tulus. Dulu aku mempunyai sahabat yang benar-benar aku anggap sebagai rumah keduaku
tapi waktu terus berjalan dan dia mengenal orang-orang baru disitulah sikapnya berubah
sedikit demi sedikit. Awalnya aku tidak berfikir bahwa dia tidak akan pernah
meninggalkanku dan berubah tapi nyatanya dia berubah. Diri ini sulit terbuka kepada
orang lain walaupun punya banyak teman, tapi tidak semudah itu menceritakan kisah
kehidupanku ke orang lain.

5 | Antologi Cerpen

Diri sendiri, teruntuk diriku teruslah kuat dan jangan menjadi lemah karena ada
harapan-harapan keluarga yang keluargamu percayakan kepadamu terima kasih telah
bertahan sampai detik ini dan jangan pernah menjadi diri orang lain.

Hati, teruslah berhati lembut jangan pernah mendengarkan hal-hal nnegatif dari
orang lain meskipun engkau selalu gagal tapi tetaplah berusaha, ceria dan jangan cengeng.
Hidup itu memang rumit.
“Tetaplah menjadi dirimu sendiri jangan pernah berubah karena omongan jahat orang lain
bukan penentu masa depan mu. Inilah cerita singatku yang ku tulis dalam cerpen ini.”

6 | Antologi Cerpen

HAMPIR MENYERAH
(Agustriawan)

'Sekolahku di rumah, di rumah ku sekolah' mungkin hal itu yang terpikirkan saat ini, saat
dimana sekolah dilakukan dari jarak jauh tanpa bertatap muka, bertemu guru dan teman
hanya melalui layar ponsel atau laptop. Hari itu aku merasa benar benar sedih dan bertanya
tanya mengapa hal ini terjadi, mengapa aku tidak bisa belajar di sekolah, bahkan aku
mengira bahwa ini hanya sementara tetapi aku menyadari bahwa hal tersebut terjadi
hampir dua tahun . Aku seorang murid kelas XI SMAN 11 Wajo, yang memiliki keinginan
bersekolah offline (luring), teman teman yang lain juga pasti begitu, tetapi dengan situasi
dan kondisi yang ada, kita tidak ditakdirkan untuk bertemu sementara waktu. Aku jelas
merasa sedih bahkan saat mengikuti pelajaran melalui daring aku pun merasa tidak
sebahagia saat mengikuti pelajaran di sekolah. Aku seorang anak dari keluarga sederhana
yang hidup apa adanya, saat sekolah dilakukan melalui daring aku merasa sudah
menyusahkan orang tuaku, karena orang tuaku harus menyisihkan uangnya untuk membeli
paket internet. Ya, ayahku beliau yang bekerja banting tulang untuk keluarga, dia seorang
petani. ibuku hanya ibu rumah tangga, dan aku memiliki 2 kakak. Tugas setiap hari
semakin

banyak, mata pelajaran yang tidak dapat ku pahami dengan baik, sampai

sampai aku sering menyalahkan keadaan, aku tahu bahwa semua ini sudah ada yang
mengatur dan diatur dengan baik.

Pagi hari, seperti biasa aku sudah mandi dan memulai untuk pembelajaran daring. Saat
pembelajaran, aku menemukan banyak sekali kesulitan, sinyal dari Internet di ponselku
tidak terbaca. Oleh karena itu, aku pergi ke rumah tetangga untuk menumpang internet
(Wi-Fi), untung saja tetanggaku baik hati sehingga ia memperbolehkan aku untuk
bersekolah dari rumahnya. Namun, hal itu terjadi sangat sering, aku merasa tidak enak.
Malam datang kembali, sedih datang kembali. Pertanyaan waktu itu datang menghantui,
"Apa aku harus menyerah?" Itu dia pertanyaan yang akhir akhir ini sering saja muncul di
pikiranku. Aku merasa aku menambah beban ayah, aku berpikir bahwa lebih baik aku
berhenti sekolah, aku akan mencari pekerjaan untuk menambah biaya hidup keluarga dan
aku bisa mengambil kejar paket untuk lulusan SMA ku. Namun, kembali lagi jawaban

7 | Antologi Cerpen

muncul dari diriku "Ada keluarga yang harus ku bahagiakan." Hal itu kembali memberikan
semangat, dengan itu aku mulai bangkit sedikit demi sedikit, aku yakin bahwa hari esok
sudah disiapkan dengan baik. Jika aku
menyerah hari ini, apakah hari esok lebih baik? Bagaimana jika hari ini, penentu hari
esok? Kalau begitu aku akan menjalani hari ini dengan baik, dengan begitu hari esokku
mungkin bisa lebih baik.
Hari demi hari dilalui oleh belajar belajar dan belajar online, hingga di titik ini aku tidak
pernah lagi berpikir untuk menyerah, karena aku sudah melihat betapa tangguhnya ayahku,
aku ingin mencoba sepertinya. Aku melewati hari hari sulit saat masa pandemi dengan
belajar online di rumah, tapi hal itu tidak membuatku jatuh hingga tak bangun lagi. Aku
sadar hal ini adalah sebuah tantangan untuk tetap semangat meraih cita cita dalam keadaan
apapun, ini masih awal dan belum ada apa apanya jika dibandingkan dengan yang lain.
Aku harap pandemi ini segera usai dan kita bisa bertemu kembali di sekolah dengan
keadaan sehat dan bahagia. Sama sama kita meraih cita cita meskipun keadaanmu dengan
keadaanku berbeda. Cita cita bisa tercapai karena banyaknya usaha dan doa yang
dilakukan, aku yakin kalian pasti bisa jangan menyerah, kalau menyerah sementara saja
jangan lama lama, banyak sekali lawanmu di luar sana yang lebih baik darimu.

8 | Antologi Cerpen

MOMEN TERINDAH
(Sitti Rahma)

“Bangun! Sudah jam setengah tujuh! Nanti kamu terlambat ke sekolah!” suara gertakan itu
mengagetkan dan mengiang di telingaku. Dengan sangat malas akupun beranjak bangun
dari kasur, berusaha mengumpulkan nyawayang berkeliaran, dan berusaha menyapa
indahnya dunia. Lagi-lagi suara gertakan itu terdengar, “Lina, bangun! Kamu susah sekali
kalai di bangunin!” “iya ma, sebentar” kataku. Dengan langkah sedikit gontay akhirnya
aku keluar kamar dan menyantap roti yang sudah di sediakan dan bergegas segera mandi
dengan terburu-buru.

Nos, adalah nama panggilan untuk motor kesayanganku. Motor ini sangat mengerti dan
memahamiku, seolah-olah dia adalah hidup dan matiku untuk memulai perjalanan ke
sekolah. “Pagi, pak” sapaku kepada satpam penjaga sekolahku. “Pagi juga, telat lagi ya?”
balasnya, “iya nih pak hehe” ujarku sambil meringis kuda, “Yasudah cepat masuk”
katanya. Lalu aku bergegas memarkirkan motor. Ada perasaan yang aneh, entah mengapa
pagi ini aku merasa deg-degan. Tanpa memperdulikan perasaanku, akhirnya aku segera
berlari menuju kelas. Tiba-tiba aku berhenti sejenak ketika di kelas ada Ibu Desi! Guru
pelajaran matematika yang terkenal galak dan cuek. Dengan tangan

sedikit gemetar, akhirnya aku membuka pintu kelas, “selamat pagi, bu” sapaku. Pada saat
itu suasana kelas sedang hening karena mereka sedang mengerjakan tugas yang di berikan
oleh Ibu Desi. “Kemana saja kamu jam segini baru dating?” gertaknya. “I.. Itu.. Itu.. Ban
motor saya….” Belum selesai aku berbicara, Ibu Desi yang terlihat kesal pada saat itu
memotong kata-kataku “ah! Sudah jangan banyak alasan! Sekarang, coba ibu lihat
pekerjaan rumah kamu”. Aduh! Gawat! Ibu Desi meminta pr yang kemarin beliau kasih,
aku harus alasan apa lagi nih? Gumamku dalam hati. “Cepat keluarkan pr mu!” bentaknya.
Dengan memasang tampang lesu, aku pun menjawab, “maaf bu, saya…” “sudah kamu
berdiri di dekat pintu!” seakan-akan beliau tahu apa yang akan aku katakana. Dengan
sedikit kesal, aku menuruti kata-katanya. hari ini, adalah hari tersial bagi hidupku, aku pun
mulai bergumam lagi.

KRIIIIIING… Akhirnya suara tersebut dapat membuat hati senang dan lega rasanya.
Dengan sangat terburu-buru aku menarik kedua temanku, Ajeng dan Via. “Udah deh

9 | Antologi Cerpen

cepetan ah! Nanti kanti keburu ramai!” “iya tapi gak usah narik-narik kita juga dong” balas
Via, “iya, sakit nih tanganku” Ajeng yang daritadi hanya diam saja angkat bicara. “Ih
kalian nih, yaudah ayo cepat!”. 30 menit

kemudian bel berbunyi lagi, kemudian kami pergi meninggalkan kantin dan segera menuju
kelas.
“Kalian kerjakan buku paket kimia halaman 111, ibu Ilma tidak masuk karena anaknya
sakit. Nanti di kumpulkan ya!” lalu guru piket pun keluar. Kelas yang tadinya hening
seketika langsung ramai oleh kegembiraan karena ibu Ilma tidak masuk. Ibu Ilma adalah
guru yang cukup terkenal dengan kedisiplinannya. Maka dari itu, ketika di beritahukan
beliau tidak masuk, rasanya ada keajaiban yang dating dari Tuhan.

Karena merasa bosan di kelas dan aku merasakan hawa-hawa mengantuk, aku mengajak
Ajeng dan Via untuk keluar kelas. “Ke kelas atas aja yuk, tidak ada orang” saran Via.
Kemudian kami menaiki anak tangga satu persatu, dan setibanya di atas kami mulai
ngobrol macam-macam. Tidak terasa bel pelajaran kimia pun habis. Kami semua pun
bergegas menuju kelas. Tiba-tiba mataku tertuju ke seseorang lelaki yang mengenakan
kaos hitam, celana jeans panjang, dan sepatu warna putih. Ajeng dan Via yang mengetahui
arti keberhentianku, akhirnya mereka juga ikut berhenti. “Loh? Itu Galih kan Lin? Dia
ngapain disini?” Via memecahkan suasana hening. “Aku juga gak tahu. Mungkin dia ingin
bertemu bu Asha. Tapi dia daritadi pagi agak sedikit aneh, dia nyuekin aku terus”
ujarku sedikit sedih. “Yasudah ayo kita ke bawah dan berbicara dengannya. Galih, adalah
kekasih Lina. Mereka sudah lama menjalin hubungan bersama. Walaupun mereka
terhalang oleh jarak yang jauh, tapi mereka saling percaya. “Hei, kamu ngapain disini?
Tumben kesini tidak bilang-bilang aku dulu?” aku memulai perbincangan. “Aku mau
ketemu bu Asha, ada urusan” jawabnya jutek. “Oh gitu, yasudah aku masuk kelas dulu ya”
Galih hanya menganguk. Lina tidak habis piker dengan perubahan Galih yang sangat
drastis.

Jam menunjukkan pukul 13:00, jadwal semua siswa-siswi mengakhiri pelajaran hari itu.
Ternyata Galih sudah menunggu Lina di depan kelasnya. “Ayo kita pulang” Galih berkata

10 | Antologi Cerpen

ketika Lina keluar dari kelas. Lina pun hanya diam dan jalan mengikuti Galih dari
belakang.
Hari ini Lina bisa di bilang sangat kesal dengan Galih. Karena dia tidak memberi kabar
kepada Lina. Menit demi menit pun hanya Lina gunakan untuk bergumam. Tidak terasa
sekarang jam menunjukkan pukul 23:59. Lina masih belum bias menghilangkan rasa kesal
di hatinya kepada Galih. Tiba-tiba hp Lina bunyi, Lina sedikit malas mengangkat telpon
dari Galih. Belum sempat Lina
bilang hallo, Galih lebih dulu berbicara, “selamat ulang tahun ya! Panjang umur dan sehat
selalu. Maaf hari ini aku sengaja nyuekin kamu hehe” ujarnya. Lina terdiam cukup lama,
“hallo? Hallo? Kamu ada di situkan?” Galih bingung karena Lina tidak berbicara
sedikitpun. “Kamu jahat ya udah bikin aku kesel, ah tapi terimakasih ya atas ucapannya.
Ternyata kamu masih inget ulang tahun aku” ucapnya terharu namun senyumnya
mengembang. Akhirnya Galih memainkan gitar melalui telpon untuk Lina.

11 | Antologi Cerpen

SI PENGAGUM RAHASIA
(Marwah)

Namaku Marwah, umurku sekarang 17 tahun. Orang bilang pada umur 17 tahun
banyak yang istimewa, Namun bagi aku itu tidak berlaku sama sekali. Apalagi dengan
masalah percintaan, itu gak berlaku sama sekali bagi aku. Aku mengaggumi satu laki-laki
yang bahkan namaku mungkin tidak dia tau, atau mungkin dia tau tapi tidak berarti apa-
apa baginya, tidak seperti namanya yang bermakna padaku. Entah apa yang ada di
pikiranku selama ini tentang dia, walaupun banyak teman-temanku yang selalu bilang
“Emangnya gak ada cowok lain selain dia?” tapi perasaan kagum aku ke dia tuh udah
merekat kayak perangko, wkwkwk.

Kamu mungkin pernah, setidaknya sekali dalam hidupmu menjadi seorang pengagum
rahasia atau secret admirer seperti aku saat ini. Mungkin kamu pernah diam-diam
mengagumi kakak kelas, teman seangkatan, adik kelas, atau siapapun. Bahkan aku pernah
berpikir aku mungkin tak hanya menjadi seorang pengagum saja, melainkan juga mulai
timbul rasa cinta dan ingin memiliki. Yah aku, si pengagum rahasia yang juga memendam
cinta.

Menjadi seorang pengagum rahasia itu bukanlah suatu hal yang mudah dijalani,
apalagi kalau sudah bawa perasaan cinta. Sebagai pengagum rahasia aku hanya bisa
melihat dan memerhatikan dia yang aku sayangi dari kejauhan. Dia terasa dekat namun tak
bisa aku raih. Dia hanya menganggapku sebagai satu dari sekian banyak teman yang selalu
ada untuk mendukungnya, yang selalu merasa hati berdebar-debar saat ada di dekatnya,
dengan raut wajah yang malu, yaah tapi mau sih.

Sakit hati menjadi hal yang biasa aku rasakan, tapi aku juga bisa belajar menjadi
seseorang yang berhati besar, lapang dada, dan ikhlas. Kenapa? Karena aku belajar untuk
rela melihat dia yang aku kagumi dan sayangi bahagia bersama yang lainnya aneh yah??
Memerlukan kekuatan hati yang besar untuk menerima kenyataan itu.

Namun, aku si pengagum rahasia bisa selamanya bersama dengannya sebagai seorang
teman yang mendukung baik di kala bahagia ataupun sedih. Bukan sebagai kekasih,

12 | Antologi Cerpen

melainkan sebagai seorang teman atau sahabat yang setia. Bukankah sahabat memiliki
nilai yang sama tingginya dengan seorang kekasih?

13 | Antologi Cerpen

MENJADI ANGGOTA PASKIBRAKA
(Nurkhalisah)

Berdasarkan peristiwa yang sangat seru dan susah untuk di lupakan dan menyentuh
semangat berbangsa dan bernegara itulah yang menggugahku untuk menceritakan sebuah
pengalaman.

Suatu saat itu, setelah saya naik di bangku kelas 10 SMA NEGRI 11 WAJO, saya coba-
coba untuk masuk di ekstrakulikuler paskib sekolah, pertengahan masih COVID-19. Saya
dan teman-teman saya masih jarang latihan di lapangan.

Pada bulan maret 2021 kabupaten mengadakan seleksi anggota PASKIBRAKA untuk
pengibaran di hari 17 agustus. Saya mencoba mengikuti seleksi bersama dengan kakak
kelas dan teman saya akhirnya kita di antar pembina ke kantor dispora untuk mengikuti
seleksi, beribu-ribu orang yang mengikuti seleksi dan bersaing dengan banyak sekolah.

Pengumuman pun sudah keluar dan saya tidak lolos pada hari itu, tapi saya tetap sabar dan
harus semangat. Ke esokan harinya saya mendapat telepon dari teman rekan saya bahwa
besok saya harus ke sengkang untuk mengikuti ujian duta pancasila karena banyak teman-
teman disana yang lolos tapi dia menolak karna di larang

sama orang tuanya akhirnya saya di telpon teman saya untuk menggantikannya. Awal
mula saya bangga dan bersyukur banget bisa ikut bergabung untuk masuk menjadi
anggota, waktu itu merupakan sebuah tantangan diri untuk bisa berbuat optimal. Persiapan
mental harus di punyai bagi setiap siswa, di samping persiapan fisik juga harus terpenuhi
sehingga semuanya berjalan untuk memenuhi harapan dan membanggakan kedua orang
tua. Ke esokan harinya pun saya pergi di antar sama bapak saya untuk mengikuti ujian
duta pancasila. Di sana banyak banget teman-teman yang beda sekolah dan kita bisa
mengenal banyak orang.

Setelah berhari-hari, berminggu-minggu hingga beberapa bulan secara rutin pelatihan
dilakukan akhirnya menjadi terbiasa dan bisa. Itu semua berkat kemauan, ketekunan dan
banyak belajar dari kesalahan-kesalahan terutama mebangun sikap dalam kebersamaan tim
seperti baris berbaris, memposisikan diri dalam peran sesuai formasinya masing-masing.

14 | Antologi Cerpen

Sangat beruntung kita satu kelompok/organisasi Paskibraka mendapatkan pelatihan dari
kalangan yang punya kompetensi yaitu dari pihak TNI setempat. Walaupun tidak dilatih
berperang, namun penanaman sikap disiplin diri dan disiplin kelompok/korps, tegap-tegas
dan sigap menjalankan setiap instruksi, kebersamaan dalam
langkah, maksud dan tujuan telah menjadikan kebiasaan yang belum pernah diperoleh
sebelumnya.
Sungguh telah menjadikan suatu pengalaman dan merupakan suatu kebanggaan tersendiri
sejak diriku masuk menjadi anggota Paskibraka. Terutama pengalaman dan kebanggaan
batin di mana jiwa cinta tanah air semakin tertanam dalam hati, bangga pula bahwa bangsa
dan negara Indonesia adalah wadah kita bernaung, milik kita bersama, yang harus dijaga
dan dipertahankan keberadaannya.
Disamping kebanggan batin yang tak terhingga nilainya itu, ada pula kebanggaan yang
ditandai dalam perubahan sikap. Menjadi anggota Paskibraka dimana latihan-latihannya
berlangsung secara rutin/berkelanjutan ternyata telah ikut membentuk perilaku seseorang
menjadi semakin percaya diri, berdisiplin, tertib, membangun kekompakan, bekerja
sama/bergotong royong, tegas dan tegap melangkah, tidak menjadi manusia cengeng
(apalagi bermanja-manja). Itulah pengalaman yang pernah saya alami tahun lalu, dan
ternyata banyak manfaat yang dapat dipetik ketika menjadi anggota PASKIBRAKA.
mari kita terus bersemangat menimba ilmu pengetahuan dan memperkaya pengalaman
yang membawa manfaat, terutama dalam memupuk rasa cinta tanah air Indonesia,
memperkuat persatuan dan kesatuan menuju kejayaan bangsa Indonesia.

15 | Antologi Cerpen

MENUJU AND
(Salwah)

"Dipertemukan oleh pendidikan
Dan tak lama lagi
Dipisahkan oleh impian"
Pertemuan yang awalnya hanya sebuah hal yang biasa bagiku kini menjadi salah satu hal
yang luar biasa yang pernah terpatri dalam ingatanku.
2 years ago
Melangkahkan kaki Masuk kegerbang berwarna orange ini, memakai seragam batik
kuning yang sangat ciri khas, serta menjadi salah satu keluarga besar Sekolah Menengah
Atas Negeri 11 wajo. Adalah impian sederhana sekaligus membangakan yang paling
kunanti.
Hari ini adalah hari pertama kisah putih abu - abuku dimulai namun nihil nyatanya hanya
dapat terlaksana dalam dunia maya, semua aktivitas sekolah dilakukan didepan benda
persegi yang sangat membosankan yang biasa disebut android. Walaupun membosankan
aktivitas
pembelajaran ini kulalui selama setahun, lebih tepatnya hingga aku beranjak ke tahap
selanjutnya yakni kelas 2 Sekolah Menengah Atas.
Namun Aktivitas sekolah yang hanya setengah nyata menurutku ini telah berakhir setelah
setengah semester kulalui dikelas 2 Sekolah Menengah Atas.
Awal yang baru pun dimulai hari ini ibarat hari pertama masuk sekolah dan aku tak
mampu mengigat dengan jelas seperti apa pertemuan pertamaku dengan 34 siswa yang
akan menjalani 1 semester bersamaku dikelas ini. Intinya awal pertemuan kami Wajah
yang tak kukenal kini berkumpul di kelas itu dengan bahagia, sepertinya mereka
merasakan apa yang kurasakan hari itu.
Kelas yang kutempati diberi nama Albert Einstein Class, kelas berpenghuni 34 orang yang
tak kusangka akan menyimpan segumpal suka duka dalam benakku. Perkenalan dalam

17 | Antologi Cerpen

kelas ini tak pernah terlaksana secara formal kami mengenal satu sama lain hanya dengan
melalui aktivitas yang kami jalani setiap harinya.
Awalnya kata akrab dengan mereka semua tak pernah terlintas dalam benakku namun
takdir telah merencanakan hal lain. Seiring berjalannya
waktu segala bentuk pekerjaan bersama, suka duka yang bersama kita pikul menciptakan
sebuah solidaritas yang kuat.
Mereka yang berjumlahkan 34 orang yang tak mampu untuk kulampirkan satu persatu
namanya , Mereka yang memiliki keunikan masing masing, mereka yang
memyempurnakan satu dengan yang lainnya, mereka yang saling mendukung saat salah
satu dari mereka yang membutuhkan dukungan, mereka yang menjadi alasan tawa saat tak
ada hal lain yang mampu menciptakannya, mereka yang mengajarkan cara bersikap bodo
amat dengan masalah hidup, mereka yang memberikan nasehat kehidupan dengan masalah
hidup mereka masing - masing serta mereka yang memberikan arti dari keluarga kedua
sesunguhnya.
Melewati kisah selama 1 semester bersama mereka adalah hal yang paling menyenangkan,
menenangkan, membangakan sekaligun tak akan pernah terlupakan. Namun sayang kisah
ini tak lama lagi akan usai dan berakhir dengan kata perpisahan. Rasanya air mata tak
mampu kubendung saat membayangkan hari hari terakhir bersama mereka. Namun satu
hal yang ingin kusampaikan kepada mereka adalah
"1 tahun bukanlah waktu yang lama untuk kita lalui bersama maka dari itu mari bersama2
menikmati hari hari terakhir kita bersama dalam balutan seragam putih abu2, mari bersama
jadikan setiap momen yang kita jalani jadi lebih berkesan, bermakna serta jadikan momen
yg kita jalani menjadi momen yang tak terlupan sekalipun oleh dunia".

18 | Antologi Cerpen

Daftar Pustaka
Al Banna, Hasan. 2011. Antologi Cerpen Sampan Zulaiha. Depok: Koekoesan.
Arikunto, Suharsimi. Dkk. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rieneka Cipta.
Atmowiloto, Arswendo. 2002. Mengarang Itu Gampang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.
Depdiknas.. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

19 | Antologi Cerpen


Click to View FlipBook Version