Struktur dan Fungsi Sel Penyusun Jaringan
pada Sistem Reproduksi
Untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2 (Genap)
Pendidikan Biologi
Universitas Lambung Mangkurat
Jl.Brigjen H. Hasan Basri
081293195410
i
Listi Noorziah (A1C215020)
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PENYUSUN
JARINGAN PADA SISTEM REPRODUKSI
Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) /Madrasah Aliyah
(MA) Kelas XI Semester (Genap)
Disusun oleh :
Listi Noorziah
(A1C215020)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Bahan Ajar ini
dalam waktu yang telah ditentukan.
Dalam Bahan Ajar ini penulis sampaikan informasi mengenai struktur dan
fungsi sel penyusun jaringan pada sistem reproduksisebagai bahan ajar untuk
SMA/MA Kelas XI Semester 2 dengan berpacu literatur dari sumber buku, artikel
atau jurnal dan sumber terpercaya lainnya.
Dalam menyelesaikan Bahan Ajar ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan Bahan Ajar ini.
Penulis berharap Bahan Ajar ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan lainnya
untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Banjarmasin, November 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
KOMPETENSI DASAR.......................................................................................... v
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI .................................................... v
MATERI A ............................................................................................................... 1
MATERI B................................................................................................................ 3
MATERI C ............................................................................................................... 4
MATERI D ............................................................................................................... 6
MATERI E................................................................................................................ 7
MATERI F................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 11
iv
KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem reproduksi.
2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur, terhadap data dan fakta, tanggung
jawab, peduli (kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dalam melakukan
berdiskusi.
3.12 Menerapkan pemahaman tentang struktur dan fungsi sel penyusun pada
sistem reproduksi.
4.13 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi organ
yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi dalam berbagai bentuk
media presentasi.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. 1.1 Menjelaskan isi kandungan Al-Qur’an Surah Al-Mu’minuun 23:12-14
yang berkaitan tentang materi sistem reproduksi.
2. 1.1 Menujukkan perilaku ilmiah teliti, jujur terhadap data, santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi.
3. 3.1 Menguraikan tentang organ-organ penyusun, fungsi dan hormon sistem
reproduksi laki-laki dan wanita
3. 3.2 Menguraikan tentang proses gametogenesis pada laki-laki dan wanita.
3. 3.3 Menguraikan tentang proses siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan
(Gestasi) dan Persalinan (Partus)
4. 4.1 Membuat bagan sistem reproduksi laki-laki dan wanita yang memuat
organ, fungsi dan hormon yang mempengaruhinya
4. 4.2 Membuat bagan spermatogenesis dan oogenesis di karton
4.4.3 Membuat gambar permodelan proses perkembangan janin
v
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PENYUSUN JARINGAN
PADA SISTEM REPRODUKSI
Sistem Reproduksi Laki-Laki
Sistem reproduksi laki-laki
tersusun dari organ-organ yang
terletak di luar tubuh dan di
dalam tubuh. Organ yang terletak
di dalam tubuh berupa penis dan
skrotum, sedangkan organ yang
terletak di dalam tubuh berupa
saluran pengeluaran dan kelenjar Gambar. 1. Organ Reproduksi
yang menghasilkan hormon hormon (Tehansya, 2016)
kelamin.
A. Organ Reproduksi Laki-laki
Organ reproduksi laki-laki meliputi skrotum, testis, saluran pengeluaran,
kelenjar asesori, dan penis.
1. Skrotum (kantong pelir), berupa kantong longgar dari kulit fasia (selaput
pembungkus otot), dan otot polos yang membungkus testis di luar tubuh.
Skrotum berjumlah sepasang, dipisahkan oleh seprum internal. Setiap
skrotum berisi satu testis.
2. Testis, merupakan sepasang organ lunak yang berbentuk oval dengan ukuran
panjang 4-5 cm dan diameter 2,5 cm. Setiap testis dilapisi oleh tunika
albuginea, yaitu kapsul jaringan ikat yang merentang ke arah dalam
membentuk sekitar 250 lobulus. Di dalam lobulus terdapatpintalan tubulus
seminiferus sebagai tempat terjadinya spermatogenesis.
3. Saluran reproduksi, meliputi epididimis, saluran vas deferens, saluran
ejakulasi (duktus ejakulatorius), dan uretra.
1
a. Epididimis, saluran berliku-liku yang sangat panjang (4-6 m), terletak di
sepanjang sisi belakang testis, serta berfungsi menyimpan sperma
(sekitar 6 minggu) hingga menjadi dewasa, motil, dan fertl. Selama
eksitasi seksual (ereksi dan meningkatnya keinginan sesksual), otot
polos dinding saluran akan berkontraksi dan mendorong sperma masuk
pas deferens.
b. Saluran vas deferens, berupa saluran lurus berkelanjutandari epididimis
yang meninggalkan skrotum hingga mencapai rongga perut melalui
kanalis inguinalis, menuju kantong semen (vesikula seminalis.
c. Saluran ejakulasi (duktus ejakulatorius), saluran pendek (sekitar 2 cm)
yang menerima sperma dari vas deferens dan menyalurkan sekresi
vesikula seminalis. Kedua duktus ejakulatorius bermuara ke uretra.
d. Uretra, saluran kelamin dari kantong semen, dan saluran pembuangan
urin dari kandung kemih sampai ke ujung penis.
4. Kelenjar aksesori, meliputi vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar
Cowper (kelenjar bulbouretral).
a. Vesikula seminalis, kantong berkelok-kelokyang bermuara ke dalam
duktus ejakulatorius, berukuran panjang sekitar 5 cm, serta
menghasilkan cairan kental bersifat basa yang kaya akan fruktosa untuk
menutrisi dan melindungi sperma.
b. Kelenjar prostat, terleta dibawah kandung kemih, menyelubungi uretra
bagian atas, serta menghasilkan cairan basa yang menyerupai susu yang
kaya an meningkatkan motilitas sperma pada pH optimum 6,0-6,5.
c. Kelenjar Cowper (bulbouretral), kelenjar kecil dengan ukuran dan
bentuk menyerupai kacang polong yang bermuara ke dalam uretra di
penis, serta menghasilkan cairan bersifat basa yang mengandung mukus
(lendir) untuk pelumasan.
5. Penis, terdiri atas tiga bagia, yaitu akar, badan, dan glans penis. Penis
2
berfungsi sebagai organ kopulasi, serta pengeluaran urin dan semen. Kulit
penis tipis dan tidak berambut, kecuali bagian dekat akar organ.
a.Pada glans penis banyak mengandung ujung-ujung saraf sensoris. Glans
penis tertutup oleh lipatan kulit longgar prepusium (kulup), kecuali jika
diangkat melalui sirkumisi (khitan).
b. Badan penis terdri atas tiga massa jaringan erektif silindris yang
berongga-rongga dan banyak mengandung pembuluh darah, yaitu dua
korpus kavernosum dan satu korpus spongiosum yang membungkus
uretra.
c. Titik kulminasi aksi seksual laki-laki ditandai dengan ejakulasi
(penyemprotan semen). Cairan semen berwarna abu-abu kekuningan
dengan pH 6,8 - 8,8. Volume cairan semen yang dikeluarkan saat
ejakulasi sekitar 1 – 10 mL.( rata-rata 3 mL), yang mengandung 90 % air
dan 50 – 120 juta sperma/mL. Volume sperma sekitar 5% dari volume
total cairan semen.
B. Hormon Reproduksi Laki-
Laki Hormon laki-laki di produksi oleh
testis, hipofisis, dan hipotalamus. Terbagi
menjadi dua yaitu hormon testikular dan
hipofisis :
1. Hormon testiskular
a. Testosteron, memiliki beberapa fungsi
yaitu:
b. Pada saat janin, untuk diferensiasi
saluran kelamin internal dan genitalia
luar, serta menstimulasi penurunan
Gambar. 2. Hormon Rproduksi testis ke dalam skrotum.
(Hikmat, 2015)
3
c. Ketika mencapai usia pubertas, testosteron berfungsi untuk petumbuhan,
perkembangan, dan pemeliharaan ciri-ciri seks sekunder, seperti
perkembangan organ genitalia, pendistribusian rambut sebagai ciri khas
laki-laki, pembesaran laring, penebalan pita suara yang menghsilkan suara
rendah, meningkatkan ketebalan dan tekstur kulit sehingga kulit menjadi
lebih gelap dan kasar.
d. Androstenedion, sebagai prekursor untuk hormon estrogen pada laki-laki.
e. Dihidrotestosteron (DHT), untuk pertumbuhan prenatal dan diferensiasi
genitalia laki-laki.
2. Hormon hipofisis
a. FSH (Follicle stimulating hormone), memiliki reseptor pada sel tubulus
seminiferus yang berperan dalam spermatogenesis.
b. LH (Luteinizing hormone), atau ICSH (Interstitial cell stimulating
hormone), memiliki reseptor pada sel-sel interstitial yang berfungsi
merangsang sel-sel interstitial di dalam testis untuk berkembang dan
menyekresikan hormon testosteron.
c. Hormon hipotalamus, yaitu GnRH (gonadotropin releasing hormone),
berfungsi merangsang kelenjar hipofisis mengeluarkan LH dan FSH.
C. Hormon Reproduksi Wanita
Hormon kelamin di produksi oleh ovariun, uterus, plasenta, hipofisis,
dan hipotalamus.
1. Estrogen, dihasilkan oleh ovarium (folikel dan korpus luteum) dan
plasenta. Estrogen berpengaruh pada pertumbuhan organ reproduksi,
kelenjar mamae, sekresi cairan pada serviks yang memudahkan sperma
masuk ke uterus, dan proses kelahiran.
2. Progesteron, dihasilkan oleh ovarium (korpus luteum) dan plasenta.
Progesteron berfungsi merangsangpertumbuhan endometrium uterus
untuk persiapan implantasi zigot, menghambat kontraksi uterus,
4
merangsang pertumbuhan sel alveolar kelenjar mamae, meningkatkan
viskositas mukus serviks sehingga menghambat masuknya sperma, dan
sedikit meningkatkan suh tubuh.
3. LH (Luteinizing hormone), dihasilkan oleh hipofisis, berfungsi merangsang
ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesterin, serta memacu
pertumbuah korpus luteum da ovulasi.
4. FSH (Follicle stimulating hormone), dihasilkan oleh hipofisis, FSH
berfungsi merangsang ovarium untuk memproduksi estrogen dan
progesteron, serta memavum pertumbuhan dan perkembangan folikel (sel
telur).
5. GnRH (gonadotropin releasing hormone), dihasilkan oleh hipotalamus.
GnRH berfungsi merangsang hipofisis untuk menyekresi LH dan FSH.
6. HCG (human chorionic gonadotropin), di sekresiakn oleh sel-sel embrionik
mulai dari hari ke-10 setelah fertilisasi. Hormon HCG berfungai
mempertahankan produksi estrogen dan prgesteron oleh ovarium.
7. Laktogen plasenta (HPL/human palcental lactogen) atau
somatomammotropin korionik, di sekresi oleh plasenta serta berfungsi
merangsang pertumbuhan kelenjar mamaea untuk persiapan laktasi dan
menyediakan energi pada ibu hamil.
8. Tirotropin korionik, disekresikan oleh plasenta, berfungsi meningkatkan
laju metabolisme pada ibu hamil.
9. Relaksin, disekresikan oleh korpus luteum kehamilan pada ovarium dan
plasenta, berfungsi untuk merelaksasi serviks dan fibrokartilago pada
simfisis pubis sehingga memudahkan kelahirna.
10.Prolaktin, dihasikan oleh hipofisis, berfungsi merangsang pertumbuhan
duktus dan alveolus pada kelenjar mamae saat kehamilan dan produksi air
susu selama menyusui.
11. Oksitosin, dihasilkan oleh hipotalamus dan disimpan di hipofisis posterior.
5
Berfungsi merangsang kontraksi otot polos uterus selama kelahiran dan
merangsang kelenjar mamae untuk pengeluaran air susu.
12.CRH (corticotropin releasing hormone), dihasilkan oleh plasentas,
berfungsi memacu produksi estrogen plasenta dan perubahan paru-paru
janin untuk menghirup udara.
13.Prostaglandin, dihasilkan oleh uterus, berfungsi memengaruhi robeknya
folikel saat ovulasi dan merangsang kontraksi uterus ssat kelahiran
D. Gametogenesis
1.Gametogenesis pada laki-laki
Gambar. 3. Spermatogenesis
(Hisham, 2015)
Tahapan spermatogenesis sebagai berikut :
1. Mitosis : Spermatogonium berkromosom diploid (2n) yang terletak
berdekatan dengan membrane basalis tubulus seminiferus berpoliferasi
melalui pembelahan secara mitosis dan berdiferensiasi. Menjadi
spermatosit primer (2n)
2. Meiosis : Setiap spermatosit primer (2n) membelah pada meiosis 1,
membentuk dua spermatosit sekunder (n). Dua spermatosit sekunder (n)
6
membelah pada meiosis II menjadi empat spermatid .
3. Spermiogenesis : Masing-masing spermatid (n) mengalami maturasi
(pematangan) menjadi spermatozoid (sperma) berkromosom haploid.
2. Gametogenesis pada Wanita
1. Oogenesis pralahir. Oogonium berpoliferasi melalui pembelahan mitosis
selama kehidupan janin dan menghasilkan 6 juta-7 juta oosit primer (2n).
Oosit primer tersebut akan tersebut akan tetap berada pada tahap
profase meisosis 1 setelah lahir hingga sebelum masa pubertas (berada
dalam keadaan meiosis arrest). Setiap oosit primer (2n) di selubungi oleh
selapis sel-sel disebut folikel primordial.
2. Oogenesis pascalahir. Pada saat lahir, jumlah primordial dalam ovarium
sekitar 2 juta, pada usia 7 tahun berjumlah sekitar 300.000 yang akan
hidup dan berkembang untuk diovulasikan satu-persatu setiap bulannya
selama tahun-tahun produktif.
3. Oogenesis pascapubertas, hormone GnRH yang dihasilkan hipotalamus dan
gonadotropin dari hipofisis berpengaruh pada perkembangan folikel
primordial menjadi folikel sekunder. Setiap bulan dihasilkan 20-50 folikel
sekunder, tetap hanya satu yang matang untuk diovulasikan. Sebelum
ovulasi, oosit primer (2n) dalam folikel matang mengalami pembelahan
meiosis 1 dengan pembagian sitoplasma yang tidak sama, yaitu oosit
sekunder (n) yang berukuran besar dan badan polar 1 (n) yang berukuran
kecil.
E.Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi terjadi pada saat pubertas dimulai, pada umumnya
rentang siklus menstruasi adalah 28 hari.
Siklus menstruasi terdiri atas siklus ovarium dan siklus endometrium uterus
1. Siklus ovarium, terbagi menjadi dua fase secara bergantian yaitu fase
7
folikel dan fase luteal.
a. Fase Folikel
• Diawal siklus (hari ke-1), hipotalamus menyekresikan GnRH yang
memengaruhi hipofisis (pituitari) anterior untuk menyekresikan
FSH dan LH.
• Kelompok folikel primer (berjumlah 20-25) yang memiliki reseptor
FSH dan LH, mulai menyekresi estrogen. Folikel primer tumbuh dan
membentuk antrum (ruangan) menjadi folikel sekunder.
• Penigkatan estrogen dalam plasma darah akan menghambat FSH dan
LH.
• Kadar estrogen yang terus meningkat
• Puncak LH menimbulkan efek terhadap folikel utama
b. Fase luteal
• Folikel graaf yang ditinggalkan oosit sekunder berubah menjadi
korpus luteum
• Peningkatan kadar progesteron dan estrogen
• Penurunan progesteron dan estrogen
2. Siklus Endometrim uterus
a. Fase menstruasi (haid), Fase pengeluaran dara dan sisa endometrium
dari vagina
b. Fase Proliferasi, beralngsung dari akhir haid sampai ovulasi
c. Fase sekretori (pogestasi), terjadi setelah ovulasi atau ketika
terbentuk korpus luteum.
8
Gambar. 4. Siklus Menstruasi
(Riki Cinderasari, 2015)
F.Pembuahan (Fertilisasi), Kehamilan (Gestasi) dan Persalinan (Partus)
1. Pembuahan (Fertilisasi)
Fertilisasi adalah penyatuann sperma dengan oosit sekunder untuk
membentuk zigot 250-400 juta sperma masuk ke dalam vagina melalui
ejakulasi semen laki-laki.
2. Kehamilan (Gestasi)
Masa gestasi
(kehamilan) yaitu
perkembangan embrio
menjadi janin hingga
kelahiran bayi. Lama
kehamilan 266 hari (38
minggu) dari waktu
fertilisasi hingga Gambar. 5. Perkembangan Janin
kelahiran. Waktu (Rina Widyawati. 2014)
fertilisaso tidak dapat
diketahui secara pasti,
9
maka tanggal dihitung
berdasarkan haid terakhir.
Jika siklus menstruasi
dihitung 28 hari.
Maka partus terjadi hari ke-288 (40 minggu atau 9 bulan kalender.
Dua minggu pertama setelah fertilisasi. Zigot membelah secara mitosis
dengan cepat 2 sel, 4 sel, 8 sel. 16 sel, kemudian 32 sel (morula). Morula
tumbuh menjadi blastosit. Sel-sel blastoit bagian luar (tropoblas)
membentuk tonjolan-tonjolan kea rah endometrium, menghasilkan enim
proteolitik yang mengikis sel-sel endometrtrium dan membentuk pembuluh
darah, membantu implantasi, serta membentuk plaseta dan membran yang
membungkus embrio.
3. Persalinan (Partus)
a. Dilatasi serviks (pembukaan), serviks dipaksa melebar untuk jalan keluar
bayi sekitar 10 cm. Tahap ini paling lama, terjadi mulai dari beberapa jam
hingga 24 jam.
b. Kelahiran bayi, bayi mulai bergerak melewati serviks dan vagina. Ibu
dapat membantu mengeluarkan bayinya dengan cara sengaja
mengontraksikan otot-otot dinding abdomen (perut) bersamaan dengan
kontraksi uterus (‘’mengeja’’), kelahiran bayi berlangsung selama 30-90
menit.
c. Kelahiran plasenta, terjadi segera setelah bayi lahir. Uterus
berkontraksi lagi untuk memisahkan plasenta dari miometrium dan
mengeluarkan melalui vagina. Kelahiran plasenta berlangsung 15-30 menit.
10
DAFTAR PUSTAKA
Cinderasari, Riki. 2015. Siklus Menstruasi. Diakses melalui
https://www.google.com/search?q=siklus+menstruasi&client (Pada tanggal 20
Desember 2017).
Dulesta, Tehansya. 2016. Sistem Reproduksi. Diakses melalui
http://tehansyad.blogspot.co.id/2016/12/artikel-biologi-sistem-reproduksi-
pada.html (Pada tanggal 20 Desember 2017).
Hisham. 2015. Pengertian Fungsi dan Proses Spermatogenesis. Diakses melalui
http://hisham.id/2015/05/pengertian-fungsi-dan-proses-spermatogenesis.html
(tanggal 20 Desember 2017).
Hikmat, 2015. Hormonal Pengendalian Reproduksi Perempuan. Diakses melalui
http://kliksma.com/wp-content/uploads/2015/03/Hormonal-Pengendalian-
Reproduksi-Perempuan-286x300.jpg ((tanggal 20 Desember 2017).
Irnaningtyas. 2013. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
11