The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Sistem Pertahanan Tubuh (Salsabila, S.Pd)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mgojali92, 2022-12-12 23:12:15

Sistem Pertahanan Tubuh (Salsabila, S.Pd)

Sistem Pertahanan Tubuh (Salsabila, S.Pd)

Sistem Pertahanan tubuh (IMUNITAS)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI Salsabila
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA (A1C215056)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 11/20/2017
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 5| S a l s a b i l a
BANJARMASIN

Sistem Pertahanan Tubuh
(Immunitas)

Bahan ajar untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah
(MA) kelas XI Semester II (Genap)

Disusun oleh :
Salsabila

A1C215056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN

NOVEMBER 2017

2|Page

Kata pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga Bahan Ajar sistem pertahanan
tubuh ini dapat diselesaikan dengan baik. Pembahasan materi pada bahan ajar ini
dilakukan dengan cara memaparkan tentang hal yang menyangkut struktur
penyusun dan sistem pertahanan tubuh pada manusia.

Isi bahan ajar ini mencakup materi pokok sistem pertahanan tubuh
(imunitas) yakni : struktur dan fungsi imunitas, mekanisme kerja imun spesifik dan
nonspesifik, antigen dan antibody, mekanisme kerja imun, jenis-jenis imunitas dan
sel yang terlibat dalam prosesnya serta kelainan atau penyakit yang terjadi pada
sistem imunitas.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan bahan ajar ini.
Mudah-mudahan bahan ajar ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi para
pembaca khususnya siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas.

Penulis

Salsabila

3|Page

Daftar isi

Kata Pengantar .................................................................................................................... 3
Daftar Isi ............................................................................................................................ 4
Identitas............................................................................................................................... 5
Kompetensi Dasar............................................................................................................... 5
Indikator Pencapaian Kompetensi ...................................................................................... 5
Paparan Isi Materi ............................................................................................................... 7
Daftar Pustaka..................................................................................................................... 25

4|Page

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banjarmasin
Kelas/ Semester : XI/ II (Genap)
Materi Pembelajaran : Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem
Sub Materi pertahanan tubuh
: 1. Antigen dan antibodi
Alokasi Waktu 2. Mekanisme pertahanan tubuh
3. Immunisasi
4. Ketidakseimbangan Sistem Pertahanan Tubuh
: 3 Minggu x 4 JP (= 12 JP/2= 6 kali pertemuan)

• Kompetensi Dasar

1.1: Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi
sel, jaringan, organ penyusun sistem, dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup.
1.2: Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3: Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1: Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksprimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsive dan proaktif dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan dalam kelas/laboratorium
maupun diluar kelas/laboratorium.
2.2: Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium
dan dil ingkungan sekitar.
3.14: Mengaplikasikan pemahaman tentang prinsip-prinsip sistem imum untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia dengan kekebalan yang di milikinya melalui
program imunisasi sehingga dapat terjadi proses fisiologi di dalam tubuh. (C3)
4.16: Menyajikan data jenis-jenis imunisasi (aktif dan pasif) dan jenis penyakit yang
dikendalikan nya

• Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1.1. Memberikan contoh tentang ayat Al-Quran yang berisi tentang adanya obat bagi
penyakit (Q.S. Adz-Dzariyat ayat 20-21 )

5| S a l s a b i l a

2.2.1. Melaksanakan sifat perilaku ilmiah teliti, jujur terhadap data dan fakta
3.14.1. Mengidentifikasi struktur dan fungsi pada sistem kekebalan manusia
3.14.2 Membedakan mekanisme pertahanan spesifik dan nonspesifik pada pertahanan

tubuh
3.14.3 Membedakan antigen dan antibody
3.14.4 Menjelaskan proses mekanisme respon immunitas terhadap benda asing
3.14.5 Menjelaskan jenis immunitas dan sel yang terlibat dalam prosesnya
3.14.6 Mengidentifikasi macam-macam kelainan atau gangguan yang terjadi dalam

sistem pertahanan tubuh.
4.14.1 Membuat charta fungsi sistem kekebalan tubuh manusia.
4.14.2 Membuat tabel perbedaan mekanisme pertahanan spesifik dan nonspesifik pada

pertahanan tubuh
4.14.3 Membuat tabel perbedaan antigen dan antibodi
4.14.4 Membuat skema proses mekanisme respon immunitas terhadap benda asing
4.14.5 Membuat bagan jenis-jenis immunitas
4.14.6 Membuat charta tentang imunitas terhadap penyakit (patogen) melalui observasi

lapangan (puskesmas,rumah sakit,dll).

6|Page

• Sistem Pertahanan Tubuh

Materi Uraian Materi Foto/gambar
Struktur Sistem kekebalan atau sistem
dan imun adalah sistem perlindungan Gambar 1. Struktur dan Fungsi imunitas
Fungsi pengaruh luar biologis yang dilakukan
oleh sel dan organ khusus pada suatu
▪ organisme. Jika sistem kekebalan
bekerja dengan benar, sistem ini akan
melindungi tubuh terhadap infeksi
bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat
asing lain dalam tubuh. Jika sistem
kekebalan melemah, kemampuannya
melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen,
termasuk virus yang menyebabkan
demam dan flu, dapat berkembang
dalam tubuh. Sistem kekebalan juga
memberikan pengawasan terhadap sel
tumor, dan terhambatnya sistem ini
juga telah dilaporkan meningkatkan
resiko terkena beberapa jenis kanker.
Sistem imun memiliki beberapa fungsi
bagi tubuh, yaitu sebagai:
Pertahanan tubuh, yaitu menangkal
bahan berbahaya agar tubuh tidak
sakit, dan jika sel-sel imun yang

7|Page

bertugas untuk pertahana ini

mendapatkan gangguan atau tidak

bekerja dengan baik, maka oranmg

akan mudah terkena sakit

▪ Keseimbangan, atau fungsi

homeostatik artinya menjaga

keseimbangan dari komponen tubuh.

▪ Perondaan, sebagian dari sel-sel imun

memiliki kemampuna untuk memantau

ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-

sel tubuh yang mengalami mutasi maka

sel peronda tersebut akan

membinasakannya.

Mekanism Sistem kekebalan tubuh manusia
e dibagi 2 yaitu:
pertahan
an tubuh 1. Sistem kekebalan tubuh non spesifik

Disebut juga komponen nonadaptif
atau innate, atau imunitas alamiah,
artinya mekanisme pertahanan yang
tidak ditujukan hanya untuk satu jenis
antigen, tetapi untuk berbagai macam
antigen. Imunitas alamiah sudah ada
sejak bayi lahir dan terdiri atas
berbagai macam elemen non
spesifik.Jadi bukan merupakan
pertahanan khusus untuk antigen
tertentu.

• Proses pertahanan tubuh non spesifik

8|Page

tahap pertama Gambar 2. Mekanisme kerja imun

Proses pertahanan tahap pertama ini

bisa juga diebut kekebalan tubuh

alami. Tubuh memberikan perlawanan

atau penghalang bagi masuknya

patogen/antigen. Kulit menjadi

penghalan bagi masuknya patogen

karena lapisan luar kulit mengandung

keratin dan sedikit air sehingga

pertumbuhan mikroorganisme

terhambat. Air mata memberikan

perlawanan terhadap senyawa asing

dengan cara mencuci dan melarutkan

mikroorganisme tersebut. Minyak

yang dihasilkan oleh Glandula

Sebaceae mempunyai aksi

antimikrobial. Mukus atau lendir

digunakan untuk memerangkap

patogen yang masuk ke dalam hidung

atau bronkus dan akan dikeluarkjan

oleh paru-paru. Rambut hidung juga

memiliki pengaruh karenan bertugas

menyaring udara dari partikel-

partikel berbahaya. Semua zat cair

yang dihasilkan oleh tubuh (air mata,

mukus, saliva) mengandung enzimm

yang disebut lisozim. Lisozim adalah

enzim yang dapat meng-hidrolisis

membran dinding sel bakteri atau

patogen lainnya sehingga sel kemudian

9|Page

pecah dan mati. Bila patogen berhasil
melewati pertahan tahap pertama,
maka pertahanan kedua akan aktif.

• Proses pertahanan tubuh non spesifik
tahap ke dua

Inflamasi merupakan salah satu
proses pertahanan non spesifik,
dimana jika ada patogen atau antigen
yang masuk ke dalam tubuh dan
menyerang suatu sel, maka sel yang
rusak itu akan melepaskan signal
kimiawi yaitu histamin. Signal kimiawi
berdampak pada dilatasi(pelebaran)
pembuluh darah dan akhirnya pecah.
Sel darah putih jenis
neutrofil,acidofil dan monosit keluar
dari pembuluh darah akibat gerak
yang dipicu oleh senyawa
kimia(kemokinesis dan kemotaksis).
Karena sifatnya fagosit,sel-sel darah
putih ini akan langsung memakan sel-
sel asing tersebut. Peristiwa ini
disebut fagositosis karena memakan
benda padat, jika yang dimakan adalah
benda cair, maka disebut pinositosis.

Makrofag atau monosit bekerja

membunuh patogen dengan cara

menyelubungi patogen tersebut

dengan pseudopodianya dan

10 | P a g e

membunuh patogen dengan bantuan
lisosom. Pembunuh dengan bantuan
lisosom bisa melalui 2 cara yaitu
lisosom menghasilkan senyawa racun
bagi si patogen atau lisosom
menghasilkan enzim lisosomal yang
mencerna bagian tubuh mikroba. Pada
bagian tubuh tertentu terdapat
makrofag yang tidak berpindah-
pindah ke bagian tubuh lain, antara
lain : paru-paru(alveolar macrophage),
hati(sel-sel Kupffer), ginjal(sel-sel
mesangial), otak(sel–sel microgial),
jaringan penghubung(histiocyte) dan
pada nodus dan spleen.
Acidofil/Eosinofil berperan dalam
menghadapi parasit-parasit besar. Sel
ini akan menempatkan diri pada
dinding luar parasit dan melepaskan
enzim penghancur dari granul-granul
sitoplasma yang dimiliki.

Selain leukosit, protein antimikroba
juga berperan dalam menghancurkan
patogen. Protein antimikroba yang
paling penting dalam darah dan
jaringan adalah protein dari sistem
komplemen yang berperan penting
dalam proses pertahan non spesifik
dan spesifik serta interferon.
Interferon dihasilkan oleh sel-sel

11 | P a g e

yang terinfeksi oleh virus yang
berfungsi menghambat produksi virus
pada sel-sel tetangga. Bila patogen
berhasil melewati seluruh pertahanan
non spesifik, maka patogen tersebut
akan segera berhadapan dengan
pertahanan spesifik yang diperantarai
oleh limfosit.

2. Sistem kekebalan tubuh spesifik

Pertahanan spesifik: imunitas
diperantarai antibodi untuk respon
imun yang diperantarai antibodi,
limfosit B berperan dalam proses ini,
dimana limfosit B akan melalui 2
proses yaitu respon imun primer dan
respon imun sekunder.Jika sel
limfosit B bertemu dengan antigen
dan cocok, maka limfosit B membelah
secara mitosis dan menghasilkan
beberapa sel limfosit B. Semua
Limfosit b segera melepaskan
antibodi yang mereka punya dan
merangsang sel Mast untuk
menghancurkan antigen atau sel yang
sudah terserang antigen untuk
mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit
B dibiarkan tetap hidup untuk
menyimpan antibodi yang sama
sebelum penyerang terjadi. Limfosit

12 | P a g e

B yang tersisa ini disebut limfosit B
memori. Inilah proses respon imun
primer. Jika suatu saat, antigen yang
sama menyerang kembali, Limfosit B
dengan cepat menghasilkan lebih
banyak sel Limfosit B daripada
sebelumnya. Semuanya melepaskan
antibodi dan merangsang sel Mast
mengeluarkan histamin untuk
membunuh antigen tersebut.

Kemudian, 1 limfosit B dibiarkan hidup
untuk menyimpan antibodi yang ada
dari sebelumnya. Hal ini menyebabkan
kenapa respon imun sekunder jauh
lebih cepat daripada respon imun
primer. Suatu saat, jika suatu individu
lama tidak terkena antigen yang sama
dengan yang menyerang sebelumnya,
maka bisa saja ia akan sakit yang
disebabkan oleh antigen yang sama
karena limfosit B yang mengingat
antigen tersebut sudah mati. Limfosit
B memori
biasanya berumur panjang dan tidak
memproduksi antibodi kecuali dikenai
antigen spesifik. Jika tidak ada
antigen yang sama yang menyerang
dalam waktu yang sangat lama, maka
Limfosit b bisa saja mati, dan individu
yang seharusnya bisa resisten

13 | P a g e

terhadap antigen tersebut bisa sakit

lagi jika antogen itu menyerang, maka

seluruh proses respon imun harus

diulang dari awal.

Antigen Antigen merupakan suatu zat
dan
Antibodi yang menyebabkan respon imun

spesifik. Antigen biasanya berupa zat

dengan berat molekul besar dan juga

komplkes zat kimia seperti protein

dan polisakarida.

1) Determinasi antigenik (epitop)

adalah kelompok kemia terkecil dari

suatu antigen yang dapat Gambar 3. Antigen dan Antibodi

membangkitkan respons imun. Suatu

antigen dapat memiliki dua atau lebih

molekul determinan antigenik, satu

molekul pun dalam keadaan yang

sesuai dapat menstimunasi respons

yang jelas.

2) Hapten adalah senyawa kecil yang

jika sendirian tidak dapat

menginduksi respon imun, tetapi

senyawa ini menjadi imunogenik jika

bersatu dengan carier yang berat

molkulnya besar, seperti protein

serum.

3) Hapten dapat berupa obat,

antibiotik, zat tambahan makanan,

atau kosmetik. Ada banyak senyawa

dengan berat molekul kecil yang jika

berkonjugasi dengan carier dalam

14 | P a g e

tubuh dapat membentuk

imunogenitas. Misalnya pada beberapa

orang, penisilin tidak bersifat

antigenik sampai penisilin tersebut

bergabung dengan protein serum dan

mampu memicu respon imun.

Antibodi merupakan suatu

protein dapat larut yang dihasilkan

sistem imun sebagai respon terhadap

keberadaan antigen dan akan bereaksi

khususnya dengan antigen tersebut.

1) Struktur

· Sebuah molekul antibodi terdiri

dari empat rantai polipeptida, dua

rantai berat identik (heavy chain) dan

dua rantai ringan identik (light chain).

· Rantai-rantai dihubungkan dengan

ikatan disulfida (S-S) dan ikatan lain

untuk membentuk molekul berbentuk

Y yang memiliki area hinge (engsel)

yang fleksible.

· Regia variabel pada rantai berat

dan ringan terletak di bagian ujung

lengan Y. Regia ini membentuk dua sisi

pengikat antigen. Setiap antibodi

memiliki sedikitnya dua sisi pengikat

yang disebut bivalen.

· Regia konstan terdiri dari lengan

Y dan batang molekul, selalu identik

pada semua antibodi dari kelas yang

sama.

15 | P a g e

Mekanism Keberadaan mikroba patogen

e respon dapat menimbulkan dampak-dampak

imun yang tidak diharapkan akan memicu

sistem imun untuk melakukan tindakan

dengan urutan mekanisme sebagai

berikut : introduksi, persuasi, dan

represi.

Meskipun komplemen dapat

diasosiasikan sesuai artinya, yaitu

pelengkap, namun sesungguhnya

fungsinya amatlah vital. Faktor

komplemen bertugas untuk menganalisa

masalah untuk selanjutnya

mengenalkannya kepada imunoglobulin,

untuk selanjutnya akan diolah

dandipecah-pecah menjadi bagian-

bagian molekul yang tidak berbahaya

bagi tubuh. Setelah itu limfosit T

bekerja dengan memakan mikroba

patogen. Sel limfosit terdiri dari dua

spesies besar, yaitu limfosit T dan B.

Bila limfosit B kelak akan

bermetamorfosa menjadi sel plasma

dan selanjutnya akan menghasilkan

imunoglobulin (G,A,M,D,E), maka sel T

akan menjadi divisi T helper, T

sitotoksik, dan T supresor.

Dalam kondisi yang berat akan

terjadi beberapa proses berikut : sel

limfosit T akan meminimalisasi efek

16 | P a g e

patogenik dari mikroba patogen dengan
cara bekerjasama dengan antibodi
untuk mengenali dan merubah antigen
dari mikroba patogen menjadi serpihan
asam amino melalui sebuah mekanisme
yang disebut Antibody Dependent Cell
Cytotoxicity (ADCC). Selain itu sel
limfosit T bersama dengan sel NK
(Natural Killer) dan sel-sel dendritik
dapat bertindak langsung secara
represif untuk menghentikan kegiatan
mikroba patogen yang destruktif
melalui aktivitas kimiawi zat yang
disebut perforin. Dalam beberapa
kondisi khusus, sel limfosit T dapat
memperoleh bantuan dari sel makrofag
yang berperan sebagai Antigen
Presenting Cell (APC) alias sel penyaji
antigen.

Sedangkan Sel limfosit B
bertugas untuk membangun sistem
manajemen komunikasi terpadu di
wilayah cairan tubuh (imunitas
humoral). Bila ada antigen dari unsur
asing yang masuk, maka sel limfosit B
akan merespon dengan cara membentuk
sel plasma yang spesifik untuk
menghasilkan molekul imunoglobulin
yang sesuai dengan karakteristik
antigen dari unsur asing tersebut.

Kekebalan humoral diperankan

17 | P a g e

oleh sel limfosit B. Setelah antigen

berhasil melalui sistem pertahanan

nonspesifik, maka antigen akan

berhadapan dengan makrofag yang

berfungsi sebagai APC. Antigen akan

difragmentasi APC dan dipresentasikan

kepada sel limfosit T melalui molekul

major histocompatible complex (MHC)

yang berperan mengatur interaksi

antara berbagai sel yang terlibat dalam

respon imun. MHC terletak

dipermukaan makrofag. Sel T hanya

akan bereaksi dengan antigen asing

jika antigen tersebut ditampilkan pada

permukaan APC bersama-sama MHC.

Sel T helper (Th) mengenali antigen

yang berikatan dengan molekul MHC

kelas II (MHC II), sementara sel T

sitotoksik (Tc) mengenali antigen yang

berikatan dengan molekul MHC I.

MHC II akan membawa antigen

yang disajikan APC kepada sel Th.

Interaksi sel Th dengan MHC II

dilakukan melalui molekul permukaan

sel Th yaitu CD4 (cluster of

differentiation 4) dan TCR (T-cell

reseptor) yang dimiliki sel Th.

Interaksi sel Th-APC akan menginduksi

pengeluaram sitokinin/interleukin

sebagai alat komunikasi antar sel,

sehingga menginduksi pematangan sel

18 | P a g e

limfosit B menjadi sel plasma untuk
menghasilkan antibodi. Antibodi yang
dihasilkan melalui proses tersebut
hanya bereaksi degan antigen yang ada
di permukaan sel.

Kekebalan humoral tidak dapat

berespon dengan antigen yang berada

dalam sel. Antigen di dalam sel hanya

dapat diatasi melalui mekanisme

pembentukan kekebalan seluler,

menggunakan sel limfosit Tc

(cytotoxic). Antigen akan

dipresentasikan APC ke sel Tc melalui

MHC I. Interaksi sel Tc dan MHC I

dilakukan melalui molekul CD8 dan TCR

yang dimiliki sel Tc. Sel Tc ini akan

mencari sel-sel yang mengalami

kelainan fisiologis, kemudian

menghancurkan seluruh sel tersebut

beserta antigen yang ada didalamnya

walaupun sel host tidak menunjukkan

gejala sakit. Tujuan dari penghancuran

ini untuk mencegah penyebaran antigen

intraselular tersebut ke sel sehat lain

yang ada disekitarnya.

19 | P a g e

Jenis Berdasarkan cara mempertahankan diri
immunita
s terhadap penyakit, sistem pertahanan

tubuh digolongkan menjadi dua

meliputi:

1. Imunitas Bawaan

Innate immunity atau sistem

imun bawaan merupakan mekanisme

pertahanan tubuh yang mencegah

masuknya patogen dan menyebarnya

mikroorganisme dalam tubuh serta

mencegah terjadinya kerusakan

jaringan. Kekebalan bawaan

memberikan perlindungan umum

terhadap berbagai jenis agens. Oleh

Gambar. 5 Jenis imunitas

beberapa ahli, pertahanan ini

dimasukkan dalam pertahanan non-

imun. Ahli lain menyebutkan sebagai

pertahanan imum bawaan lahir atau

imunitas alami. Kekebalan bawaan

(Innate immunity) ditemukan pada

semua hewan. Respons kekebalan

bawaan segera aktif setelah terjadi

infeksi dan tetap sama tetap sam

terlepas dari patogen itu pernah

dijumpai sebelumnya atau tidak.

kekebalan bawaan mencakup

pertahanan yang melawan patogen

setelah memasuki tubuh. Aktivitas

berbagai pertahanan internal ini

mengandalkan pada pengenalan

patogen. Sel-sel kekebalan bawaan

20 | P a g e

menghasilkan sekelompok kecil protein
reseptor langsung jadi yang melakukan
tugas ini. Setiap reseptor kekebalan
bawaan mengikat suatu molekul atau
struktur yang tidak terdapat pada
tubuh hewan, namun umum ditemukan
pada sekelompok besar mikroba.
Dengan cara ini, sisitem kekebalan
bawaan mendeteksi berbagai macam
patogen

2. Imunitas yang Diperoleh
Immunitas yang didapat adalah

Suatu sistem kompleks yang
memberikan respon imun (humoral dan
selular) untuk menghadapi agen asing
spesifik seperti bakteri, virus, toksin
atau zat lain yang oleh tubuh dianggap
bukan bagian diri. Sistem imun
adaptive atau perolehan, dibentuk jika
ada antigen yang merangsangnya, hanya
dapat menghancurkan antigen yang
sudah dikenal sebelumnya. Sistem
pertahanan tubuh lapis kedua bila
innate immunity tidak mampu
mengeliminasi agen penyakit. Sistem ini
melibatkan kerjasama antara Antibodi,
Komplemen, Fagosit, Sel T, Makrofage.

21 | P a g e

Kelainan/ Gangguan atau penyakit pada sistem
Gangguan kekebalan terjadi ketika:
pada
sistem 1. Tubuh menghasilkan reaksi
pertahan
an tubuh kekebalan melawan dirinya

sendiri (gangguan autoimun).

2. Tubuh tidak dapat menghasilkan

reaksi kekebalan yang sesuai

untuk melawan serangan

mikroorganisme (gangguan

imunodefisiensi).

3. Reaksi kekebalan tubuh yang

berlebihan meskipun terhadap

antigen asing yang tidak Gambar 6. Gangguan pada sistem
berbahaya hingga merusak immunitas

jaringan-jaringan normal (reaksi

alergi).

Berikut adalah beberapa penyakit pada
sistem kekebalan tubuh manusia:

1. Myasthenia gravis. Myasthenia

gravis adalah antibodi yang

menyerang otot lurik dan

menyebabkan berkurangnya

kemampuan otot untuk bergerak.

2. Lupus eythematosus. Lupus

adalah antibodi menyerang sel-

sel tubuh yang dianggap sebagai

sel asing.

3. Addison’s disease, yaitu antibodi

menyerang kelenjar adrenalin.

22 | P a g e

Penyakit ini bisa disebabkan

karena infeksi pada kelenjar

adrenalin. Namun ditemukan juga

sebab yang lain, yaitu antibodi

menyerang sel-sel yang

menghasilkan hormon adrenalin.

4. Multiple sclerosis, yaitu antibodi

menyerang jaringan saraf di otak

dan tulang belakang.

5. Acquired Immunodeficiency

Syndrome (AIDS), adalah

penyakit yang disebabkan

olehHuman Immunodeficiency

Virus (HIV) yang menyebabkan

melemahnya sistem kekebalan

tubuh..

Penyakit yang disebabkan oleh patogen
dapat dicegah dengan sistem kekebalan
tubuh. Selain melalui pertahanan tubuh
alami, pencegahan penyakit juga dapat
dilakukan dengan vaksinasi dan
imunisasi.

Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang
dimasukkan ke dalam tubuh. Vaksin
merupakan suatu antigen yang
menyebabkan perkembangan kekebalan
tubuh aktif. Secara garis besar, vaksin
dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:

1. Vaksin Bacille Calmette-Guerin

23 | P a g e

(BCG), polio jenis sabin, dan

campak. Vaksin ini terbuat dari

mikroorganisme yang telah

dilemahkan.

2. Vaksin pertusis dan polio jenis

salk. Vaksin ini berasal dari

mikroorganisme yang telah

dimatikan.

3. Vaksin tetanus toksoid dan

difteri. Vaksin ini berasal dari

toksin (racun) mikrooganisme

yang telah

dilemahkan/diencerkan

konsentrasinya.

4. Vaksin hepatitis B. Vaksin ini

terbuat dari protein

mikroorganisme.

24 | P a g e

SUMBER PUSTAKA

Gambar 1 : Pristiani, Ilawati. 2013. Bagaimana SIstem Imunitas dalam Tubuh.
Melalui http://www.ilawati-apt.com/bagaimana-sistem-imunitas-
dalam-tubuh/

Gambar 2 : Molica, Ana. 2012. Anatomi Fisiologi Sistem Imun. Melalui
http://molicablogg.blogspot.co.id/2012/10/anatomi-fisiologi-sistem-
imun.html

Gambar 3 : Nafirun. 2012. Struktur dan Fungsi Molekul Antigen dan Antibodi.
Melalui http://www.nafiun.com/2012/12/struktur-dan-fungsi-molekul-
antigen-dan-antibodi.html

Gambar 4 : MTS P.Antar. 2017. Materi Tentang Sistem Pertahanan Tubuh Biologi
SMA/MA kelas XI. Melalui
https://mtspantar.wordpress.com/2017/05/08/materi-tentang-sistem-
pertahanan-tubuh-biologi-smama-kelas-xi/

Gambar 5 : Sridianti. 2012. Sistem Imunitas Manusia. Melalui
http://www.sridianti.com/sistem-imunitas-manusia.html

Gambar 6 : Mayoclinic. Melalui https://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/lupus/symptoms-causes/syc-20365789

5| S a l s a b i l a


Click to View FlipBook Version