The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Sistem Respirasi (Luthfia Nooranisa, M.Pd)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mgojali92, 2022-12-12 23:19:18

Sistem Respirasi (Luthfia Nooranisa, M.Pd)

Sistem Respirasi (Luthfia Nooranisa, M.Pd)

UNTUK SMA/MA KELAS XI
IPA SEMESTER II

SISTEM RESPIRASI

Luthfia Noorannisa
[Type the company name]
UNTUK SMA/MA KELAS XI IPA SEMESTER II


SISTEM RESPIRASI

Bahan ajar untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah
Aliyah (MA) kelas XI semester II (genap)

Diusun Oleh:
Luthfia Noorannisa

A1C215048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2017


Kata pengantar

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, puji syukur kehadirat
Allah swt, Sang Pemilik sirkulasi waktu, Sang Maha Tahu,
Sang Maha Pemilik Segala Ilmu dan atas izin-Nya
memberikan waktu kepada penyusun sehingga bahan ajar
berjudul Sistem Respirasi ini dapat diselesaikan sebagai
salah satu tugas individu mata kuliah Pengembangan
Pengajaran Pendidkan Biologi.

Banjarmasin,
2017

3 LUTHFIA NOORANNISA


Daftar isi

Kata pengantar…………………………………………………………………….3
Daftar isi………………………...……………………………………...………….4
Pembatas…………………………..……………………………………...……….6
Struktur jaringan penyusun organ respirasi dengan bioprosesnya………...……..11
Proses pernapasan pada manusia serta pertukaran gas yang terjadi………..……18
Macam-macam mekanisme pernapasan pada manusia…………………………..22
Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan………………………..……..24
Volume dan kapasitas paru-paru…………………………………………...…….26
Penyakit/kelainan pada sistem pernapasan manusia………………………..……28

4 LUTHFIA NOORANNISA


5 LUTHFIA NOORANNISA


Pembatas

• KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan

tentang Hubungan antara struktur jaringan penyusun organ
respirasi dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
peoses pernafasam serta gangguan fungsi yang mungkin
terjadi pada sistem respirasi
2.1 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan
kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan
lingkungan sekitar.
3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun
organ respirasi dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan proses pernafasan serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem respirasi.
4.2 Menyajikan model/charta/gambar yang mempresentasikan
pemahamannya tentang sumber belajar.

• INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.1.1 Memberikan contoh ayat suci Alquran yang berhubungan

dengan struktur jaringan penyusun organ respirasi dengan

bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan peoses pernafasam

serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem respirasi

2.2.1 Mengikuti prosedur keselamatan kerja saat melakukan

percobaan di laboratorium tentang sistem respirasi


3.8.1 Menganalisis Hubungan antara struktur jaringan penyusun
organ respirasi dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
peoses pernafasam serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi
pada sistem respirasi
3.8.2 Menjelaskan proses pernapasan pada manusia serta pertukaran
gas yang terjadi
3.8.3 Membedakan macam-macam mekanisme pernapasan pada manusia
3.8.4 Menganalisis faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
3.8.5 Membandingkan volume dan kapasitas paru-paru
3.8.6 Mengidentifikasi beberapa penyakit/kelainan pada sistem
pernapasan manusia.
4.2.1 Membuat bagan proses hubungan antara struktur jaringan
penyusun organ respirasi
4.2.2 Membuat diagram proses pernafasan
4.2.3 Membuat tabel perbedaan macam-macam mekanisme
pernapasan pada manusia
4.2.4 Membuat tabel faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
4.2.5 Membuat grafik perbandingan volume dan kapasitas paru-paru
4.2.6 Membuat poster penyakit/kelainan pada sistem pernapasan
manusia.

7 LUTHFIA NOORANNISA


• SISTEM RESPIRASI

Sub materi Foto

Struktur
jaringan
penyusun organ
respirasi
dengan
bioprosesnya

Proses
pernapasan pada
manusia serta
pertukaran gas
yang terjadi

Macam-macam
mekanisme
pernapasan pada
manusia

8 LUTHFIA NOORANNISA


Faktor yang
mempengaruhi
frekuensi
pernapasan
Volume dan
kapasitas paru-
paru

Penyakit/kelainan
pada sistem
pernapasan
manusia

9 LUTHFIA NOORANNISA


SISTEM RESPIRASI

Istilah bernapas seringkali diartikan dengan respirasi,
walaupun secara harfiah sebenarnya kedua istilah tersebut
berbeda. Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan
menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan
sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam
tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke
lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti suatu
proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan)
di dalam sel sehingga diperoleh energi.

Bernapas adalah bagian yang sangat penting dari aktivitas
makhluk hidup. Tanpa bernapas, manusia akan mati. Proses
pernapasan pada manusia dapat terjadi secara sadar maupun
secara tidak sadar. Pernapasan secara sadar terjadi jika kita
melakukan pengaturan-pengaturan saat bernapas, misalnya pada
saat latihan dengan cara menarik napas panjang, kemudian
menahannya beberapa saat, lalu mengeluarkannya. Pernapasan
sacara tidak sadar yaitu pernapasan yang dilakukan secara
otomatis dan dikendalikan oleh saraf di otak, misalnya pernapasan
yang terjadi pada saat kita tidur.

10 LUTHFIA NOORANNISA


Ø Struktur pernapasan Manusia
Agar proses pernapasan dapat berlangsung, diperlukan

organ-organ pernapasan. Organ-organ pernapasan ini secara
berurutan dimulai dari hidung, faring, laring, trakea, dan paru-
paru. Allah berfirman dalam surah Qiyaamah :26
◆◆ ⧫◼⧫ ⬧ 


26. sekali-kali jangan. apabila nafas (seseorang) telah
(mendesak) sampai ke kerongkongan
Surah di atas menunjukan bahwa pernafasan memiliki
struktur organ agar proses pernafasan dapat berlangsung.

1. Hidung
11 LUTHFIA NOORANNISA


Sumber : Bacaterus. 2016
Perjalanan udara memasuki paru-paru dimulai ketika udara
melewati lubang hidung. Di lubang hidung, udara disaring oleh
rambut-rambut di lubang hidung. Udara juga menjadi lebih hangat
ketika melewati rongga hidung bagian dalam. Di rongga hidung
bagian dalam, terdapat juga ujung-ujung saraf yang dapat
menangkap zat-zat kimia yang terkandung dalam udara sehingga
kita mengenal berbagai macam bau. Ujung-ujung saraf penciuman
tersebut kemudian akan mengirimkan impuls ke otak.

2. Faring

12 LUTHFIA NOORANNISA


Sumber : Rifai. Ahmad. 2016
Faring merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran
pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofaring) pada bagian belakang. Udara dari rongga
hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong,
terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari
otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan
makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofaring) pada bagian belakang.

3. Laring

13 LUTHFIA NOORANNISA


Sumber: Arlina. 2015
Dari faring udara pernapasan akan menuju pangkal
tenggorokan atau disebut juga laring. Laring tersusun atas
kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersebut
tersusun oleh tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang
rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan.
Laring memiliki dua cabang yang membentuk saluran makanan
yang disebut esofagus dan saluran pernapasan yang disebut
trakea. Untuk mengatur kedua fungsi tersebut, maka laring ini
memiliki katup yang dapat membuka dan menutup yang disebut
epiglotis. Katup ini berfungsi untuk mengatur jalannya udara dan

14 LUTHFIA NOORANNISA


makanan. Itulah sebabnya saat kita menelan makanan tidak
mungkin bersamaan dengan menghirup udara, karena epiglotis
tersebut menutupi saluran pernapasan.

4. Trakea

Sumber: Sridanti.2016
Trakea berada di daerah leher dan disusun oleh tulang rawan
yang berbentuk seperti cincin dengan panjang ± 10 cm. Dinding
trakea terdiri atas jaringan ikat dan memiliki otot polos, pada
bagian tengah terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi untuk
mengeluarkan debu atau kotoran.
5. Bronkus dan Bronkiolus

15 LUTHFIA NOORANNISA


Sumber: Sugeng. 2016
Bronkus dan bronkiolus merupakan percabangan dari trakea.
Bronkus bercabang menjadi bronkus kanan dan bronkus kiri,
bronkus kanan bercabang menjadi 3 bronkiolus, sedangkan
bronkus kiri bercabang menjadi 2 bronkiolus.
6. Paru-paru

Sumber. Sarawanedi.2017

16 LUTHFIA NOORANNISA


Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan
adalah paru-paru. Paru-paru merupakan organ tubuh yang terletak
pada rongga dada, tepatnya di atas sekat diafragma. Paru-paru
terdiri atas dua bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-
paru kanan memiliki tiga gelambir/lobus yang berukuran lebih
besar daripada paru-paru sebelah kiri yang memiliki dua
gelambir/lobus.

Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang
disebut pleura. Semakin ke dalam, di dalam paru-paru akan
ditemui gelembung halus kecil yang disebut alveolus. Alveolus
memiliki dinding sangat tipis dan elastis, pada permukaan luarnya
terdapat banyak kapiler darah sehingga memungkinkan terjadinya
pertukaran O2 dan CO2 secara difusi. pada paru-paru terdapat
kurang lebih 300 juta alveolus

17 LUTHFIA NOORANNISA


Ø Proses Pernapasan Manusia
Proses pernapasan meliputi dua tahap berikut :
1. Proses Inspirasi

Sumber: Padamu.2016
Pada proses ini terjadi pengisapan oksigen dari luar ke dalam
paru-paru. Bila otot diafragma berkontraksi, maka diafragmanya
akan mendatar. Pada waktu inspirasi maksimum, otot antar tulang
rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat. Keadaan ini
akan menambah besarnya rongga dada. Mendatarnya diafragma
dan terangkatnya tulang rusuk menyebabkan rongga dada
bertambah besar, diikuti mengembangnya paru-paru, sehingga
udara luar masuk melalui hidung.
18 LUTHFIA NOORANNISA


2. Proses Ekspirasi

Sumber: Padamu.2016
Proses ini terjadi ketika kita menghembuskan udara. Pada
proses ini terjadi proses pengeluaran karbon dioksida dan uap air
dari paru-paru keluar tubuh. Otot-otot dinding diafragma
mengendur dan ditekan ke atas oleh organ perut, tulang rusuk
kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada menyempit.
Akibatnya udara dapat terdorong keluar paru-paru.
Pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida terjadi
melalui proses difusi. Proses tersebut terjadi di alveolus dan di
sel jaringan tubuh. Proses difusi berlangung sederhana, yaitu
hanya dengan gerakan molekul-molekul secara bebas melalui
19 LUTHFIA NOORANNISA


membran sel dari konsentrasi tinggi atau tekanan tinggi ke
konsentrasi rendah atau tekanan rendah.

Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari rongga
hidung sampai alveolus. Di alveolus oksigen mengalami difusi ke
kapiler arteri paru-paru. Masuknya oksigen dari luar
menyebabkan tekanan parsial oksigen (PO2) di alveolus lebih
tinggi dibandingkan dengan PO2 di kapiler arteri paru-paru.
Karena proses difusi selalu terjadi dari daerah yang bertekanan
tinggi ke derah bertekanan rendah, oksigen akan bergerak dari
alveolus menuju kapiler arteri paru-paru.

Oksigen di kapiler arteri diikat oleh eritrosit yang
mengandung hemoglobin sampai jenuh. Makin tinggi tekanan
parsial oksigen di alveolus, semakin banyak oksigen yang terikat
oleh hemoglobin dalam darah. Oksigen yang berikatan dengan
hemoglobin akan membentuk oksihemogblobin. Reaksi antara
hemoglobin dan oksigen berlangsung secara reversible (bolak-
balik) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, pH,
konsentrasi oksigen dan karbon dioksida, serta tekanan parsial.

Di dalam sel-sel tubuh atau jaringan tubuh, oksigen
digunakan untuk proses respirasi di dalam mitokondria sel.
Semakin banyak oksigen yang digunakan oleh sel-sel tubuh,

20 LUTHFIA NOORANNISA


semakin banyak karbondioksida yang terbentuk dari proses
respirasi. Hal tersebut menyebabkan tekanan parsial karbon
dioksida atau PCO2 dalam sel-sel tubuh lebih tinggi dibandingkan
tekanan parsial karbondioksida dalam kapiler vena sel-sel tubuh.
Oleh karena itu, karbondioksida dapat berdifusi dari sel tubuh ke
kapiler vena sel tubuh yang kemudian akan dibawa oleh eritrosit
menuju paru-paru. Di paru-paru terjadi difusi CO2 dari kapiler
vena menuju alveolus. Proses tersebut terjadi karena tekanan
parsial CO2 pada kapiler vena lebih tinggi daripada tekanan
parsial CO2 dalam alveolus. Karbondioksida akhirnya akan
dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan
udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka
mekanisme pernapasan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut.

21 LUTHFIA NOORANNISA


1. Pernapasan Dada

Pernapasan dada terjadi bila otot-otot Proses ekspirasi

tulang rusuk luar berkontraksi, akibatnya terjadi apabila otot

tulang rusuk naik dan volume rongga dada antar tulang rusuk dalam

akan lebih kecil daripada udara luar. Karena berkontraksi. Akibatnya,

adanya perbedaan tekanan udara ini, maka tulang rusuk turun dan

udara luar masuk ke dalam rongga dada, volume rongga dada

sehingga terjadi proses inspirasi. mengecil, sehingga

tekanan udara di dalam

rongga dada akan lebih

besar selanjutnya udara

akan terdorong ke luar.

Sumber: Alvina.irma.2015

22 LUTHFIA NOORANNISA


7. Pernapasan Perut

Pada proses pernapasan

ini, inspirasi terjadi apabila

otot diafragma (sekat

rongga dada) mendatar dan

volume rongga dada

membesar, sehingga tekanan

udara di dalam rongga dada

lebih kecil daripada udara di

luar, akibatnya udara masuk.

Ekspirasi terjadi apabila

otot-otot diafragma

mengkerut (berkontraksi) Sumber: Alvina.irma.2015

dan volume rongga dada

mengecil, sehingga tekanan

udara di dalam rongga dada

lebih besar daripada udara

di luar, akibatnya udara dari

dalam terdorong ke luar.

23 LUTHFIA NOORANNISA


Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
Proses inspirasi dan ekskresi berlangsung sebanyak 15

sampai dengan 18 kali setiap menit, tetapi frekuensi ini pada
setiap orang berbeda-beda, karena dipengaruhi oleh faktor-
faktor berikut.

1. Umur

Untuk Hal ini disebabkan anak-anak

mengetahui pengaruh umur terhadap dalam usia
masih

frekuensi pernapasan, Anda dapat sehingga
pertumbuhan

membandingkan pernapasan antara banyak memerlukan energi.

orang tua dengan anak-anak. Manakah Oleh sebab itu,

frekuensi pernapasannya yang lebih kebutuhannya akan oksigen

banyak, orang tua ataukah anak-anak? juga lebih banyak

Lebih banyak pada anak-anak, bukan?
dibandingkan orang tua.

Mengapa demikian?

24 LUTHFIA NOORANNISA


2. Jenis Kelamin
Bahwa semakin banyak energi yang dibutuhkan, berarti
semakin banyak pula O2 yang diambil dari udara. Hal ini terjadi
karena laki-laki umumnya beraktivitas lebih banyak daripada
perempuan.
3. Suhu Tubuh
Jika dihubungkan dengan kebutuhan energi, ada hubungan
antara pernapasan dengan suhu tubuh, yaitu bahwa antara
kebutuhan energi dengan suhu tubuh berbanding lurus. Artinya
semakin tinggi suhu tubuh, maka kebutuhan energi semakin
banyak pula sehingga kebutuhan O2 juga semakin banyak.
4. Posisi Tubuh
Posisi tubuh seseorang akan berpengaruh terhadap
kebutuhan energinya. Coba Anda bandingkan posisi antara orang
yang berbaring dengan orang yang berdiri! Manakah yang lebih
banyak frekuensi antara keduanya? Tentunya orang yang berdiri
lebih banyak frekuensi pengambilan O2 karena otot yang
berkontraksi lebih banyak sehingga memerlukan energi yang lebih
banyak pula.
5. Kegiatan Tubuh

25 LUTHFIA NOORANNISA


Untuk membuktikan pengaruh faktor ini, Anda dapat
melakukan perbandingkan antara orang yang bekerja dengan
orang yang tidak bekerja. Mana yang lebih banyak frekuensi
bernapasnya? Jika diperhatikan, orang yang melakukan aktivitas
kerja membutuhkan energi. Berarti semakin berat kerjanya maka
semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga frekuensi
pernapasannya semakin cepat.

Kapasitas paru-paru

Volume paru-paru manusia sangat terbatas sehingga hanya
dapat menghirup udara sebatas kapasitas paru-paru. Volume
paru-paru setiap manusia berbeda-beda sesuai dengan ukuran
paru-paru, kekuatan, dan cara bernapasnya. Jika kita bernapas
secara normal, maka udara yang kita hirup dan dihembuskan ada
sebanyak 0,5 liter. Volume udara sebanyak itu disebut udara
pernapasan atau udara tidal.

26 LUTHFIA NOORANNISA


Jika setelah bernapas normal, maka udara dari luar masih
dapat kita hirup sedalam-dalamnya masuk ke paru-paru, udara
demikian disebut udara komplementer. Volume udara
komplementer ada sebanyak 1,5 liter. Begitu juga bila setelah
bernapas normal ternyata kita masih dapat mengeluarkan udara
dari dalam paru-paru dengan cara mengembuskan napas sekuat-
kuatnya, maka udara yang dikeluarkan itu disebut udara
suplementer. Volume udara suplementer ada sebanyak 1 liter.

Jadi, pengertian masing-masing istilah di atas dapat kita
rangkum sebagai berikut:

a. Udara tidal/udara pernapasan: volume udara saat kita
bernapas secara normal (0,5 lt).

b. Udara komplementer: volume udara dari luar yang masih
dapat kita hirup sedalam-dalamnya (dimasukkan secara maksimal),
setelah bernapas normal (1,5 lt).

c. Udara suplementer: volume udara dari dalam paru-paru
yang dapat kita keluarkan dengan menghembuskan napas sekuat-
kuatnya (dapat dikeluarkan secara maksimal), setelah bernapas
normal (1 lt).

27 LUTHFIA NOORANNISA


d. Udara residu: volume udara sisa yang ada di dalam paru-
paru, setelah mengembuskan napas sekuat-kuatnya (setelah
mengeluarkan nafas/ekspirasi maksimal) (1 lt).

e. Kapasitas vital paru-paru: Volume udara yang dapat
dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi
semaksimal mungkin juga. Meliputi udara tidal, udara
komplementer, dan udara suplementer (3,5-4 lt).

f. Kapasitas total paru-paru: Volume udara yang dapat
ditampung paru-paru semaksimal mungkin. Meliputi kapasitas vital
paru-paru ditambah dengan udara residu (±5 lt).
Ø Kelainan atau penyakit pada sistem pernapasan

Sumber: Widjaya.ryan.2012
Adapun kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem
respirasi, Allah berfirman dalam surah An Nahl : 69

28 LUTHFIA NOORANNISA


⧫☺    ▪➔

➔ ◼◆  ➔⬧

◆ ❑  ⚫⬧ 

 ◆❑ ⧫

    

❑⬧ ⧫ ⬧

 ⧫⧫⧫

69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan

tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari

perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam

warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi

manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang

memikirkan

Dalam surah tersebut, Allah menjelaskan bahwa setiap

penyakit pasti ada obatnya, asalkan kita mau berusaha dan tidak

berputus asa untuk mencari tau . Kelainan atau penyakit pada

sistem pernapasan manusia, antara lain seperti berikut :

1. Asma
Sebagian besar penyakit asma merupakan penyakit bawaan.

Penyebab penyakit ini, antara lain karena udara kotor, udara
dingin, alergi sesuatu benda, ataupun stress. Seseorang yang

29 LUTHFIA NOORANNISA


menderita penyakit ini ketika kambuh, otot-otot bronkusnya
berkontraksi sehingga akan mengakibatkan penyempitan saluran
pernapasan. Gejala penyakit ini, antara lain sulit bernapas, bunyi
napas mendesah, dan batuk-batuk.

2. Sinusitis
Penyakit ini terjadi akibat peradangan yang terjadi pada
sebelah atas rongga hidung (sinus paranasalis). Gejalanya berupa
hidung tersumbat, ingus berbau, berwarna kuning hijau, dan sakit
di daerah sinus yang terserang.
4. Bronkitis
Penyakit bronkitis terjadi karena adanya radang pada
selaput lendir, trakea, dan saluran bronkia/bronkus. Gejala yang
mengiringi penyakit ini, antara lain demam, dada terasa nyeri, dan
mengalami batuk.
5. Tuberculosis (TBC)
TBC termasuk penyakit menular, penyakit ini disebabkan
karena bakteri Mycobacterium tuberculosa. Seseorang yang
menderita penyakit ini akan mengalami peradangan pada dinding
alvelous sehingga difusi O2 akan terganggu.
6. Emfisema

30 LUTHFIA NOORANNISA


Pada penderita emfisema, bagian alveolus robek, akibatnya
pertukaran gas ke bagian-bagian alveolus terganggu dan daerah
pertukaran gas menjadi lebih sempit.

7. Pneumonia
Pada penderita pneumonia bagian alveolus terisi banyak
lendir yang disebabkan terinfeksinya dinding alveolus oleh
bakteri.
8. Difteri
Seseorang yang menderita penyakit ini, pada bagian laring
dan bronkusnya mengalami penyumbatan berupa lendir. Sekresi
lendir ini disebabkan oleh bakteri difteri.
9. Renitis
Penyebab penyakit ini, yaitu adanya radang yang terjadi pada
rongga hidung. Peradangan tersebut menyebabkan terjadinya
bengkak pada rongga hidung dan mengeluarkan lendir. Peradangan
ini dapat terjadi karena alergi terhadap benda tertentu.
10. Asfiksi
Penyakit asfiksi mengakibatkan seseorang mengalami
gangguan dalam pengangkutan oksigen.

31 LUTHFIA NOORANNISA


Click to View FlipBook Version