The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mgojali92, 2022-12-10 23:14:09

Sistem Koordinasi (Mia Maulidina, S.Pd)

Sistem Koordinasi (Mia Maulidina, S.Pd)

SISTEM KOORDINASI

Disusun oleh : Mia Maulidina (A1C215051)

Sistem koordinasi adalah sistem organ yang saling bekerja sama secara efisien untuk
melakukan fungsi tertentu. Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf, sistem hormon, dan
sistem indra.

i

SISTEM KOORDINASI

BAHAN AJAR UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) /MADRASAH
ALIYAH (MA) KELAS XI SEMESTER II (GENAP)

DISUSUN OLEH :
MIA MAULIDINA

(AIC215051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2017

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan hidayat-Nya peneyusun dapat menyelesaikan Bahan Ajar yang
berjudul ‘Sistem Koordinasi’ tepat pada waktunya.

Bahan Ajar ini disusun untuk memenuhi tugas mata pengembangan pengajaran
pendidikan Biologi (APKC 2208).

Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Aminnudin Prahatama Putra,M.Pd, Ibu Amalia Rezeki,S.Pd, M.Pd,

Bapak Maulana Khalid Riefani, S, Si, M,Sc, Ibu Nurul Hidayati Utami, S.Pd,
M.Pd.
2. Serta semua pihak yang telah membantu sehingga bahan ajar ini dapat
diselesaikan.

Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin yarabbalalamin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Banjarmasin, November 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
KOMPETENSI INTI .............................................................................. 1
KOMPETENSI DASAR ........................................................................ 1
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) ........................ 2
MATERI PEMBELAJARAN................................................................ 2
URAIAN MATERI ................................................................................. 5

• Sistem Saraf .................................................................................. 5
• Sistem Hormon ............................................................................. 16
• Perbedaan sistem saraf dengan sistem endokrin ...................... 20
• Sistem Indra .................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 27

2

I. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

II. KOMPETENSI DASAR
1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan
bioproses yang terjadi pada makhluk hidup.
2.1. Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, juur terhadap data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun alam mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama,
cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
3.10. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ
pada sistem koordinasi dan mengaitkannya dengan proses
koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf dan hormon
dalam mekanisme koordinasi dan regulasi setiap gangguan fungsi
yang mungkin terjadi pada system koordinasi manusia melalui studi
literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.11. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
saraf dan hormone pada system koordinasi yang disebabkan oleh
senyawa psikotropika yang menyebabkan gangguan system

koordinasi manusia dan melakukan kampanye anti narkoba pada
berbagai media.

III. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
1.1.1. Memberikan contoh ayat suci Al-Qur’an untuk mengagumi
ciptaan Tuhan tentang sistem koordinasi yaitu Q.S. Al Infithar
ayat 6-8 dan Q.S Al Insan ayat 28.
2.1.1 Menunjukkan perilaku ilmiah dalam mengemukakan pendapat,
teliti, jujur terhadap data dan fakta, disiplin dan bertanggung jawab.
3.10.1 Menganalisis struktur sistem saraf dan cara kerja sel saraf dalam
menghantarkan impuls pada manusia.
3.10.2 Menganalisis berbagai jenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar-
kelenjar endokrin (hormone)
3.10.3 Menganalisis perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon.
3.10.4 Menunjukkan struktur panca indra (mata, telinga, kulit, lidah, dan
hidung dengan menggunakan gambar.
4.11.1 Membuat bagan penghantar impuls dalam gerak reflek dan gerak
biasa.
4.11.2 Menjelaskan secara lisan berbagai jenis hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar-kelenjar endokrin (hormon).
4.11.3 Membuat tabel perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon.
4.11.4 Menjelaskan secara lisan urutan tahapan mekanisme melihat oleh
mata dengan menggunakan gambar.

IV. MATERI PEMBELAJARAN
1. Sistem saraf pada manusia
2. Sistem endokrin (hormon)
3. Perbedaan sistem saraf dengan sistem endokrin (hormon)
4. Sistem indra

• SISTEM KOORDINASI

Sub Foto
materi
Sistem
saraf
pada
manusia

Sistem
endokrin
(hormon)

Perbedaan
sistem
saraf dan
sistem
hormon

Sistem
indra

VI. Uraian Materi

Sistem Saraf

Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh)
berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat,
pemprosesan impuls saraf dan perintah untuk memberi tanggapan
rangsangan. Uunit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel
saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas
tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat
menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan
menanggapi rangsangan

Sumber : Sugeng.2013
Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf
perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem
saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf mempunyai tiga
fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan
atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi
tanggapan (respon) terhadap rangsangan.

1. Struktur Saraf

Sumber : Panjul’s. 2014
Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang
biasa disebut dengan neuron dan sel gilial. Neuron
berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls
(rangsangan) dari panca indra menuju otak dan kemudian
hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot.
Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada
neuron.
1.1. Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf
atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel
yang berfungsi untuk menghantarkan impuls
(rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga
bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan
akson.

Sumber :Hikmah. 2013
1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.

Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi
untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan
sitoplasma.
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur
kegiatan sel saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih
panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls
saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya.
Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung
lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen
disebut nodus ranvier.
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan
makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit
(akson).
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls
saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat
dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat
sampai pada tujuan.

8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf
satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis
terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong
yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang
disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin
dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf
pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf.
Ujung dendrit dan ujung aksonlah yang menghubungkan sel saraf
satu dan sel saraf lainnya.
Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu :
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi
menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra,
dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya
ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia,
akson pendek, dan dendritnya panjang.

Sumber :EkaNurgarwo. 2015

2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk
membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan susunan
tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit
yang pendek dan akson yang panjang.

3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di
dalam otak dan susunan tulang belakang. Neuron (sel saraf)
tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan
impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

Sumber : Anggoro. 2016
1.2. Sel Glial

Sel glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi
pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adlaah
astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.
2. Sistem Saraf Pusat
Pusat saraf berfungsi memegang kendali dan pengaturan
terhadap kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf pusat
terdiri atas otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan (madula
oblongata), dan sumsum tulang belakang yang terletak di dalam
ruas-ruas tulang belakang.

Sumber : Novia Anugrah.2016
Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang
belakang serta otak antara lain, yaitu :
a. Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari
badan sel.
b. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut
saraf.
c. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam sistem saraf
pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.
Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan
varol yang tersusun atas serabut saraf yang menghubungkan otak
kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar
dengan sumsum tulang belakang. Jembatan varol berfungsi
menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.

2.1. Otak Besar
Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta

berminyak. Otak besar dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang
berfungsi memberi makan otak dan melindungi otak dari
guncangan. Di dalam otak besar terdapat banyak pembuluh darah
yang berfungsi memasok oksigen ke otak besar.

Bila otak besar pada laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg
sedangkan bagi perempuan berat otak besar yang di miliki kira-kira
adalah 1,45 kg. Jadi otak laki-laki yang lebih berat dikarenakan
ukurannya yang juga lebih besar di bandingkan dengan otak wanita.
Namun kecerdasan yang dimiliki masing-masing orang baik laki-
laki maupun perempuan tidak tergantung dengan berat otak yang
mereka miliki. Tapi yang mengukur dan menentukn tingkat
kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah hubungan antar
saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.

Sumber : Hayati.2017
2.2. Otak Tengah (Mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan jembata varol. Bagian atas dari
otak tengah merupakan lobus optik yang merupakan pusat refleks
mata dan pendengaran, seperti refleks penyempitan pupil mata.
Selain itu, berhubungan juga dengan tonus otot dan posisi tubuh.
Tonus otot adalah suatu kontraksi sebagian otot yang berlangsung
secara terus-menerus.
2.3. Otak Depan (Prosensefalon)

Otak depan terletak di depan otak tengah. Terdiri atas dua
lobus, yaitu thalamus dan hipothalamus. Thalamus, berfunsi
menerima semua rangsang yang berasal dari reseptor (kecuali bau)
ke area sensorik serebrum, serta melakukan persepsi rasa sakit dan
rasa menyenangkan.

Sumber : Badri. 2014
Hipothalamus, merupakan pusat koordinasi sistem saraf tepi
(otonom). Hipothalamus, berfungsi mengatur suhu tubuh pada
organisme homoiotermal. Akibatnya, suhu tubuh relatif tetap, tidak
terpengaruh oleh suhu lingkungan. Hipothalamus juga berfungsi
mengatur rasa lapar, sehingga manusia melakukan kegiatan makan.
Selain itu, hipothalamus dapat mengatur emosi, kadar air dalam
tubuh, kegiatan produksi, tekanan darah, dan kadar gula dalam
darah
2.4. Otak Kecil

Sumber : Rama. 2016

Otak kecil terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher.
Fungsi utama otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi gerakan
otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika
terjadi rangsangan yang membahayakan, gerakan sadar yang
normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat
keseimbangan. Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak
kecil maka semua gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.

Di bawah otak kecil terdapat jembatan Varol yang berperan
untuk menghubungkan kedua belahan otak kecil. Jadi jembatan
Varol merupakan penghantar impuls dari otot-otot bagian kanan
dan kiri tubuh.
2.5. Pons Varolii (Jembatan Varol)

Jembatan Varol merupakan serabut saraf yang
menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, serta
menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang.
Jembatan Varol, berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua
bagian sereblum.

2.6. Sumsum Lanjutan
Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata

terletak di persambungan antara otak dengan tulang belakang.
Fungsi sumsum lanjutan adalah untuk mengatur suhu tubuh,
kendali muntah, pengatur beberapa gerak refleks (seperti batuk,
bersin, dan berkedip), dan pusat pernapasan. Selain itu, sumsum
lanjutan berperan untuk mengantarkan impuls yang datang menuju
otak. Sumsum sambung pun mempengaruhi refleks fisiologi, seperti
jantung, tekanan darah, volume, respirasi, pencernaan, dan sekresi
kelenjar pencernaan.

Sumber :Novia Anugrah. 2016

2.7. Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam

tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua
lapisan, yaitu lapisan luar yang berwarna putih dan lapisan dalam
yang berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh
tulang belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang
punggung terdiri dari 33 ruas. Fungsi utamanya adalah sebagai
pusat gerak refleks.

Sumber : Sci. 2017

Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik, motorik,
dan saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah sebagai
pengantar impuls dari otak dan ke otak.

Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh.
Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke
otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik;
memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.

Skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik >
otak > saraf motorik > otot > gerakan

Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik >
sumsum tulang belakang > saraf motorik > otot > gerak refleks

3. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi menghubungkan antara sistem saraf pusat dengan

organ tubuh. Sistem saraf tepi dibedakan menjadi sistem saraf sadar dan
sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar disusun oleh serabut saraf yang
keluar dari sistem saraf pusat sampai ke organ efektor dan kumpulan
neuron yang membentuk ganglion. Sedangkan sistem saraf tak sadar
merupakan saraf motorik.

Sistem Endokrin (Hormon)

Sumber : Basriyanto. 2015
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang
memproduksi hormon, yaitu senyawa organik pembawa pesan
kimiawi di dalam aliran darah menuju sel atau jaringan tubuh.
Sel endokrin berinteraksi dengan sistem saraf berfungsi
mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme, homeostasis,
pertumbuhan, perkembangan seksual dan siklus reproduksi, siklus
tidur, serta siklus nutrisi.
A. Karakteristik Kelenjar Endokrin
• Tidak memiliki saluran dan menyekresikan hormon langsung ke
dalam cairan di sekitar sel.
• Menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid.
• Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh
darah dan ditopang oleh jaringan ikat.
• Masa aktif kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon berbeda-
beda.
• Sekresi hormon dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar hormon
lainnya dan senyawa nonhormon dalam darah, serta impul saraf.

4

B. Kelenjar Endokrin dan Sekresi Hormon

1. Hipofisis (Pituitari)

a. Lobus anterior, menghasilkan hormon:

• Hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH): Mengendalikan

pertumbuhan sel, tulang, dan kartilago; mengatur laju sintesis

protein; serta mengatur pemakaian lemak.

• Hormon perangsang tiroid (Thyroid Stimulating Hormone/TSH):

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kelenjar tiroid

(gondok), laju produksi hormonnya (tiroksin), dan metabolisme

sel.

• Hormon adrenokortikotropik (Adrenocorticotropic

Hormone/ACTH): merangsang kelenjar korteks adrenal untuk

menyekresi glukokortikoid.

• Hormon gonadotropin:

1. Follicle Stimulating Hormone (FSH): menstimulasi pertumbuhan

foliker ovarium dan memproduksi hormon estrogen (wanita);

menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa

(laki-laki).

2. Luteinizing Hormone (LH): bekerjasama dengan FSH

menstimulasi produksi estroge, berperan dalam ovulasi dan

sekresi progesteron (wanita); menstimulasi produksi testosteron

(laki-laki)

b. Lobus intermedia, menghasilkan endorfin (mengilangkan nyeri

alamiah, merespon stres, dan aktivitas seperti olahraga)

dan Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) (merangsang

pembentukan pigmen dan penyebaran sel penghasilnya

(melanosit) pada epidermis.

c. Lobus inferior, menghasilkan Antidiuretic Hormone (ADH)

(menurunkan volume air yang hilang dalam urine) dan

oksitosin (menstimulasi kontraksi otot polos saat melahirkan dan

pengeluaran ASI pada ibu menyusui.

2. Tiroid (Kelenjar Gondok)
Menghasilkan hormon tiroksin (meningkatkan laju

metabolisme sel, menstimulasi konsumsi oksigen, meningkatkan
pengeluaran energi panas, serta mengatur pertumbuhan dan

perkembangan normal tulang, gigi, jaringan ikat, dan saraf) dan
triiodotironin.

3. Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Menghasilkan hormon parathormon (parathyroid

Hormone/PTH) untuk mengendalikan keseimbangan kalsium
dan fosfat dalam tubuh melalui stimulasi aktivitas osteoklas (sel
penghancur tulang), aktivasi vitamin D, dan stimulasi reabsorpsi
kalsium dari tubulus ginjal.

4. Adrenal (Suprarenalis/Anak Ginjal)
Adrenal bagian medula menghasilkan adrenalin (epinefrin)

(meningkatkan frekuensi jantung, metabolisme, dan konsumsi
oksigen) dan noradrenalin (norepinefrin) (meningkatkan tekanan
darah dan menstimulasi otot jantung).

Adrenal bagian korteks menghasilkan aldosteron (mengatur
keseimbangan air dan elektrolit), glukokortikoid (memengaruhi
metabolisme glukosa, protein, lemak, dan menjaga membran
lisosom), dan gonadokortikoid (sebagai prekursor pengubahan
testosteron dan estrogen oleh jaringan lain.

5. Pankreas
Menghasilkan hormon glukagon (meningkatkan penguraian

glikogen di hati menjadi glukosa, dan sintesis glukosa dari
sumber nonkarbohidrat), insulin (menurunkan katabolisme lemak
dan protein, menurunkan kadar gula darah, serta meningkatkan
sintesis protein dan lemak), somatostatin (penghalang hormon
pertumbuhan dan penghambat sekresi glukagon dan insulin), dan
polipeptida pankreas (fungsi belum diketahui)

6. Pineal (Epifisis Serebri)
Menghasilkan melatonin yang berpengaruh pada pelepasan

gonadotropin dan menghambat produksi melanin.

7. Timus
Menghasilkan timosin untuk pengendalian perkembangan

sistem imun.

8. Ovarium, Testis Dan Plasenta
Ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron; testis

menghasilkan testosteron; plasenta menghasilkan gonadotropin
korion, estrogen, progesteron, dan somatotropin.

Sumber : Tedi. 2015

PERBEDAAN SISTEM SARAF DENGAN SISTEM ENDOKRIN

Sistem hormon dan sistem saraf keduanya tergolong ke dalam
sistem regulasi. Semua sistem regulasi berkaitan dengan proses
penyampaian informasi.

Suatu hubungan yang unik antara sistem hormon dan sistem
saraf adallah bahwa kelenjar hipofisis yang dikenal sebagai “The
Master of Gland” karena mempengaruhi banyak kelenjar endokrin,
ternyata sifatnya tidak otonom, akan tetapi dipengaruhi oleh
hipotalamus. Misalnya, pada saat ditantang berkelahi, apa yang akan
kita lakukan? Apakah memutuskan untuk lari, maka yang bekerja
adalah adrenalin, tetapi hormon ini baru bekerja setelah ada stimulus
dari sistem saraf. Selain itu, keputusan yang kita ambil untuk lari atau
melawan dipengaruhi juga oleh kesadaran kita dalam
mempertimbangkan kekuatan lawan dan kekuatan kita sendiri.

Sistem hormon dan sistem saraf memiliki persamaan untuk
membantu mengatur dan memelihara homeostatis. Selain persamaan,
antara sistem hormon dan sistem saraf juga memiliki perbedaan.

Sistem Indra

Tubuh manusia, dilengkapi dengan reseptor penerima
rangsangan dari lingkungan yang berupa sistem indra. Rangsangan
fisik, kimia, biologi, dan mekanik akan diterima oleh alat indra
sebelum diteruskan ke bagian otak. Pada umumnya manusia
memiliki lima indra sehingga disebut panca indra, yaitu indra
penglihatan, pendengaran, peraba, pengecap, dan pembau. Indra
mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan
lingkungan. Selain itu, dengan reseptor-reseptor yang dimiliki oleh
alat indra, manusia mampu mengadakan respons yang dapat
digunakan sebagai upaya proteksi terhadap gangguan-gangguan
dari luar tubuh.

Mata mempunyai reseptor khusus untuk menangkap cahaya,
telinga mempunyai reseptor khusus untuk getaran dan
keseimbangan. Kulit mempunyai reseptor khusus untuk tekanan,
sentuhan, panas, dingin, dan nyeri. Hidung dan lidah mempunyai
reseptor khuus untuk zat kimia.

Panca indra manusia, berfungsi untuk mengenali perubahan
yang terjadi di lingkungan luar tubuhnya. Fungsi ini akan berjalan
dengan baik apabila sistem saraf atau otak tidak mengalami
gangguan atau kelainan.

A. Indra Penglihat
Struktur mata :

• Lapisan luar bola mata: tunika fibrosa, sklera, dan kornea (untuk
mentransmisikan dan memfokuskan cahaya).

• Lapisan tengah bola mata: koroid, badan siliari, iris (bagian yang
berwarna, mengendalikan diameter pupil), dan pupil (ruang
terbuka yang dilalui cahaya)

• Lensa, struktur bikonveks yang bening.
• Rongga mata, ruang anterior berisi aqueous humor (mengandung

nutrisi untuk lensa dan kornea) dan ruang posterior berisi
vitreous humor (mempertahankan bentuk bola mata dan posisi
retina terhadap kornea).
• Retina, lapisan paling dalam, tersusun dari:
➢ Bagian luar, terpigmentasi dan menyimpan vitamin A

➢ Bagian dalam, terdapat sel batang (berpigmen rodopsin, tidak sensitif
terhadap warna) dan sel kerucut (berpigmen iodopsin, sensitif terhadap
warna).

➢ Lutea makula
➢ Fovea sentralis (bintik kuning). Jika bayangan benda tepat jatuh di

bintik kuning, bayangan akan terlihat jelas.
➢ Saraf mata, terhubung di sisi superior kelenjar hipofisis.
➢ Bintik buta, bagian yang tidak mengandung fotoreseptor.

Sumber :Tedi. 2015
1. Mekanisme Melihat
• Cahaya yang dipantulkan oleh benda ditangkap mata, menembus

kornea dan pupil.

• Intensitas cahaya diatur oleh pupil, lalu cahaya diteruskan
menembus lensa mata ke retina.

• Daya akomodasi mata mengatur cahaya agar tepat jatuh di bintik
kuning retina.

• Impuls cahaya disampaikan saraf optik ke otak.
• Cahaya akan diinterpretasikan sehingga kita bisa mengetahui apa

yang kita lihat.
• Titik jauh: jarak benda terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas.
• Titik dekat: jarak benda terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas.

2. Adaptasi Terhadap Gelap Dan Terang
• Adalah penyesuaian penglihatan secara otomatis terhadap

intensitas cahaya yang memasuki retina saat bergerak dari tempat
gelap ke tempat terang, atau sebaliknya.
• Dalam cahaya terang, semua rodopsin akan terurai dengan cepat
dan hanya tersisa sedikit. Berpindah tempat dari terang ke gelap
akan membutuhkan waktu untuk menyintesis ulang rodopsin
agar dapat melihat jelas pada kondisi gelap.
• Sintesis rodopsin dan iodopsin perlu vitamin A.
• Pupil akan melebar dalam ruang gelap dan menyempit dalam
ruang terang

3. Gangguan/Kelainan Mata
• Miopia (rabun dekat)
• Hipermetropia (rabun jauh)
• Presbiopia
• Kebutaan
• Kerabunan
• Rabun senja
• Buta warna
• Katarak
• Astigmatisma
• Mata juling (strabismus)

B. Indra Pembau (Hidung)
• Hidung memiliki kemoreseptor olfaktori untuk menerima

rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berbentuk gas.

• Epitelium olfaktori mengandung sel penunjang, sel basal, dan sel
olfaktori.

• Mekanisme mencium bau: gas masuk ke hidung  larut pada
selaput mukosa  merangsang silia sel reseptor  rangsangan
diteruskan ke otak untuk diolah  jenis bau dapat diketahui.

• Gangguan indra pembau: hiposmia dan anosmia, hiperosmia,
sinusitis, dan polip.

Sumber : Tedi. 2015
C. Indra Pengecap (Lidah)
• Lidah memiliki kemoreseptor berupa kuncup pengecap yang

terdapat pada papila lidah langit-langit lunak, epiglotis, dan
faring.
• Bentuk papila: filiformis (kerucut), fungiformis (bulat),
sirkumvalata (menonjol dan tersusun seperti huruf V), dan foliata
(seperti daun).
• Area kepekaan rasa:
• Rasa manis, di ujung lidah.
• Rasa asin, reseptor banyak di bagian samping.
• Resa asam, bagian samping lidah agak ke belakang.
• Rasa pahit, bagian belakang pangkal lidah.

D. Indra Pendengar (Telinga)
Struktur telinga

• Telinga luar: pinna/aurikula (daun telinga) dan membran
timpanum (gendang pendengar).

• Telinga tengah: tabung Eustachius (penghubung telinga dengan
faring, berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi
membran timpanum) dan osikel auditori (tulang pendengaran
maleus (martil), inkus (landasan), dan stapes (sanggurdi)).

• Telinga dalam: labirin tulang (terbagi menjadi vestibula
(mengandung reseptor keseimbangan tubuh), kanalis
semisirkularis (tiga saluran setengah lingkaran), dan koklea
(mengandung reseptor pendengaran)) dan labirin membranosa
(terdiri dari utrikulus dan sakulus yang dihubungkan oleh duktus
endolimfa).

1. MEKANISME MENDENGAR
Gelombang bunyi ditangkap daun telinga > ke kanal auditori eksternal

> membantuk getaran pada membran timpanum > ke osikel auditori > ke
fenestra vestibuli > terbentuk gelombang tekanan pada perilimfa skala
vestibuli > ke skala timpani > getaran pada membran basilar > sel-sel rambut
melengkung > memicu impuls saraf > ke serabut saraf vestibulokoklear (CN
VIII) > ke korteks auditori di otak > bunyi diinterpretasikan.

2. PERANAN TELINGA DALAM KESEIMBANGAN
a. Ekuilibrium statis: kesadaran akan posisi kepala terhadap gaya
gravitasi jika tubuh diam.
• Reseptor yang berperan: makula pada dinding utrikulus dan
sakulus. Makula terdiri atas sel penunjang dan sel rambut.
Kumpulan sel rambut membentuk masa gelatin yang
mengandung otolit.
• Jika posisi kepala tegak lurus, otolit berada di puncak sel
rambut. Jika kepala miring arah otolit berubah dan sel rambut
melengkung  aktivasi sel reseptor  ke saraf vestibulokoklear.
b. Ekuilibrium dinamis: kesadaran akan posisi kepala saat
merespons gerakan.

• Reseptor yang berperan: ampula yang berisi krista, pada
duktus semisirkular.

• Krista terdiri atas sel penunjang dan sel rambut yang menonjol
membentuk lapisan gelatin kupula

3. GANGGUAN INDRA PENDENGAR
• Tuli (tuna rungu)
• furunkulosis
• otitis media
• mastoiditis.

E. Indra Peraba (Kulit)
Reseptor sensor pada kulit:
• Korpuskula Pacini, mendeteksi tekanan yang dalam (kuat) dan
getaran.
• Korpuskula Meissner, mendeteksi sentuhan.
• Cakram Merkel, mendeteksi sentuhan dan sebagai reseptor raba
yang beradaptasi lambat.
• Korpuskula Ruffini, reseptor tekanan dan tegangan di sekitar
jaringan ikat.
• Ujung bulbus Krause, mendeteksi tekanan sentuhan, kesadaran
posisi, dan gerakan.
• Ujung saraf bebas, mendeteksi rasa nyeri, sentuhan ringan, dan
suhu (panas/dingin).

DAFTAR PUSTAKA Melalui
Adhi. 2017. Kumpulan Sistem Indra Pada Manusia. Diakses

http://dbagus.com/kumpulan-sistem-indera-pada-manusia.
pada tanggal 25 November 2017.

Ahmad, Badri. 2014. Pesona Hipotalamus Sang Nahkoda Otak. Melalui
http://badriaahmad.blogspot.co.id/2014/01/. Diakses pada tanggal 25
November 2017.

Anggoro, Agung. 2016. Sistem Saraf. Melalui

https://www.slideshare.net/anggoroag/sistem-saraf-64678348. Diakses

pada tanggal 25 November 2017.

Anisah. 2014. Hakekat Pembelajaran dan Pengajaran di SD. Melalui
http://anisah-istiqomah.blogspot.co.id/2014/07/sistem-saraf-tubuh-
manusia.html. Diakses pada tanggal 25 November 2017.

Anugrah, Novia. 2016. Sistem Saraf Pusat. Melalui

http://biologiol.blogspot.co.id/p/blog-page_1627.html. Diakses pada

tanggal 25 November 2017.

Basriyanto. 2015. Re-Post : Materi Tentang Sistem Koordinasi Biologi SMA/MA
Kelas XI. Melalui
https://dataspellarchives.blogspot.co.id/2015/12/materi-tentang-
sistem-koordinasi.html. Diakses pada tanggal 25 November 2017.

Budiyanto, Sugeng. 2014. Sistem saraf Manusia. Melalui
https://sugengbudiyanto.wordpress.com/materi-pelajaran/kelas-9-
2/sistem-saraf-manusia/. Diakses pada tanggal 25 November 2017.

Hayati. 2017. Saraf Pusat dan Saraf Tepi Pada Manusia. Melalui http://biologi-
hayati.blogspot.co.id/2017/01/saraf-pusat-dan-saraf-tepi-pada-
manusia.html. Diakses pada tanggal 25 November 2017.

Hikmah. 2013. Sistem Saraf dan Indera Manusia. Melalui http://hikmah-

d.blogspot.co.id/2013/10/bab-3-sistem-saraf-dan-indera-manusia.html.

Diakses pada tanggal 25 November 2017.

Mulyadi, Tedi. 2015. Fungsi Sistem Endokrin. Melalui
http://budisma.net/2015/02/fungsi-sistem-endokrin.html. Diakses
pada tanggal 25 November 2017.

Nurgarwo, Eka. 2015. Sistem Saraf Pada Manusia. Melalui
http://ekanurgarwo.blogspot.co.id/2015/03/sistem-saraf-pada-
manusia.html. Diakses pada tanggal 25 November 2017.

Panjul’s. 2014. Sistem Saraf Pada Manusia. Melalui

http://sipanjulhakim.blogspot.co.id/2014/03/sistem-saraf-pada-

manusia.html. Diakses pada tanggal 25 November 2017.

Salam, Rama. 2016. Sistem Koordinasi dan Alat Indra Pada Manusia. Melalui
http://slideplayer.info/slide/3263578/. Diakses pada tanggal 25
November 2017.

Sci. 2017. Sumsum Tulang Belakang. Melalui http://sci.or.id/cidera-sumsum-
tulang-belakang-spinal-cord-injury/ 2017. Diakses pada tanggal 25
November 2017.


Click to View FlipBook Version