LARORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PUKESMAS SAMBI Jl. Bangak – Simo, Km. 7, Dusun I, Tempursari, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, 57376. 19 Desember 2022 s/d 19 Februari 2023 PRAKTIK KERJA LAPANGAN Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program Pendidikan sebagai Asisten Tenaga Teknik Kefarmasian DISUSUN OLEH : ALFIANA NOVA HILDA 211456 ALVIA ANGGARSARI 211462 LUSY NUR HIDAYATI 211591 SHAIFANI 211678 PROGRAM STUDI FARMASI SMK NEGERI 1 SAMBI 2022/2023
2 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PUSKESMAS SAMBI DISUSUN OLEH : ALFIANA NOVA HILDA 211456 ALVIA ANGGAR SARI 211462 LUSY NUR HIDAYATI 211591 SHAIFANI 211678 Disahkan oleh: Pembimbing PKL Puskesmas Sambi Guru Pembimbing SMK N 1 Sambi Rijanti Waldjinah, AMd.Farm. Endang Triwiningsih, S.Pd.I STRTTK: 19701130/STRTTK_33/2009/206350 NIP:198003092021212002 Kepala Instalasi Farmasi Puskesmas Sambi Rijanti Waldjinah, AMd.Farm. Kepala Program Studi Farmasi SMK N 1 Sambi Sariyono, S. Farm. apt. STRTTK: 19701130/STRTTK_33/20 NIP: 198311302022211006 Mengetahui Kepala SMK N 1 Sambi Suyatna, S.pd.,M.Pd NIP:196705121989031008
3 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas Sambi. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Asisten Tenaga Teknik Kefarmasian di Jurusan Farmasi, SMK Negeri 1 Sambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun karya tulis ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari banyak pihak, maka kesempatan ini penulis mengucapkan mengucapkan terimakasih kepada: 1. Suyatna, S.Pd,M.Pd. selaku Plt. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Sambi. 2. apt.Sariyono,S.Farm., selaku Ketua Program Studi Jurusan Farmasi SMK Negeri 1 Sambi. 3. apt.Ersta Zusvita widiastuti, M.Si., selaku Guru Program Studi Farmasi SMK Negeri 1 Sambi. 4. Endang Triwiningsih,S.PdI selaku guru pembimbing yang telah berkenan mengorbankan waktunya dengan penuh kesabaran, keikhlasan memberi dorongan dan bimbingan kepada kami. 5. Rijanti Waldjinah, AMd.Farm selaku pembimbing PKL Puskesmas Sambi. 6. Kedua orang tua serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
4 Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pukesmas Sambi. Kami menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah kami dapatkan selama belajar sangatlah terbatas, sehingga dalam menyelesaikan laporan ini tentunya masih ada kekurangan dan kekeliruan, maka kritik dan saran serta masukan yang bersifat membangun dari pembaca sangatlah diharapkan. Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak pada umumnya, bagi kami sendiri, dan rekan-rekan para siswa jurusan farmasi SMK Negeri 1 Sambi. Boyolali, 19 Februari 2023 Peserta PKL
5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1 B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan ...................................................................... 4 C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan ................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6 A. Definisi Puskesmas .......................................................................................... 6 B. Tugas Puskesmas ............................................................................................. 7 C. Fungsi Puskesmas ............................................................................................ 8 D. Tujuan Puskesmas ........................................................................................... 9 E. Pelayanan Farmasi di Puskesmas .................................................................... 11 BAB III TINJAUAN UMUM PUSKESMAS SAMBI ....................................... 13 A. Sejarah Puskesmas Sambi …………………….............................................. 13 B. Lokasi Puskesmas Sambi .............................................................................. 14 C. Struktur Organisasi Puskesmas Sambi ........................................................ 15 D. Jam Kerja Puskesmas di Puskesmas Sambi .................................................. 15 E. Tata Ruang di Puskesmas Sambi .................................................................... 16
6 G. Kegiatan di Puskesmas Sambi ....................................................................... 16 BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 20 A. Kejadian yang Dilakukan di Puskesmas Sambi ………………………...….. 20 B. Kegiatan yang Dilakukan di Puskesmas Sambi ………………………...….. 20 C. Kegiatan di Instalansi Farmasi ……………………………………...……… 22 D. Alur Kegiatan di Ruang Pendaftaran & RM ………………..……………… 24 E. Kendala-kendala yang Dihadapi …………………………………………… 24 F. Penyelesian Masalah ……………………………………………………….. 24 G. Perkiraan Hasil Kerja yang Dicapai ……………...………………………… 25 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 26 A. Kesimpulan .................................................................................................... 26 B. Saran ............................................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 28 LAMPIRAN ........................................................................................................ 31
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan kondisi stabil fungsi fisiologis tanpa merasakan gangguan berupa sakit. Kesehatan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, dimana tanpa tubuh yang sehat manusia tentu akan mengalami kesulitan dalam menjalankan segala aktivitasnya. Berkaitan dengan hal tersebut, rasa khawatir, stress, dan ketakutan juga bisa menyebabkan kesehatan seseorang menurun (Mohamad, 2018). Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Membiasakan pola hidup sehat berguna untuk menjaga, meningkatkan kesehatan, menghindari atau mencegah penyakit, melindungi diri dari berbagai penyakit, dan berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas kesehatan (Suyatmin & Sukardi, 2018). Cara membiasakan pola hidup sehat dapat dilakukan dengan makan makanan bergizi, sayuran, buah-buahan dan rajin melakukan aktivitas fisik. Kebiasaan hidup bersih dapat diawali dengan kegiatan sederhana seperti mencuci tangan sebelum makan, menyikat gigi, membersihkan setelah buang air kecil, mandi, membuang sampah di tempatnya,membatasi penggunaan plastik, menggunakan air bersih, dan sebagainya (Yufiarti, Edwita, & Suharti., 2019). Pun demikian, yang namanya manusia pasti tidak selamanya bisa mendapatkan tubuh sehat, ada kalanya karena berbagai faktor sehingga menyebabkan seseorang kemudian mengalami penurunan kesehatan. Ada kalanya seseorang mengalami kondisi dimana tubuh terasa kurang nyaman karena ada beberapa asupan gizi dalam tubuh yang kurang terpenuhi. Kondisi-kondisi seperti ini menunjukkan bahwa seseorang sedang mengalami sakit pada tubuhnya. Ketika seseorang sudah mengalami penurunan tingkat kesehatan, maka hal yang harus dilakukan adalah segera melakukan tindakan dan penanganan utama dalam menanggulangi rasa sakit tersebut. Jika penanganan utama dirasa
2 masih kurang, dan belum terdapat tanda-tanda kesembuhan pada sakit yang dirasakan maka langkah berikutnya yaitu segera memeriksakan diri ke tempat fasilitas kesehatan terdekat yang ada di sekitarnya. Salah satu fasilitas kesehatan yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat yaitu puskesmas. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk Puskesmas (Permenkes, 2016). Di Indonesia khususnya pada sektor publik, Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Program dan upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas merupakan program pokok (public health essential) yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat (Novira A., Ramdani P., dan Hafid AP., 2020). Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan memiliki peran yaitu Menyediakan data dan informasi obat dan Pengelolaan obat (kegiatan perencanaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan pelaporan, dan evaluasi). Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit (Kemenkes, 2010). Berkaitan dengan peran tersebut, salah satu upaya yang harus diperhatikan oleh pihak Puskesmas yaitu peningkatan layanan Puskesmas. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan merupakan cara penting untuk meningkatkan efektivitas sistem kesehatan di negara-negara berkembang (Novira A., Ramdani P., dan Hafid AP., 2020). Persepsi pasien tentang kualitas layanan kesahatan dapat memengaruhi permintaan akan layanan kesehatan tersebut serta perasaan untuk lebih puas atas layanan yang diterima. Persepsi pasien terhadap kualitas layanan dapat
3 memengaruhi keputusan pencarian atas kesehatan (Casanas, 2007). Penilaian dari pasien menawarkan peluang untuk membuat sistem kesehatan lebih responsif terhadap kebutuhan pasien, dan juga bisa memberikan yang penting melengkapi metode evaluasi kualitas layanan secara tradisional. Salah satu layanan yang ada di Puskesmas yaitu layanan Kefarmasian. Guna melaksanakan fungsi Puskesmas dan menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan kesehatan, maka layanan Kefarmasian juga harus diupayakan sebaik mungkin. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga tiga fungsi puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat (Peremkes 2016). Orientasi pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser dari drug oriented menjadi patient oriented. Pelayanan yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat kini harus bergeser menjadi pelayanan yang menyeluruh, baik pengelolaan obat maupun pelayanan kepada masyarakat (Pratiwi Hening, et al., 2020). Berkaitan dengan hal tersebut, Tjiptono (Dewi, 2016) juga menyatakan bahwa kualitas pelayanan merupakan faktor krusial yang harus diperhatikan. Praktek Kerja Lapangan merupakan wujud aplikasi terpadu antara sikap, kemampuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dibangku sekolah menengah kejuruan. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan diberbagai instansi akan sangat berguna bagi siswa untuk dapat menimba ilmu pengetahuaan, keterampilan dan pengalaman. Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sekolah menengah kejuruan Farmasi melalui Praktek Kerja Lapangan ini siswa akan mendapat kesempatan untuk mengembangkan cara berpikir, menambah ide-ide yang berguna dan dapat menambah pengetahuaan siswa sehingga dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab mahasiswa terhadap apa yang ditugaskan kepadanya (Fitriana, 2009).
4 B. Tujuan Tujuan diadakannya PKL di bidang Puskesmas Sambi yaitu: 1. Untuk mengetahui apakah pelayanan di Sambi dengan standar yang telah ditetapkan. 2. Untuk mengetahui apa saja peran Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas Sambi. 3. Untuk mendukung profil lulusan Akademi Farmasi Indonesia, yaitu sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang unggul, menjunjung tinggi nilai-nila hukum dan sosial dilandasi dengan akhlak mulia, serta dapat menjalankan peran atau fungsi sebagai sebagai TTK pelaksana dibidang pengelolaan dan pelayanan farmasi di Puskesmas. C. Manfaat Manfaat bagi Siswa: 1. Memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai kegiatan kefarmasian khususnya di Puskesmas. 2. Untuk melatih siswa bersikap professional yang diperlukan siswa dalam memasuki lapangan kerja di bidang farmasi khususnya di Puskesmas. 3. Mengembangkan dan menerapkan disiplin ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama sekolah pada unit-unit pelayanan farmasi pada masyarakat sesuai dengan profesinya. 4. Melatih dan mempersiapkan siswa sebagai calon Tenaga Teknis Kefaramasian (TTK) yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, inisiatif dan memiliki etos kerja yang tinggi serta bertanggung jawab. 5. Agar siswa memperoleh pengetahuan yang belum pernah didapatkan selama proses pembelajaran. 6. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional (dengan tingkat pengetahuan ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja). 7. Memperkokoh hubungan antara sekolah menengah kejuruan dengan instansi dan dunia kerja.
5 8. Meningkatkan sistem proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan profesional. 9. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan. 10. Memberikan pemahaman mengenai tugas dan tanggungjawab seorang tenaga teknis kefarmasian atau asisten apoteker. 11. Melatih siswa agar dapat berkomunikasi, bersosialisai dan mengembangkan mental dengan baik dalam lingkungan kerja. 12. Mengajarkan kepada siswa tentang pentingnya kerjasama dalam dunia kerja. Manfaat bagi Sekolah: 1. Sebagai bahan kajian bagi sekolah, sehingga dapat digunakan sebagai informasi kesehatan khususnya layanan kefarmasian. 2. Menambah kelengkapan kepustakaan di sekolah, sehingga dapat dijadikan bahan bacaan bagi siswa yang berkeinginan membuat laporan dalam bidang yang sama. Manfaat bagi Instansi : 1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Sambi supaya lebih meningkatkan pelayanan di Puskesmas, khususnya pelayanan kefarmasian. 2. Memberikan masukan kepada Puskesmas Sambi yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan dalam memfasilitasi kegiatan PKL di masa yang akan datang. Manfaat bagi Masyarakat : 1. Memberikan informasi tentang adanya layanan kesehatan bagi masyarakat. 2. Memberikan informasi tentang layanan kefarmasian yang ada di Puskesmas Sambi bagi masyarakat. 3. Meningkatkan perhatian masyarakat terhadap menjaga kesehatan diri dan pemeriksaan kesehatan.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Puskesmas Salah satu upaya pemerintah dalam menyelenggarakan kesehatan kepada masyarakat yaitu dengan dibangunnya instansi pemerintah sebagai unit penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat, yakni Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas. Berdasarkan Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 43 tahun 2019, puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perseorangan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya di wilayah kerja puskesmas tersebut (Permenkes No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat). Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Puskesmas juga dapat disebut sebagai klinik pratama di mana merupakan sebuah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan dengan menyediakan pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus (Permenkes Nomor 27 Tahun 2019 tentang perubahan kedua atas Permenkes No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi). Puskesmas adalah kesatuan organisasi kesehatan fungsional pusat pengembangan kesehatan masyarakat juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas
7 mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Satrianegara, 2014). Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Permenkes, 2016). Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya (Permenkes No 43 Tahun 2019). Standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan apabila Puskesmas suatu kecamatan terdapat lebih dari satu, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa/kelurahan atau dusun/rukun warga (RW). Puskesmas bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota (Permenkes, 2019). Pengertian puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Dilla dan Damar, 2018). B. Tugas Puskesmas Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) atau Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Untuk memberikan pelayanan yang baik tentunya selalu diusahakan adanya peningkatan kualitas pelayanan guna mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat. Keberadaan Puskesmas sangat bermanfaat bagi
8 keluarga tidak mampu. Dengan adanya puskesmas, setidaknya dapat menjawab kebutuhan pelayanan masyarakat yang memadai yakni pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau (Ramadhan F., Didin M., dan Darto M., 2021). Dalam Kemenkes Tahun 2019 disebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kabupaten/ kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Simanungkalit Crishartanto, dan Irfan Setia Zega, 2019). Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu wilayah tertentu (Azrul Azwar, 1996). Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes, 2019). Puskesmas menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods) (Permenkes, 2019). Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang meliputi peningkatan kesehatan (promotif), upaya pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan kembali (rehabilitatif) (Permenkes, 2016). Puskesmas juga mengemban tugas untuk melaksanakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya (Hasanah Y., Ratna M.D., dan Deasy S.S., 2020). C. Fungsi Puskesmas Fungsi puskesmas dalam melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu dengan menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama di wilayah
9 kerjanya (Permenkes, 2016). Puskesmas juga berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu, puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Trihono, 2005). Berdasarkan Permenkes tahun 2016 Puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program internship, dan/ atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Simanungkalit Crishartanto, dan Irfan Setia Zega, 2019). D. Tujuan Puskesmas Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan wilayah kerja puskesmas yang sehat dengan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat, dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas dalam rangka mewujudkan kecamatan sehat yang selanjutnya untuk mencapai kabupaten/ kota sehat (Permenkes, 2016). Adapun tujuan pelaksanaan pendirian Puskesmas ialah menjadikan masyarakat yang sehat dengan perilaku sehat didasari kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
10 dan mendapat kemudahan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, berada dalam lingkungan yang sehat yang meliputi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat di wilayah kerjanya (Hasanah Y., Ratna M.D., dan Deasy S.S., 2020). Puskesmas didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, paripurna, dan terpadu bagi seluruh penduduk yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas. Program dan upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas merupakan program pokok (public health essential) yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat (Lararenjana Edelweis, 2021). Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat dan memiliki derajat kesehatan yang optimal baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Karsana I Wayan Widi dan Gede Surya Mahendra, 2022). Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif. Upaya Kesehatan Perorangan adalah suatu kegiatan dan/ serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Adapun tugas pokok puskesmas yaitu melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya Kecamatan Sehat (Puskesmas Kendalsari, 2020). E. Pelayanan Farmasi
11 Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filososfi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care). Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan kegiatan pelayanan farmasi klinik (Kemenkes, 2019) Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/ kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan (Kemenkes, 2019). Pharmaceutical care merupakan pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker, bertanggung jawab kepada pasien, dan telah diatur dalam standar pelayanan kefarmasian di apotek. Penilaian kualitas pelayanan kefarmasian dapat dilakukan dengan cara mengetahui persepsi masyarakat terhadap layanan yang sudah diterima dalam pemenuhan harapan masyarakat. Ketika masyarakat belum mengetahui peran apoteker maka tujuan pemberian informasi obat kemungkinan kurang lengkap dan jelas sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya medication error dan dapat menurunkan tercapainya tujuan terapi (Pratiwi Hening, et al., 2020). Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi klinik meliputi
12 pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, visite, Pemantauan Terapi Obat (PTO), Evaluasi Penggunaan Obat (PTO), dan Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care) (Kemenkes, 2019). Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan sediaan farmasi dengan maksud untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian meliputi dua kegiatan, yaitu pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik yang harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana dan peralatan dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadi efek samping obat untuk keselamatan pasien. Pelayanan kefarmasian yang dilakukan di RS dan puskesmas berupa pelayanan resep pasien rawat jalan yang umumnya peserta BPJS (Prihartini Nita, dkk., 2020).
13 BAB III PELAKSANAAN PKL A. Sejarah Singkat Puskesmas Sambi Pada awal berdirinya di wilayah kecamatan Sambi ada 2 Puskesmas Sambi yaitu: 1. Puskesmas Sambi 1 yang berlokasi di desa tempursari. Wilayah kerja Puskesmas Sambi 1 meliputi 9 desa yaitu: a. Canden b. Demangan c. Gintang d. Jagoan e. Jatisari f. Kepoh g. Sambi h. Senting i. Tempursari 2. Puskesmas Sambi 2 yang berlokasi di desa Trosobo. Wilayah kerja Puskesmas Sambi 2 meliputi 7 desa yaitu: a. Babadan b. Catur c. Cermo d. Ngaglik e. Nglembu f. Tawengan g. Trosobo Mulai tanggal 2 Januari 2018 berdasarkan Surat Keputusan Bupati Boyolali Puskesmas Sambi 1 dan Sambi 2 digabung menjadi Puskesmas Sambi dan menempati bangunan Puskesmas Sambi 1 di Desa Tempursari sedangkan bangunan Puskesmas Sambi 2 diahlihkan fungsi menjadi Puskesmas Pembantu. Dengan bergabung Puskesmas Sambi 1 dan Sambi 2, maka semua sarana prasarana serta
14 SDM yang ada juga digabung menjadi satu dengan satu kepala puskesmas, dan satu kepala TU, dengan wilayah kerja 16 desa. Sarana-prasarana dan SDM merupakan hal penting yang harus diperhaikan dalam sebuah sistem organisasi, termasuk juga Puskesmas. Secara etimologis, sarana diartikan sebagai alat langsung yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan prasarana berarti alat tidak langsung yang dimanfaatkan untuk meraih tujuan. Sarana dan prasarana merupakan seluruh benda, baik yang bergerak ataupun tidak, digunakan untuk meraih tujuan bersama. Pembuatan sarana dan prasarana disesuaikan dengan yang dibutuhkan organisasi atau lembaga atau perusahaan (Putri Vanya Karunia Mulia, 2021). Sedangkan Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu (Hamid Abdul, 2020). B. Lokasi Puskesmas Sambi Lokasi merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan puskesmas. Puskesmas sebaiknya terletak pada daerah yang strategis dan terjangkau oleh akses trasportasi yang mudah. Lokasi Puskesmas Sambi: 1. Puskesmas sambi terletak di JL.Bangak-Sambi Km 7,Tempursari,Kec Sambi Kab.Boyolali Tlp. (0276) 3294679. 2. Puskesmas ini didirikan untuk melayani kebutuhan masyarakat umum. 3. Puskesmas berada di lokasi yang cukup strategis dan mudah dicapai oleh masyarakat, karena puskesmas terletak ditepi jalan raya yang dilalui kendaraan,berdekatan dengan pemukiman penduduk. C. Struktur Organisasi
15 Gambar 1. Struktur Organisasi Puskesmas Sambi Suatu organisasi harus memiliki struktur organisasi untuk memperjelas ranah kerja masing-masing departemen atau unit, serta sebagai alur kerja suatu organisasi. Puskesmas Sambi memiliki seorang Kepala Puskesmas yang dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas. Struktur organisasi yang diterapkan di Puskesmas Sambi sudah sesuai dengan regulasi peraturan yang berlaku yaitu Permenkes No.5 Tahun 2022 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang minimal terdiri dari Kepala Puskesmas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (KIA, pelayanan gizi), Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perseorangan, Kefarmasian dan Laboratorium, serta Penanggungjawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Pada struktur BLUD (Badan Layanan Umum Daerah), Kepala Puskesmas sebagai pemimpin Puskesmas dapat mengatur keuangan puskesmas secara mandiri dengan tetap mendapat bantuan dari pemerintah. Pada struktur BLUD, terbagi menjadi beberapa uraian kerja seperti pejabat keuangan mengawasi pengelolaan keuangan yang ada di BLUD, serta pejabat teknis yang bertugas untuk memantau kegiatan yang sudah direncanakan.
16 D. Jam Kerja Puskesmas Sambi 1. Jam Kerja Puskesmas a. Jam Pendaftaran Senin-kamis : 07.30 - 12.00 WIB Jumat : 07.30 - 10.00 WIB Sabtu : 07.30 - 11.00 WIB b. Jam Pelayanan Senin-kamis : 07.30 - 14.00 WIB Jumat : 07.30 - 11.00 WIB Sabtu : 07.30 - 12.30 WIB 2. Jam Kerja Peserta PKL a. Jam Pendaftaran Senin-kamis : 07.30 - 12.00 WIB Jumat : 07.30 - 10.00 WIB Sabtu : 07.30 - 11.00 WIB b. Jam Pelayanan Senin-kamis : 07.30 - 14.00 WIB Jumat : 07.30 - 11.00 WIB Sabtu : 07.30 - 12.30 WIB
17 E. Tata Ruang Puskesmas Sambi Tata Ruang Puskesmas sambi terdiri dari: 1. Loket pendaftaran 2. Ruang Tunggu 3. IGD (Instalansi Gawat Darurat) 4. Ruang Pengkajian Awal 5. Ruang Farmasi 6. Gudang Farmasi 7. Fisioterapi 8. Toilet 9. Ruang bermain anak
18 10. Ruang menyusui 11. Ruang laboraturium 12. Ruang KIA 13. Ruang Gigi Dan Mulut 14. Ruang Pemeriksaan Umum 15. Ruang Pemeeriksaan Lansia 16. Ruang Promosi kesehatan 17. Rang Aula 18. Ruang admdinitrasi puskesmas 19. Dapur 20. Ruang mampu salin 21. Ruang Imunisasi. F. Kegiatan 1. Apel Pagi Apel pagi dilakukan setiap hari bersama karyawan-karyawati puskesmas sambi pada pukul 07.30 WIB sampai dengan 07.45 WIB. 2. Senam Pagi Senam pagi bersama yang dilakukan setiap hari jumat pada pukul 07.30 WIB sampai dengan 08.15 WIB. 3. Skrining Resep Setelah menerima resep, berikutnya yaitu dilakukan skrining dengan tahapan sebagai berikut: a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu nama dokter, nomor surat, izin praktik (SIP), paraf/ tandatangan dokter, tanggal penulisan resep, nama obat, jumlah obat, aturan pakai, nama, umur, berat badan, jenis kelamin dan alamat atau nomor telepon pasien. b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi, inkompatibilitas, cara dan lama penggunaan obat. c. Pertimbangan klinik seperti kesesuaian indikasi, alergi, efek samping, interaksi dan kesesuaian dosis.
19 d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep atau obatnya tidak tersedia. 4. Penyiapan Obat Setelah memeriksa resep, langkah selanjutnya yaitu sebagai berikut: a. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep. b. Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep. c. Mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik obat. d. Melakukan peracikan puyer bila diperlukan. e. Membuat suspensi sirup kering menjadi cair. f. Memberikan etiket: 1) Warna putih untuk obat dalam/oral. 2) Warna biru untuk obat luar dan suntik, dan 3) Menempelkan label "kocok dahulu" pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi. g. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang salah. 5. Penyerahan Obat Setelah penyiapan obat rawat jalan, dilakukan hal-hal sebagai berikut: a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep). b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien. c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien. d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat. e. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat, dll. f. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya kurang stabil.
20 g. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya 6. Buku Rekapan Obat Buku rekapan obat mengarsipkan penggunaan obat di Puskesmas Sambi. Buku berisi informasi mengenai jumlah pengeluaran obat, nama pasien, jenis, dan jumlah obat setiap harinya. Catatan diperbarui setiap hari sebagai arsip Puskesmas dan dapat digunakan untuk menyinkronkan stok obat. 7. Gudang a. Penataan obat yang datang dari dinas ke estalase. b. Menyiapkan obat yang akan diberikan ke desa-desa di wilayah kerja Puskesmas Sambi. Obat yang disiapkan yaitu Amlodipin, Asam mefenamat, Antasida, Captopril, Paracetamol, Ctm, Amoxicilin, Glimepirid, Vit b comp, Vit C, Vit b12, Meloxicam, Piroxicam, Sirup amoxicilin, Sirup paracetamol, Sirup antasida, Salep nisagon, Salep 2-4, Salep scabimite, Salep miconazole, Salep bioplacenton, Salep ketoconazole, Salep gentamicin, Tetes telinga kloramfenikol, Tetes mata kloramfenikol, Bedak caladin, dan lain-lain. Desa-desa di wilayah kerja Puskesmas Sambi yaitu: 1) Canden 2) Demangan 3) Glintang 4) Jagoan 5) Jati Sari 6) Kepoh 7) Sambi 8) Senting 9) Tempursari 10) Babadan 11) Catur 12) Ngaglik 13) Cermo 14) Ngelembu 15) Tawengan
21 16) Trosobo
22 BAB IV PEMBAHASAN A. Kegiatan yang Dilakukan di Puskesmas Sambi 1. Menghafal Letak Obat Sebelum saya membantu melayani resep saya diwajibkan untuk menghafal obat dan letak obat. Untuk memudahkan melayani resep dan akan lebih cepat melayani pasien. 2. Membawa Resep Sebagai seorang calon asisten apoteker saya harus memahami terlebih dahulu obat yang ada di Puskesmas Sambi kegiatan ini sangat bermanfaat bagi saya, karena dengan kegiatan ini saya bisa berlatih membaca resep yang ditulis oleh dokter yang berbeda-beda. Saya juga bisa mengetahui jenis-jenis resep yang ada di Puskesmas Sambi. Pada pelayanan resep petugas kefarmasian harus melakukan pengkajian dan playanan resep yang meliputi penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan termasuk peracikan obat, dan penyerahan disertai pemberian informasi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menganalisa adanya masalah terkait obat dan mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat atau medication error (Kemenkes RI, 2019). 3. Stelling Adalah kegiatan mencatat dan menyesuaikan data di kartu stock dengan keadaan sebenarnya. Ini berfungsi untuk mengetahui persediaan obat agar tidak terjadi kekosongan. Kegiatan ini harus kita lakukan setiap mengambil obat ataupun memasukkan obat kedalam tempatnya. Dengan kegiatan ini pula apoteker dapat mengevaluasi tingkat perputaran obbat tersebut. 4. Pelayanan Resep Kegiatan ini merupakan tugas pokok yang terdiri dari: a. Mencetak resep
23 Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk menyiapkan obat. Dikarenakan system penerimaan resep di Puskesmas Sambi sekarang melalui simpus dari komputer,setelah resep masuk kudian dicetak dengan printer. Lalu obat baru dapat disiapkan sesuai resep dokter tadi. Resep dalam puskesmas dibedakan menjadi 3, yaitu: ● Resep Umum: Resep yang diterima oleh pasien umum, yaitu pasien yang menggunakan pelayanan kesehatan di puskesmas tidak menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional BPJS. ● Resep PBI: Resep yang diterima oleh pasien yang dijamin oleh BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran), yaitu fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai Peserta program Jaminan Kesehatan. ● Resep NON PBI: Resep yang diterima oleh pasien yang dijamin oleh BPJS NON PBI, yaitu peserta BPJS yang tidak memenuhi syarat sebagai penerima bantuan iuran seperti PPU, PBPU, BP, dan anggota keluarganya. b. Mempersiapkan obat dan memberi etiket Setelah resep yang sudah di cetak tadi sudah jadi langkah selanjutnya yaitu menyiapkan obat sesuai dalam resep yang di kirimkan oleh dokter dari beberapa poli yang ada di puskesmas, kemudian setelah obat di siapkan langkah selanjutnya yaitu penulisan etiket juga berdasarkan resep tadi. c. Meracik obat Peracikan dilakukan bila terdapat resep yang meminta diracik. Meracik bisa dari tablet atau kapsul yang dibuat menjadi kapsul,serbuk,meracik salep atau krim. Menambahkan zat kedalam sirup atau drops, mengoplos sediaan suspensi dan yang lainnya. Kegiatan ini diperlukan ketelitian, karena apabila terjadi kesalahan dalam pengambilan ataupun dalam peracikan obat akibatnya akan fatal. d. Pengemasan obat Kegiatan ini dilakukan ketika obat sudah selesai disiapkan dan diberi etiket. Pengemasan dilakukan sekaligus untuk memeriksa obat apakah sesuai
24 dengan yang diminta diresep tersebut. Apabila benar, obat dimasukkan kedalam kantong plastik. e. Melakukan stock off name Kegiatan ini adalah perhitungan perbekalan kesehatan yang dilakukan secara periodik. Kegiatan ini bertujuan untuk mengecek kesesuaian jumlah obat dengan data yang ada pada kartu stock juga untuk pengawasan perputaran obat. Biasanya dilakukan sebulan sekali setiap awal bulan. B. Kegiatan di Instalansi Farmasi 1. Sistem Penyimpanan Obat a. Alphabetis adalah cara penyimpanan obat menurut nama obat sesuai dengan alphabet. b. Bentuk sediaan adalah cara penyimpanan obat menurut bentuk dari sediaan jenis obat tersebut. c. FIFO (First In First Out) adalah cara penyimpanan obat dimana obat yang pertama masuk, maka harus pertama dikeluarkan. d. FEFO (First Expired First Out) adalah cara penyimpanan obat dimana obat yang sudah dekat Expired maka barang tersebut harus dikeluarkan pertama. e. LIFO (Last In First Out) adalah cara penyimpanan yang dimana barang masuk terakhir tetapi dikeluarkan pertama. 2. Sistem Penyimpanan Resep Resep disimpan minimal selama 5 tahun, yang dikelompokkan menurut tanggal, nomor urut, dan jenis resep, yang disimpan pada suatu ruangan khusus, sesuai dengan Peraturan BPOM No. 24 Tahun 2021 tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian. 3. Cara Pemusnahan Resep Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan. Sebelum dimusnahkan resep narkotika dihitung lembarannya sedangkan untuk resep lainnya ditimbang. Pemusnahan Resep dilakukan oleh apoteker atau penanggungjawab disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas
25 kesehatan lain dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep dan selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Kemenkes, 2019). 4. Pemusnahan Obat Sediaan farmasi kadaluarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Bentuk sediaan sirup diencerkan terlebih dan langsung dibuang ke instalasi pengelolaan air limbah, tablet dan kapsul dilarutkan dalam air dahulu, dan untuk injeksi dan infusan dibuang ke instalasi sedangkan wadahnya dihancurkan dengan mesin penghancur. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan BMHP yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sediaan Farmasi dan BMHP yang kadaluarsa, rusak atau ditarik dari peredaran dikembalikan ke lnstalasi Farmasi Pemerintah dengan disertai Berita Acara Pengembalian (Kemenkes, 2019). Obat dimusnahkan sesuai dengan jenis obat contohnya: 5. Pengadaan obat di Puskesmas Sambi a. Pemesanan Pemesanan obat dilakukan setiap waktu, pengecekan obat nama yang akan mulai habis baru dilakukan pemesanan ke Dinas kesehatan Boyolali dengan melalui surat pesanan (SP). Banyaknya pesanan disesuaikan dengan kebutuhan. b. Penerimaan Barang yang datang dari Dinas Kesehatan Boyolali diambil langsung oleh petugas Instalasi Farmasi atau terkadang dari pihak puskesmas mengambil ke DinKes langsung, barang yang diambil dari DinKes tersebut sesuai dari surat pesanan (SP). Jika ada barang yang kosong maka akan dilampirkan dalam SP yang dikirimkan. c. Penyimpanan Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan pengawasan. Penyimpanan
26 obat menggunakan sistem First Expired First Out (FEFO) (Kemenkes, 2019). Penyimpanan obat didasarkan pada: - Berdasarkan bentuk sediaan Dalam hal ini sediaan yang dimaksud dengan menggolongkan sediaan padat, setengah padat, dan cair maupun injeksi diletakkan di tempat yang berbeda kemudian diberikan pelabelan pada rak penyimpanan (Octavia, 2020) - Berdasarkan peruntukan Berdasarkan peruntukan atau kelas terapinya, seperti golongan antibiotic dikelompokkan dengan golongan antibiotic, golongan analgetik-antipiretik digolongankan dengan golongannya dll. Tujuan digolongkannya obat berdasar kelas terapi yaitu untuk mempermudah dalam pengambilan dan penyimpanan obat (Julyanti et al., 2017). - Berdasarkan alphabet Penyimpanan dengan mengurutkan nama obat/merk obat sesuai berdasarkan abjad dapat memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan (Asyikin, 2018)
27 C. Alur Kegiatan di Ruang Pendaftaran & RM 1. Pasien dipanggil sesuai nomor antriannya. 2. Tujuan pasien datang dan pelengkapan data pasien. 3. Pasien yang sudah pernah berkunjung akan langsung dicarikan map RM-nya pada lemari arsip dengan bantuan nomor index . 4. Pasien yang belum pernah berkunjung akan dibuatkan map RM baru. 5. Pasien selesai didata,map diantar sesuai poli pemeriksaannya. 6. Pasien dipersilahkan dipersilahkan menunggu penggilan sesuai poli nya. D. Kendala-Kendala yang Dihadapi Selama kami melaksanakan PKL di Instalansi Farmasi di Puskesmas Sambi, penyusunan menemukan beberapa permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut: 1. Kendala pengetahuan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang terbatas. 2. Keterampilan melayani pasien. 3. Kendala dalam membaca resep dokter 4. Lambat dalam beradaptasi 5. Belum tahu tata letak penyimpanan obat-obatan dan alkes di tempat kerja. 6. Kurangnya keberanian dalam bertanya. Kendala komunikasi merupakan kendala terbesar yang dihadapi dalam pelaksanaan PKL di Instalasi Farmasi di Puskesmas Sambi. Kesulitan komunikasi dengan pasien dan juga tenaga kesehatan lain diakibatkan karena perlunya waktu untuk
28 beradaptasi dan kurangnya keberanian. Padahal, komunikasi yang efektif merupakan hal yang penting dalam melakukan pelayanan kefarmasian. Komunikasi yang baik oleh tenaga kesehatan terbukti memberikan hasil yang baik terhadap kesehatan pasiennya (Antari et al., 2019). F. Penyelesaian Masalah Tidak sedikit kendala yang kami hadapi saat melakukan kegiatan PKL, tetapi penyusun mengatasinya dengan cara: 1. Banyak pertanyaan kepada pembimbing di tempat PKL. 2. Belajar cepat, rapi dan memuaskan pasien. 3. Cepat menyesuaikan diri 4. Sering membantu dalam penyediaan obat ataupun alkes yang tercantum dalam resep. 5. Memberanikan diri dalam bertanya. G. Perkiraan Hasil Kerja yang Dicapai Setelah PKL, kami mendapatkan pengalaman dan tentunya pengetahuan, seperti meracik obat di Puskesmas Sambi, cara menstok dan meretur obat dan masih banyak lainnya. Sehingga kami dapat mengetahui kondisi dunia kerja yang akan kami hadapi dan akan kami ambil pengalaman untuk masa depan yang akan datang bila kami bekerja di puskesmas.
29 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan praktek kerja lapangan di Puskesmas Sambi maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Selama kegiatan PKL di Puskesmas Sambi, kami sebagai penyusun laporan dapat menyimpulkan bahwa Instalasi Farmasi Puskesmas Sambi sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat serta merupakan suatu tempat pengabdian profesi dan memiliki fungsi pelayanan kesehatan (non profit oriented), bisnis (profit oriented), dan pendidikan (education). Pengelolaan apotek meliputi pengelolaan sediaan farmasi, sistem manajemen, pelayanan kefarmasian, sistem administrasi, barang maupun keuangan dan ketenaga kerjaan telah berjalan dengan baik. 2. Instalasi Farmasi Puskesmas Sambi telah memiliki kelengkapan obat yang begitu cukup memadai dan tata ruang yang cukup baik untuk menunjang pelayanan kesehatan Di Puskesmas. Selain itu, pelayanan Di Puskesmas Sambi sudah cukup baik seperti tenaga kerja instalasi yang ramah dan berwawasan luas di bidang apotek, waktu pelayanan resep yang optimal, ruang tunggu yang cukup memadai, serta dalam, meningkatkan pelayanan terhadap pasien,Asisten Apoteker Instalasi Farmasi Puskesmas Sambi menerapkan sistem komputerisasi. Dengan adanya kegiatan PKL memberikan gambaran nyata bagi siswa-siswi untuk mengetahui penerapan ilmu yang telah dipelajari di dunia pendidikan untuk diterapkan di dunia usaha. Selain itu, siswa juga dapat mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan wawasan di dunia industri yang belum atau bahkan tidak didapat di dunia pendidikan formal. Banyak hal yang kami dapat selama melakukan PKL, diantaranya: 1. Di Puskesmas Sambi kami dapat belajar dan menerapkan ilmu teoritas dari sekolah secara langsung/dunia kerja.
30 2. Kami dapat mengenal dan memahami secara langsung tugas dan fungsi Instalasi Farmasi dan seluruh hal yang berperan di dalamnya. 3. Banyak ilmu pengetahuan dan wawasan tentang kefarmasian yang telah kami dapatkan. 4. Berbagai pengalaman yang telah kami dapatkan selama PKL yang berguna untuk dunia kerja di masa yang akan datang. 5. Sistem distribusi obat yang berada di Instalasi farmasi Puskesmas Sambi sudah dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi pasien. 6. Tugas dan peranan Asisten Apoteker sebagai drug informan bagi Pasien, Dokter dan Perawat secara umum telah dilaksanakan dengan baik. B. Saran Adapun saran-saran yang kiranya dapat bermanfaat mengenai Puskesmas Sambi adalah sebagai berikut: 1. Kepada Dinas Kesehatan dan Kepala Puskesmas Sambi agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. 2. Kepada Dinas Kesehatan dan kepala Puskesmas Sambi, hendaknya memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan. Untuk di masa yang akan datang, diharapkan kepada Dinas Kesehatan dapat memberikan perbaikan agar tenaga medis di Puskesmas Sambi dapat menjadi prioritas pemenuhan ketenagaan kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang semakin bermutu dan professional, haruslah didukung oleh seluruh elemen terkait seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, serta meningkatkan dan menjalin hubungan dengan semua pihak. 3. Kepada masyarakat hendaknya memberikan laporan kepada pihak-pihak terkait, apabila pelayanan kesehatan tidak memuaskan. Untuk ruang farmasi kurang luas dan alat-alat kurang lengkap, sebaiknya perlu dilengkapi agar dapat lebih meningkatkan pelayanan yang baik dan memadai jika dibutuhkan.
31 DAFTAR PUSTAKA Asyikin, A., 2018. Studi Implementasi Sistem Penyimpanan Obat Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Sejati Farma Makassar. Media Farmasi, 14(1), 85, 29-30 https://doi.org/10.32382/mf.v14i1.87 Antari, N. P. U., Meriyaani H,, Suena N.M.D.S., 2019. Faktor- Faktor Komunikasi yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Terhadap Tenaga Teknis Kefarmasian. Jurnal Ilmiah Medicamento, 5 (2),63- 69 Casanas, J. A., 2007. The Customer is Always Right: Implementing Customer Service in The Radiology Department. Image, 20, 87-91. Dewi, M., 2016. “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasaan Pasien Pengguna BPJS pada Rumah Sakit Rehabilitasi Medik Kabupaten Aceh Timur”. Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol.5, No.2. Dilla dan Damar, 2018. Peran Puskesmas Parakan dalam Rangka Peningkatan Derajat Kesehatan di Wilayah Kerja. http://puskesmasparakan.temanggungkab.go.id/home/berita/252/peranpuskesmas-parakan-dalam-rangka-peningkatan-derajat-kesehatan-diwilayah-kerja- (diakses pada Februarai 2023). Hamid Abdul, 2020. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). https://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/berita/pengembangan-sumberdaya-manusia-sdm (diakses pada Februari 2023). Hasanah Yulianti, Ratna Meisa Dai, dan Deasy Silvya Sari, 2020. “Implementasi Kebijakan Fungsi Puskesmas Selama Pandemi Covid 19 di Puskesmas Margahayu Selatan Kabupaten Bandung”. Jurnal Responsive, Vol.3, No.4, Hal:223–239. Julyanti, Citraningtyas, G., & Sudewi, S. 2017. Evaluasi Penyimpanan Dan Pendistribusian Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Siloam Manado, Pharmacon, 6(4), 1–9. https://doi.org/10.35799/pha.6.2017.17712 Karsana I Wayan Widi dan Gede Surya Mahendra, 2022. “Sistem Informasi Geografis Pemetaan Lokasi Puskesmas Menggunakan Google Maps Api di Kabupaten Badung”. J-ICON: Jurnal Komputer dan Informatika, Vol.9, No.2, ISSN: 2654-4091, Hal:160-167. Kefarmasian dan kesehatan departemen kesehatan RI. 2023 standar pelayanan farmasi di Puskesmas Sambi, pedoman pelayanan farmasi Puskesmas Sambi 2023, farmasi Puskesmas Sambi: Teori dan penerapan, penerbitan buku laporan Sambi, penyusun 2023, pedoman praktek kerja lapangan, jurusan farmasi, profil Puskesmas Sambi 2023.
32 Kemenkes RI. 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta: Kemenkes RI. Lararenjana Edelweis, 2021. Ketahui Tugas dan Fungsi Puskesmas Beserta Tujuannya. https://www.merdeka.com/jatim/ketahui-tugas-dan-fungsipuskesmas-beserta-tujuannya-pelajari-lebih-lanjut-kln.html (diakses pada Februari 2023). Mohamad, M. H. (2018). “The Relationship Between Mental Health, Stress And Academic. Performance Among College Student”. Page:562–572. Novira A., Ramdani P., dan Hafid AP., 2020. “Pengaruh Dimensi Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pengguna Layanan Kesehatan Puskesmas di Kabupaten Sumedang Tahun 2019”. JEMAP: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, dan Perpajakan, ISSN:2622-612X, Vol.3, No.2, Hal:288-302. Octavia, D. R. (2020). Evaluasi Penyimpanan Obat Di Instalasi Farmasi Rsi Nashrul Ummah Lamongan Berdasarkan Standart Nasional Akreditasi Rs. Jurnal Surya, 11(01), 27–33. https://doi.org/10.38040/js.v11i01.80 Permenkes No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat [JDIH BPK RI]. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/138635/permenkes-no-43- tahun-2019 (diakses pada Februarai 2023). Permenkes No 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas. https://puskesmaskepung.kedirikab.go.id/Buku/PERMENKES-NO-43- TAHUN-2019-TENTANG-PUSKESMAS_ID32.html (diakses pada Februarai 2023). Permenkes No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi [JDIH BPK RI]. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/139228/ (diakses pada Februarai 2023). Pratiwi Hening, et al., 2020. “Analisis Persepsi Masyarakat terhadap Peran Apoteker pada Layanan Kefarmasian di Apotek Kecamatan Sokaraja, Baturraden, Sumbang, dan Kedungbanteng”. JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, Vol.01, Hal:33-48. Prihartini Nita, dkk. 2020. “Kepuasan Pasien Rawat Jalan terhadap Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit dan Puskesmas di 11 Provinsi di Indonesia”. Artikel Riset Jurnal Kefarmasian Indonesia, Vol.10, No.1, ISSN: 2354- 8770, Hal:42-49. Puskesmas Kendalsari, 2020. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas. https://puskkendalsari.malangkota.go.id/tugas-pokok-dan-fungsipuskesmas/ (diakses pada Februari 2023).
33 Putri Vanya Karunia Mulia, 2021. Sarana dan Prasarana: Definisi, Fungsi, Ruang Lingkup, serta Contohnya. https://www.kompas.com/skola/read/2021/%2008/24/142001469/saranadan-prasarana-definisi-fungsi-ruang-lingkup-serta-contohnya?page=all (diakses pada Februari 2023). Ramadhan F., Didin M., dan Darto M., 2021. “Kualitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung”. JANE: Jurnal Administrasi Negara, Vol.12, No.02, ISSN:2597-758X, Hal: 58-63. Simanungkalit Crishartanto, dan Irfan Setia Zega, 2019. “Hubungan Sosialisasi Visi Misi Efektif terhadap Tingkat Ikatan Emosional Staf dengan Institusi di Puskesmas Perawatan Plus Awaai Kec. Sitolu Orikab. Nias Utara”. Indonesian Trust Health Journal, Vol.02, No.02, ISSN:2655-1292, Hal:226- 236. Tedjasukmana Deddy, 2021. Pedoman teknis Bangunan Rumah Sakit dan Ruang Farmasi. https://galihendradita.files.wordpress.com/2021/04/2014-pedteknis-bangunan-rs-ruang-farmasi.pdf (diakses pada Februari 2023). Suyatmin, S., & Sukardi, S., 2018. “Development of Hygiene and Healthy Living Habits Learning Module for Early Childhood Education Teachers”. Unnes Journal of Public Health, 7 (2), Page:89–97. https://www.doi.org/%2010.15294/ujph.v7i2.19470 . Yufiarti, Y., Edwita, & Suharti., 2019. “Health Promotion Program (JUMSIH); To Enhance Children‟s Clean and Healthy Living Knowledge”. JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini, 13(2), Page:341–355. https://www.doi.org/%2010.21009/JPUD.132.10 .
3 LAMP Lampiran 1. Struktur Organisasi Puskesmas Sambi KEPALA PUSKESMAS dr.DWI ASTUTI DIAN ANDARWATI, M.Gz KEPALA TATA USAHA DYAH SUMARMO, SST PENANGGUNG JAWAB UKM ESENSIAL DAN KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PENANGGUNG JAWAB UKM PENGEMBANGAN PENANGGUNG JAWAB UKP, KEFARMASIAN & LABORATORIUM PENANGG JEJARING PUSK JARINGAN PIPIT AGUSTINA, A.Md.Keb YUNIA DWI ENDARWATI, AMK dr. PUTUT HIMAWAN ELLY AN A. KOORDINATOR PELAYANAN PROMKES PELAYANAN UKGM KOORDINATOR PELAYANAN PEMERIKSAAN UMUM K ULFAH HUSNA HABIBAH, SKM drg. SUMARNI dr. PUTUT HIMAWAN KOORDINATOR PELAYANAN KESGA PELAKSANA PELAYANAN UKGS KOORDINATOR PELAYANAN PEMERIKSAAN KES. GIGI & MULUT SITI NURUL HIDAYATI, S. Tr.Keb NUNUNG YUNI C, A.Md.KG drg. SUMARNI PELAKSANA PELAYANAN KIA PELAKSANA PELAYANAN UKGM KOORDINATOR PELAYANAN PEMERIKSAAN KESGA K SITI NURUL HIDAYATI, S. Tr.Keb NUNUNG YUNI C, A.Md.KG SITI NURUL HIDAYATI, S. Tr.Keb PELAKSANA PELAYANAN KB PELAKSANA PELAYANAN KES.TRADKOM KOORDINATOR PELAYANAN PEMERIKSAAN KIA/KB K
4 PIRAN KOORDINATOR KEPEGAWAIAN DYAH SUMARMO , SST KOORDINATOR KEUANGAN HERU ZULIATI S, SE KOORDINATOR DATA & INFORMASI AGUS HERY PURWANTO, AMK GUNG JAWAB G PELAYANAN KESMAS & N PUSKESMAS PENANGGUNG JAWAB BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN PENANGGUNG JAWAB MUTU PENANGGUNG JAWAB KESELAMATAN PASIEN PENANGGUNG JAWAB PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI NDRIASTUTI, Md.Keb BAGUS INDRAYANA, A.Md.Kep SUPRIHATIN, AMF DHANY RATNA D, AMK NUR AZIZAH, S.Kep. Ns KOORDINATOR PUSTU KOORDINATOR PENGELOLAAN BANGUNAN TIM MUTU UKM YULIANINGSIH, A.Md.Keb BAGUS INDRAYANA, A.Md.Kep YUNIA DWI ENDARWATI, AMK KOORDINAT OR PUSTU CATUR KOORDINATOR PENGELOLAAN PRASARANA TIM MUTU UKP BAGUS INDRAYANA, A.Md.Kep dr. PUTUT HIMAWAN KOORDINATOR PUSLING KOORDINATOR PENGELOLAAN PERALATAN TIM ADMINISTRASI MANAJEMEN BAGUS INDRAYANA, A.Md.Kep SRI MAENI, A.Md,Kep DYAH SUMARMO, SST KOORDINATOR BIDAN DESA TIM AUDIT INTERNAL
3 SUBEKTI, A.Md.Keb SUPRIHATIN, AMF SITI NURUL HIDAYATI, S. Tr.Keb PELAKSANA PELAYANAN UKS PELAKSANA PELAYANAN KESORGA KOORDINATOR PELAYANAN PEMERIKSAAN MTBS YETI SOLIHAH, A.Md.Keb ENIK DWI HARTATI, A.Md.Keb HERI BUDIASIH, S.Tr.Keb PELAKSANA PELAYANAN PKPR PELAKSANA PELAYANAN UKK KOORDINATOR PELAYANAN PEMERIKSAAN LANSIA K EKSI YULIATIN, A.Md.Keb NUR IDAYANI, A.Md.Keb DWI RAHAYU, A.Md.Keb A PELAKSANA PELAYANAN LANSIA PELAKSANA PELAYANAN INDERA KOORDINATOR PELAYANAN PEMERIKSAAN ANAK DWI RAHAYU, A.Md.Keb TUTIK SUGIYARTI, A.Md.Keb dr. PUTUT HIMAWAN PELAKSANA PELAYANAN GIZI KOORDINATOR PELAYANAN PERSALINAN EMA YUNIARTI, AMG WINDARTI, A.Md.Keb PELAKSANA PELAYANAN KESLING KOORDINATOR PELAYANAN KEFARMASIAN EDY YUSUF, SKM RIJANTI WALDJINAH, AMF KOORDINATOR PELAYANAN P2P KOORDINATOR PELAYANAN LABORATORIUM DHANY RATNA DEWI, AMK ERNAWATI, A.Md PELAKSANA PELAYANAN P2 TB KOORDINATOR PENDAFTARAN DHANY RATNA DEWI, AMK HANI PRASTIKANINGSIH, A.Md.RIMK PELAKSANA PELAYANAN P2 HIV/IADS KOORDINATOR REKAM MEDIK DHANY RATNA DEWI, AMK HANI PRASTIKANINGSIH, A.Md.RMIK PELAKSANA PELAYANAN P2 ISPA SUHARMI, A.Md.Keb PELAKSANA PELAYANAN P2 DIARE
5 SITI NURUL HIDAYATI, S. Tr.Keb drg. SUMARNI BIDAN DESA TIM MANAJEMEN RISIKO AGUS HERY PURWANTO, AMK KOORDINATOR JEJARING PUSKESMAS TIM KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA ELLY ANDRIASTUTI, A.Md.Keb NUR IDAYANI, A.Md.Keb
3 SUHARMI, A.Md.Keb PELAKSANA PELAYANAN P2 DBD BAGUS INDRAYANA, A.Md.Kep PELAKSANA PELAYANAN P2 MALARIA DHANY RATNA DEWI, AMK PELAKSANA PELAYANAN P2 FILARIA & KECACINGAN BAGUS INDRAYANA, A.Md.Kep PELAKSANA PELAYANAN P2 KUSTA DHANY RATNA DEWI, AMK PELAKSANA PELAYANAN P2 RABIES/ZOONOSIS BAGUS INDRAYANA, A.Md.Kep PELAKSANA PELAYANAN P2 IMUNISASI TITIK RAHAYU, A.Md.Keb PELAYANAN P2 PTM ENDANG KUNCOROWATI, A. Md.Keb PELAKSANA PELAYANAN P2 PTM ENDANG KUNCOROWATI, A.Md.Keb PELAKSANA PELAYANAN KESWA TUTIK SUGIYARTI, A.Md.Keb KOORDINATOR PELAYANAN PERKESMAS ERNAWATI NUR A, A.md,Kep
6 KEPALA PUSKESMAS SAMBI KABUPATEN BOYOLALI, dr.DWI ASTUTI DIAN ANDARWATI, M.Gz Pembina NIP.19791030 200501 2 012
3
7
38 Lampiran 2. Ruang Farmasi
39 Lampiran 3. Orientasi Kegiatan PKL Lampiran 4. Kegiatan Apel Pagi
40 Lampiran 5. Simpus Lampiran 6. Penyiapan Obat dan Penulisan Etiket