The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku The Happiness Management adalah sebuah buku panduan sederhana tentang pencarian kebahagiaan yang hilang dari pandangan imu manajemen dan spiritual.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Indonesia Sani, 2019-04-08 21:28:44

Buku The Happiness Management 2019 March

Buku The Happiness Management adalah sebuah buku panduan sederhana tentang pencarian kebahagiaan yang hilang dari pandangan imu manajemen dan spiritual.

Keywords: manajemen kebahagiaan,Buku Manajemen Kebahagiaan,Happiness Management Book,Buku Manajemen Asrul Sani Abu

101

Acara Penyerahan Sertifikat Kelulusan "English Course"
Guru saya yang sudah tua namun baik hati bernama Lynette dari
Inggris dan satu lagi yang adalah Mr. George dari USA yang
selalu murah senyum.

102

Mereka adalah orang-orang baik yang dikirimkan Tuhan
kepadaku...
Lynette dan George mengajar dengan murah senyum....
Waktu itu setahu saya umumnya guru-guru di Indonesia masih
mengajar "tanpa senyuman". Walaupun tentunya banyak juga
guru saya yang selalu berbaik hati kepadaku seperti Ibu Farida
dan pak Hamka. Ibu Farida adalah sosok guru yang tegas
namun jika menatap saya, beliau menatap dengan penuh
kelembutan padahal beliau berbeda agama denganku.
Sedangkan bapak Hamka adalah sosok guru yang terkenal teguh
dalam pendiriannya namun murah senyum. Beliau memegang
teguh nilai-nilai Islami yang memberi rahmat dan kebaikan bagi
seluruh alam.
Untuk mengisi waktu senggang, saya juga ikut bergabung
dengan organisasi kemahasiswaan yang bernama Indonesia
Australia Student Association (Persatuan Pelajar Indonesia
Australia – PPIA) dan sempat diangkat oleh para sahabat
memperoleh amanah menjadi wakil ketua di organisasi tersebut.
Di Australia, saya dipertemukan dengan seorang yang baik hati
yaitu Eldin Asman...orang ini adalah sosok "pahlawan"
bagiku....

103

Sampai saat ini, saya masih mengingat kebaikannya dengan
tulus pernah mengantar sekardus Indomie untukku yang sangat
berguna selama 1 bulan untuk bertahan hidup di perantauan...
Di Australia, saya menyelesaikan kursus saya, namun gagal
menggapai gelar sarjana Bachelor of Commerce di University of
Western Sydney Hawkesbury.
Semasa menimba ilmu di Richmond, rasa rindu mendengar azan
semakin hari semakin terasa.
Bisa dibayangkan, dulunya setiap hari mendengar azan di
Indonesia dan hampir 2 tahun tidak pernah mendengar azan di
Australia.
Saya merasa ada sesuatu yang hilang, lalu saya berusaha
mencarinya dan kembali ke tanah air tercinta.

104

Pulang ke Tanah Air

Saya terpaksa pulang ke Indonesia dengan perasaan bersalah
bercampur sedih dan malu kepada orang tua karena tidak
sanggup membanggakan orang tua dengan memberikan gelar
sarjana yang telah lama mereka impikan.
Beberapa bulan lamanya saya menganggur dan menyendiri di
kampung halaman...
Bingung harus berbuat apa...
Namun pada suatu hari di kampung, saya termotivasi saat
melihat ibu saya yang seperti kurang merasakan kebahagiaan
karena melihat anak kebanggaannya telah gagal....
Akhirnya saya bertekad untuk bangkit dan tetap berusaha
memenuhi harapan orang tua yang menginginkan anak tertuanya
memperoleh sarjana.
Maka dengan perasaan yang bercampur aduk namun dengan
tekad yang bulat, saya kembali merantau ke Ibukota Jakarta
yang terkenal dengan kehidupan yang "keras" untuk mengambil
jurusan Manajemen pada Universitas Trisakti dan Alhamdulillah
akhirnya berkat izin Allah, saya bisa memberikan kebanggaan
pada orang tua hingga pendidikan Master.

105

106

Perjalanan merantau sendiri saat di Jakarta saya mulai dari
Tebet, lalu tinggal sekaligus kost di rumah saudara sepupu di
Pasar Minggu selama setahun, dan mengontrak rumah di Buaran
Jakarta Timur lalu menyewakan kamar-kamarnya, membeli
rumah pertama di Cileduk Indah atas bantuan seorang kerabat
dan keluarga, lalu menjual rumah yang di Cileduk karena banjir
hingga mencicil rumah Metro Permata Karang Tengah hingga
sekarang menetap di BSD City Serpong Tangerang Selatan,
semua atas rahmat Allah dan orang tua.
Saat tinggal di rumah saudara sepupu yang tinggal di Pasar
Minggu. Dalam diri beliau saya belajar tentang kehidupan
seorang PNS dan kesabarannya dalam membina rumah tangga.
Di Jakarta saya banyak pula dibantu oleh seorang sahabat yang
berasal dari suku Betawi Makassar yang bernama Rusli.
Beliaulah yang menemani saya kemanapun saya ingin pergi...
Bahkan sampai menemani untuk naik Metro Mini yang sempat
membuatku hampir terjatuh di jalan Thamrin karena Bis ini
hanya memikirkan setoran tanpa memikirkan kenyamanan orang
lain.

107

Rusli adalah sosok sahabat yang sabar dan selalu mensupport
seorang sahabatnya, untuk itulah mungkin dia mengambil
jurusan Psikologi karena minatnya terhadap kemanusiaan.

108

Masa Dewasa

Menikah

14 Mei tahun 2000 saya menikah di masjid Al Markaz Al Islam
di Makassar. Hati saya terpaut dengan seorang mahasiswi
Universitas Indonesia yang berasal dari tanah Sunda Banten.
Saya takjub saat pertama kali bertemu dengannya sambil
memegang buku. Semakin takjub dengan parasnya yang cantik
dan berkulit putih serta rajin beribadah. Semakin sayang ketika
semakin sering komunikasi dan sering membantu. Sosoknya
yang murah senyum, cantik dan baik hati memudahkan saya
untuk melamarnya di kompleks Kehakiman Tangerang.
Tanggal 24 Agustus 2001, kami dianugrahi seorang anak lelaki
oleh Allah SWT. Saya memberinya nama Zayyan Amadis yang
berarti anak yang baik dicintai oleh Allah. Sang istri sebelum
mengetahui hamil mendapatkan pertanda bermimpi diberikan
seorang anak didepan Kabah. Lalu saya langsung mengajaknya
untuk ke dokter di Kebon Jeruk. Alhasil dari pemeriksaan USG
sang dokter, istri ternyata hamil. Alhamdulillah...

109

Bekerja dan Berusaha

Saat menikah sebenarnya saya belum memiliki pekerjaan yang
bergaji cukup sama sekali dan hanya menjadi salesman di
sebuah perusahaan asuransi di Zurich Kuningan. Sebelumnya
saya memang pernah juga menjadi Telemarketing di sebuah
gedung jalan HR Rasuna Said. Tapi komisinya tidak saya ambil
karena satu lain hal.
Saya sering ikut membantu dan menemani bapak Abubakar
Amigo seorang warga Negara Singapore yang menjadi “general
manager” di hotel Sahid. Saya belajar banyak dengan beliau,
cara dan berperilaku serta bagaimana bersikap dengan baik.
Beliau adalah orang yang sering ibadah zikir dan bersedekah.
Ketika bekerja di asuransi saya banyak mendapatkan pelajaran
"penolakan" dan "dicuekin" dan sempat merasa terhina jika
harus meminta tolong agar orang lain harus membeli produk
kami.
Pelajaran paling berharga yang diberikan pimpinan kami adalah
beliau memberitahukan agar kami membaca buku hebat ini yang
berjudul “Rich Dad poor Dad”.
Dan hebatnya buku ini adalah karena dengan membaca buku ini
pikiran saya berubah total setelah membaca buku hebat ini.

110

Maka saya bertekad bersama istri tercinta, mencoba berbisnis
dan berusaha mengembangkan usaha dengan berjualan
stationery di depan Alfamart Cileduk. Namun karena ilmu
sedikit, mental kecil dan hanya berjualan stationery dengan
sebuah etalase kaca kecil yang diletakkan didepan Alfamart,
maka usaha kami ini terpaksa gulung tikar. Harga sewa lapak
didepan alfa mart waktu itu hanya Rp. 300.000 per bulannya
namun saat itu menurut kami itu juga sudah berat.
Kegagalan ini tidak membuat kami patah semangat, kami lalu
mencoba lagi membuka sebuah toko yang kami beri nama
Metro Collection di Karang Tengah. Usaha ini menjual pakaian
muslim dan muslimah yang kami beli dari Tanah Abang.
Alhamdulillah toko ini menunjukkan omset yang besar saat
ramadhan.
Jika ingin membeli pakaian ke Tanah Abang biasanya kami
mulai ke Tanah Abang setelah shalat subuh sehingga kami bisa
tiba di waktu awal. Saat itu, Tanah Abang tidak seperti sekarang
yang sudah banyak eskalatornya, jadi saat itu kami lebih banyak
naik dan turun tangga. Saat istri mulai hamil anak pertama kami
dan merasa kelelahan jika harus melanjutkan usaha pakaian ini,
maka usaha inipun terpaksa kami tutup...

111

Lalu kami mulai membuka berbagai macam usaha seperti jualan
pulsa yang kami beri nama Sydney Cell, laundry, dan wartel....
Penjualan kami untuk usaha pulsa lumayan besar yaitu sekitar
10 juta per bulan, namun ternyata pemasukan yang cukup besar
ini hanyalah "fatamorgana" dalam dunia bisnis yang bisa saja
membuat kita terlena... Omset yang besar belum tentu
memberikan keuntungan yang cukup buat kita untuk
melanjutkan kehidupan.
Pernah juga kami membuka institusi pendidikan dan terapi
bernama Amadis Centre...yang mengkhususkan diri
memberikan terapi dan pendidikan untuk anak berkebutuhan
khusus. Usaha terapi dan pendidikan ini kami jalankan sambil
tentuya tetap melanjutkan usaha keluarga di bidang Car Rental.
Sewaktu usaha pertama kami yang dijalankan dari sebuah rumah
kontrakan di komplek Keuangan Karang Tengah Ciledug
kelihatan maju dan berkembang dengan pesat, kami pun tergoda
pindah dari usaha rumahan dan berkantor di sebuah Ruko di
Metro Permata Tangerang.

Saat itu orang yang bekerja pada kami mencapai belasan orang,
dan pelangganpun mulai banyak. Kamipun semakin senang

112

dalam berusaha. Namun sayang terjadilah Krisis Moneter yang
menghantam dunia dan Indonesia. Banyak perusahaan-
perusahaan yang bangkrut dan salah satunya usaha
kami...dengan sangat terpaksa kami tutup karena tidak mampu
membayar biaya sewa ruko yang naik setiap tahunnya.

113

Usaha yang kami rintis di bidang terapi dan pendidikanpun
terpaksa gulung tikar dan merumahkan orang-orang yang telah
bekerja pada kami....saat itu...perasaan terasa amat sakit, saat
melihat usaha kami yang kami bangun setiap harinya....harus

114

bangkrut sia-sia....dan untuk melanjutkan usaha di daerah
tersebut sepertinya akan sulit berkembang lagi. Sayapun berpikir
untuk mencari sebuah tempat yang lebih layak dalam
meningkatkan taraf hidup kami...sebuah tempat yang lebih
tertata baik dalam manajemennya.
Mengingat tempat tinggal yang lama di Ciledug sering banjir
dan terkenal dengan kondisi jalannya yang sangat macet dan
parah. Ini membuat semakin diri kami stress dan membuat
kepala saya sering “migraine”.
Namun ini sebenarnya ada hikmahnya saat kami tinggal di
Ciledug yaitu sebuah pelajaran besar tentang arti sebuah
kesabaran di dalam menikmati perjalanan kemacetan dan
semrawut luar biasa dari Ciledug ke Jakarta...setiap hari!.
Hingga pada suatu hari saya merasa bosan dengan kehidupan
kami yang serba repot dan semrawut. Dalam keadaan terjepit
dan kepepet oleh permasalahan kehidupan keluarga baru.

Hijrah Bersama
Akhirnya, keputusan bulat telah dibuat.
Sayapun memboyong istri dan anak kami yang baru lulus TK
dan satu lagi masih bayi berusia 6 bulan untuk pindah ke BSD

115

City.
Bermodalkan dengan tekad dan semangat baru untuk memulai
usaha yang dimulai dari garasi di rumah kami.
Demi melanjutkan kehidupan yang baru. Sebuah kehidupan baru
yang benar-benar dimulai dari nol bahkan ATMnyapun dimulai
dari angka nol.
BSD City adalah kota penyelamat kehidupan keluarga kecil
kami. Kota kecil ini bagaikan kota Madinah bagiku. Dimana
dari kota yang tadinya semrawut ke kota yang indah, nyaman
dan lebih mendamaikan hati ini.

116

Kota ini benar-benar damai, teratur dan teduh. Bisa dikatakan
Manajemen BSD City benar-benar memiliki konsep dan tujuan
yang jelas dalam membahagiakan seluruh pelanggannya.
BSD City adalah sebuah kota yang terkelola dengan sangat baik
dengan adanya begitu banyak fasilitas pendukung yang
memenuhi seluruh kebutuhan dan keinginan konsumennya dan
konsep ini sangat cocok bagi tujuan dan arah hidup saya dan
keluarga di masa depan.Kota ini cukup besar dengan luas 6000
hektar yang mengedepankan konsep yang penuh dengan pohon-
pohon yang rindang dan jalan-jalan yang luas serta tertata rapi.
Akhirnya dengan proses pemikiran dan perasaan yang matang...
Rumah yang lama dan mobil kecintaan kami terpaksa kami jual
untuk membangun sebuah tempat tinggal sekaligus usaha yang
baru dirintis di BSD City Serpong.

117

118

Sejalan dengan mulai membaiknya perekonomian di Indonesia,

sayapun kembali memulai dan mengembangkan usaha di bidang

Car Rental. Bisa dikatakan semuanya saya mulai dari nol

dengan sendirian dan terkadang dibantu dengan istri tercinta dan

juga anak-anakku yang saya cintai. Pekerjaan menjadi driver

yang mengantar mobil hingga mengantar klien dijalani dengan

senang hati. Menjadi petugas survey yang melakukan

survey, berbicara langsung dengan konsumen. Menjadi

Salesman sekaligus Marketing, Staff Admin, Akuntan yang

mengontrol keuangan dan mengurus pembukuan perusahaan,

Menjadi Resepsionis yang menerima tamu, menjadi tukang cuci

mobil yang menjaga kondisi mobil tetap layak pakai dan

sekaligus menjadi operator yang mengangkat telepon sendiri.

Semuanya saya lakukan sendiri. Demi sebuah tekad, impian dan

cita-cita...agar perusahaan ini bisa hidup dan berkembang sesuai

dengan cita-cita luhur kami. Satu hari nanti.

Karena semakin hari, pembantu semakin sulit dicari, kamipun

memutuskan untuk akhirnya tidak memiliki pembantu...dengan

berbagai alasan.

Jadi saya dan istripun sekaligus menjadi pembantu rumah

tangga yang bahu membahu menyapu, mengepel dan

119

menyetrika adalah bagian dari pekerjaan yang kami lakukan

sendiri demi menghemat biaya operasional usaha yang baru

kami bangun. Sesuatu yang dulunya dilakukan oleh resepsionis

dan karyawan serta pembantu kami, semuanya dengan ikhlas

dan senang hati saya kerjakan sendiri. Demi menafkahi keluarga

baru kami, sekaligus tetap berusaha membahagiakan keluarga

dan orang-orang yang saya sayangi.

Untuk merekalah saya berjuang agar mereka suatu hari merasa

bangga terhadap ayahnya. Semua dilakukan mulai dari awal

kembali untuk menghemat biaya operasional, karena perusahaan

baru saja didirikan dan saya memang belum mampu untuk

menggaji seorang pegawai bahkan untuk seorang driver untuk

mengantar dan menjemput kendaraan rental mobil.

Disela-sela kesibukan merintis usaha car rental, saya juga

menyempatkan diri untuk menjadi seorang salesman properti di

sebuah Agen Properti BSD City.

Disini saya sempatkan belajar sekaligus tentang BSD City yang

bagiku Bumi Serpong Damai adalah sebuah tempat yang baru,

yang belum saya kenal sama sekali...

120

Yang saya miliki saat itu hanyalah sebuah impian dan
harapan...untuk membangun kembali sebuah gedung kantor
yang dulunya saya bangun dan impikan.
Akhirnya dari banyaknya usaha yang saya coba lakukan, saya
melihat ada banyak orang yang selalu saja menghubungi saya
untuk dibantu dalam menyediakan kendaraan yang mereka
butuhkan. Bahkan pimpinan saya menjadi konsumen rental
mobil saya juga.
Yang pada akhirnya hal inilah yang menyadarkan saya, bahwa
bisa jadi tugas mulia yang diberikan Allah kepada saya adalah
menjadi penyedia jasa usaha rental mobil dan properti bagi
makhlukNya (konsumen).
Saya merasa ada ikatan emosional dengan kendaraan-kendaraan
atau usaha yang saya kelola. Seolah-olah mereka adalah
gembalaan saya atau ternak saya dan mereka seolah memiliki
"nyawa" yang hidup dan bergerak sesuai dengan jalanNya.
Ada banyak kejadian yang unik dengan mobil ini yang
terkadang sulit diterima logika. Mobil ini benar-benar "hidup"
yang terkoneksi dalam otak dan batin saya.
Di bidang Transportasi, saya berusaha mengembangkan usaha
penyewaan mobil yang sempat mati suri di kampung halaman.

121

Impian saya yang terdalam adalah saya sangat ingin
mengembangkan usaha saya menjadi lebih professional dan
dapat membantu memenuhi kebutuhan dan keinginan seluruh
lapisan masyarakat terutama di wilayah BSD City Serpong,
Jakarta dan sekitarnya.
Usaha yang tadinya dipegang keluarga besar kami, berusaha
saya buatkan strategi dan manajemen baru dengan nama baru
SANI RENTAL.
Lalu kemudian seiring berjalannya waktu, untuk memudahkan
saya untuk lebih berfokus pada pengembangan rental mobil,
kemudian dengan dibantu oleh keluarga mengusung brand
sendiri SANI.
Dalam bidang usaha lainnya, saya tetap membangun usaha
SANI Network yang bergerak dalam bidang usaha properti.
Mimpi saya adalah membangun sebuah Sani Land sebuah
jaringan usaha properti yang mulai bergerak dari rumah sendiri,
membangun usaha kamar sewa, ruang sewa dan segala hal
properti yang dapat disewakan dan dikembangkan sehingga
dapat membangun properti di surgaNya.

Selain mendirikan bidang usaha, saya dan kerabat juga sedang
membangun Yayasan Anak Mandiri dan Istimewa (Amadis

122

Foundation) yang bertujuan untuk membangun dan
memberdayakan potensi yang ada untuk kebaikan keluarga dan
masyarakat. Juga diharapkan dapat membangun sarana ibadah
seperti musholla, masjid dan sarana pendidikan gratis.
Program yayasan ini juga mendirikan Rumah Shodaqoh yang
membantu dan menyalurkan bantuan shodaqoh kepada kaum
miskin dan anak yatim yang kurang mampu.
Dalam bidang rohani, saya pernah diminta untuk membantu
mengisi materi di Masjid Baitul Hikmah BSD City untuk
berbagi (sharing) ilmu dan pengalaman tentang manajemen
kehidupan dan manajemen bisnis yang berdasarkan Al-Quran

123

dan Hadist Rasulullah SAW.
Beberapa hasil “sharing” dan pembelajaran saya buatkan “file”
khusus dan akhirnya Alhamdulillah dapat menjadi sebuah
kumpulan karya tulisan sendiri berupa buku-buku yang dapat
langsung dibaca melalui “digital book”.
Saya sangat berterima kasih atas segalanya. Semoga dapat
memberikan inspirasi dan manfaat untuk anda dan suatu hari
kita dapat bertemu...dengan suasana yang baik dan
mendamaikan hati.

124

Riwayat Singkat Penulis

Asrulsani Abu adalah anak pertama dari pasangan Abu Djaropi
dan Nurhayati Kadir. Lahir pada tanggal 08 Juli 1973. Di kota
Parepare, propinsi Sulawesi Selatan.

Pada tahun 1992 setelah menamatkan sekolah SMA Islam di
Athirah Makassar melanjutkan kuliah di University of Western
Sydney Hawkesbury Richmond New South Wales Australia. Di
Australia sempat mendapatkan amanah menjadi wakil ketua
Persatuan Pelajar Indonesia Austalia (PPIA-Hawkesbury). Pada
tahun 1994 melanjutkan kuliah di Universitas Trisakti Jakarta
pada fakultas ekonomi jurusan manajemen.

125

Setelah lulus kuliah menikah pada tahun 2000 dengan gadis
Sunda Banten bernama Nurul Khasanah dan dikaruniai sepasang
anak lelaki dan perempuan bernama Zayyan Amadis dan
Sydney A. Medina. Sempat bekerja sebagai tenaga pemasaran
PT Zurich di Kuningan Jakarta.

Tahun 2001 melanjutkan pendidikan Master di Universitas
Trisakti Jakarta dengan mengambil jurusan Manajemen
Pemasaran dan berhasil lulus memuaskan pada tahun 2003.

Tahun 2003 memulai usaha pendidikan Amadis Center di Ruko
Metro Permata Karang Tengah Ciledug Tangerang. Tahun 2007
menjadi tenaga pemasaran di PT. Mitra Graha Investama BSD
City Tangerang Selatan. Di tahun yang sama menjadi direktur
cabang PT. Corauleng Maega Putra.

Sempat pula mengikuti beberapa pelatihan/training pemasaran
dan “leadership” seperti TDW, ESQ Training & Leadership,
Top Coach Indonesia, dan The 7 Awareness Training hingga
menjadi asisten trainer.

126

Mengikuti beberapa organisasi seperti Persatuan Wirausaha
Muda Indonesia dan Asosiasi Usaha Muda Indonesia serta
Tangsel Club.

Beberapa kali diminta untuk menjadi pembicara dan narasumber
tentang bisnis, pemasaran dan Islam serta pernah menjadi
pembicara di Pusdiklat Kementerian Perindustrian dan
Perdagangan Depok Indonesia. Tahun 2015 bergabung dalam
grup perusahaan Gaido Group dan mendirikan PT. Sani Mobil
Indonesia.

Di tahun 2017 mendirikan perusahaan keluarga PT. Tjorauleng
Maega Berkah di bidang properti dan transportasi serta jasa
yang memulai debut Sani Group Indonesia.

Kegiatannya tetap menulis buku-buku yang inspiratif seperti
Manajemen Kebahagiaan atau “Happiness Management Book”
sebagai sarana mengikat ilmu dan sarana ibadah agar menggapai
ridha Allah SWT. Lalu membuat karya sastra dengan menulis
buku kumpulan puisi tentang perjalanan hati dan jiwa, menulis
buku autobiography serta tetap berbuat dan berbagi dalam
berbagai kegiatan.

127
Saat ini, menetap dan tinggal di BSD City Serpong Tangerang
Selatan, Banten. Indonesia.

----- *** -----

128


Click to View FlipBook Version